Anda di halaman 1dari 23

MEKANISME PERDAGANGAN EFEK

PERATURAN KEANGGOTAAN

Didukung

Gedung Bursa Efek Indonesia , Tower II Lantai 1, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53,
Jakarta Selatan 12190 | Telp (021) 515 0 515 ext. 8102, 8103

www.ticmi.co.id
Modul WPPE | MPE

DAFTAR ISI

PERATURAN KEANGGOTAAN .................................................................................. 1


I. PERIZINAN KEANGGOTAAN BURSA ............................................................................ 1

II. IT OFFICER REMOTE TRADING (RT) AB ..................................................................... 2

III. PERIZINAN FASILITAS ONLINE ANGGOTA BURSA.................................................... 3

IV. PERIJINAN ANGGOTA BURSA KONTRAK BERJANGKA DAN OPSI ........................... 5

V. KEWAJIBAN PELAPORAN ANGGOTA BURSA ............................................................... 6

VI. PEMERIKSAAN ANGGOTA BURSA ................................................................................ 9

VII. SANKSI ............................................................................................................................ 9

VIII. SUSPENSI ANGGOTA BURSA ..................................................................................... 11

IX. PENCABUTAN PERSETUJUAN KEANGGOTAAN BURSA ............................................ 12

Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016 i


Modul WPPE | MPE

PERATURAN KEANGGOTAAN

I. PERIZINAN KEANGGOTAAN BURSA

Perusahaan Efek yang telah memeperoleh izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
tidak serta merta dapat langsung melakukan perdagangan efek di Bursa Efek Indonesia
(Bursa), melainkan harus menjadi Anggota Bursa Efek Indonesia (AB) dan Anggota
Kliring KPEI (AK) serta Partisipan KSEI (Partisipan) terlebih dahulu. Proses perizinan
menjadi AB, AK dan Partisipan KSEI dapat dilakukan secara parallel. Dalam Undang
Undang No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal disebutkan bahwa yang dimaksud dengan
Anggota Bursa Efek adalah Perantara Pedagang Efek dan atau Pihak lain yang telah
memperoleh izin usaha dari OJK dan mempunyai hak untuk mempergunakan sistem dan
atau sarana Bursa Efek sesuai dengan peraturan Bursa Efek.

Bursa Efek Indonesia telah mengatur persyaratan dan prosedur untuk dapat menjadi AB
melalui Peraturan Bursa nomor III-A tentang Keanggotaan Bursa. Persyaratan yang
ditetapkan oleh Bursa meliputi persyaratan sistem dan administrasi, antara lain yaitu:
1. Memiliki saham Bursa;
2. Memiliki calon IT Officer RT;
3. Memiliki Dewan Komisaris dan Direksi sesuai peraturan OJK;
4. Memiliki Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) sesuai dengan Peraturan OJK
nomor V.D.5 tentang Pemeliharaan dan Pelaporan Modal Kerja Bersih Disesuaikan;
5. Memiliki bagian atau fungsi sesuai dengan Peraturan OJK nomor V.D.3 tentang
Pengendalian Internal Perusahaan Efek Yang Melakukan Kegiatan Usaha Sebagai
Perantara Pedagang Efek;
6. Memiliki Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah;
7. Memiliki rencana kerja jangka pendek, menengah dan panjang;
8. Memiliki sistem pengendalian risiko yang handal;
9. Memiliki Brokerage Office System (BOFIS) yang mendukung pelaksanaan Remote
Trading;
10. Memiliki sarana dan prasarana, seperti:
a. perangkat Remote Trading Anggota Bursa Efek dan BCP Remote Trading Anggota
Bursa Efek;
b. ruangan untuk menyimpan server dan ketentuan bagi pihak yang diberikan
kewenangan untuk memasuki ruangan tersebut;
c. prosedur operasi standar pengoperasian Perangkat Remote Trading dan BCP
Remote Trading.
11. Memiliki Perjanjian Pembukaan Rekening Efek dengan nasabah;
12. Memiliki hasil review atas kesiapan sistem Remote Trading dari Independent
Reviewer atau pernyataan dari pihak Mediator apabila sistem Remote Trading
menggunakan jasa Mediator;
13. Memiliki prosedur penyimpanan data transaksi dan catatan kejadian (log file), data
base nasabah, data base transaksi (daftar order termasuk perubahan-perubahannya
beserta catatan waktu kejadian) yang dilakukan secara elektronik. Penyimpanan
data transaksi dan catatan kejadian (log file) dilakukan selama 5 (lima) tahun;
14. Dalam hal calon Anggota Bursa Efek yang tidak dapat menyediakan sendiri sistem
Remote Trading (Anggota Bursa Efek Koneksi Tidak Langsung), maka harus

Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016 1


Modul WPPE | MPE

menggunakan jasa Mediator Remote Trading yang telah menandatangani kontrak


penyediaan sarana dan prasarana dengan Bursa.

Prosedur untuk menjadi AB dimulai dengan penyampaian permohonan AB kepada Bursa


disertai dengan dokumen pendukung (persyaratan) dan selanjutnya Bursa melakukan
evaluasi dan pemeriksaan atas kelengkapan dan isi dokumen sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan Bursa dan kesiapan operasional AB (termasuk sistem Remote Trading,
BOFIS dan BCP). Jangka waktu yang diperlukan Bursa untuk melakukan pemeriksaan
adalah paling lama 10 Hari Bursa. Apabila berdasarkan hasil evaluasi dan pemeriksaan
Bursa dinyatakan bahwa calon AB tersebut telah memenuhi persyaratan dan siap
operasional maka dalam waktu maksimum 10 Hari Bursa, Bursa akan menerbitkan Surat
Persetujuan Anggota Bursa (SPAB). Namun apabila calon AB tidak memenuhi
persyaratan dan atau belum siap operasional maka Bursa akan memberikan surat
penolakan disertai dengan alasannya. Calon AB dapat mengajukan kembali permohonan
menjadi AB.

Selama proses permohonan menjadi AB maka AB tersebut wajib mengajukan


permohonan menjadi Anggota Kliring untuk mendapatkan layanan jasa kliring dan
penjaminan penyelesaian transaksi di KPEI dan mengajukan permohonan menjadi
Partisipan di KSEI.

Guna menciptakan perdagangan Efek yang teratur, wajar dan efisien maka Bursa
menetapkan kewajiban-kewajiban kepada AB baik berupa tindakan maupun pelaporan,
yaitu:
1. melakukan kegiatan perdagangan Efek di Bursa pada setiap Hari Bursa secara aktif
sebagaimana layaknya suatu Perusahaan Efek;
2. membayar biaya transaksi sebagaimana diatur dalam Peraturan Bursa;
3. melakukan pemantauan terhadap aktivitas perdagangan Efek baik untuk
kepentingan nasabah maupun untuk kepentingan sendiri;
4. melaporkan segera kepada Bursa apabila dari hasil pemantauan yang dilakukan
terdapat indikasi adanya transaksi perdagangan Efek yang tidak wajar;
5. secara terus menerus menjaga kondisi perusahaan agar tetap memenuhi
persyaratan sebagai Anggota Bursa Efek, termasuk menjaga kondisi perusahaan
agar selalu layak operasional, dan memenuhi batasan MKBD sesuai dengan
Peraturan Bapepam dan LK Nomor V.D.5. tentang Pemeliharaan dan Pelaporan
Modal Kerja Bersih Disesuaikan;
6. menyampaikan laporan kepada Bursa sesuai dengan peraturan Bursa nomor III-D
tentang Pelaporan Anggota Bursa Efek Dan Dealer Partisipan.

II. IT OFFICER REMOTE TRADING (RT) AB

Bursa Efek Indonesia menetapkan agar setiap AB memiliki IT Officer RT yang didaftarkan
di Bursa sebagaimana diatur dalam Peraturan Bursa nomor III-A tentang Keanggotaan
Bursa. Hal ini antara lain untuk memudahkan koordinasi AB dengan Bursa apabila
terdapat hal-hal yang memerlukan tindak lanjut atas sistem Remote Trading, BCP
maupun BOFIS AB, misalnya terkait dengan pengembangan sistem, pengujian dan
permasalahan-permasalahan sistem AB yang memerlukan koordinasi dengan Bursa

Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016 2


Modul WPPE | MPE

untuk penyelesaiannya. IT Officer RT bertanggung jawab untuk menjaga kesiapan dan


kelancaran operasional Perangkat Remote Trading Anggota Bursa Efek.

Dalam hal IT Officer RT tidak lagi bertugas atau berhenti bekerja pada Anggota Bursa
Efek, maka Anggota Bursa Efek tersebut wajib melaporkan ke Bursa sekurang-kurangnya
5 (lima) Hari Bursa sebelum tanggal efektif IT Officer RT tersebut tidak lagi bertugas atau
sejak IT Officer RT berhenti bekerja pada Anggota Bursa Efek, dan Anggota Bursa Efek
wajib menunjuk penggantinya.

Dalam hal IT Officer RT berhalangan tetap atau berhalangan sementara dengan alasan
apapun, maka Direksi AB bertanggungjawab atas fungsi dan tugas dari IT Officer RT
tersebut selama proses penunjukan IT Officer RT pengganti atau selama IT Officer RT
berhalangan sementara dan AB tersebut wajib melaporkan ke Bursa selambat-lambatnya
3 (tiga) Hari Bursa sejak IT Officer RT berhalangan tetap atau berhalangan sementara.

Persyaratan IT Officer RT yang dapat didaftarkan di Bursa:


a. memiliki pendidikan sekurang-kurangnya Diploma III (D-III) di bidang Teknologi
Informasi dan atau keahlian di bidang Teknologi Informasi;
b. memiliki pengalaman kerja sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun di bidang Teknologi
Informasi; dan
c. memahami dan mematuhi Peraturan Bursa serta menguasai Teknologi Informasi.

Prosedur untuk pendaftaran IT Officer RT dimulai dengan penyampaian permohonan AB


kepada Bursa disertai dengan dokumen pendukung (persyaratan) selanjutnya Bursa
akan melakukan penelaahan dokumen dan dalam waktu paling lambat 3 Hari Bursa sejak
diterimanya dokumen secara lengkap dan calon IT Officer yang didaftarkan memenuhi
persyaratan maka Bursa akan menerbitkan surat persetujuan pendaftaran IT Officer RT.

III. PERIZINAN FASILITAS ONLINE ANGGOTA BURSA

AB yang akan mengembangkan dan memberikan fasilitas penyampaian pesanan secara


langsung (online) untuk nasabahnya, wajib memperoleh persetujuan terlebih dahulu
dari Bursa sebagaimana diatur dalam Peraturan Bursa nomor III-A tentang Keanggotaan
Bursa. Untuk itu Bursa menetapkan persyaratan bagi AB, yaitu:
a. Menandatangani Perjanjian Pembukaan Rekening Efek dengan nasabah.
b. Memiliki prosedur baku kelangsungan operasi Fasilitas Penyampaian Pesanan Secara
Langsung bagi Nasabah.
c. Memiliki redundant link Remote Trading ke Bursa dengan mekanisme automatic
switching.
d. Memiliki sistem dan database manajemen risiko yang digunakan untuk menjalankan
pemantauan dan pengelolaan risiko.
e. Memiliki pelaksana (pejabat) yang bertugas melakukan pemantauan dan
pengelolaan risiko serta memiliki otorisasi penuh terhadap sistem manajemen risiko
yang berkedudukan di Indonesia.
f. Memiliki prosedur penanganan dan penyelesaian serta petugas khusus yang
membantu nasabah dalam melakukan hal-hal yang terkait dengan instruksi nasabah
dan kendala sistem dalam Penyampaian Pesanan Secara Langsung bagi Nasabah.
g. Memiliki sistem pengawasan dan petugas yang dapat mengawasi pola transaksi
nasabah di luar kewajaran;

Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016 3


Modul WPPE | MPE

h. Memiliki atau dapat menyediakan catu daya alternatif untuk mengantisipasi


putusnya pasokan listrik;
i. Memiliki prosedur pemeliharaan terhadap sistem Fasilitas Penyampaian Pesanan
Secara Langsung bagi Nasabah.
j. Memiliki sistem pengamanan (security system) yang teruji, dibuktikan dengan hasil
review yang dilakukan oleh Independent Reviewer sesuai ruang lingkup yang
ditetapkan oleh Bursa.
k. Memiliki sistem pengaturan mengenai tatacara konfirmasi transaksi dan sistem
pelaporan rekening Efek nasabah yang setiap saat dapat disajikan jika diperlukan
oleh nasabah.
l. Pernyataan secara tertulis kepada Bursa bahwa Anggota Bursa Efek bertanggung
jawab atas seluruh pesanan jual dan atau beli dan transaksi yang terjadi melalui
Fasilitas Penyampaian Pesanan Secara Langsung bagi Nasabah.
m. Memiliki prosedur untuk menjamin bahwa transaksi bersifat nirsangkal (non
repudiation) oleh nasabah.
n. Menunjuk Independent Reviewer.
o. Memiliki rancangan kontrak dengan nasabah yang mengatur tata cara perdagangan
melalui Fasilitas Penyampaian Pesanan Secara Langsung bagi Nasabah, yang
sekurang-kurangnya memuat:
1. persetujuan nasabah terhadap hal-hal sebagai berikut:
a. cara kerja sistem serta catatan elektronik yang dihasilkan oleh sistem
Anggota Bursa Efek sebagai bukti aktivitas yang dilakukan nasabah.
b. persyaratan dan mekanisme perdagangan melalui Fasilitas Penyampaian
Pesanan Secara Langsung bagi Nasabah yang ditetapkan oleh Anggota Bursa
Efek.
c. kebenaran dan keabsahan data pesanan yang disampaikan atau ditujukan
kepada Anggota Bursa Efek.
d. pesanan yang diterima melalui Fasilitas Penyampaian Pesanan Secara
Langsung merupakan satu-satunya bukti yang sah dan mengikat nasabah
dan Anggota Bursa Efek.
e. menyepakati bahwa transaksi bersifat nirsangkal (non repudiation).
2. tanggung jawab nasabah untuk menjaga kerahasiaan User-ID dan atau
Password.
3. kesepakatan dan prosedur penyelesaian dalam hal terjadi penyalahgunaan User-
ID dan Password.

Prosedur untuk menjadi AB yang menyediakan fasilitas online bagi nasabah dimulai
dengan penyampaian permohonan AB kepada Bursa disertai dengan dokumen
pendukung (persyaratan) selanjutnya Bursa akan melakukan penelaahan dokumen
selama paling lama 5 Hari Bursa dan dalam waktu paling lambat 5 Hari Bursa sejak
diterimanya dokumen secara lengkap maka apabila AB memenuhi persyaratan Bursa
akan menyampaikan jadwal pengujian teknis (sistem) online AB. Independent Reviewer
yang ditunjuk oleh AB wajib menyampaikan laporan hasil review mengenai kesiapan
operasional sistem AB termasuk sistem pengamanan (security system) sesuai ruang
lingkup yang ditetapkan oleh Bursa. Berdasarkan laporan Independent Reviewer, Bursa
memberikan pernyataan bahwa AB tersebut dapat atau tidak dapat memberlakukan
fasilitas online bagi Nasabah

Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016 4


Modul WPPE | MPE

Dalam rangka manajemen risiko dan pengawasan terhadap pesanan online nasabah, AB
dapat melakukan intervensi terhadap pesanan nasabah tersebut, apabila pesanan
nasabah tersebut dapat mengakibatkan:
a. terlampauinya batas transaksi (trading limit) nasabah;
b. sistem perdagangan Efek di Bursa dan atau Anggota Bursa Efek tidak berfungsi
sebagaimana mestinya.
Untuk dapat melakukan intervensi sebagaimana diatas, AB harus memiliki prosedur
intervensi dan parameter trading limit.

IV. PERIJINAN ANGGOTA BURSA KONTRAK BERJANGKA DAN OPSI

Produk yang diperdagangkan di Bursa Efek, selain Efek berifat ekuitas juga turunan
(derivative) dari Efek berupa produk Kontrak Berjangka dan Opsi. Saat ini hanya produk
Kontrak Berjangka yang telah diperdagangkan di Bursa, sedangkan Opsi masih dalam
proses pengembangan produk oleh Bursa.
Untuk dapat memperdagangkan Kontrak Berjangka dan atau Opsi, AB diwajibkan terlebih
dahulu memperoleh persetujuan dari Bursa sebagaimana diatur dalam Peraturan Bursa
Nomor III-B tentang Anggota Bursa Yang Dapat Memperdagangkan Kontrak Berjangka
dan Opsi. Agar dapat mengajukan permohonan persetujuan memperdagangkan Kontrak
Berjangka dan Opsi, Bursa menetapkan persyaratan antara lain sebagai berikut:

a. Memiliki Brokerage Office System, pengendalian risiko dan Business Continuity Plan
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor III-A tentang Keanggotaan Bursa
dan ketentuan Bursa lainnya, yang mengakomodasi perdagangan Kontrak Berjangka
dan Opsi.
b. Memiliki kebijakan khusus dalam rangka pengendalian risiko untuk
memperdagangkan Kontrak Berjangka dan Opsi.
c. Memiliki prosedur penyimpanan data transaksi Kontrak Berjangka dan Opsi, catatan
kejadian (log file), database nasabah, database transaksi (daftar order termasuk
perubahan-perubahannya beserta catatan waktu kejadian) yang dilakukan secara
elektronik
d. Memiliki Prosedur Operasi Standar terkait dengan tatacara perdagangan Kontrak
Berjangka dan Opsi.
e. Memiliki Prosedur Operasi Standar mengenai kriteria nasabah yang dapat
memperdagangkan Kontrak Berjangka dan Opsi.
f. Memiliki perjanjian pembukaan rekening Kontrak Berjangka dan Opsi dengan
nasabah
g. memiliki hasil review dari auditor teknologi informasi profesional atau hasil review
dengan mekanisme Control Self Assessment (CSA) atas kesiapan sistem Remote
Trading Anggota Bursa Efek yang telah mengakomodasi perdagangan Kontrak
Berjangka dan Opsi, yang sekurang-kurangnya meliputi:
1. kriteria fungsional (aplikasi);
2. kriteria non fungsional;
3. kesiapan operasional;
4. kesesuaian terhadap Order Routing Interface (ORI); dan
5. kesesuaian terhadap Quote Routing Interface (QRI).
h. Bagi AB yang menggunakan jasa Mediator Remote Trading, wajib:

Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016 5


Modul WPPE | MPE

1. memiliki perjanjian dengan Mediator Remote Trading yang menyediakan jasa


Mediator Remote Trading untuk perdagangan Kontrak Berjangka dan Opsi; dan
2. memiliki surat pernyataan dari Mediator Remote Trading atas kesiapan sistem
Remote Trading Anggota Bursa Efek yang telah mengakomodasi perdagangan
Kontrak Berjangka dan Opsi.

Prosedur untuk menjadi AB yang dapat memperdagngkan Kontrak Berjangka dan Opsi
dimulai dengan penyampaian permohonan AB kepada Bursa disertai dengan dokumen
pendukung (persyaratan) selanjutnya Bursa akan melakukan evaluasi dokumen dan
pemeriksaan kesiapan operasional dalam waktu paling lama 10 Hari Bursa dan dalam
waktu paling lambat 5 Hari Bursa sejak selesainya pemeriksaan, apabila AB memenuhi
persyaratan maka Bursa akan menerbitkan surat persetujuan memperdagangkan
Kontrak Berjangka dan Opsi. Apabila AB tidak memenuhi persyaratan maka Bursa
menyampaikan surat penolakan disertai dengan alasannya.

Selama permohonan menjadi Anggota Bursa Efek yang dapat memperdagangkan


Kontrak Berjangka dan Opsi diproses oleh Bursa, Anggota Bursa Efek wajib mengajukan
permohonan menjadi Anggota Kliring untuk mendapatkan layanan jasa kliring dan
penjaminan penyelesaian transaksi Kontrak Berjangka dan Opsi di KPEI.

Anggota Bursa yang telah memperoleh surat persetujuan memperdagangkan Kontrak


Berjangka dan Opsi dapat bertindak sebagai Liquidity Provider. Persyaratan dan prosedur
serta kewajiban Liquidity Provider diatur dalam peraturan Bursa.

V. KEWAJIBAN PELAPORAN ANGGOTA BURSA

Untuk menjaga keteraturan dan keamanan perdagangan Efek, Bursa mewajibkan AB


untuk menyampaikan laporan berkala maupun sewaktu-waktu kepada Bursa sesuai
dengan Peraturan Bursa nomor III-D tentang Kewajiban Pelaporan Anggota Bursa Efek
dan Dealer Partisipan sebagaimana dijelaskan dibawah ini.

AB wajib menyampaikan laporan berkala kepada Bursa, yang meliputi:


a. Laporan MKBD sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor
V.D.5. tentang Pemeliharaan dan Pelaporan Modal Kerja Bersih Disesuaikan.
b. Laporan kegiatan transaksi harian atas Efek Bersifat Ekuitas sesuai dengan format
yang ditentukan oleh Bursa dan sekurang-kurangnya memuat informasi mengenai:
1. transaksi untuk kepentingan nasabah baik nasabah lokal maupun nasabah asing;
2. transaksi untuk kepentingan Anggota Bursa Efek;
3. transaksi nasabah dengan pembiayaan dari Anggota Bursa Efek (Transaksi Marjin
dan atau Transaksi Short Selling);
4. transaksi nasabah tanpa pembiayaan dari Anggota Bursa Efek.
c. Laporan posisi portofolio harian nasabah dan Anggota Bursa Efek sesuai dengan
format yang ditentukan oleh Bursa.
d. Laporan bulanan kegiatan usaha Anggota Bursa Efek dengan menggunakan formulir
yang bentuk dan isinya sesuai dengan formulir X.E.1-3 Peraturan Bapepam dan LK
Nomor X.E.1 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Berkala Oleh Perusahaan
Efek, selambat-lambatnya pada Hari Bursa ke-12 (dua belas) bulan berikutnya.
e. Laporan Akuntan atas MKBD tahunan, yaitu laporan pemeriksaan atas perhitungan
MKBD dengan mengambil sampel sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) Hari
Bursa secara acak selama satu tahun buku yang diperiksa dan memberikan pendapat
bahwa MKBD telah didasarkan atas informasi yang benar dan dihitung serta
dilaporkan dengan cara yang benar (sebagaimana dimaksud dalam Peraturan

Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016 6


Modul WPPE | MPE

Bapepam dan LK Nomor X.E.1. tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Berkala


oleh Perusahaan Efek).
f. Laporan Keuangan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Laporan Keuangan Triwulan I dan Triwulan III unaudited selambat-lambatnya
pada akhir bulan pertama setelah tanggal Laporan Keuangan Triwulan dimaksud.
2. Laporan Keuangan Tengah Tahunan, dilakukan sebagai berikut:
a. Laporan Keuangan yang tidak disertai laporan Akuntan, disampaikan
selambat-lambatnya pada akhir bulan pertama setelah tanggal Laporan
Keuangan Tengah Tahunan dimaksud;
b. Laporan Keuangan yang disertai laporan Akuntan, dalam rangka penelaahan
terbatas, disampaikan selambat-lambatnya pada akhir bulan ke-2 (dua)
setelah tanggal Laporan Keuangan Tengah Tahunan dimaksud; atau
c. Laporan Keuangan yang disertai laporan Akuntan yang memberikan pendapat
tentang kewajaran Laporan Keuangan secara keseluruhan, disampaikan
selambat-lambatnya pada akhir bulan ke-3 (tiga) setelah tanggal Laporan
Keuangan Tengah Tahunan dimaksud.
g. Laporan Keuangan Tahunan dalam bentuk Laporan Keuangan audited, selambat-
lambatnya pada akhir bulan ke-3 (ketiga) setelah tanggal Laporan Keuangan
Tahunan.
h. Laporan MKBD wajib disampaikan ke Bursa sesuai dengan Peraturan Bapepam dan
LK Nomor V.D.5. tentang Pemeliharaan dan Pelaporan Modal Kerja Bersih
Disesuaikan.
i. Laporan kegiatan transaksi harian dan laporan posisi portofolio harian nasabah wajib
disampaikan oleh Anggota Bursa Efek kepada Bursa selambat-lambatnya sesuai
dengan batas waktu penyampaian laporan MKBD.
j. Laporan Akuntan atas MKBD tahunan wajib disampaikan kepada Bursa dengan
ketentuan sebagai berikut:
1. MKBD tahunan disampaikan bersamaan dengan penyampaian Laporan Keuangan
Tahunan.
2. Pemeriksaan atas perhitungan MKBD tahunan dilakukan oleh Akuntan yang
memeriksa Laporan Keuangan Tahunan Anggota Bursa Efek.
k. Laporan Keuangan wajib disusun dan disajikan meliputi komponen-komponen
sebagai berikut:
1. Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode;
2. Laporan laba rugi komprehensif selama periode;
3. Laporan perubahan ekuitas selama periode;
4. Laporan arus kas selama periode;
5. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan
informasi penjelasan lain; dan
6. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika
Perusahaan Efek menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau
membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika melakukan
reklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan.
l. Laporan Keuangan AB wajib memiliki kualitas pengungkapan yang setara dengan
pengungkapan yang terdapat pada Laporan Keuangan audited terakhir. Yang
dimaksud dengan setara adalah bahwa uraian tentang kebijakan akuntansi, pos-pos
yang material dan penjelasan lainnya pada catatan atas Laporan Keuangan wajib
mengikuti format dan kualitas penjelasan yang dimuat pada Laporan Keuangan
audited terakhir.
m. Laporan Keuangan Tengah Tahunan dan Laporan Keuangan Tahunan wajib
disampaikan ke Bursa sekurang-kurangnya 1 (satu) eksemplar dalam bentuk asli
yang ditandatangani oleh semua anggota direksi dan salah satu anggota Dewan
Komisaris.

Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016 7


Modul WPPE | MPE

n. Penyampaian Laporan Keuangan Triwulanan, Tengah Tahunan dan Tahunan bagi


Anggota Bursa Efek yang merupakan Perusahaan Tercatat di Bursa mengacu pada
Peraturan Nomor I-E tentang Kewajiban Penyampaian Informasi.

Selain terkait Laporan diatas, AB wajib menyampaikan laporan ke Bursa, selambat-


lambatnya 5 (lima) Hari Bursa terhitung sejak:
a. terjadinya perubahan daftar khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (2)
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas;
b. terjadinya hubungan Afiliasi atau perubahan hubungan Afiliasi dari anggota Direksi
atau anggota Dewan Komisaris Anggota Bursa Efek, atau Pemegang Saham
Pengendali, atau Pemegang Saham Pengendali dari pemegang saham Anggota Bursa
Efek apabila pemegang saham dimaksud merupakan badan hukum sesuai dengan
format yang ditetapkan Bursa;
c. terjadinya penambahan atau pengurangan karyawan yang mempunyai izin orang
perseorangan dari Bapepam dan LK sebagai Wakil Perusahaan Efek, yang sesuai
dengan format yang ditetapkan Bursa;
d. terjadinya perubahan yang berkaitan dengan perusahaan, termasuk tetapi tidak
terbatas pada perubahan:
1. struktur permodalan;
2. pemegang saham;
3. anggota Direksi dan atau anggota Dewan Komisaris;
4. struktur organisasi;
5. nama dan alamat perusahaan.

Dalam hal AB melakukan perubahan Anggaran Dasar perusahaan, maka AB yang


bersangkutan wajib menyampaikan laporan ke Bursa selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
terhitung sejak diperolehnya bukti persetujuan atau bukti penerimaan pemberitahuan
perubahan Anggaran Dasar dari instansi yang berwenang sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, sesuai dengan format yang
ditentukan Bursa.

Anggota Bursa Efek wajib menyampaikan laporan kepada Bursa pada Hari Bursa
berikutnya setelah dilakukannya transaksi di Luar Bursa atas:
a. transaksi REPO/Reverse REPO dan SLB atas Efek Bersifat Ekuitas.
b. transaksi atas Efek Bersifat Utang, Sukuk dan Efek Beragun Aset yang tercatat di
Bursa.

Pelaporan kepada Bursa juga diwajibkan apabila AB mengalami permasalahan yang


mengakibatkan salah satu atau beberapa fungsi AB tidak dapat beroperasi sebagaimana
mestinya. AB wajib menyampaikan laporan kepada Bursa dengan tembusan ke OJK
dengan batas waktu penyampaian dan isi laporan sesuai dengan Peraturan Bapepam
dan LK Nomor V.D.3 tentang Pengendalian Internal Perusahaan Efek yang Melakukan
Kegiatan Usaha sebagai Perantara Pedagang Efek.

Apabila AB menyerahkan pelaksanaan fungsi pemasaran, pembukuan, fungsi Kustodian,


dan atau fungsi teknologi informasi kepada Pihak lain (outsourcing) sebagaimana
ditetapkan dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor V.D.3 tentang Pengendalian Internal
Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Perantara Pedagang Efek,
maka AB wajib melaporkan secara tertulis kepada Bursa mengenai hal-hal sebagai
berikut:
a. Implementasi penyerahan pelaksanaan fungsi tersebut kepada Pihak lain
(outsourcing), selambat-lambatnya 3 (tiga) Hari Bursa setelah implementasi.
b. Terjadinya permasalahan sehingga fungsi outsourcing tersebut tidak dapat
beroperasi sebagaimana mestinya, selambat-lambatnya pada Hari Bursa berikutnya
setelah terjadinya permasalahan.

Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016 8


Modul WPPE | MPE

c. Pengakhiran penyerahan pelaksanaan fungsi kepada Pihak lain (outsourcing),


selambat-lambatnya pada Hari Bursa berikutnya setelah terjadinya pengakhiran
penyerahan pelaksanaan fungsi tersebut.

Laporan oleh AB wajib disampaikan kepada Bursa dalam bentuk dokumen tercetak dan
atau dokumen elektronik (softcopy) sesuai dengan ketentuan Bursa. Apabila batas waktu
penyampaian laporan jatuh pada hari libur maka AB wajib menyampaikan laporan
dimaksud selambat-lambatnya pada Hari Bursa terakhir sebelum hari libur tersebut.

VI. PEMERIKSAAN ANGGOTA BURSA

Dalam menyelenggarakan perdagangan Efek yang teratur, wajar dan efisien, Bursa
berwenang melakukan pengawasan terhadap AB yang dapat dilakukan dengan cara
Pemeriksaan terhadap AB sesuai dengan Peraturan Bursa nomor III-E tentang
Pemeriksaan Anggota Bursa Efek. Jenis Pemeriksaan terhadap AB berupa pemeriksaan
berkala maupun sewaktu-waktu.

Pemeriksaan berkala bertujuan untuk memastikan kesesuaian pelaksanaan kegiatan


Anggota Bursa Efek dengan Peraturan OJK dan Peraturan Bursa. Sedangkan pemeriksaan
sewaktu-waktu dilakukan Bursa bertujuan antara lain sebagai berikut:
a. untuk aktivasi Anggota Bursa Efek yang mengalami suspensi;
b. Pemeriksaan atas terjadinya dispute dan atau potensi dispute antara Anggota Bursa
Efek dengan nasabah atau antar Anggota Bursa Efek;
c. hasil monitoring terkait kegiatan Anggota Bursa Efek;
d. Pemeriksaan atas indikasi ketidakwajaran transaksi;
e. Pemeriksaan Anggota Bursa Efek dalam hal gagal memenuhi batas minimal Modal
Kerja Bersih Disesuaikan sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK Nomor V.D.5
tentang Pemeliharaan dan Pelaporan Modal Kerja Bersih Disesuaikan;
f. Pemeriksaan terhadap pemenuhan kembali Modal Kerja Bersih Disesuaikan;
g. Pemeriksaan dalam hal Anggota Bursa Efek mengalami gagal bayar;
h. pemeriksaan terhadap keamanan rekening Efek nasabah apabila Anggota Bursa Efek
bermaksud mengakhiri kegiatannya sebagai Anggota Bursa Efek.

Adapun pelaksanaan Pemeriksaan dapat dilakukan di Bursa atau di lokasi Anggota Bursa
Efek.
Dalam hal Pemeriksaan dilakukan di lokasi AB, maka Pemeriksaan tersebut dilakukan
setelah memenuhi tata cara sebagai berikut:
a. Pemeriksaan dilakukan oleh satuan pemeriksa Bursa didasarkan pada Surat Tugas
dari Bursa;
b. Pemeriksaan dilaksanakan sesuai dengan ruang lingkup yang diatur dalam surat
tugas.

Bursa melaporkan hasil pemeriksaan atas masalah-masalah material yang ditemui dalam
proses pemeriksaan untuk disampaikan kepada OJK, Dewan Komisaris dan Direksi Bursa
serta dapat memberikan hasil pemeriksaan berkala kepada AB yang diperiksa.

VII. SANKSI

Bursa berwenang melakukan tindakan yang diperlukan terhadap AB dalam rangka


mewujudkan perdagangan yang teratur, wajar dan efisien. AB yang melakukan
pelanggaran terhadap Peraturan Bursa dan atau melakukan perbuatan yang dapat
merusak citra Bursa Efek pada khususnya dan Pasar Modal pada umumnya, dan atau

Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016 9


Modul WPPE | MPE

yang dapat menghambat perdagangan di Bursa, dapat dikenakan sanksi oleh Bursa
sesuai dengan Peraturan Bursa Nomor III-F tentang Sanksi. Dalam hal Bursa menemukan
adanya indikasi pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
atau melakukan perbuatan yang dapat merusak citra Bursa Efek pada khususnya dan
Pasar Modal pada umumnya yang dilakukan oleh Direktur, IT Officer RT dan atau pegawai
Anggota Bursa Efek, maka Bursa melaporkan hal tersebut kepada OJK. Apabila
pelanggaran yang dilakukan oleh Direktur, IT Officer RT dan atau pegawai AB
mengakibatkan tidak terpenuhinya persyaratan sebagai AB, maka Bursa dapat
mengenakan sanksi kepada AB tersebut.

Bursa dapat mengenakan sanksi terhadap AB apabila AB melanggar peraturan Bursa.


Jenis sanksi yang dikenakan oleh Bursa terhadap pelanggaran Peraturan Bursa adalah
sebagai berikut:
a. teguran tertulis;
b. peringatan tertulis;
c. denda sebanyak-banyaknya Rp500.000.000,- (lima ratus juta rupiah);
d. larangan sementara melakukan aktivitas perdagangan di Bursa (Suspensi) bagi
Anggota Bursa Efek;
e. pencabutan persetujuan memperdagangkan Efek tertentu;
f. pencabutan Persetujuan Keanggotaan Bursa Efek.

Sanksi-sanksi sebagaimana diatas bukan merupakan tahapan pengenaan sanksi akan


tetapi hanya sebagai petunjuk mengenai jenis sanksi dan dapat dikenakan secara sendiri-
sendiri maupun bersama-sama dengan pengenaan sanksi lainnya sesuai dengan
pedoman internal Bursa.

Dalam hal AB dikenakan sanksi denda oleh Bursa, maka pembayaran denda tersebut
harus telah efektif di rekening Bursa selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari kalender
terhitung sejak sanksi tersebut dijatuhkan oleh Bursa. Apabila AB tidak membayar denda
dalam jangka waktu tersebut di atas, maka AB yang bersangkutan dapat dikenakan
sanksi suspensi.

Setiap pengenaan sanksi diumumkan di Bursa.

AB dapat mengajukan keberatan kepada Bursa atas sanksi yang dikenakan oleh Bursa
dalam jangka waktu paling lambat 10 (sepuluh) Hari Bursa setelah Bursa mengenakan
sanksi. Pengajuan keberatan oleh AB tidak mengakibatkan penundaan pengenaan sanksi
oleh Bursa kepada AB yang bersangkutan dan AB tetap memenuhi kewajibannya kepada
Bursa termasuk kewajiban pembayaran denda. Dalam hal AB mengajukan keberatan
maka:
a. Apabila Bursa menerima keberatan tersebut maka Bursa akan mengubah atau
mencabut sanksi yang dikenakan kepada Anggota Bursa Efek yang bersangkutan.
b. Apabila Bursa menolak keberatan yang diajukan oleh Anggota Bursa Efek tersebut,
maka Anggota Bursa Efek dapat mengajukan keberatan kepada OJK dengan
menyampaikan tembusan kepada Bursa.
c. Apabila dalam jangka waktu paling lambat 10 (sepuluh) Hari Bursa setelah Bursa
mengenakan sanksi dan AB tidak mengajukan keberatan, maka AB dianggap
menerima pengenaan sanksi yang dilakukan oleh Bursa.
d. Apabila pengajuan keberatan kepada OJK dan dikabulkan oleh OJK dengan
membatalkan atau mengubah keputusan Bursa, maka berlaku ketentuan sebagai
berikut:
1. AB wajib menyampaikan laporan kepada Bursa mengenai keputusan OJK yang
menerima permohonan keberatan yang diajukan oleh AB.

Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016 10


Modul WPPE | MPE

2. Bursa mencabut atau memperbaiki sanksi yang dikenakan kepada AB tersebut


sesuai dengan keputusan OJK;
3. segala tindakan yang telah dilakukan Bursa berkenaan dengan pengenaan
sanksi kepada AB tetap sah dan mengikat sejak dikenakannya sanksi tersebut
oleh Bursa sampai dengan tanggal diterimanya informasi dari AB;
4. Bursa mengumumkan melalui Pengumuman Bursa mengenai penerimaan
permohonan keberatan oleh OJK serta pencabutan atau perbaikan sanksi yang
telah dikenakan kepada AB yang bersangkutan.

Dalam hal AB dikenakan sanksi pembekuan kegiatan usaha sebagai Perantara Pedagang
Efek oleh OJK maka Bursa sesegera mungkin melakukan suspensi terhadap AB tersebut
dan AB yang bersangkutan tidak dapat melakukan pesanan titipan jual dan atau beli.

VIII. SUSPENSI ANGGOTA BURSA

Dalam rangka menjaga terselenggaranya perdagangan Efek yang teratur, wajar dan
efisien, Bursa dapat Bursa dapat melakukan Suspensi terhadap AB berdasarkan:
a. permintaan Anggota Bursa Efek yang bersangkutan dengan ketentuan sebagai
berikut:
1. Permohonan Suspensi harus diajukan selambat-lambatnya 20 (dua puluh) Hari
Bursa sebelum tanggal efektif Suspensi yang diminta oleh AB yang bersangkutan;
2. Bursa memberikan konfirmasi menyetujui atau menolak permohonan Suspensi
atas permintaan sendiri selambat-lambatnya 3 (tiga) Hari Bursa setelah
diterimanya permohonan Suspensi tersebut.
b. sanksi yang dikenakan oleh Bursa apabila AB dalam kondisi:
1. Brokerage Office System tidak lagi memenuhi persyaratan sebagaimana
ditetapkan dalam Peraturan Nomor III-A Tentang Keanggotaan Bursa;
2. tidak lagi mempunyai sarana dan prasarana Perangkat Remote Trading Anggota
Bursa Efek;
3. modal sendiri (ekuitas) negatif berdasarkan laporan keuangan tahunan, laporan
keuangan tengah tahunan atau laporan keuangan triwulanan;
4. Laporan Keuangan Auditan tahunan mendapat opini adverse atau disclaimer;
5. hal-hal lain yang menurut pertimbangan Bursa dapat dikenakan sanksi Suspensi.
6. tidak menyampaikan laporan MKBD sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Bursa Nomor III-D tentang Pelaporan Anggota Bursa Efek dan Dealer Partisipan
c. adanya perintah dari OJK untuk melakukan Suspensi atau OJK mengenakan sanksi
pembekuan kegiatan usaha sebagai Perantara Pedagang Efek terhadap AB atau
mengenakan pembatasan kegiatan usaha sebagai Perantara Pedagang Efek terhadap
AB; atau menghentikan sementara kegiatan usaha Perantara Pedagang Efek terhadap
AB.

Selain hal diatas Bursa dapat mengenakan suspensi kepada AB apabila AB dinyatakan
gagal bayar oleh KPEI atau AB diajukan pailit oleh OJK.

Sanksi Suspensi dilakukan oleh Bursa selambat-lambatnya 1 (satu) Hari Bursa setelah
Bursa mengetahui terjadinya kondisi yang menyebabkan suspensi dan berlaku sesuai
waktu yang ditetapkan oleh Bursa.

Apabila Bursa mengenakan sanksi Suspensi atau pencabutan atas Surat Persetujuan
Keanggotaan Bursa (SPAB), maka AB yang bersangkutan tidak dapat memperdagangkan
seluruh Efek di Bursa;

Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016 11


Modul WPPE | MPE

Apabila Bursa mengenakan sanksi Suspensi atau pencabutan atas Persetujuan


Memperdagangkan Efek Derivatif dan atau Efek Bersifat Utang, Sukuk dan Efek Beragun
Aset Arus Kas Tetap, maka AB yang bersangkutan dapat memperdagangkan Efek lain
yang tidak dikenakan sanksi Suspensi atau pencabutan.

AB yang dikenakan Suspensi wajib memberitahukan kepada seluruh nasabahnya


mengenai Suspensi yang dilakukan oleh Bursa dan dapat membuktikannya kepada Bursa
jika diperlukan. Bursa mengumumkan melalui Pengumuman Bursa mengenai Suspensi
dan AB yang bersangkutan wajib menyelesaikan Transaksi Bursa yang telah
dilakukannya sebelum Suspensi dimaksud dan tetap harus memenuhi kewajibannya
sesuai dengan Peraturan Bursa. Dalam rangka menyelesaikan kewajibannya atas
Transaksi Bursa yang dilakukan sebelum dikenakan Suspensi, AB yang bersangkutan
dapat melakukan transaksi melalui Anggota Bursa Efek lain sebagaimana diatur dalam
Peraturan Nomor II-A tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas.

Untuk dapat mencabut Suspensi tersebut, Bursa dapat terlebih dahulu melakukan
pemeriksaan kepada Anggota Bursa Efek yang bersangkutan dan Bursa dapat mencabut
sanksi Suspensi apabila AB yang bersangkutan telah memperbaiki kondisi yang
menyebabkan AB tersebut dikenakan sanksi Suspensi.

IX. PENCABUTAN PERSETUJUAN KEANGGOTAAN BURSA

Pencabutan Persetujuan Keanggotaan Bursa dapat dilakukan karena permintaan AB yang


bersangkutan atau sanksi yang dikenakan oleh Bursa. Bursa dapat mengenakan sanksi
pencabuatan persetujuan keanggotaan Bursa apabila AB mengalami salah satu atau
lebih kondisi sebagai berikut:

Selain hal diatas, Bursa mencabut Persetujuan Keanggotaan Bursa apabila AB:
a. diputuskan pailit oleh Pengadilan dan tidak lagi diajukan upaya hukum lebih lanjut
oleh Anggota Bursa Efek;
b. dicabut izin usahanya sebagai Perantara Pedagang Efek oleh Bapepam dan LK;
c. RUPS atau berdasarkan penetapan Pengadilan memutuskan pembubaran
perusahaan;
d. sebagai badan hukum tidak lagi beroperasi sebagai Perusahaan Efek akibat
melakukan penggabungan usaha atau peleburan usaha dengan perusahaan lain atau
pengambilalihan oleh Perusahaan lain.

Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016 12


Modul WPPE | MPE

Ketentuan apabila AB mengajukan permohonan pencabuatan keanggotaan Bursa adalah


berikut:
a. permohonan pencabutan persetujuan keanggotaan Bursa harus diajukan selambat-
lambatnya 20 (dua puluh) Hari Bursa sebelum tanggal efektif pencabutan yang
diminta Anggota Bursa Efek yang bersangkutan;
b. berdasarkan permohonan tersebut diatas, Bursa melakukan pemeriksaan guna
memastikan keamanan rekening Efek nasabah;
c. pencabutan persetujuan keanggotaan Bursa atas permohonan AB dilakukan oleh
Bursa setelah AB menyelesaikan seluruh rekening Efek nasabah dan kewajiban
kepada Pihak ketiga yang terkait dengan penyelesaian transaksi di Bursa, jika ada.

Dalam hal AB dicabut persetujuan keanggotaan Bursanya, maka:


a. Bursa mengumumkan melalui Pengumuman Bursa mengenai pencabutan persetujuan
keanggotaan Bursa tersebut;
b. Bursa menonaktifkan seluruh User-ID dan Password;
c. Bursa menghentikan seluruh fasilitas yang telah diberikan kepada AB;
d. AB yang dicabut Persetujuan Keanggotaan Bursanya wajib memberitahukan kepada
seluruh nasabahnya mengenai pencabutan Persetujuan Keanggotaan Bursanya.

Bursa melarang Perusahaan Efek yang tidak menjadi Anggota Bursa Efek untuk
mencantumkan kata-kata Anggota Bursa Efek Indonesia atau Member of Indonesia
Stock Exchange pada petunjuk identitas perusahaan dan kegiatan usaha termasuk
namun tidak terbatas pada kop surat, papan nama dan kartu nama Perusahaan Efek.

X. KEANGGOTAAN MARJIN DAN SHORT SELLING

Yang dapat melakukan T r an s ak s i Ma r ji n dan atau Transaksi Short Selling adalah


AB yang telah memperoleh persetujuan melakukan Transaksi Marjin dan atau Transaksi
Short Selling dari Bursa.

AB dapat memperoleh persetujuan dari Bursa untuk melakukan Transaksi


Marjin dan atau Transaksi Short Selling apabila memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
a. Memiliki ketentuan atau kebijakan internal secara tertulis mengenai Transaksi Marjin
dan atau Transaksi Short Selling dengan memperhatikan Peraturan
Bapepam dan LK Nomor V.D.6 tentang Pembiayaan Transaksi Efek Oleh Perusahaan
Efek Bagi Nasabah dan Transaksi Short Selling oleh Perusahaan Efek, yang
meliputi antara lain:
1. kriteria untuk penetapan limit pembiayaan untuk masing- masing n asabah ;
2. batas waktu untuk memberikan kesempatan kepada nasabah untuk
menambah jaminan sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK Nomor
V.D.6 tentang Pembiayaan Transaksi Efek Oleh Perusahaan Efek Bagi Nasabah
dan Transaksi Short Selling oleh Perusahaan Efek;
3. batas waktu untuk eksekusi jaminan nasabah sesuai dengan Peraturan
Bapepam dan LK Nomor V.D.6 tentang Pembiayaan Transaksi Efek Oleh
Perusahaan Efek Bagi Nasabah dan Transaksi Short Selling oleh Perusahaan
Efek;
4. kriteria Efek yang dapat dibiayai dan dapat dijaminkan, dalam hal AB
menetapkan kriteria yang lebih ketat daripada yang ditetapkan oleh Bursa;
5. Rumusan perhitungan nilai pasar wajar Efek Jaminan dan rumusan haircut (jika
AB menetapkan haircut lebih besar dibandingkan dengan haircut pada
perhitungan MKBD yang ditetapkan dalam Peraturan OJK);

Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016 13


Modul WPPE | MPE

6. kriteria nasabah yang berhak untuk mendapatkan fasilitas Transaksi Marjin


dan atau Transaksi Short Selling termasuk namun tidak terbatas pada
lamanya nasabah yang bersangkutan membuka rekening Efek reguler;
7. rasio antara total keseluruhan Exposure Marjin terhadap MKBD;
8. cara penyelesaian pembiayaan apabila Efek Marjin dan atau Efek Short Selling
dikeluarkan dan atau tidak dicantumkan oleh Bursa dalam daftar Efek Marjin,
Efek Short Selling dan atau Efek Jaminan.
b. Memiliki SOP untuk pelaksanaan Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short Selling,
yang memuat antara lain:
1. tata cara penerimaaan calon nasabah Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short
Selling;
2. pemantauan terhadap limit dan pelaksanaan pembiayaan terhadap setiap
nasabah yang akan melakukan Transaksi Marjin;
3. pemantauan terhadap Efek Marjin, Efek Short Selling dan atau Efek Jaminan;
4. pemantauan terhadap pelaksanaan kewajiban untuk melakukan tambahan
jaminan (margin call);
5. pemantauan terhadap penyelesaian Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short
Selling;
6. pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan internal terhadap pelaksanaan
Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short Selling.
c. Memiliki sistem BOFIS yang telah terintegrasi antara front office dan back office
secara real time yang sekurang-kurangnya dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. memisahkan rekening Efek reguler, Rekening Efek pembiayaan Transaksi Marjin
dan atau Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Short Selling untuk setiap nasabah
yang sama;
2. menghitung rasio pembiayaan Marjin dan atau Selling secara real time sesuai
ketentuan yang berlaku;
3. memberikan alert terhadap rekening Efek nasabah apabila telah mendekati rasio
margin call, rasio kewajiban segera menjual Efek (forced sell) dan atau rasio
kewajiban segera membeli Efek (forced buy);
4. memberikan alert terhadap rekening Efek nasabah apabila dalam waktu 3 (tiga)
hari setelah permintaan pemenuhan jaminan, nasabah tidak memenuhi
permintaan tersebut guna dilakukan forced sell atau forced buy;
5. melakukan proses penolakan secara otomatis terhadap pesanan nasabah yang
melakukan Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short Selling yang dapat
meningkatkan saldo debit dan atau short apabila rasio pembiayaan dari nasabah
tertentu telah mencapai rasio margin call;
6. melakukan proses blocking secara otomatis terhadap Efek dan atau dana di dalam
Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Marjin dan atau Rekening Efek Pembiayaan
Transaksi Short Selling yang menjadi jaminan atas Transaksi Marjin dan atau
Transaksi Short Selling kecuali untuk penyelesaian transaksi rekening itu sendiri;
7. front office system memiliki tanda short yang dapat disampaikan ke sistem
perdagangan Bursa.
d. Memiliki Bagian Pengawasan Internal secara khusus yang mengawasi operasional
pengendalian risiko terkait pelaksanaan Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short
Selling.
e. Memenuhi ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor
V.D.3 tentang Pengendalian Intern dan Penyelenggaraan Pembukuan oleh
Perusahaan Efek, khususnya berkaitan dengan ketentuan dana dan Efek nasabah,
yaitu:
1. dana dan atau Efek nasabah tidak boleh digunakan selain untuk kepentingan
nasabah yang bersangkutan atau atas instruksi tertulis dari nasabah tersebut,
kecuali untuk forced sell sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam dan LK

Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016 14


Modul WPPE | MPE

Nomor V.D.6. tentang Pembiayaan Transaksi Efek Oleh Perusahaan Efek Bagi
Nasabah dan Transaksi Short Selling oleh Perusahaan Efek;
2. seluruh nasabah pemilik Rekening Efek di Perusahaan Efek telah dibukakan sub-
rekening Efek pada KSEI dan seluruh Efek milik nasabah telah disimpan pada
masingmasing sub-rekening Efek secara konsisten;
3. dana nasabah telah ditempatkan dalam rekening Bank yang terpisah dengan
dana milik Perusahaan Efek dan dilaksanakan secara konsisten.
f. Khusus untuk Anggota Bursa Efek yang melakukan Transaksi Marjin, wajib memiliki
cukup sumber pembiayaan untuk membiayai penyelesaian transaksi pembelian Efek.
g. Khusus untuk Anggota Bursa Efek yang melakukan Transaksi Short Selling, wajib
memiliki perikatan dengan Lembaga Kliring dan Penjaminan, Perusahaan Efek lain,
Bank Kustodian, dan atau Pihak yang disetujui Bapepam dan LK untuk meminjam
Efek yang diperlukan bagi penyelesaian Transaksi Short Selling.

Prosedur untuk menjadi AB yang dapat melakukan transaksi marjin dan atau transaksi
short selling dimulai dengan penyampaian permohonan AB kepada Bursa disertai dengan
dokumen pendukung (persyaratan) Bursa melakukan review dan pemeriksaan ke
lokasi untuk memastikan bahwa Anggota Bursa Efek yang bersangkutan telah memiliki
kesiapan sistem operasional terutama terkait dengan sistem manajemen risiko
atas pembiayaan penyelesaian transaksi Efek bagi nasabah. Apabila berdasarkan
hasil pemeriksaan Bursa tidak terdapat hal-hal yang dapat menghalangi Anggota Bursa
Efek tersebut melakukan Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short Selling, maka
Bursa mengeluarkan Surat Persetujuan melakukan Transaksi Marjin dan atau Transaksi
Short Selling. Bursa mengumumkan nama-nama AB yang telah diberikan persetujuan
untuk melakukan Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short Selling.

AB yang telah memperoleh persetujuan untuk melakukan Transaksi Marjin dan atau
Transaksi Short Selling wajib menyampaikan laporan harian atas kegiatan
Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short Selling paling lambat pada hari Bursa
berikutnya sesuai dengan format yang ditentukan Bursa. Apabila terjadi masalah
dengan sistem manajemen risikonya AB wajib melaporkan ke Bursa selambat-
lambatnya pada Hari Bursa berikutnya setelah diketahuinya permasalahan tersebut.

Bursa melakukan pemeriksaan terhadap AB yang telah memperoleh persetujuan Marjin


dan atau Short Selling secara berkala sekurang-kurangnya dilakukan sekali dalam
setahun. Tujuan dari pemeriksaan tersebut adalah untuk memastikan bahwa:
a. AB masih memiliki sistem operasional terutama sistem manajemen risiko yang
memadai untuk dapat melakukan Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short
Selling.
b. Dalam pelaksanaan Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short Selling,
Anggota Bursa Efek yang bersangkutan telah mematuhi seluruh ketentuan
mengenai Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short Selling.
c. Anggota Bursa Efek masih memenuhi persyaratan untuk dapat melakukan
Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short Selling sebagaimana di atas.

AB yang telah memperoleh persetujuan dari Bursa untuk melakukan Transaksi Marjin
dan atau Transaksi Short Selling, maka bagian pengawasan internal AB tersebut wajib
melakukan pemeriksaan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam setahun dengan
rentang waktu antar pemeriksaan paling cepat 5 (lima) bulan. Hasil pemeriksaan yang
dilakukan oleh AB tersebut wajib tersedia pada saat Bursa melakukan pemeriksaan.

Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016 15


Modul WPPE | MPE

AB yang belum memperoleh persetujuan dari Bursa untuk melakukan Transaksi Marjin
dan atau Transaksi Short Selling dilarang untuk melakukan Transaksi Marjin dan atau
Transaksi Short Selling tersebut di Bursa.

AB yang telah memperoleh persetujuan melakukan Transaksi Marjin dan atau Transaksi
Short Selling dilarang untuk melakukan Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short
Selling:
a. untuk kepentingan Direksi, Komisaris, Pemegang Saham Utama dan atau pegawai
dari AB tersebut;
b. untuk kepentingan 1 (satu) nasabahnya dimana Transaksi Marjin tersebut
dapat mengakibatkan saldo debit dan atau posisi short melebihi 15% (lima
belas perseratus) dari MKBD Anggota Bursa Efek dimaksud;
c. dengan nilai Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short Selling lebih dari 10
(sepuluh) kali nilai MKBD dari AB yang bersangkutan;
d. atas Efek yang tidak termasuk dalam daftar Efek Marjin dan atau daftar Efek
Short Selling.

Dalam hal AB tidak lagi memenuhi persyaratan untuk dapat melakukan Transaksi
Marjin dan atau Transaksi Short Selling sebagaimana dimaksud dalam ketentuan II di
atas, maka Bursa melakukan pencabutan persetujuan untuk melakukan Transaksi
Marjin dan atau Transaksi Short Selling bagi AB yang bersangkutan.

XI. PELELANGAN DAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM BURSA

Saham Bursa yang dijual secara lelang oleh Bursa terdiri dari 3 (tiga) kategori
sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor III.A.11 tentang
Pelelangan Saham Bursa Efek, yaitu:
a. Kategori A adalah Saham Bursa yang belum dikeluarkan atau telah dibeli kembali
oleh Bursa.
b. Kategori B adalah Saham Bursa yang dimiliki oleh Pihak yang bukan AB dalam jangka
waktu tidak lebih dari 12 (dua belas) bulan dan ditawarkan untuk dijual atas
permintaan Pihak dimaksud.
c. Kategori C adalah Saham Bursa yang dimiliki oleh Pihak yang bukan AB lebih dari 12
(dua belas) bulan sejak Pihak tersebut tidak lagi menjadi AB.

Saham Bursa Kategori A dan Kategori C hanya dapat dialihkan melalui mekanisme lelang
yang diselenggarakan.

Perusahaan Efek yang tidak lagi menjadi AB wajib mengalihkan Saham Bursa yang
dimilikinya kepada Perusahaan Efek lain atau mengajukan permintaan penjualan Saham
Bursa dimaksud kepada Bursa dalam jangka waktu selambat-lambatnya 12 (dua belas)
bulan sejak Persetujuan Keanggotaan Bursanya dicabut oleh Bursa.

Perusahaan Efek yang akan menerima pengalihan Saham Bursa harus memenuhi
persyaratan sebagai AB dan telah memperoleh surat konfirmasi dari Bursa.

Perusahaan Efek yang dapat memperbaiki kondisi perusahaannya dalam jangka waktu
12 (dua belas) bulan sejak dicabutnya SPAB sehingga memenuhi kembali persyaratan
menjadi AB, maka Perusahaan Efek tersebut dapat mengajukan permohonan kepada
Bursa untuk menjadi AB sesuai dengan Peraturan Nomor III-A tentang Keanggotaan
Bursa.

Saham Bursa beralih menjadi Saham Kategori C, apabila:

Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016 16


Modul WPPE | MPE

a. Saham tersebut tidak berhasil dialihkan dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan
sejak Pemilik Saham Kategori B tersebut tidak lagi memenuhi syarat menjadi AB;
atau
b. Perusahaan Efek Pemilik Saham Bursa tidak berhasil memperbaiki kondisi
Perusahaannya.

Bursa tidak menyelenggarakan pelelangan apabila:


a. jumlah pemegang saham telah mencapai 200 (dua ratus); atau
b. tidak terdapat calon Peserta Lelang.
Bursa melaporkan kepada Bapepam dan LK mengenai tidak diselenggarakannya
pelelangan oleh Bursa karena kondisi tersebut diatas.

Untuk dapat mengikuti pelelangan Saham Bursa, Pemilik Saham Kategori B


menyampaikan permohonan penjualan sahamnya kepada Bursa selambat-lambatnya 25
(dua puluh lima) hari sebelum pelaksanaan pelelangan dengan menyebutkan batasan
harga terendah yang selanjutnya akan ditetapkan sebagai Harga Pembukaan Lelang
saham Kategori B tersebut dan dapat mengubah batasan harga terendah tersebut
selambat-lambatnya sampai dengan 1 (satu) Hari Bursa sebelum pelaksanaan
pelelangan sepanjang permohonan itu diajukan dalam batas waktu 12 (dua belas) bulan
sejak dicabutnya SPAB dari Pemilik Saham yang bersangkutan.

Berdasarkan konfirmasi Bursa kepada Pemilik Saham Kategori B, Bursa melakukan


pelelangan atau buy back atas Saham Bursa tersebut dalam jangka waktu paling lama 6
(enam) bulan terhitung sejak Bursa menerima permohonan penjualan saham Kategori B
dari Pemilik Saham yang bersangkutan.

Perusahaan Efek yang telah mengajukan permohonan penjualan saham Kategori B


kepada Bursa, dapat mengajukan permohonan penundaan pelaksanaan lelang kepada
Bursa selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Bursa sebelum pelaksanaan pelelangan.
Permohonan penundaan tersebut dapat dilakukan sepanjang permohonan itu diajukan
dalam batas waktu 12 (dua belas) bulan sejak dicabutnya SPAB dan Bursa tetap
memperhitungkan berlakunya batas waktu 6 (enam) bulan. Apabila permohonan
penundaan ini diajukan setelah pengumuman pelaksanaan pelelangan, Bursa
mengenakan denda sebesar Rp10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) yang harus disetor ke
rekening Bursa. Persetujuan atas permohonan penundaan pelaksanaan pelelangan
berlaku efektif setelah Bursa mengeluarkan surat persetujuan penundaan pelaksanaan
pelelangan dan denda tersebut telah disetor ke rekening Bursa.

Pemilik Saham Bursa yang sahamnya akan dilelang dapat mengajukan keberatan tertulis
atas rencana pelelangan Saham Bursa miliknya kepada OJK dengan tembusan kepada
Bursa paling lambat 15 (lima belas) hari sebelum pelelangan dilaksanakan. Apabila
Pemilik Saham yang mengajukan keberatan tidak memberitahukan kepada Bursa
mengenai diterima atau ditolaknya permohonan keberatan yang diajukan kepada OJK
dalam jangka waktu selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Bursa sebelum jadwal
pelaksanaan pelelangan atau buy back Saham Bursa, maka Bursa tetap melakukan
pelelangan atas saham tersebut atau tetap melaksanakan buy back pada harga nominal.
Dalam hal OJK menerima keberatan yang diajukan oleh Pemilik Saham maka Bursa
membatalkan pelaksanaan pelelangan atau membatalkan pelaksanaan buy back Saham
Bursa tersebut dan mengumumkan di Bursa segera setelah Bursa menerima surat
pemberitahuan dari Pemilik Saham dimaksud
Dalam rangka pelaksanaan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa, maka KPEI dapat
meminta Bursa untuk menjual Saham Bursa milik pemegang Saham Bursa yang telah
diagunkan kepada KPEI sesuai dengan akta pengikatan agunan Saham Bursa dan
peraturan yang berlaku, melalui pelelangan Saham Bursa yang dilakukan oleh Bursa.
Dalam hal yang demikian segala akibat yang timbul dari keputusan KPEI untuk melelang

Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016 17


Modul WPPE | MPE

Saham Bursa tersebut sepenuhnya merupakan tanggung jawab KPEI. Permohonan lelang
untuk saham yang diajukan oleh KPEI wajib disampaikan ke Bursa selambat-lambatnya
2 (dua) Hari Bursa sebelum pelaksanaan pelelangan dengan menyebutkan batasan harga
terendah dan dapat diubah sebelum Saham Bursa tersebut terjual dalam pelelangan.

Pihak yang dapat menjadi Peserta Lelang adalah Perusahaan Efek yang telah memperoleh
surat konfirmasi dari Bursa untuk melakukan pembelian Saham Bursa dan tidak memiliki
Saham Bursa.

Saham Bursa yang akan dilelang diumumkan di Bursa dan diberitahukan secara tertulis
oleh Bursa kepada Perusahaan Efek yang memenuhi kondisi tersebut paling lambat 20
(dua puluh) hari sebelum pelaksanaan pelelangan. Batas waktu pengumuman dan
pemberitahuan paling lambat 20 (dua puluh) hari sebelum pelaksanaan pelelangan
dikecualikan bagi pelelangan Saham Bursa yang diajukan KPEI.

Perusahaan Efek yang berminat untuk menjadi Peserta Lelang wajib mengajukan
permohonan tertulis ke Bursa selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari sebelum
pelaksanaan pelelangan dengan melampirkan surat konfirmasi dari Bursa untuk
melakukan pembelian Saham Bursa dan Bursa menyampaikan surat jawaban dengan
tembusan kepada OJK selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Bursa setelah diterimanya
permohonan dimaksud.

Calon Peserta Lelang yang telah mendapat jawaban dari Bursa, wajib menyetor uang
jaminan lelang sebesar Rp135.000.000,- (seratus tiga puluh lima juta rupiah) paling
lambat 2 (dua) Hari Bursa sebelum pelaksanaan pelelangan dan Calon Peserta Lelang
tidak diperkenankan mengikuti pelelangan, apabila uang jaminan lelang belum efektif
tersedia di rekening Bursa pada 2 (dua) Hari Bursa sebelum pelaksanaan pelelangan.
Setiap Peserta Lelang hanya dapat membeli 1 (satu) Saham Bursa. Peserta Lelang yang
memenangkan pelelangan wajib membayar Biaya Lelang kepada Bursa sebesar 1 %
(satu perseratus) dari Harga Lelang.
Prioritas pelaksanaan pelelangan Saham Bursa dilakukan berdasarkan urutan berikut:
a. pertama, saham Kategori C sesuai urutan tanggal jatuh tempo;
b. kedua, saham Kategori B apabila seluruh saham Kategori C telah dilelang;
c. ketiga, saham Kategori A, apabila semua saham Kategori C dan Kategori B telah
selesai dilelang.

Dalam hal KPEI mengajukan permintaan untuk dilakukannya pelelangan Saham Bursa,
maka pelaksanaan pelelangan Saham Bursa yang dimintakan oleh KPEI tersebut
didahulukan dari pelaksanaan pelelangan Saham Bursa lainnya.

KPEI dapat mengajukan penundaan atau pembatalan proses pelaksanaan pelelangan


Saham Bursa yang telah dimintakan oleh KPEI untuk dijual melalui pelelangan di Bursa
ni, dengan ketentuan permintaan penundaan atau pembatalan tersebut harus telah

Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016 18


Modul WPPE | MPE

diterima oleh Bursa sebelum dimulainya pelaksanaan pelelangan atas Saham Bursa
tersebut.

Pelelangan dilakukan sesuai dengan tata tertib lelang yang ditetapkan oleh Bursa dan
bertempat di kantor Bursa pada hari kerja pertama setiap bulan.

Bursa menetapkan Harga Pembukaan Lelang dengan ketentuan sebagai berikut:


a. untuk saham Kategori A tidak lebih rendah dari harga nominal saham;
b. untuk saham Kategori B berlaku ketentuan sebagai berikut:
1. sesuai permintaan Pemilik Saham apabila saham tersebut dilelang dalam periode
12 (dua belas) bulan sejak dicabutnya SPAB dari Pemilik Saham.
2. ditetapkan oleh Bursa dengan tidak lebih rendah dari harga nominal saham
apabila saham tersebut dilelang dalam periode lebih dari 12 (dua belas) bulan
sejak dicabutnya SPAB dari Pemilik Saham dengan tetap memperhitungkan batas
waktu 6 (enam) bulan sejak diajukannya permohonan penjualan saham ke
Bursa.
c. untuk saham Kategori C ditetapkan oleh Bursa dengan tidak lebih rendah dari harga
nominal saham.

Penentuan Harga Lelang Saham Bursa:


a. untuk Kategori A dilaksanakan pada harga penawaran terbaik dengan ketentuan tidak
lebih rendah dari harga nominal saham;
b. untuk Kategori B dan Saham Bursa yang diajukan oleh KPEI dilaksanakan pada harga
penawaran terbaik dengan ketentuan tidak lebih rendah dari batasan harga terendah
yang ditetapkan oleh Pemilik Saham;
c. untuk Kategori C dilaksanakan pada harga penawaran terbaik dengan ketentuan tidak
lebih rendah dari harga nominal saham.

Bursa melaporkan hasil pelaksanaan pelelangan Saham Bursa secara tertulis kepada OJK
dengan tembusan kepada KPEI dan Dewan Komisaris Bursa, sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.

Hasil pelelangan Saham Bursa diumumkan di Bursa selambat-lambatnya pada Hari Bursa
berikutnya setelah pelaksanaan pelelangan Saham Bursa tersebut.

Peserta Lelang yang memenangkan pelelangan wajib membayar Biaya Lelang dan
melunasi Harga Lelang setelah dikurangi uang jaminan lelang. Biaya Lelang dan
pelunasan Harga Lelang dibayar secara penuh dan sudah efektif dalam rekening Bursa
selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Bursa terhitung setelah terjadinya pelelangan.

Peserta Lelang yang memenangkan pelelangan wajib menyampaikan ke Bursa bukti


pembayaran Harga Lelang selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Bursa terhitung setelah
terjadinya pelelangan dan Bursa akan menyerahkan pembayaran Harga Lelang yang
diterima dari Peserta Lelang kepada Pemilik Saham yang Saham Bursanya dibeli oleh
Peserta Lelang tersebut, selambat-lambatnya 3 (tiga) Hari Bursa setelah diterimanya
pelunasan Harga Lelang dari Peserta Lelang.

Dalam hal Pemilik Saham Kategori B dan Kategori C masih memiliki kewajiban kepada
KPEI dan atau Bursa, maka penyerahan pembayaran Harga Lelang kepada Pemilik Saham
Kategori B dan Kategori C dilakukan setelah dikurangi dengan kewajiban tersebut.
Penyerahan hasil pelelangan kepada KPEI tersebut (setelah dikurangi kewajiban kepada
Bursa, jika ada) dilakukan oleh Bursa berdasarkan permintaan tertulis dari KPEI dan

Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016 19


Modul WPPE | MPE

segala akibat yang timbul atas penyerahan hasil lelang tersebut sepenuhnya merupakan
tanggung jawab KPEI.

Apabila pembayaran Harga Lelang tidak dilakukan secara penuh (lunas) dalam jangka
waktu yang telah ditetapkan, maka:
a. pelelangan tersebut menjadi batal;
b. uang jaminan lelang yang telah disetorkan oleh Peserta Lelang menjadi hak Pemilik
Saham yang Saham Bursanya dibeli oleh Peserta Lelang tersebut setelah dikurangi
biaya administrasi yang dikenakan oleh Bursa sebesar 10% (sepuluh perseratus) dari
uang jaminan lelang;
c. Harga Lelang yang sudah disetorkan ke rekening Bursa akan menjadi milik Bursa;
dan
d. Peserta Lelang yang tidak melakukan pelunasan Harga Lelang tidak diperkenankan
mengikuti pelelangan berikutnya.

Bursa akan mengumumkan pembatalan pelelangan dan melaporkan pembatalan tersebut


secara tertulis kepada Bapepam dan LK dengan tembusan kepada Dewan Komisaris
Bursa dan Bursa mengembalikan uang jaminan lelang kepada Peserta Lelang yang tidak
memenangkan pelelangan, yang diserahkan tanpa bunga selambat-lambatnya 2 (dua)
Hari Bursa setelah pelaksanaan pelelangan.

Bursa melakukan buy back Saham Bursa pada harga nominal atas Saham Bursa Kategori
B yang tidak berhasil dijual dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak Bursa menerima
permohonan penjualan dari pemilik Saham Kategori B tersebut atau Saham Bursa
Kategori B yang langsung dimintakan oleh pemiliknya untuk dilakukan buy back oleh
Bursa serta Saham Bursa Kategori C yang tidak berhasil dijual melalui pelelangan yang
dilaksanakan oleh Bursa dalam 6 (enam) kali pelelangan berturut-turut.

Pelaksanaan buy back Saham Bursa dilakukan pada penutupan pelelangan ke-6 (enam)
untuk saham Kategori C atau selambat-lambatnya pada Hari Bursa berikutnya setelah
dilampauinya jangka waktu 6 (enam) bulan terhitung sejak Bursa menerima permintaan
penjualan dari Pemilik Saham Kategori B. Pemilik Saham Kategori B dan Kategori C dapat
mengajukan permohonan untuk buy back sahamnya kepada Bursa dengan harga nominal
sebelum berakhirnya batas waktu yang ditetapkan.

Pelaksanaan buy back Saham Bursa dilakukan oleh Bursa selambat-lambatnya 5 (lima)
Hari Bursa sejak Bursa menerima permohonan buy back dari Pemilik Saham tersebut dan
paling lambat 10 (sepuluh) Hari Bursa sebelum pelaksanaan pelelangan Saham Bursa
ke-6 (keenam), Bursa mengirimkan surat pemberitahuan kepada Pemilik Saham Bursa
yang menjelaskan bahwa apabila Saham Bursa yang dimilikinya tidak berhasil dijual
melalui pelelangan ke-6 (keenam) yang dilakukan oleh Bursa maka Saham Bursa
tersebut di buy back oleh Bursa. Tembusan surat pemberitahuan tersebut disampaikan
oleh Bursa kepada KPEI.

Dalam melakukan buy back Saham Bursa, maka pembayaran atas pembelian Saham
Bursa tersebut dilakukan dengan cara penyetoran ke rekening Pemilik Saham Bursa yang
bersangkutan. Apabila rekening Pemilik Saham Bursa tidak diketahui dan atau alamat
Pemilik Saham Bursa tersebut tidak diketahui maka uang pembayaran atas buy back
Saham Bursa tersebut dititipkan di KPEI.

Bursa membuat Berita Acara buy back Saham Bursa, sebanyak 3 (tiga) rangkap masing-
masing 1 (satu) rangkap untuk Pemilik Saham Bursa, 1 (satu) rangkap untuk KPEI dan
1 (satu) rangkap untuk Bursa dan melaporkan pembelian Saham Bursa ke OJK dengan

Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016 20


Modul WPPE | MPE

tembusan kepada KPEI selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Bursa setelah Bursa melakukan
pembayaran atas nilai Saham Bursa tersebut dengan melampirkan Berita Acara
pembelian. Pada Hari Bursa berikutnya setelah menyampaikan laporan kepada OJK,
Bursa meminta KPEI untuk menyerahkan kepada Bursa Saham yang telah dibeli oleh
Bursa. Selambat-lambatnya pada Hari Bursa berikutnya setelah permintaan Bursa
tersebut, KPEI wajib menyerahkan sertifikat Saham PT Bursa Efek Indonesia tersebut
kepada Bursa.

Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016 21

Anda mungkin juga menyukai