Didukung
Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower II Lantai 1, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53,
Jakarta Selatan 12190 | Telp (021) 515 0 515 ext. 8102, 8103
www.ticmi.co.id
0
Modul Pengetahuan Tentang Efek WPPE | Edisi 2016
Modul WPPE | PTE
DAFTAR ISI
II.2. Obligasi.......................................................................................... 8
Pasar keuangan merupakan penghubung antara unit defisit dengan unit surplus dan
merupakan jantung dari sistem keuangan karena kemampuannya menarik dana
masyarakat dan mengalokasikan kembali tabungan tersebut dalam bentuk pinjaman
ataupun investasi. Pasar keuangan terdiri dari pasar uang dan pasar modal.
I. PASAR UANG
Definisi
Pasar Uang merupakan sarana investasi dan mobilisasi dana jangka pendek.
Kehadiran pasar uang dilatar- belakangi adanya kebutuhan untuk mendapatkan
sejumlah dana dalam jangka pendek yang sifatnya harus dipenuhi dengan segera.
Pasar Uang merupakan sarana bagi lembaga keuangan, perusahaan non keuangan,
ataupun perorangan, untuk memenuhi kebutuhan danaataupununtukmenempatkan
kelebihan dana jangka pendeknya. Dengan demikian, Pasar Uang merupakan
tempatdimana kegiatan permintaan dan penawaranakan surat-surat berharga dengan
jangka waktu jatuh tempo kurang dari satu tahun saling bertemu.
UU No. 8/1995 tentang Pasar Modal (UUPM), menyebutkan bahwa Pasar Modal
merupakan wadah untuk melakukan transaksi perdagangan berbagai instrumen
keuangan jangka panjang, seperti:surat utang (obligasi), ekuitas (saham), reksa
dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya.
Transaksi jual beli efek pasar modal dilakukan di Bursa Efek, yaitu pihak yang
menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan
penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek
diantara mereka.
Berdasarkan UUPM, Efek adalah surat berharga berbentuk surat pengakuan utang,
surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, unit penyertaan,
kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek dan setiap bentuk derivatif
atas efek.
II.1. Saham
Merupakan jenis efek yang paling sering dipergunakan oleh emiten untuk memperoleh
dana dari masyarakat dan juga merupakan jenis yang paling populer di Pasar Modal.
2) Capital Gain
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain
terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.
Misalnya Investor membeli saham ABC dengan harga per saham Rp 3.000
kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham yang berarti pemodal
tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk setiap saham yang
dijualnya.
3) Saham Bonus
Saham Bonus adalah saham yang dibagikan secara cuma-cuma kepada para
pemegang saham, sesuai dengan proporsi kepemilikan sahamnya.Bonus saham
yang dibagikan, diambil dari agio saham. Agio saham adalah selisih antara harga
jual saham terhadap harga nominalnya saat penawaran umum dipasar perdana.
1) Capital Loss
Merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana investor
menjual saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT. XYZ yang di beli
dengan harga Rp 2.000,- per saham, kemudian harga saham tersebut terus
mengalami penurunan hingga mencapai Rp 1.400,- per saham.
Karena takut harga saham tersebut akan terus turun, investor menjual pada harga
Rp 1.400,- tersebut sehingga mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per saham.
2) Risiko Kebangkrutan
Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan, atau
perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham
mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi
(dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil
penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara
proporsional kepada seluruh pemegang saham.Namun jika tidak terdapat sisa
kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari
likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari pemegang
saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus
mengikuti perkembangan perusahaan.
4) Risiko Delisting
Risiko jika saham perusahaan dikeluarkan dari papan perdagangan diBursa Efek
(delist). Suatu saham perusahaan akandi-delistingkarena kinerja perusahaan yang
buruk, seperti: kerugian besar dan/atau tidak membagikan deviden selama
beberapa tahun berturut-turut dan berbagai kondisi lainnya seperti pelanggaran
terhadap peraturan pencatatan di bursa. Adapula perusahaan yang keluar dari
bursa dengan tujuan Go Private, tidak akan merugikan investor karena perusahaan
masih tetap beroperasi dan dapat melakukan pembelian kembali saham-saham yg
diterbitkan kepada publik (Buy Back).
5) Risiko Suspending
Jika suatu saham di suspend atau diberhentikan perdagangannya oleh otoritas
bursa efek, maka investor tidak dapat melakukan perdagangan hingga
statussuspend dicabut. Suspend dapat berlangsung dalam waktu singkat misalnya
dalam 1 sesi perdagangan, 1 hari perdagangan namun dapat pula berlangsung
dalam kurun waktu beberapa hari perdagangan. Hal yang dapat menyebabkan
suspending adalah jika:
Suatu saham mengalami lonjakan harga yang luar biasa,
Saham likuid
Saham yang dapat segera dikonversi menjadi uang, artinya ketika ingin dijual segera
ada yang membeli, dan harganya relatif stabil. Dengan kata lain saham likuid adalah
saham yang sering diperdagangkan. Bursa Efek Indonesia memiliki daftar saham LQ-
45 yang terdiri dari 45 saham yang memiliki likuiditas yang tinggi, dengan
mempertimbangkan kapitalisasi pasarnya. Berdasarkan buku panduan Indeks Harga
Saham BEI, kriteria pemilihan saham yang termasuk dalam daftar saham LQ-45
adalah sebagai berikut:
a. Telah tercatat di BEI minimal 3 bulan.
b. Aktivitas transaksi di pasar reguler, yaitu nilai, volume, dan frekuensi
transaksi.
c. Jumlah hari perdagangan di pasar reguler.
d. Kapitalisasi pasar pada periode waktu tertentu.
e. Keadaan keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan
Undervalued stock
Saham dikatakan undervalued jika nilai pasarnya (market value) lebih rendah
daripada nilai bukunya (book value). Dengan kata lain, harganya lebih rendah
daripada nilai intrinsiknya.
Overvalued stock
Berlawanan dengan undervalued stock, overvalued stock adalah saham yang nilai
pasarnya (market value) lebih tinggi daripada nilai bukunya (book value).
Growth stock
Saham perusahaan dengan pendapatan yang lebih tinggi atau lebih cepat
pertumbuhannya daripada industri atau pasar keseluruhan. Perusahaan ini umumnya
membayar sedikit dividen atau tidak sama sekali, karena lebih memilih menggunakan
pendapatannya untuk membiayai proyek-proyek ekspansi bisnisnya.
Value stock
Saham yang cenderung diperdagangkan pada harga lebih rendah jika dibandingkan
dengan nilai fundamentalnya, sehingga dianggap undervalued. Ciri-cirinya adalah
hasil dividen yang tinggi dan price-to-earnings ratio yang rendah.
Efek Marjin
Transaksi marjin adalah transaksi pembelian efek untuk kepentingan nasabah yang
dibiayai oleh perusahaan efek. Efek marjin adalah efek yang memenuhi persyaratan
sebagai efek yang dapat ditransaksikan dalam transaksi marjin sesuai dengan daftar
efek marjin yang ditetapkan oleh Bursa.
II.2. Obligasi
Obligasi merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang dapat
dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar
imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu
yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.
Karakteristik Obligasi
1) Memiliki Nilai Nominal (Face Value):
Nilai pokok dari suatu obligasi yang akan diterima oleh pemegang obligasi pada
saat obligasi tersebut jatuh tempo.
Bagi investor
a) Alternatif investasi yang aman
b) Berpotensi mendapatkan capital gain
c) Kedudukan investor obligasi lebih senior dibandingkan saham
d) Mendapatkan kupon secara periodik dan pelunasan pokok diakhir umur obligasi.
e) Memperoleh penghasilan secara periodik dalam jangka waktu yang panjang.
f) Memperoleh yield yang lebih tinggi dibandingkan instrumen jangka pendek,
misalnya deposito
Index Obligasi
Manfaat Indeks Obligasi
a. Sebagai barometer dalam melihat perubahan yang terjadi di pasar obligasi
b. Sebagai alat teknikal untuk pasar obligasi pemerintah
c. Benchmark untuk mengukur kinerja portofolio obligasi
d. Analisa pengembangan instrumen Surat Berharga Negara (SBN)
IGBX diterbitkan secara harian dengan menggunakan tahun dasar Juni 2004 yang
ditetapkan 100 sebagai nilai dasar indeks. Metodologi yang dipakai untuk perhitungan
IGBX adalah nilai rata-rata tertimbang (weighted average) terhadap nilai obligasi
yang masih tercatat dan dapat diperdagangkan.
Peringkat Obligasi
Untuk menentukan kualitas dan risiko dari sebuah obligasi, maka investor dapat
menggunakan peringkat atau rating obligasi. Semakin tinggi rating-nya, semakin
aman pula obligasi tersebut. Sebaliknya, semakin rendah peringkatnya, semakin
tinggi risikonya. Menurut konsensus para pelaku pasar, obligasi yang masuk dalam
kategori layak investasi harus memiliki rating minimal BBB. Untuk lebih mudah dalam
menyeleksi obligasi, investor bisa memanfaatkan peringkat atau rating obligasi yang
dikeluarkan oleh perusahaan pemeringkat atau rating agency.
Sebagai catatan, semua reksa dana yang ada di Indonesia saat ini adalah reksa
dana Kontrak Investasi Kolektif.
CONTOH SOAL
Tanggal 24 September 2011 Pak Aswin menjual kembali unit penyertaan yang
dimilikinya sejumlah 10.000 UP, saat penjualan Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana yang
dimiliki Rp. 5.000 per unit. Biaya penjualan kembali (Redemption) sebesar 1 %,
berapa besar nilai pencairan yang diperoleh pak Agus?
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah perbandingan antara ETF dengan reksa dana
saham dan saham.
Reksa Dana
Saham ETF
Saham
Via Manajer
Perdagangan Via Bursa Efek Via Bursa Efek
Investasi
Manajer
Investasi
Agen penjual Broker Broker
Bank
WAPERD
Pasar primer:
Creation unit ( =
Minimum 1000 lot = 100.000
1 lot (100 lembar) 1 unit
pembelian unit)
Pasar sekunder: 1 Lot
(100 unit)
Market
Tidak ada Tidak ada Ada
maker
Produk DIRE pertama di Indonesia adalah Dana Investasi Real Estate Ciptadana
Properti Ritel Indonesia (DIRE Ciptadana) yang diluncurkan di Jakarta pada
12/11/12 melalui penawaran umum atas unit penyertaan selama masa penawaran.
DIRE adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat
pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan kembali pada aset real estat, aset yang
berkaitan dengan real estat atau kas dan setara kas, dengan ketentuan sebagai
berikut:
1. Minimal 50% dari Nilai Aktiva Bersih diinvestasikan pada aset real estat
2. Minimal 80% dari Nilai Aktiva Bersih diinvestasikan pada aset real estat dan aset
yang berkaitan dengan real estate, dengan tetap memperhatikan ketentuan pada
poin 1 di atas
3. Maksimal 20% dari NAB diinvestasikan pada kas dan setara kas
4. Dilarang berinvestasi pada tanah kosong atau property yang masih dalam tahap
pembangunan
Karakteristik DIRE
Investasi dilakukan pada aset Real Estate, yaitu tanah secara fisik termasuk
bangunan yang ada di atasnya
Memiliki pendapatan yang relatif stabil
Aset yang berkaitan dengan real estat adalah efek perusahaan real estat
yang tercatat di Bursa Efek dan atau diterbitkan oleh perusahaan real estat
Aset yang menjadi portofolio dana investasi real estat berbentuk KIK harus
memiliki hukum yang kuat, sah dan mudah ditransaksikan
Seluruh atau sebagian besar Pendapatan (minimal 90% dari laba bersih)
wajib didistribusikan kepada investor
II.6. Derivatif
Efek derivatif merupakan Efek turunan dari Efek utama baik yang bersifat
penyertaan maupun utang. Efek turunan dapat berarti turunan langsung dari Efek
utama maupun turunan selanjutnya. Derivatif merupakan kontrak atau perjanjian
yang nilai atau peluang keuntungannya terkait dengan kinerja aset lain. Aset lain ini
disebut sebagai underlying assets.
Dalam pengertian yang lebih khusus, derivatif merupakan kontrak finansial antara 2
(dua) atau lebih pihak-pihak guna memenuhi janji untuk membeli atau menjual
assets/commodities yang dijadikan sebagai obyek yang diperdagangkan pada waktu
dan harga yang merupakan kesepakatan bersama antara pihak penjual dan pihak
pembeli. Adapun nilai di masa mendatang dari obyek yang diperdagangkan tersebut
sangat dipengaruhi oleh instrumen induknya yang ada di spot market.
Instrument derivatif yang terdapat di Bursa Efek adalah derivatif keuangan (financial
derivative). Derivatif keuangan merupakan instrumen derivatif, di mana variabel-
variabel yang mendasarinya adalah instrumen-instrumen keuangan, yang dapat
berupa saham, obligasi, indeks saham, indeks obligasi, mata uang (currency), tingkat
suku bunga dan instrumen-instrumen keuangan lainnya.
Instrumen-instrumen derivatif sering digunakan oleh para pelaku pasar (pemodal dan
perusahaan efek) sebagai sarana untuk melakukan lindung nilai (hedging) atas
portofolio yang mereka miliki.
Umumnya harga rights issue lebih rendah dari harga pasar, hal ini sebagai insentif
bagi pemegang saham lama. Namun sebetulnya, harga per-saham dari total saham
yang dimiliki investor, tidak menjadi serendah harga rights issue. Pemilik saham harus
melakukan penyesuaian harga dengan menambahkan nilai saham lamanya dengan
nilai saham baru, dan kemudian dibagi dengan total jumlah saham. Harga
penyesuaian akan menunjukkan harga pasar yang terdilusi. Itulah sebabnya mengapa
rights issue ditawarkan kepada pemegang saham lama terlebih dahulu.
Rights issue akan ditawarkan kepada investor yang tercatat dalam Daftar Pemegang
Saham (DPS) pada waktu yang telah ditentukan. Artinya investor yang membeli
saham pada waktu tersebut, berhak untuk membeli saham (cum rights). Sementara
itu, investor yang memiliki saham diluar waktu tersebut, tidak akan mendapatkan hak
membeli saham (ex-rights), dan hak atas rights menjadi milik penjual. Bukti Right
juga dapat diperdagangkan di Pasar Sekunder selama periode tertentu.Apabila
pemegang saham tidak menukar Bukti Right tersebut maka akan terjadi dilusi pada
kepemilikan ataujumlah saham yang dimiliki akan berkurang secara proporsional
terhadap jumlah total saham yang diterbitkan perusahaan.
Waran (Warrant)
Istilah Waran sebenarnya berasal dari Covered Warrant. Waran hampir sama dengan
opsi saham (option), dipergunakan sebagai sarana lindung nilai (hedging). Covered
Seperti halnya produk opsi saham (option) yang dibedakan antara put option dan call
option, Covered Warrant juga dibedakan antara put warrant dan call warrant. Pada
umumnya Waran yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah call
warrant, di mana pemegang Waran diberikan hak untuk membeli atau melaksanakan
hak untuk membeli saham yang diterbitkan oleh emiten tersebut pada jumlah dan
harga tertentu serta pada waktu tertentu.
Karena diterbitkan sebagai sweetener, maka waran yang diterbitkan tadi merupakan
bonus cuma-cuma bagi investor. Jika harga saham XYZ mengalami kenaikan saat
masuk pasar sekunder, maka investor selain memperoleh keuntungan berupa capital
gain, juga mendapatkan keuntungan berupa waran. Sebab, saat masuk ke pasar
sekunder waran yang diberikan secara cuma-cuma tadi juga diperdagangkan pada
papan yang terpisah. Artinya waran itu mempunyai nilai yang besarnya akan
terbentuk sesuai dengan mekanisme pasar. Jika harga saham misalnya naik menjadi
Rp 1.100 dan waran diperdagangkan dan ditutup pada harga Rp 100, maka berarti
capital gain yang diperoleh investor dari setiap saham adalah Rp 100 plus setengah
dari nilai waran.
Lalu apa untungnya bagi investor membeli waran? Seperti disebutkan di atas Waran
hampir sama dengan opsi, ia adalah hak. Karena di Indonesia yang dimaksud Waran
adalah call warrant, maka berarti investor mempunyai hak membeli saham pada
harga tertentu (dalam contoh ini exercise price Rp 1.200). Pemegang Waran akan
untung jika harga saham di pasar lebih tinggi dari exercise price plus harga pembelian
Waran.
Dalam contoh ini, jika investor membeli waran di Rp 100, maka ia akan untung jika
harga saham saat jatuh tempo berada di atas Rp 1.300 (Rp 1.200 + Rp 100). Jika
saat jatuh tempo harga saham Rp 2.000, maka investor akan meraih gain Rp 700 per
saham. Tapi jika harga saham turun di bawah Rp 1.200, investor tidak perlu
menggunakan haknya untuk membeli. Artinya, potensi kerugian paling tinggi yang
bisa terjadi pada investor sebesar harga waran yang dibelinya di pasar.
Futures
Futures adalah kontrak untuk membeli atau menjual suatu underlying (dapat berupa
indeks, saham, obligasi, dll) di masa mendatang. Index futures misalnya, merupakan
kontrak berjangka yang menggunakan underlying berupa indeks saham. Salah satu
aplikasi konsep futures yang sudah lama digunakan di Indonesia adalah sistem ijon,
dimana penjual membuat kesepakatan kepada pembeli untuk menjual produk dalam
harga tertentu di waktu yang telah ditentukan, berapapun harga pasar yang berlaku
saat itu. Untung/ruginya penjual maupun pembeli akan diketahui ketika mereka
mengetahui harga tersebut nantinya.
Keuntungan futures:
Sarana Lindung Nilai (Hedging)
Dengan index futures, kerugian investasi pada saham yang memiliki beta
mendekati beta portofolio dapat di kompensasi dengan keuntungan pada
kontrak.
Leveraging
Dengan modal terbatas, mampu menghasilkan potensi keuntungan yang sama
bahkan lebih besar daripada investasi pada saham.
Bullish, Bearish Potensi Untung
Jika investor memperkirakan harga berpotensi naik, maka investor dapat
mengambil posisi buy, sebaliknya apabila perkiraan harga akan berpotensi
turun maka investor dapat mengambil posisi sell.
Dalam index futures, pembeli futures harus memperhatikan harga indeks yang
berlaku saat itu, harga indeks yang diprediksi, margin awal, dan harga penyelesaian
harian (HPH) yang ditetapkan di akhir hari. Marjin awal akan dikembalikan ketika
pembeli menjual futuresnya. Marjin awal yang ditetapkan BEI untuk LQ45 futures
adalah sebesar adalah 4% x harga indeks x Rp500.000 x jumlah kontrak.
Pada 23 Januari, Pak Jimmi membeli 1 kontrak LQ45 futures ketika indeks LQ45
berada di angka 752,55 karena diprediksi harga indeks akan naik. HPH pada saat itu
adalah 753,55. Pada 24 Januari, berapa profit/loss yang dihasilkan apabila indeks
berada di level 758,55?
23 Jan
Margin awal: (4% x 752,55 x Rp500.000,00 x 1 kontrak) = Rp15.051.000
HPH (profit): (753,55 752,55) x Rp500.000,00 = Rp500.000,00
24 Jan
Trading profit: Profit HPH + (758,55 753,55) x Rp500.000,00 = Rp3.000.000,00
Total profit: Marjin awal + trading profit
Rp15.051.000 + Rp3.000.000 = Rp18.031.000
CONTOH SOAL
Pada 24 April, Bu Grace membeli 1 kontrak LQ45 futures ketika indeks LQ45 berada
di angka 800 karena diprediksi harga indeks akan naik. HPH pada saat itu adalah 801.
Pada 25 April, berapa profit/loss yang dihasilkan apabila indeks berada di level 805?
Jawaban
24 Apr
Margin awal: (4% x 800 x Rp500.000,00 x 1 kontrak) = Rp16.000.000
25 Apr
Trading profit: Profit HPH + (805-801) x Rp500.000,00 = Rp2.500.000
Total profit: Marjin awal + trading profit
Rp16.000.000 + Rp2.500.000 = Rp18.500.000
Options
Options adalah kontrak resmi yang memberikan Hak (tanpa adanya kewajiban) untuk
membeli atau menjual sebuah asset pada harga tertentu yang ditetapkan (strike
price) dalam jangka waktu tertentu. Biaya penjualan/pembelian dari options dari
tersebut dikenal dengan istilah premium. Options pertama kali secara resmi
diperdagangkan melalui Chicago Board Exchange (CBOE) pada tahun 1973.
Jenis Opsi:
a) Call Option memberikan hak (bukan kewajiban) kepada pemegang opsi
(taker) untuk membeli sejumlah tertentu dari sebuah instrumen yang
menjadi dasar kontrak tersebut.
b) Put Option memberikan hak (bukan kewajiban) kepada pemegang opsi
(taker) untuk menjual sejumlah tertentu dari sebuah instrumen yang
menjadi dasar kontrak tersebut.
Options diperdagangkan dengan dua metode, yaitu American style dan European
Style. American style memberikan kesempatan kepada pemegang options (taker)
untuk meng-exercise haknya setiap saat hingga waktu jatuh tempo. Sedangkan
European style hanya memberikan kesempatan kepada taker untuk meng-exercise
haknya pada saat waktu jatuh tempo.
Pak Banyu membeli call options saham ASII (1 kontrak = 10.000 saham) dengan
jatuh tempo dengan harga pelaksanaan Rp6.000, ditransaksikan pada harga Rp120
per saham. Premium yang dibayarkan sebesar Rp1.200.000 (Rp120 x 10.000 saham).
Pak Banyu dapat atau tidak melaksanakan haknya, tergantung pada harga ASII di
pasar spot.
Dalam hal harga spot ASII Rp6.000 atau lebih rendah, maka sebaiknya
pembeli call tidak melaksanakan (exercise) hak sampai dengan jatuh tempo.
Jika harga spot ASII Rp6.120, pembeli call dapat melaksanakan haknya pada
strike price Rp6,000 dan menjualnya di pasar spot pada harga Rp6.120, maka
profit yang diperoleh pembeli call sebesar Rp0 : (Rp6.120 - Rp6.000) x 10.000)
Rp1.200.000 (premium yang dibayarkan).
Jika harga spot ASII Rp6.240, pembeli call dapat melaksanakan haknya pada
strike price Rp6.000 dan menjualnya di pasar spot pada harga Rp6.240, maka
profit yang diperoleh pembeli call sebesar Rp1.200.000 : (Rp6.240 Rp6.000)
x 10.000) Rp1.200.000 (premium yang dibayarkan).
Jika harga spot ASII Rp10.000, pembeli call dapat melaksanakan haknya pada
strike price Rp6.000 dan menjualnya di pasar spot pada harga Rp10.000, maka
profit yang diperoleh pembeli call sebesar Rp38.800.000 : (Rp10.000
Rp6.000) x 10.000) Rp1.200.000 (premium yang dibayarkan).
CONTOH SOAL
Bu Heidy membeli call options saham BNBR dengan jatuh tempo dengan harga
pelaksanaan Rp5.000, ditransaksikan pada harga Rp100 per saham. Premium yang
dibayarkan sebesar Rp1.000.000 (Rp100 x 10.000 saham). Berapakah
keuntungan/kerugian yang diterima apabila harga BNBR yang berlaku pada saat itu
adalah Rp5.500?
tertentu dengan pembayaran sewa dan atau upah (ujrah), tanpa diikuti dengan
beralihnya hak atas pemilikan barang yang menjadi obyek Ijarah
2. Penjaminan
Perjanjian (akad) dimana Pihak penjamin (kafiil/guarantor) berjanji memberikan
jaminan kepada Pihak yang dijamin (makfuul anhu/ashil/debitur) untuk
memenuhi kewajiban Pihak yang dijamin kepada Pihak lain (makfuul
lahu/kreditur)
3. Modal Ventura
Perjanjian (akad) dimana Pihak yang menyediakan dana (Shahib al-mal) berjanji
kepada pengelola usaha (mudharib) untuk menyerahkan modal dan pengelola
(mudharib) berjanji untuk mengelola modal tersebut.
4. Perwakilan
Perjanjian (akad) dimana Pihak yang memberi kuasa (muwakkil) memberikan
kuasa kepada Pihak yang menerima kuasa (wakil) untuk melakukan tindakan atau
perbuatan tertentu.
Saham Syariah
Secara konsep, saham merupakan surat berharga bukti penyertaan modal kepada
perusahaan dan dengan bukti penyertaan tersebut pemegang saham berhak untuk
mendapatkan bagian hasil dari usaha perusahaan tersebut. Konsep penyertaan modal
dengan hak bagian hasil usaha ini merupakan konsep yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah. Prinsip syariah mengenal konsep ini sebagai kegiatan
musyarakah atau syirkah. Berdasarkan analogi tersebut, maka secara konsep saham
merupakan efek yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
Suatu saham dapat dikategorikan sebagai saham syariah jika saham tersebut
diterbitkan oleh:
1. Emiten dan Perusahaan Publik yang secara jelas menyatakan dalam anggaran
dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan Publik tidak bertentangan
dengan Prinsip-prinsip syariah.
2. Emiten dan Perusahaan Publik yang tidak menyatakan dalam anggaran dasarnya
bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan Publik tidak bertentangan dengan
Prinsip-prinsip syariah, namun memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Kegiatan usaha tidak bertentangan dengan prinsip syariah yaitu tidak
melakukan kegiatan usaha:
i. perjudian dan permainan yang tergolong judi;
ii. perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa;
iii. perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu;
iv. bank berbasis bunga;
v. perusahaan pembiayaan berbasis bunga;
vi. jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian(gharar) dan/atau
judi (maisir), antara lain asuransi konvensional;
vii. memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan/atau
menyediakan barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi), barang
atau jasa haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi) yang ditetapkan
oleh DSN-MUI; dan/atau, barang atau jasa yang merusak moral dan
bersifat mudarat;
viii. melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah);
b. Rasio total hutang berbasis bunga dibandingkan total ekuitas tidak lebih dari
45%, dan
c. Rasio total pendapatan bunga dan total pendapatan tidak halal lainnya
dibandingkan total pendapatan usaha dan total pendapatan lainnya tidak lebih
dari 10%.
Reksa Dana syariah didefinisikan sebagai reksa dana sebagaimana dimaksud dalam
UUPM dan peraturan pelaksanaannya yang pengelolaannya tidak bertentangan
dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal.
Reksa Dana Syariah adalah Reksa Dana yang beroperasi menurut ketentuan dan
prinsip Syariah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai milik harta
(shahib al-mal/rabb al-maal) dengan manajer Investasi sebagai wakil shahib al-mal,
maupun antara Manajer Investasi sebagai wakil shahib al-mal dengan pengguna
investasi
Reksa Dana Syariah dikenal pertama kali di Indonesia pada tahun 1997 ditandai
dengan penerbitan Reksa Dana Syariah Danareksa Saham pada bulan Juli
1997.Sebagai salah satu instrumen investasi, Reksa Dana Syariah memiliki kriteria
yang berbeda dengan reksa dana konvensional pada umumnya. Perbedaan ini terletak
pada pemilihan instrumen investasi dan mekanisme investasi yang tidak boleh
bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Perbedaan lainnya adalah keseluruhan
proses manajemen portofolio, screening (penyaringan), dan cleansing (pembersihan).
Sukuk
Sukuk merupakan istilah baru yang dikenalkan sebagai pengganti dari istilah obligasi
syariah (islamicbonds). Sukuk secara terminologi merupakan bentuk jamak dari kata
"sakk" dalam bahasa Arab yang berarti sertifikat atau bukti kepemilikan.
Definisi Sukuk
(POJK No.18/POJK.04/2015)
Efek Syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili
bagian yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi (syuyu/undivided share), atas aset
yang mendasarinya.
Karakteristik Sukuk
Efek Syariah Sukuk memiliki karakteristik yang berbeda dengan obligasi:
1. Sukuk bukan merupakan surat utang, melainkan bukti kepemilikan bersama atas
suatu aset/proyek.
2. Setiap sukuk yang diterbitkan harus mempunyai aset yang dijadikan dasar
penerbitan (underlying asset).
3. Klaim kepemilikan pada sukuk didasarkan pada aset/proyek yang spesifik.
4. Penggunaan dana sukuk harus digunakan untuk kegiatan usaha yang halal.
5. Imbalan bagi pemegang sukuk dapat berupa imbalan, bagi hasil, atau marjin,
sesuai dengan jenis akad yang digunakan dalam penerbitan sukuk.
Definisi SBSN
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau dapat juga disebut Sukuk Negara
merupakan surat berharga (obligasi) yang diterbitkan oleh pemerintah Republik
Indonesia berdasarkan prinsip syariah. Perusahaan yang akan menerbitkan SBSN ini
adalah merupakan perusahaan yang secara khusus dibentuk guna kepentingan
penerbitan SBSN ini (special purpose vehicle-SPV). SBSN atau sukuk negara ini adalah
merupakan suatu instrumen utang piutang tanpa riba sebagaimana dalam obligasi, di
mana sukuk ini diterbitkan berdasarkan suatu aset acuan yang sesuai dengan prinsip
syariah.
Jenis-jenis SBSN
1. SBSN Ijarah, yang diterbitkan berdasarkan akad ijarah (akad sewa menyewa atas
suatu aset).
2. SBSN mudharabah, yang diterbitkan berdasarkan akad mudharabah (akad
kerjasama dimana salah satu pihak menyediakan modal (rab al-maal) dan pihak
lainnya menyediakan tenaga dan keahlian (mudharib) dimana kelak
keuntungannya akan dibagi berdasarkan persentase yang disepakati sebelumnya,
apabila terjadi kerugian maka kerugian tersebut adalah menjadi beban dan
tanggung jawab pemilik modal).
3. SBSN musyarakah, yang diterbitkan berdasarkan akad musyarakah (akad
kerjasama dalam bentuk penggabungan modal).
4. SBSN istisna, yang diterbitkan berdasarkan akad istisna (akad jual beli untuk
pembiayaan suatu proyek dimana cara dan jangka waktu penyerahan barang dan
harga barang ditentukan berdasarkan kesepakatan para pihak.
5. SBSN berdasarkan akad lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah.
6. SBSN yang diterbitkan berdasarkan kombinasi dari dua atau lebih jenis akad.