Anda di halaman 1dari 37

Modul WPEE | MPE

MEKANISME PERDAGANGAN EFEK


MEKANISME PERDAGANGAN EFEK & PERATURAN
PERDAGANGAN

Didukung

Gedung Bursa Efek Indonesia , Tower II Lantai 1, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, 0
Materi Pelatihan WPPE | Edisi 1 – 2015
Jakarta Selatan 12190 | Telp (021) 5152318
www.ticmi.co.id
Modul WPEE | MPE

DAFTAR ISI

MEKANISME PERDAGANGAN EFEK


I. PERDAGANGAN EFEK................................................................................................ 1
II. PENAWARAN UMUM SAHAM (GO PUBLIC) ................... Error! Bookmark not defined.
II.1. Penawaran Umum(Go-Public) ................... Error! Bookmark not defined.
II.2. Manfaat dari Go-Public ............................ Error! Bookmark not defined.
II.3. Konsekuensi dari Go-Public ...................... Error! Bookmark not defined.
II.4. Pihak yang Terlibat dalam Penawaran Umum Saham .. Error! Bookmark not
defined.
II.5. Istilah-istilah dalam Proses Penawaran Umum........... Error! Bookmark not
defined.
II.6. Jadwal Penawaran Umum ........................ Error! Bookmark not defined.
II.7. Proses Penawaran Umum ........................ Error! Bookmark not defined.
III. PASAR PERDAGANGAN EFEK .................................................................................. 1
III.1. Pasar Perdana .............................................................................. 1
III.2. Prosedur Penawaran dan Pemesanan Efek di Pasar Perdana...................... 1
III.3. Istilah dalam Proses Penjatahan ........................................................ 2
III.4. Pasar Sekunder............................................................................. 2

PERATURAN PERDAGANGAN EFEK DI BURSA EFEK INDONESIA


I. SISTEM PERDAGANGAN ............................................................................................ 3
I.1. Dealer driven (Quote Driven) dan Order driven ..................................... 3
I.2. Online Trading, Remote trading, dan Direct Market Access . Error! Bookmark
not defined.
I.3. Perbedaan JATS-NextG Versi 1.11 dengan JATS-NextG versi 2.0 (New) ....... 4
I.4. Sistem Keamanan dan Konfigurasi JATS .............................................. 5
II. MEKANISME PERDAGANGAN EFEK............................................................................ 6
II.1. Proses & Prosedur Jual Beli Efek ...................................................... 12
II.2. Pelaksanaan Pesanan Nasabah oleh Anggota Bursa Efek........................ 16
II.3. Segmen Pasar Di Bursa dan Penyelesaian Transaksi Bursa ..................... 17
II.4 Proses Tawar Menawar.................................................................. 19
II.5. Jam dan Sesi Perdagangan ............................................................ 22
II.6. Fraksi Harga dan Auto Rejection...................................................... 24
II.7. Auto Rejection ............................................................................ 26
II.8. Mekanisme Transaksi Marjin dan Shortselling...................................... 31
II.9. Efek Tidak Dijamin dan Transaksi dipisahkan ...................................... 32

Materi Pelatihan WPEE | Edisi 2018 i


Modul WPEE | MPE

II.10. Biaya Transaksi........................................................................... 32


II.11. Penghentian Perdagangan.............................................................. 33

Materi Pelatihan WPEE | Edisi 2018 ii


Modul WPEE | MPE

MEKANISME PERDAGANGAN EFEK

I. PERDAGANGAN EFEK

Bursa Efek dan Fungsinya dalam Perdagangan Efek


Sebelum tahun 2007, Indonesia memiliki dua bursa efek yaitu Bursa Efek Jakarta
(BEJ) yang berlokasi di Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (BES) yang berlokasi di
Surabaya. BEJ lebih fokus pada penyelenggaraan perdagangan efek yang berbasis
saham, sementara BES lebih fokus pada perdagangan efek yang berbasis surat
utang dan derivatif.

Mekanisme perdagangan efek di pasar modal, selain dilakukan melalui bursa efek,
dapat pula dilakukan di luar bursa efek (Over The Counter/OTC). Sampai dengan
saat ini, sebagian besar instrumen efek yang diperdagangkan di pasar modal dunia
pada umumnya dilakukan melalui mekanisme perdagangan dibursa efek. Dalam
mekanisme ini, bursa efek bertindak sebagai penyelenggara perdagangan efek
serta penyedia sarana sistem perdagangan (trading system) yang mempertemukan
antara penjual dan pembeli efek, serta penyedia prasarana lainnya seperti
perangkat peraturan agar perdagangan efek di bursa dapat berjalan secara teratur,
wajar dan efisien.

Bagi para pemodal yang ingin melakukan perdagangan efek di bursa, dapat
melaksanakannya melalui Perantara Pedagang Efek (Brokerage Firm) dengan
memberikan pesanan jual ataupun beli efek, yang kemudian pesanan tersebut
diteruskan oleh Perantara Pedagang Efek dalam bentuk order jual ataupun order
beli efek ke dalam sistem perdagangan bursa.

Dalam melakukan perdagangan efek, Bursa Efek Indonesia hanya menangani


perdagangan efek pada pasar sekunder, yaitu perdagangan efek setelah melewati
tahap penawaran umum pada pasar perdana atau lebih dikenal dengan IPO (Initial
Public Offering).

II. PASAR PERDAGANGAN EFEK

II.1. Pasar Perdana


Pasar perdana adalah pasar dimana perusahaan-perusahaan yang
membutuhkan dana menjual atau menawarkan efek, baik berupa saham, surat
utang atau efek lainnya, secara langsung kepada para calon pemodal. Pada
pasar perdana harga efek ditetapkan lebih dahulu.

II.2. Prosedur Penawaran dan Pemesanan Efek di Pasar Perdana


1) Penawaran Perdana suatu Saham atau Surat utang suatu perusahaan kepada
investor publik dilakukan melalui Penjamin Emisi dan Agen Penjual. Tata cara
pemesanan saham atau surat utang seperti, “harga penawaran”, “jumlah
saham yang ditawarkan”, “masa penawaran”, dan informasi lain yang
penting harus dipublikasikan di surat kabar berskala nasional, dan juga
dibagikan ke publik dalam bentuk prospektus.
2) Investor yang berminat, dapat memesan Saham atau Surat utang dengan
cara menghubungi Penjamin Emisi atau Agen Penjual, dan kemudian
mengikuti prosedur yang telah ditetapkan.

Materi Pelatihan WPEE | Edisi 2018 1


Modul WPEE | MPE

3) Investor kemudian melakukan pemesanan Saham atau Surat utang tersebut


dengan disertai pembayaran.
4) Penjamin Emisi dan Agen Penjual kemudian mengumumkan hasil penawaran
umum tersebut kepada investor yang telah melakukan pemesanan.
5) Proses penjatahan Saham atau Surat utang (biasa disebut dengan
“allotment”) kepada investor yang telah memesan dilakukan oleh Penjamin
Emisi dan Emiten yang mengeluarkan Saham atau Surat utang

II.3. Istilah dalam Proses Penjatahan


1) Undersubscribed
Kondisi dimana total Saham atau Surat utang yang dipesan oleh investor
kurang dari total Saham atau Surat utang yang ditawarkan. Dalam kondisi
seperti ini, semua investor pasti akan mendapat Saham atau Surat utang
sesuai dengan jumlah yang dipesannya.

2) Oversubscribed
Kondisi dimana total Saham atau Surat utang yang dipesan oleh investor
melebihi jumlah total Saham atau Surat utang yang ditawarkan. Dalam
kondisi ini, terdapat kemungkinan investor mendapatkan Saham atau Surat
utang kurang dari jumlah yang dipesan, atau bahkan mungkin tidak
mendapatkan sama sekali.
Apabila jumlah Saham atau Surat utang yang didapat oleh investor kurang
dari jumlah yang dipesan, atau telah terjadi “oversubscribed”, maka
kelebihan dana investor akan dikembalikan (proses ini sering disebut dengan
“refund”).
Saham atau Surat utang tersebut kemudian didistribusikan kepada investor
melalui Penjamin Emisi dan Agen Penjual.

Gambar 1 – Proses Penjatahan

II.4. Pasar Sekunder


Pasar Sekunder adalah pasar tempat terjadinya transaksi perdagangan efek di
antara para investor setelah efek yang dijual atau ditawarkan pada Pasar
Perdana dicatatkan pada bursa efek tertentu. Di pasar ini efek-efek
diperdagangkan dari satu investor kepada investor lainnya. Harga yang
terbentuk pada pasar sekunder sangat tergantung kepada jumlah permintaan
dan penawaran suatu efek yang ada diantara para penjual dan pembeli efek.

Proses perdagangan efek di pasar sekunder terjadi di Bursa Efek, dan dibahas
lebih rinci pada topik Sistem, Mekanisme dan Peraturan Perdagangan Efek di
Bursa Efek Indonesia.

Materi Pelatihan WPEE | Edisi 2018 2


Modul WPEE | MPE

III. SISTEM PERDAGANGAN

Sistem perdagangan yang digunakan di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah Jakarta
Automated Trading System atau biasa disebut JATS yang pertama kali digunakan
sejak tanggal 22 Mei 1995, JATS memiliki fungsi Untuk mengotomasi perdagangan
efek secara real time berdasarkan time priority dan price priority atau biasa juga
disebut dengan continous auction atau lelang berkesinambungan selama waktu
perdagangan. Namun seiring perjalanan waktu untuk mendukung sekaligus
mengantisipasi perkembangan pasar modal Indonesia kedepanya, sejak 14 Mei
2012 Bursa Efek Indonesia telah melakukan pengembangan pada sistem
perdagangan di Bursa, dimana sebelumnya BEI mengunakan sistem perdagangan
JATS-NextG Versi 1.11 menjadi JATS-NextG versi 2.0, pengembangan ini memiliki
beberapa perbaikan dari sistem sebelumnya seperti beberapa fungsi perdagangan
ekuitas, password policy, order management, informasi pasar dan spesifikasi data
feed. Selanjutnya, sebelum mengetahui lebih dalam fungsi dan cara kerja sistem
perdagangan di Bursa Efek Indonesia , maka perlu mengetahui perbedaan antara
Dealer driven Market dan Order driven Market terlebih dahulu.

III.1. Dealer driven (Quote Driven) dan Order driven


Perbedaan antara sistem pasar dealer driven dan order driven terletak pada apa
yang ditampilkan di pasar dalam hal harga bid (harga dimana seseorang siap
membeli) dan ask (harga dimana seseorang siap menjual). Pasar order driven
menampilkan seluruh bid dan ask, sedangkan pasar dealer driven hanya fokus pada
bid dan ask dari market maker (dealer).

Pasar order driven adalah pasar dimana seluruh order dari pembeli dan penjual
ditampilkan, dengan rincian pada harga berapa mereka bersedia membeli atau
menjual suatu efek dan banyaknya efek yang bersedia mereka beli atau jual pada
harga tersebut. Jika seseorang memberikan order 1000 saham A pada harga Rp300
per lembar, order tersebut akan ditampilkan di pasar dan dapat dilihat oleh pihak-
pihak yang memiliki akses informasi tersebut.
Kelebihan sistem ini adalah transparansinya, seluruh order di pasar ditampilkan
beserta harga dimana orang bersedia beli atau jual. Kekurangan pasar order driven
adalah tidak adanya jaminan eksekusi order, sedangkan pada pasar dealer driven
terdapat jaminan tersebut. Contoh Bursa dunia yang mengunakan Order driven
Market seperti Bursa Efek Indonesia , New York Stock Exchange (NYSE), Hong
Kong Stock Exchange (HKSE).

Pasar dealer driven hanya menampilkan tawaran bid dan ask dari market maker,
atau dealer. Para market maker ini akan memberikan harga bid dan ask yang
bersedia mereka terima pada saat itu. Pada pasar ini order untuk 1000 lembar
saham A pada harga Rp300 tidak ditampilkan. Namun demikian, jika terdapat satu
market maker (dealer) untuk saham tersebut, dealer itu akan menampilkan bid
dan ask-nya. Kita dapat membeli dan menjual saham A pada harga-harga tersebut.
Perlu diingat bahwa bid dan ask akan terus berubah tergantung pada permintaan
dan penawaran di pasar.

Meskipun order individual tidak terlihat di pasar dealer driven, market maker akan
memenuhi order investor dari persediaannya sendiri atau mempertemukan
(match) dengan order yang lain. Kelebihan utama dari pasar jenis ini adalah
likuiditasnya karena para market maker diharuskan untuk memenuhi harga yang
di-quote, baik beli maupun jual. Kekurangan utamanya adalah, tidak seperti order
driven, pasar dealer driven tidak transparan. Contoh Penguna Dealer driven Market
adalah NASDAQ dan London Stock Exchange (LSE).

Materi Pelatihan WPEE | Edisi 2018 3


Modul WPEE | MPE

Gambar 2
Milestone Perkembangan Sistem Perdagangan Bursa Efek Indonesia

Mei 1997 Otomasi sistem pengawasan pelaksanaan perdagangan


April 2000 Penerapan Scripless Trading
2002 Perluasan akses pasar melalui Remote Trading
2004 Pelaporan Elektonik oleh Emiten
2005 Perluasan akses pasar melalui Online Trading
2006 Perluasan akses pasar melalui Online Trading
2010 Perluasan akses pasar melalui Direct Market Access
2009 Implementasi Single Investor ID dan Akses
2011 Implementasi Straight Through Processing
Impelementasi Sistem Perdagangan JATS NEXT-G Versi
2012
2.0

III.2. Perbedaan JATS-NextG Versi 1.11 dengan JATS-NextG versi 2.0


(New)

Secara umum perbedaan utama dari pengembangan ini adalah peningkatan


kapasitas sistem perdagangan ini sendiri dalam hal mendukung keberlanjutan
mekanisme perdagangan efek kedepanya, berikut adalah perbedaan utama JATS-
NextG Versi 1.11 (old) dengan JATS-NextG versi 2.0 (New).

Tabel 1
Perbedaan JATS-NextG Versi 1.11 dengan JATS-NextG versi 2.0

JATS-NextG Versi 1.11 JATS-NextG versi 2.0


Maksimum Jumlah Order per hari Maksimum Jumlah Order per hari
sebesar 1 Juta Order sebesar 5 Juta Order
Maksimum Jumlah transaksi per hari Maksimum Jumlah transaksi per hari
sebesar 500 Ribu Transaksi sebesar 2,5 Juta Transaksi

Materi Pelatihan WPEE | Edisi 2018 4


Modul WPEE | MPE

Gambar 3
JATS-NextG versi 2.0

III.3. Sistem Keamanan dan Konfigurasi JATS

Agar terselenggaranya perdagangan yang teratur, wajar dan efisien, Bursa Efek
Indonesia memiliki beberapa sistem keamanan dan konfigurasi untuk JATS agar
selalu available untuk digunakan :
1. Bursa Efek Indonesia memliki 2 tempat yang disebut dengan Main site (utama)
dan DRC site (Disaster Recovery Site) yang bertujuan untuk memastikan bahwa
sistem perdagangan selalu siap digunakan.
2. DRC Site digunakan sebagai back-up dari Main site, server JATS yang berada
pada DRC selalu juga dipastikan siap digunakan apabila dibutuhkan.
3. Bursa Efek Indonesia dan juga pihak-pihak yang terkait dalam mekanisme
perdagangan efek di pasar modal mengunakan jaringan yang disebut dengan
Jaringan Terpadu Pasar Modal (JTPM). Jaringan Terpadu Pasar Modal atau JTPM
adalah jaringan yang ditujukan hanya untuk pihak tertentu yang terlibat dalam
mekanisme perdagangan efek di pasar modal (dedicated network).
4. JTPM juga dilindungi dengan high-end firewall dan sistem autentikasi sehingga
Bursa Efek Indonesia menjanjikan ketersediaan sistem perdagangan sebesar
99,91% setiap tahun-nya.

Materi Pelatihan WPEE | Edisi 2018 5


Modul WPEE | MPE

Gambar 4
Diagram Jaringan Terpadu Pasar Modal

IV. MEKANISME PERDAGANGAN EFEK

Perdagangan di BEI didasarkan pada sistem order yang artinya investor harus
menghubungi perusahaan sekuritas, membuat perjanjian tertulis dan membuka
Rekening Efek atas namanya. Perusahaan sekuritas kemudian menjalankan order
yang diminta nasabah. Sebuah perusahaan sekuritas juga dapat melakukan
transaksi pembelian dan penjualan saham atas nama mereka sebagai bagian dari
portofolio perusahaan.

Proses perdagangan saham di Pasar Modal melibatkan banyak pihak, diantaranya


adalah:
1. SRO Pasar Modal: BEI, KSEI dan KPEI sebagai regulator perdagangan efek di
Indonesia
2. Perusahaan Efek Anggota Bursa yang telah memperoleh izin usaha dari OJK
sebagai Perantara Pedagang Efek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka
2 Undang Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal (UUPM) dan telah
memperoleh persetujuan Keanggotaan Bursa untuk mempergunakan sistem dan
atau sarana Bursa dalam rangka melakukan kegiatan perdagangan Efek di Bursa
sesuai dengan Peraturan Bursa
3. Nasabah
4. Biro Administrasi Efek
5. Lembaga Kustodian dan/atau Bank Kustodian

Tugas dan Tanggung-jawab para Pihak

Bagi Perusahaan Efek atau Anggota Bursa


1. Bagian pemasaran PE AB bertanggung jawab untuk membuat kontrak dengan
nasabahmengenai pembukaan rekening Efek dan menerima pesanan nasabah
untuk membeli atau menjual Efek, dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Transaksi Efek untuk kepentingan nasabah tidak dapat dilaksanakan sebelum
rekening Efek dibuka atas nama nasabah yang bersangkutan, kecuali untuk:
i. Membeli atau menjual saham atau unit penyertaan Reksa Dana terbuka;

Materi Pelatihan WPEE | Edisi 2018 6


Modul WPEE | MPE

ii. Memesan Efek dalam rangka Penawaran Umum; dan


iii. Membeli atau menjual Efek untuk kepentingan Perusahaan Efek lain, Pihak
terafiliasidengan Perusahaan Efek dimaksud, Bank, Perusahaan Asuransi,
Dana Pensiun, atau Lembaga Keuangan lain;

b. Kontrak harus memuat:


i. Efek dan dana dalam Rekening Efek tersebut dapat digunakan sebagai
jaminan penyelesaian kewajiban nasabah tersebut terhadap Perusahaan
Efek;
ii. Perusahaan Efek mempunyai hak untuk membeli Efek untuk Rekening
Efek,dengantujuan untuk menutup saldo negatif Efek (short position);
iii. Perusahaan Efek dapat meminta dana atau Efek dari pemegang Rekening
tersebut,sebelum pelaksanaan Transaksi Efek;
iv. Dana dan Efek dalam Rekening Efek atas nama nasabah dapat disimpan
dalam Rekening Efek pada Bank Kustodian atau Lembaga Penyimpanan
dan Penyelesaian atas nama Perusahaan Efek untuk kepentingan nasabah
bersangkutan, sepanjangterdapat catatan dalam Rekening Efek pada Bank
Kustodian atau Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian tersebut bahwa
dana dan Efek dimaksud dimiliki oleh nasabah Perusahaan Efek; dan
v. Dalam hal dana menunjukan saldo negatif dalam Rekening Efek nasabah,
PerusahaanEfek dapat menggunakan Efek dalam Rekening Efek nasabah
tersebut sebagaijaminan atas kredit bank atau lembaga keuangan lainnya.

c. Kontrak harus disimpan dalam arsip pada bagian pemasaran, dilengkapi


dengan dokumen :
i. Identitas nasabah termasuk nama, alamat, nomor telepon, nomor faksimili
dan NPWP.
ii. Surat kuasa dari nasabah yang berbentuk badan hukum yang memberikan
wewenang kepada pejabat tertentu dari badan hukum tersebut untuk
memberikan instruksi kepada Perusahaan Efek sehubungan dengan
rekening Efek nasabah tersebut;
iii. Dokumen yang diperlukan dalam rangka pemindahan Efek;
iv. Surat kuasa dari nasabah yang memberikan wewenang kepada Pihak
ketiga untuk memberikan instruksi kepada Perusahaan Efek sehubungan
dengan rekening Efek nasabah;
v. Kontrak pengelolaan Reksa Dana yang memberikan kewenangan kepada
ManajerInvestasiuntuk memberikan instruksi yang berhubungan dengan
Rekening Efek Reksa Dana; dan
vi. Formulir untuk nasabah orang perseorangan sekurang-kurangnya
memuat:
1. pekerjaan;
2. status perkawinan;
3. tujuan investasi; dan
4. keadaan keuangannya

2. Verifikasi Data Nasabah (pembahasan lebih rinci terdapat pada modul


Hukum dan Etika Bagian C poin g; peraturan Bapepam-LK nomor V.D.10
atau POJK NO. 22 Tahun 2014)
a. Sebelum menerima suatu Pihak menjadi Nasabah yang berinvestasi di
Pasar Modal, baik melalui atau tanpa melalui pembukaan rekening Efek,
Penyedia Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal wajib melakukan
pertemuan langsung (face to face) dengan calon Nasabah dan meminta
beberapa informasi.
b. Informasi calon Nasabah harus dapat dibuktikan dengan keberadaan
dokumen-dokumen pendukung.

Materi Pelatihan WPEE | Edisi 2018 7


Modul WPEE | MPE

c. Penyedia Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal wajib melakukan


identifikasi dan verifikasi atas informasi dan dokumen pendukung
mengenai calon Nasabah (customer due diligence).
d. Penyedia Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal wajib melakukan verifikasi
yang lebih ketat (enhanced due diligence) terhadap calon Nasabah dan
pengendali calon Nasabah yang dianggap dan/atau diklasifikasikan
mempunyai risiko tinggi terhadap prakt ik pencucian uang dan/atau risiko
tinggi terkait dengan Pendanaan Kegiatan Terorisme.
e. Persetujuan pembukaan rekening Efek dapat diberikan setelah meyakini
kebenaran identitas dan kelengkapan dokumen calon Nasabah serta
mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat memungkinkan Nasabah
melakukan kegiatan pencucian uang dan/atau Pendanaan Kegiatan
Terorisme.
f. Penyedia Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal dilarang untuk membuka
atau memelihara rekening Efek anonim atau rekening Efek yang
menggunakan nama fiktif.
g. Pembukaan rekening Efek atau hubungan usaha dengan calon Nasabah
yang dianggap dan/atau diklasifikasikan mempunyai risiko tinggi wajib
terlebih dahulu memperoleh persetujuan dari anggota direksi atau
manajemen senior Penyedia Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal.

3. Setelah Melakukan Verifikasi data Sesuai dengan Peraturan OJK N0. 22


Tahun 2014 Perihal Prinsip Mengenal Nasabah oleh Penyedia Jasa Keuangan
a. Sekuritas berkewajiban untuk membuatkan Sub-rek efek dan SID atas
nama nasabah tersebut.
b. pemberian kuasa oleh Nasabah kepada Partisipan untuk membuka Sub
Rekening Efek dan pembuatan nomor tunggal identitas pemodal (single
investor identification) untuk Nasabah.
c. kewajiban Partisipan untuk melaksanakan kuasa pembukaan Sub Rekening
Efek dan pembuatan nomor tunggal identitas pemodal (single investor
identification) peraturan KSEI nomer 3.C.7

Bagi Investor
1. Sebelum melakukan transaksi, investor terlebih dahulu harus menjadi nasabah
perusahaan efek atau kantor broker (anggota bursa).
2. Untuk dapat melakukan perdagangan melalui BEI adalah perusahaan efek harus
melakukan pembukaan rekening. Investor dapat melakukan order jual atau beli
setelah investor disetujui menjadi nasabah di perusahaan efek yang
bersangkutan.

Bagi Bursa Efek Indonesia (BEI)


1. Pada setiap akhir sesi perdangan baik sesi 1 maupun 2, BEI akan mengirimkan
data transaksi bursa (DTB) kepada Anggota Bursa dan KPEI.

Bagi Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI)


1. Hak dan kewajiban dari setiap Anggota Bursa Efek yang berkaitan dengan
Transaksi Bursa yang dilakukannya di Pasar Reguler dan Pasar Tunai
sebagaimana dimuat di dalam DTB akan ditentukan oleh KPEI pada setiap Hari
Bursa dan dicantumkan dalam DHK.
2. DHK dalam bentuk data elektronik wajib disediakan oleh KPEI paling lambat
pukul 13.00.00 WIB untuk perdagangan sesi I, pukul 19.30.00 WIB untuk
perdagangan sesi II dan dalam bentuk tercetak paling lambat pukul 09.00.00
WIB pada Hari Bursa berikutnya.
3. Untuk pemenuhan hak Nasabah Anggota Kliring dari Anggota Kliring, KPEI
melakukan pemindahbukuan Efek Bersifat Ekuitas dan atau uang dari Rekening
Serah Terima Anggota Kliring ke Sub Rekening Efek Jaminan Nasabah Anggota

Materi Pelatihan WPEE | Edisi 2018 8


Modul WPEE | MPE

Kliring yang bersangkutan selambat -lambatnya pukul 13.30 WIB pada tanggal
penyelesaian yang ditetapkan dalam DHK.
4. Anggota kliring atau anggota bursa dengan posisi buy wajib menyerahkan uang
ke Rekening Serah Terima Anggota Kliring selambat-lambatnya pukul 12.15 WIB
pada tanggal penyelesaian yang ditetapkan dalam Daftar hasil kliring.
5. Dalam hal Anggota Kliring Gagal Bayar, maka KPEI berhak melakukan hal-hal
sebagai berikut yakni menjual Efek yang berada dalam Rekening Jaminan
Anggota Kliring dan memberikan konfirmasi kepada Anggota Kliring yang
bersangkutan mengenai hasil penjualan Efek dimaksud; selanjutnya dapat
mencairkan dan atau menjual Agunan yang di jaminkan Anggota Kliring yang
bersangkutan kepada KPEI. Dan juga carry forward atau offsetting
hak/kewajiban hari berikutnya, hal ini tercantum pada Peraturan KPEI No.2-5
poin 4.
6. Dalam hal Anggota Kliring Gagal serah, atau tidak dapat memenuhi sebagian
atau seluruh kewajiban, serah Efek Bersifat Ekuitas terkait pemenuhan
kewajiban Anggota Kliring kepada KPEI, Anggota Kliring wajib mengganti
kewajiban serah Efek Bersifat Ekuitas yang tidak dipenuhinya menjadi kewajiban
serah uang pengganti (Alternate cash settlement) kepada KPEI sebesar 125%
(seratus dua puluh lima persen) dari harga tertinggi atas Efek Bersifat Ekuitas
yang sama di pasar reguler dan negosiasi di hari penyelesaian saham tersebut
atau pada sesi I pasar reguler di hari penyelesaian saham tersebut.

Bagi Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)


1. Setelah netting DHK yang dilakukan KPEI, maka KSEI akan melakukan
penyelesaian kewajiban dan hak dari nasabah, KSEI akan memindahbukukan
efek dari penjual ke rekening efek pembeli dan akan memutasi dana dari pihak
pembeli ke pihak penjual. hal ini sesuai dengan Lampiran Keputusan Direksi PT
Kustodian Sentral Efek Indonesia Nomor: KEP-0013/DIR/KSEI/0612

II.1. Jenis Efek yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia


Secara umum bursa memiliki 3 jenis efek yang diperdagangkan yakni efek bersifat ekuitas
atau kepemilikan dan hak atas kepemilikan seperti Saham, Waran, HMETD, dan ETF; efek
bersifat hutang seperti obligasi; dan efek turunan baik dari efek bersifat ekuitas maupun
bersifat utang seperti Kontrak Berjangka Indeks Efek, Kontrak Opsi Saham, dan Kontrak
Berjangka Surat Utang Negara.

Gambar 5
Jenis Efek di Bursa Efek Indonesia

Materi Pelatihan WPEE | Edisi 2018 9


Modul WPEE | MPE

II.2. Istilah dalam Mekanisme Perdagangan

Setidaknya ada 41 Istilah yang akan ditemui perihal mekanisme perdagangan


efek bersifat Ekuitas

1. Anggota Bursa Efek adalah Perusahaan Efek yang telah memperoleh izin
usaha dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam
dan LK) sebagai Perantara Pedagang Efek sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 1 angka 2 Undang Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal
(UUPM) dan telah memperoleh persetujuan Keanggotaan Bursa untuk
mempergunakan sistem dan atau sarana Bursa dalam rangka melakukan
kegiatan perdagangan Efek di Bursa sesuai dengan Peraturan Bursa.
2. Auto Rejection adalah penolakan secara otomatis oleh JATS terhadap
penawaran jual dan atau permintaan beli Efek Bersifat Ekuitas yang
dimasukkan ke JATS akibat dilampauinya batasan harga atau jumlah Efek
Bersifat Ekuitas yang ditetapkan oleh Bursa.
3. Bursa adalah PT Bursa Efek Indonesia.
4. Daftar Hasil Kliring (DHK) adalah dokumen elektronik hasil Kliring yang
diterbitkan oleh KPEI yang berisikan hak dan kewajiban setiap Anggota Bursa
Efek yang timbul dari Transaksi Bursa.
5. Daftar Transaksi Bursa (DTB) adalah dokumen elektronik yang berisikan
seluruh Transaksi Bursa yang dilakukan oleh setiap Anggota Bursa Efek pada
setiap Hari Bursa yang disediakan oleh Bursa untuk Anggota Bursa Efek dan
KPEI pada setiap akhir sesi perdagangan.
6. Efek Bersifat Ekuitas adalah saham atau Efek yang dapat ditukar dengan
saham atau Efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam Nomor IX.J.1 tentang
Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan Yang Melakukan Penawaran Umum
Efek Bersifat Ekuitas Dan Perusahaan Publik.
7. Fraksi Harga adalah satuan perubahan harga yang digunakan dalam
melakukan penawaran jual atau permintaan beli.
8. Harga adalah sejumlah nilai dalam mata uang rupiah yang terbentuk
berdasarkan perjumpaan penawaran jual dan permintaan beli Efek yang
dilakukan oleh Anggota Bursa Efek di Bursa.
9. Harga Pembukaan (Opening Price) adalah Harga yang terbentuk pada saat
sesi Pra-pembukaan.
10. Harga Penutupan (Closing Price) adalah Harga yang terbentuk pada saat sesi
Pra-penutupan.
11. Harga Previous adalah Harga Penutupan pada Hari Bursa sebelumnya.
12. Harga Teoritis Hasil Tindakan Korporasi adalah nilai yang dihitung dan
ditetapkan oleh Bursa berdasarkan rasio Tindakan Korporasi yang
ditetapkan oleh Perusahaan Tercatat dan digunakan sebagai pedoman harga
untuk proses tawar menawar pada awal perdagangan saham hasil Tindakan
Korporasi (periode ex) di Bursa.
13. Hari Bursa adalah hari diselenggarakannya perdagangan Efek di Bursa yaitu
hari Senin sampai dengan hari Jumat, kecuali hari tersebut merupakan hari
libur nasional atau dinyatakan sebagai hari libur Bursa oleh Bursa.
14. Identitas Tunggal Pemodal (Single Investor Identification/SID) adalah
identitas tunggal pemodal dari nasabah Anggota Bursa Efek yang diterbitkan
oleh KSEI bagi setiap pemodal nasabah perorangan atau kelembagaan
untuk dipergunakan dalam aktivitas perdagangan, kliring dan penyelesaian
transaksi Efek.
15. Information Technology Officer for Remote Trading (IT Officer RT) adalah
pegawai Anggota Bursa Efek yang ditunjuk oleh Anggota Bursa Efek atau
pegawai Mediator Remote Trading yang ditunjuk oleh Mediator Remote
Trading yang bertugas dan bertanggung jawab untuk memastikan kesiapan
dan kelancaran operasional Perangkat Remote Trading Anggota Bursa Efek.

Materi Pelatihan WPEE | Edisi 2018 10


Modul WPEE | MPE

16. Jakarta Automated Trading System (JATS) adalah sistem perdagangan Efek
yang berlaku di Bursa untuk perdagangan yang dilakukan secara otomasi
dengan menggunakan sarana komputer.
17. Jakarta Open Network Environment Client (JONEC) adalah sarana di Anggota
Bursa Efek yang terdiri dari perangkat lunak dan perangkat keras yang
digunakan oleh Anggota Bursa Efek untuk mengakses JATS melalui Jaringan
dan Terminal Remote Trading sesuai dengan Panduan Perdagangan Efek
Bersifat Ekuitas.
18. Jakarta Open Network Environment Server (JONES) adalah sarana di Bursa
yang terdiri dari perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan oleh
Bursa untuk meneruskan penawaran jual dan atau permintaan beli dari
Anggota Bursa Efek ke JATS sesuai dengan Panduan Perdagangan Efek
Bersifat Ekuitas.
19. Jaringan adalah sarana komunikasi data yang disediakan oleh pihak yang
ditunjuk oleh Bursa yang dipergunakan untuk menghubungkan Perangkat
Remote Trading Bursa dengan Perangkat Remote Trading Anggota Bursa
Efek.
20. Kliring adalah suatu proses penentuan hak dan kewajiban yang timbul dari
Transaksi Bursa sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam dan LK
Nomor III-A.10 Tentang Transaksi Efek.
21. Komite Perdagangan Efek adalah komite yang dibentuk dan anggotanya
ditunjuk oleh Bursa berdasarkan keahliannya, yang bertugas untuk
memberikan pendapat kepada Bursa baik diminta maupun tidak diminta
yang berkaitan dengan perdagangan Efek di Bursa.
22. Kondisi Darurat adalah suatu keadaan atau peristiwa yang terjadi di luar
kehendak dan atau kemampuan Bursa yang menyebabkan tidak dapat
dilangsungkannya perdagangan Efek di Bursa secara teratur, wajar dan
efisien.
23. KPEI adalah PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia.
24. KSEI adalah PT Kustodian Sentral Efek Indonesia.
25. Laporan Penyelesaian Kewajiban (LPK) adalah dokumen elektronik yang
diterbitkan oleh KPEI setiap Hari Bursa untuk Anggota Bursa Efek yang
memuat status pemenuhan hak dan kewajiban masing-masing Anggota
Bursa Efek.
26. Netting adalah kegiatan Kliring yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi
setiap Anggota Kliring untuk menyerahkan dan atau menerima saldo Efek
tertentu untuk setiap jenis Efek yang ditransaksikan dan untuk menerima
atau membayar sejumlah uang untuk seluruh Efek yang ditransaksikan
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor III-A.10
Tentang Transaksi Efek.
27. Panduan Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas adalah panduan yang ditetapkan
oleh Bursa yang menjelaskan tata cara dan mekanisme pelaksanaan
perdagangan Efek Bersifat Ekuitas.
28. Pasar Negosiasi adalah pasar dimana perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di
Bursa dilaksanakan berdasarkan tawar menawar langsung secara individual
dan tidak secara lelang yang berkesinambungan (Non Continuous Auction
Market) dan penyelesaiannya dapat dilakukan berdasarkan kesepakatan
Anggota Bursa Efek.
29. Pasar Reguler adalah pasar dimana perdagangan Efek di Bursa dilaksanakan
berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan
(Continuous Auction Market) oleh Anggota Bursa Efek dan penyelesaiannya
dilakukan pada Hari Bursa ke-3 setelah terjadinya Transaksi Bursa (T+3).
30. Pasar Reguler Tunai (Pasar Tunai) adalah pasar dimana perdagangan Efek
di Bursa dilaksanakan berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang
yang berkesinambungan (continuous auction market) oleh Anggota Bursa
Efek dan penyelesaiannya dilakukan pada Hari Bursa yang sama dengan
terjadinya Transaksi Bursa (T+0).

Materi Pelatihan WPEE | Edisi 2018 11


Modul WPEE | MPE

31. Pasca Penutupan (Post -Trading) adalah sesi akhir waktu perdagangan di
Pasar Reguler pada setiap Hari Bursa yang dapat digunakan oleh Anggota
Bursa Efek untuk memasukkan penawaran jual dan atau permintaan beli
suatu Efek Bersifat Ekuitas pada harga yang sama dengan Harga Penutupan.
32. Perangkat Remote Trading Anggota Bursa Efek adalah fasilitas perdagangan
Remote Trading di Anggota Bursa Efek yang terdiri dari firewall, router dan
JONEC.
33. Perangkat Remote Trading Bursa adalah fasilitas perdagangan Remote
Trading di Bursa yang terdiri dari firewall, router dan JONES.
34. Per-transaksi (trade for trade) adalah penentuan pemenuhan hak dan
kewajiban untuk setiap transaksi oleh Anggota Bursa Efek jual dan Anggota
Bursa Efek beli yang dilakukan secara langsung atas Efek yang
ditransaksikan.
35. Perusahaan Tercatat adalah Emiten atau Perusahaan Publik yang Efeknya
tercatat di Bursa.
36. Pra-pembukaan (Pre-opening) adalah sesi awal waktu perdagangan di Pasar
Reguler pada setiap Hari Bursa yang dapat digunakan oleh Anggota Bursa
Efek untuk memasukkan penawaran jual dan atau permintaan beli suatu
saham sehingga dimungkinkan terjadinya pembentukan Harga Pembukaan
atas saham tersebut berdasarkan harga terbaik dan volume terbanyak.
37. Pra-penutupan (Pre-closing) adalah sesi perdagangan di Pasar Reguler pada
setiap Hari Bursa yang dapat digunakan oleh Anggota Bursa Efek untuk
memasukkan penawaran jual dan atau permintaan beli suatu Efek Bersifat
Ekuitas sehingga dimungkinkan terjadinya pembentukan Harga Penutupan
atas Efek Bersifat Ekuitas tersebut berdasarkan harga terbaik dan volume
terbanyak.
38. Remote Trading adalah perdagangan Efek Bersifat Ekuitas yang
diselenggarakan oleh Bursa dengan menggunakan JATS, Perangkat Remote
Trading Bursa, Jaringan dan Perangkat Remote Trading Anggota Bursa Efek.
39. Tindakan Korporasi adalah tindakan Perusahaan Tercatat yang dapat
mempengaruhi harga dan atau jumlah saham Perusahaan Tercatat.
40. Trading-ID adalah bagian dari SID yang digunakan sebagai identitas nasabah
untuk melaksanakan perdagangan di Bursa.
41. Waktu JATS adalah waktu yang tertera pada JATS.

II.3. Proses & Prosedur Jual Beli Efek

Dalam rangka menyelenggarakan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia dapat


dikatakan proses dan prosedur yang terjadi terbagi menjadi 3 level yakni level
BEI, KPEI, dan KSEI, dalam hal ini ketiga Self Regulatory Organization (SRO)
akan bekerja sama agar proses transaksi hingga penyelesaian bursa berjalan
lancar.
.

Gambar 6
Mekanisme Perdagangan Efek Di Bursa

Materi Pelatihan WPEE | Edisi 2018 12


Modul WPEE | MPE

1. Menjadi Nasabah di Perusahaan Efek


Langkah pertama bagi investor yang ingin melakukan perdagangan saham
adalah menjadi nasabah atau membuka rekening di salah satu Anggota Bursa
atau perusahaan efek. Anggota Bursa akan membantu pengurusan :
1. Pembukaan account di Anggota Bursa bersangkutan
2. Sub Rekening Efek Nasabah di KSEI
3. Rekening Dana Nasabah di Bank Pembayaran
4. Single Investor Identification (SID) di KSEI

Investor baru dapat melakukan transaksi jual beli apabila ketiga hal tersebut
telah selesai dibuka.

2. Pelaksanaan Order Nasabah


Sejak tahun 2002, penyampaian order dari Anggota Bursa ke JATS tidak perlu
lagi melalui lantai bursa namun dapat melalui kantor masing-masing, hal ini
disebut dengan Remote Trading. Pada tahap ini, ada beberapa jenis cara
penyampaian pesanan dari investor ke JATS yakni baik dengan cara traditional
trading via broker, online trading, maupun Direct Market Access.

Anggota Bursa Efek yang menerima pesanan dari nasabahnya untuk melakukan
transaksi jual atau beli atas efek bersifat ekuitas yang tercatat di Bursa wajib
melaksanakan transaksi tersebut di Bursa melalui JATS, Anggota Bursa Efek
wajib melakukan verifikasi atas setiap pesanan yang diterima dari nasabahnya
guna mendukung pengendalian internal dan untuk mencegah terjadinya
perdagangan yang tidak wajar. Selanjutnya setiap instruksi dan penawaran jual
dan atau beli wajib tercatat dibagian fungsi pemasaran yang memuat hal - hal
berikut ini :
1. tanggal, waktu dan nomor urut pesanan
2. nomor rekening Efek nasabah
3. jenis pesanan (jual/beli)
4. jumlah pesanan
5. nama atau kode Efek
6. harga pesanan
7. batasan waktu (day order atau session order)
8. keterangan mengenai nasabah (status asing/lokal dan Trading-ID)
9. jenis pasar (Pasar Reguler, Pasar Tunai, dan Pasar Negosiasi)

Materi Pelatihan WPEE | Edisi 2018 13


Modul WPEE | MPE

Gambar 6
Proses Penyampaian Order ke JATS

Remote trading
Remote trading System adalah sistem perdagangan jarak jauh yang dapat
dilakukan oleh Anggota Bursa dari kantornya masing-masing dimana setiap order
langsung dikirim ke sistem perdagangan Bursa Efek (JATS) tanpa perlu
memasukkan order melalui lantai bursa. Order dapat dilakukan di mana saja
sepanjang terhubung dengan sistem perdagangan Bursa. Remote trading memiliki
beberapa manfaat bagi investor, antara lain proses transaksi menjadi lebih cepat,
konfirmasi menjadi lebih cepat, dan order dan instruksi investor di luar kota
maupun luar negeri dapat langsung dieksekusi ke sistem perdagangan Bursa via
broker.

Traditional Trading
Traditional trading adalah penyampaian pesanan beli dan/atau jual efek dari
nasabah ke Anggota Bursa melalui sarana baik telepon, faksimili, maupun jalur
komunikasi lainnya untuk kemudian dieksekusi oleh Dealer Anggota Bursa yang
berada di kantor dan diteruskan ke JATS. Dengan perkembangan teknologi saat
ini, maka penyampaian pesanan seperti ini menjadi terlihat ”tradisional”, namun
layanan seperti ini pada umumnya merupakan layanan ”Premium” yang disediakan
Anggota Bursa karena menggunakan jasa Broker untuk mengeksekusi pesanan
nasabah sesuai permintaan atau kebutuhan tertentu.

Online Trading
Online trading adalah sarana sistem perdagangan yang disediakan oleh sejumlah
Anggota Bursa bagi para nasabah-nasabahnya untuk dapat secara langsung
melakukan pesanan beli dan/atau jual efek. Dari Online trading tersebut pesanan
nasabah akan diteruskan oleh Anggota Bursa ke sistem perdagangan Bursa Efek.
Saat ini, belum semua Anggota Bursa memiliki sarana Online Trading. Namun,
untuk Remote trading semua Anggota Bursa telah memilikinya. Online trading
dilakukan menggunakan sistem yang ada di perusahaan efek Anggota Bursa yang
terhubung dengan sistem JATS di bursa, sehingga Anggota bursa dapat
"berkomunikasi" secara langsung dengan JATS di Bursa dari kantor masing-masing
Anggota Bursa.
Dengan Online trading ini, nasabah melalui jaringan internet dapat melakukan
pesanan dimanapun nasabah tersebut berada. Selain dapat melakukan pesanan

Materi Pelatihan WPEE | Edisi 2018 14


Modul WPEE | MPE

jual dan/atau beli efek, posisi efek serta dana yang dimilikinya pun dapat diketahui
secara langsung.

Direct Market Access


Secara harfiah Direct Market Access adalah order yang langsung dapat diinputkan
oleh pihak tertentu yang mempunyai Izin untuk menggunakan DMA yang
berkedudukan di negara lain untuk memasukan order pemesanan secara langsung
ke sistem perdagangan Bursa Efek, namun di Indonesia sesuai peraturan No. 8
tahun 1995 tentang Pasar Modal dan juga Peraturan II-A Bursa Efek Indonesia
mengenai Efek Bersifat Ekuitas yang mengatur bahwa pihak yang dapat
mengunakan dan atau sarana Bursa Efek Indonesia adalah Anggota Bursa, maka
pihak lain yang berkedudukan di luar negeri dan ingin mengunakan Direct Market
Accses di Bursa Efek Indonesia tetap harus melewati sistem yang ada pada
Anggota Bursa sebelum diteruskan ke sistem perdagangan Bursa.

Ketentuan penyampaian pesanan ke Bursa sebagai berikut :


1. Pelaksanaan perdagangan efek di bursa dilakukan dengan menggunakan
fasilitas JATS.
2. Perdagangan efek di bursa hanya dapat dilakukan oleh Anggota Bursa Efek
yang memiliki izin sebagai Perantara Pedagang Efek.
3. Anggota Bursa Efek bertanggungjawab terhadap seluruh transaksi yang
dilakukan di bursa baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan
nasabah.
4. Seluruh pesanan yang disampaikan oleh Anggota Bursa baik mewakili
kepentingan nasabah maupun diri sendiri wajib melewati verifikasi dan validasi
sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Bursa sebelum diteruskan ke JATS
5. Dalam hal Anggota Bursa Efek memasukkan penawaran jual dan atau
permintaan beli ke JATS dimana penawaran jual dan atau permintaan beli
tersebut belum memperoleh konfirmasi dari JATS (reply), namun Anggota
Bursa Efek tersebut memasukkan kembali penawaran jual dan atau
permintaan beli yang sama, maka penawaran jual dan atau permintaan beli
tersebut oleh JATS diperlakukan sebagai penawaran jual dan atau permintaan
beli yang baru. Apabila transaksi atas kedua penawaran jual dan atau
permintaan beli tersebut terjadi (match), maka kedua transaksi dimaksud
adalah sah.
6. Dalam hal Anggota Bursa Efek memasukkan penawaran jual dan atau
permintaan beli ke JATS dimana penawaran jual dan atau permintaan beli
tersebut belum memperoleh konfirmasi dari JATS (reply), namun Anggota
Bursa Efek tersebut melakukan pembatalan (withdraw) atau perubahan
(amend) atas penawaran jual dan atau permintaan beli tersebut, maka apabila
penawaran jual dan atau permintaan beli tetap terjadi maka transaksi
dimaksud adalah sah.
7. Bursa mempunyai Hak melarang atau memfasilitasi Anggota Bursa Efek untuk
mentransaksikan efek yang yang tercatat di bursa secara Over The Counter
(OTC) atau transaksi diluar bursa kecuali kedudukanya sebagai kustodian
untuk efek yang tercatat di bursa.

3. Verifikasi dan validasi order


Setiap order yang masuk akan dilakukan verifikasi dan validasi melewati sistem
dan manajemen yang berada di Anggota Bursa terlebih dahulu sebelum
diteruskan ke Bursa Efek Indonesia (BEI). Proses ini dilakukan di kantor masing-
masing Anggota Bursa.

4. Transaksi terjadi (matched)


Dalam tahap ini, semua order yang masuk kedalam sistem JATS bertemu
dengan harga yang sesuai dan tercatat dalam sistem sebagai transaksi yang
telah terjadi (done), artinya sebuah order jual/beli telah bertemu dengan harga

Materi Pelatihan WPEE | Edisi 2018 15


Modul WPEE | MPE

yang cocok. Selanjutnya petugas kantor broker menyampaikan informasi


kepada investor bahwa order yang disampaikan telah terpenuhi. Konfirmasi
akan diberikan oleh masing-masing Perusahaan Efek Anggota Bursa kepada
nasabah pada akhir hari bursa setelah order disampaikan atau diteruskan (online
trading) oleh nasabah.

5. Penyelesaian transaksi (settlement)


Penyelesaian transaksi (settlement) merupakan tahap akhir dalam sebuah siklus
transaksi. Investor akan mendapatkan hak-haknya setelah beberapa proses
seperti kliring, pemindahbukuan dan lain-lain. Jika melakukan transaksi hari ini
(T), maka hak kita akan terpenuhi 3 hari bursa selanjutnya (T+3) untuk pasa
regular dan (T+0) untuk pasa tunai.

II.2. Pelaksanaan Pesanan Nasabah oleh Anggota Bursa Efek


1. Anggota Bursa Efek (AB) yang menerima pesanan dari nasabahnya untuk
melakukan transaksi dan atau akan melakukan transaksi untuk kepentingannya
sendiri atas Efek yang tercatat di Bursa, wajib melaksanakan transaksi tersebut
melalui sistem perdagangan Bursa.
2. AB Efek wajib melakukan verifikasi atas setiap pesanan yang diterima dari
nasabahnya, guna mendukung pengendalian internal dan untuk mencegah
terjadinya perdagangan yang tidak wajar.
3. Pesanan jual dan atau beli yang dapat dilaksanakan di Bursa oleh AB hanya
pesanan terbatas (limit order) yaitu pesanan yang dilaksanakan oleh AB sampai
dengan batas harga yang ditetapkan oleh nasabahnya.
4. Setiap instruksi dan pesanan jual dan atau beli, wajib tercatat di bagian
Pemasaran yang memuat data waktu dan nomor urut, nomor rekening nasabah,
jumlah dan nama (atau kode) Efek, batasan harga, jenis transaksi (jual/beli),
serta keterangan mengenai status nasabah (asing/lokal), dan instruksi khusus,
jika ada sebelum dimasukan ke JATS.
5. Pesanan jual dan atau beli yang telah disetujui oleh AB wajib diteruskan ke JATS
satu per satu per pesanan nasabah (tidak digabung) berdasarkan urutan waktu
(prioritas waktu) disetujuinya pesanan tersebut.
6. Penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan ke JATS wajib
dilengkapi dengan data identitas tunggal nasabah (Single Investor
Identity/SID).
7. Penawaran jual dan atau permintaan beli nasabah atas Efek selain Hak Memesan
Efek Terlebih Dahulu (HMETD) hanya boleh ditransaksikan oleh AB di Pasar
Reguler, kecuali nasabah menginstruksikan atau menyetujui secara tertulis
bahwa penawaran jual atau permintaan belinya ditransaksikan di Pasar Tunai
atau Pasar Negosiasi.
8. AB hanya dapat memberikan pesanan titipan jual atau beli kepada AB lain
apabila AB yang bersangkutan dalam keadaan dikenakan larangan sementara
melakukan aktivitas perdagangan di Bursa (suspensi) dengan ketentuan:
a. Dalam hal AB yang bersangkutan dalam keadaan dikenakan larangan
sementara melakukan aktivitas perdagangan di Bursa (suspensi), maka:
1) pesanan titipan jual dan atau beli dimaksudkan untuk kepentingan
penyelesaian Transaksi Bursa yang dilakukan sebelum AB yang
bersangkutan dikenakan suspensi; atau
2) pesanan titipan jual dan atau beli adalah untuk kepentingan
nasabahnya; atau
3) pesanan titipan jual atas portofolio sendiri yang dimaksudkan untuk
kepentingan penyelesaian kewajiban AB yang bersangkutan.
b. AB yang menerima pesanan titipan dari AB lainnya wajib memperlakukan
pesanan Anggota Bursa Efek tersebut sama dengan pesanan nasabah
lainnya.
c. Dalam hal sistem perdagangan AB mengalami gangguan atau kerusakan
termasuk sistem Business Continuity Plan (BCP) maka AB dapat melakukan

Materi Pelatihan WPEE | Edisi 2018 16


Modul WPEE | MPE

pesanan titip jual dan atau titip beli kepada AB lain palinglama 20 (dua
puluh) Hari Bursa dengan terlebih dahulu melaporkan ke Bursa mengenai:
1) adanya gangguan atau kerusakan tersebut.
2) AB yang akan menerima pesanan titip jual dan atau beli tersebut.
d. AB yang tidak melakukan aktivitas perdagangan Efek di Bursa atas
permintaan sendiri (voluntary suspension) dapat memberikan pesanan
titipan jual dan beli untuk kepentingan portofolio sendiri kepada AB lain.
e. AB hanya dapat menerima dan melaksanakan pesanan Transaksi Bursa
untuk kepentingan Komisaris, Direktur dan atau pegawai AB yang
bersangkutan, apabila AB tersebut telah memiliki prosedur operasi standar
tertulis tentang pelaksanaan pesanan Transaksi Bursa untuk kepentingan
Komisaris, Direktur dan atau pegawai AB yang sekurang-kurangnya
memuat hal-hal sebagai berikut:
1) kewajiban untuk membuka Rekening Efek;
2) prinsip mendahulukan kepentingan nasabah;
3) Transaksi Bursa yang dilakukan tidak bertentangan dengan peraturan
perundangan yang berlaku;
4) Transaksi Bursa tersebut diawasi langsung oleh Direktur/Pejabat
Pengawas melalui sistem pengawasan internal AB yang bersangkutan.

II.4. Segmen Pasar Di Bursa dan Penyelesaian Transaksi Bursa

Segmen Pasar di BEI


Transaksi yang terjadi di Bursa Efek Indonesia terkategori ke dalam transaksi Pasar
Sekunder. Pasar Sekunder adalah pasar tempat terjadinya transaksi perdagangan
efek di antara para investor setelah efek yang dijual atau ditawarkan pada Pasar
Perdana dicatatkan pada bursa efek. Di pasar ini efek-efek diperdagangkan dari
satu investor kepada investor lainnya. Investor dapat memperdagangkan efek di
Bursa Efek Indonesia pada 3 Segmen Pasar di BEI yang terdiri dari:
1. Pasar Reguler
2. Pasar Negosiasi
3. Pasar Tunai

Pasar Reguler
Pasar reguler adalah pasar dimana perdagangan efek di bursa dilaksanakan
berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan
(continuous auction market ) oleh Anggota Bursa Efek melalui JATS yang
berlangsung pada dua sesi perdagangan dan penyelesaiannya dilakukan pada Hari
bursa ke-3 setelah terjadinya transaksi bursa (T+3).

Pasar Tunai
(Pasar Tunai) adalah pasar dimana perdagangan efek di Bursa dilaksanakan
berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan
(continuous auction market) oleh Anggota Bursa Efek melalui JATS yang
berlangsung hanya pada sesi pertama saja dari dua sesi perdagangan setiap
harinya yang berlangsung di Bursa Efek. Penyelesaiannya dilakukan pada hari
bursa yang sama dengan terjadinya transaksi bursa (T+0).

Pasar Negosiasi
Pasar Negosiasi adalah pasar dimana perdagangan saham di bursa dilaksanakan
menggunakan satuan lembar berdasarkan kesepakatan antara penjual dan pembeli
tanpa harus mengacu pada besaran fraksi harga. Penyelesaiannya dapat dilakukan
sesuai kesepakatan, atau T+0 khusus untuk hari bursa terakhir perdagangan
HMETD dan maksimal T+3 jika kedua belah pihak tidak menetapkan waktu
penyelesaian.

Materi Pelatihan WPEE | Edisi 2018 17


Modul WPEE | MPE

Perdagangan di Pasar Reguler, Pasar Tunai dan Pasar Negosiasi dilakukan selama
jam perdagangan pada setiap hari bursa dengan berpedoman pada waktu Jakarta
Automated Trading System (JATS).

Masing – masing Segmen Pasar memiliki ketentuan dalam memperdagangkan efek


bersifat ekuitas sebagai berikut :
a. Saham dapat diperdagangkan di Pasar Reguler, Pasar Tunai, dan Pasar Negosiasi
b. Waran dapat diperdagangkan di Pasar Reguler, Pasar Tunai, dan Pasar Negosiasi
c. HMETD hanya dapat diperdagangkan di Pasar Tunai dam Pasar Negosiasi Sesi I
d. ETF dan DIRE dapat diperdagangkan di Pasar Reguler, Pasar Tunai, Pasar
Negosiasi

Gambar 7
Segmen Pasar

Gambar 8
Mekanisme Penyelesaian Efek Di Bursa

Materi Pelatihan WPEE | Edisi 2018 18


Modul WPEE | MPE

II.4 Proses Tawar Menawar

Di Pasar Reguler dan Pasar Tunai


1. Tawar menawar pada sesi perdagangan di pasar reguler dan pasar tunai
berpedoman pada harga pembukaan.
2. Dalam hal harga pembukaan tidak terbentuk, maka tawar menawar, persentase
Auto Rejection, dan patokan harga Auto Rejection pada sesi perdagangan di
pasar reguler dan pasar tunai berpedoman pada:
a. Harga previous untuk saham yang sudah diperdagangkan di bursa;
b. Harga Teoretis Hasil Tindakan Korporasi untuk saham Perusahaan Listing
yang melakukan tindakan korporasi (corporate action);
c. Harga perdana untuk saham Emiten yang pertama kali diperdagangkan di
Bursa;
3. Penawaran jual dan atau permintaan beli yang telah dimasukkan ke dalam JATS
diproses oleh JATS dengan memperhatikan prioritas harga (price priority),
dalam arti permintaan beli pada harga yang lebih tinggi memiliki prioritas
terhadap permintaan beli pada harga yang lebih rendah, sedangkan penawaran
jual pada harga yang lebih rendah memiliki prioritas terhadap penawaran jual
pada harga yang lebih tinggi.
4. Dalam hal penawaran jual atau permintaan beli diajukan pada harga yang sama,
JATS memberikan prioritas kepada permintaan beli atau penawaran jual yang
diajukan terlebih dahulu (time priority).
5. Sebelum transaksi bursa terjadi, Anggota Bursa Efek (AB) dapat mengubah atau
membatalkan penawaran jual dan atau permintaan beli yang sudah dimasukkan
ke JATS, dengan ketentuan:
a. Pengurangan jumlah efek pada JATS baik pada penawaran jual maupun pada
permintaan beli untuk tingkat harga yangsama tidak mengakibatkan
hilangnya prioritas waktu.
b. Penambahan jumlah efek baik pada penawaran jual maupun permintaan beli
untuk tingkat harga yang sama dilakukan dengan memasukkan penawaran
jual maupun permintaan beli baru ke JATS dan diperlakukan sama dengan
penawaran jual maupun permintaan beli baru.
6. Seluruh penawaran jual dan atau permintaan beli yang belum
diperjumpakanoleh JATS (open order) di Sesi II, akan dilanjutkan secara
otomatis keperdagangan sesi Pre-closing oleh JATS

Materi Pelatihan WPEE | Edisi 2018 19


Modul WPEE | MPE

Di Pasar Negosiasi
1. Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Negosiasi dilakukan melalui proses
tawar-menawar secara individual (negosiasi secara langsung) antar Anggota
Bursa Efek (AB) atau antar nasabah melalui satu AB atau antara nasabah dengan
AB yang selanjutnya hasil kesepakatan dari tawar-menawar tersebut diproses
melalui JATS
2. Hasil kesepakatan tawar-menawar yang terjadi dan mengikat menjadi Transaksi
Bursa saat dikonfirmasikan oleh AB yang menjadi lawan transaksi (counter
party)
3. Anggota Bursa Efek yang belum mempunyai lawan transaksi di Pasar Negosiasi
dapat menyampaikan informasi mengenai penawaran jual dan atau permintaan
beli Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Negosiasi melalui tampilan informasi
(advertising)
4. Anggota Bursa Efek yang memberikan informasi penawaran jual dan atau
permintaan beli melalui tampilan informasi dapat mengubah atau membatalkan
penawaran jual dan atau permintaan beli tersebut
5. Apabila Harga Transaksi Bursa di Pasar Negosiasi hasil kesepakatan berada di
luar batasan Auto Rejection yang ditetapkan di Pasar Reguler, maka Anggota
Bursa Efek yang bersangkutan harus melaporkan kepada Bursa alasan dan
tujuan dilakukannya transaksi dimaksud, dalam jangka waktu paling lambat hari
Bursa berikutnya, menggunakan kecuali untuk saham dengan Harga minimum
yang berlaku di Pasar Reguler dan Tunai yaitu sebesar Rp50 (lima puluh rupiah)
6. Transaksi yang terjadi di Pasar Negosiasi tidak mempengaruhi perubahan Indeks

Penyelesaian Transaksi Bursa Pasar Reguler dan Pasar Tunai


1. Penyelesaian transaksi bursa di pasar reguler dan pasar tunai dijamin oleh KPEI
2. Penyelesaian transaksi bursa di pasar regular dan pasar tunai dilakukan secara
netting + offsetting
3. Transaksi bursa pasar reguler wajib diselesaikan pada hari bursa ke-3 setelah
terjadinya transaksi bursa (T+3).
4. Transaksi bursa pasar tunai wajib diselesaikan pada hari bursa yang sama
dengan terjadinya transaksi bursa (T+0)
5. Penyelesaian transaksi bursa di pasar negosiasi dilakukan sesuai kesepakatan
antar kedua belah pihak apabila tidak ditentukan maka akan mengikuti proses
penyelesaian transaksi bursa di pasar regular (T+3)
6. Penyelesaian transaksi bursa di pasar negosiasi dilakukan secara trade for trade
7. Hak dan kewajiban dari setiap Anggota Bursa Efek yang berkaitan dengan
transaksi bursa yang dilakukannya di pasar reguler dan pasar tunai sebagaimana
dimuat di dalam Daftar Transaksi Bursa (DTB) akan ditentukan oleh KPEI pada
setiap Hari Bursa dan dicantumkan di Daftar Hasil Kliring (DHK). DHK dalam
bentuk data elektronik wajib disediakan oleh KPEI paling lambat pukul 13.00.00
WIB untuk perdagangan sesi I, pukul 19.30.00 WIB untuk perdagangan sesi II
dan dalam bentuk tercetak paling lambat pukul 09.00.00 WIB pada Hari Bursa
berikutnya
8. Penyelesaian transaksi sesuai DHK Netting wajib diselesaikan oleh Anggota
Bursa Efek kepada KPEI selambat -lambatnya pukul 12:15:00 WIB dan oleh KPEI
kepada Anggota Bursa Efek selambat -lambatnya pukul 13:30:00 WIB pada
tanggal yang ditetapkan dalam DHK.
9. Penyelesaian transaksi dilakukan melalui pemindah-bukuan Efek Bersifat
Ekuitas dan atau dana ke rekening Efek Anggota Bursa Efek yang berhak sesuai
peraturan KSEI dan KPEI.
10. Anggota Bursa Efek serah efek harus menyelesaikan kewajibannya dengan
cara sebagai berikut:
a. Memindahbukukan efek tersebut ke rekening efek serah yang bersangkutan
yang berada pada KSEI, selambat -lambatnya pukul 12:15:00 WIB pada
tanggal yang ditetapkan dalam DHK;

Materi Pelatihan WPEE | Edisi 2018 20


Modul WPEE | MPE

b. Membuat kesepakatan pinjam meminjam efek dengan KPEI dan


menginformasikan kepada KPEI bahwa kewajiban Anggota Bursa Efek untuk
menyerahkan efek pada tanggal yang ditetapkan dalam DHK akan
diselesaikan dengan menggunakan efek Ekuitas yang dipinjam dari KPEI;
c. Membeli efek Ekuitas tersebut melalui Pasar Tunai dimana penyelesaian
transaksi bursanya jatuh pada tanggal yang sama dengan tanggal
penyelesaian kewajiban serah efek Ekuitas tersebut;
d. Menyerahkan uang pengganti (Alternate cash settlement) pada tanggal
yang ditetapkan dalam DHK;
e. Mengkombinasikan sebagian atau seluruh metode dari ketentuan di atas.
11. Anggota Bursa Efek harus menyelesaikan kewajiban untuk menyerahkan dana
kepada KPEI dengan cara pemindahbukuan dana ke rekening efek serah dan
atau rekening jaminan yang berada pada KSEI selambatlambatnya pukul
12:15:00 WIB pada tanggal yang ditetapkan dalam DHK
12. Dalam hal kewajiban Anggota Bursa Efek untuk menyerahkan Efek Bersifat
Ekuitas tidak dilaksanakan dengan cara sebagaimana yang telah ditentukan
dalam peraturan, maka Anggota Bursa Efek tersebut wajib untuk menyelesaikan
kewajibannya dengan uang pengganti (Alternate cash settlement) yang
besarnya ditetapkan sebesar 125% (seratus dua puluh lima perseratus) dari
harga tertinggi atas Efek Bersifat Ekuitas yang sama yang terjadi di Pasar
Reguler dan Pasar Tunai yang penyelesaiannya jatuh tempo pada tanggal yang
sama dan Pasar Reguler sesi I papa hari penyelesaian transaksi yang
penyelesaiannya jatuh tempo pada tanggal yang sama.

Penyelesaian Transaksi Bursa Pasar Negosiasi


1. Waktu penyelesaian transaksi bursa di pasar negosiasi ditetapkan berdasarkan
kesepakatan antara Anggota Bursa Efek jual dan Anggota Bursa Efek beli dan
diselesaikan secara per-transaksi.
2. Dalam hal Anggota Bursa Efek beli dan Anggota Bursa Efek jual tidak
menetapkan waktu penyelesaian transaksi bursa, maka penyelesaian transaksi
bursa dilakukan selambat-lambatnya pada hari bursa ke-3 setelah terjadinya
transaksi (T+3).
3. pada Hari Bursa yang sama dengan terjadinya transaksi (T+0) khusus untuk
hari bursa terakhir perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu

Tabel I
Pasar Reguler dan Tunai

Mekanisme Peraturan Pasar Reguler Pasar Tunai


Fraksi Harga √ √
Auto Rejection √ √
Pengaruh terhadap Indeks √ ×
Satuan perdagangan Round lot Round lot
Harga minimum Rp50,- Rp50,-
Proses tawar menawar Continuous auction Continuous auction
Settlement T+3 T+0
Mekanisme penyelesaian Netting Netting
Sesi Semua sesi Sesi 1

Tabel II
Pasar Negosiasi

Mekanisme Peraturan Pasar Negosiasi


Fraksi Harga Kelipatan Rp 1
Auto Rejection ×
Pengaruh terhadap Indeks ×
Satuan perdagangan Kelipatan 1 Efek

Materi Pelatihan WPEE | Edisi 2018 21


Modul WPEE | MPE

Harga minimum Rp 1
Proses tawar menawar Kesepakatan
Settlement Kesepakatan
Mekanisme penyelesaian Trade for Trade
Sesi 09.00-16.15

II.5. Jam dan Sesi Perdagangan


Jam perdagangan di Bursa Efek Indonesia dibagi menjadi jam perdagangan normal
(Senin - Kamis) dan perdagangan Jumat, dan secara umum sesi perdagangan di
Bursa Efek Indonesia dibagi menjadi beberapa sesi yakni sesi Pre-opening, Sesi 1,
Sesi 2, Sei Pre-closing dan Sesi Post-closing. Beriku Ilustrasi terkait jam
perdagangan dan sesi perdagangan di Bursa Efek Indonesia :

Gambar 9
Jam dan Sesi Perdagangan

1. Sesi Pre-opening
Perdagangan di Pasar Reguler dimulai dengan sesi Pre-opening pada setiap
hari perdagangan. Dalam sesi tersebut dimasukkan order jual dan beli untuk
membentuk harga Pre-opening.

Jadwal sesi pre-opening yakni:

Waktu Aktivitas
08:45:00 - 08:55:00 Anggota bursa memasukkan order jual dan beli
JATS melakukan proses penetapan harga pre-
08:55:01 - 08:59:59
opening dan pengalokasian transaksi

Pelaksanaan Perdagangan Pada Sesi Pre-opening


1. Saham yang diperdagangkan pada sesi Pre-opening ditetapkan oleh Bursa
melalui Pengumuman paling lambat 1 (satu) Hari Bursa sebelum saham tersebut
diperdagangkan pada sesi Pre-opening.

Materi Pelatihan WPEE | Edisi 2018 22


Modul WPEE | MPE

2. Saham yang diperdagangkan pada sesi Pre-opening adalah saham-saham yang


masuk dalam penghitungan indeks LQ-45 dan atau saham lain yang ditent ukan
sesuai dengan kebijakan Bursa.
3. Harga tawar menawar pada sesi Pre-opening berpedoman pada Harga Previous
atau Harga Teoritis saham Hasil Tindakan Korporasi
4. Penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan pada sesi
Prapembukaan, dapat diubah dan atau dibatalkan oleh Anggota Bursa Efek yang
bersangkutan sepanjang pembatalan dan atau perubahan tersebut dilakukan
masih dalam tenggang waktu perdagangan sesi pre-opening
5. Harga Pembukaan terbentuk berdasarkan akumulasi jumlah penawaran jual dan
permintaan beli terbanyak untuk saham yang sama yang dapat diperjumpakan
oleh JATS pada satu harga tertentu
6. Seluruh penawaran jual dan atau permintaan beli yang belum diperjumpakan
oleh JATS (open order) di sesi Pre-opening, akan dilanjutkan secara otomatis ke
perdagangan sesi I oleh JATS, kecuali Harga penawaran jual dan atau
permintaan beli tersebut melampaui batasan Auto Rejection.

2. Sesi Perdagangan Sesi I dan II


Hari Sesi Waktu
Senin – Kamis Sesi I 09:00 - 12:00 waktu JATS
Sesi II 13:30 - 15:49 waktu JATS
Jumat Sesi I 09:00 - 11:30 waktu JATS
Sesi II 14:00 - 15:49 waktu JATS

3. Sesi Pre-closing dan Post-closing


Sesi Waktu Aktivitas
Pre-closing Anggota bursa memasukkan order
15:50:00 - 16:00:00
jual dan beli
16:00:01 - 16:04:59 JATS melakukan proses
pembentukan Harga Penutupan
dan memperjumpakan
penawaran jual dengan
permintaan beli pada Harga
Penutupan berdasarkan price
dan time priority
Post-closing 16:05:00 - 16:15:00 Anggota Bursa Efek untuk
memasukkan penawaran jual
dan atau permintaan beli pada
Harga Penutupan, dan JATS
memperjumpakan secara
berkelanjutan (continuous
auction) atas penawaran jual
dengan permintaan beli untuk
Efek yang sama secara
keseluruhan maupun sebagian
pada Harga Penutupan
berdasarkan time priority

Pada Sesi Pre-closing


1. Pada sesi Pre-closing, Anggota Bursa Efek dapat memasukkan penawaran jual
dan atau permintaan beli sesuai dengan ketentuan satuan perdagangan dan
Fraksi Harga dengan tetap tunduk pada ketentuan Auto Rejection
2. Penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan pada sesi
Prapenutupan, dapat diubah dan atau dibatalkan oleh Anggota Bursa Efek yang
bersangkutan sepanjang pembatalan dan atau perubahan tersebut dilakukan
masih dalam tenggang waktu perdagangan sesi pre-closing

Materi Pelatihan WPEE | Edisi 2018 23


Modul WPEE | MPE

3. Harga Penutupan terbentuk berdasarkan akumulasi jumlah penawaran jual dan


permintaan beli terbanyak untuk saham yang sama yang dapat diperjumpakan
pada satu harga tertentu. Saham yang diperdagangkan pada sesi Pre-opening
ditetapkan oleh Bursa melalui Pengumuman paling lambat 1 (satu) Hari Bursa
sebelum saham tersebut diperdagangkan pada sesi Pre-opening
4. Seluruh penawaran jual dan atau permintaan beli yang belum diperjumpakan
oleh JATS (open order) di sesi Pre-closing, akan dilanjutkan secara otomatis ke
perdagangan sesi Post-closing oleh JATS
5. Apabila Harga Penutupan tidak terbentuk, maka Harga Penutupan ditetapkan
berdasarkan Harga dari Transaksi Bursa yang terakhir kali terjadi

Pada Sesi Post-closing


1. Efek Bersifat Ekuitas yang dapat diperdagangkan pada sesi Post-closing adalah
seluruh Efek Bersifat Ekuitas, kecuali Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
2. Anggota Bursa Efek hanya dapat memasukkan penawaran jual dan atau
permintaan beli pada Harga Penutupan
3. Perubahan penawaran jual dan atau permintaan beli pada sesi Post-closing
hanya dapat dilakukan pada Harga Penutupan.

Perdagangan Saham Perusahaan Tbk yang Melakukan Tindakan Korporasi


Pelaksanaan Perdagangan saham dari Perusahaan Tercatat yang melakukan
tindakan korporasi:
1. Jika masih mengandung haknya (dalam periode cum) akan berakhir pada:
a. Hari Bursa ke-3 (ketiga) sebelum tanggal pencatatan pemegang saham
yang mendapatkan hak (recording date), untuk perdagangan pada Pasar
Reguler dan Pasar Negosiasi.
b. Hari Bursa yang sama dengan dilakukannya recording date, untuk
perdagangan pada Pasar Tunai.
2. Jika tidak lagi mengandung hak (periode ex) dimulai pada hari bursa
berikutnya setelah berakhirnya periode cum
3. Jika tindakan korporasi mengakibatkan adanya perubahan nilai nominal
saham (stock split atau reverse stock) dan perubahan saham yang dicatatkan
akibat penggabungan atau peleburan usaha (merger), Bursa meniadakan
perdagangan di Pasar Tunai atas saham tersebut selama 2 (dua) Hari Bursa
terhitung sejak berakhirnya periode cum di Pasar Reguler
4. Untuk memberikan kesempatan menukarkan Waran menjadi saham, maka
perdagangan Waran berakhir paling lambat:
a. 4 (Empat) Hari Bursa sebelum tanggal Waran tersebut jatuh tempo untuk
perdagangan Waran di Pasar Reguler;
b. 1 (Satu) Hari Bursa sebelum tanggal Waran tersebut jatuh tempo untuk
perdagangan Waran di Pasar Tunai.
5. Dalam hal perusahaan tercatat melakukan penerbitan Waran sebagai hasil
pelaksanaan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD), Bursa akan
meniadakan perdagangan Waran di seluruh pasar sejak awal pelaksanaan
HMETD sampai Waran tersebut sudah diterbitkan dan tersedia.
6. Khusus untuk HMETD hanya dapat diperdagangkan di pada Pasar Tunai dan
sesi I Pasar Negosiasi

II.6. Fraksi Harga dan Auto Rejection


Untuk menjaga mekanisme perdagangan berjalan secara teratur, wajar dan
efisien, Bursa Efek Indonesia mempunyai aturan yang tertuang dalam peraturan
Perdagangan II-A Perihal mekanisme perdagangan efek.

Fraksi Harga
Fraksi Harga Merupakan satuan perubahan harga yang digunakan dalam
melakukan penawaran jual atau permintaan beli.

Materi Pelatihan WPEE | Edisi 2018 24


Modul WPEE | MPE

Fraksi Harga yang berlaku saat ini adalah sebagai berikut:


1. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih kecil dari Rp 200,- (Dua
Ratus rupiah) mempunyai Fraksi Harga sebesar Rp 1,- dan maksimum price step
adalah Rp10.
2. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham dengan rentang harga Rp
200,- (Dua Ratus rupiah) sampai dengan kurang dari Rp 500,- (lima ratus
rupiah) mempunyai Fraksi Harga sebesar Rp 2,- dan maksimum price step
adalah Rp 20,-.
3. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham dengan rentang harga Rp
500,- (lima Ratus rupiah) sampai dengan kurang dari Rp 2.000,- (dua ribu
rupiah) mempunyai Fraksi Harga sebesar Rp 5,- dan maksimum price step
adalah Rp 50,-.
4. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham dengan rentang harga Rp
2.000,- (dua Ribu rupiah) sampai dengan kurang dari Rp 5.000,- (lima ribu
rupiah) mempunyai Fraksi Harga sebesar Rp 10,- dan maksimum price step
adalah Rp 100,-.
5. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari Rp 5.000,- (lima
ribu rupiah) mempunyai Fraksi Harga sebesar Rp 25,- dan maksimum price step
adalah Rp 250,-.

Penjelasan diatas sesuai dengan peraturan Perdagangan II-A Perihal mekanisme


perdagangan efek, dan mulai diberlakukan sejak tanggal 2 Mei 2016.

Gambar 9
Fraksi Harga

Parameter fraksi harga merupakan komponen penting yang dapat menentukan


likuiditas dan aktivitas perdagangan saham. Aktivitas transaksi saham yang cenderung
mengalami penurunan setelah implementasi perubahan fraksi harga pada awal tahun
2014 mengundang berbagai respon dari pelaku pasar. Perubahan tersebut sangat
mempengaruhi perilaku investor yang terlihat dari aktivitas transaksi dengan indikator
nilai dan volume transaksi. Oleh sebab itu, BEI melakukan penyesuaian kelompok
harga saham dan besaran fraksi harga yang lebih sesuai dengan kebutuhan investor
baik ritel maupun institusi sehingga dapat meningkatkan nilai dan volume transaksi.
Berikut adalah runutan perubahan fraksi sebelumnya :

Materi Pelatihan WPEE | Edisi 2018 25


Modul WPEE | MPE

Gambar 10
Perubahan Fraksi Harga
2 Januari 2007 – 3 6 Januari 2014 – 29 2 Mei 2016 - Sekarang
Januari 2014 April 2016
Kelompok Harga
Fraksi Maks Fraksi Maks Fraksi Maks
Harga Perubahan Harga Perubahan Harga Perubahan
< Rp200 Rp1 Rp10 Rp1 Rp10
Rp1 Rp20
Rp200 - < Rp500 Rp5 Rp50 Rp2 Rp20
Rp500 - < Rp2.000 Rp10 Rp100 Rp5 Rp50
Rp5 Rp100
Rp2.000 - < Rp5.000 Rp25 Rp250 Rp10 Rp100
≥ Rp5.000 Rp50 Rp500 Rp25 Rp500 Rp25 Rp250

II.7. Auto Rejection


Harga penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan ke dalam JATS
adalah harga penawaran yang masih berada di dalam rentang harga tertentu. Bila
Anggota Bursa memasukkan harga diluar rentang harga tersebut maka secara
otomatis akan ditolak oleh JATS (Auto Rejection).

Dalam pelaksanaan perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler dan Pasar
Tunai, maka JATS akan melakukan Auto Rejection, apabila:
1) Volume penawaran jual atau permintaan beli Efek Bersifat Ekuitas lebih dari
50.000 (lima puluh ribu) lot atau 5% (lima perseratus) dari jumlah Efek
yang tercatat di Bursa (mana yang lebih kecil).
2) Acuan Harga yang digunakan untuk pembatasan harga penawaran tertinggi
atau terendah di Pasar Reguler dan Pasar Tunai atas saham yang
dimasukkan ke JATS sebagaimana dimaksud dalam ketentuan di atas
ditetapkan berdasarkan pada:
a. Harga Pembukaan di Pasar Reguler untuk perdagangan saham di Pasar
Reguler dan Pasar Tunai;
b. Harga Previous apabila Harga Pembukaan tidak terbentuk;
c. Harga Teoritis Hasil Tindakan Korporasi untuk saham Perusahaan
Tercatat yang melakukan Tindakan Korporasi; atau
d. Harga perdana untuk saham Perusahaan Tercatat yang pertama kali
e. diperdagangkan di Bursa
3) Penerapan Auto Rejection untuk perdagangan saham hasil Penawaran
Umum yang pertama kali diperdagangkan di Bursa (perdagangan perdana)
ditetapkan sebesar 2 (dua) kali dari persentase batasan Auto Rejection yang
telah ditentukan

Batasan Auto Rejection yang berlaku saat ini adalah sebagai berikut:
1. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih kecil dari Rp 50,- (lima
puluh rupiah)
2. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 35% (tiga puluh
lima perseratus) di atas atau di bawah Acuan Harga untuk Saham dengan
rentang harga Rp 50,- (lima puluh rupiah) sampai dengan dari Rp 200,- (dua
ratus rupiah).
3. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 25% (dua puluh
lima perseratus) di atas atau di bawah Acuan Harga untuk Saham dengan
rentang harga Rp 200,- (dua ratus rupiah) sampai dengan dari Rp 5.000,- (lima
ribu rupiah).

Materi Pelatihan WPEE | Edisi 2018 26


Modul WPEE | MPE

4. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 20% (dua puluh
perseratus) di atas atau di bawah Acuan Harga untuk Saham dengan rentang
harga di atas Rp 5.000,- (lima ribu rupiah).

Auto Rejection diatas diberlakukan sejak tanggal 2 Mei 2016 sesuai dengan
Keputusan direksi Bursa Efek Indonesia No. Kep-00113/BEI/12-2016 dan
tercantum dalam peraturan Perdagangan II-A Perihal mekanisme perdagangan
efek.

Gambar 10
Auto Rejection

II.8. Perdagangan Reksadana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif


Merupakan Transaksi atas Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Yang Unit
Penyertaannya Diperdagangkan Di Bursa Efek, dimana Kontrak Investasi Kolektif
adalah kontrak antara Manajer Investasi dan Dealer partisipan yang mengikat
pemegang Unit Penyertaan di mana Manajer Investasi diberi wewenang untuk
mengolah fortofolio investasi kolektif.

Ketentuan Umum
1. Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang Unit Penyertaannya
diperdagangkan di Bursa sekurang-kurangnya memiliki 1 (satu) Dealer Partisipan.
2. Dalam rangka menciptakan likuiditas pasar, Dealer Partisipan wajib secara berkala
atau terus menerus memasukkan penawaran jual atau permintaan beli atas Unit
Penyertaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang diperdagangkan
di Bursa, dan bersedia merealisasikan transaksi dalam jumlah sesuai dengan
komitmen sebagaimana tertuang dalam Kontrak Investasi Kolektif.

Tata Cara Pelaksanaan Perdagangan


Tata cara dan pelaksanaan perdagangan termasuk biaya transaksi Unit Penyertaan
Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif di Bursa ditetapkan sesuai dengan
perdagangan saham sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor II-A tentang
Perdagangan Efek, kecuali ketentuan mengenai fraksi harga ditetapkan sebesar Rp 1,
- (satu rupiah) dan untuk setiap jenjang perubahan harga maksimum yang
diperkenankan adalah Rp 10,- (sepuluh rupiah).

II.9. Perdagangan Kontrak Opsi Saham (KOS)


Kontrak Opsi Saham adalah satuan perdagangan opsi saham yang ditetapkan
dalam satu satuan kontak yang terdiri dari 3 kontrak yakni 1 bulanan, 2 bulanan,
dan 3 bulanan dan diperdagangkan di sistem JOTS, peraturan yang mendasari
peraturan II-D Perihal Kontrak Opsi Saham adalah Peraturan Bapepam No. III-E.1
Tentang Kontrak Berjangka dan Opsi atas efek atau indeks efek.

Materi Pelatihan WPEE | Edisi 2018 27


Modul WPEE | MPE

Perdagangan efek di pasar derivative dilakukan selama jam perdagangan pada


setiap hari bursa dengan berpedoman pada waktu Jakarta Option Trading System
(JOTS)
1. Senin s.d Kamis
– Sesi I 09:30 - 12:00 Waktu JOTS
– Sesi II 13:30 - 16:00 Waktu JOTS
2. Jumat
– Sesi I 09:30 - 11:30 Waktu JOTS
– Sesi II 14:00 - 16:00 Waktu JOTS
Exercise dan Automatic Exercise setiap Hari Bursa pukul 10:00 - 16:15 WIB

Saham Induk
1. Dalam setiap perdagangan Opsi Saham, Bursa akan menetapkan Underlying
Stock dengan persyaratan sebagai berikut:
i. Saham tersebut telah tercatat di Bursa sekurang-kurangnya 12 (dua
belas) bulan.
ii. Transaksi atas saham tersebut dalam 12 (dua belas) bulan terakhir
menunjukkan:
1. frekuensi transaksi sekurang-kurangnya 2.000 (dua ribu)
setiap bulannya.
2. rata-rata volatilitas harga harian (intraday volatility)
sekurangkurangnya sebesar 0,5% (nol koma lima
perseratus) per hari, dengan cara perhitungan sebagaimana
dimaksud dalam Lampiran II-D.1 Peraturan ini.
iii. Harga saham sekurang-kurangnya Rp 500,- (lima ratus rupiah).
Saham tersebut memenuhi kapitalisasi pasar (Market Capitalization)
sekurang-kurangnya Rp 500.000.000.000,- (lima ratus miliar
rupiah).
iv. Berdasarkan pertimbangan tertentu, Bursa berwenang untuk
memilih dan menetapkan saham Perusahaan Tercatat yang
memenuhi persyaratan untuk menjadi Underlying Stock.

Penyelesaian Transaksi
1. Penyelesaian Transaksi Opsi Saham dilaksanakan oleh KPEI pada Hari Bursa
berikutnya setelah terjadinya Transaksi Opsi Saham (T+1).
2. Hak atau kewajiban Anggota Bursa Efek yang timbul akibat Transaksi Opsi
Saham dicantumkan dalam DHK-OS yang diterbitkan oleh KPEI.

II.10. Perdagangan Kontrak Berjangka Indeks Efek (KBIE) LQ-45


Kontrak Berjangka Indeks Efek LQ-45 adalah janji untuk menjual atau
membeli kontrak Indeks Efek LQ-45 dengan penyelesaian di waktu yang akan
datang, yang mewajibkan setiap Pihak untuk memenuhi perjanjian tersebut pada
saat jatuh tempo, Produk ini ada di Bursa Efek Indonesia sejak kuartal I-Tahun
2016 dan dapat diperdagangkan melalui JATS. KBIE ini juga merupakan
revitalisasi produk KBIE yang sebenarnya sudah ada dalam sistem FATS dan
diperdangkan sejak tahun 2001, akan tetapi seiring dengan perkembangan pasar
dirasa perlu untuk dilakukan penyesuaian atas produk berjangka terutama pada
sisi spesifikasi produk dan kapabilitas mesin perdagangan sehingga Produk
Kontrak berjangka Indeks Efek yang telah ada dapat memenuhi perkembangan
kebutuhan pasar modal saat ini. Revitalisasi produk LQ-45 Futures didukung oleh
adanya kebutuhan produk lindung nilai yang semakin dirasakan di Pasar Modal
Indonesia.

Waktu Perdagangan
Perdagangan Kontrak Berjangka Indeks Efek LQ-45 dilakukan selama jam
perdagangan pada setiap hari bursa dengan berpedoman pada waktu JATS.

Materi Pelatihan WPEE | Edisi 2018 28


Modul WPEE | MPE

Senin s.d Kamis


– Sesi I 09:00 - 12:00
– Sesi II 13:30 - 16:15
Jumat
– Sesi I 09:00 - 11:30
– Sesi II 14:00 - 16:15

Waktu perdagangan untuk seri KBIE LQ45 yang akan jatuh tempo, berakhir pada
sesi II pukul 16.00.00 Waktu JATS Hari Bursa terakhir perdagangan KBIE LQ-45
jatuh tempo.

Spesifikasi Kontrak
i. Bursa menyediakan KBIE LQ-45 dengan periode 1 (satu) bulan, 2 (dua)
bulan, dan 3 (tiga) bulan.
ii. Angka Pengganda (Multiplier) KBIE LQ-45 yang ditetapkan sebesar
Rp500.000,-
iii. (lima ratus ribu rupiah).
iv. Satuan Perdagangan KBIE LQ-45:
v. Perdagangan KBIE LQ-45 harus dalam satuan kontrak KBIE LQ-45 atau
kelipatannya.
vi. Setiap satu satuan kontrak KBIE LQ-45 memuat satu KBIE LQ-45.
vii. Auto Rejection KBIE LQ-45 ditetapkan paling tinggi 10% (sepuluh per
seratus) dari harga pembukaan KBIE LQ-45.
viii. Fraksi Harga KBIE LQ-45 ditetapkan sebesar 0,05 (nol koma nol lima).
ix. Dalam hal Bursa menghentikan penerbitan KBIE LQ-45, maka Bursa
mengumumkan pemberhentian tersebut paling lambat 3 (tiga) bulan
sebelum efektifnya pemberhentian penerbitan tersebut.
x. Bursa menetapkan dimulainya periode perdagangan KBIE LQ-45 melalui
xi. Pengumuman Bursa, yang antara lain memuat informasi sebagai berikut:
nama Underlying; kode KBIE LQ-45; awal periode perdagangan KBIE LQ-45,
akhir periode perdagangan KBIE LQ-45.

Proses Tawar Menawar di Pasar KBIE LQ-45


i. Setiap penawaran jual dan/atau permintaan beli yang akan dimasukkan ke
JATS, terlebih dahulu telah divalidasi oleh KPEI sesuai dengan Peraturan KPEI.
ii. Pedoman tawar menawar perdagangan KBIE LQ-45 pertama kali di Pasar
KBIE LQ-45 adalah angka penutupan Nilai Indeks Efek pada 1 (satu) Hari
Bursa sebelumnya.
iii. Penawaran jual dan/atau permintaan beli yang diterima oleh JATS diproses
oleh JATS dengan memperhatikan prioritas harga (price priority), permintaan
beli dengan harga yang lebih tinggi memiliki prioritas terhadap permintaan
beli dengan harga yang lebih rendah, sedangkan penawaran jual dengan
harga yang lebih rendah memiliki prioritas terhadap penawaran jual dengan
harga yang lebih tinggi.
iv. Dalam hal penawaran jual dan/atau permintaan beli diajukan pada harga
yang sama, JATS memberikan prioritas kepada penawaran jual dan/atau
permintaan beli yang diajukan terlebih dahulu (time priority).
v. Sebelum transaksi KBIE LQ-45 terjadi, Anggota Bursa Efek dapat mengubah
penawaran jual dan/atau permintaan beli di Pasar KBIE LQ-45 yang sudah
dimasukkan ke JATS, dengan ketentuan:
- Pengurangan jumlah KBIE LQ-45 pada JATS baik pada penawaran jual
maupun pada permintaan beli di Pasar KBIE LQ-45 untuk tingkat harga yang
sama tidak mengakibatkan hilangnya prioritas waktu.
- Penambahan jumlah KBIE LQ-45 baik pada penawaran jual maupun
permintaan beli di Pasar KBIE LQ-45 untuk tingkat harga yang sama
dilakukan dengan memasukkan penawaran jual maupun permintaan beli

Materi Pelatihan WPEE | Edisi 2018 29


Modul WPEE | MPE

baru ke JATS dan diperlakukan sama dengan penawaran jual maupun


permintaan beli baru.
vi. JATS menjumpakan penawaran jual dengan permintaan beli untuk KBIE LQ-
45 yang sama secara keseluruhan maupun sebagian di Pasar KBIE LQ-45
berdasarkan price dan time priority.

Penyelesaian Transaksi KBIE LQ-45

i. Penyelesaian Transaksi KBIE LQ-45 dijamin oleh KPEI sebagaimana diatur


dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 26/POJK.04/2014 tentang
Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa dan Peraturan KPEI.
ii. Penyelesaian Transaksi KBIE LQ-45 dilaksanakan sesuai dengan Peraturan
KPEI pada Hari Bursa berikutnya setelah terjadinya Transaksi KBIE LQ-45
(T+1).
iii. Penyelesaian Transaksi Bursa di Pasar KBIE LQ-45 dilaksanakan setelah
melalui Kliring secara Netting oleh KPEI.
iv. Hak dan kewajiban dari setiap Anggota Bursa Efek yang berkaitan dengan
Transaksi Bursa KBIE LQ-45 sebagaimana dimuat di dalam daftar transaksi
bursa akan ditentukan oleh KPEI melalui proses Netting pada setiap Hari
Bursa dan dicantumkan dalam DHK-Kontrak Berjangka dan Opsi.
v. Hak atau kewajiban Anggota Bursa Efek yang timbul akibat Transaksi KBIE
LQ-45 dicantumkan dalam DHK-Kontrak Berjangka dan Opsi yang diterbitkan
dalam bentuk elektronik wajib disediakan oleh KPEI paling lambat pukul
19.30.00 WIB pada Hari Bursa yang sama dengan terjadinya transaksi.

II.11. Koreksi Transaksi Bursa

1. Dalam hal terjadi kesalahan Transaksi Bursa yang terjadi di Pasar Negosiasi
yang disebabkan oleh kesalahan Anggota Bursa Efek dalam memasukkan
data kesepakatan di Pasar Negosiasi, Anggota Bursa Efek dapat mengajukan
permohonan untuk melakukan koreksi Transaksi Bursa dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. pelaksanaan koreksi Transaksi Bursa yang terjadi di Pasar
Negosiasi disetujui oleh Anggota Bursa Efek beli dan Anggota Bursa
Efek jual;
b. menyampaikan permohonan koreksi Transaksi Bursa yang terjadi
di Pasar Negosiasi secara tertulis kepada Bursa paling lambat pukul
16.20.00 Waktu JATS.
c. koreksi Transaksi Bursa yang terjadi di Pasar Negosiasi hanya dapat
dilakukan untuk kesalahan data volume dan atau harga Efek
Bersifat Ekuitas dan atau status kepemilikan nasabah.
2. Dalam hal terjadi kesalahan Trading-ID pada Transaksi Bursa, Anggota Bursa
Efek dapat mengajukan permohonan kepada Bursa dengan menggunakan
formulir yang bentuk dan isinya sesuai dengan lampiran II-A.5. Peraturan ini
dan diterima oleh Bursa paling lambat:
a. pukul 12.05.00 Waktu JATS untuk transaksi di Pasar Tunai; atau
b. pukul 16.20.00 Waktu JATS untuk transaksi di Pasar Reguler dan
Pasar Negosiasi.

Materi Pelatihan WPEE | Edisi 2018 30


Modul WPEE | MPE

3. Bursa berwenang menyetujui atau menolak permohonan koreksi Transaksi


Bursa yang diajukan Anggota Bursa Efek.
4. Setiap pelaksanaan koreksi Transaksi Bursa dikenakan denda yang besarnya
ditetapkan sesuai kebijakan Bursa.

II.12. Mekanisme Transaksi Marjin dan Shortselling


Pelaksanaan Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short Selling dilakukan sesuai
dengan Peraturan Bapepam dan LK Nomor V.D.6. tentang Pembiayaan Transaksi
Efek oleh Perusahaan Efek Bagi Nasabah dan Transaksi Short Selling oleh
Perusahaan Efek serta Peraturan Bursa terkait Transaksi Marjin dan Transaksi Short
Selling.

Marjin
Transaksi Marjin adalah transaksi pembelian Efek untuk kepentingan nasabah yang
dibiayai oleh Perusahaan Efek. Atau dapat dikatakan pembelian suatu saham
dengan cara sebagian pembelian menggunakan dana sendiri dan sebagiannya
menggunakan dana yang dipinjam dari anggota bursa efek Indonesia .

Short selling
Transaksi Short Selling adalah transaksi penjualan Efek dimana Efek dimaksud
tidak dimiliki oleh penjual pada saat transaksi dilaksanakan. Atau dapat dikatakan
penjualan suatu saham dimana penjual belum memiliki saham tersebut pada waktu
transaksi dilakukan.

Sejak Februari 2017, kriteria untuk saham yang dapat ditransaksikan secara
marjin dan short selling direlaksasi sehingga investor memiliki pilihan efek yang
lebih banyak menjadi sebagai berikut:
1. PER tidak Lebih dari 3X PER market atau PBV tidak lebih dari 3X PBV market.
Dalam hal PER Negatif, maka Laba Ditahan harus Positif.
2. Untuk saham yang telah tercatat lebih dari 12 bulan :
i. Ditransaksikan paling kurang 90% dari total jumlah hari Bursa selama 6
bulan terakhir; dan
ii. Rata-rata nilai transaksi harian di atas Rp 5.000.000.000, atau
iii. Rata-rata nilai transaksi harian di atas Rp 250.000.000 dan rata-rata volume
transaksi harian di atas 500.000 saham
3. Untuk saham yang telah tercatat 3 sampai 12 bulan :
i. Ditransaksikan paling kurang 90% dari total jumlah hari Bursa selama :
paling kurang 3 bulan terakhir untuk saham yang telah tercatat kurang dari
6 bulan atau selama 6 bulan terakhir untuk saham yang telah tercatat selama
6 bulan atau lebih, dan
ii. Rata-rata nilai transaksi harian di atas Rp 10.000.000.000 selama : paling
kurang 3 bulan terakhir untuk saham yang telah tercatat kurang dari 6 bulan
atau selama 6 bulan terakhir untuk saham yang telah tercatat selama 6 bulan
atau lebih, atau
iii. Rata-rata nilai transaksi harian di atas Rp 500.000.000 dan rata-rata volume
transaksi harian di atas 1.000.000 saham selama : paling kurang 3 bulan
terakhir untuk saham yang telah tercatat kurang dari 6 bulan atau selama 6
bulan terakhir untuk saham yang telah tercatat selama 6 bulan atau lebih
4. Jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham non pengendali dan bukan
pemegang saham utama paling kurang 50.000.000 saham dan paling kurang
7.5% dari jumlah saham dalam modal disetor.
5. Khusus untuk Efek Short Selling total saham dengan kepemilikan di bawah 5%
dari jumlah saham tercatat minimal 20% yang dihitung selama:
i. 6 (enam) bulan terakhir hingga periode review oleh Bursa untuk Efek
yang telah tercatat di Bursa selama 6 (enam) bulan atau lebih di Bursa

Materi Pelatihan WPEE | Edisi 2018 31


Modul WPEE | MPE

ii. Sekurang- kurangnya 3 (tiga) bulan sejak tercatat hingga periode review
oleh Bursa untuk Efek yang telah tercatat di Bursa kurang dari 6 (enam)
bulan.

Anggota Bursa Efek yang memasukkan permintaan beli dalam rangka Transaksi
Marjin ke JATS wajib memberikan tanda (flag) Marjin pada order. Sedangkan untuk
penawaran jual dalam rangka Transaksi Shortsell wajib memberikan tanda (flag)
Short pada order dan dengan harga yang lebih tinggi dari Last Done Price.

II.13. Efek Tidak Dijamin dan Transaksi dipisahkan


Dengan diterbitkanya POJK No.26 Tahun 2014 perihal Penjaminan Penyelesaian
Transaksi Bursa makin memperkuat dan meyakinkan kepada investor bahwa
investasi di pasar modal Indonesia sangat aman, karena dijelaskan kembali pada
peraturan tersebut bahwa semua transaksi dipasar reguler dan tunai akan dijamin
transaksi nya oleh Kliring Penjaminan Efek Indonesia , dengan kata lain pada saat
hari penyelesaian transaksi akan dipastikan transaksi tersebut “Good Fund and
Good Delivery”. Namun di sisi lain OJK juga memperkuat aturan mengenai efek
mana saja yang dijamin, efek tidak dijamin dan transaksi dipisahkan. Perihal
dengan adanya efek tidak dijamin dan transaksi dipisahkan juga muncul didasari
untuk melindungi kliring dan Penjaminan efek Indonesia dari transaksi bursa yang
tidak wajar dan berisiko tinggi gagal dalam proses setelmen.

Efek Tidak Dijamin dan Transaksi dipisahkan


Efek Tidak Dijamin adalah Efek yang ditetapkan oleh Bursa Efek dan Lembaga
Kliring dan Penjaminan berdasarkan persyaratan tertentu yang penyelesaian
transaksinya tidak dijamin sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 11 Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan Nomor 26/POJK.04/2014 Tentang Penjaminan
Penyelesaian Transaksi Bursa.

Efek dengan Transaksi Dipisahkan


Penyelesaian Transaksi Bursa berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh Bursa
Efek Lembaga Kliring dan Penjaminan atau atas perintah Otoritas Jasa Keuangan
sebagaimana diatur dalam Pasal 1 Angka 10 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Nomor26/POJK.04/2014 Tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa.

Kriteria Untuk Efek tidak dijamin dan transaksi dipisahkan yang berlaku saat ini
adalah sebagai berikut:
1. Pola Transaksi
2. Volume Transaksi
3. Frekuensi Transaksi
4. Fluktuasi Harga
5. Konsentrasi kepemilikan efek
6. Informasi lain yang bersifat material

Peraturan II-K Perihal Efek tidak dijamin dan transaksi dipisahkan mulai
diberlakukan sejak per tanggal 1 Januari 2016, namun hingga Januari 2018, Bursa,
KPEI, dan OJK belum mengeluarkan daftar mengenai efek tidak dijamin dan atau
transaksi dipisahkan.

II.14. Biaya Transaksi


Anggota Bursa Efek wajib membayar biaya transaksi kepada Bursa (tidak termasuk
biaya kliring dan settlement) sebagai kontribusi atas penyediaan fasilitas oleh
Bursa kepada Anggota Bursa Efek. Ketentuann ini tetap berlaku bagi Anggota Bursa
Efek dalam keadaan suspensi atau Surat Persetujuan Anggota Bursa (SPAB)
dibekukan. Biaya dihitung berdasarkan nilai per transaksi Anggota Bursa Efek yang
bersangkutan sebagai berikut:

Materi Pelatihan WPEE | Edisi 2018 32


Modul WPEE | MPE

1. Untuk transaksi di Pasar Reguler dan Pasar Tunai sebesar 0,018% (nol koma nol
satu delapan perseratus) dari nilai per transaksi, atau minimum Rp20.000.000,
- (dua puluh juta rupiah) per bulan
2. Untuk transaksi di Pasar Negosiasi berdasarkan kebijakan Bursa;
3. Untuk biaya transaksi jasa kliring penjaminan efek Indonesia adalah sebesar
0,009% (nol koma nol nol sembilan perseratus) dari nilai per transaksi.
4. Untuk biaya transaksi setelmen kepada KSEI adalah sebesar 0,003% (nol koma
nol nol tiga perseratus) dari nilai per transaksi.
5. PPN dan PPH diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan SE-06/PJ4/1997 Dirjen
Pajak Tanggal 20 Juni 1997 Perihal Pelaksaan pemungutan Pajak Penghasilan
atas Penghasilan Penjualan saham di Bursa Efek.

Gambar 11
Biaya Transaksi Beli

Gambar 12
Biaya Transaksi Jual

II.15. Penghentian Perdagangan


Dalam rangka menjaga terlaksananya perdagangan efek yang teratur, wajar dan
efisien, bursa dapat melakukan:
1. Penghentian sementara pelaksanaan perdagangan efek di bursa, dalam hal:
a. permasalahan teknis pada JATS dan atau sistem Remote trading yang
diakibatkan oleh:
i. Data application / system error
ii. Kapasitas mesin perdagangan penuh
iii. Rusak mesin perdagangan
iv. Terputusnya jaringan Remote trading

Materi Pelatihan WPEE | Edisi 2018 33


Modul WPEE | MPE

v. Permasalahan teknis pada JATS dan dan infrastruktur pendukungnya


b. Terjadinya permasalahan teknis pada sistem kliring dan penjaminan KPEI dan
atau sistem penyimpanan dan penyelesaian KSEI yang mengakibatkan tidak
dapat dilakukan proses penjaminan dan atau penyelesaian Transaksi Bursa;
c. Terjadinya kepanikan pasar dalam melakukan transaksi jual dan atau beli
yang mengakibatkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami
penurunan yang sangat tajam paling lama 1 (satu) sesi perdagangan. Dalam
hal penghentian melebihi 1 (satu) sesi perdagangan, maka Bursa akan
melakukan penghentian sementara setelah mendapat persetujuan Bapepam
dan LK
d. Bencana, antara lain: gempa bumi, banjir, kebakaran
e. Terjadinya gangguan keamanan, sosial dan politik, antara lain:
pemberontakan, ledakan bom, kerusuhan, huru-hara, sabotase, pemogokan
dan epidemic
f. Terjadinya gangguan pada infrastruktur sosial seperti jaringan listrik,
telekomunikasi dan transportasi
2. Penghentian sementara pelaksanaan perdagangan atas suatu Efek tertentu di
Bursa apabila terjadi pergerakan harga yang tidak wajar atas Efek tersebut
3. Jika penghentian sementara terjadi, maka t ransaksi Bursa yang sudah terjadi
sebelum dihentikannya perdagangan tetap berlaku kecuali apabila terdapat
inkonsistensi data, kesalahan data dan atau hilangnya data Transaksi Bursa
pada JATS yang disebabkan karena tidak berfungsinya JATS
4. Bursa menghentikan sementara perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu dan atau Waran apabila perdagangan saham yang mendasari
diterbitkannya Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dan atau Waran tersebut
dihentikan sementara
5. Untuk menjaga kelangsungan perdagangan Efek di Bursa, maka Bursa dapat
menerapkan sistem dan tata cara perdagangan lainnya sesuai dengan rencana
kelangsungan usaha (business continuity plan) yang telah memperoleh
persetujuan OJK
Gambar 13
Suspensi Perdagangan

Materi Pelatihan WPEE | Edisi 2018 34

Anda mungkin juga menyukai