Pada pengujian rinci saldo, auditor lebih menekankan pada akun-akun neraca, konfirmasi
piutang usaha adalah pengujian rinci saldo piutang usaha yang paling penting. Ada dua asumsi
yaitu:
Prosedur audit yang dipilih dan ukuran sampelnya akan sangat tergantung pada apakah bukti
untuk suatu tujuan ditetapkan rendah, medium, atau tinggi.
Daftar umur piutang adalah suatu daftar yang berisi saldo-saldo setiap akun yang terdapat
dalam master file piutang usaha per tanggal neraca. Kolom total dan kolom-kolom yang dibagi
menurut umur piutang harus diuji kebenaran penjumlahan vertikalnya (footing) dan total pada
daftar dibandingkan dengan saldo di buku besar. Luas pengujian memeriksa kecocokan
tergantung pada jumlah akun debitur, seberapa banyak master file telah diuji dalam rangka
pelaksanaan pengujian pengendalian dan pengujian subtantif transaksi sebelum daftar tersebut
diserahkan kepada auditor.
Konfirmasi saldo piutang adalah pengujian rinci saldo terpenting untuk menentukan
keberadaan piutang usaha sebagaimana tercantum dalam pembukuan. Biasanya auditor tidak
memeriksa bukti pengiriman barang atau bukti penerimaan kas setelah tanggal neraca untuk
setiap akun yang dikonfirmasi.
Auditor mengalami kesulitan untuk menguji akun piutang yang dengan sengaja
dihilangkan dari daftar umur piutang dan hanya mengandalkan pada sifat keseimbangan yang
dimiliki oleh master file piutang. Apabila semua penjualan kepada seseorang pelanggan
dihilangkan dari jurnal penjualan, kurang saji piutang usaha hampir tidak mungkin terungkap
melalui pengujian rincian saldo. Cara terbaik untuk menemukan kurang saji penjualan dan
piutang usaha adalah dengan menguji substantive transaksi atas pengiriman barang yang tidak
dicatat dan dengan prosedur analitis.
Konfirmasi akun-akun piutang usaha yang dipilih dari daftar umur piutang adalah
penjualan rinci saldo yang paling sering dilakukan untuk menguji ketelitian piutang usaha.
Auditor melakukan pengujian dengan memeriksa pendebetan dan pengkreditan pada masing-
masing akun pelanggan individual dengan membandingkannya pada dokumen pendukung
pengirim barang dan penerimaan kas.
Auditor harus memeriksa apakah piutang wesel atau akun yang harus digolongkan sebagai
asset tidak lancar telah dipisahkan dari akun piutang usaha yang regular, demikian pula piutang
bersaldo kredit yang signifikan telah dikelompokan sebagai utang usaha. Untuk memenuhi
tujuan audit saldo tentang penggolongan, auditor harus memastikan bahwa klien telah
menggolongkan piutang dengan tepat, dan piutang usaha dipisahkan dari piutang lainnya.
Kesalahan penyajian pisah batas terjadi apabila transaksi tahun ini dicatat pada tahun
berikutnya atau sebaliknya. Tujuannya adalah untuk memeriksa apakah transaksi menjelang
akhir tahun buku telah dicatat pada periode yang tepat. Kesalahan penyajian pisah batas bisa
terjadi pada penjualan, retur, penjualan, dan penerimaan kas. Untuk menentukan kewajaran pisah
batas, auditor melakukan pendekatan sebagai berikut:
Standar akuntansi mensyaratkan retur penjualan bisa ditandingkan dengan penjualan yang
bersangkutan pada periode yang sama, apabila jumlahnya material. Apabila auditor percaya
bahwa klien memcatat semua penjualan retur dengan benar, pisah batas bisa dilakukan dengan
mudah dan langsung. Auditor dapat memeriksa suatu sampel bukti pendukung retur penjualan
yang terjadi beberapa minggu setelah berakhirnya tahun tahun buku untuk menentukan tanggal
penjualan yang berkaitan dengan retur tersebut.
Pengujian kesalahan penyajian pisah batas penerimaan kas mudah dilakukan dengan cara
menelusur penerimaan kas ke setoran kas ke bank yang Nampak dalam laporan bank pada
periode berikutnya. Auditor seringkali mengalami kesulitan dalam membedakan kesalahan
penyajian pisah batas karana adanya perbedaan waktu yang normal yang timbul dari pengiriman
barang dan penerimaan kas dalam perjalanan pada akhir tahun.
Nilai piutang yang bisa direalisasi sama dengan piutang bruto dikurangi dengan cadangan
keuangan piutang. Untuk mulai mereview cadangan kerugian piutang, auditor mereview hasil
pengujian pengendalian yang berkaitan dengan kebijakan pemberian kredit pada perusahaan
klien.
Pengujian atas keempat tujuan penyajian dan pengungkapan biasanya dilakukan sebagai bagian
dari tahap penyelesaian audit. Namun demikian, sejumlah penyajian dan pengungkapan sering
dilakukan dengan pengujian untuk memenuhi tujuan audit saldo.