Didukung
Gedung Bursa Efek Indonesia , Tower II Lantai 1, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, 0
Materi Pelatihan WPPE | Edisi 1 – 2015
Jakarta Selatan 12190 | Telp (021) 5152318
www.ticmi.co.id
Modul WPEE | MPE
DAFTAR ISI
I. PERDAGANGAN EFEK
Mekanisme perdagangan efek di pasar modal, selain dilakukan melalui bursa efek,
dapat pula dilakukan di luar bursa efek (Over The Counter/OTC). Sampai dengan
saat ini, sebagian besar instrumen efek yang diperdagangkan di pasar modal dunia
pada umumnya dilakukan melalui mekanisme perdagangan dibursa efek. Dalam
mekanisme ini, bursa efek bertindak sebagai penyelenggara perdagangan efek
serta penyedia sarana sistem perdagangan (trading system) yang mempertemukan
antara penjual dan pembeli efek, serta penyedia prasarana lainnya seperti
perangkat peraturan agar perdagangan efek di bursa dapat berjalan secara teratur,
wajar dan efisien.
Bagi para pemodal yang ingin melakukan perdagangan efek di bursa, dapat
melaksanakannya melalui Perantara Pedagang Efek (Brokerage Firm) dengan
memberikan pesanan jual ataupun beli efek, yang kemudian pesanan tersebut
diteruskan oleh Perantara Pedagang Efek dalam bentuk order jual ataupun order
beli efek ke dalam sistem perdagangan bursa.
2) Oversubscribed
Kondisi dimana total Saham atau Surat utang yang dipesan oleh investor
melebihi jumlah total Saham atau Surat utang yang ditawarkan. Dalam
kondisi ini, terdapat kemungkinan investor mendapatkan Saham atau Surat
utang kurang dari jumlah yang dipesan, atau bahkan mungkin tidak
mendapatkan sama sekali.
Apabila jumlah Saham atau Surat utang yang didapat oleh investor kurang
dari jumlah yang dipesan, atau telah terjadi “oversubscribed”, maka
kelebihan dana investor akan dikembalikan (proses ini sering disebut dengan
“refund”).
Saham atau Surat utang tersebut kemudian didistribusikan kepada investor
melalui Penjamin Emisi dan Agen Penjual.
Proses perdagangan efek di pasar sekunder terjadi di Bursa Efek, dan dibahas
lebih rinci pada topik Sistem, Mekanisme dan Peraturan Perdagangan Efek di
Bursa Efek Indonesia.
Sistem perdagangan yang digunakan di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah Jakarta
Automated Trading System atau biasa disebut JATS yang pertama kali digunakan
sejak tanggal 22 Mei 1995, JATS memiliki fungsi Untuk mengotomasi perdagangan
efek secara real time berdasarkan time priority dan price priority atau biasa juga
disebut dengan continous auction atau lelang berkesinambungan selama waktu
perdagangan. Namun seiring perjalanan waktu untuk mendukung sekaligus
mengantisipasi perkembangan pasar modal Indonesia kedepanya, sejak 14 Mei
2012 Bursa Efek Indonesia telah melakukan pengembangan pada sistem
perdagangan di Bursa, dimana sebelumnya BEI mengunakan sistem perdagangan
JATS-NextG Versi 1.11 menjadi JATS-NextG versi 2.0, pengembangan ini memiliki
beberapa perbaikan dari sistem sebelumnya seperti beberapa fungsi perdagangan
ekuitas, password policy, order management, informasi pasar dan spesifikasi data
feed. Selanjutnya, sebelum mengetahui lebih dalam fungsi dan cara kerja sistem
perdagangan di Bursa Efek Indonesia , maka perlu mengetahui perbedaan antara
Dealer driven Market dan Order driven Market terlebih dahulu.
Pasar order driven adalah pasar dimana seluruh order dari pembeli dan penjual
ditampilkan, dengan rincian pada harga berapa mereka bersedia membeli atau
menjual suatu efek dan banyaknya efek yang bersedia mereka beli atau jual pada
harga tersebut. Jika seseorang memberikan order 1000 saham A pada harga Rp300
per lembar, order tersebut akan ditampilkan di pasar dan dapat dilihat oleh pihak-
pihak yang memiliki akses informasi tersebut.
Kelebihan sistem ini adalah transparansinya, seluruh order di pasar ditampilkan
beserta harga dimana orang bersedia beli atau jual. Kekurangan pasar order driven
adalah tidak adanya jaminan eksekusi order, sedangkan pada pasar dealer driven
terdapat jaminan tersebut. Contoh Bursa dunia yang mengunakan Order driven
Market seperti Bursa Efek Indonesia , New York Stock Exchange (NYSE), Hong
Kong Stock Exchange (HKSE).
Pasar dealer driven hanya menampilkan tawaran bid dan ask dari market maker,
atau dealer. Para market maker ini akan memberikan harga bid dan ask yang
bersedia mereka terima pada saat itu. Pada pasar ini order untuk 1000 lembar
saham A pada harga Rp300 tidak ditampilkan. Namun demikian, jika terdapat satu
market maker (dealer) untuk saham tersebut, dealer itu akan menampilkan bid
dan ask-nya. Kita dapat membeli dan menjual saham A pada harga-harga tersebut.
Perlu diingat bahwa bid dan ask akan terus berubah tergantung pada permintaan
dan penawaran di pasar.
Meskipun order individual tidak terlihat di pasar dealer driven, market maker akan
memenuhi order investor dari persediaannya sendiri atau mempertemukan
(match) dengan order yang lain. Kelebihan utama dari pasar jenis ini adalah
likuiditasnya karena para market maker diharuskan untuk memenuhi harga yang
di-quote, baik beli maupun jual. Kekurangan utamanya adalah, tidak seperti order
driven, pasar dealer driven tidak transparan. Contoh Penguna Dealer driven Market
adalah NASDAQ dan London Stock Exchange (LSE).
Gambar 2
Milestone Perkembangan Sistem Perdagangan Bursa Efek Indonesia
Tabel 1
Perbedaan JATS-NextG Versi 1.11 dengan JATS-NextG versi 2.0
Gambar 3
JATS-NextG versi 2.0
Agar terselenggaranya perdagangan yang teratur, wajar dan efisien, Bursa Efek
Indonesia memiliki beberapa sistem keamanan dan konfigurasi untuk JATS agar
selalu available untuk digunakan :
1. Bursa Efek Indonesia memliki 2 tempat yang disebut dengan Main site (utama)
dan DRC site (Disaster Recovery Site) yang bertujuan untuk memastikan bahwa
sistem perdagangan selalu siap digunakan.
2. DRC Site digunakan sebagai back-up dari Main site, server JATS yang berada
pada DRC selalu juga dipastikan siap digunakan apabila dibutuhkan.
3. Bursa Efek Indonesia dan juga pihak-pihak yang terkait dalam mekanisme
perdagangan efek di pasar modal mengunakan jaringan yang disebut dengan
Jaringan Terpadu Pasar Modal (JTPM). Jaringan Terpadu Pasar Modal atau JTPM
adalah jaringan yang ditujukan hanya untuk pihak tertentu yang terlibat dalam
mekanisme perdagangan efek di pasar modal (dedicated network).
4. JTPM juga dilindungi dengan high-end firewall dan sistem autentikasi sehingga
Bursa Efek Indonesia menjanjikan ketersediaan sistem perdagangan sebesar
99,91% setiap tahun-nya.
Gambar 4
Diagram Jaringan Terpadu Pasar Modal
Perdagangan di BEI didasarkan pada sistem order yang artinya investor harus
menghubungi perusahaan sekuritas, membuat perjanjian tertulis dan membuka
Rekening Efek atas namanya. Perusahaan sekuritas kemudian menjalankan order
yang diminta nasabah. Sebuah perusahaan sekuritas juga dapat melakukan
transaksi pembelian dan penjualan saham atas nama mereka sebagai bagian dari
portofolio perusahaan.
Bagi Investor
1. Sebelum melakukan transaksi, investor terlebih dahulu harus menjadi nasabah
perusahaan efek atau kantor broker (anggota bursa).
2. Untuk dapat melakukan perdagangan melalui BEI adalah perusahaan efek harus
melakukan pembukaan rekening. Investor dapat melakukan order jual atau beli
setelah investor disetujui menjadi nasabah di perusahaan efek yang
bersangkutan.
Kliring yang bersangkutan selambat -lambatnya pukul 13.30 WIB pada tanggal
penyelesaian yang ditetapkan dalam DHK.
4. Anggota kliring atau anggota bursa dengan posisi buy wajib menyerahkan uang
ke Rekening Serah Terima Anggota Kliring selambat-lambatnya pukul 12.15 WIB
pada tanggal penyelesaian yang ditetapkan dalam Daftar hasil kliring.
5. Dalam hal Anggota Kliring Gagal Bayar, maka KPEI berhak melakukan hal-hal
sebagai berikut yakni menjual Efek yang berada dalam Rekening Jaminan
Anggota Kliring dan memberikan konfirmasi kepada Anggota Kliring yang
bersangkutan mengenai hasil penjualan Efek dimaksud; selanjutnya dapat
mencairkan dan atau menjual Agunan yang di jaminkan Anggota Kliring yang
bersangkutan kepada KPEI. Dan juga carry forward atau offsetting
hak/kewajiban hari berikutnya, hal ini tercantum pada Peraturan KPEI No.2-5
poin 4.
6. Dalam hal Anggota Kliring Gagal serah, atau tidak dapat memenuhi sebagian
atau seluruh kewajiban, serah Efek Bersifat Ekuitas terkait pemenuhan
kewajiban Anggota Kliring kepada KPEI, Anggota Kliring wajib mengganti
kewajiban serah Efek Bersifat Ekuitas yang tidak dipenuhinya menjadi kewajiban
serah uang pengganti (Alternate cash settlement) kepada KPEI sebesar 125%
(seratus dua puluh lima persen) dari harga tertinggi atas Efek Bersifat Ekuitas
yang sama di pasar reguler dan negosiasi di hari penyelesaian saham tersebut
atau pada sesi I pasar reguler di hari penyelesaian saham tersebut.
Gambar 5
Jenis Efek di Bursa Efek Indonesia
1. Anggota Bursa Efek adalah Perusahaan Efek yang telah memperoleh izin
usaha dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam
dan LK) sebagai Perantara Pedagang Efek sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 1 angka 2 Undang Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal
(UUPM) dan telah memperoleh persetujuan Keanggotaan Bursa untuk
mempergunakan sistem dan atau sarana Bursa dalam rangka melakukan
kegiatan perdagangan Efek di Bursa sesuai dengan Peraturan Bursa.
2. Auto Rejection adalah penolakan secara otomatis oleh JATS terhadap
penawaran jual dan atau permintaan beli Efek Bersifat Ekuitas yang
dimasukkan ke JATS akibat dilampauinya batasan harga atau jumlah Efek
Bersifat Ekuitas yang ditetapkan oleh Bursa.
3. Bursa adalah PT Bursa Efek Indonesia.
4. Daftar Hasil Kliring (DHK) adalah dokumen elektronik hasil Kliring yang
diterbitkan oleh KPEI yang berisikan hak dan kewajiban setiap Anggota Bursa
Efek yang timbul dari Transaksi Bursa.
5. Daftar Transaksi Bursa (DTB) adalah dokumen elektronik yang berisikan
seluruh Transaksi Bursa yang dilakukan oleh setiap Anggota Bursa Efek pada
setiap Hari Bursa yang disediakan oleh Bursa untuk Anggota Bursa Efek dan
KPEI pada setiap akhir sesi perdagangan.
6. Efek Bersifat Ekuitas adalah saham atau Efek yang dapat ditukar dengan
saham atau Efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam Nomor IX.J.1 tentang
Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan Yang Melakukan Penawaran Umum
Efek Bersifat Ekuitas Dan Perusahaan Publik.
7. Fraksi Harga adalah satuan perubahan harga yang digunakan dalam
melakukan penawaran jual atau permintaan beli.
8. Harga adalah sejumlah nilai dalam mata uang rupiah yang terbentuk
berdasarkan perjumpaan penawaran jual dan permintaan beli Efek yang
dilakukan oleh Anggota Bursa Efek di Bursa.
9. Harga Pembukaan (Opening Price) adalah Harga yang terbentuk pada saat
sesi Pra-pembukaan.
10. Harga Penutupan (Closing Price) adalah Harga yang terbentuk pada saat sesi
Pra-penutupan.
11. Harga Previous adalah Harga Penutupan pada Hari Bursa sebelumnya.
12. Harga Teoritis Hasil Tindakan Korporasi adalah nilai yang dihitung dan
ditetapkan oleh Bursa berdasarkan rasio Tindakan Korporasi yang
ditetapkan oleh Perusahaan Tercatat dan digunakan sebagai pedoman harga
untuk proses tawar menawar pada awal perdagangan saham hasil Tindakan
Korporasi (periode ex) di Bursa.
13. Hari Bursa adalah hari diselenggarakannya perdagangan Efek di Bursa yaitu
hari Senin sampai dengan hari Jumat, kecuali hari tersebut merupakan hari
libur nasional atau dinyatakan sebagai hari libur Bursa oleh Bursa.
14. Identitas Tunggal Pemodal (Single Investor Identification/SID) adalah
identitas tunggal pemodal dari nasabah Anggota Bursa Efek yang diterbitkan
oleh KSEI bagi setiap pemodal nasabah perorangan atau kelembagaan
untuk dipergunakan dalam aktivitas perdagangan, kliring dan penyelesaian
transaksi Efek.
15. Information Technology Officer for Remote Trading (IT Officer RT) adalah
pegawai Anggota Bursa Efek yang ditunjuk oleh Anggota Bursa Efek atau
pegawai Mediator Remote Trading yang ditunjuk oleh Mediator Remote
Trading yang bertugas dan bertanggung jawab untuk memastikan kesiapan
dan kelancaran operasional Perangkat Remote Trading Anggota Bursa Efek.
16. Jakarta Automated Trading System (JATS) adalah sistem perdagangan Efek
yang berlaku di Bursa untuk perdagangan yang dilakukan secara otomasi
dengan menggunakan sarana komputer.
17. Jakarta Open Network Environment Client (JONEC) adalah sarana di Anggota
Bursa Efek yang terdiri dari perangkat lunak dan perangkat keras yang
digunakan oleh Anggota Bursa Efek untuk mengakses JATS melalui Jaringan
dan Terminal Remote Trading sesuai dengan Panduan Perdagangan Efek
Bersifat Ekuitas.
18. Jakarta Open Network Environment Server (JONES) adalah sarana di Bursa
yang terdiri dari perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan oleh
Bursa untuk meneruskan penawaran jual dan atau permintaan beli dari
Anggota Bursa Efek ke JATS sesuai dengan Panduan Perdagangan Efek
Bersifat Ekuitas.
19. Jaringan adalah sarana komunikasi data yang disediakan oleh pihak yang
ditunjuk oleh Bursa yang dipergunakan untuk menghubungkan Perangkat
Remote Trading Bursa dengan Perangkat Remote Trading Anggota Bursa
Efek.
20. Kliring adalah suatu proses penentuan hak dan kewajiban yang timbul dari
Transaksi Bursa sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam dan LK
Nomor III-A.10 Tentang Transaksi Efek.
21. Komite Perdagangan Efek adalah komite yang dibentuk dan anggotanya
ditunjuk oleh Bursa berdasarkan keahliannya, yang bertugas untuk
memberikan pendapat kepada Bursa baik diminta maupun tidak diminta
yang berkaitan dengan perdagangan Efek di Bursa.
22. Kondisi Darurat adalah suatu keadaan atau peristiwa yang terjadi di luar
kehendak dan atau kemampuan Bursa yang menyebabkan tidak dapat
dilangsungkannya perdagangan Efek di Bursa secara teratur, wajar dan
efisien.
23. KPEI adalah PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia.
24. KSEI adalah PT Kustodian Sentral Efek Indonesia.
25. Laporan Penyelesaian Kewajiban (LPK) adalah dokumen elektronik yang
diterbitkan oleh KPEI setiap Hari Bursa untuk Anggota Bursa Efek yang
memuat status pemenuhan hak dan kewajiban masing-masing Anggota
Bursa Efek.
26. Netting adalah kegiatan Kliring yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi
setiap Anggota Kliring untuk menyerahkan dan atau menerima saldo Efek
tertentu untuk setiap jenis Efek yang ditransaksikan dan untuk menerima
atau membayar sejumlah uang untuk seluruh Efek yang ditransaksikan
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor III-A.10
Tentang Transaksi Efek.
27. Panduan Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas adalah panduan yang ditetapkan
oleh Bursa yang menjelaskan tata cara dan mekanisme pelaksanaan
perdagangan Efek Bersifat Ekuitas.
28. Pasar Negosiasi adalah pasar dimana perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di
Bursa dilaksanakan berdasarkan tawar menawar langsung secara individual
dan tidak secara lelang yang berkesinambungan (Non Continuous Auction
Market) dan penyelesaiannya dapat dilakukan berdasarkan kesepakatan
Anggota Bursa Efek.
29. Pasar Reguler adalah pasar dimana perdagangan Efek di Bursa dilaksanakan
berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan
(Continuous Auction Market) oleh Anggota Bursa Efek dan penyelesaiannya
dilakukan pada Hari Bursa ke-3 setelah terjadinya Transaksi Bursa (T+3).
30. Pasar Reguler Tunai (Pasar Tunai) adalah pasar dimana perdagangan Efek
di Bursa dilaksanakan berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang
yang berkesinambungan (continuous auction market) oleh Anggota Bursa
Efek dan penyelesaiannya dilakukan pada Hari Bursa yang sama dengan
terjadinya Transaksi Bursa (T+0).
31. Pasca Penutupan (Post -Trading) adalah sesi akhir waktu perdagangan di
Pasar Reguler pada setiap Hari Bursa yang dapat digunakan oleh Anggota
Bursa Efek untuk memasukkan penawaran jual dan atau permintaan beli
suatu Efek Bersifat Ekuitas pada harga yang sama dengan Harga Penutupan.
32. Perangkat Remote Trading Anggota Bursa Efek adalah fasilitas perdagangan
Remote Trading di Anggota Bursa Efek yang terdiri dari firewall, router dan
JONEC.
33. Perangkat Remote Trading Bursa adalah fasilitas perdagangan Remote
Trading di Bursa yang terdiri dari firewall, router dan JONES.
34. Per-transaksi (trade for trade) adalah penentuan pemenuhan hak dan
kewajiban untuk setiap transaksi oleh Anggota Bursa Efek jual dan Anggota
Bursa Efek beli yang dilakukan secara langsung atas Efek yang
ditransaksikan.
35. Perusahaan Tercatat adalah Emiten atau Perusahaan Publik yang Efeknya
tercatat di Bursa.
36. Pra-pembukaan (Pre-opening) adalah sesi awal waktu perdagangan di Pasar
Reguler pada setiap Hari Bursa yang dapat digunakan oleh Anggota Bursa
Efek untuk memasukkan penawaran jual dan atau permintaan beli suatu
saham sehingga dimungkinkan terjadinya pembentukan Harga Pembukaan
atas saham tersebut berdasarkan harga terbaik dan volume terbanyak.
37. Pra-penutupan (Pre-closing) adalah sesi perdagangan di Pasar Reguler pada
setiap Hari Bursa yang dapat digunakan oleh Anggota Bursa Efek untuk
memasukkan penawaran jual dan atau permintaan beli suatu Efek Bersifat
Ekuitas sehingga dimungkinkan terjadinya pembentukan Harga Penutupan
atas Efek Bersifat Ekuitas tersebut berdasarkan harga terbaik dan volume
terbanyak.
38. Remote Trading adalah perdagangan Efek Bersifat Ekuitas yang
diselenggarakan oleh Bursa dengan menggunakan JATS, Perangkat Remote
Trading Bursa, Jaringan dan Perangkat Remote Trading Anggota Bursa Efek.
39. Tindakan Korporasi adalah tindakan Perusahaan Tercatat yang dapat
mempengaruhi harga dan atau jumlah saham Perusahaan Tercatat.
40. Trading-ID adalah bagian dari SID yang digunakan sebagai identitas nasabah
untuk melaksanakan perdagangan di Bursa.
41. Waktu JATS adalah waktu yang tertera pada JATS.
Gambar 6
Mekanisme Perdagangan Efek Di Bursa
Investor baru dapat melakukan transaksi jual beli apabila ketiga hal tersebut
telah selesai dibuka.
Anggota Bursa Efek yang menerima pesanan dari nasabahnya untuk melakukan
transaksi jual atau beli atas efek bersifat ekuitas yang tercatat di Bursa wajib
melaksanakan transaksi tersebut di Bursa melalui JATS, Anggota Bursa Efek
wajib melakukan verifikasi atas setiap pesanan yang diterima dari nasabahnya
guna mendukung pengendalian internal dan untuk mencegah terjadinya
perdagangan yang tidak wajar. Selanjutnya setiap instruksi dan penawaran jual
dan atau beli wajib tercatat dibagian fungsi pemasaran yang memuat hal - hal
berikut ini :
1. tanggal, waktu dan nomor urut pesanan
2. nomor rekening Efek nasabah
3. jenis pesanan (jual/beli)
4. jumlah pesanan
5. nama atau kode Efek
6. harga pesanan
7. batasan waktu (day order atau session order)
8. keterangan mengenai nasabah (status asing/lokal dan Trading-ID)
9. jenis pasar (Pasar Reguler, Pasar Tunai, dan Pasar Negosiasi)
Gambar 6
Proses Penyampaian Order ke JATS
Remote trading
Remote trading System adalah sistem perdagangan jarak jauh yang dapat
dilakukan oleh Anggota Bursa dari kantornya masing-masing dimana setiap order
langsung dikirim ke sistem perdagangan Bursa Efek (JATS) tanpa perlu
memasukkan order melalui lantai bursa. Order dapat dilakukan di mana saja
sepanjang terhubung dengan sistem perdagangan Bursa. Remote trading memiliki
beberapa manfaat bagi investor, antara lain proses transaksi menjadi lebih cepat,
konfirmasi menjadi lebih cepat, dan order dan instruksi investor di luar kota
maupun luar negeri dapat langsung dieksekusi ke sistem perdagangan Bursa via
broker.
Traditional Trading
Traditional trading adalah penyampaian pesanan beli dan/atau jual efek dari
nasabah ke Anggota Bursa melalui sarana baik telepon, faksimili, maupun jalur
komunikasi lainnya untuk kemudian dieksekusi oleh Dealer Anggota Bursa yang
berada di kantor dan diteruskan ke JATS. Dengan perkembangan teknologi saat
ini, maka penyampaian pesanan seperti ini menjadi terlihat ”tradisional”, namun
layanan seperti ini pada umumnya merupakan layanan ”Premium” yang disediakan
Anggota Bursa karena menggunakan jasa Broker untuk mengeksekusi pesanan
nasabah sesuai permintaan atau kebutuhan tertentu.
Online Trading
Online trading adalah sarana sistem perdagangan yang disediakan oleh sejumlah
Anggota Bursa bagi para nasabah-nasabahnya untuk dapat secara langsung
melakukan pesanan beli dan/atau jual efek. Dari Online trading tersebut pesanan
nasabah akan diteruskan oleh Anggota Bursa ke sistem perdagangan Bursa Efek.
Saat ini, belum semua Anggota Bursa memiliki sarana Online Trading. Namun,
untuk Remote trading semua Anggota Bursa telah memilikinya. Online trading
dilakukan menggunakan sistem yang ada di perusahaan efek Anggota Bursa yang
terhubung dengan sistem JATS di bursa, sehingga Anggota bursa dapat
"berkomunikasi" secara langsung dengan JATS di Bursa dari kantor masing-masing
Anggota Bursa.
Dengan Online trading ini, nasabah melalui jaringan internet dapat melakukan
pesanan dimanapun nasabah tersebut berada. Selain dapat melakukan pesanan
jual dan/atau beli efek, posisi efek serta dana yang dimilikinya pun dapat diketahui
secara langsung.
pesanan titip jual dan atau titip beli kepada AB lain palinglama 20 (dua
puluh) Hari Bursa dengan terlebih dahulu melaporkan ke Bursa mengenai:
1) adanya gangguan atau kerusakan tersebut.
2) AB yang akan menerima pesanan titip jual dan atau beli tersebut.
d. AB yang tidak melakukan aktivitas perdagangan Efek di Bursa atas
permintaan sendiri (voluntary suspension) dapat memberikan pesanan
titipan jual dan beli untuk kepentingan portofolio sendiri kepada AB lain.
e. AB hanya dapat menerima dan melaksanakan pesanan Transaksi Bursa
untuk kepentingan Komisaris, Direktur dan atau pegawai AB yang
bersangkutan, apabila AB tersebut telah memiliki prosedur operasi standar
tertulis tentang pelaksanaan pesanan Transaksi Bursa untuk kepentingan
Komisaris, Direktur dan atau pegawai AB yang sekurang-kurangnya
memuat hal-hal sebagai berikut:
1) kewajiban untuk membuka Rekening Efek;
2) prinsip mendahulukan kepentingan nasabah;
3) Transaksi Bursa yang dilakukan tidak bertentangan dengan peraturan
perundangan yang berlaku;
4) Transaksi Bursa tersebut diawasi langsung oleh Direktur/Pejabat
Pengawas melalui sistem pengawasan internal AB yang bersangkutan.
Pasar Reguler
Pasar reguler adalah pasar dimana perdagangan efek di bursa dilaksanakan
berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan
(continuous auction market ) oleh Anggota Bursa Efek melalui JATS yang
berlangsung pada dua sesi perdagangan dan penyelesaiannya dilakukan pada Hari
bursa ke-3 setelah terjadinya transaksi bursa (T+3).
Pasar Tunai
(Pasar Tunai) adalah pasar dimana perdagangan efek di Bursa dilaksanakan
berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan
(continuous auction market) oleh Anggota Bursa Efek melalui JATS yang
berlangsung hanya pada sesi pertama saja dari dua sesi perdagangan setiap
harinya yang berlangsung di Bursa Efek. Penyelesaiannya dilakukan pada hari
bursa yang sama dengan terjadinya transaksi bursa (T+0).
Pasar Negosiasi
Pasar Negosiasi adalah pasar dimana perdagangan saham di bursa dilaksanakan
menggunakan satuan lembar berdasarkan kesepakatan antara penjual dan pembeli
tanpa harus mengacu pada besaran fraksi harga. Penyelesaiannya dapat dilakukan
sesuai kesepakatan, atau T+0 khusus untuk hari bursa terakhir perdagangan
HMETD dan maksimal T+3 jika kedua belah pihak tidak menetapkan waktu
penyelesaian.
Perdagangan di Pasar Reguler, Pasar Tunai dan Pasar Negosiasi dilakukan selama
jam perdagangan pada setiap hari bursa dengan berpedoman pada waktu Jakarta
Automated Trading System (JATS).
Gambar 7
Segmen Pasar
Gambar 8
Mekanisme Penyelesaian Efek Di Bursa
Di Pasar Negosiasi
1. Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Negosiasi dilakukan melalui proses
tawar-menawar secara individual (negosiasi secara langsung) antar Anggota
Bursa Efek (AB) atau antar nasabah melalui satu AB atau antara nasabah dengan
AB yang selanjutnya hasil kesepakatan dari tawar-menawar tersebut diproses
melalui JATS
2. Hasil kesepakatan tawar-menawar yang terjadi dan mengikat menjadi Transaksi
Bursa saat dikonfirmasikan oleh AB yang menjadi lawan transaksi (counter
party)
3. Anggota Bursa Efek yang belum mempunyai lawan transaksi di Pasar Negosiasi
dapat menyampaikan informasi mengenai penawaran jual dan atau permintaan
beli Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Negosiasi melalui tampilan informasi
(advertising)
4. Anggota Bursa Efek yang memberikan informasi penawaran jual dan atau
permintaan beli melalui tampilan informasi dapat mengubah atau membatalkan
penawaran jual dan atau permintaan beli tersebut
5. Apabila Harga Transaksi Bursa di Pasar Negosiasi hasil kesepakatan berada di
luar batasan Auto Rejection yang ditetapkan di Pasar Reguler, maka Anggota
Bursa Efek yang bersangkutan harus melaporkan kepada Bursa alasan dan
tujuan dilakukannya transaksi dimaksud, dalam jangka waktu paling lambat hari
Bursa berikutnya, menggunakan kecuali untuk saham dengan Harga minimum
yang berlaku di Pasar Reguler dan Tunai yaitu sebesar Rp50 (lima puluh rupiah)
6. Transaksi yang terjadi di Pasar Negosiasi tidak mempengaruhi perubahan Indeks
Tabel I
Pasar Reguler dan Tunai
Tabel II
Pasar Negosiasi
Harga minimum Rp 1
Proses tawar menawar Kesepakatan
Settlement Kesepakatan
Mekanisme penyelesaian Trade for Trade
Sesi 09.00-16.15
Gambar 9
Jam dan Sesi Perdagangan
1. Sesi Pre-opening
Perdagangan di Pasar Reguler dimulai dengan sesi Pre-opening pada setiap
hari perdagangan. Dalam sesi tersebut dimasukkan order jual dan beli untuk
membentuk harga Pre-opening.
Waktu Aktivitas
08:45:00 - 08:55:00 Anggota bursa memasukkan order jual dan beli
JATS melakukan proses penetapan harga pre-
08:55:01 - 08:59:59
opening dan pengalokasian transaksi
Fraksi Harga
Fraksi Harga Merupakan satuan perubahan harga yang digunakan dalam
melakukan penawaran jual atau permintaan beli.
Gambar 9
Fraksi Harga
Gambar 10
Perubahan Fraksi Harga
2 Januari 2007 – 3 6 Januari 2014 – 29 2 Mei 2016 - Sekarang
Januari 2014 April 2016
Kelompok Harga
Fraksi Maks Fraksi Maks Fraksi Maks
Harga Perubahan Harga Perubahan Harga Perubahan
< Rp200 Rp1 Rp10 Rp1 Rp10
Rp1 Rp20
Rp200 - < Rp500 Rp5 Rp50 Rp2 Rp20
Rp500 - < Rp2.000 Rp10 Rp100 Rp5 Rp50
Rp5 Rp100
Rp2.000 - < Rp5.000 Rp25 Rp250 Rp10 Rp100
≥ Rp5.000 Rp50 Rp500 Rp25 Rp500 Rp25 Rp250
Dalam pelaksanaan perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler dan Pasar
Tunai, maka JATS akan melakukan Auto Rejection, apabila:
1) Volume penawaran jual atau permintaan beli Efek Bersifat Ekuitas lebih dari
50.000 (lima puluh ribu) lot atau 5% (lima perseratus) dari jumlah Efek
yang tercatat di Bursa (mana yang lebih kecil).
2) Acuan Harga yang digunakan untuk pembatasan harga penawaran tertinggi
atau terendah di Pasar Reguler dan Pasar Tunai atas saham yang
dimasukkan ke JATS sebagaimana dimaksud dalam ketentuan di atas
ditetapkan berdasarkan pada:
a. Harga Pembukaan di Pasar Reguler untuk perdagangan saham di Pasar
Reguler dan Pasar Tunai;
b. Harga Previous apabila Harga Pembukaan tidak terbentuk;
c. Harga Teoritis Hasil Tindakan Korporasi untuk saham Perusahaan
Tercatat yang melakukan Tindakan Korporasi; atau
d. Harga perdana untuk saham Perusahaan Tercatat yang pertama kali
e. diperdagangkan di Bursa
3) Penerapan Auto Rejection untuk perdagangan saham hasil Penawaran
Umum yang pertama kali diperdagangkan di Bursa (perdagangan perdana)
ditetapkan sebesar 2 (dua) kali dari persentase batasan Auto Rejection yang
telah ditentukan
Batasan Auto Rejection yang berlaku saat ini adalah sebagai berikut:
1. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih kecil dari Rp 50,- (lima
puluh rupiah)
2. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 35% (tiga puluh
lima perseratus) di atas atau di bawah Acuan Harga untuk Saham dengan
rentang harga Rp 50,- (lima puluh rupiah) sampai dengan dari Rp 200,- (dua
ratus rupiah).
3. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 25% (dua puluh
lima perseratus) di atas atau di bawah Acuan Harga untuk Saham dengan
rentang harga Rp 200,- (dua ratus rupiah) sampai dengan dari Rp 5.000,- (lima
ribu rupiah).
4. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 20% (dua puluh
perseratus) di atas atau di bawah Acuan Harga untuk Saham dengan rentang
harga di atas Rp 5.000,- (lima ribu rupiah).
Auto Rejection diatas diberlakukan sejak tanggal 2 Mei 2016 sesuai dengan
Keputusan direksi Bursa Efek Indonesia No. Kep-00113/BEI/12-2016 dan
tercantum dalam peraturan Perdagangan II-A Perihal mekanisme perdagangan
efek.
Gambar 10
Auto Rejection
Ketentuan Umum
1. Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang Unit Penyertaannya
diperdagangkan di Bursa sekurang-kurangnya memiliki 1 (satu) Dealer Partisipan.
2. Dalam rangka menciptakan likuiditas pasar, Dealer Partisipan wajib secara berkala
atau terus menerus memasukkan penawaran jual atau permintaan beli atas Unit
Penyertaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang diperdagangkan
di Bursa, dan bersedia merealisasikan transaksi dalam jumlah sesuai dengan
komitmen sebagaimana tertuang dalam Kontrak Investasi Kolektif.
Saham Induk
1. Dalam setiap perdagangan Opsi Saham, Bursa akan menetapkan Underlying
Stock dengan persyaratan sebagai berikut:
i. Saham tersebut telah tercatat di Bursa sekurang-kurangnya 12 (dua
belas) bulan.
ii. Transaksi atas saham tersebut dalam 12 (dua belas) bulan terakhir
menunjukkan:
1. frekuensi transaksi sekurang-kurangnya 2.000 (dua ribu)
setiap bulannya.
2. rata-rata volatilitas harga harian (intraday volatility)
sekurangkurangnya sebesar 0,5% (nol koma lima
perseratus) per hari, dengan cara perhitungan sebagaimana
dimaksud dalam Lampiran II-D.1 Peraturan ini.
iii. Harga saham sekurang-kurangnya Rp 500,- (lima ratus rupiah).
Saham tersebut memenuhi kapitalisasi pasar (Market Capitalization)
sekurang-kurangnya Rp 500.000.000.000,- (lima ratus miliar
rupiah).
iv. Berdasarkan pertimbangan tertentu, Bursa berwenang untuk
memilih dan menetapkan saham Perusahaan Tercatat yang
memenuhi persyaratan untuk menjadi Underlying Stock.
Penyelesaian Transaksi
1. Penyelesaian Transaksi Opsi Saham dilaksanakan oleh KPEI pada Hari Bursa
berikutnya setelah terjadinya Transaksi Opsi Saham (T+1).
2. Hak atau kewajiban Anggota Bursa Efek yang timbul akibat Transaksi Opsi
Saham dicantumkan dalam DHK-OS yang diterbitkan oleh KPEI.
Waktu Perdagangan
Perdagangan Kontrak Berjangka Indeks Efek LQ-45 dilakukan selama jam
perdagangan pada setiap hari bursa dengan berpedoman pada waktu JATS.
Waktu perdagangan untuk seri KBIE LQ45 yang akan jatuh tempo, berakhir pada
sesi II pukul 16.00.00 Waktu JATS Hari Bursa terakhir perdagangan KBIE LQ-45
jatuh tempo.
Spesifikasi Kontrak
i. Bursa menyediakan KBIE LQ-45 dengan periode 1 (satu) bulan, 2 (dua)
bulan, dan 3 (tiga) bulan.
ii. Angka Pengganda (Multiplier) KBIE LQ-45 yang ditetapkan sebesar
Rp500.000,-
iii. (lima ratus ribu rupiah).
iv. Satuan Perdagangan KBIE LQ-45:
v. Perdagangan KBIE LQ-45 harus dalam satuan kontrak KBIE LQ-45 atau
kelipatannya.
vi. Setiap satu satuan kontrak KBIE LQ-45 memuat satu KBIE LQ-45.
vii. Auto Rejection KBIE LQ-45 ditetapkan paling tinggi 10% (sepuluh per
seratus) dari harga pembukaan KBIE LQ-45.
viii. Fraksi Harga KBIE LQ-45 ditetapkan sebesar 0,05 (nol koma nol lima).
ix. Dalam hal Bursa menghentikan penerbitan KBIE LQ-45, maka Bursa
mengumumkan pemberhentian tersebut paling lambat 3 (tiga) bulan
sebelum efektifnya pemberhentian penerbitan tersebut.
x. Bursa menetapkan dimulainya periode perdagangan KBIE LQ-45 melalui
xi. Pengumuman Bursa, yang antara lain memuat informasi sebagai berikut:
nama Underlying; kode KBIE LQ-45; awal periode perdagangan KBIE LQ-45,
akhir periode perdagangan KBIE LQ-45.
1. Dalam hal terjadi kesalahan Transaksi Bursa yang terjadi di Pasar Negosiasi
yang disebabkan oleh kesalahan Anggota Bursa Efek dalam memasukkan
data kesepakatan di Pasar Negosiasi, Anggota Bursa Efek dapat mengajukan
permohonan untuk melakukan koreksi Transaksi Bursa dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. pelaksanaan koreksi Transaksi Bursa yang terjadi di Pasar
Negosiasi disetujui oleh Anggota Bursa Efek beli dan Anggota Bursa
Efek jual;
b. menyampaikan permohonan koreksi Transaksi Bursa yang terjadi
di Pasar Negosiasi secara tertulis kepada Bursa paling lambat pukul
16.20.00 Waktu JATS.
c. koreksi Transaksi Bursa yang terjadi di Pasar Negosiasi hanya dapat
dilakukan untuk kesalahan data volume dan atau harga Efek
Bersifat Ekuitas dan atau status kepemilikan nasabah.
2. Dalam hal terjadi kesalahan Trading-ID pada Transaksi Bursa, Anggota Bursa
Efek dapat mengajukan permohonan kepada Bursa dengan menggunakan
formulir yang bentuk dan isinya sesuai dengan lampiran II-A.5. Peraturan ini
dan diterima oleh Bursa paling lambat:
a. pukul 12.05.00 Waktu JATS untuk transaksi di Pasar Tunai; atau
b. pukul 16.20.00 Waktu JATS untuk transaksi di Pasar Reguler dan
Pasar Negosiasi.
Marjin
Transaksi Marjin adalah transaksi pembelian Efek untuk kepentingan nasabah yang
dibiayai oleh Perusahaan Efek. Atau dapat dikatakan pembelian suatu saham
dengan cara sebagian pembelian menggunakan dana sendiri dan sebagiannya
menggunakan dana yang dipinjam dari anggota bursa efek Indonesia .
Short selling
Transaksi Short Selling adalah transaksi penjualan Efek dimana Efek dimaksud
tidak dimiliki oleh penjual pada saat transaksi dilaksanakan. Atau dapat dikatakan
penjualan suatu saham dimana penjual belum memiliki saham tersebut pada waktu
transaksi dilakukan.
Sejak Februari 2017, kriteria untuk saham yang dapat ditransaksikan secara
marjin dan short selling direlaksasi sehingga investor memiliki pilihan efek yang
lebih banyak menjadi sebagai berikut:
1. PER tidak Lebih dari 3X PER market atau PBV tidak lebih dari 3X PBV market.
Dalam hal PER Negatif, maka Laba Ditahan harus Positif.
2. Untuk saham yang telah tercatat lebih dari 12 bulan :
i. Ditransaksikan paling kurang 90% dari total jumlah hari Bursa selama 6
bulan terakhir; dan
ii. Rata-rata nilai transaksi harian di atas Rp 5.000.000.000, atau
iii. Rata-rata nilai transaksi harian di atas Rp 250.000.000 dan rata-rata volume
transaksi harian di atas 500.000 saham
3. Untuk saham yang telah tercatat 3 sampai 12 bulan :
i. Ditransaksikan paling kurang 90% dari total jumlah hari Bursa selama :
paling kurang 3 bulan terakhir untuk saham yang telah tercatat kurang dari
6 bulan atau selama 6 bulan terakhir untuk saham yang telah tercatat selama
6 bulan atau lebih, dan
ii. Rata-rata nilai transaksi harian di atas Rp 10.000.000.000 selama : paling
kurang 3 bulan terakhir untuk saham yang telah tercatat kurang dari 6 bulan
atau selama 6 bulan terakhir untuk saham yang telah tercatat selama 6 bulan
atau lebih, atau
iii. Rata-rata nilai transaksi harian di atas Rp 500.000.000 dan rata-rata volume
transaksi harian di atas 1.000.000 saham selama : paling kurang 3 bulan
terakhir untuk saham yang telah tercatat kurang dari 6 bulan atau selama 6
bulan terakhir untuk saham yang telah tercatat selama 6 bulan atau lebih
4. Jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham non pengendali dan bukan
pemegang saham utama paling kurang 50.000.000 saham dan paling kurang
7.5% dari jumlah saham dalam modal disetor.
5. Khusus untuk Efek Short Selling total saham dengan kepemilikan di bawah 5%
dari jumlah saham tercatat minimal 20% yang dihitung selama:
i. 6 (enam) bulan terakhir hingga periode review oleh Bursa untuk Efek
yang telah tercatat di Bursa selama 6 (enam) bulan atau lebih di Bursa
ii. Sekurang- kurangnya 3 (tiga) bulan sejak tercatat hingga periode review
oleh Bursa untuk Efek yang telah tercatat di Bursa kurang dari 6 (enam)
bulan.
Anggota Bursa Efek yang memasukkan permintaan beli dalam rangka Transaksi
Marjin ke JATS wajib memberikan tanda (flag) Marjin pada order. Sedangkan untuk
penawaran jual dalam rangka Transaksi Shortsell wajib memberikan tanda (flag)
Short pada order dan dengan harga yang lebih tinggi dari Last Done Price.
Kriteria Untuk Efek tidak dijamin dan transaksi dipisahkan yang berlaku saat ini
adalah sebagai berikut:
1. Pola Transaksi
2. Volume Transaksi
3. Frekuensi Transaksi
4. Fluktuasi Harga
5. Konsentrasi kepemilikan efek
6. Informasi lain yang bersifat material
Peraturan II-K Perihal Efek tidak dijamin dan transaksi dipisahkan mulai
diberlakukan sejak per tanggal 1 Januari 2016, namun hingga Januari 2018, Bursa,
KPEI, dan OJK belum mengeluarkan daftar mengenai efek tidak dijamin dan atau
transaksi dipisahkan.
1. Untuk transaksi di Pasar Reguler dan Pasar Tunai sebesar 0,018% (nol koma nol
satu delapan perseratus) dari nilai per transaksi, atau minimum Rp20.000.000,
- (dua puluh juta rupiah) per bulan
2. Untuk transaksi di Pasar Negosiasi berdasarkan kebijakan Bursa;
3. Untuk biaya transaksi jasa kliring penjaminan efek Indonesia adalah sebesar
0,009% (nol koma nol nol sembilan perseratus) dari nilai per transaksi.
4. Untuk biaya transaksi setelmen kepada KSEI adalah sebesar 0,003% (nol koma
nol nol tiga perseratus) dari nilai per transaksi.
5. PPN dan PPH diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan SE-06/PJ4/1997 Dirjen
Pajak Tanggal 20 Juni 1997 Perihal Pelaksaan pemungutan Pajak Penghasilan
atas Penghasilan Penjualan saham di Bursa Efek.
Gambar 11
Biaya Transaksi Beli
Gambar 12
Biaya Transaksi Jual