Anda di halaman 1dari 7

1.

Bedakan antara pengujian rincian saldo, pengujian pengendalian,dan pengujian


substantif transaksi untuk siklus penjualan dan pengumpulan piutang. Jelaskan
bagaimana pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi
berpengaruh terhdap pengujian rinci saldo?
Jawab :
Pengujian rincian saldo merupakan pengujian detail saldo yang tepat untuk piutang
usaha. Dimana di dalam pengujian rincian saldo itu ada suatu metodologi untuk
merancang pengujian rincian saldo tersebut. Metodologi tersebut terdiri dari tiga
tahap. Merancang dan melaksanakan Pengujian pengendalian daan substantif
transaksi tersebut merupakan tahap kedua dari metodologi ini. Jadi dapat disimpukan
pengujian pengendalian, dan pengujia substantif merupakan bagian dari pengujian
rincian saldo.
Hasil pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi punya pengaruh
signifikan terhadap sisa audit, terutama pengujian substantif atas rincian saldo. Bagian
yang paling dipengaruhi oleh pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan adalah saldo piutang usaha, kas,
beban piutang tak tertagih, penyisihan untuk piutang tak tertagih. Jika hasil pengujian
tak memuaskan, auditor melakukan pengujian substantif tambahan.. Pengaruh yang
paling signifikan dari hasil pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan adalah terhadap konfirmasi piutang
usaha.
2. Sebutkan lima prosedur analitis untuk siklus penjualan dan pengumpulan
piutang. Untuk setiap pengujian, jelaskan suatu kesalahan penyajian yang
mungkin dapat diidentifikasikan
Jawab :

Prosedur analitis Salah saji yang mungkin terjadi


Membandingkan presentasi laba kotor Lebih saji atau kurang saji penjualan dan
dengan tahun sebelumnya (sesuai lini piutang dagang
produk)
Membandingka penjualan bulanan (sesuai Lebih saji atau kurang saji penjualan dan
lini produk) piutang dagang
Membandingkan retur dan potongan Lebih saji atau kurang saji retur dan
penjualan sebagai presentasi dan potongan penjualan dan piutang dagang
penjualan kotor dengan angka tahun
sebelumnya (sesuai lini produk)
Membandingkan saldo pelanggan individu Salah saji pada piutang dagang dan akun
yang melebihi jumlah tertentu dengan laporan laba/rugi terkait
angka tahun sebelumnya
Membandingkan piutang tidak tertagih Piutang dagang yang tak tertagih yang
sebagai presentase dari penjualan kotor belum tersedia
dengan angka tahu sebelumnya

3. Sebutkan, delapan tujuan audit saldo piutang usaha. Untuk setiap tujuan,
sebutkan sebuah prosedur auditnya.
Jawab :
1) Piutang usaha ditambahkan dengan benar dan sama dengan file induk serta buku
besar umum (Kecocokan Saldo)
2) Perincian piutang dagang yang terjadi (Keberadaan).
3) Seluruh piutang dagang sudah dihitung (Kelengkapan).
4) Jumlah piutang dagang yang tepat (Akurasi).
5) Piutang dagang diklasifikasikan dengan benar (Klasifikasi).
6) Pisah batas waktu piutang dagang yang tepat (pisah batas)
7) Piutang dagang dinyatakan dalam nilai yang dapat direalisasikan (Nilai
Terealisasi)
8) Klien memiliki hak atas piutang dagang
4. Manakah dari delapan tujuan audit saldo piutang usaha yang sebagian dapat
dipenuhi dengan mengirim konfirmasi kepada konsumen?
Jawab :
- Piutang Dagang Dicatat Sesuai Keberadaannya, Konfirmasi atas saldo tagihan
pelanggan merupakan pengujian paling penting untuk menentukan keberadaan
piutang dagang yang dicatat. Ketika pelanggan tidak menanggapi konfirmasi,
maka auditor perlu memeriksa dokumen pendukung untuk mengecek
pengiriman barang , juga menguji bukti penerimaan kas selama masa
tenggat (subsequent)untuk mengetahui apakah pembayaran sudah dilakukan
- Akurasi Piutang Dagang, Konfirmasi rekening yang diambil dari neraca saldo
merupakan bentuk pengujian perincian saldo yang paling umum dilakukan
untuk mengetahui akurasi piutang dagang. Bila pelanggan tidak merespons
permintaan konfirmasi, auditor dapat melihat data pendukung untuk
memperoleh keyakinan atas keberadaan piutang tersebut.
5. Apakah tujuan memeriksa kebenaran penjumlahan menurun pada daftar
piutang usaha, menelusur nama konsumen individual dan jumlah rupiahnya ke
master file piutang, serta menelusur totalnya ke buku besar? Perlukah
menelusur setiap jumlah ke master file? Mengapa?
Jawab :
Auditor menguji kecocokan informasi dalam daftar piutang sebelum melakukan
pengujian lain untuk memastikan bahwa populasi yang akan diuji cocok dengan buku
besar dan master file piutang usaha. Kolom total dan kolom yanng dibagi meurut
umur piutang harus diuji kebenaran penjumlahan vertikalnya dan total pada daftar ini
harus dibandingkan dengan saldo di buku besar. Auditor harus menelusur suatu
sampel dari saldo individual ke dokumen pendukung seperti duplikat faktur penjualan
untuk memastikan kebenaran nama pembeli, jumlah saldo, dan kebenaran penentuan
umurnya.
6. Bedakan pengujian ketelitian jumlah bruto piutang dengan pengujian nilai
piutang bisa direalisasi
Jawab :
Akurasi nilai piutang dagang kotor dilakukan dengan mengkonfirmasi rekening yang
diambil dari neraca saldo,hal tersebut merupakan bentuk pengujian perincian saldo
yang paling umum dilakukan untuk mengetahui akurasi piutang dagang. Bila
pelanggan tidak merespons permintaan konfirmasi, auditor dapat melihat data
pendukung untuk memperoleh keyakinan atas keberadaan piutang tersebut. Auditor
melakukan pengujian debet dan kredit pada saldo pelanggan individu dengan
memeriksa dokumen pendukung untuk pengiriman dan penerimaan kas.

Sedangkan pengujian nilai realisasi dari piutang Nilai terealisasi piutang dagang sama
dengan jumlah total piutang dagang dikurangi dengan cadangan piutang tak tertagih.
Untuk menghitung cadangan, klien mengestimasi jumlah total piutang dagang yang
diperkirakan tidak dapat ditagih. Prediksi ini tentunya tidak dapat dilakukan secara
tepat, tetapi auditor perlu mengevaluasi apakah klien sudah menetapkan cadangannya
secara masuk kal dengan mempertimbangkan semua fakta. Untuk melakukan evaluasi
ini, auditor sering kali menyiapkan skedul audit yang menganalisis cadangan piutang
tak tertagih.
7. Bedakan konfirmasi positif dengan konfirmasi negatif, dan jelaskan dalam
situasi bagaimana masing2 konfirmasi digunakan. Mengapa kantor akuntan
publik kadang menggunakan kombinasi konfirmasi positif dan negatif pada
audit yang sama?
Jawab :
No Positif Negatif
1 Recipient diminta untuk Recipient diminta untuk membalas
membalas konfirmasi auditor jika konfirmasi auditor hanya jika saldo
saldo yang dikonfirmasi benar yang dikonfirmasi tidak benar
atau tidak benar
2 Lebih reliable daripada negatif Jika recipient tidak membalas terdapat
confirmation dua kemungkinan yaitu saldo yang
dikonfirmasi sudah benar atau
konfirmasi/balasan sudah sampai
Blanc confirmation; tipe
konfirmasi positif yang tidak
mencantumkan saldo yang
dikonfirmasi, tetapi
mengharapkan recipient yang
mengisi jumlah saldo tersebut
Invoice confirmation, tiap
konfirmasi positif untuk satu
invoice tertentu (bukan saldo
seluruh piutang)
Pada kondisi apa masing-masing perlu dilakukan :
Bentuk konfirmasi mana yang akan digunakan tergantung pada pertimbangan auditor.
Dalam mengambil keputusan, auditor harus mempertimbankan tingkat resiko deteksi
yang diterapkan serta komposisi saldo-saldo debitur. Bentuk positif digunakan apabila
risiko pengendalian tinggi atau saldo-saldo individual pelanggan berjumlah relative
besar. menyebutkan bahwa bentuk negative sebaiknya digunakan hanya apabila ketiga
kondisi berikut terpenuhi :
- Kombinasi antara risiko pengendalian (assesed control risk) dan risiko bawaan
(inherent risk) rendah.
- Sebagian besar saldo debitur berjumlah kecil .
- Recipien dari konfirmasi tampaknya akan memeriksa kebenaran saldo yang
dikonfirmasi
8. Dalam keadaan bagaimana dimungkinkan untuk mengirim konfirmasi piutang
usaha sebelum tanggal neraca?
Jawab :
Konfirmasi piutang dagang sebelum tanggal neraca diperbolehkan apabila apabila
risiko deteksi tinggi, konfirmasi dapat dilakukan satu atau dua bulan sebelum tanggal
neraca (harus diikuti pemeriksaan perubahan yang material).
9. Sebutkan faktor2 penting yang berpengaruh pada penentuan ukuran sampel
dalam konfirmasi piutang?
Jawab :
Dalam menentukan ukuran sampel yang akan diambil, auditor harus memperhatikan
faktor utama yang dapat mempengaruhi ukuran sampel,yaitu
1) Salah saji yang dapat diterima
2) Risiko yang tak terhindar (ukuran relative dari total piutang dagan, jumlah akun,
hasil pengujian tahun sebelumnya, dan ekspektasi salah saji).
3) Risiko pengendalian
4) Risiko deteksi yang diperoleh dari pengujian substantive lainnya (perluasandan
hasil dari pengujian substantive atas transaksi, prosedur analitis dan pengujan
detail)
5) Tipe konfirmasi (konfirmasi negative biasanya membutuhkan sampel lebih
banyak)
Dalam pemilihan sampel yang akan dikonfirmasi, auditor sebaiknya lebih
menekankan pada piutang yang memiliki saldo lebih besar dan lebih lama karena
kemungkinan memiliki salah saji yang material.
10. Jelaskan apa yang dimaksud dengan prosedur alternatif dalam konfirmasi atas
piutang usaha dan jelaskan apa tujuan nya. Prosedur mana yang lebih bisa
dipercaya? Jelaskan
Jawab :
Prosedur alternative adalah apabila surat konfirmasi yang dikirim tidak mendapatkan
jawaban dari responden, maka harus dilakukan prosedur alternatif seagai ganti
prosedur konfirmasi.
Tujuan prosedur alternative untuk memperoleh bukti yang diperlukan guna
mengurangi risiko audit ke tingkat yang cukup rendah.

11. Mengapa analisis selisih penting artinya dalam konfirmasi piutang, meskipun
jumlah kesalahan penyajian dalam sampel tidak material?
Jawab :
Karena setiap salah saji harus harus dianalisis untuk menentukan apakah hal ini
konsisten atau tidak konsisten dengan tingkat yang ditetapkan dalam resiko
pengendalian. Jika terdapat jumlah salah saji yang signifikan dan tidak konsisten
dengan evaluasi resiko pengendalian, maka perlu dilakukan revisi terhadap evaluasi
dan mempertimbangkan dampak revsisi tersebut terhadap audit. Auditor pada
perusahaan publik harus juga mempertimbangkan implikasi dari audit pengendalian
internal atas pelaporan keuangan.
Selain itu, perlu dipastikan bahwa sampel yang diambil dapat mewakili populasi
dengan benar. Meskipun jumlah salah saji dalam sampel tidak signifikan dalam
mempengaruhi laporan keuangan, auditor perlu mempertimbangkan jika salah saji itu
menjadi material dalam populasi. Generalisasi hasil sampel ke populasi dapat
dialakukan melalui teknik pengambilan sampel sacara statistik atau non statistik.
Auditor harus selalu mengevaluasi kondisi kualitatif dan salah saji yang ditemukan
dalam sampel, tampa memperhatikan nominal salah saji populasi yang diestimasi.
Bahkan, jika salah saji yang diestimasi lebih kecil dari salah saji yang dapat diterima
untuk piutang dagang, salah saji yang ditemukan dalam sampel bisa saja merupakan
gejala dari masalah yang lebih serius.
12. Sebutkan tiga tipe perbedaan yang mungkin dijumpai dalam konfirmaasi
piutang yang tidak merupakan kesalahan penyajian. Untuk setiap tipe
perbedaan, sebutkan sebuah prosedur audit untuk memeriksa perbedaan
tersebut.
Jawab :
Pembayaran yang dilakukan Perbedaan biasanya terjadi ketika pelanggan sudah
melakukan pembayaran sebelum tanggal konfirmasi, tetapi klien belum menerima
pembyaran saat pencatatan sebelum tanggal konfirmasi. Hal ini perlu diselidiki
dengan saksama dengan seksama untuk mengetahui kemungkinan salah saji akibat
pisah batas penerimaan kas, penggelapan dengan mengguhkan pencatatan penerimaan
kas (lapping), atau pencurian kas.
Barang Belum diterima Perbedaan ini biasanya timbul karena klien mencatat
penjualan pada tanggal pengiriman dan pelanggan mencatat pembelian pada saat
barang diterima. Waktu ketika barang dalam masa pengiriman menyebabkan
perbedaan pelaporan tanggal penerimaan barang atau salah saji akibat pisah batas
pada catatan pelanggan.
Pengembalian Barang Kesalahan klien dalam mencatat memo kredit dapat terjadi
karena beda waktu atau kesalahan pencatatan retur dan cadangan penjualan. Sama
halnya dengan perbedaan lain, hal ini perlu diselidiki.
Prosedur audit yang digunakan untuk melakukan verifikasi terhadap setiap perbedaan
tersebut :
- Prosedur pengujian substantif dirancang untuk memperoleh bukti mengenai
kelengkapan, keakuratan dan keabsahan data-data yang dihasilkan oleh sistem
akuntansi serta ketepatan penerapan perlakuan akuntansi terhadap transaksi-
transaksi dan saldo-saldo.
- Prosedur analitik dalam Fase Perencanaan Audit Tujuan prosedur analitik dalam
perencanaan audit adalah untuk membantu dalam perencanaan sifat, saat, dan
lingkup prosedur audit yang akan digunakan untuk memperoleh bukti saldo akun
atau golongan transaksi tertentu.
- Prosedur Analitik dalam Fase Pengujian Substantif
Prosedur analitis dilakukan sebagai salah satu pengujian substansif untuk
menghimpun bahan bukti tentang asersi tettentu yang terkait dengan saldo
rekening.
13. Mengapa audit perlu mengkaji ulang retur penjualan yang terjadi sesudah
tanggal neraca. Tujuan audit manakah yang memenuhi prosedur ini?
Jawab :
Tujuan audit yang memenuhi adalah tujuan pisah batas. Hal ini perlu dikaji ulang
karena ada perbedaan perlakuan yang dapat dilakukan terhadap retur ini sehingga
nantinaya menyebabkan perbedaan penyajian. Ada beberaapa perusahaan yang
melaporkan retur penjualan yang terjadi sesudah neraca sebagai retur pada tahun ini
(barang yg diretur diperlakukan sbg persediaan th ini), ada juga retur yg dicatat pada
periode terjadinya retur dgn asumsi retur terjadi pada awal periode kurg lebih sama
dgn yg trjadi akhir periode. Dan ada juga beberapa perusahaaan yg membentuk
cadangan, seperti cadangan kerugian piutang yang disediakn utk retur yg diperkirakan
terjadi priode berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai