PERATURAN KEANGGOTAAN
Didukung
Gedung Bursa Efek Indonesia , Tower II Lantai 1, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53,
Jakarta Selatan 12190 | Telp (021) 515 0 515 ext. 8102, 8103
www.ticmi.co.id
Modul WPPE | MPE
DAFTAR ISI
PERATURAN KEANGGOTAAN
Perusahaan Efek yang telah memeperoleh izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
tidak serta merta dapat langsung melakukan perdagangan efek di Bursa Efek Indonesia
(Bursa), melainkan harus menjadi Anggota Bursa Efek Indonesia (AB) dan Anggota
Kliring KPEI (AK) serta Partisipan KSEI (Partisipan) terlebih dahulu. Proses perizinan
menjadi AB, AK dan Partisipan KSEI dapat dilakukan secara parallel. Dalam Undang
Undang No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal disebutkan bahwa yang dimaksud dengan
Anggota Bursa Efek adalah Perantara Pedagang Efek dan atau Pihak lain yang telah
memperoleh izin usaha dari OJK dan mempunyai hak untuk mempergunakan sistem dan
atau sarana Bursa Efek sesuai dengan peraturan Bursa Efek.
Bursa Efek Indonesia telah mengatur persyaratan dan prosedur untuk dapat menjadi AB
melalui Peraturan Bursa nomor III-A tentang Keanggotaan Bursa. Persyaratan yang
ditetapkan oleh Bursa meliputi persyaratan sistem dan administrasi, antara lain yaitu:
1. Memiliki saham Bursa;
2. Memiliki calon IT Officer RT;
3. Memiliki Dewan Komisaris dan Direksi sesuai peraturan OJK;
4. Memiliki Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) sesuai dengan Peraturan OJK
nomor V.D.5 tentang Pemeliharaan dan Pelaporan Modal Kerja Bersih Disesuaikan;
5. Memiliki bagian atau fungsi sesuai dengan Peraturan OJK nomor V.D.3 tentang
Pengendalian Internal Perusahaan Efek Yang Melakukan Kegiatan Usaha Sebagai
Perantara Pedagang Efek;
6. Memiliki Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah;
7. Memiliki rencana kerja jangka pendek, menengah dan panjang;
8. Memiliki sistem pengendalian risiko yang handal;
9. Memiliki Brokerage Office System (BOFIS) yang mendukung pelaksanaan Remote
Trading;
10. Memiliki sarana dan prasarana, seperti:
a. perangkat Remote Trading Anggota Bursa Efek dan BCP Remote Trading Anggota
Bursa Efek;
b. ruangan untuk menyimpan server dan ketentuan bagi pihak yang diberikan
kewenangan untuk memasuki ruangan tersebut;
c. prosedur operasi standar pengoperasian Perangkat Remote Trading dan BCP
Remote Trading.
11. Memiliki Perjanjian Pembukaan Rekening Efek dengan nasabah;
12. Memiliki hasil review atas kesiapan sistem Remote Trading dari Independent
Reviewer atau pernyataan dari pihak Mediator apabila sistem Remote Trading
menggunakan jasa Mediator;
13. Memiliki prosedur penyimpanan data transaksi dan catatan kejadian (log file), data
base nasabah, data base transaksi (daftar order termasuk perubahan-perubahannya
beserta catatan waktu kejadian) yang dilakukan secara elektronik. Penyimpanan
data transaksi dan catatan kejadian (log file) dilakukan selama 5 (lima) tahun;
14. Dalam hal calon Anggota Bursa Efek yang tidak dapat menyediakan sendiri sistem
Remote Trading (Anggota Bursa Efek Koneksi Tidak Langsung), maka harus
Guna menciptakan perdagangan Efek yang teratur, wajar dan efisien maka Bursa
menetapkan kewajiban-kewajiban kepada AB baik berupa tindakan maupun pelaporan,
yaitu:
1. melakukan kegiatan perdagangan Efek di Bursa pada setiap Hari Bursa secara aktif
sebagaimana layaknya suatu Perusahaan Efek;
2. membayar biaya transaksi sebagaimana diatur dalam Peraturan Bursa;
3. melakukan pemantauan terhadap aktivitas perdagangan Efek baik untuk
kepentingan nasabah maupun untuk kepentingan sendiri;
4. melaporkan segera kepada Bursa apabila dari hasil pemantauan yang dilakukan
terdapat indikasi adanya transaksi perdagangan Efek yang tidak wajar;
5. secara terus menerus menjaga kondisi perusahaan agar tetap memenuhi
persyaratan sebagai Anggota Bursa Efek, termasuk menjaga kondisi perusahaan
agar selalu layak operasional, dan memenuhi batasan MKBD sesuai dengan
Peraturan Bapepam dan LK Nomor V.D.5. tentang Pemeliharaan dan Pelaporan
Modal Kerja Bersih Disesuaikan;
6. menyampaikan laporan kepada Bursa sesuai dengan peraturan Bursa nomor III-D
tentang Pelaporan Anggota Bursa Efek Dan Dealer Partisipan.
Bursa Efek Indonesia menetapkan agar setiap AB memiliki IT Officer RT yang didaftarkan
di Bursa sebagaimana diatur dalam Peraturan Bursa nomor III-A tentang Keanggotaan
Bursa. Hal ini antara lain untuk memudahkan koordinasi AB dengan Bursa apabila
terdapat hal-hal yang memerlukan tindak lanjut atas sistem Remote Trading, BCP
maupun BOFIS AB, misalnya terkait dengan pengembangan sistem, pengujian dan
permasalahan-permasalahan sistem AB yang memerlukan koordinasi dengan Bursa
Dalam hal IT Officer RT tidak lagi bertugas atau berhenti bekerja pada Anggota Bursa
Efek, maka Anggota Bursa Efek tersebut wajib melaporkan ke Bursa sekurang-kurangnya
5 (lima) Hari Bursa sebelum tanggal efektif IT Officer RT tersebut tidak lagi bertugas atau
sejak IT Officer RT berhenti bekerja pada Anggota Bursa Efek, dan Anggota Bursa Efek
wajib menunjuk penggantinya.
Dalam hal IT Officer RT berhalangan tetap atau berhalangan sementara dengan alasan
apapun, maka Direksi AB bertanggungjawab atas fungsi dan tugas dari IT Officer RT
tersebut selama proses penunjukan IT Officer RT pengganti atau selama IT Officer RT
berhalangan sementara dan AB tersebut wajib melaporkan ke Bursa selambat-lambatnya
3 (tiga) Hari Bursa sejak IT Officer RT berhalangan tetap atau berhalangan sementara.
Prosedur untuk menjadi AB yang menyediakan fasilitas online bagi nasabah dimulai
dengan penyampaian permohonan AB kepada Bursa disertai dengan dokumen
pendukung (persyaratan) selanjutnya Bursa akan melakukan penelaahan dokumen
selama paling lama 5 Hari Bursa dan dalam waktu paling lambat 5 Hari Bursa sejak
diterimanya dokumen secara lengkap maka apabila AB memenuhi persyaratan Bursa
akan menyampaikan jadwal pengujian teknis (sistem) online AB. Independent Reviewer
yang ditunjuk oleh AB wajib menyampaikan laporan hasil review mengenai kesiapan
operasional sistem AB termasuk sistem pengamanan (security system) sesuai ruang
lingkup yang ditetapkan oleh Bursa. Berdasarkan laporan Independent Reviewer, Bursa
memberikan pernyataan bahwa AB tersebut dapat atau tidak dapat memberlakukan
fasilitas online bagi Nasabah
Dalam rangka manajemen risiko dan pengawasan terhadap pesanan online nasabah, AB
dapat melakukan intervensi terhadap pesanan nasabah tersebut, apabila pesanan
nasabah tersebut dapat mengakibatkan:
a. terlampauinya batas transaksi (trading limit) nasabah;
b. sistem perdagangan Efek di Bursa dan atau Anggota Bursa Efek tidak berfungsi
sebagaimana mestinya.
Untuk dapat melakukan intervensi sebagaimana diatas, AB harus memiliki prosedur
intervensi dan parameter trading limit.
Produk yang diperdagangkan di Bursa Efek, selain Efek berifat ekuitas juga turunan
(derivative) dari Efek berupa produk Kontrak Berjangka dan Opsi. Saat ini hanya produk
Kontrak Berjangka yang telah diperdagangkan di Bursa, sedangkan Opsi masih dalam
proses pengembangan produk oleh Bursa.
Untuk dapat memperdagangkan Kontrak Berjangka dan atau Opsi, AB diwajibkan terlebih
dahulu memperoleh persetujuan dari Bursa sebagaimana diatur dalam Peraturan Bursa
Nomor III-B tentang Anggota Bursa Yang Dapat Memperdagangkan Kontrak Berjangka
dan Opsi. Agar dapat mengajukan permohonan persetujuan memperdagangkan Kontrak
Berjangka dan Opsi, Bursa menetapkan persyaratan antara lain sebagai berikut:
a. Memiliki Brokerage Office System, pengendalian risiko dan Business Continuity Plan
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor III-A tentang Keanggotaan Bursa
dan ketentuan Bursa lainnya, yang mengakomodasi perdagangan Kontrak Berjangka
dan Opsi.
b. Memiliki kebijakan khusus dalam rangka pengendalian risiko untuk
memperdagangkan Kontrak Berjangka dan Opsi.
c. Memiliki prosedur penyimpanan data transaksi Kontrak Berjangka dan Opsi, catatan
kejadian (log file), database nasabah, database transaksi (daftar order termasuk
perubahan-perubahannya beserta catatan waktu kejadian) yang dilakukan secara
elektronik
d. Memiliki Prosedur Operasi Standar terkait dengan tatacara perdagangan Kontrak
Berjangka dan Opsi.
e. Memiliki Prosedur Operasi Standar mengenai kriteria nasabah yang dapat
memperdagangkan Kontrak Berjangka dan Opsi.
f. Memiliki perjanjian pembukaan rekening Kontrak Berjangka dan Opsi dengan
nasabah
g. memiliki hasil review dari auditor teknologi informasi profesional atau hasil review
dengan mekanisme Control Self Assessment (CSA) atas kesiapan sistem Remote
Trading Anggota Bursa Efek yang telah mengakomodasi perdagangan Kontrak
Berjangka dan Opsi, yang sekurang-kurangnya meliputi:
1. kriteria fungsional (aplikasi);
2. kriteria non fungsional;
3. kesiapan operasional;
4. kesesuaian terhadap Order Routing Interface (ORI); dan
5. kesesuaian terhadap Quote Routing Interface (QRI).
h. Bagi AB yang menggunakan jasa Mediator Remote Trading, wajib:
Prosedur untuk menjadi AB yang dapat memperdagngkan Kontrak Berjangka dan Opsi
dimulai dengan penyampaian permohonan AB kepada Bursa disertai dengan dokumen
pendukung (persyaratan) selanjutnya Bursa akan melakukan evaluasi dokumen dan
pemeriksaan kesiapan operasional dalam waktu paling lama 10 Hari Bursa dan dalam
waktu paling lambat 5 Hari Bursa sejak selesainya pemeriksaan, apabila AB memenuhi
persyaratan maka Bursa akan menerbitkan surat persetujuan memperdagangkan
Kontrak Berjangka dan Opsi. Apabila AB tidak memenuhi persyaratan maka Bursa
menyampaikan surat penolakan disertai dengan alasannya.
Anggota Bursa Efek wajib menyampaikan laporan kepada Bursa pada Hari Bursa
berikutnya setelah dilakukannya transaksi di Luar Bursa atas:
a. transaksi REPO/Reverse REPO dan SLB atas Efek Bersifat Ekuitas.
b. transaksi atas Efek Bersifat Utang, Sukuk dan Efek Beragun Aset yang tercatat di
Bursa.
Laporan oleh AB wajib disampaikan kepada Bursa dalam bentuk dokumen tercetak dan
atau dokumen elektronik (softcopy) sesuai dengan ketentuan Bursa. Apabila batas waktu
penyampaian laporan jatuh pada hari libur maka AB wajib menyampaikan laporan
dimaksud selambat-lambatnya pada Hari Bursa terakhir sebelum hari libur tersebut.
Dalam menyelenggarakan perdagangan Efek yang teratur, wajar dan efisien, Bursa
berwenang melakukan pengawasan terhadap AB yang dapat dilakukan dengan cara
Pemeriksaan terhadap AB sesuai dengan Peraturan Bursa nomor III-E tentang
Pemeriksaan Anggota Bursa Efek. Jenis Pemeriksaan terhadap AB berupa pemeriksaan
berkala maupun sewaktu-waktu.
Adapun pelaksanaan Pemeriksaan dapat dilakukan di Bursa atau di lokasi Anggota Bursa
Efek.
Dalam hal Pemeriksaan dilakukan di lokasi AB, maka Pemeriksaan tersebut dilakukan
setelah memenuhi tata cara sebagai berikut:
a. Pemeriksaan dilakukan oleh satuan pemeriksa Bursa didasarkan pada Surat Tugas
dari Bursa;
b. Pemeriksaan dilaksanakan sesuai dengan ruang lingkup yang diatur dalam surat
tugas.
Bursa melaporkan hasil pemeriksaan atas masalah-masalah material yang ditemui dalam
proses pemeriksaan untuk disampaikan kepada OJK, Dewan Komisaris dan Direksi Bursa
serta dapat memberikan hasil pemeriksaan berkala kepada AB yang diperiksa.
VII. SANKSI
yang dapat menghambat perdagangan di Bursa, dapat dikenakan sanksi oleh Bursa
sesuai dengan Peraturan Bursa Nomor III-F tentang Sanksi. Dalam hal Bursa menemukan
adanya indikasi pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
atau melakukan perbuatan yang dapat merusak citra Bursa Efek pada khususnya dan
Pasar Modal pada umumnya yang dilakukan oleh Direktur, IT Officer RT dan atau pegawai
Anggota Bursa Efek, maka Bursa melaporkan hal tersebut kepada OJK. Apabila
pelanggaran yang dilakukan oleh Direktur, IT Officer RT dan atau pegawai AB
mengakibatkan tidak terpenuhinya persyaratan sebagai AB, maka Bursa dapat
mengenakan sanksi kepada AB tersebut.
Dalam hal AB dikenakan sanksi denda oleh Bursa, maka pembayaran denda tersebut
harus telah efektif di rekening Bursa selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari kalender
terhitung sejak sanksi tersebut dijatuhkan oleh Bursa. Apabila AB tidak membayar denda
dalam jangka waktu tersebut di atas, maka AB yang bersangkutan dapat dikenakan
sanksi suspensi.
AB dapat mengajukan keberatan kepada Bursa atas sanksi yang dikenakan oleh Bursa
dalam jangka waktu paling lambat 10 (sepuluh) Hari Bursa setelah Bursa mengenakan
sanksi. Pengajuan keberatan oleh AB tidak mengakibatkan penundaan pengenaan sanksi
oleh Bursa kepada AB yang bersangkutan dan AB tetap memenuhi kewajibannya kepada
Bursa termasuk kewajiban pembayaran denda. Dalam hal AB mengajukan keberatan
maka:
a. Apabila Bursa menerima keberatan tersebut maka Bursa akan mengubah atau
mencabut sanksi yang dikenakan kepada Anggota Bursa Efek yang bersangkutan.
b. Apabila Bursa menolak keberatan yang diajukan oleh Anggota Bursa Efek tersebut,
maka Anggota Bursa Efek dapat mengajukan keberatan kepada OJK dengan
menyampaikan tembusan kepada Bursa.
c. Apabila dalam jangka waktu paling lambat 10 (sepuluh) Hari Bursa setelah Bursa
mengenakan sanksi dan AB tidak mengajukan keberatan, maka AB dianggap
menerima pengenaan sanksi yang dilakukan oleh Bursa.
d. Apabila pengajuan keberatan kepada OJK dan dikabulkan oleh OJK dengan
membatalkan atau mengubah keputusan Bursa, maka berlaku ketentuan sebagai
berikut:
1. AB wajib menyampaikan laporan kepada Bursa mengenai keputusan OJK yang
menerima permohonan keberatan yang diajukan oleh AB.
Dalam hal AB dikenakan sanksi pembekuan kegiatan usaha sebagai Perantara Pedagang
Efek oleh OJK maka Bursa sesegera mungkin melakukan suspensi terhadap AB tersebut
dan AB yang bersangkutan tidak dapat melakukan pesanan titipan jual dan atau beli.
Dalam rangka menjaga terselenggaranya perdagangan Efek yang teratur, wajar dan
efisien, Bursa dapat Bursa dapat melakukan Suspensi terhadap AB berdasarkan:
a. permintaan Anggota Bursa Efek yang bersangkutan dengan ketentuan sebagai
berikut:
1. Permohonan Suspensi harus diajukan selambat-lambatnya 20 (dua puluh) Hari
Bursa sebelum tanggal efektif Suspensi yang diminta oleh AB yang bersangkutan;
2. Bursa memberikan konfirmasi menyetujui atau menolak permohonan Suspensi
atas permintaan sendiri selambat-lambatnya 3 (tiga) Hari Bursa setelah
diterimanya permohonan Suspensi tersebut.
b. sanksi yang dikenakan oleh Bursa apabila AB dalam kondisi:
1. Brokerage Office System tidak lagi memenuhi persyaratan sebagaimana
ditetapkan dalam Peraturan Nomor III-A Tentang Keanggotaan Bursa;
2. tidak lagi mempunyai sarana dan prasarana Perangkat Remote Trading Anggota
Bursa Efek;
3. modal sendiri (ekuitas) negatif berdasarkan laporan keuangan tahunan, laporan
keuangan tengah tahunan atau laporan keuangan triwulanan;
4. Laporan Keuangan Auditan tahunan mendapat opini adverse atau disclaimer;
5. hal-hal lain yang menurut pertimbangan Bursa dapat dikenakan sanksi Suspensi.
6. tidak menyampaikan laporan MKBD sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Bursa Nomor III-D tentang Pelaporan Anggota Bursa Efek dan Dealer Partisipan
c. adanya perintah dari OJK untuk melakukan Suspensi atau OJK mengenakan sanksi
pembekuan kegiatan usaha sebagai Perantara Pedagang Efek terhadap AB atau
mengenakan pembatasan kegiatan usaha sebagai Perantara Pedagang Efek terhadap
AB; atau menghentikan sementara kegiatan usaha Perantara Pedagang Efek terhadap
AB.
Selain hal diatas Bursa dapat mengenakan suspensi kepada AB apabila AB dinyatakan
gagal bayar oleh KPEI atau AB diajukan pailit oleh OJK.
Sanksi Suspensi dilakukan oleh Bursa selambat-lambatnya 1 (satu) Hari Bursa setelah
Bursa mengetahui terjadinya kondisi yang menyebabkan suspensi dan berlaku sesuai
waktu yang ditetapkan oleh Bursa.
Apabila Bursa mengenakan sanksi Suspensi atau pencabutan atas Surat Persetujuan
Keanggotaan Bursa (SPAB), maka AB yang bersangkutan tidak dapat memperdagangkan
seluruh Efek di Bursa;
Untuk dapat mencabut Suspensi tersebut, Bursa dapat terlebih dahulu melakukan
pemeriksaan kepada Anggota Bursa Efek yang bersangkutan dan Bursa dapat mencabut
sanksi Suspensi apabila AB yang bersangkutan telah memperbaiki kondisi yang
menyebabkan AB tersebut dikenakan sanksi Suspensi.
Selain hal diatas, Bursa mencabut Persetujuan Keanggotaan Bursa apabila AB:
a. diputuskan pailit oleh Pengadilan dan tidak lagi diajukan upaya hukum lebih lanjut
oleh Anggota Bursa Efek;
b. dicabut izin usahanya sebagai Perantara Pedagang Efek oleh Bapepam dan LK;
c. RUPS atau berdasarkan penetapan Pengadilan memutuskan pembubaran
perusahaan;
d. sebagai badan hukum tidak lagi beroperasi sebagai Perusahaan Efek akibat
melakukan penggabungan usaha atau peleburan usaha dengan perusahaan lain atau
pengambilalihan oleh Perusahaan lain.
Bursa melarang Perusahaan Efek yang tidak menjadi Anggota Bursa Efek untuk
mencantumkan kata-kata Anggota Bursa Efek Indonesia atau Member of Indonesia
Stock Exchange pada petunjuk identitas perusahaan dan kegiatan usaha termasuk
namun tidak terbatas pada kop surat, papan nama dan kartu nama Perusahaan Efek.
Nomor V.D.6. tentang Pembiayaan Transaksi Efek Oleh Perusahaan Efek Bagi
Nasabah dan Transaksi Short Selling oleh Perusahaan Efek;
2. seluruh nasabah pemilik Rekening Efek di Perusahaan Efek telah dibukakan sub-
rekening Efek pada KSEI dan seluruh Efek milik nasabah telah disimpan pada
masingmasing sub-rekening Efek secara konsisten;
3. dana nasabah telah ditempatkan dalam rekening Bank yang terpisah dengan
dana milik Perusahaan Efek dan dilaksanakan secara konsisten.
f. Khusus untuk Anggota Bursa Efek yang melakukan Transaksi Marjin, wajib memiliki
cukup sumber pembiayaan untuk membiayai penyelesaian transaksi pembelian Efek.
g. Khusus untuk Anggota Bursa Efek yang melakukan Transaksi Short Selling, wajib
memiliki perikatan dengan Lembaga Kliring dan Penjaminan, Perusahaan Efek lain,
Bank Kustodian, dan atau Pihak yang disetujui Bapepam dan LK untuk meminjam
Efek yang diperlukan bagi penyelesaian Transaksi Short Selling.
Prosedur untuk menjadi AB yang dapat melakukan transaksi marjin dan atau transaksi
short selling dimulai dengan penyampaian permohonan AB kepada Bursa disertai dengan
dokumen pendukung (persyaratan) Bursa melakukan review dan pemeriksaan ke
lokasi untuk memastikan bahwa Anggota Bursa Efek yang bersangkutan telah memiliki
kesiapan sistem operasional terutama terkait dengan sistem manajemen risiko
atas pembiayaan penyelesaian transaksi Efek bagi nasabah. Apabila berdasarkan
hasil pemeriksaan Bursa tidak terdapat hal-hal yang dapat menghalangi Anggota Bursa
Efek tersebut melakukan Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short Selling, maka
Bursa mengeluarkan Surat Persetujuan melakukan Transaksi Marjin dan atau Transaksi
Short Selling. Bursa mengumumkan nama-nama AB yang telah diberikan persetujuan
untuk melakukan Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short Selling.
AB yang telah memperoleh persetujuan untuk melakukan Transaksi Marjin dan atau
Transaksi Short Selling wajib menyampaikan laporan harian atas kegiatan
Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short Selling paling lambat pada hari Bursa
berikutnya sesuai dengan format yang ditentukan Bursa. Apabila terjadi masalah
dengan sistem manajemen risikonya AB wajib melaporkan ke Bursa selambat-
lambatnya pada Hari Bursa berikutnya setelah diketahuinya permasalahan tersebut.
AB yang telah memperoleh persetujuan dari Bursa untuk melakukan Transaksi Marjin
dan atau Transaksi Short Selling, maka bagian pengawasan internal AB tersebut wajib
melakukan pemeriksaan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam setahun dengan
rentang waktu antar pemeriksaan paling cepat 5 (lima) bulan. Hasil pemeriksaan yang
dilakukan oleh AB tersebut wajib tersedia pada saat Bursa melakukan pemeriksaan.
AB yang belum memperoleh persetujuan dari Bursa untuk melakukan Transaksi Marjin
dan atau Transaksi Short Selling dilarang untuk melakukan Transaksi Marjin dan atau
Transaksi Short Selling tersebut di Bursa.
AB yang telah memperoleh persetujuan melakukan Transaksi Marjin dan atau Transaksi
Short Selling dilarang untuk melakukan Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short
Selling:
a. untuk kepentingan Direksi, Komisaris, Pemegang Saham Utama dan atau pegawai
dari AB tersebut;
b. untuk kepentingan 1 (satu) nasabahnya dimana Transaksi Marjin tersebut
dapat mengakibatkan saldo debit dan atau posisi short melebihi 15% (lima
belas perseratus) dari MKBD Anggota Bursa Efek dimaksud;
c. dengan nilai Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short Selling lebih dari 10
(sepuluh) kali nilai MKBD dari AB yang bersangkutan;
d. atas Efek yang tidak termasuk dalam daftar Efek Marjin dan atau daftar Efek
Short Selling.
Dalam hal AB tidak lagi memenuhi persyaratan untuk dapat melakukan Transaksi
Marjin dan atau Transaksi Short Selling sebagaimana dimaksud dalam ketentuan II di
atas, maka Bursa melakukan pencabutan persetujuan untuk melakukan Transaksi
Marjin dan atau Transaksi Short Selling bagi AB yang bersangkutan.
Saham Bursa yang dijual secara lelang oleh Bursa terdiri dari 3 (tiga) kategori
sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor III.A.11 tentang
Pelelangan Saham Bursa Efek, yaitu:
a. Kategori A adalah Saham Bursa yang belum dikeluarkan atau telah dibeli kembali
oleh Bursa.
b. Kategori B adalah Saham Bursa yang dimiliki oleh Pihak yang bukan AB dalam jangka
waktu tidak lebih dari 12 (dua belas) bulan dan ditawarkan untuk dijual atas
permintaan Pihak dimaksud.
c. Kategori C adalah Saham Bursa yang dimiliki oleh Pihak yang bukan AB lebih dari 12
(dua belas) bulan sejak Pihak tersebut tidak lagi menjadi AB.
Saham Bursa Kategori A dan Kategori C hanya dapat dialihkan melalui mekanisme lelang
yang diselenggarakan.
Perusahaan Efek yang tidak lagi menjadi AB wajib mengalihkan Saham Bursa yang
dimilikinya kepada Perusahaan Efek lain atau mengajukan permintaan penjualan Saham
Bursa dimaksud kepada Bursa dalam jangka waktu selambat-lambatnya 12 (dua belas)
bulan sejak Persetujuan Keanggotaan Bursanya dicabut oleh Bursa.
Perusahaan Efek yang akan menerima pengalihan Saham Bursa harus memenuhi
persyaratan sebagai AB dan telah memperoleh surat konfirmasi dari Bursa.
Perusahaan Efek yang dapat memperbaiki kondisi perusahaannya dalam jangka waktu
12 (dua belas) bulan sejak dicabutnya SPAB sehingga memenuhi kembali persyaratan
menjadi AB, maka Perusahaan Efek tersebut dapat mengajukan permohonan kepada
Bursa untuk menjadi AB sesuai dengan Peraturan Nomor III-A tentang Keanggotaan
Bursa.
a. Saham tersebut tidak berhasil dialihkan dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan
sejak Pemilik Saham Kategori B tersebut tidak lagi memenuhi syarat menjadi AB;
atau
b. Perusahaan Efek Pemilik Saham Bursa tidak berhasil memperbaiki kondisi
Perusahaannya.
Pemilik Saham Bursa yang sahamnya akan dilelang dapat mengajukan keberatan tertulis
atas rencana pelelangan Saham Bursa miliknya kepada OJK dengan tembusan kepada
Bursa paling lambat 15 (lima belas) hari sebelum pelelangan dilaksanakan. Apabila
Pemilik Saham yang mengajukan keberatan tidak memberitahukan kepada Bursa
mengenai diterima atau ditolaknya permohonan keberatan yang diajukan kepada OJK
dalam jangka waktu selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Bursa sebelum jadwal
pelaksanaan pelelangan atau buy back Saham Bursa, maka Bursa tetap melakukan
pelelangan atas saham tersebut atau tetap melaksanakan buy back pada harga nominal.
Dalam hal OJK menerima keberatan yang diajukan oleh Pemilik Saham maka Bursa
membatalkan pelaksanaan pelelangan atau membatalkan pelaksanaan buy back Saham
Bursa tersebut dan mengumumkan di Bursa segera setelah Bursa menerima surat
pemberitahuan dari Pemilik Saham dimaksud
Dalam rangka pelaksanaan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa, maka KPEI dapat
meminta Bursa untuk menjual Saham Bursa milik pemegang Saham Bursa yang telah
diagunkan kepada KPEI sesuai dengan akta pengikatan agunan Saham Bursa dan
peraturan yang berlaku, melalui pelelangan Saham Bursa yang dilakukan oleh Bursa.
Dalam hal yang demikian segala akibat yang timbul dari keputusan KPEI untuk melelang
Saham Bursa tersebut sepenuhnya merupakan tanggung jawab KPEI. Permohonan lelang
untuk saham yang diajukan oleh KPEI wajib disampaikan ke Bursa selambat-lambatnya
2 (dua) Hari Bursa sebelum pelaksanaan pelelangan dengan menyebutkan batasan harga
terendah dan dapat diubah sebelum Saham Bursa tersebut terjual dalam pelelangan.
Pihak yang dapat menjadi Peserta Lelang adalah Perusahaan Efek yang telah memperoleh
surat konfirmasi dari Bursa untuk melakukan pembelian Saham Bursa dan tidak memiliki
Saham Bursa.
Saham Bursa yang akan dilelang diumumkan di Bursa dan diberitahukan secara tertulis
oleh Bursa kepada Perusahaan Efek yang memenuhi kondisi tersebut paling lambat 20
(dua puluh) hari sebelum pelaksanaan pelelangan. Batas waktu pengumuman dan
pemberitahuan paling lambat 20 (dua puluh) hari sebelum pelaksanaan pelelangan
dikecualikan bagi pelelangan Saham Bursa yang diajukan KPEI.
Perusahaan Efek yang berminat untuk menjadi Peserta Lelang wajib mengajukan
permohonan tertulis ke Bursa selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari sebelum
pelaksanaan pelelangan dengan melampirkan surat konfirmasi dari Bursa untuk
melakukan pembelian Saham Bursa dan Bursa menyampaikan surat jawaban dengan
tembusan kepada OJK selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Bursa setelah diterimanya
permohonan dimaksud.
Calon Peserta Lelang yang telah mendapat jawaban dari Bursa, wajib menyetor uang
jaminan lelang sebesar Rp135.000.000,- (seratus tiga puluh lima juta rupiah) paling
lambat 2 (dua) Hari Bursa sebelum pelaksanaan pelelangan dan Calon Peserta Lelang
tidak diperkenankan mengikuti pelelangan, apabila uang jaminan lelang belum efektif
tersedia di rekening Bursa pada 2 (dua) Hari Bursa sebelum pelaksanaan pelelangan.
Setiap Peserta Lelang hanya dapat membeli 1 (satu) Saham Bursa. Peserta Lelang yang
memenangkan pelelangan wajib membayar Biaya Lelang kepada Bursa sebesar 1 %
(satu perseratus) dari Harga Lelang.
Prioritas pelaksanaan pelelangan Saham Bursa dilakukan berdasarkan urutan berikut:
a. pertama, saham Kategori C sesuai urutan tanggal jatuh tempo;
b. kedua, saham Kategori B apabila seluruh saham Kategori C telah dilelang;
c. ketiga, saham Kategori A, apabila semua saham Kategori C dan Kategori B telah
selesai dilelang.
Dalam hal KPEI mengajukan permintaan untuk dilakukannya pelelangan Saham Bursa,
maka pelaksanaan pelelangan Saham Bursa yang dimintakan oleh KPEI tersebut
didahulukan dari pelaksanaan pelelangan Saham Bursa lainnya.
diterima oleh Bursa sebelum dimulainya pelaksanaan pelelangan atas Saham Bursa
tersebut.
Pelelangan dilakukan sesuai dengan tata tertib lelang yang ditetapkan oleh Bursa dan
bertempat di kantor Bursa pada hari kerja pertama setiap bulan.
Bursa melaporkan hasil pelaksanaan pelelangan Saham Bursa secara tertulis kepada OJK
dengan tembusan kepada KPEI dan Dewan Komisaris Bursa, sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Hasil pelelangan Saham Bursa diumumkan di Bursa selambat-lambatnya pada Hari Bursa
berikutnya setelah pelaksanaan pelelangan Saham Bursa tersebut.
Peserta Lelang yang memenangkan pelelangan wajib membayar Biaya Lelang dan
melunasi Harga Lelang setelah dikurangi uang jaminan lelang. Biaya Lelang dan
pelunasan Harga Lelang dibayar secara penuh dan sudah efektif dalam rekening Bursa
selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Bursa terhitung setelah terjadinya pelelangan.
Dalam hal Pemilik Saham Kategori B dan Kategori C masih memiliki kewajiban kepada
KPEI dan atau Bursa, maka penyerahan pembayaran Harga Lelang kepada Pemilik Saham
Kategori B dan Kategori C dilakukan setelah dikurangi dengan kewajiban tersebut.
Penyerahan hasil pelelangan kepada KPEI tersebut (setelah dikurangi kewajiban kepada
Bursa, jika ada) dilakukan oleh Bursa berdasarkan permintaan tertulis dari KPEI dan
segala akibat yang timbul atas penyerahan hasil lelang tersebut sepenuhnya merupakan
tanggung jawab KPEI.
Apabila pembayaran Harga Lelang tidak dilakukan secara penuh (lunas) dalam jangka
waktu yang telah ditetapkan, maka:
a. pelelangan tersebut menjadi batal;
b. uang jaminan lelang yang telah disetorkan oleh Peserta Lelang menjadi hak Pemilik
Saham yang Saham Bursanya dibeli oleh Peserta Lelang tersebut setelah dikurangi
biaya administrasi yang dikenakan oleh Bursa sebesar 10% (sepuluh perseratus) dari
uang jaminan lelang;
c. Harga Lelang yang sudah disetorkan ke rekening Bursa akan menjadi milik Bursa;
dan
d. Peserta Lelang yang tidak melakukan pelunasan Harga Lelang tidak diperkenankan
mengikuti pelelangan berikutnya.
Bursa melakukan buy back Saham Bursa pada harga nominal atas Saham Bursa Kategori
B yang tidak berhasil dijual dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak Bursa menerima
permohonan penjualan dari pemilik Saham Kategori B tersebut atau Saham Bursa
Kategori B yang langsung dimintakan oleh pemiliknya untuk dilakukan buy back oleh
Bursa serta Saham Bursa Kategori C yang tidak berhasil dijual melalui pelelangan yang
dilaksanakan oleh Bursa dalam 6 (enam) kali pelelangan berturut-turut.
Pelaksanaan buy back Saham Bursa dilakukan pada penutupan pelelangan ke-6 (enam)
untuk saham Kategori C atau selambat-lambatnya pada Hari Bursa berikutnya setelah
dilampauinya jangka waktu 6 (enam) bulan terhitung sejak Bursa menerima permintaan
penjualan dari Pemilik Saham Kategori B. Pemilik Saham Kategori B dan Kategori C dapat
mengajukan permohonan untuk buy back sahamnya kepada Bursa dengan harga nominal
sebelum berakhirnya batas waktu yang ditetapkan.
Pelaksanaan buy back Saham Bursa dilakukan oleh Bursa selambat-lambatnya 5 (lima)
Hari Bursa sejak Bursa menerima permohonan buy back dari Pemilik Saham tersebut dan
paling lambat 10 (sepuluh) Hari Bursa sebelum pelaksanaan pelelangan Saham Bursa
ke-6 (keenam), Bursa mengirimkan surat pemberitahuan kepada Pemilik Saham Bursa
yang menjelaskan bahwa apabila Saham Bursa yang dimilikinya tidak berhasil dijual
melalui pelelangan ke-6 (keenam) yang dilakukan oleh Bursa maka Saham Bursa
tersebut di buy back oleh Bursa. Tembusan surat pemberitahuan tersebut disampaikan
oleh Bursa kepada KPEI.
Dalam melakukan buy back Saham Bursa, maka pembayaran atas pembelian Saham
Bursa tersebut dilakukan dengan cara penyetoran ke rekening Pemilik Saham Bursa yang
bersangkutan. Apabila rekening Pemilik Saham Bursa tidak diketahui dan atau alamat
Pemilik Saham Bursa tersebut tidak diketahui maka uang pembayaran atas buy back
Saham Bursa tersebut dititipkan di KPEI.
Bursa membuat Berita Acara buy back Saham Bursa, sebanyak 3 (tiga) rangkap masing-
masing 1 (satu) rangkap untuk Pemilik Saham Bursa, 1 (satu) rangkap untuk KPEI dan
1 (satu) rangkap untuk Bursa dan melaporkan pembelian Saham Bursa ke OJK dengan
tembusan kepada KPEI selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Bursa setelah Bursa melakukan
pembayaran atas nilai Saham Bursa tersebut dengan melampirkan Berita Acara
pembelian. Pada Hari Bursa berikutnya setelah menyampaikan laporan kepada OJK,
Bursa meminta KPEI untuk menyerahkan kepada Bursa Saham yang telah dibeli oleh
Bursa. Selambat-lambatnya pada Hari Bursa berikutnya setelah permintaan Bursa
tersebut, KPEI wajib menyerahkan sertifikat Saham PT Bursa Efek Indonesia tersebut
kepada Bursa.