Didukung
Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower II Lantai 1, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53,
Jakarta Selatan 12190 | Telp (021) 515 0 515 ext. 8102, 8103
www.ticmi.co.id
i
Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016
Modul Hukum & Etika | Perilaku dan Etika WPPE
DAFTAR ISI
D.Profesionalisme ................................................................................................................. 4
D.1 Definisi Profesionalisme ................................................................................................... 4
D.2 Profesional dan Kewajiban Moralnya ................................................................................... 4
D.3 Ciri-ciri Profesional .......................................................................................................... 4
ii
Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016
Modul Hukum & Etika | Perilaku dan Etika WPPE
K.Pelanggaran Yang Dilakukan Perusahaan Efek dan Wakil Perusahaan Efek ........................ 12
K.1 Menurut PP No 45 Tahun 1995 ........................................................................................ 12
K.2 Menurut POJK Segmentasi (Pasal 23) ............................................................................... 13
iii
Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016
Modul Hukum & Etika | Perilaku dan Etika WPPE
Etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam menjalankan kehidupan
sebagai pengemban profesi. Etika profesi adalah cabang filsafat yang mempelajari penerapan prinsip-
prinsip moral dasar atau norma-norma etis umum pada bidang-bidang khusus (profesi) kehidupan
manusia.
Etika Profesi adalah konsep etika yang ditetapkan atau disepakati pada tatanan profesi atau lingkup kerja
tertentu, contoh: pers dan jurnalistik, engineering (rekayasa), science, medis/dokter, dan sebagainya.
Etika profesi Berkaitan dengan bidang pekerjaan yang telah dilakukan seseorang sehingga sangatlah
perlu untuk menjaga profesi dikalangan masyarakat atau terhadap konsumen (klien atau objek).
1
Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016
Modul Hukum & Etika | Perilaku dan Etika WPPE
C. KODE ETIK
C.1 Definisi
1. Mereka yang membentuk suatu profesi disatukan karena cita-cita dan nilai bersama selain
itu karena latar belakang pendidikan yang sama serta sama-sama memiliki keahlian.
Sehingga profesi menjadi suatu kelompok yang mempunyai kekuasaan tersendiri sehingga
2
Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016
Modul Hukum & Etika | Perilaku dan Etika WPPE
menjadi kalangan yang sukar ditembus, dengan kode etik maka segi negatif ini dapat
diimbangi.
2. Dalam kode etik ini biasanya mengatur hak-hak fundamental dan mempunyai peraturan-
peraturan mengenai tingkah laku atau perbuatan dalam melaksanakan profesinya.
3. Kode etik sendiri pertama kali dibuat dalam bidang kedokteran yang dinamakan Sumpah
Hippokrates. Hippokrates adalah dokter Yunani kuno yang digelari “bapak ilmu dokter”.
4. Kode etik dibuat untuk mengatur tingkah laku moral suatu kelompok tertentu dalam
masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan akan dipegang teguh oleh
kelompok tersebut.
5. Namun kode etik yang sudah ada, sewaktu-waktu harus dinilai kembali dan jika perlu direvisi
atau disesuaikan, terutama karena sekarang ini perubahan teknologi dan informasi demikian
pesatnya, sehingga kode etik yang ada tidak ketinggalan jaman lagi dan mampu
mengadaptasi permasalahan yang ada.
3
Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016
Modul Hukum & Etika | Perilaku dan Etika WPPE
D. Profesionalisme
E. Standar Kompetensi
1. Untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia yang bermutu, sesuai dengan kebutuhan dunia usaha
dan industri di era globalisasi ini, perlu adanya kerjasama antara dunia industri dengan lembaga
pendidikan dan pelatihan. Bentuk kerja sama tersebut dapat berupa pemberian data kualifikasi
kerja yang dibutuhkan oleh industri, pelaku usaha, sehingga lembaga pendidikan dan pelatihan
dapat menghasilkan lulusan yang memiliki kualifikasi yang dibutuhkan oleh industri. Kerja sama
tersebut dapat menghasilkan standar kebutuhan kualifikasi.
2. Standar kebutuhan kualifikasi SDM tersebut diwujudkan ke dalam standar kompetensi bidang
Indonesia untuk bekerja di manca negara. keahlian yang merupakan refleksi dari kompetensi yang
diharapkan dimiliki orang-orang atau seseorang yang akan bekerja di bidang tersebut. Selain itu
standar tersebut harus memiliki ekuivalen dan kesetaraan dengan standar-standar relevan yang
berlaku pada sektor industri di negara lain bahkan berlaku secara internasional sehingga akan
memudahkan tenaga-tenaga profesi.
4
Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016
Modul Hukum & Etika | Perilaku dan Etika WPPE
Standar kompetensi tidak berarti hanya kemampuan menyelesaikan suatu tugas, tetapi
dilandasi pula bagaimana serta mengapa tugas itu dikerjakan. Dengan kata lain standar
kompetensi meliputi faktor-faktor yang mendukung seperti pengetahuan dan kemampuan untuk
mengerjakan suatu tugas dalam kondisi normal di tempat kerja serta kemampuan mentransfer
dan menerapkan kemampuan dan pengetahuan pada situasi dan lingkungan yang berbeda.
Standar kompetensi merupakan rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang
untuk melakukan suatu tugas/pekerjaan yang dilandasi oleh ilmu pengetahuan,keterampilan,
dan sikap kerja sesuai dengan kriteria unjuk kerja yang dipersyaratkan.
Adapun TICMI memiliki standar kompetensi untuk Wakil Perantara Pedagang Efek
sebagai berikut:
a. Paham dan mampu melakukan transaksi perdagangan efek sesuai hukum dan etika yang
berlaku.
b. Paham mengenai potensi keuntungan dan risiko setiap jenis efek yang diperdagangkan dan
mampu menjelaskannya kepada nasabah secara efektif.
c. Paham mengenai dinamika pasar yang sedang terjadi dan dapat menjelaskannya secara
efektif kepada nasabah.
F.1 Definisi
1. Pasal 32 ayat (1) UUPM
Yang dapat melakukan kegiatan sebagai Wakil Penjamin Emisi Efek, Wakil Perantara
Pedagang Efek, atau Wakil Manajer Investasi hanya orang perseorangan yang telah
memperoleh izin dari Bapepam.
2. Pasal 33 UUPM
Orang perseorangan yang memiliki izin untuk bertindak sebagai Wakil Penjamin Emisi Efek
dapat bertindak sebagai Wakil Perantara Pedagang Efek.
3. Pasal 38 PP 45/1995 :
bahwa izin orang perseorangan sebagai Wakil Perusahaan Efek hanya dapat diberikan
kepada perseorangan yang memiliki keahlian sesuai dengan bidangnya yaitu bidang
penjaminan emisi, keperantara-pedagangan Efek, atau bidang analisa Efek dan pengelolaan
Portofolio Efek.
4. Pasal 39 ayat (1) huruf b PP 45/1995:
Permohonan untuk memperoleh izin sebagai Wakil Perusahaan Efek diajukan kepada
Bapepam disertai dengan dokumen sertifikat keahlian atau keterangan pengalaman kerja
5. Pasal 1 butir (4) POJK Perizinan
Wakil Penjamin Emisi Efek adalah orang perseorangan yang bertindak mewakili kepentingan
Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek.
5
Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016
Modul Hukum & Etika | Perilaku dan Etika WPPE
Setiap orang yang bekerja pada Perusahaan Efek harus memiliki izin WPE, kecuali Karyawan
yang melakukan kegiatan administrasi dan tata usaha tidak perlu memiliki izin perorangan
sebagai wakil PE
Persyaratan Kompetensi
1. Berpendidikan paling rendah pendidikan menengah;
2. Memiliki pengetahuan dan keahlian yang memadai di bidang Pasar Modal, dibuktikan
dengan memiliki sertifikat keahlian sebagai WPEE atau WPPE, yang diakui Otoritas Jasa
Keuangan dan diterbitkan oleh lembaga pendidikan khusus di bidang Pasar Modal
berdasarkan rekomendasi dari Komite Standar Keahlian; atau
Memiliki pengalaman kerja pada institusi pengawas Pasar Modal dan/atau organisasi yang
diberi kewenangan oleh Undang-Undang tentang Pasar Modal untuk mengatur dan/atau
mengawasi industri Pasar Modal dengan ketentuan:
1) paling kurang 2 (dua) tahun pada posisi manajerial; atau
2) paling kurang 5 (lima) tahun pada posisi pelaksana, dalam bidang tugas dan fungsi
yang terkait pengaturan dan/atau pengawasan industry Pasar Modal;
3. Bekerja pada lembaga jasa keuangan di Indonesia, bagi warga negara asing; dan
4. Tidak bekerja pada lebih dari satu Perusahaan Efek dan/atau lembaga jasa keuangan
lainnya.
Untuk mendapatkan izin perorangan tersebut dari OJK, yang bersangkutan harus dinyatakan
lulus terlebih dahulu dari ujian yang diselenggarakan oleh Lembaga yang ditunjuk oleh OJK
salah satunya ialah TICMI. Tanda kelulusan tersebut menjadi salah satu dasar penilaian atas
permohonan izin yang diajukan ke OJK.
Seseorang dapat memiliki izin perorangan WPE lebih dari satu izin. Setiap Perusahaan Efek
wajib melakukan pengawasan secara terus menerus terhadap semua Pihak yang bekerja atau
menjadi Wakil Perusahaan tersebut.
6
Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016
Modul Hukum & Etika | Perilaku dan Etika WPPE
Orang perseorangan yang memiliki izin sebagai Wakil Perusahaan Efek, wajib melaporkan
kepada OJK dalam waktu 14 (empat belas) hari terhitung sejak yang bersangkutan berhenti
bekerja atau pindah bekerja pada Perusahaan Efek lain.
1. (POJK Segmentasi) WPEE dan WPPE dilarang bekerja rangkap pada lebih dari satu
Perusahaan Efek dan/atau lembaga jasa keuangan lainnya.
Note: Larangan bekerja rangkap tidak berlaku bagi WPEE dan WPPE yang berkedudukan
sebagai anggota direksi dari Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek untuk
merangkap jabatan sebagai komisaris Bursa efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, atau
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian).
2. (V.E.1) WPPE dilarang melakukan:
1) transaksi untuk kepentingan Perusahaan Efek dimana ia bekerja yang tidak tercatatat
dalam pembukuan Perusahaan Efek tersebut; dan
2) transaksi atas nama nasabah tanpa atau tidak sesuai dengan perintah nasabahnya
3) baik secara langsung maupun tidak langsung, menerima bagian laba dari nasabah atas
suatu transaksi Efek.
G.1 Definisi
Pasal 1 angka (8) UUPM
Kustodian adalah Pihak yang memberikan jasa penitipan Efek dan harta lain berkaitan dengan
Efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga, dan hak-hak lainnya, menyelesaikan
transaksi Efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.
7
Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016
Modul Hukum & Etika | Perilaku dan Etika WPPE
8
Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016
Modul Hukum & Etika | Perilaku dan Etika WPPE
I.1 Pendahuluan
Dalam rangka memenuhi kebutuhan industri terhadap Wakil Perantara Pedagang Efek untuk satu
atau lebih fungsi pada Perusahaan Efek yang melaksanakan kegiatan usaha sebagai Perantara
Pedagang Efek khususnya pada fungsi pemasaran, maka OJK menetapkan Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan tentang Segmentasi Perizinan Wakil Perantara Pedagang Efek yaitu Peraturan OJK
No. 22/POJK.04/2016 tentang Segmentasi Perizinan Wakil Perantara Pedagang Efek (POJK
Segmentasi).
Dengan adanya POJK Segmentasi, maka izin sebagai WPPE dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu:
1) WPPE
2) WPPE Pemasaran
3) WPPE Pemasaran Terbatas
I.2 Definisi
1) WPPE adalah orang perseorangan yang bertindak mewakili kepentingan Perusahaan Efek
yang melakukan kegiatan usaha sebagai Perantara Pedagang Efek.
2) WPPE Pemasaran adalah orang perseorangan yang bertindak mewakili kepentingan
Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Perantara Pedagang Efek, yang
khusus melakukan fungsi pemasaran.
3) WPPE Pemasaran Terbatas adalah orang perseorangan yang bertindak mewakili
kepentingan Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Perantara Pedagang
Efek, yang khusus melakukan fungsi pemasaran secara terbatas.
9
Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016
Modul Hukum & Etika | Perilaku dan Etika WPPE
3 Ruang Lingkup Diatur dalam peraturan a. Melakukan penawaran Sama seperti Point
Bapepam Nomor V.D.3 kepada calon investor A-E WPPE
tentang Pengendalian atau masyarakat untuk Pemasaran
Internal Perusahaan menjadi nasabah
Efek Yang Melakukan Perusahaan Efek; Tidak termasuk
Kegiatan Usaha Sebagai b. menerapkan Prinsip Point F dan G
Perantara Pedagang Mengenal Nasabah;
Efek c. membuat kontrak
(dapat dilihat pada pembukaan rekening
modul Regulasi Efek reguler dengan
Perusahaan Efek) nasabah;
d. membuat kontrak
pembukaan rekening
Efek pembiayaan dengan
nasabah untuk nasabah
yang menerima fasilitas
pembiayaan;
e. membuat kontrak
pembukaan rekening
Efek lainnya dengan
nasabah;
f. menerima pesanan
dan/atau instruksi untuk
kepentingan nasabah;
dan
g. melakukan komunikasi
10
Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016
Modul Hukum & Etika | Perilaku dan Etika WPPE
dengan nasabah
termasuk
memberitahukan kepada
nasabah setelah
mendapatkan
pemberitahuan dari
fungsi teknologi
informasi dalam hal
sistem komunikasi daring
mengalami kelambatan
atau tidak berfungsi.
Agen Perantara Pedagang Efek (APPE) diatur dalam Peraturan OJK No. 24/POJK.04/2016.
APPE adalah Pihak yang mereferensikan calon nasabah kepada Perantara Pedagang Efek untuk
menjadi nasabah Perantara Pedagang Efek dengan mendapat komisi berdasarkan kontrak kerja
sama.
APPE Perserorangan:
1. Kegiatan sebagai APPE orang perseorangan dilakukan oleh orang perseorangan yang
memiliki izin sebagai WPEE, WPPE, WPPE Pemasaran, dan/atau WPPE Pemasaran Terbatas
2. Orang perseorangan yang memiliki izin sebagai WPEE, WPPE, WPPE Pemasaran, dan/atau
WPPE Pemasaran Terbatas dapat melakukan kegiatan sebagai APPE orang perseorangan
tanpa perlu terlebih dahulu mengajukan permohonan pendaftaran kepada OJK
3. Orang perseorangan yang memiliki izin sebagai WPEE, WPPE, WPPE Pemasaran, dan/atau
WPPE Pemasaran Terbatas dapat melakukan kegiatan sebagai APPE orang perseorangan,
apabila tidak bekerja pada Perusahaan Efek dan Pelaku Usaha Jasa Keuangan
Dalam melakukan kerja sama dengan Agen Perantara Pedagang Efek, Perantara Pedagang
Efek wajib:
1. memiliki kontrak kerja sama secara tertulis dengan Agen Perantara Pedagang Efek
2. bertanggung jawab atas perjanjian kerja sama antara Perantara Pedagang Efek dan
Agen Perantara Pedagang Efek
3. bertanggung jawab atas perilaku Agen Perantara Pedagang Efek orang perseorangan
4. meneliti pemenuhan persyaratan yang ditentukan dan proses uji tuntas terhadap calon
Agen Perantara Pedagang Efek
5. memastikan Agen Perantara Pedagang Efek kelembagaan memiliki pejabat yang
bertanggung jawab atas kegiatan Agen Perantara Pedagang Efek
11
Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016
Modul Hukum & Etika | Perilaku dan Etika WPPE
6. bertanggung jawab atas perbuatan dan tindakan Agen Perantara Pedagang Efek yang
termasuk dalam cakupan layanan Agen Perantara Pedagang Efek sesuai dengan yang
dicantumkan dalam perjanjian kerja sama
7. memantau dan mengawasi kegiatan Agen Perantara Pedagang Efek secara langsung,
baik secara berkala maupun insidentil.
Pasal 62
1. Sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 huruf (b), huruf (c), huruf (d), huruf (e),
huruf (f), atau huruf (g) dapat dikenakan dengan atau tanpa didahului pengenaan sanksi
peringatan tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 huruf (a).
2. Sanksi denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 huruf (b) dapat dikenakan secara
tersendiri atau bersama-sama dengan pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 61 huruf (c), huruf (d), huruf (e), huruf (f), atau huruf (g).
Pasal 63
Setiap Pihak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85, Pasal 86, dan Pasal 87 Undang-undang
Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang terlambat menyampaikan laporan sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bapepam, dikenakan sanksi administratif sebagai
berikut:
Perusahaan Efek dikenakan sanksi denda Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) atas setiap hari
keterlambatan penyampaian laporan dimaksud dengan ketentuan bahwa jumlah keseluruhan
denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah);
12
Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016
Modul Hukum & Etika | Perilaku dan Etika WPPE
Menurut Pasal 64
1. Sanksi denda, selain sanksi denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63, dapat
dikenakan pada Pihak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 paling banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) bagi orang perseorangan dan paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) bagi Pihak yang bukan orang perseorangan,
yang melanggar peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengenaan sanksi denda sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) ditetapkan oleh Bapepam.
Pasal 65
1. Sanksi denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 dan Pasal 64 dikenakan untuk setiap
pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.
2. Pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 dapat diumumkan
dalam media massa oleh Bapepam.
1. Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Otoritas Jasa
Keuangan berwenang mengenakan sanksi administratif terhadap setiap pihak
yangmelakukan pelanggaran ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini
termasuk pihak-pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut, berupa:
a. peringatan tertulis;
b. denda yaitu kewajiban untuk membayar sejumlah uang tertentu;
c. pembatasan kegiatan usaha;
d. pembekuan kegiatan usaha;
e. pencabutan izin usaha;
f. pembatalan persetujuan; dan
g. pembatalan pendaftaran.
2. Sanksi administratif dapat dikenakan dengan atau tanpa didahului pengenaan sanksi
administratif berupa peringatan tertulis.
3. Sanksi administratif berupa denda secara tersendiri atau bersama-sama dengan
pengenaan sanksi administratif
L.1 PT. Mitra Investdana Securindo dan PT. Bapindo Bumi Sekuritas
Bapepam mencermati adanya Pihak yang menjalankan kegiatan usaha sebagai Perusahaan Efek
tanpa memperoleh izin usaha dari Bapepam. Pelanggaran tersebut terjadi lebih disebabkan oleh
kurangnya kepatuhan Perusahaan Efek yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam untuk
memenuhi kewajibannya selaku Perusahaan Efek sesuai ketentuan yang berlaku, khususnya
kewajiban untuk mengetahui latar belakang dan tujuan investasi nasabah.
Hal ini terbukti dari hasil pemeriksaan Bapepam terhadap nasabah dari 2 Perusahaan Efek,
yakni:
1. PT Mitra Investdana Sekurindo, yang mempunyai nasabah PT Esa Dana Makmur; dan
2. PT Bapindo Bumi Sekuritas, yang mempunyai nasabah PT Kapita Arthamas Agung.
Kedua nasabah Perusahaan Efek tersebut, baik langsung maupun tidak langsung telah
melakukan kegiatan sebagai perusahaan efek.
Sehubungan dengan hal tersebut, serta guna mencegah peristiwa serupa di kemudian hari,
Bapepam sesuai dengan fungsi pembinaannya, selain memerintahkan PT Esa Dana Makmur dan
PT Kapita Arthamas Agung untuk menghentikan kegiatannya, juga mengenakan sanksi berupa
peringatan tertulis kepada PT Mitra Investdana Sekurindo dan PT Bapindo Bumi Sekuritas agar
mematuhi ketentuan di bidang Pasar Modal, khususnya yang berkaitan dengan kewajiban untuk
mengetahui latar belakang dan tujuan investasi nasabah.
13
Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016
Modul Hukum & Etika | Perilaku dan Etika WPPE
14
Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016
Modul Hukum & Etika | Perilaku dan Etika WPPE
Daftar Peraturan
NO. KETERANGAN
Undang-Undang No. 8
Tahun 1995 Pasar Modal
Peraturan Pemerintah
Nomor 45 Tahun 1995 Penyelenggaraan Kegiatan Di Bidang Pasar Modal
Perizinan WPPE
Perizinan Wakil Penjamin Emisi Efek Dan Wakil Perantara Pedagang Efek
POJK 27/POJK.04/2014 Dan Wakil Perantara Pedagang Efek.
Segmentasi WPPE
POJK 22/POJK.04/2016 Segmentasi Perizinan Wakil Perantara Pedagang Efek (POJK Segmentasi).
15
Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016