Anda di halaman 1dari 97

Modul

Mekanisme Perdagangan Efek

MATERI PEMBELAJARAN SERTIFIKASI PROFESI PASAR MODAL


MATERI PEMBELAJARAN
UJIAN SERTIFIKASI PROFESI

WAKIL PERANTARA PEDAGANG EFEK - PEMASARAN


(WPPE-P)
DAFTAR ISI
BAB-I. STRUKTUR PASAR MODAL INDONESIA
BAB-II. MEKANISME PERDAGANGAN EFEK
BAB-III. PERATURAN PERDAGANGAN EFEK

MODUL
MEKANISME PERDAGANGAN EFEK
Kisi-Kisi Materi Ujian WPPE-Pemasaran, Modul Mekanisme Perdagangan
Efek;
1. Pemahaman mengenai Bursa Efek Indonesia
2. Pemahaman mengenai Kustodian Sentral Efek Indonesia
3. Pemahaman mengenai Kliring Penjaminan Efek Indonesia dan Business Process nya
4. Manfaat Pasar Modal Indonesia dan Undang-Undang Pasar Modal / OJK
5. Proses IPO dan Pemahaman mengenai pasar primer/sekunder
6. Lembaga penunjang pasar modal
7. Pasar modal syariah
8. Pihak yang melakukan perdagangan di Bursa Efek Indonesia
9. Pemahaman mengenai SID / Sub Rekening Efek
10. Penyelesaian transaksi bursa
11. Sesi perdagangan, Pra dan Pasca sesi perdagangan
12. Fraksi harga dan Peraturan perdagangan ekuitas
Modul WPEE | MPE

BAB-I
STRUKTUR PASAR MODAL INDONESIA

I. SISTEM KEUANGAN, PASAR MODAL & PERDAGANGAN EFEK………………… 1


I.1. Sistem Keuangan dan Pasar Uang
I.2. Kegiatan Ekonomi dan Lembaga Keuangan

II. SISTEM KEUANGAN…………………………………………………………………………………………. 2

III.PASAR MODAL………………………………………………………………………………………………….. 3
III.1. Peran dan Manfaat Pasar Modal
III.2. Sejarah Pasar Modal
III.3. Sejarah Terbentuknya Otoritas Jasa Keuangan
III.4. Regulasi terkait Pasar Modal di Indonesia
III.5. Struktur Pasar Modal Indonesia

BAB-II
MEKANISME PERDAGANGAN EFEK

I. PERDAGANGAN EFEK ........................................................................... 26

II. PENAWARAN UMUM SAHAM (GO PUBLIC) ............................................ 26


II.1. Penawaran Umum(Go-Public)
II.2. Manfaat dari Go-Public
II.3. Konsekuensi dari Go-Public
II.4. Pihak yang Terlibat dalam Penawaran Umum Saham
II.5. Istilah-istilah dalam Proses Penawaran Umum
II.6. Jadwal Penawaran Umum
II.7. Proses Penawaran Umum

III.PASAR PERDAGANGAN EFEK ............................................................... 38


III.1. Pasar Perdana
III.2. Prosedur Penawaran dan Pemesanan Efek di Pasar Perdana
III.3. Istilah dalam Proses Penjatahan
III.4. Pasar Sekunder

BAB-IIA
PERATURAN PERDAGANGAN EFEK DI BURSA EFEK INDONESIA

I. SISTEM PERDAGANGAN ...................................................................... 40


I.1. Dealer driven (Quote Driven) dan Order driven
I.2. Online Trading, Remote trading, dan Direct Market Access
I.3. Perbedaan JATS-NextG Versi 1.11 dengan JATS-NextG versi 2.0 (New)
I.4. Sistem Keamanan dan Konfigurasi JATS

i
Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758
Modul WPEE | MPE

II. MEKANISME PERDAGANGAN EFEK....................................................... 45


II.1. Proses & Prosedur Jual Beli Efek
II.2. Pelaksanaan Pesanan Nasabah oleh Anggota Bursa Efek
II.3. Segmen Pasar Di Bursa dan Penyelesaian Transaksi Bursa
II.4. Proses Tawar Menawar
II.5. Jam dan Sesi Perdagangan
II.6. Fraksi Harga dan Auto Rejection
II.7. Auto Rejection
II.8. Mekanisme Transaksi Marjin dan Shortselling
II.9. Efek Tidak Dijamin dan Transaksi dipisahkan
II.10.Biaya Transaksi
II.11.Penghentian Perdagangan

BAB-III
PERATURAN PERDAGANGAN EFEK

I. PERATURAN PERDAGANGAN………………………………………………………………………………. 67
I.1. Peraturan Pemerintah
I.2. Peraturan OJK

II. PERATURAN PERDAGANGAN EFEK BURSA EFEK INDONESIA ……………………. 71


II.1. Jenis Efek yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia
II.2. Peraturan Perdagangan II-A Perihal Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat
Ekuitas
II.3. Peraturan Perdagangan II-C Perihal Perdagangan Unit Penyertaan
II.4. Peraturan Perdagangan II-D Perihal Kontrak Opsi Saham
II.5 Peraturan Perdagangan II-E Perihal Kontrak Berjangka Indeks Efek
II.6. Peraturan 2-H Perihal Transaksi Marjin dan Shortselling
II.7. Peraturan 2-K Perihal Efek Tidak Dijamin dan Transaksi dipisahkan

ii
Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758
Modul WPPE | MPE

STRUKTUR PASAR MODAL INDONESIA

Sistem keuangan pada dasarnya adalah tatanan dalam perekonomian suatu Negara yang
memiliki peran terutama dalam menyediakan fasilitas jasa-jasa dibidang keuangan oleh
lembaga-lembaga keuangan penunjang lainnya misalnya pasar uang dan pasar modal. Sistem
keuangan Indonesia pada prinsipnya dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu sistem perbankan
dan sistem lembaga keuangan bukan bank

I. SISTEM KEUANGAN, PASAR MODAL & PERDAGANGAN EFEK

I.1. Sistem Keuangan dan Pasar Uang


Ketika kelompok yang ada di masyarakat hanya terdiri dari kelompok rumah tangga
sebagai konsumen dan kelompok perusahaan sebagai produsen, maka lingkup kegiatan
ekonomi dapat digambarkan sebagai berikut:

“Perusahaan menghasilkan barang/jasa dengan membeli atau menyewa faktor


produksi seperti tenaga, bahan baku dan tanah dari rumah tangga, dan rumah
tangga memperoleh pendapatan upah dan sewa yang dibayarkan perusahaan”

I.2. Kegiatan Ekonomi dan Lembaga Keuangan


Apabila sektor rumah tangga tidak membelanjakan semua pendapatannya, maka akan
timbul kelebihan dana (Tabungan). Disisi lain perusahaan juga membutuhkan dana
(Kredit) untuk mengembangkan usahanya (Investasi). Untuk mempertemukan kedua
belah pihak ini munculah lembaga keuangan (Intermediasi) yang bermanfaat bagi
rumah tangga, perusahaan dan pertumbuhan ekonomi untuk menghimpun dana dan
menyalurkannya kepada masyarakat luas seperti yang terlihat pada gambar berikut ini.

Gambar 1 – Kegiatan Ekonomi dengan Pasar Keuangan

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758


1
Modul WPPE | MPE

II. SISTEM KEUANGAN

Sistem keuangan pada prinsipnya adalah kumpulan pasar, institusi, peraturan, teknik
dan carabagaimana surat berharga diperdagangkan, tingkat bunga ditentukan, jasa-
jasa keuangan dihasilkan dan ditawarkan kepada masyarakat luas (Peter Rose, 2000).
Peran utama sistem keuangan adalah mengalihkan kelebihan dana dari masyarakat
kepada peminjam yang kemudian akan digunakan dan dibelanjakan untuk kegiatan
investasi sehingga ekonomi dapat tumbuh dan meningkatkan standar kehidupan.
Sistem Keuangan di Indonesia setelah UU No. 21/ 2011, terdiri dari:
1. Kementerian Keuangan
2. Bank Indonesia
3. Otoritas Jasa Keuangan
4. Lembaga Penjamin Simpanan

Gambar 2 – Sistem Keuangan Indonesia

Fungsi sistem keuangan diantaranya meliputi:


1. Fungsi Tabungan:
Dimana tabungan, obligasi, saham dan instrumen hutang lainnya diperjual-belikan
untuk memberikan pendapatan bagi pemilik dana dan mengalir melalui sistem
keuangan untuk digunakan sebagai sumber dana investasi bagi pihak yang
membutuhkan, sehingga barang dan jasa dapat diproduksi

2. Fungsi Penyimpan Kekayaan:


SistemKeuangan menyediakan cara terbaik untuk menyimpan kekayaan; menahan
asset yang dimiliki untuk tidak dikonsumsi sampai dana tersebut dibutuhkan untuk
dibelanjakan

3. Fungsi Likuidasi:
Sistem Keuangan menyediakan cara yang aman bagi pemilik dana jika sewaktu-
waktu membutuhkan dana dan/ atau ingin mengkonversi instrumen kekayaan
miliknya menjadi uang tunai dalam waktu singkat

4. Fungsi Kredit:
Sistem Keuangan menghimpun dana masyarakat dan menyalurkannya kembali
dalam bentuk kredit / pinjaman untuk membiayai konsumsi dan investasi bagi pihak
yang membutuhkan

2
Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758
Modul WPPE | MPE

5. Fungsi Pembayaran:
Sistem Keuanganmenyediakan jasa keuangan bank seperti chek, giro bilyet, kartu
kredit, serta non-Bank seperti leasing, asuransi, dana pensiun, pasar modal,
pegadaian, dll.

6. Fungsi Risiko:
Sistem Keuangan mengalihkan risiko tidak terpakainya dana menjadi sebuah
investasi yang memberikan manfaat

Pasar Keuangan:

Untuk memenuhi fungsi-fungsi diatas, sistem keuangan melakukannya melalui satu


wadah yaitu pasar keuangan. Pasar keuangan ini dapat dikatakan sebagai penghubung
antara unit defisit dengan unit surplus. Pasar keuangan merupakan jantung dari sistem
keuangan karena kemampuannya menarik dana masyarakat dan mengalokasikan
kembali tabungan tersebut dalam bentuk pinjaman, serta menetapkan bunga dan
harga atas surat berharga yang diperdagangkan.

Pasar keuangan terdiri dari pasar uang dan pasar modal. Pasar uang terdiri dari
dana-dana yang bersifat jangka pendek atas kelebihan dana masyarakat yang bersifat
sementara serta untuk membiayai keperluan jangka pendek seperti kebutuhan modal
kerja.

III. PASAR MODAL

Pasar Modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,
serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar Modal menyediakan
berbagai alternatif investasi bagi para investor selain menabung membeli emas,
asuransi, tanah dan bangunan.

III.1. Peran dan Manfaat Pasar Modal:


1. Pasar modal merupakan wahana menghimpun dana pembiayaan usaha serta
pengalokasian investasi yang efisien

2. Pasar Modal membantu meningkatan aktivitas ekonomi nasional dimana perusahaan-


perusahaan akan lebih mudah memperoleh dana, sehingga akan mendorong
perekonomian nasional menjadi lebih maju, yang akan menciptakan kesempatan kerja
yang luas, serta meningkatkan pendapatan pajak bagi pemerintah.

3. Pasar Modal merupakan media penghubung para investor dengan perusahaan


ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan jangka
panjang seperti saham, surat utang, dan lainnya.

4. Sebagai alternatif investasi, Pasar Modal menawarkan kesempatan kepada investor


untuk:
a. Menjadi pemilik perusahaan yang sehat dan berprospek baik melalui pembelian
efek–efek yang baru ditawarkan ataupun yang diperdagangkan di pasar modal
dengan imbal hasil serta tingkat resiko tertentu.
b. Memantau pelaksanaan manajemen perusahaan agar berjalan secara profesional
dan transparan.

III.2. Sejarah Pasar Modal


Sejarah perkembangan pasar modal di Indonesia mempunyai beberapa periode dimulai
pada tahun 1878 hingga sekarang. Pembagian tersebut di maksudkan karena ada hal-

3
Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758
Modul WPPE | MPE

hal khusus yang terjadi dalam periode perkembangannya baik dilihat dari sisi peraturan,
ekonomi, dan politik. Beberapa periode tersebut dapat diklasifikasikan seperti berikut:

III.3. Sejarah Terbentuknya Otoritas Jasa Keuangan


A. Fungsi Bapepam
1) Mengadakan penilaian terhadap perusahaan-perusahaan yang akan menjual
saham-sahamnya melalui Pasar Modal apakah telah memenuhi persyaratan
yang ditentukan dan sehat serta baik;
2) Menyelenggarakan Bursa Pasar Modal yang efektif dan efisien; mengikuti
perkembangan perusahaan-perusahaan yang menjual saham-sahamnya melalui
pasar modal.
B. Beralihnya Bapepam Ke Bapepam LK
Berawal dari Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor KMK 606/KMK.01. /2005 tanggal
30 Desember 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Pasar Modal
dan Lembaga Keuangan, organisasi unit eselon I Badan Pengawas Pasar Modal
(Bapepam) dan unit eselon I Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan (DJLK)
digabungkan menjadi satu organisasi unit eselon I, yaitu menjadi Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan Lembaga Keuangan).
C. BAPEPAM LK
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (disingkat Bapepam-LK)
adalah sebuah lembaga di bawah Kementerian Keuangan Indonesia yang bertugas
membina, mengatur, dan mengawasi sehari-hari kegiatan pasar modal serta
merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang
lembaga keuangan.
D. Fungsi BAPEPAM LK
1) Penyusunan dan penegakan peraturan di bidang pasar modal primer dan
sekunder
Penegakan peraturan di bidang pasar modal;
2) Pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperoleh izin usaha,
persetujuan, pendaftaran dari Badan dan pihak lain yang bergerak di pasar
modal;

4
Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758
Modul WPPE | MPE

3) Penetapan prinsip-prinsip keterbukaan perusahaan bagi Emiten dan Perusahaan


Publik;
4) Penyelesaian keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi oleh
Bursa Efek, Kliring dan Penjaminan, dan Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian;
5) Penetapan ketentuan akuntansi di bidang pasar modal;

E. BAPEPAM
Pada waktu Pasar Modal dihidupkan kembali tahun 1976, dibentuklah Bapepam,
singkatan dari Badan Pelaksana Pasar ModalBapepam (Badan Pengawas Pasar
Modal) adalah badan pemerintah yang bertugas untuk melakukan pembinaan,
pengaturan dan pengawasan sehari-hari kegiatan pasar modal. Bapepam dibentuk
dengan tujuan untuk mewujudkan terciptanya kegiatan pasar modal yang teratur,
wajar, efisien dan melindungi kepentingan permodalan di Indonesia.

F. Awal Munculnya OJK


Disahkannya UU No.21 Tahun 2011 tentang otoritas jasa keuangan, telah
melahirkan lembaga baru yaitu otoritas jasa keuangan yang di namakan OJK.
Pembetukan OJK ini mengakibatkan kewenangan - kewenangan tersebut beralih
dari BI dan Bapepam-LK ke OJK, sehingga BI hanya memiliki kewenangan di
bidang kebijakan moneter, sedangkan Bapepam -LK melebur menjadi OJK dan
tidak lagi di bawah kementrian Keuangan.

G. OJK
Sebagai upaya reformasi di sektor keuangan, berdasarkan amanat dari Pasal 34
UU No. 3/2004 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 23/ 1999 tentang
Bank Indonesia (BI), pemerintah membentuk lembaga pengawas sektor jasa
keuangan yang independen.Otoritas Jasa Keuangan adalah lembaga yang
independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi,
tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan
sebagaimana dimaksud dalam UU No 21 tahun 2011 Bab I pasal 1 ayat 1.

Pada tanggal 22 November 2012, pemerintah mensahkan UU No.21/2011 tentang


Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Yang didirikan dengan tujuan agar keseluruhan
kegiatan di dalam sektor jasa keuangan:
1. Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel,
2. Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan
stabil, dan
3. Mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat

OJK dipimpin oleh seorang ketua yang diangkat oleh Presiden dan mempunyai
tugas dan fungsi untuk melakukan pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi
terhadap seluruh kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan, sektor Pasar Modal,
dan sektor Industri Keuangan Non-Bank (IKNB).
Lembaga yang mulai berfungsi pada tanggal 31 Desember 2012 ini berperan
dalam menggantikan fungsi, tugas dan wewenang pengaturan di Pasar Modal yang
selama ini dilakukan oleh Badan Pengawas Pasar Modal serta Lembaga Keuangan
(Bapepam-LK).

H. Tugas OJK
1. Kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan
2. Kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal
3. Kegiatan jasa keuangan di sektor Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga
4. Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.

5
Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758
Modul WPPE | MPE

III.4. Regulasi terkait Pasar Modal di Indonesia


1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di
Pasar Modal
3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di
Bidang Pasar Modal
4. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di
Bidang Pasar Modal
5. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 4 Tahun 2008 tentang
Jaring Pengaman Sistem Keuangan
6. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 645/KMK.01/1995 tentang Dicabutnya
Keputusan Menkeu Nomor 1548/KMK.013/1990 tentang Pasar Modal yang telah
diubah terakhir dengan Keputusan Menkeu Nomor 264/KMK.010/1995, dan berlaku
mulai 1 Januari 1996
7. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 646/KMK.01/1995 tentang Pemilikan Saham
atau Unit Penyertaan Reksa Dana oleh Pemodal Asing
8. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 455/KMK.01/1997 tentang Pembelian Saham
oleh Pemodal Asing Melalui Pasar Modal
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 153/KMK.010/2010 tentang Kepemilikan
Saham dan Permodalan Perusahaan Efek
10. Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
11. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan

6
Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758
Modul WPPE | MPE

III.5. Struktur Pasar Modal Indonesia

Gambar 4 – Struktur Pasar Modal Indonesia

Para Pelaku & Lembaga di Pasar Modal


Self Regulatory Organization (SRO) adalah suatu organisasi yang melaksanakan tingkat
tertentu dari kewenangan penerapan aturan (regulator) di industri Pasar Modal.
Kewenangan regulator dapat diterapkan sebagai pelengkap dari peraturan pemerintah yang
ada dan tidak selalu merupakan bentuk pengalihan kewenangan dari pemerintah. SRO
memiliki peraturan dan ketentuan yang mengikat bagi pelaku pasar modal sebagai fungsi
pengawasan untuk mencegah praktik perdagangan yang dilarang. Lembaga SRO di Pasar
Modal Indonesia adalah PT. Bursa Efek Indonesia (BEI), PT. Kustodian Sentral Efek
Indonesai (KSEI) dan PT. Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (KPEI).

A. Bursa Efek
Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau
sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan
tujuan memperdagangkan efek diantara mereka (UUPM Pasal 1). Berdasarkan PP
45/1995 Pasal 5, pemegang saham bursa minimal 50 Anggota Bursa (AB) dan
maksimal 200 AB.
Modal disetor Bursa efek sekurang-kurangnya berjumlah Rp 7.500.000.000,00

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) didirikan dengan tujuan menyelenggarakan perdagangan


Efek yang teratur, wajar, dan efisien, Bursa Efek Indonesia mempunyai tugas untuk
menyelenggarakan perdagangan efek yang teratur wajar dan efisien, menyediakan
sarana pendukung serta mengawasi kegiatan anggota bursa efek, menyusun
rancangan anggaran tahunan dan pengunaan laba Bursa Efek dan melaporkannya ke
Bapepam-LK (UUPM Pasal 7). Fungsi bursa lainnya adalah menjaga kelangsungan
pasar (market liquidity), dan menciptakan harga efek yang wajar (price discovery).

Kegiatan BEI dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Bursa Efek Indonesia
antara lain untuk:
1) Meningkatkan sistem atau sarana perdagangan Efek;
2) Meningkatkan sistem pembinaan dan pengawasan terhadap
anggota Bursa Efek;
3) Mengembangkan sistem pencatatan Efek yang efisien;
4) Mengembangkan sistem kliring dan penyelesaian Transaksi Bursa;

7
Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758
Modul WPPE | MPE

5) Meningkatkan sistem pelayanan informasi; kegiatan pengembangan Pasar


Modal, termasuk kegiatan promosi dan penelitian; dan
6) Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia Pasar Modal.

B. Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP)- KPEI

Fungsi LKP dalam Perdagangan Efek


LKP adalah pihak yang menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian
transaksi bursa. Saat ini, PT Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) adalah pihak
yang telah mendapatkan izin sebagai LKP untuk melaksanakan kegiatan kliring dan
penjaminan penyelesaian transaksi bursa.
Pengertian kliring yang dimaksud adalah proses penentuan hak dan kewajiban efek
dan/atau dana Anggota Bursa, yang timbul dari transaksi efek yang dilakukannya di
bursa efek. Sedangkan penjaminan penyelesaian transaksi bursa adalah merupakan
kepastian dipenuhinya hak dan kewajiban efek dan/atau dana Anggota Bursa yang
timbul dari transaksi bursa.
Dalam praktiknya, data transaksi efek yang terjadi di Bursa akan dikirim ke LKP untuk
kemudian dilakukan proses Kliring, sehingga Anggota Bursa dapat mengetahui hak dan
kewajiban efek dan/atau dananya masing-masing pada setiap hari bursa, untuk
kemudian diselesaikan pada tanggal penyelesaian.
Modal disetor LKP-KPEI sekurang-kurangnya Rp.15.000.000.000,-

Pemegang Saham dan Struktur Modal


1. Pemegang Saham (Shareholders) KPEI
- Bursa Efek Indonesia (BEI) : 100%
2. Struktur Modal (Capital Structure) KPEI
- Modal Dasar : Rp. 60 Milyar
- Modal Setor : Rp. 15 Milyar

Bisnis Motif
1. Nir Laba (Non Profit Motive)
2. Tidak membayar dividen (No Dividend Payment)
3. Keuntungan untuk operasional dan pengembangan

Sumber Pendapatan
1. Fee jasa Kliring Transaksi Bursa
2. Fee jasa Pinjam Meminjam Efek
3. Fee jasa pengelolaan Dana Jaminan

Jenis Layanan
1. Layanan Jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa yang teratur,
wajar dan efisien
2. Jasa Pinjam Meminjam Efek (Securities Lending and Borrowing)
3. Pelayanan jasa KPEI diberikan kepada Anggota Bursa Efek dan partisipan lainnya
(seperti Bank Kustodian)

Novasi (Mitra Pengimbang)


Novasi adalah Pengalihan hubungan hukum antara AB Jual dengan AB Beli menjadi
hubungan hukum antara AB Jual dengan KPEI dan AB Beli dengan KPEI.

Dengan novasi peranan KPEI menjadi sebagai:


 Mitra Pengimbang (Counter Party) yang menjamin kepastian penyelesaian Transaksi Bursa.

 Pengelola Risiko (Risk Management) dari penyelesaianTransaksi Bursa

8
Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758
Modul WPPE | MPE

Ilustrasi Novasi terlihat seperti pada gambar di bawah ini:

C. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP)- KSEI


Fungsi LPP dalam Perdagangan Efek

LPP adalah pihak yang menyelenggarakan kegiatan kustodian sentral bagi bank
kustodian, perusahaan efek, dan pihak lain. Saat ini, PT. Kustodian Sentral Efek
Indonesia (KSEI) merupakan pihak yang telah mendapatkan izin sebagai LPP untuk
menjalankan fungsi Penyimpanan dan Penyelesaian efek.
Modal disetor LPP-KSEI sekurang-kurangnya Rp. 15.000.000.000,-

Pemegang Saham KSEI


Bank Kustodian : 36%
SRO : 30,5%
Perusahaan Efek : 30,5%
BAE : 3%

Layanan yang diberikan LPP meliputi:


1. Administrasi Rekening Efek
2. Penyelesaian transaksi Efek
3. Distribusi hasil corporate action
4. Jasa-jasa terkait lain seperti Post Trade Processing (PTP) dan penyediaan laporan-
laporan jasa kustodian sentral

Fungsi dan Peran KSEI


Fungsi
Menyediakan Jasa Kustodian sentral dan Penyelesaian transaksiyang teratur, wajar,
danefisien (Pasal 14 ayat 2 UUPM).
Peran
1. Penyimpan efek tanpa warkat
a. Efek Bersifat Ekuitas (Saham, HMETD, dan Waran)
b. Efek Bersifat Utang (Surat utang, MTN, NCD, PN, CP, dll)
2. Penyelesaian transaksi efek
a. Transaksi Bursa
b. Transaksi di Luar Bursa (overthe counter)

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758


Modul WPPE | MPE

Pengguna Jasa KSEI


Emiten
Untuk aktivitas berikut:
1. Pendaftaran Efek
- Persyaratan agar Efek Emiten dapat disimpan di KSEI
2. Distribusi Corporate Actions
- Penyampaian informasi corporate action
- Pembayaran dividen, bunga, saham bonus dll
- Laporan-laporan; data pemegang Efek

Pemegang Rekening
(Perusahaan Efek & Bank Kustodian)
Untuk jasa sebagai berikut:
1. Penyimpanan Efek untuk Efek tanpa warkat
2. Pemindahbukuan Efek untuk transaksi bursa & transaksi di luar bursa
3. Penerimaan hasil Corporate Action
4. Laporan-laporan: laporan saldo & mutasi Efek, informasi CorporateAction

Kustodian Sentral
Kustodian adalah Pihak yang memberikan jasa:
1. Jasa penitipan kolektif atas Efek
2. Jasa administrasi: menerima dividen, bunga, dan hak- hak lain, menyelesaikan
transaksi Efek, dan mewakili Pemegang Rekening yang menjadi nasabahnya.

Ketentuan menjadi Kustodian


1. Perusahaan Efek
2. Bank umum yang telah memperoleh persetujuan dari OJK
3. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
(Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 45/1995)

Konsep Penitipan Kolektif


1. Efek dikonversikan ke dalam data elektronik dan diadministrasikan di rekening Efek.
2. Peralihan Kepemilikan dengan pemindahbukuan Efek (book-entrytransfer).
3. Efek dalam Penitipan Kolektif dianggap sepadan (fungible).
4. Hak-hak terkait dengan Efek (dividen, saham bonus, dll) dibagikan melalui KSEI
dan dikredit ke rekening Efek
5. Hak-hak Beneficial Owner (kepemilikan manfaat) atas Efek
- Hak atas pembagian dividen, saham bonus
- Hak atas pembayaran bunga atau pokok surat utang
- Hak untuk menghadiri RUPS/RUPO
- Hak-hak lain yang berkaitan dengan Efek

10

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758


Modul WPPE | MPE

Sub Rekening Efek


1. Merupakan Rekening Efek yang digunakan untuk mencatat kepemilikan Efek dan
dana milik setiap investor atau nasabah yang dikelola oleh Perusahaan Efek atau
Bank Kustodian di KSEI.
2. Pemegang Rekening dapat mengelola 1 (satu) atau lebih Sub Rekening Efek milik
nasabah.
3. Berisi Efek dan atau dana milik nasabah Pemegang Rekening.

Tujuan Kepemilikan Sub Rekening Efek


Definisi
Sub Rekening Efek adalah Rekening Efek Nasabah (investor) yang tercatat di KSEI,
untuk mencatat kepemilikan efek investor.

Tujuan Kepemilikan Sub Rekening Efek


1. Perlindungan Investor:
a. Kepastian pemisahan pembukuan Efek investor dengan Efek milik Kustodian.
b. Kepastian hak atas Efek seperti dividen, hak menghadiri RUPS, karena investor
akan tercatat dalam DPS yang dikeluarkan oleh KSEI
2. Tersedianya data investor setiap waktu di KSEI, untuk keperluan:
a. Pelaksanaan corporate action
b. Pelaporan Emiten kepada OJK, Bursa Efek, atau BI
c. Penyidikan oleh pihak yang berwenang, misal: OJK
d. Laporan tahunan pemakai jasa KSEI.
3. Efisiensi distribusi hasil Corporate Action
KSEI terikat untuk menjaga kerahasiaan data Rekening Efek, termasuk
SubRekening Efek berdasarkan UUPM (Pasal 47).

11

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758


Modul WPPE | MPE

Fasilitas AKSes
1. Fasilitas yang diberikan kepada investor untuk dapat langsung
melihat portofolio yang dimilikinya ke dalam sistem KSEI.
2. Fasilitas AKSes adalah sarana informasi yang disediakan untukpara
investor di website KSEI, yang memberikan akses langsung bagi
investor untuk melihat dan memonitor posisi dan mutasi portofolio
Efeknya yang tersimpan di Sub Rekening Efek di KSEI.
3. Website http://akses.ksei.co.id dengan jaminan standar
keamananyang ketat.
4. Diluncurkan pada tanggal 18 Juni 2009.
5. Tujuan untuk memberikan perlindungan dan transparansi informasi atas
kepemilikan portofolio Efek nasabah (investor).

D. Pelaku Pasar Modal


D.1. Emiten dan Perusahaan Publik
1. Perusahaan dapat menghimpun dana dari masyarakat dengan menjual atau
menawarkan efek kepada publik. Perusahaan yang menjual atau menawarkan
efek biasa disebut dengan Emiten.
2. Kegiatan ini dikenal dengan istilah penawaran umum perdana, Initial Public
Offering (IPO) atau go public, yang dilakukan berdasarkan tata cara yang
diatur oleh UU Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya.

3. Dokumen-dokumen yang dibutuhkan sehubungan dengan perusahaan yang Go


Public adalah sebagai berikut:
a. Laporan keuangan audit oleh akuntan publik
b. Dokumen legal audit dan legal opinion oleh konsultan hukum
c. Hasil penilaian aset oleh lembaga penilai (jika ada)
d. Pendirian dan Perubahan-perubahan Anggaran Dasar serta perjanjian-
perjanjian yang telah dibuat perusahaan.

D.2.Perusahaan Efek
Perusahaan Efek adalah Perseroan yang telah memperoleh izin usaha dari OJK dan
dapat melakukan kegiatan sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek,
dan atau Manajer Investasi serta kegiatan lain sesuai ketentuan OJK.

1. Perantara Pedagang Efek (Broker – Dealer)


Adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha jual beli efek untuk
kepentingan sendiri atau pihak lain. Ada 2 macam perusahaan Perantara
Pedagang Efek yaitu:
a. Anggota Bursa (Administrasi)
b. Non Anggota Bursa (Non Administrasi)

Kewajibannya:
a. Mendahulukan kepentingan nasabah sebelum melakukan transaksi untuk
kepentingan sendiri.
b. Dalam memberikan rekomendasi kepada nasabah untuk membeli atau
menjual efek wajib memperhatikan keuangan nasabah dan maksud serta
tujuan investasi dari nasabah.
c. Membubuhi jam, hari dan tanggal atas semua pesanan nasabah pada
formulir pemesanan.
d. Memberikan konfirmasi kepada nasabah sebelum berakhirnya hari bursa
setelah dilakukan transaksi.
e. Menerbitkan tanda terima setelah menerima efek atau uang dari nasabah.
f. Menyelesaikan amanat jual / beli dari pemberi amanat.
g. Menyediakan data dan informasi bagi kepentingan pemodal.
h. Memberikan saran kepada para pemodal.

12
Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758
Modul WPPE | MPE

2. Penjamin Emisi Efek (Underwriter)


Adalah pihak yang membuat kontrak dengan emiten untuk melakukan
penawaran umum bagi kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban
untuk membeli sisa efek yang tidak terjual.

Kewajibannya:
a. Mematuhi semua ketentuan dalam kontrak penjaminan emisi
b. Mengungkapkan dalam prospektus adanya hubungan afiliasi atau hubungan
lain yang bersifat material antara perusahaan efek dengan emiten.

Ada 2 macam perjanjian penjaminan yaitu kontrak penjaminan emisi Efek


dapat berbentuk kesanggupan penuh (full commitment) atau kesanggupan
terbaik (best effort).
Dengan kesanggupan penuh, Penjamin Emisi Efek bertanggung jawab
mengambil sisa Efek yang tidak terjual, sedangkan dengan kesanggupan
terbaik, Penjamin Emisi Efek tidak bertanggung jawab terhadap sisa Efek
yang tidak terjual, tetapi berusaha dengan sebaik-baiknya untuk menjualkan
Efek Emiten.

3. Manajer Investasi (Investment Manager)


Adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para
nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok
nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang
melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan perundang-undangan
yang berlaku.
Tugasnya:
a. Mengadakan riset atas efek
b. Menganalisa kelayakan investasi
c. Mengelola portofolio efek atas kepentingan nasabah
d. Mengelola reksa dana.

Terdapat pihak yang melakukan kegiatan sebagai Penjamin Emisi Efek,


Perantara Pedagang Efek, dan atau Manajer Investasi yang tidak diwajibkan
untuk memperoleh izin usaha sebagai Perusahaan Efek, yaitu untuk Efek
utang dengan jatuh tempo tidak lebih dari 1 tahun, sertifikat deposito, polis
asuransi, Efek yang diterbitkan atau dijamin Pemerintah Indonesia, atau Efek
lain sesuai ketentuan OJK

D.3 Lembaga Penunjang Pasar Modal


1. Biro Administrasi Efek (BAE)
Adalah pihak yang berdasarkan kontrak dengan emiten melaksanakan
pencatatan pemilikan efek dan pembagian hak yang berkaitan dengan efek
(UUPM Pasal 1).
Tugasnya:
a. Mendaftarkan dan mengadministrasikan saham yang dibeli investor
menjadi atas nama pemodal tersebut, dengan dikenakan biaya sesuai
yang ditetapkan oleh BAE.
b. Modal disetor sekurang-kurangnya sebesar Rp. 500.000.000,-.

2. Bank Kustodian
Adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain berkaitan
dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga, dan hak
lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang
menjadi nasabahnya (UUPM Pasal 1).
Jasa yang diberikan meliputi:
a. Menyediakan tempat penitipan harta yang aman bagi surat-surat berharga
(Efek)
b. Mencatat dan membukukan semua penitipan pihak lain secara cermat
c. Mengamankan semua penerimaan dan penyerahan efek untuk
kepentingan pihak yang diwakilinya.

13
Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758
Modul WPPE | MPE

d. Mengamankan pemindahan efek.


e. Menagih dividen, bunga surat utang, dan hak-hak lain yang berkaitan
dengan surat berharga yang dititipkan.

Yang dapat menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai kustodian adalah


Lembaga Penyimpanan dan penyelesaian (LPP), Perusahaan Efek, atau Bank
Kustodian.

3. Wali Amanat
Pihak yang mewakili kepentingan pemegang Efek yang bersifat utang (Pasal
1 UUPM). Kegiatan usaha sebagai wali amanat dapat dilakukan oleh Bank
Umum dan pihak lain yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah, dan
wajib terlebih dahulu terdaftar di Bapepam-LK (Pasal 50 UUPM).

4. Pemeringkat Efek
Pihak yang melakukan penilaian kemampuan membayar kembali surat utang
serta menyediakan jasa informasi mengenai perusahaan di pasar modal. Di
samping itu fungsi lainnya adalah melakukan:
1. Analisis peringkat
2. Studi Industri
a. Analisis risiko bisnis
b. Posisi pasar dan strategi bisnis
c. Diversifikasi
d. Struktur biaya
e. Manajemen
f. Dan faktor kunci sukses lainnya
3. Analisis risiko keuangan
a. Kebijakan keuangan
b. Keuntungan
c. Struktur modal
d. Kualitas aset
e. dll

5. Penilai Harga Efek


adalah lembaga resmi yang melakukan penilaian dan penetapan harga pasar
wajar secara harian dari seluruh instrumen surat utang, Sukuk, dan surat
berharga lainnya yang diperdagangkan di pasar sekunder. Hal ini
Perdagangan surat utang yang OTC dan tidak terpusat (de-centralized)
menjadikan isu likuiditas dan transparansi melalui ketersediaan harga pasar
wajar menjadi sangat kritikal
Dalam perkembangannya, informasi harga pasar wajar yang diterbitkan BPA
menjadi referensi yang wajib digunakan oleh institusi keuangan dalam penetapan
secara harian nilai aset bersih (NAB) dan nilai pasar wajar portfolio.

Produk dan Fitur:


• Harga Pasar Wajar IBPA termasuk upper and lower (harian dan historis)
• Indeks (INDOBeX dan IBPA Indices)
• Imbal Hasil dan Kurva Imbal Hasil
• Credit Spread Matrix
• Riset Pasar Surat Utang Bond Calculator
• ABS Calculator
• My Portfolio
• Informasi terkait efek bersifat utang lainnya
• Export Data

14

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758


Modul WPPE | MPE

6. Indonesia Securities Investor Protection Fund


(SIPF) Maksud dan Tujuan
P3IEI yang lebih dikenal sebagai Indonesia Securities Investor Protection Fund
(Indonesia SIPF) didirikan dengan maksud dan tujuan
1. Menatausahakan dan mengelola dana pelindungan pemodal di pasar modal
Indonesia, seperti: memisahkan penyimpanan, pencatatan dan pembukuan antara
harta kekayaan Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal dengan harta kekayaan
Dana Perlindungan Pemodal.
2. Melakukan investasi atas dana perlindungan pemodal di pasar modal Indonesia.
Menyimpan Efek dalam rangka investasi Dana Perlindungan Pemodal sebagaimana
dimaksud dalam Peraturan VI.A.4 tentang Dana Perlindungan Pemodal pada Bank
Kustodian. Dengan tujuan meningkatkan nilai Dana Perlindungan Pemodal secara
optimal dengan mempertimbangkan hasil dan risiko investasi.
3. Melakukan pemeriksaan, verifikasi, membuat analisa untuk melakukan pembayaran
dan tindakan lainnya sehubungan dengan klaim yang dilakukan oleh pemodal.
4. Menerima tambahan dana dan/atau memungut biaya sehubungan dengan kegiatan
perlindungan pemodal di pasar modal Indonesia. Memungut iuran dari anggota
Dana Perlindungan Pemodal sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor VI.A.4
tentang Dana Perlindungan Pemodal.
5. Melakukan tindakan untuk pengembalian (recovery) dana yang telah dikeluarkan
dari Dana Perlindungan Aset Pemodal untuk pembayaran klaim berdasarkan
subrogasi atas hak pemodal terhadap pihak yang telah menimbulkan kerugian,
termasuk namun tidak terbatas ikut serta dalam proses hukum baik di dalam
maupun di luar pengadilan.
6. Serta melakukan segala kegiatan pendukung lainnya yang berkaitan dengan
maksud dan tujuan di atas

Struktur Perlindungan Pemodal

Pemodal dan Aset Pemodal


Pemodal adalah nasabah dari Perantara Pedagang Efek yang mengadministrasikan
rekening Efek nasabah dan Bank Kustodian. Pemodal yang asetnya mendapat
perlindungan Dana Perlindungan Pemodal adalah Pemodal yang memenuhi persyaratan
sebagai berikut:

15

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758


Modul WPPE | MPE

1. Menitipkan asetnya dan memiliki rekening Efek pada Kustodian


2. Dibukakan Sub Rekening Efek pada Lembaga Peyimpanan dan Penyelesaian oleh
Kustodian; dan
3. Memiliki nomor tunggal identitas pemodal dari Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian.

Fungsi Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal


Dalam Penyelenggara ana Perlindungan Pemodal wajib memiliki paling sedikit fungsi-
fungsi sebagai berikut:
1) Fungsi Investasi, dilaksanakan dengan ketentuan antara lain sebagai berikut:
a. menyusun dan melaksanakan rencana investasi atas Dana Perlindungan Pemodal;
b. mengawasi perkembangan investasi atas jumlah yang tidak akan digunakan
segera dari Dana Perlindungan Pemodal; dan
c. melakukan penyetoran hasil investasi Dana Perlindungan Pemodal ke dalam
Dana Perlindungan Pemodal;

2) Fungsi Pembukuan dan Keuangan, dilakukan dengan ketentuan antara lain sebagai
berikut:
a. membuat dan menyelenggarakan pencatatan dan pembukuan atas seluruh
transaksi Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum;
b. membuat dan menyelenggarakan pencatatan dan pembukuan atas seluruh
transaksi dan kegiatan sehubungan dengan Dana Perlindungan Pemodal sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan terpisah dari pencatatan dan
pembukuan Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal;
c. memastikan bahwa pencatatan dan pembukuan dalam (a) dan (b) tersebut
terselenggara dan tersimpan dengan baik sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku;
d. menyusun laporan keuangan Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dengan ketentuan catatan atas
laporan keuangan paling sedikit wajib memuat hal-hal sebagai berikut:
i. pengeluaran biaya yang berkaitan dengan Pihak terafiliasi dengan direktur
dan komisaris Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal;
ii. pengeluaran biaya yang berkaitan dengan Pihak terafiliasi dengan
Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal; dan
iii. pengeluaran biaya berupa gaji, manfaat lain, dan fasilitas yang diberikan
kepada direktur dan komisaris Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal
e. melakukan kegiatan perbendaharaan, antara lain menerima dana dan
memungut iuran Dana Perlindungan Pemodal dan mengeluarkan biaya yang
terkait dengan Dana Perlindungan Pemodal;

16
Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758
Modul WPPE | MPE

f. menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan (RKAT) dengan berpedoman


pada prinsip efisiensi Pasar Modal dalam bentuk rencana kerja dan anggaran
tahunan (RKAT) yang sistematis, akurat, dan tepat waktu; dan
g. apabila terdapat keragu-raguan atau perbedaan dalam pencatatan yang
dilakukan oleh Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal dengan pihak lain
atas transaksi yang dilakukan sehubungan dengan Dana Perlindungan Pemodal,
Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal wajib mengadakan rekonsiliasi
dengan pihak terkait tersebut untuk memastikan akurasi pembukuan

3) Fungsi Pengawasan Internal dan Kepatuhan, dilaksanakan dengan ketentuan antara


lain sebagai berikut:
a. memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, serta
prosedur operasi standar dan kode etik Penyelenggaraan Dana Perlindungan
Pemodal yang berlaku;
b. memproses setiap pengaduan Pemodal dan masyarakat yang terkait dengan
pelaksanaan tanggung jawab Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal; dan
c. memastikan bahwa pegawai pengawasan internal dan kepatuhan memiliki akses
ke pembukuan setiap waktu.

7. TICMI (The Indonesia Capital Market Institute)


Pada tanggal 10 November 2015 bertepatan dengan acara Investor Summit and Capital
Market Expo 2015, TICMI bergabung dengan ICaMEL dan sekaligus melakukan
Relaunching brand The Indonesia Capital Market Institute sebagai pusat referensi,
edukasi, dan sertifikasi profesi pasar modal terbesar di Indonesia pada tahun 2020.

Sebagai pusat referensi, TICMI menyediakan data pasar modal sejak tahun 1977 seperti
prospektus, financial report, annual report, pengumuman dan interim report. TICMI juga
memiliki perpustakaan yang koleksinya terdiri dari 2.994 buku dan terbuka untuk umum
(dapat dibaca di tempat). Sedangkan perpustakaan digital TICMI (Ridmi) memiliki 306
koleksi buku dan aplikasi ini dapat diunduh secara gratis untuk Android dan Desktop
Komputer Windows (IOS menyusul).

Sebagai pusat edukasi, TICMI memiliki berbagai program yang terbuka bagi masyarakat
luas seperti :
1. Sekolah Pasar Modal
Program ini merupakan program sosialisasi dan edukasi pasar modal bagi para calon
investor yang diselenggarakan secara rutin setiap Selasa, Kamis dan Sabtu oleh TICMI
mulai November 2016. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan edukasi yang
tepat mengenai investasi saham dan mekanisme untuk menjadi investor saham. Dalam
melaksanakan kegiatan ini, TICMI dibantu oleh Anggota Bursa yang memberikan
edukasi tentang penggunaan aplikasi online trading, serta Bank untuk membantu
pembuatan Rekening Dana Nasabah. Diharapkan para peserta secara langsung dapat
merasakan pengalaman bertransaksi saham dengan menggunakan aplikasi online
trading di perangkat masing-masing.

2. Sekolah Pasar Modal Syariah


Seperti juga Sekolah Pasar Modal, Sekolah Pasar Modal Syariah merupakan program
sosialisasi dan edukasi pasar modal bagi para calon investor Syariah yang
diselenggarakan secara rutin oleh TICMI sejak bulan Februari 2017. Tujuan dari
kegiatan ini adalah untuk memberikan edukasi yang tepat mengenai investasi saham
syariah dan mekanisme untuk menjadi investor saham syariah. Dalam melaksanakan
kegiatan ini, TICMI dibantu oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia,
Anggota Bursa yang memberikan edukasi tentang penggunaan aplikasi sharia online
trading, serta Bank untuk membantu pembuatan Rekening Dana Nasabah. Diharapkan
para peserta secara langsung dapat merasakan pengalaman bertransaksi saham
dengan menggunakan aplikasi sharia online trading di perangkat masing-masing.

17
Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758
Modul WPPE | MPE

3. Cerdas Mengelola Keuangan


Program ini merupakan program edukasi reksadana bagi para calon investor yang
diselenggarakan secara rutin bekerjasama dengan Panin Asset Management sejak
tahun 2017. Pada kegiatan ini diharapkan para peserta secara langsung dapat
memahami mengenai perencanaan keuangan pribadi dan mulai menginvestasikan
dananya pada produk Reksadana.

4. Program Moduler
Program ini merupakan program edukasi bagi masyarakat umum mengenai topik-topik
yang berkaitan dengan pasar modal. Program ini mulai dilaksanakan sejak tahun 2017.

5. Program Kerjasama dengan Institusi Pendidikan Pasar Modal di Negara Lain


Program ini merupakan program internasional dengan topik-topik terkait pasar modal.
Program ini mulai dilaksanakan sejak tahun 2017.

6. Program Pendidikan Berkelanjutan (PPL)


Program Pendidikan Berkelanjutan merupakan program yang dilaksanakan berdasarkan
Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 45/SEOJK.04/2017. TICMI mendapatkan
pengakuan untuk menyelenggarakan kegiatan ini bagi pemegang izin Wakil Penjamin
Emisi Efek (WPEE) dan Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE) berdasarkan surat dari
Otoritas Jasa Keuangan No. S-63/PM.2/2017 tanggal 8 Mei 2017. Kegiatan PPL yang
dimiliki TICMI berbentuk kegiatan tatap muka dan kegiatan non-tatap muka berdurasi
minimal 360 menit.

7. Capital Market Professional Development Program (CMPDP)


Program CMPDP diharapkan mampu mendorong dan menjadi motor penggerak
kemajuan pasar modal Indonesia melalui keunggulan SDM, dengan cara:

1. Mengembangkan kompetensi SDM dan mencetak profesional pasar modal sesuai


dengan kebutuhan bisnis perusahaan SRO.
2. Mempersiapkan pemimpin masa depan untuk pasar modal Indonesia.
3. Memberikan kesempatan berkarir di industri pasar modal kepada anak bangsa yang
memiliki potensi, kemampuan, dan motivasi untuk berkontribusi bagi kemajuan
pasar modal Indonesia.

Untuk mendapatkan calon peserta CMPDP yang


memiliki potensi dan berkeinginan untuk berkarir di
industri pasar modal, SRO melakukan proses
rekrutmen dan seleksi. Kesempatan mengikuti proses
rekrutmen dan seleksi terbuka lebar bagi seluruh
anak bangsa dari Sabang sampai Merauke, termasuk
karyawan SRO.

Setelah terpilih, setiap trainee CMPDP mendapatkan


development program yang komprehensif selama
kurang lebih 1 (satu) tahun sebelum akhirnya
ditempatkan pada divisi-divisi inti di SRO.

Program pelatihan serta ujian sertifikasi profesi pasar modal di TICMI, diselenggarakan
untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja professional yang handal di Pasar Modal
Indonesia. Dalam pelaksanaannya, hingga kini TICMI telah menyelenggarakan Program
Pendidikan dan Pelatihan Profesi Pasar Modal untuk :
1. Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE)
2. Wakil Perantara Pedagang Efek Pemasaran (WPPE Pemasaran)
3. Wakil Perantara Pedagang Efek Pemasaran Terbatas (WPPE Pemasaran Terbatas)
4. Wakil Manajer Investasi (WMI)
5. Wakil Penjamin Emisi Efek (WPEE)
6. Ahli Syariah Pasar Modal (ASPM)

18
Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758
Modul WPPE | MPE

Untuk dapat dinyatakan lulus dalam Ujian Kecakapan Profesi Pasar Modal, setiap
peserta wajib melampaui nilai minimum yang disyaratkan.

Secara total, jumlah peserta program pelatihan serta ujian sertifikasi pasar modal
semua program sampai dengan tahun 2017 mencapai 7.566 orang, sementara jumlah
lulusannyamencapai 4.176 orang atau dengan kata lain memiliki tingkat kelulusan
rata-rata sebesar 55% dari jumlah peserta.

E. Profesi Penunjang Pasar Modal

Terdiri dari :
a. Akuntan, melakukan audit atau pemeriksaan dan memberikan pendapat terhadap
Laporan keuangan.
b. Konsultan Hukum, membuat laporan legal audit dan memberikan pendapat hukum.
c. Penilai, melakukan penilaian atas aset perusahaan.
d. Notaris, membuat akta otentik dan legalisasi dokumen perusahaan.
e. Profesi lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Semua profesi yang melakukan kegiatan di bidang pasar modal wajib terlebih dahulu
terdaftar di OJK. Setiap profesi penunjang pasar modal wajib mentaati kode etik dan
standar profesi yang ditetapkan oleh asosiasi profesi masing-masing, dan dalam
melakukan kegiatan usaha di pasar modal, profesi penunjang pasar modal wajib
memberikan pendapat atau penilaian yang independen.

Peranan Lembaga dan Profesi Penunjang

19

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758


Modul WPPE | MPE

F. Investor

Proses jual beli saham di BEI

Cara menjadi investor:

1. Mengisi formulir yang telah disediakan oleh pihak Perusahaan Sekuritas, yaitu
formulir Pembukaan Sub Rekening Efek dan formulir Rekening Dana Investor
(RDI).
2. Memberikan dokumen yang diperlukan, yaitu foto copy KTP yang berlaku dan
NPWP serta fotocopy bagian depan buku tabungan yang akan didaftarkan dalam
formulir Pembukaan Sub Rekening Efek.
3. Setoran dana awal ke rekening di bank RDI atas nama calon investor saham.
Masing-masing broker menentukan deposit berbeda-beda (dimulai dari
Rp100.000,-).
4. Setelah disetujui, selanjutnya kita sudah siap bertransaksi !!!

Yuk Nabung Saham


Yuk Nabung Saham adalah sebuah campaign yang mengajak masyarakat Indonesia
untuk berinvestasi di pasar modal melalui share saving. Sebagai upaya dalam
mengembangkan industri pasar modal di Indonesia, PT Bursa Efek Indonesia (BEI)
senantiasa mengedukasi dan mengembangkan industri ke arah yang lebih baik. Tujuan
BEI tidak semata fokus pada penambahan jumlah investor baru, namun juga berupaya
untuk menanamkan kebutuhan berinvestasi di pasar modal yang secara tidak langsung
akan meningkatkan jumlah investor aktif di pasar modal Indonesia.

20

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758


Modul WPPE | MPE

Mekanisme Yuk Nabung Saham

G. Instrumen di Pasar Modal Indonesia


Di dalam pasar modal diperdagangkan beberapa jenis aset finansial. Contoh aset
finansial ini adalah saham, surat utang, reksadana dan derivatif.
1. Saham
Saham merupakan tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan
usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan
menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut menjadi pemilik
perusahaan tersebut sebesar modal yang ditanamkan. Hal ini menyebabkan
pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas aset
perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
2. Surat Utang
Surat Utang adalah surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan dan
menyatakan bahwa perusahaan bersedia membayar sejumlah uang tertentu di
masa depan kepada pemegang surat utang tersebut. Selain membayar uang
sejumlah pokok pinjaman, perusahaan juga membayar bunga pinjaman atau
kupon bunga secara periodik.
3. Reksa Dana
Merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya
pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk
menghitung risiko atas investasi mereka. Reksa Dana dirancang sebagai sarana
untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai
keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan
pengetahuan yang terbatas. Reksa Dana juga diharapkan dapat meningkatkan
peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia. Mengacu kepada
Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat
(27) didefinisikan bahwa Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan
dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
4. Derivatif
Derivatif adalah produk turunan dari underlying asset, dalam hal ini saham.
Contoh produk yang termasuk dalam jenis derivatif adalah futures dan option

21

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758


Modul WPPE | MPE

PASAR MODAL SYARIAH


Pasar modal syariah adalah kegiatan dalam pasar modal sebagaimana yang diatur dalam
UUPM yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Pasar modal syariah merupakan
suatu sistem yang tidak terpisahkan dari sistem pasar modal secara keseluruhan. Kegiatan
Pasar Modal Syariah tidak memiliki perbedaan dengan pasar modal konvensional, namun
terdapat beberapa karakteristik khusus Pasar Modal Syariah yaitu bahwa produk dan
mekanisme transaksi tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.

Penerapan prinsip syariah di pasar modal tentunya bersumberkan pada Al Quran sebagai
sumber hukum tertinggi dan Hadits Nabi Muhammad SAW. Selanjutnya, dari kedua sumber
hukum tersebut para ulama melakukan penafsiran yang kemudian disebut ilmu fiqih. Salah
satu pembahasan dalam ilmu fiqih adalah pembahasan tentang muamalah, yaitu hubungan
diantara sesama manusia terkait perniagaan. Berdasarkan itulah kegiatan pasar modal
syariah dikembangkan dengan basis fiqih muamalah. Terdapat kaidah fiqih muamalah yang
menyatakan bahwa Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada
dalil yang mengharamkannya. Konsep inilah yang menjadi prinsip pasar modal syariah di
Indonesia.

Gambar 5 – Landasan Hukum Pasar Modal Syariah

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan, 2014


A. Sejarah Pasar Modal Syariah
Sejarah Pasar Modal Syariah di Indonesia dimulai dengan diterbitkannya Reksa Dana
Syariah oleh PT. Danareksa Investment Management (DIM) pada 3 Juli 1997.
Selanjutnya, Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta) berkerjasama dengan DIM
meluncurkan Jakarta Islamic Index (JII) pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan untuk
memandu investor yang ingin menginvestasikan dananya secara syariah. Dengan
hadirnya indeks tersebut, maka para pemodal telah disediakan saham-saham yang dapat
dijadikan sarana berinvestasi sesuai dengan prinsip syariah.

Pada tanggal 18 April 2001, untuk pertama kali Dewan Syariah Nasional Majelis
Ulama Indonesia (DSN-MUI) mengeluarkan fatwa yang berkaitan langsung dengan
pasar modal, yaitu Fatwa Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanan
Investasi Untuk Reksa Dana Syariah. Selanjutnya, instrumen investasi syariah di
pasar modal terus bertambah dengan kehadiran Obligasi Syariah PT. Indosat Tbk
pada awal September 2002. Instrumen ini merupakan Obligasi Syariah pertama dan
akad yang digunakan adalah akad mudharabah.

Sejarah Pasar Modal Syariah juga dapat ditelusuri dari perkembangan institusional
yang terlibat dalam pengaturan Pasar Modal Syariah tersebut. Perkembangan
tersebut dimulai dari MoU antara Bapepam dan DSN-MUI pada tanggal 14 Maret
2003. MoU menunjukkan adanya kesepahaman antara Bapepam dan DSN-MUI untuk
mengembangkan pasar modal berbasis syariah di Indonesia.

22
Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758
Modul WPPE | MPE

Dari sisi kelembagaan Bapepam-LK, perkembangan Pasar Modal Syariah ditandai


dengan pembentukan Tim Pengembangan Pasar Modal Syariah pada tahun 2003.
Selanjutnya, pada tahun 2004 pengembangan Pasar Modal Syariah masuk dalam
struktur organisasi Bapepam dan LK, dan dilaksanakan oleh unit setingkat eselon IV
yang secara khusus mempunyai tugas dan fungsi mengembangkan pasar modal
syariah. Sejalan dengan perkembangan industri yang ada, pada tahun 2006 unit
eselon IV yang ada sebelumnya ditingkatkan menjadi unit setingkat eselon III.

Pada tanggal 23 Nopember 2006, Bapepam-LK menerbitkan paket Peraturan


Bapepam dan LK terkait Pasar Modal Syariah. Paket peraturan tersebut yaitu
Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A13 tentang Penerbitan Efek Syariah dan
Nomor IX.A.14 tentang Akad-akad yang digunakan dalam Penerbitan Efek Syariah di
Pasar Modal. Selanjutnya, pada tanggal 31 Agustus 2007 Bapepam-LK menerbitkan
Peraturan Bapepam dan LK Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek
Syariah dan diikuti dengan peluncuran Daftar Efek Syariah pertama kali oleh
Bapepam dan LK pada tanggal 12 September 2007.

Perkembangan Pasar Modal Syariah mencapai tonggak sejarah baru dengan


disahkannya UU Nomor 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara
(SBSN) pada tanggal 7 Mei 2008. Undang-undang ini diperlukan sebagai landasan
hukum untuk penerbitan surat berharga syariah negara atau sukuk negara. Pada
tanggal 26 Agustus 2008 untuk pertama kalinya Pemerintah Indonesia menerbitkan
SBSN seri IFR0001 dan IFR0002.

Pada tanggal 30 Juni 2009, Bapepam-LK telah melakukan penyempurnaan terhadap


Peraturan Bapepam-LK Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah dan II.K.1
tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah.

Sejak tahun 2001, telah terdapat 14 fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah
Nasional – MUI tentang Pasar Modal Syariah di Indonesia. Investasi di pasar saham
telah mendapatkan pengakuan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Fatwa
Fatwa No.80/DSN-MUI/III/2011

23

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758


Modul WPPE | MPE

Penerapan Prinsip Syariah Dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas Di


Pasar Reguler Bursa Efek:
1. Transaksi saham dianggap sesuai Syariah apabila
• Hanya melakukan jual-beli saham Syariah
• Tidak melakukan transaksi yang dilarang secara Syariah
2. Saham yang sudah di beli boleh ditransaksikan kembali meskipun settlement baru
dilaksanakan pada T+2 sesuai prinsip Qabdh Hukmi (penguasaan aset oleh pembeli
secara dokumen kepemilikan aset yang dibelinya baik dalam bentuk catatan
elektronik maupun non-elektronik
3. Transaksi efek di Bursa Efek menggunakan akad Bai’ Al-musawamah (akad jual
beli dengan kesepakatan harga pasar yang wajar melalui mekanisme tawar
menawar yang berkesinambungan)

Indeks Syariah
a. Indonesia Sharia Stock Index (ISSI)

‒ ISSI merupakan indeks saham yang mencerminkan keseluruhan saham


syariah yang tercatat di BEI.
‒ Konstituen ISSI adalah keseluruhan saham syariah tercatat di BEI dan
terdaftar dalam Daftar Efek Syariah (DES).
‒ Konstituen ISSI direview setiap 6 bulan sekali (Mei dan November) dan
dipublikasikan pada awal bulan berikutnya.
‒ Konstituen ISSI juga dilakukan penyesuaian apabila ada saham syariah
yang baru tercatat atau dihapuskan dari DES.
‒ Metode perhitungan indeks: rata-rata tertimbang dari kapitalisasi pasar
‒ Tahun dasar: Desember 2007
‒ Peluncuran: 12 Mei 2011

Proses Seleksi ISSI dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)


1. Tidak Melakukan Kegiatan Usaha Yang Dilarang Secara Syariah dan Tercatat di
BEI
2. Rasio Utang Berbasis Bunga dibandingkan Total Aset ≤ 45%
3. Rasio Pendapatan Non Halal terhadap Total Pendapatan ≤ 10%

b. Jakarta Islamic Index (JII)


‒ JII merupakan indeks saham yang mencerminkan kinerja 30 saham
dengan kapitalisasi pasar dan nilai transaksi terbesar diantara saham
syariah yang tercatat di BEI.
‒ 30 saham konstituen JII diseleksi dari saham dalam DES.
‒ Konstituen JII direview setiap 6 bulan sekali (Mei dan November)
dan dipublikasikan setiap awal bulan berikutnya.
‒ Metode perhitungan indeks: rata-rata tertimbang dari kapitalisasi pasar.
‒ Tahun dasar: Januari 1995
‒ Peluncuran: 3 Juli 2000

Proses Seleksi JII dilakukan oleh OJK dan BEI

1. Saham Syariah yang terdapat di DES dan menjadi konstituen ISSI


2. 60 saham dengan kapitalisasi terbesar
3. 30 saham dengan nilai transaksi terbesar

B. Dasar Hukum
Sebagai bagian dari sistem pasar modal Indonesia, kegiatan di Pasar modal yang
menerapkan prinsip-prinsip syariah juga mengacu kepada Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal berikut peraturan pelaksananaannya (Peraturan
Bapepam-LK, Peraturan Pemerintah, Peraturan Bursa dan lain-lain).

24
Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758
Modul WPPE | MPE

Bapepam-LK selaku regulator pasar modal di Indonesia, memiliki beberapa


peraturan khusus terkait pasar modal syariah, sebagai berikut:
1. Peraturan Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah
2. Peraturan Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah

Peraturan Nomor IX.A.14 tentang Akad-akad yang digunakan dalam Penerbitan Efek
C. Instrumen Pasar Modal Syariah
Produk syariah di pasar modal antara lain berupa surat berharga atau efek.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM),
Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial,
saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak investasi kolektif,
kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek.

Sejalan dengan definisi tersebut, maka produk syariah yang berupa efek harus tidak
bertentangan dengan prinsip syariah. Oleh karena itu efek tersebut dikatakan
sebagai Efek Syariah. Dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.13 tentang
Penerbitan Efek Syariah disebutkan bahwa Efek Syariah adalah Efek sebagaimana
dimaksud dalam UUPM dan peraturan pelaksanaannya yang akad, cara, dan
kegiatan usaha yang menjadi landasan pelaksanaannya tidak bertentangan dengan
prinsip - prinsip syariah di Pasar Modal

Efek-efek yang dimuat dalam Daftar Efek Syariah yang ditetapkan oleh Bapepam–LK
meliputi:
1. Surat Berharga Syariah yang diterbitkan oleh Negara Republik Indonesia.
2. Efek yang diterbitkan oleh Emiten atau perusahaan publik yang menyatakan
bahwa kegiatan usaha serta cara pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan
prinsip syariah sebagaimana tertuang dalam anggaran dasar.
3. Sukuk yang diterbitkan oleh Emiten termasuk Obligasi Syariah yang telah
diterbitkan oleh emiten sebelum ditetapkannya peraturan ini.
4. Reksa Dana Syariah.
5. Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif Reksa Dana Syariah.
6. Efek Beragun Aset Syariah.
7. Efek berupa saham, termasuk Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD)
syariah dan waran syariah, yang diterbitkan oleh emiten atau perusahaan publik
yang tidak menyatakan bahwa kegiatan usaha serta cara pengelolaan usahanya
dilakukan berdasarkan prinsip syariah.
8. Efek syariah yang memenuhi prinsip-prinsip syariah di Pasar Modal yang
diterbitkan oleh lembaga internasional dimana Pemerintah Indonesia menjadi
salah satu anggotanya
9. Efek syariah lainnya.

Sampai dengan saat ini, Efek Syariah yang telah diterbitkan di pasar modal Indonesia
meliputi Saham Syariah, Sukuk dan Unit Penyertaan dari Reksa Dana Syariah.

25

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758


Modul WPPE | MPE

MEKANISME PERDAGANGAN EFEK

I. PERDAGANGAN EFEK

Bursa Efek dan Fungsinya dalam Perdagangan Efek


Sebelum tahun 2007, Indonesia memiliki dua bursa efek yaitu Bursa Efek Jakarta
(BEJ) yang berlokasi di Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (BES) yang berlokasi di
Surabaya. BEJ lebih fokus pada penyelenggaraan perdagangan efek yang berbasis
saham, sementara BES lebih fokus pada perdagangan efek yang berbasis surat
utang dan derivatif.

Mekanisme perdagangan efek di pasar modal, selain dilakukan melalui bursa efek,
dapat pula dilakukan di luar bursa efek (Over The Counter/OTC). Sampai dengan
saat ini, sebagian besar instrumen efek yang diperdagangkan di pasar modal dunia
pada umumnya dilakukan melalui mekanisme perdagangan dibursa efek. Dalam
mekanisme ini, bursa efek bertindak sebagai penyelenggara perdagangan efek
serta penyedia sarana sistem perdagangan (trading system) yang mempertemukan
antara penjual dan pembeli efek, serta penyedia prasarana lainnya seperti
perangkat peraturan agar perdagangan efek di bursa dapat berjalan secara teratur,
wajar dan efisien.

Bagi para pemodal yang ingin melakukan perdagangan efek di bursa, dapat
melaksanakannya melalui Perantara Pedagang Efek (Brokerage Firm) dengan
memberikan pesanan jual ataupun beli efek, yang kemudian pesanan tersebut
diteruskan oleh Perantara Pedagang Efek dalam bentuk order jual ataupun order
beli efek ke dalam sistem perdagangan bursa.

Dalam melakukan perdagangan efek, Bursa Efek Indonesia hanya menangani


perdagangan efek pada pasar sekunder, yaitu perdagangan efek setelah melewati
tahap penawaran umum pada pasar perdana atau lebih dikenal dengan IPO (Initial
Public Offering).

II. PENAWARAN UMUM SAHAM (GO PUBLIC)

II.1. Penawaran Umum(Go-Public)


Perusahaan yang membutuhkan dana untuk kegiatan usahanya dapat
menghimpun dana dari masyarakat melalui penjualan efek di Pasar Modal.
Hal ini dilakukan melalui suatu mekanisme yang disebut penawaran umum.
Perusahaan yang menjual atau menawarkan efek biasa disebut dengan
Emiten atau Issuer.
Secara umum yang dimaksud dengan penawaran umum perdana suatu
saham atau sering pula disebut dengan istilah Initial Public Offering (IPO)
atau go public adalah suatu kegiatan penawaran saham yang dilakukan oleh
Emiten (perusahaan yang go public) kepada masyarakat atau para pemodal
berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU Pasar Modal serta peraturan
Bapepam-LK No.IX.A.2 tentang Tata Cara Pendaftaran dalam Rangka
Penawaran Umum sebagai peraturan pelaksanaan.

II.2. Manfaat dari Go-Public


1. Memperoleh sumber pendanaan baru
2. Memberikan competitive advantage untuk pengembangan usaha
3. Melakukan merger atau akuisisi perusahaan lain dengan pembiayaan
melalui penerbitan saham baru
4. Peningkatan kemampuan going concern

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 26


Modul WPPE | MPE

5. Meningkatkan citra perusahaan


6. Meningkatkan nilai perusahaan

II.3. Konsekuensi dari Go-Public


1. Berbagi kepemilikan
2. Mematuhi peraturan pasar modal yang berlaku

II.4. Pihak yang Terlibat dalam Penawaran Umum Saham


1. Emiten
Perusahaan yang akan melakukan penawaran umum.

2. Penjamin Emisi
Pihak yang paling banyak terlibat membantu emiten dalam rangka
penerbitan saham. Penjamin emisi adalah perusahaan efek yang
menjembatani calon emiten dengan pasar modal. Bersama dengan calon
emiten, perusahaan efek ini menunjuk pihak-pihak seperti akuntan
publik, perusahaan penilai (appraisal), konsultan hukum, dan notaris.
Kegiatan penjamin emisi antara lain adalah membantu menyiapkan
prospektus dan memberikan penjaminan atas penerbitan saham.
Izin usaha sebagai Penjamin Emisi Efek berlaku juga sebagai izin usaha
Perantara Pedagang Efek. Sedangkan izin usaha sebagai Perantara
Pedagang Efek tidak dapat digunakan untuk melakukan kegiatan usaha
sebagai Penjamin Emisi Efek
3. Akuntan publik atau auditor independen
Pihak yang berperan dalam melakukan audit atau pemeriksaan atas
laporan keuangan calon emiten.
4. Penilai
Pihak yang melakukan penilaian terhadap aktiva tetap perusahaan,
sehingga nantinya bersama dengan komponen-komponen lainnya
(kinerja keuangan dan operasional) dapat ditentukan harga saham yang
layak saat go public.
5. Konsultan hukum
Pihak yang bertugas untuk memberikan pendapat dari segi hukum yaitu
melakukan audit atas aspek hukum dari bisnis, aset, dan berbagai produk
hukum yang pernah dan akan dikeluarkan oleh perusahaan.
6. Notaris
Pihak yang bertugas untuk membuat akta-akta perubahan Anggaran
Dasar, akta perjanjian-perjanjian dalam rangka penawaran umum, dan
notulen-notulen rapat.

II.5. Istilah-istilah dalam Proses Penawaran Umum


1. Afiliasi
a) Hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat
kedua, baik secara horisontal maupun vertikal;
b) Hubungan antara Pihak dengan pegawai, direktur, atau komisaris dari
pihak tersebut;
c) Hubungan antara 2 (dua) perusahaan dimana terdapat satu atau lebih
anggota direksi atau dewan komisaris yang sama;
d) Hubungan antara perusahaan dan pihak, baik secara langsung
maupun tidak langsung mengendalikan atau dikendalikan oleh
perusahaan tersebut;
e) Hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan, baik
langsung maupun tidak langsung, oleh pihak yang sama; atau
f) Hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama.

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 27


Modul WPPE | MPE

g) Wali amanat dilarang mempunyai hubungan afiliasi dengan emiten,


kecuali hubungan afiliasi tersebut terjadi karena kepemilikan atau
penyertaan modal pemerintah.

2. Informasi atau Fakta Material


Adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa,
kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pada Bursa
Efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau pihak lain yang
berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut.

3. Perusahaan Publik
Adalah perseroan yang sahamnya telah dimiliki oleh 300 (tigaratus)
pemegang saham dan memiliki modal disetor sekurang-kurangnya Rp.
3.000.000.000, - (tiga milyar rupiah) atau suatu jumlah pemegang
saham dan modal disetor yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

4. Penawaran Umum
Adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan untuk menjual efek
kepada masyarakat dengan menggunakan media massa atau ditawarkan
kepada lebih dari 100 (seratus) pihak atau telah dijual kepada lebih dari
50 (limapuluh) pihak dalam batas nilai dan waktu tertentu. Berdasarkan
peraturan Bapepam-LK No. IX.A.2, untuk bisa melaksanakan Penawaran
Umum, calon emiten harus menyampaikan Pernyataan Pendaftaran dan
dokumen pendukungnya kepada OJK sesuai ketentuan dan peraturan
OJK. Pernyataan Pendaftaran tersebut harus sudah menjadi efektif.
Emiten bertanggung jawab atas kelengkapan dan kebenaran informasi
yang diungkapkan dalam Pernyataan Pendaftaran dan dokumen
pendukungnya. Hal ini juga berlaku bagi pihak-pihak yang memberikan
pendapat, keterangan, dan atau persetujuan terhadapnya yang dimuat
di Pernyataan Pendaftaran dan dokumen pendukungnya.

5. Prinsip Keterbukaan
Adalah pedoman umum yang mensyaratkan Emiten, Perusahaan Publik,
dan Pihak lain yang tunduk pada Undang-undang ini untuk
menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh
informasi material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat
berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek dimaksud dan
atau harga dari efek tersebut.

6. Prospektus
Adalah setiap informasi tertulis sehubungan dengan penawaran umum
dengan tujuan agar pihak lain membeli efek.
Informasi yang sekurang-kurangnya harus diungkapkan adalah:
1) Uraian tentang penawaran umum
2) Penggunaan dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum
3) Analisis dan pembahasan oleh manajemen
4) Risiko usaha
5) Keterangan tentang emiten
6) Kegiatan dan prospek usaha dari emiten
7) Ikhtisar data keuangan penting
8) Anggaran dasar
9) Persyaratan pemesanan pembeliaN

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 28


Modul WPPE | MPE

Gambar 1 – Informasi Dasar pada Prospektus

Gambar 2
Contoh Penawaran Umum Perdana Saham Garuda

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 29


Modul WPPE | MPE

Gambar 3
Contoh Penjamin Pelaksana Emisi Efek pada Prospektus
Penawaran Umum Saham Garuda

II.6. Jadwal Penawaran Umum

Gambar 4
Jadwal Penawaran Umum

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 30


Modul WPPE | MPE

II.7. Proses Penawaran Umum

Gambar 5
Proses dalam Penawaran Umum

Persiapan
•RUPS Pendaftaran Penawaran Pencatatan
•Menunjuk Penjamin •Prospektus Ringkas •Initial Public Offering •Papan Utama
Emisi dan Profesi •Dokumen •Tahap paling penting •Papan
Penunjang Pasar pendukung dalam pengumpulan Pengembangan
Modal modal perusahaan
•Pihak ketiga dari publik
mengolah data
perusahaan

A. Tahap Persiapan
Tahap awal dalam rangka mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan
dengan proses penawaran umum. Pada tahap yang paling awal, perusahaan
yang akan menerbitkan saham (calon emiten) terlebih dahulu melakukan
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk meminta persetujuan para
pemegang saham dalam rangka penawaran umum saham.

Setelah memperoleh persetujuan, calon emiten menunjuk penjamin emisi


serta lembaga dan profesi penunjang pasar modal yang diperlukan. Dalam
tahap persiapan ini, yang mengolah data perusahaan bukan lagi pihak
perusahaan sendiri, tetapi pihak-pihak luar ikut terlibat.

Mereka sudah memahami tugas dan fungsinya bagi perusahaan. Oleh


karena itu, untuk kelancaran proses go public sebuah perusahaan,
perusahaan tersebut disarankan menggunakan profesi penunjang pasar
modal yang sudah memperoleh izin dari OJK.

B. Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran


Pada tahap ini calon emiten beserta penjamin emisi membawa dokumen
yang terangkum dalam prospektus ringkas calon emiten ke OJK. Prospektus
ringkas merupakan keterangan ringkas mengenai calon emiten dalam
jangka waktu minimal tiga tahun terakhir. Oleh karena itu, prospektus harus
secara ringkas dan padat memuat berbagai informasi terkait dengan calon
emiten, antara lain yaitu profil perusahaan (company profile), kinerja
operasional perusahaan seperti laporan keuangan, proyeksi kinerja
perusahaan, serta untuk kepentingan apa dana masyarakat dibutuhkan.

Seluruh pernyataan diperiksa secara rinci oleh OJK, lengkap dengan


dokumen pendukungnya. Contohnya jika penjamin emisi memperkirakan
harga jual tiap lembar saham adalah Rp2000 maka dokumen pendukung hal
tersebut harus ada, jelas, dan transparan. Secara garis besar, pada tahap
ini calon emiten menyampaikan pendaftaran kepada OJK dilengkapi dengan
dokumen-dokumen pendukung hingga OJK menyatakan Pernyataan
Pendaftaran menjadi efektif.

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 31


Modul WPPE | MPE

Gambar 6

C. Tahap Penawaran Saham

Jika pernyataan pendaftaran sudah dinyatakan efektif, maka saham


perusahaan tersebut sudah dapat dijual. Penjualan dilakukan melalui
penawaran umum (initial public offering/IPO). Tahap ini merupakan tahap
utama karena pada tahap ini emiten menawarkan saham kepada
masyarakat investor.

Penjualan saham melalui mekanisme IPO disebut dengan penjualan saham


di pasar perdana. Investor dapat membeli saham tersebut melalui agen-
agen penjual. Agen-agen penjual ini adalah perusahaan efek atau pihak lain
yang ditunjuk sebelumnya dan tercantum di dalam prospektus. Masa
Penawaran sekurang-kurangnya tiga hari kerja. Dalam tahap ini tidak
seluruh keinginan investor terpenuhi. Misalkan saham yang dilepas ke pasar
perdana sebanyak 100 juta saham sementara yang ingin dibeli oleh seluruh
investor berjumlah 150 juta saham. Jika investor tidak memperoleh saham
pada pasar perdana, maka investor tersebut dapat membeli di pasar
sekunder yaitu setelah saham dicatatkan di Bursa Efek.

Hingga tahap IPO, perusahaan sudah dapat dinyatakan sebagai perusahaan


publik atau terbuka (Tbk). Perusahaan dapat langsung mencatatkan
sahamnya di BEI setelah IPO. Namun tidak ada kewajiban bagi saham
perusahaan untuk langsung tercatat (listed). Meskipun tidak langsung
tercatat, perusahaan yang telah melakukan IPO tetap mengikuti aturan
mengenai keterbukaan di pasar modal, artinya laporan keuangan, corporate
action dan keterbukaan informasi lainnya harus disampaikan ke public.

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 32


Modul WPPE | MPE

Gambar 7
Alur Proses Penawaran Umum – Setelah Efektif

D. Tahap Pencatatan Saham di Bursa Efek

Setelah penjualan saham di pasar perdana selesai, saham tersebut dapat


dicatatkan di Bursa Efek Indonesia. Namun hal ini tergantung apakah emiten
tersebut memenuhi persyaratan (listing requirements) yang berlaku di BEI.

Berdasarkan evaluasi dan penilaian Bursa, Bursa menyampaikan penolakan


atau memberikan persetujuan prinsip atas permohonan pencatatan
selambat-lambatnya 10 (sepuluh) Hari Bursa sejak Bursa memperoleh
dokumen dan atau informasi secara lengkap. Dalam proses evaluasi atas
permohonan pencatatan tersebut, Bursa akan meminta calon Perusahaan
Tercatat melakukan presentasi mengenai rencana pencatatan sahamnya,
dan Bursa juga melakukan company visit ke calon Perusahaan Tercatat.

Proses evaluasi calon Emisi didasarkan pada kinerja Perusahaan selama 3


tahun terakhir, termasuk kepatuhan dan pemenuhan kewajiban Perusahaan
Tercatat bila sudah pernah menerbitkan Surat utang atau Sukuk
sebelumnya. Bursa akan melakukan proses Perjanjian Pendahuluan
Pencatatan Efek (PPPE) selambat-lambatnya 10 Hari Bursa sejak Bursa
memperoleh dokumen dan atau informasi secara lengkap. Calon Perusahaan
Tercatat akan dicatatkan untuk pertama kalinya di Papan Utama atau di
Papan Pengembangan apabila memenuhi persyaratan seperti pada Tabel 1
berikut ini.

Tabel 1 – Papan Pencatatan di Bursa Efek Indonesia


Papan Utama Papan Pengembangan
Telah memenuhi persyaratan Telah memenuhi persyaratan
umum pencatatan saham. umum pencatatan saham.
Sampai dengan diajukannya Sampai dengan diajukannya
permohonan pencatatan, telah permohonan pencatatan, telah
melakukan kegiatan melakukan kegiatan operasional
operasional dalam usaha utama dalam usaha utama (core
(core business) yang sama business) yang sama minimal 12
minimal 36 bulan berturut- bulan berturut-turut.
turut.

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 33


Modul WPPE | MPE

Laporan Keuangan telah diaudit Laporan Keuangan Auditan tahun


3 tahun buku terakhir, dengan buku terakhir yang mencakup
ketentuan Laporan Keuangan minimal 12 bulan dan Laporan
Auditan 2 tahun buku terakhir Keuangan Auditan interim terakhir
dan Laporan Keuangan Auditan (jika ada) memperoleh pendapat
interim terakhir (jika ada) Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
memperoleh pendapat Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP).
Berdasarkan Laporan Keuangan Memiliki Aktiva Berwujud Bersih
Auditan terakhir memiliki Aktiva (Net Tangible Asset) minimal
Berwujud Bersih (Net Tangible Rp5.000.000.000, -.
Asset) minimal
Rp100.000.000.000, -.
Jumlah saham yang dimiliki Jumlah saham yang dimiliki oleh
oleh pemegang saham yang pemegang saham yang bukan
bukan merupakan Pemegang merupakan Pemegang Saham
Saham Pengendali (minority Pengendali (minority shareholders)
shareholders) setelah setelah Penawaran Umum atau
Penawaran Umum atau perusahaan yang sudah tercatat di
perusahaan yang sudah tercatat Bursa Efek lain atau bagi
di Bursa Efek lain atau bagi Perusahaan Publik yang belum
Perusahaan Publik yang belum tercatat di Bursa Efek lain dalam
tercatat di Bursa Efek lain dalam periode 5 hari bursa sebelum
periode 5 hari bursa sebelum permohonan pencatatan,
permohonan pencatatan, sekurang-kurangnya 50.000.000
sekurang-kurangnya saham atau 35% dari modal
100.000.000 saham atau 35% disetor (mana yang lebih kecil).
dari modal disetor (mana yang
lebih kecil).
Jumlah pemegang saham paling Jumlah pemegang saham paling
sedikit 1.000 pemegang saham sedikit 500 pemegang saham yang
yang memiliki rekening Efek di memiliki rekening Efek di Anggota
Anggota Bursa Efek, dengan Bursa Efek, dengan ketentuan:
ketentuan:  Bagi Calon Perusahaan
 Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang melakukan
Tercatat yang melakukan penawaran umum, maka jumlah
penawaran umum, maka pemegang saham tersebut
jumlah pemegang saham adalah pemegang saham setelah
tersebut adalah pemegang penawaran umum perdana.
saham setelah penawaran  Bagi Calon Perusahaan Tercatat
umum perdana. yang berasal dari perusahaan
 Bagi Calon Perusahaan publik, maka jumlah pemegang
Tercatat yang berasal dari saham tersebut adalah jumlah
perusahaan publik, maka pemegang saham terakhir
jumlah pemegang saham selambat-lambatnya 1 bulan
tersebut adalah jumlah sebelum mengajukan
pemegang saham terakhir permohonan pencatatan.
selambat-lambatnya 1 bulan  Bagi Calon Perusahaan Tercatat
sebelum mengajukan yang tercatat di Bursa Efek lain,
permohonan pencatatan. maka jumlah pemegang saham
 Bagi Calon Perusahaan tersebut adalah dihitung
Tercatat yang tercatat di Bursa berdasarkan rata-rata per bulan
Efek lain, maka jumlah selama 6 bulan terakhir.
pemegang saham tersebut
adalah dihitung berdasarkan
rata-rata per bulan selama 6
bulan terakhir.

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 34


Modul WPPE | MPE

Jika calon Perusahaan Tercatat


mengalami rugi usaha atau belum
membukukan keuntungan atau
beroperasi kurang dari 2 tahun,
wajib selambat-lambatnya pada
akhir tahun buku ke-2 sejak
tercatat sudah memperoleh laba
usaha dan laba bersih berasarkan
proyeksi keuangan yang akan
diumumkan di Bursa.
Khusus bagi calon Perusahaan
Tercatat yang bergerak dalam
bidang yang sesuai dengan
sifatnya usahanya memerlukan
waktu yang cukup lama untuk
mencapai titik impas (seperti:
infrastruktur, perkebunan
tanaman keras, konsesi Hak
Pengelolaan Hutan (HPH) atau
Hutan Tanaman Industri (HTI)
atau bidang usaha lain yang
berkaitan dengan pelayanan
umum, maka berdasarkan
proyeksi keuangan calon
perusahaan tercatat tsb selambat-
lambatnya pada akhir tahun buku
ke-6 sejak tercatat sudah
memperoleh laba usaha dan laba
bersih.
Khusus calon Perusahaan Tercatat
yang ingin melakukan IPO,
perjanjian penjaminan emisinya
harus menggunakan prinsip
kesanggupan penuh (full
commitment).

E. Syarat Pencatatan Saham


1. Badan hukum Calon Perusahaan Tercatat berbentuk Perseroan Terbatas
(PT).
2. Pernyataan Pendaftaran yang disampaikan ke OJK telah menjadi efektif.
3. Memiliki Komisaris Independen sekurang-kurangnya 30% dari jajaran
anggota Dewan Komisaris, memiliki Direktur tidak terafiliasi, memiliki
Komite Audit atau menyampaikan pernyataan untuk membentuk Komite
Audit paling lambat 6 bulan setelah tercatat, memiliki Sekretaris
Perusahaan.
4. Nilai nominal saham sekurang-kurangnya Rp100.
5. Calon Perusahaan Tercatat tidak sedang dalam sengketa hukum yang
diperkirakan dapat mempengaruhi kelangsungan perusahaan.
6. Bidang usaha baik langsung atau tidak langsung tidak dilarang oleh
Undang-Undang yang berlaku di Indonesia.
7. Khusus calon Perusahaan Tercatat yang bergerak dalam industri
pabrikan, memiliki sertifikat AMDAL dan tidak dalam masalah
pencemaran lingkungan dan calon Perusahaan Tercatat yang bergerak
dalam industri kehutanan harus memiliki sertifikat ecolabelling (ramah
lingkungan).

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 35


Modul WPPE | MPE

8. Persyaratan pencatatan awal yang berkaitan dengan hal finansial


didasarkan pada laporan keuangan Auditan terakhir sebelum
mengajukan permohonan pencatatan.

Penempatan Perusahaan Tercatat didasarkan pada pemenuhan persyaratan


pencatatan awal pada masing-masing papan pencatatan. Meskipun terdapat
dua papan pencatatan, perdagangan saham antara keduanya tidak berbeda,
tetap dalam satu pasar.

Papan Utama ditujukan untuk Perusahaan Tercatat yang berskala besar,


khususnya dalam hal nilai Aktiva Berwujud Bersih (Net Tangible Assets)
yang sekurang-kurangnya Rp100 miliar. Sementara Papan Pengembangan
dimaksudkan untuk perusahaan-perusahaan yang belum dapat memenuhi
persyaratan pencatatan di Papan Utama, termasuk perusahaan yang
prospektif namun belum membukukan keuntungan.

F. Pencatatan untuk Efek Selain Saham

Untuk Surat utang, Sukuk dan EBA tidak memiliki papan pencatatan yang
terpisah sebagaimana pada Saham. Semua efek yang dicatatkan memiliki
persyaratan dan standar yang sama untuk masing-masing jenis instrumen.
Perusahaan Tercatat yang telah mendapatkan Pernyataan Efektif, wajib
menyampaikan permohonan pencatatan Surat utang / Sukuk / EBA
selambat-lambatnya 8 Hari Bursa dan membayar Biaya Pencatatan Awal
selambat-lambatnya 3 Hari Bursa sebelum tanggal pencatatan. Bursa akan
mengumumkan pencatatan 1 Hari Bursa sebelum tanggal pencatatan.

Efek selain saham yang dapat dicatatkan di BEI dapat berupa:


1. Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (Exchange Traded
Fund/ETF)
2. Sertifikat Penitipan Efek Indonesia (SPEI)
3. Surat utang
4. Sukuk
5. Efek Beragun Aset (EBA)

G. Sertifikat Penitipan Efek Indonesia (SPEI)

Persyaratan pencatatan SPEI adalah sebagai berikut:


1. Pernyataan Pendaftaran yang disampaikan ke OJK telah menjadi efektif.
2. Permohonan pencatatan SPEI di Bursa hanya dapat diajukan oleh
Perusahaan Sponsor yang bersangkutan, Perseroan atau Konsultan
Hukum yang terdaftar di OJK yang diberi kuasa untuk mewakili
Perusahaan Sponsor.
3. Surat pernyataan dari Direksi Perusahaan Sponsor, yang menyatakan
mengenai:
a. Pemegang SPEI memiliki hak-hak yang sebanding dengan hak-hak
yang dimiliki oleh pemegang saham Perusahaan Sponsor termasuk
hak suara dalam RUPS Perusahaan Sponsor.
b. Penggunaan hak suara di dalam RUPS sebagaimana dimaksud dalam
ketentuan di atas, hanya dapat dilakukan oleh Pemegang SPEI
dengan memberikan proxy suaranya kepada Bank Kustodian.
c. Hak pemegang SPEI untuk menukar SPEI menjadi Efek Perusahaan
Sponsor dan hak pemegang Efek Perusahaan Sponsor untuk
menukar Efek yang dimilikinya menjadi SPEI.
d. Prosedur penukaran SPEI menjadi Efek Perusahaan Sponsor atau
penukaran Efek Perusahaan Sponsor menjadi SPEI.
1. Memiliki Nilai Kapitalisasi SPEI sekurang-kurangnya Rp250
miliar.

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 36


Modul WPPE | MPE

2. Jumlah pemegang SPEI paling sedikit dimiliki oleh 300 pemodal


yang memiliki rekening Efek di Anggota Bursa Efek.
3. Perusahaan Sponsor wajib menunjuk Bank Kustodian untuk
bertindak atas nama Perusahaan Sponsor dalam
penyelenggaraan fungsi antara lain:
a. Sebagai Sekretaris Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.I.4 tentang
Pembentukan Sekretaris Perusahaan dengan menunjuk
sekurang-kurangnya 1 orang pejabat Bank Kustodian.
b. Melaksanakan konversi dari Efek Utama menjadi SPEI dan
atau konversi dari SPEI menjadi Efek Utama.
c. Mewakili kepentingan Pemegang SPEI dalam hal Perusahaan
Sponsor melakukan RUPS.
d. Menyampaikan permohonan kepada Bursa untuk melakukan
penyesuaian atas jumlah SPEI dalam hal Perusahaan Sponsor
melakukan tindakan korporasi yang mengakibatkan
penambahan dan atau pengurangan jumlah Efek Perusahaan
Sponsor.
e. Menerbitkan daftar Pemegang SPEI dalam rangka
pendistribusian dividen atau hak lain yang diperoleh setiap
Efek Utama kepada setiap pemilik SPEI.
f. Menyampaikan kepada Bursa jadwal-jadwal tindakan
korporasi yang dilakukan oleh Perusahaan Sponsor termasuk
penentuan harga teoritis sebagai akibat rencana pelaksanaan
tindakan korporasi tersebut
g. Menyediakan sarana penitipan Efek Utama.
h. Melakukan administrasi data terkini atas kepemilikan SPEI.
4. Bank Kustodian wajib melaporkan kepada Bursa setiap penukaran SPEI
menjadi Efek Perusahaan Sponsor atau penukaran Efek Perusahaan
Sponsor menjadi SPEI, selambat-lambatnya pada Hari Bursa berikutnya
setelah terjadinya penukaran tersebut.
5. Harga perdana SPEI pada saat dicatatkan sekurang-kurangnya Rp1.000,
-.
6. Sampai dengan diajukannya permohonan pencatatan, secara substansi
telah melakukan kegiatan operasional dalam usaha utama (core
business) yang sama sekurang-kurangnya selama 36 bulan berturut-
turut.
7. Membukukan laba usaha sekurang-kurangnya pada 3 tahun buku
terakhir berturut-turut yang menunjukkan pertumbuhan.
8. Laporan Keuangan Perusahaan Sponsor telah diaudit sekurang-
kurangnya 3 tahun buku terakhir, dengan ketentuan Laporan Keuangan
Auditan 2 tahun buku terakhir dan Laporan Keuangan Auditan interim
terakhir (jika ada) memperoleh pendapat Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP).
9. Berdasarkan Laporan Keuangan Auditan terakhir memiliki Aktiva
Berwujud Bersih (Net Tangible Assets) sekurang-kurangnya setara
dengan Rp250 miliar.

H. Pencatatan Surat Utang/ Sukuk

Persyaratan Pencatatan Surat utang dan Sukuk adalah sebagai berikut:


1. Memenuhi ketentuan umum pencatatan Efek;
2. Berbentuk Badan Hukum;
3. Telah beroperasi sekurang-kurangnya 3 tahun;
4. Ekuitas sekurang-kurangnya Rp20 miliar;
5. Menghasilkan laba usaha untuk 1 tahun terakhir;
6. Pernyataan Pendaftaran telah Efektif;

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 37


Modul WPPE | MPE

7. Laporan keuangan telah diperiksa Akuntan Publik yang terdaftar di OJK


untuk periode 3 tahun terakhir berturut-turut dengan sekurang-
kurangnya memperoleh pendapat Wajar Dengan Pengecualian (WDP);
8. Hasil pemeringkatan Efek dari lembaga pemeringkat Efek yang terdaftar
di OJK sekurang-kurangnya BBB- (investment grade).

I. Pencatatan ETF

Persyaratan Pencatatan ETF adalah sebagai berikut:


1. Pernyataan Pendaftaran Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi
Kolektif yang Unit Penyertaannya diperdagangkan di Bursa yang
disampaikan kepada OJK telah menjadi efektif.
2. Nilai awal Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang Unit
Penyertaannya diperdagangkan di Bursa sekurang-kurangnya sebesar
Rp5 miliar dan maksimum adalah sebesar nilai Unit Penyertaan Reksa
Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif sebagaimana tertuang dalam
Prospektus.

J. Pencatatan Efek Beragun Aset (EBA)

Persyaratan Pencatatan EBA adalah sebagai berikut:


1. Pernyataan Pendaftaran telah Efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
2. Laporan Keuangan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset
(KIKEBA) terakhir telah diperiksa Akuntan Publik yang terdaftar di OJK
dengan sekurang-kurangnya memperoleh pendapat Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP).
3. Hasil pemeringkatan Efek dari lembaga pemeringkat Efek yang terdaftar
di OJK sekurang-kurangnya BBB- (investment grade).
4. Permohonan Pencatatan disampaikan oleh Manajer Investasi.

III. PASAR PERDAGANGAN EFEK

III.1. Pasar Perdana


Pasar perdana adalah pasar dimana perusahaan-perusahaan yang
membutuhkan dana menjual atau menawarkan efek, baik berupa saham, surat
utang atau efek lainnya, secara langsung kepada para calon pemodal. Pada
pasar perdana harga efek ditetapkan lebih dahulu.

III.2. Prosedur Penawaran dan Pemesanan Efek di Pasar Perdana


1) Penawaran Perdana suatu Saham atau Surat utang suatu perusahaan kepada
investor publik dilakukan melalui Penjamin Emisi dan Agen Penjual. Tata cara
pemesanan saham atau surat utang seperti, “harga penawaran”, “jumlah
saham yang ditawarkan”, “masa penawaran”, dan informasi lain yang
penting harus dipublikasikan di surat kabar berskala nasional, dan juga
dibagikan ke publik dalam bentuk prospektus.
2) Investor yang berminat, dapat memesan Saham atau Surat utang dengan
cara menghubungi Penjamin Emisi atau Agen Penjual, dan kemudian
mengikuti prosedur yang telah ditetapkan.
3) Investor kemudian melakukan pemesanan Saham atau Surat utang tersebut
dengan disertai pembayaran.
4) Penjamin Emisi dan Agen Penjual kemudian mengumumkan hasil penawaran
umum tersebut kepada investor yang telah melakukan pemesanan.
5) Proses penjatahan Saham atau Surat utang (biasa disebut dengan
“allotment”) kepada investor yang telah memesan dilakukan oleh Penjamin
Emisi dan Emiten yang mengeluarkan Saham atau Surat utang

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 38


Modul WPPE | MPE

III.3. Istilah dalam Proses Penjatahan


1) Undersubscribed
Kondisi dimana total Saham atau Surat utang yang dipesan oleh investor
kurang dari total Saham atau Surat utang yang ditawarkan. Dalam kondisi
seperti ini, semua investor pasti akan mendapat Saham atau Surat utang
sesuai dengan jumlah yang dipesannya.

2) Oversubscribed
Kondisi dimana total Saham atau Surat utang yang dipesan oleh investor
melebihi jumlah total Saham atau Surat utang yang ditawarkan. Dalam
kondisi ini, terdapat kemungkinan investor mendapatkan Saham atau Surat
utang kurang dari jumlah yang dipesan, atau bahkan mungkin tidak
mendapatkan sama sekali.
Apabila jumlah Saham atau Surat utang yang didapat oleh investor kurang
dari jumlah yang dipesan, atau telah terjadi “oversubscribed”, maka
kelebihan dana investor akan dikembalikan (proses ini sering disebut dengan
“refund”).
Saham atau Surat utang tersebut kemudian didistribusikan kepada investor
melalui Penjamin Emisi dan Agen Penjual.

Gambar 8 – Proses Penjatahan

III.4. Pasar Sekunder


Pasar Sekunder adalah pasar tempat terjadinya transaksi perdagangan efek di
antara para investor setelah efek yang dijual atau ditawarkan pada Pasar
Perdana dicatatkan pada bursa efek tertentu. Di pasar ini efek-efek
diperdagangkan dari satu investor kepada investor lainnya. Harga yang
terbentuk pada pasar sekunder sangat tergantung kepada jumlah permintaan
dan penawaran suatu efek yang ada diantara para penjual dan pembeli efek.

Proses perdagangan efek di pasar sekunder terjadi di Bursa Efek, dan dibahas
lebih rinci pada topik Sistem, Mekanisme dan Peraturan Perdagangan Efek di
Bursa Efek Indonesia.

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 39


Modul WPPE | MPE

PERATURAN PERDAGANGAN EFEK


DI BURSA EFEK INDONESIA

I. S ISTEM PERDAGANGAN

Sistem perdagangan yang digunakan di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah Jakarta
Automated Trading System atau biasa disebut JATS yang pertama kali digunakan
sejak tanggal 22 Mei 1995, JATS memiliki fungsi Untuk mengotomasi perdagangan
efek secara real time berdasarkan time priority dan price priority atau biasa juga
disebut dengan continous auction atau lelang berkesinambungan selama waktu
perdagangan. Namun seiring perjalanan waktu untuk mendukung sekaligus
mengantisipasi perkembangan pasar modal Indonesia kedepanya, sejak 14 Mei
2012 Bursa Efek Indonesia telah melakukan pengembangan pada sistem
perdagangan di Bursa, dimana sebelumnya BEI mengunakan sistem perdagangan
JATS-NextG Versi 1.11 menjadi JATS-NextG versi 2.0, pengembangan ini memiliki
beberapa perbaikan dari sistem sebelumnya seperti beberapa fungsi perdagangan
ekuitas, password policy, order management, informasi pasar dan spesifikasi data
feed. Selanjutnya, sebelum mengetahui lebih dalam fungsi dan cara kerja sistem
perdagangan di Bursa Efek Indonesia , maka perlu mengetahui perbedaan antara
Dealer driven Market dan Order driven Market terlebih dahulu.

I.1. Dealer driven (Quote Driven) dan Order driven


Perbedaan antara sistem pasar dealer driven dan order driven terletak pada apa
yang ditampilkan di pasar dalam hal harga bid (harga dimana seseorang siap
membeli) dan ask (harga dimana seseorang siap menjual). Pasar order driven
menampilkan seluruh bid dan ask, sedangkan pasar dealer driven hanya fokus pada
bid dan ask dari market maker (dealer).

Pasar order driven adalah pasar dimana seluruh order dari pembeli dan penjual
ditampilkan, dengan rincian pada harga berapa mereka bersedia membeli atau
menjual suatu efek dan banyaknya efek yang bersedia mereka beli atau jual pada
harga tersebut. Jika seseorang memberikan order 1000 saham A pada harga Rp300
per lembar, order tersebut akan ditampilkan di pasar dan dapat dilihat oleh pihak-
pihak yang memiliki akses informasi tersebut.
Kelebihan sistem ini adalah transparansinya, seluruh order di pasar ditampilkan
beserta harga dimana orang bersedia beli atau jual. Kekurangan pasar order driven
adalah tidak adanya jaminan eksekusi order, sedangkan pada pasar dealer driven
terdapat jaminan tersebut. Contoh Bursa dunia yang mengunakan Order driven
Market seperti Bursa Efek Indonesia , New York Stock Exchange (NYSE), Hong
Kong Stock Exchange (HKSE).

Pasar dealer driven hanya menampilkan tawaran bid dan ask dari market maker,
atau dealer. Para market maker ini akan memberikan harga bid dan ask yang
bersedia mereka terima pada saat itu. Pada pasar ini order untuk 1000 lembar
saham A pada harga Rp300 tidak ditampilkan. Namun demikian, jika terdapat satu
market maker (dealer) untuk saham tersebut, dealer itu akan menampilkan bid
dan ask-nya. Kita dapat membeli dan menjual saham A pada harga-harga tersebut.
Perlu diingat bahwa bid dan ask akan terus berubah tergantung pada permintaan
dan penawaran di pasar.

Meskipun order individual tidak terlihat di pasar dealer driven, market maker akan
memenuhi order investor dari persediaannya sendiri atau mempertemukan
(match) dengan order yang lain. Kelebihan utama dari pasar jenis ini adalah
likuiditasnya karena para market maker diharuskan untuk memenuhi harga yang
di-quote, baik beli maupun jual. Kekurangan utamanya adalah, tidak seperti order

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 40


Modul WPPE | MPE

driven, pasar dealer driven tidak transparan. Contoh Penguna Dealer driven Market
adalah NASDAQ dan London Stock Exchange (LSE).

Gambar 1
Milestone Perkembangan Sistem Perdagangan Bursa Efek Indonesia

Mei 1997 Otomasi sistem pengawasan pelaksanaan perdagangan


April 2000 Penerapan Scripless Trading
2002 Perluasan akses pasar melalui Remote Trading
2004 Pelaporan Elektonik oleh Emiten
2005 Perluasan akses pasar melalui Online Trading
2006 Perluasan akses pasar melalui Online Trading
2010 Perluasan akses pasar melalui Direct Market Access
2009 Implementasi Single Investor ID dan Akses
2011 Implementasi Straight Through Processing
Impelementasi Sistem Perdagangan JATS NEXT-G Versi
2012
2.0

Gambar di bawah berikut ini menunjukkan bagaimana peran JATS dalam


mendukung pelaksanaan perdagangan secara remote.

Gambar 2
Pelaksanaan Perdagangan Secara Remote

Keterangan:
1. Pelaksanaan perdagangan efek di bursa dilakukan dengan menggunakan
fasilitas JATS.
2. Perdagangan efek di bursa hanya dapat dilakukan oleh Anggota Bursa Efek
yang juga menjadi Anggota Kliring KPEI dengan kata lain baik Traditional
trading, online trading maupun Direct Market Access (DMA) melewati sistem

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 41


Modul WPPE | MPE

dan manajemen yang berada di anggota bursa terlebih dahulu sebelum


diteruskan ke Bursa Efek Indonesia (BEI).
3. Perdagangan efek di bursa hanya dapat dilakukan oleh Anggota Bursa Efek
yang memiliki izin sebagai Perantara Pedagang Efek dan Penjamin Emisi Efek.
4. Bursa mempunyai Hak melarang atau memfasilitasi Anggota Bursa Efek untuk
mentransaksikan efek yang yang tercatat di bursa secara Over The Counter
(OTC) atau transaksi diluar bursa kecuali kedudukanya sebagai kustodian
untuk efek yang tercatat di bursa.
5. Penyelesaian transaksi bursa di pasar reguler dan pasar tunai dijamin oleh KPEI
sesuai dengan ketentuan peraturan OJK No. 26 Tahun 2014 tentang
Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa dan peraturan KPEI.
6. Penyelesaian transaksi bursa di pasar reguler dan pasar tunai dilaksanakan
melalui KSEI setelah melalui kliring secara netting oleh KPEI.
7. Penyelesaian transaksi bursa di pasar negosiasi dilakukan berdasarkan hasil
per-transaksi.
8. Anggota Bursa Efek bertanggung jawab terhadap penyelesaian seluruh
transaksi bursa atas nama Anggota Bursa Efek yang bersangkutan
sebagaimana tercantum dalam DTB, termasuk transaksi bursa yang terjadi
antara lain karena: (1) kesalahan perangkat remote trading Anggota Bursa
Efek dan atau aplikasi Anggota Bursa Efek dalam rangka remote trading kecuali
kesalahan perangkat lunak JONEC yang disediakan oleh bursa; dan atau, (2)
kelalaian atau kesalahan Anggota Bursa Efek dalam memberikan persetujuan
atas penawaran jual dan atau permintaan beli ke JATS; dan atau, (3) kelalaian
atau kesalahan IT Officer-RT dalam pengoperasian perangkat remote trading
Bursa dan atau perangkat remote trading Anggota Bursa Efek; dan atau, (4)
adanya akses yang tidak sah yang dilakukan melalui perangkat remote trading
Bursa dan atau perangkat remote trading Anggota Bursa Efek.
9. Dalam hal Anggota Bursa Efek memasukkan penawaran jual dan atau
permintaan beli ke JATS dimana penawaran jual dan atau permintaan beli
tersebut belum memperoleh konfirmasi dari JATS (reply), namun Anggota
Bursa Efek tersebut memasukkan kembali penawaran jual dan atau
permintaan beli yang sama, maka penawaran jual dan atau permintaan beli
tersebut oleh JATS diperlakukan sebagai penawaran jual dan atau permintaan
beli yang baru. Apabila transaksi atas kedua penawaran jual dan atau
permintaan beli tersebut terjadi (match), maka kedua transaksi dimaksud
adalah sah.
10. Dalam hal Anggota Bursa Efek memasukkan penawaran jual dan atau
permintaan beli ke JATS dimana penawaran jual dan atau permintaan beli
tersebut belum memperoleh konfirmasi dari JATS (reply), namun Anggota
Bursa Efek tersebut melakukan pembatalan (withdraw) atau perubahan
(amend) atas penawaran jual dan atau permintaan beli tersebut, maka apabila
penawaran jual dan atau permintaan beli tetap terjadi maka transaksi
dimaksud adalah sah.
11. Dalam hal Anggota Bursa Efek tidak melakukan pembersihan data yang masih
tersimpan dalam JONEC yang berasal dari kegiatan perdagangan hari bursa
sebelumnya (housekeeping) yang menyebabkan data tersebut terkirim
kembali ke JATS, maka penawaran jual dan atau permintaan beli yang terkirim
dan atau yang menjadi transaksi bursa adalah sah.
12. Dalam melaksanakan perdagangan efek melalui JATS, Anggota Bursa Efek
wajib mematuhi persyaratan dan tatacara pengoperasian JATS sebagaimana
tercantum dalam panduan JATS dan atau panduan remote trading yang
dikeluarkan oleh bursa.
13. Anggota Bursa Efek dilarang memasukkan penawaran jual atau permintaan
beli sejak suspensi perdagangan suatu efek diumumkan oleh bursa karena
adanya pembatasan perdagangan efek di pasar tertentu atau diseluruh pasar.
14. Anggota Bursa Efek bertanggungjawab terhadap seluruh transaksi yang
dilakukan di bursa baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan
nasabah.

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 42


Modul WPPE | MPE

I.2. Online Trading, Remote trading, dan Direct Market Access


Online Trading
Online trading adalah sarana sistem perdagangan yang disediakan oleh sejumlah
Anggota Bursa bagi para nasabah-nasabahnya untuk dapat secara langsung
melakukan pesanan beli dan/atau jual efek. Dari Online trading tersebut pesanan
nasabah akan diteruskan oleh Anggota Bursa ke sistem perdagangan Bursa Efek.
Saat ini, belum semua Anggota Bursa memiliki sarana Online Trading. Namun,
untuk Remote trading semua Anggota Bursa telah memilikinya. Online trading
dilakukan menggunakan sistem yang ada di perusahaan efek Anggota Bursa yang
terhubung dengan sistem JATS di bursa, sehingga Anggota bursa dapat
"berkomunikasi" secara langsung dengan JATS di Bursa dari kantor masing-masing
Anggota Bursa.
Dengan Online trading ini, nasabah melalui jaringan internet dapat melakukan
pesanan dimanapun nasabah tersebut berada. Selain dapat melakukan pesanan
jual dan/atau beli efek, posisi efek serta dana yang dimilikinya pun dapat diketahui
secara langsung.
Remote trading ( via instruksi investor)
Remote trading System adalah sistem perdagangan jarak jauh yang dapat
dilakukan oleh Anggota Bursa dari kantornya masing-masing dimana setiap order
langsung dikirim ke sistem perdagangan Bursa Efek (JATS) tanpa perlu
memasukkan order melalui lantai bursa. Order dapat dilakukan di mana saja
sepanjang terhubung dengan sistem perdagangan Bursa. Remote trading memiliki
beberapa manfaat bagi investor, antara lain proses transaksi menjadi lebih cepat,
konfirmasi menjadi lebih cepat, dan order dan instruksi investor di luar kota
maupun luar negeri dapat langsung dieksekusi ke sistem perdagangan Bursa via
broker.
Direct Market Access
Secara harfiah Direct Market Access adalah order yang langsung dapat diinputkan
oleh pihak tertentu yang mempunyai Izin untuk mengunakan DMA yang
berkedudukan di negara lain untuk memasukan order pemesanan secara langsung
ke sistem perdagangan Bursa Efek, namun di Indonesia sesuai peraturan No. 8
tahun 1995 tentang Pasar Modal dan juga Peraturan II-A Bursa Efek Indonesia
mengenai Efek Bersifat Ekuitas yang mengatur bahwa pihak yang dapat
mengunakan dan atau sarana Bursa Efek Indonesia adalah Anggota Bursa, maka
pihak lain yang berkedudukan di luar negeri dan ingin mengunakan Direct Market
Accses di Bursa Efek Indonesia tetap harus melewati sistem yang ada pada
Anggota Bursa sebelum diteruskan ke sistem perdagangan Bursa

I.3. Perbedaan JATS-NextG Versi 1.11 dengan JATS-NextG versi 2.0


(New)
Secara umum perbedaan utama dari pengembangan ini adalah peningkatan
kapasitas sistem perdagangan ini sendiri dalam hal mendukung keberlanjutan
mekanisme perdagangan efek kedepanya, berikut adalah perbedaan utama JATS-
NextG Versi 1.11 (old) dengan JATS-NextG versi 2.0 (New).
Tabel 1
Perbedaan JATS-NextG Versi 1.11 dengan JATS-NextG versi 2.0

JATS-NextG Versi 1.11 JATS-NextG versi 2.0


Maksimum Jumlah Order per hari Maksimum Jumlah Order per hari
sebesar 1 Juta Order sebesar 5 Juta Order
Maksimum Jumlah transaksi per hari Maksimum Jumlah transaksi per hari
sebesar 500 Ribu Transaksi sebesar 2,5 Juta Transaksi

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 43


Modul WPPE | MPE

Gambar 3
JATS-NextG versi 2.0

I.4. Sistem Keamanan dan Konfigurasi JATS


Agar terselenggaranya perdagangan yang teratur, wajar dan efisien, Bursa Efek
Indonesia memiliki beberapa sistem keamanan dan konfigurasi untuk JATS agar
selalu available untuk digunakan :
1. Bursa Efek Indonesia memliki 2 tempat yang disebut dengan Main site (utama)
dan DRC site (Disaster Recovery Site) yang bertujuan untuk memastikan bahwa
sistem perdagangan selalu siap digunakan.
2. DRC Site digunakan sebagai back-up dari Main site, server JATS yang berada
pada DRC selalu juga dipastikan siap digunakan apabila dibutuhkan.
3. Bursa Efek Indonesia dan juga pihak-pihak yang terkait dalam mekanisme
perdagangan efek di pasar modal mengunakan jaringan yang disebut dengan
Jaringan Terpadu Pasar Modal (JTPM). Jaringan Terpadu Pasar Modal atau JTPM
adalah jaringan yang ditujukan hanya untuk pihak tertentu yang terlibat dalam
mekanisme perdagangan efek di pasar modal (dedicated network), Jaringan itu
juga biasa disebut dengan MPLS Protocol (Multi Protocol Label Switching).
4. JTPM juga dilindungi dengan high-end firewall dan sistem autentikasi sehingga
Bursa Efek Indonesia menjanjikan ketersediaan sistem perdagangan sebesar
99,91% setiap tahun-nya.

Gambar 4
Diagram Jaringan Terpadu Pasar Modal

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 44


Modul WPPE | MPE

Gambar 5
Diagram Konfigurasi JATS

II. MEKANISME PERDAGANGAN EFEK

Perdagangan di BEI didasarkan pada sistem order yang artinya investor harus
menghubungi perusahaan sekuritas, membuat perjanjian tertulis dan membuka
Rekening Efek atas namanya. Perusahaan sekuritas kemudian menjalankan order
yang diminta nasabah. Sebuah perusahaan sekuritas juga dapat melakukan
transaksi pembelian dan penjualan saham atas nama mereka sebagai bagian dari
portofolio perusahaan.

Proses perdagangan saham di Pasar Modal melibatkan banyak pihak, diantaranya


adalah:
1. SRO Pasar Modal: BEI, KSEI dan KPEI sebagai regulator perdagangan efek di
Indonesia
2. Perusahaan Efek Anggota Bursa yang telah memperoleh izin usaha dari OJK
sebagai Perantara Pedagang Efek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka
2 Undang Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal (UUPM) dan telah
memperoleh persetujuan Keanggotaan Bursa untuk mempergunakan sistem dan
atau sarana Bursa dalam rangka melakukan kegiatan perdagangan Efek di Bursa
sesuai dengan Peraturan Bursa
3. Nasabah
4. Biro Administrasi Efek
5. Lembaga Kustodian dan/atau Bank Kustodian

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 45


Modul WPPE | MPE

Gambar 6
Mekanisme Perdagangan Efek Di Bursa

Tugas dan Tanggung-jawab para Pihak

Bagi Perusahaan Efek atau Anggota Bursa


1. Bagian pemasaran PE AB bertanggung jawab untuk membuat kontrak dengan
nasabahmengenai pembukaan rekening Efek dan menerima pesanan nasabah
untuk membeli atau menjual Efek, dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Transaksi Efek untuk kepentingan nasabah tidak dapat dilaksanakan sebelum
rekening Efek dibuka atas nama nasabah yang bersangkutan, kecuali untuk:
i. Membeli atau menjual saham atau unit penyertaan Reksa Dana terbuka;
ii. Memesan Efek dalam rangka Penawaran Umum; dan
iii. Membeli atau menjual Efek untuk kepentingan Perusahaan Efek lain, Pihak
terafiliasidengan Perusahaan Efek dimaksud, Bank, Perusahaan Asura nsi,
Dana Pensiun, atau Lembaga Keuangan lain;
b. Kontrak harus memuat:
i. Efek dan dana dalam Rekening Efek tersebut dapat digunakan sebagai
jaminanpenyelesaian kewajiban nasabah tersebut terhadap Perusahaan
Efek;
ii. Perusahaan Efek mempunyai hak untuk membeli Efek untuk Rekening
Efek,dengantujuan untuk menutup saldo negatif Efek (short position);
iii. Perusahaan Efek dapat meminta dana atau Efek dari pemegang Rekening
tersebut,sebelum pelaksanaan Transaksi Efek;
iv. Dana dan Efek dalam Rekening Efek atas nama nasabah dapat disimpan
dalam Rekening Efek pada Bank Kustodian atau Lembaga Penyimpanan
dan Penyelesaian atas nama Perusahaan Efek untuk kepentingan nasabah
bersangkutan, sepanjangterdapat catatan dalam Rekening Efek pada Bank
Kustodian atau Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian tersebut bahwa
dana dan Efek dimaksud dimiliki oleh nasabah Perusahaan Efek; dan
v. Dalam hal dana menunjukan saldo negatif dalam Rekening Efek nasabah,
PerusahaanEfek dapat menggunakan Efek dalam Rekening Efek nasabah
tersebut sebagaijaminan atas kredit bank atau lembaga keuangan lainnya.
c. Kontrak harus disimpan dalam arsip pada bagian pemasaran, dilengkapi
dengan dokumen :
i. Identitas nasabah termasuk nama, alamat, nomor telepon, nomor faksimili
dan NPWP.

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 46


Modul WPPE | MPE

ii. Surat kuasa dari nasabah yang berbentuk badan hukum yang memberikan
wewenang kepada pejabat tertentu dari badan hukum tersebut untuk
memberikan instruksi kepada Perusahaan Efek sehubungan dengan
rekening Efek nasabah tersebut;
iii. Dokumen yang diperlukan dalam rangka pemindahan Efek;
iv. Surat kuasa dari nasabah yang memberikan wewenang kepada Pihak
ketiga untuk memberikan instruksi kepada Perusahaan Efek sehubungan
dengan rekening Efek nasabah;
v. Kontrak pengelolaan Reksa Dana yang memberikan kewenangan kepada
ManajerInvestasiuntuk memberikan instruksi yang berhubungan dengan
Rekening Efek Reksa Dana; dan
vi. Formulir untuk nasabah orang perseorangan sekurang-kurangnya memuat :
1. pekerjaan;
2. status perkawinan;
3. tujuan investasi; dan
4. keadaan keuangannya

2. Verifikasi Data Nasabah (pembahasan lebih rinci terdapat pada modul


Hukum dan Etika Bagian C poin g; peraturan Bapepam-LK nomor V.D.10
atau POJK NO. 22 Tahun 2014)
a. Sebelum menerima suatu Pihak menjadi Nasabah yang berinvestasi di
Pasar Modal, baik melalui atau tanpa melalui pembukaan rekening Efek,
Penyedia Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal wajib melakukan
pertemuan langsung (face to face) dengan calon Nasabah dan meminta
beberapa informasi.
b. Informasi calon Nasabah harus dapat dibuktikan dengan keberadaan
dokumen-dokumen pendukung.
c. Penyedia Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal wajib melakukan
identifikasi dan verifikasi atas informasi dan dokumen pendukung
mengenai calon Nasabah (customer due diligence).
d. Penyedia Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal wajib melakukan verifikasi
yang lebih ketat (enhanced due diligence) terhadap calon Nasabah dan
pengendali calon Nasabah yang dianggap dan/atau diklasifikasikan
mempunyai risiko tinggi terhadap praktik pencucian uang dan/atau risiko
tinggi terkait dengan Pendanaan Kegiatan Terorisme.
e. Persetujuan pembukaan rekening Efek dapat diberikan setelah meyakini
kebenaran identitas dan kelengkapan dokumen calon Nasabah serta
mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat memungkinkan Nasabah
melakukan kegiatan pencucian uang dan/atau Pendanaan Kegiatan
Terorisme.
f. Penyedia Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal dilarang untuk membuka
atau memelihara rekening Efek anonim atau rekening Efek yang
menggunakan nama fiktif.
g. Pembukaan rekening Efek atau hubungan usaha dengan calon Nasabah
yang dianggap dan/atau diklasifikasikan mempunyai risiko tinggi wajib
terlebih dahulu memperoleh persetujuan dari anggota direksi atau
manajemen senior Penyedia Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal.
3. Setelah Melakukan Verifikasi data Sesuai dengan Peraturan OJK N0. 22
Tahun 2014 Perihal Prinsip Mengenal Nasabah oleh Penyedia Jasa Keuangan
a. Sekuritas berkewajiban untuk membuatkan Sub-rek efek dan SID atas
nama nasabah tersebut.
b. pemberian kuasa oleh Nasabah kepada Partisipan untuk membuka Sub
Rekening Efek dan pembuatan nomor tunggal identitas pemodal (single
investor identification) untuk Nasabah.
c. kewajiban Partisipan untuk melaksanakan kuasa pembukaan Sub Rekening
Efek dan pembuatan nomor tunggal identitas pemodal (single investor
identification) peraturan KSEI nomer 3.C.7

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 47


Modul WPPE | MPE

Bagi Investor
1. Sebelum melakukan transaksi, investor terlebih dahulu harus menjadi nasabah
perusahaan efek atau kantor broker (anggota bursa).
2. Untuk dapat melakukan perdagangan melalui BEI adalah perusahaan efek harus
melakukan pembukaan rekening. Investor dapat melakukan order jual atau beli
setelah investor disetujui menjadi nasabah di perusahaan efek yang
bersangkutan.

Bagi Bursa Efek Indonesia


1. Disetiap akhir sesi perdangan baik sesi 1 maupun 2, BEI akan megirim data
transaksi bursa (DTB) kepada KPEI.

Bagi Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI)


1. nantinya Hak dan kewajiban dari setiap Anggota Bursa Efek yang berkaitan
dengan Transaksi Bursa yang dilakukannya di Pasar Reguler dan Pasar Tunai
sebagaimana dimuat di dalam DTB akan ditentukan oleh KPEI pada setiap Hari
Bursa dan dicantumkan dalam DHK.
2. DHK dalam bentuk data elektronik wajib disediakan oleh KPEI paling lambat
pukul 13.00.00 WIB untuk perdagangan sesi I, pukul 19.30.00 WIB untuk
perdagangan sesi II dan dalam bentuk tercetak paling lambat pukul 09.00.00
WIB pada Hari Bursa berikutnya.
3. Untuk pemenuhan hak Nasabah Anggota Kliring dari Anggota Kliring, KPEI
melakukan pemindahbukuan Efek Bersifat Ekuitas dan atau uang dari Rekening
Serah Terima Anggota Kliring ke Sub Rekening Efek Jaminan Nasabah Anggota
Kliring yang bersangkutan selambat -lambatnya pukul 13.30 WIB pada tanggal
penyelesaian yang ditetapkan dalam DHK.
4. Anggota kliring atau anggota bursa dengan posisi buy wajib menyerahkan uang
ke Rekening Serah Terima Anggota Kliring selambat-lambatnya pukul 12.15 WIB
pada tanggal penyelesaian yang ditetapkan dalam Daftar hasil kliring.
5. Dalam hal Anggota Kliring Gagal Bayar, maka KPEI berhak melakukan hal-hal
sebagai berikut yakni menjual Efek yang berada dalam Rekening Jaminan
Anggota Kliring dan memberikan konfirmasi kepada Anggota Kliring yang
bersangkutan mengenai hasil penjualan Efek dimaksud; selanjutnya dapat
mencairkan dan atau menjual Agunan yang di jaminkan Anggota Kliring yang
bersangkutan kepada KPEI. Dan juga carry forward atau offsetting
hak/kewajiban hari berikutnya, hal ini tercantum pada Peraturan KPEI No.2-5
poin 4.
6. Dalam hal Anggota Kliring Gagal serah, atau tidak dapat memenuhi sebagian
atau seluruh kewajiban
7. serah Efek Bersifat Ekuitas terkait pemenuhan kewajiban Anggota Kliring kepada
KPEI, Anggota Kliring wajib mengganti kewajiban serah Efek Bersifat Ekuitas
yang tidak dipenuhinya
8. menjadi kewajiban serah uang pengganti (Alternate cash settlement) kepada
KPEI sebesar 125% (seratus dua puluh lima persen) dari harga tertinggi atas
Efek Bersifat Ekuitas yang sama di pasar reguler dan negosiasi di hari
penyelesaian saham tersebut atau pada sesi I pasar reguler di hari penyelesaian
saham tersebut.

Bagi Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)


1. Setelah netting DHK yang dilakukan KPEI, maka KSEI akan melakukan
penyelesaian kewajiban dan hak dari nasabah, KSEI akan memindahbukukan
efek dari penjual ke rekening efek pembeli dan akan memutasi dana dari pihak
pembeli ke pihak penjual. hal ini sesuai dengan Lampiran Keputusan Direksi PT
Kustodian Sentral Efek Indonesia Nomor: KEP-0013/DIR/KSEI/0612

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 48


Modul WPPE | MPE

II.1. Proses & Prosedur Jual Beli Efek

1. Menjadi Nasabah di Perusahaan Efek

Langkah
pertama
bagi
investor
yang
ingin

melakukan perdagangan saham adalah menjadi nasabah atau membuka


rekening di salah satu broker atau perusahaan efek. Para investor dapat
melakukan transaksi jual beli setelah resmi terdaftar sebagai nasabah pada
perusahaan efek yang bersangkutan.

2. Pelaksanaan Order Nasabah


Pada tahap ini, ada beberapa jenis cara order dari investor yakni dengan cara
online trading yang banyak dilakukan pada saat ini dan juga traditional trading
via broker. Untuk online trading investor tinggal memasukan penawaran beli
maupun jual dari gadget, laptop dan device lainya dan order tersebut akan
diteruskan ke system yang tersedia di anggota bursa sebelum diteruskan ke
JATS, sedangkan untuk order via broker, investor memberikan instruksi kepada
broker kapan saham harus dibeli dan dijual. Order ini dapat dilakukan secara
langsung dengan datang ke kantor broker, telephone, dan layanan pesan singkat
(short message service/sms). Berikut contoh pemesanana via traditional trading

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 49


Modul WPPE | MPE

3. Verifikasi dan validasi order


Setiap order yang masuk akan dilakukan verifikasi dan validasi melalui sistem
dari anggota bursa tersebut. Proses ini dilakukan di kantor masing-masing
Anggota Bursa.
4. Transaksi terjadi (matched)
Dalam tahap ini, semua order yang masuk kedalam sistem JATS bertemu
dengan harga yang sesuai dan tercatat dalam sistem sebagai transaksi yang
telah terjadi (done), artinya sebuah order jual/beli telah bertemu dengan harga
yang cocok. Selanjutnya petugas kantor broker menyampaikan informasi
kepada investor bahwa order yang disampaikan telah terpenuhi. Konfirmasi
akan diberikan oleh masing-masing Perusahaan Efek Anggota Bursa kepada
nasabah pada akhir hari bursa setelah order disampaikan atau diteruskan (online
trading) oleh nasabah.
5. Penyelesaian transaksi (settlement)
Penyelesaian transaksi (settlement) merupakan tahap akhir dalam sebuah siklus
transaksi. Investor akan mendapatkan hak-haknya setelah beberapa proses
seperti kliring, pemindahbukuan dan lain-lain. Jika melakukan transaksi hari ini
(T), maka hak kita akan terpenuhi 2 hari bursa selanjutnya (T+2) untuk pasar
regular dan (T+0) untuk pasa tunai.
II.2. Pelaksanaan Pesanan Nasabah oleh Anggota Bursa Efek
1. Anggota Bursa Efek (AB) yang menerima pesanan dari nasabahnya untuk
melakukan transaksi dan atau akan melakukan transaksi untuk kepentingannya
sendiri atas Efek yang tercatat di Bursa, wajib melaksanakan transaksi tersebut
melalui sistem perdagangan Bursa.
2. AB Efek wajib melakukan verifikasi atas setiap pesanan yang diterima dari
nasabahnya, guna mendukung pengendalian internal dan untuk mencegah
terjadinya perdagangan yang tidak wajar.
3. Pesanan jual dan atau beli yang dapat dilaksanakan di Bursa oleh AB hanya
pesanan terbatas (limit order) yaitu pesanan yang dilaksanakan oleh AB sampai
dengan batas harga yang ditetapkan oleh nasabahnya.
4. Setiap instruksi dan pesanan jual dan atau beli, wajib tercatat di bagian
Pemasaran yang memuat data waktu dan nomor urut, nomor rekening nasabah,
jumlah dan nama (atau kode) Efek, batasan harga, jenis transaksi (jual/beli),
serta keterangan mengenai status nasabah (asing/lokal), dan instruksi khusus,
jika ada sebelum dimasukan ke JATS.
5. Pesanan jual dan atau beli yang telah disetujui oleh AB wajib diteruskan ke JATS
satu per satu per pesanan nasabah (tidak digabung) berdasarkan urutan waktu
(prioritas waktu) disetujuinya pesanan tersebut.
6. Penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan ke JATS wajib
dilengkapi dengan data identitas tunggal nasabah (Single Investor
Identity/SID).
7. Penawaran jual dan atau permintaan beli nasabah atas Efek selain Hak Memesan
Efek Terlebih Dahulu (HMETD) hanya boleh ditransaksikan oleh AB di Pasar
Reguler, kecuali nasabah menginstruksikan atau menyetujui secara tertulis
bahwa penawaran jual atau permintaan belinya ditransaksikan di Pasar Tunai
atau Pasar Negosiasi.
8. AB hanya dapat memberikan pesanan titipan jual atau beli kepada AB lain
apabila AB yang bersangkutan dalam keadaan dikenakan larangan sementara
melakukan aktivitas perdagangan di Bursa (suspensi) dengan ketentuan:
a. Dalam hal AB yang bersangkutan dalam keadaan dikenakan larangan
sementara melakukan aktivitas perdagangan di Bursa (suspensi), maka:
1) pesanan titipan jual dan atau beli dimaksudkan untuk kepentingan
penyelesaian Transaksi Bursa yang dilakukan sebelum AB yang
bersangkutan dikenakan suspensi; atau
2) pesanan titipan jual dan atau beli adalah untuk kepentingan
nasabahnya; atau
3) pesanan titipan jual atas portofolio sendiri yang dimaksudkan untuk
kepentingan penyelesaian kewajiban AB yang bersangkutan.

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 50


Modul WPPE | MPE

b. AB yang menerima pesanan titipan dari AB lainnya wajib memperlakukan


pesanan Anggota Bursa Efek tersebut sama dengan pesanan nasabah
lainnya.
c. Dalam hal sistem perdagangan AB mengalami gangguan atau kerusakan
termasuk sistem Business Continuity Plan (BCP) maka AB dapat melakukan
pesanan titip jual dan atau titip beli kepada AB lain palinglama 20 (dua
puluh) Hari Bursa dengan terlebih dahulu melaporkan ke Bursa mengenai:
1) adanya gangguan atau kerusakan tersebut.
2) AB yang akan menerima pesanan titip jual dan atau beli tersebut.
d. AB yang tidak melakukan aktivitas perdagangan Efek di Bursa atas
permintaan sendiri (voluntary suspension) dapat memberikan pesanan
titipan jual dan beli untuk kepentingan portofolio sendiri kepada AB lain.
e. AB hanya dapat menerima dan melaksanakan pesanan Transaksi Bursa
untuk kepentingan Komisaris, Direktur dan atau pegawai AB yang
bersangkutan, apabila AB tersebut telah memiliki prosedur operasi standar
tertulis tentang pelaksanaan pesanan Transaksi Bursa untuk kepentingan
Komisaris, Direktur dan atau pegawai AB yang sekurang-kurangnya
memuat hal-hal sebagai berikut:
1) kewajiban untuk membuka Rekening Efek;
2) prinsip mendahulukan kepentingan nasabah;
3) Transaksi Bursa yang dilakukan tidak bertentangan dengan peraturan
perundangan yang berlaku;
4) Transaksi Bursa tersebut diawasi langsung oleh Direktur/Pejabat
Pengawas melalui sistem pengawasan internal AB yang bersangkutan.
II.3. Segmen Pasar Di Bursa dan Penyelesaian Transaksi Bursa
Segmen Pasar di BEI
Segmen pasar di BEI terdiri dari:
1. Pasar Reguler
2. Pasar Negosiasi
3. Pasar Tunai
Perdagangan di Pasar Reguler, Pasar Tunai dan Pasar Negosiasi dilakukan selama
jam perdagangan pada setiap hari bursa dengan berpedoman pada waktu Jakarta
Automated Trading System (JATS).
Perdagangan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai harus dalam satuan perdagangan
(round lot) Efek atau kelipatannya, yaitu 100 (seratus) Efek. Perdagangan di Pasar
Negosiasi tidak menggunakan satuan perdagangan (tidak around lot).
Gambar 7
Mekanisme Perdagangan Efek Di Bursa

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 51


Modul WPPE | MPE

Pasar Reguler
Pasar reguler adalah pasar dimana perdagangan efek di bursa dilaksanakan
berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan
(continuous auction market) oleh Anggota Bursa Efek melalui JATS yang
berlangsung pada dua sesi perdagangan dan penyelesaiannya dilakukan pada Hari
bursa ke-2 setelah terjadinya transaksi bursa (T+2).
Pasar Tunai
(Pasar Tunai) adalah pasar dimana perdagangan efek di Bursa dilaksanakan
berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan
(continuousauctionmarket) oleh Anggota Bursa Efek melalui JATS yang
berlangsung hanya pada sesi pertama saja dari dua sesi perdagangan setiap
harinya yang berlangsung di Bursa Efek. Penyelesaiannya dilakukan pada hari
bursa yang sama dengan terjadinya transaksi bursa (T+0).
Pasar Negosiasi
Pasar Negosiasi adalah pasar dimana perdagangan saham di bursa dilaksanakan
menggunakan satuan lembar berdasarkan kesepakatan antara penjual dan pembeli
tanpa harus mengacu pada besaran fraksi harga. Penyelesaiannya dapat dilakukan
sesuai kesepakatan, atau T+0 khusus untuk hari bursa terakhir perdagangan
HMETD dan maksimal T+2 jika kedua belah pihak tidak menetapkan waktu
penyelesaian.
II.4 Proses Tawar Menawar
Di Pasar Reguler dan Pasar Tunai
1. Tawar menawar pada sesi perdagangan di pasar reguler dan pasar tunai
berpedoman pada harga pembukaan.
2. Dalam hal harga pembukaan tidak terbentuk, maka tawar menawar, persentase
Auto Rejection, dan patokan harga Auto Rejection pada sesi perdagangan di
pasar reguler dan pasar tunai berpedoman pada:
a. Harga previous untuk saham yang sudah diperdagangkan di bursa;
b. Harga Teoretis Hasil Tindakan Korporasi untuk saham Perusahaan Listing
yang melakukan tindakan korporasi (corporate action);
c. Harga perdana untuk saham Emiten yang pertama kali diperdagangkan di
Bursa;
3. Penawaran jual dan atau permintaan beli yang telah dimasukkan ke dalam JATS
diproses oleh JATS dengan memperhatikan prioritas harga (price priority),
dalam arti permintaan beli pada harga yang lebih tinggi memiliki prioritas
terhadap permintaan beli pada harga yang lebih rendah, sedangkan penawaran
jual pada harga yang lebih rendah memiliki prioritas terhadap penawaran jual
pada harga yang lebih tinggi.
4. Dalam hal penawaran jual atau permintaan beli diajukan pada harga yang sama,
JATS memberikan prioritas kepada permintaan beli atau penawaran jual yang
diajukan terlebih dahulu (time priority).
5. Sebelum transaksi bursa terjadi, Anggota Bursa Efek (AB) dapat mengubah atau
membatalkan penawaran jual dan atau permintaan beli yang sudah dimasukkan
ke JATS, dengan ketentuan:
a. Pengurangan jumlah efek pada JATS baik pada penawaran jual maupun pada
permintaan beli untuk tingkat harga yangsama tidak mengakibatkan
hilangnya prioritas waktu.
b. Penambahan jumlah efek baik pada penawaran jual maupun permintaan beli
untuk tingkat harga yang sama dilakukan dengan memasukkan penawaran
jual maupun permintaan beli baru ke JATS dan diperlakukan sama dengan
penawaran jual maupun permintaan beli baru.
6. Seluruh penawaran jual dan atau permintaan beli yang belum
diperjumpakanoleh JATS (open order) di Sesi II, akan dilanjutkan secara
otomatis keperdagangan sesi Pre-closing oleh JATS

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 52


Modul WPPE | MPE

Di Pasar Negosiasi
1. Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Negosiasi dilakukan melalui proses
tawar-menawar secara individual (negosiasi secara langsung) antar Anggota
Bursa Efek (AB) atau antar nasabah melalui satu AB atau antara nasabah dengan
AB yang selanjutnya hasil kesepakatan dari tawar-menawar tersebut diproses
melalui JATS
2. Hasil kesepakatan tawar-menawar yang terjadi dan mengikat menjadi Transaksi
Bursa saat dikonfirmasikan oleh AB yang menjadi lawan transaksi (counter
party)
3. Anggota Bursa Efek yang belum mempunyai lawan transaksi di Pasar Negosiasi
dapat menyampaikan informasi mengenai penawaran jual dan atau permintaan
beli Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Negosiasi melalui tampilan informasi
(advertising)
4. Anggota Bursa Efek yang memberikan informasi penawaran jual dan atau
permintaan beli melalui tampilan informasi dapat mengubah atau membatalkan
penawaran jual dan atau permintaan beli tersebut
5. Apabila Harga Transaksi Bursa di Pasar Negosiasi hasil kesepakatan berada di
luar batasan Auto Rejection yang ditetapkan di Pasar Reguler, maka Anggota
Bursa Efek yang bersangkutan harus melaporkan kepada Bursa alasan dan
tujuan dilakukannya transaksi dimaksud, dalam jangka waktu paling lambat hari
Bursa berikutnya, menggunakan kecuali untuk saham dengan Harga minimum
yang berlaku di Pasar Reguler dan Tunai yaitu sebesar Rp50 (lima puluh rupiah)

Penyelesaian Transaksi Bursa Pasar Reguler dan Pasar Tunai


1. Penyelesaian transaksi bursa di pasar reguler dan pasar tunai dijamin oleh KPEI
2. Penyelesaian transaksi bursa di pasar regular dan pasar tunai dilakukan secara
netting + offsetting
3. Transaksi bursa pasar reguler wajib diselesaikan pada hari bursa ke-2 setelah
terjadinya transaksi bursa (T+2).
4. Transaksi bursa pasar tunai wajib diselesaikan pada hari bursa yang sama
dengan terjadinya transaksi bursa (T+0)
5. Penyelesaian transaksi bursa di pasar negosiasi dilakukan sesuai kesepakatan
antar kedua belah pihak apabila tidak ditentukan maka akan mengikuti proses
penyelesaian transaksi bursa di pasar regular (T+2)
6. Penyelesaian transaksi bursa di pasar negosiasi dilakukan secara trade for trade
7. Hak dan kewajiban dari setiap Anggota Bursa Efek yang berkaitan dengan
transaksi bursa yang dilakukannya di pasar reguler dan pasar tunai sebagaimana
dimuat di dalam Daftar Transaksi Bursa (DTB) akan ditentukan oleh KPEI pada
setiap Hari Bursa dan dicantumkan di Daftar Hasil Kliring (DHK). DHK dalam
bentuk data elektronik wajib disediakan oleh KPEI paling lambat pukul 13.00.00
WIB untuk perdagangan sesi I, pukul 19.30.00 WIB untuk perdagangan sesi II
dan dalam bentuk tercetak paling lambat pukul 09.00.00 WIB pada Hari Bursa
berikutnya
8. Penyelesaian transaksi sesuai DHK Netting wajib diselesaikan oleh Anggota
Bursa Efek kepada KPEI selambat-lambatnya pukul 12:15:00 WIB dan oleh KPEI
kepada Anggota Bursa Efek selambat-lambatnya pukul 13:30:00 WIB pada
tanggal yang ditetapkan dalam DHK.
9. Penyelesaian transaksi dilakukan melalui pemindah-bukuan Efek Bersifat
Ekuitas dan atau dana ke rekening Efek Anggota Bursa Efek yang berhak sesuai
peraturan KSEI dan KPEI.
10. Anggota Bursa Efek serah efek harus menyelesaikan kewajibannya dengan
cara sebagai berikut:
a. Memindahbukukan efek tersebut ke rekening efek serah yang bersangkutan
yang berada pada KSEI, selambat-lambatnya pukul 12:15:00 WIB pada
tanggal yang ditetapkan dalam DHK;
b. Membuat kesepakatan pinjam meminjam efek dengan KPEI dan
menginformasikan kepada KPEI bahwa kewajiban Anggota Bursa Efek untuk
menyerahkan efek pada tanggal yang ditetapkan dalam DHK akan
diselesaikan dengan menggunakan efek Ekuitas yang dipinjam dari KPEI;

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 53


Modul WPPE | MPE

c. Membeli efek Ekuitas tersebut melalui Pasar Tunai dimana penyelesaian


transaksi bursanya jatuh pada tanggal yang sama dengan tanggal
penyelesaian kewajiban serah efek Ekuitas tersebut;
d. Menyerahkan uang pengganti (Alternate cash settlement) pada tanggal
yang ditetapkan dalam DHK;
e. Mengkombinasikan sebagian atau seluruh metode dari ketentuan di atas.
11. Anggota Bursa Efek harus menyelesaikan kewajiban untuk menyerahkan dana
kepada KPEI dengan cara pemindahbukuan dana ke rekening efek serah dan
atau rekening jaminan yang berada pada KSEI selambatlambatnya pukul
12:15:00 WIB pada tanggal yang ditetapkan dalam DHK
12. Dalam hal kewajiban Anggota Bursa Efek untuk menyerahkan Efek Bersifat
Ekuitas tidak dilaksanakan dengan cara sebagaimana yang telah ditentukan
dalam peraturan, maka Anggota Bursa Efek tersebut wajib untuk menyelesaikan
kewajibannya dengan uang pengganti (Alternate cash settlement) yang
besarnya ditetapkan sebesar 125% (seratus dua puluh lima perseratus) dari
harga tertinggi atas Efek Bersifat Ekuitas yang sama yang terjadi di Pasar
Reguler dan Pasar Tunai yang penyelesaiannya jatuh tempo pada tanggal yang
sama dan Pasar Reguler sesi I papa hari penyelesaian transaksi yang
penyelesaiannya jatuh tempo pada tanggal yang sama.

Tabel I
Pasar Reguler dan Tunai

Mekanisme Peraturan Pasar Reguler Pasar Tunai


Fraksi Harga √ √
Auto Rejection √ √
Pengaruh terhadap Indeks √ ×
Satuan perdagangan Round lot Round lot
Harga minimum Rp50,- Rp50,-
Proses tawar menawar Continuous auction Continuous auction
Settlement T+2 T+0
Mekanisme penyelesaian Netting Netting
Sesi Semua sesi Sesi 1

Tabel II
Pasar Negosiasi

Mekanisme Peraturan Pasar Negosiasi


Fraksi Harga Kelipatan Rp 1
Auto Rejection ×
Pengaruh terhadap Indeks ×
Satuan perdagangan Kelipatan 1 Efek

Penyelesaian Transaksi Bursa Pasar Negosiasi


1. Waktu penyelesaian transaksi bursa di pasar negosiasi ditetapkan berdasarkan
kesepakatan antara Anggota Bursa Efek jual dan Anggota Bursa Efek beli dan
diselesaikan secara per-transaksi.
2. Dalam hal Anggota Bursa Efek beli dan Anggota Bursa Efek jual tidak
menetapkan waktu penyelesaian transaksi bursa, maka penyelesaian transaksi
bursa dilakukan selambat-lambatnya pada hari bursa ke-2 setelah terjadinya
transaksi (T+2).
3. pada Hari Bursa yang sama dengan terjadinya transaksi (T+0) khusus untuk
hari bursa terakhir perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 54


Modul WPPE | MPE

II.5. Jam dan Sesi Perdagangan


Jam perdagangan di Bursa Efek Indonesia dibagi menjadi jam perdagangan normal
( senin-kamis) dan perdagangan jumat, dan secara umum sesi perdagangan di
bursa efek Indonesia dibagi menjadi beberapa sesi yakni sesi Pre-opening, Sesi 1,
Sesi 2, Sei Pre-closing dan Sesi Post-closing. Beriku Ilustrasi terkait jam
perdagangan dan sesi perdagangan di Bursa Efek Indonesia :

Gambar 8
Jam dan Sesi Perdagangan

1. Sesi Pre-opening
Perdagangan di pasar reguler dimulai dengan sesi pre-opening pada setiap hari
perdagangan. Dalam sesi tersebut dimasukkan order jual dan beli untuk
membentuk harga pre-opening.

Jadwal sesi pre-opening yakni:

Waktu Aktivitas
08:45:00 - 08:55:00 Anggota bursa memasukkan order jual dan beli
JATS melakukan proses penetapan harga pre-
08:55:01 - 08:59:59
opening dan pengalokasian transaksi

Pelaksanaan Perdagangan Pada Sesi Pre-opening


1. Saham yang diperdagangkan pada sesi Pre-opening ditetapkan oleh Burs melalui
Pengumuman paling lambat 1 (satu) Hari Bursa sebelum saham tersebut
diperdagangkan pada sesi Pre-opening.
2. Saham yang diperdagangkan pada sesi Pre-opening adalah saham-saham yang
masuk dalam penghitungan indeks LQ-45 dan atau saham lain yang ditentukan
sesuai dengan kebijakan Bursa.
3. Harga tawar menawar pada sesi Pre-opening berpedoman pada Harga Previous
atau Harga Teoritis saham Hasil Tindakan Korporasi

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 55


Modul WPPE | MPE

4. Penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan pada sesi
Prapembukaan, dapat diubah dan atau dibatalkan oleh Anggota Bursa Efek yang
bersangkutan sepanjang pembatalan dan atau perubahan tersebut dilakukan
masih dalam tenggang waktu perdagangan sesi pre-opening
5. Harga Pembukaan terbentuk berdasarkan akumulasi jumlah penawaran jual dan
permintaan beli terbanyak untuk saham yang sama yang dapat diperjumpakan
oleh JATS pada satu harga tertentu
6. Seluruh penawaran jual dan atau permintaan beli yang belum diperjumpakan
oleh JATS (open order) di sesi Pre-opening, akan dilanjutkan secara otomatis ke
perdagangan sesi I oleh JATS, kecuali Harga penawaran jual dan atau
permintaan beli tersebut melampaui batasan Auto Rejection.

2. Sesi Perdagangan Sesi I dan II


Hari Sesi Waktu
Senin – Kamis Sesi I 09:00 - 12:00 waktu JATS
Sesi II 13:30 - 15:49 waktu JATS
Jum'at Sesi I 09:00 - 11:30 waktu JATS
Sesi II 14:00 - 15:49 waktu JATS

3. Sesi Pre-closing dan Post-closing


Sesi Waktu Aktivitas
Pre-closing Anggota bursa memasukkan order
15:50:00 - 16:00:00
jual dan beli
16:00:01 - 16:04:59 JATS melakukan proses
pembentukan Harga Penutupan
dan memperjumpakan
penawaran jual dengan
permintaan beli pada Harga
Penutupan berdasarkan price
dan time priority
Post-closing 16:05:00 - 16:15:00 Anggota Bursa Efek untuk
memasukkan penawaran jual
dan atau permintaan beli pada
Harga Penutupan, dan JATS
memperjumpakan secara
berkelanjutan (continuous
auction) atas penawaran jual
dengan permintaan beli untuk
Efek yang sama secara
keseluruhan maupun sebagian
pada Harga Penutupan
berdasarkan time priority

Pada Sesi Pre-closing


1. Pada sesi Pre-closing, Anggota Bursa Efek dapat memasukkan penawaran jual
dan atau permintaan beli sesuai dengan ketentuan satuan perdagangan dan
Fraksi Harga dengan tetap tunduk pada ketentuan Auto Rejection
2. Penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan pada sesi
Prapenutupan, dapat diubah dan atau dibatalkan oleh Anggota Bursa Efek yang
bersangkutan sepanjang pembatalan dan atau perubahan tersebut dilakukan
masih dalam tenggang waktu perdagangan sesi pre-closing
3. Harga Penutupan terbentuk berdasarkan akumulasi jumlah penawaran jual dan
permintaan beli terbanyak untuk saham yang sama yang dapat diperjumpakan

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 56


Modul WPPE | MPE

pada satu harga tertentu. Saham yang diperdagangkan pada sesi Pre-opening
ditetapkan oleh Bursa melalui Pengumuman paling lambat 1 (satu) Hari Bursa
sebelum saham tersebut diperdagangkan pada sesi Pre-opening
4. Seluruh penawaran jual dan atau permintaan beli yang belum diperjumpakan
oleh JATS (open order) di sesi Pre-closing, akan dilanjutkan secara otomatis ke
perdagangan sesi Post-closing oleh JATS
5. Apabila Harga Penutupan tidak terbentuk, maka Harga Penutupan ditetapkan
berdasarkan Harga dari Transaksi Bursa yang terakhir kali terjadi

Pada Sesi Post-closing


1. Efek Bersifat Ekuitas yang dapat diperdagangkan pada sesi Post-closing adalah
seluruh Efek Bersifat Ekuitas, kecuali Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
2. Anggota Bursa Efek hanya dapat memasukkan penawaran jual dan atau
permintaan beli pada Harga Penutupan
3. Perubahan penawaran jual dan atau permintaan beli pada sesi Post-closing
hanya dapat dilakukan pada Harga Penutupan.

Perdagangan Saham Perusahaan Tbk yang Melakukan Tindakan Korporasi


Pelaksanaan Perdagangan saham dari Perusahaan Tercatat yang melakukan
tindakan korporasi:
1. Jika masih mengandung haknya (dalam periode cum) akan berakhir pada:
a. Hari Bursa ke-3 (ketiga) sebelum tanggal pencatatan pemegang saham
yang mendapatkan hak (recording date), untuk perdagangan pada Pasar
Reguler dan Pasar Negosiasi.
b. Hari Bursa yang sama dengan dilakukannya recording date, untuk
perdagangan pada Pasar Tunai.
2. Jika tidak lagi mengandung hak (periode ex) dimulai pada hari bursa
berikutnya setelah berakhirnya periode cum
3. Jika tindakan korporasi mengakibatkan adanya perubahan nilai nominal
saham (stock split atau reverse stock) dan perubahan saham yang dicatatkan
akibat penggabungan atau peleburan usaha (merger), Bursa meniadakan
perdagangan di Pasar Tunai atas saham tersebut selama 2 (dua) Hari Bursa
terhitung sejak berakhirnya periode cum di Pasar Reguler
4. Untuk memberikan kesempatan menukarkan Waran menjadi saham, maka
perdagangan Waran berakhir paling lambat:
a. 4 (Empat) Hari Bursa sebelum tanggal Waran tersebut jatuh tempo untuk
perdagangan Waran di Pasar Reguler;
b. 1 (Satu) Hari Bursa sebelum tanggal Waran tersebut jatuh tempo untuk
perdagangan Waran di Pasar Tunai.
5. Dalam hal perusahaan tercatat melakukan penerbitan Waran sebagai hasil
pelaksanaan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD), Bursa akan
meniadakan perdagangan Waran di seluruh pasar sejak awal pelaksanaan
HMETD sampai Waran tersebut sudah diterbitkan dan tersedia.
6. Khusus untuk HMETD hanya dapat diperdagangkan di pada Pasar Tunai dan
sesi I Pasar Negosiasi

II.6. Fraksi Harga dan Auto Rejection


Untuk menjaga mekanisme perdagangan berjalan secara teratur, wajar dan
efisien, Bursa Efek Indonesia mempunyai aturan yang tertuang dalam peraturan
Perdagangan II-A Perihal mekanisme perdagangan efek.

Fraksi Harga
Fraksi Harga Merupakan satuan perubahan harga yang digunakan dalam
melakukan penawaran jual atau permintaan beli.

Fraksi Harga yang berlaku saat ini adalah sebagai berikut:

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 57


Modul WPPE | MPE

1. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih kecil dari Rp 200,- (Dua
Ratus rupiah) mempunyai Fraksi Harga sebesar Rp 1,- dan maksimum price step
adalah Rp10.
2. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham dengan rentang harga Rp
200,- (Dua Ratus rupiah) sampai dengan kurang dari Rp 500,- (lima ratus
rupiah) mempunyai Fraksi Harga sebesar Rp 2,- dan maksimum price step
adalah Rp 20,-.
3. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham dengan rentang harga Rp
500,- (lima Ratus rupiah) sampai dengan kurang dari Rp 2.000,- (dua ribu
rupiah) mempunyai Fraksi Harga sebesar Rp 5,- dan maksimum price step
adalah Rp 50,-.
4. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham dengan rentang harga Rp
2.000,- (dua Ribu rupiah) sampai dengan kurang dari Rp 5.000,- (lima ribu
rupiah) mempunyai Fraksi Harga sebesar Rp 10,- dan maksimum price step
adalah Rp 100,-.
5. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari Rp 5.000,- (lima
ribu rupiah) mempunyai Fraksi Harga sebesar Rp 25,- dan maksimum price step
adalah Rp 250,-.

Penjelasan diatas sesuai dengan peraturan Perdagangan II-A Perihal mekanisme


perdagangan efek, dan mulai diberlakukan sejak tanggal 2 Mei 2016.
Gambar 9
Perubahan Fraksi Harga
2 Januari 2007 – 3 6 Januari 2014 – 29 2 Mei 2016 - Sekarang
Januari 2014 April 2016
Kelompok Harga
Fraksi Maks Fraksi Maks Fraksi Maks
Harga Perubahan Harga Perubahan Harga Perubahan
< Rp200 Rp1 Rp10 Rp1 Rp10
Rp1 Rp20
Rp200 - < Rp500 Rp5 Rp50 Rp2 Rp20
Rp500 - < Rp2.000 Rp10 Rp100 Rp5 Rp50
Rp5 Rp100
Rp2.000 - < Rp5.000 Rp25 Rp250 Rp10 Rp100
≥ Rp5.000 Rp50 Rp500 Rp25 Rp500 Rp25 Rp250

II.7. Auto Rejection


Harga penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan ke dalam JATS
adalah harga penawaran yang masih berada di dalam rentang harga tertentu. Bila
Anggota Bursa memasukkan harga diluar rentang harga tersebut maka secara
otomatis akan ditolak oleh JATS (Auto Rejection).

Batasan Auto Rejection yang berlaku saat ini adalah sebagai berikut:
1. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih kecil dari Rp 50,- (lima
puluh rupiah)
2. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 35% (tiga puluh
lima perseratus) di atas dan lebih dari 10% (sepuluh persen) di bawah Acuan
Harga untuk Saham dengan rentang harga Rp 50,- (lima puluh rupiah) sampai
dengan dari Rp 200,- (dua ratus rupiah).
3. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 25% (dua puluh
lima perseratus) di atas dan lebih dari 10% (sepuluh persen) di bawah Acuan
Harga untuk Saham dengan rentang harga Rp 200,- (dua ratus rupiah) sampai
dengan dari Rp 5.000,- (lima ribu rupiah).

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 58


Modul WPPE | MPE

4. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 20% (dua puluh
perseratus) di atas dan dan lebih dari 10% (sepuluh persen) di bawah Acuan
Harga untuk Saham dengan rentang harga di atas Rp 5.000,- (lima ribu rupiah).

Auto Rejection diatas diberlakukan sejak tanggal 25 Agustus 2015 sesuai dengan
Keputusan direksi Bursa Efek Indonesia No. Kep-00096/BEI/08-2015 dan
tercantum dalam peraturan Perdagangan II-A Perihal mekanisme perdagangan
efek.

Dalam pelaksanaan perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler dan Pasar
Tunai, maka JATS akan melakukan Auto Rejection, apabila:
1) Volume penawaran jual atau permintaan beli Efek Bersifat Ekuitas lebih dari
50.000 (lima puluh ribu) lot atau 5% (lima perseratus) dari jumlah Efek
yang tercatat di Bursa (mana yang lebih kecil).
2) Acuan Harga yang digunakan untuk pembatasan harga penawaran tertinggi
atau terendah di Pasar Reguler dan Pasar Tunai atas saham yang
dimasukkan ke JATS sebagaimana dimaksud dalam ketentuan di atas
ditetapkan berdasarkan pada:
a. Harga Pembukaan di Pasar Reguler untuk perdagangan saham di Pasar
Reguler dan Pasar Tunai;
b. Harga Previous apabila Harga Pembukaan tidak terbentuk;
c. Harga Teoritis Hasil Tindakan Korporasi untuk saham Perusahaan
Tercatat yang melakukan Tindakan Korporasi; atau
d. Harga perdana untuk saham Perusahaan Tercatat yang pertama kali
e. diperdagangkan di Bursa
3) Penerapan Auto Rejection untuk perdagangan saham hasil Penawaran
Umum yang pertama kali diperdagangkan di Bursa (perdagangan perdana)
ditetapkan sebesar 2 (dua) kali dari persentase batasan Auto Rejection yang
telah ditentukan

Gambar 10
Auto Rejection

II.8. Mekanisme Transaksi Marjin dan Shortselling


Pelaksanaan Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short Selling dilakukan sesuai
dengan Peraturan Bapepam dan LK Nomor V.D.6. tentang Pembiayaan Transaksi
Efek oleh Perusahaan Efek Bagi Nasabah dan Transaksi Short Selling oleh
Perusahaan Efek serta Peraturan Bursa terkait Transaksi Marjin dan Transaksi Short
Selling.

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 59


Modul WPPE | MPE

Marjin
Transaksi Marjin adalah transaksi pembelian Efek untuk kepentingan nasabah yang
dibiayai oleh Perusahaan Efek. Atau dapat dikatakan pembelian suatu saham
dengan cara sebagian pembelian menggunakan dana sendiri dan sebagiannya
menggunakan dana yang dipinjam dari anggota bursa efek Indonesia .

Short selling
Transaksi Short Selling adalah transaksi penjualan Efek dimana Efek dimaksud
tidak dimiliki oleh penjual pada saat transaksi dilaksanakan. Atau dapat dikatakan
penjualan suatu saham dimana penjual belum memiliki saham tersebut pada waktu
transaksi dilakukan.

Kriteria untuk transaksi saham marjin dan short selling saat ini adalah sebagai
berikut:
1. PER tidak Lebih 3X
2. Kapitalisasi saham dengan kepemilikan dibawah 5% (lima persen) dari jumlah
saham tercatat lebih besar dari Rp1.000.000.000.000 (satu triliun rupiah)
berdasarkan data akhir bulan dalam periode data review.
3. Efek tersebut telah tercatat di Bursa, dengan ketentuan:
i.apabila Efek tersebut telah tercatat di Bursa selama 6 (enam) bulan atau lebih,
maka: Efek tersebut ditransaksikan di Bursa dengan rata-rata nilai transaksi
harian di Pasar Reguler dalam 6 (enam) bulan terakhir minimal adalah Rp
10.000.000.000 (sepuluh miliar rupiah) atau minimal nilai transaksi harian di
Pasar Reguler adalah Rp 1.000.000.000,- (satumiliar rupiah).
ii.apabila Efek tersebut telah tercatat di Bursa kurang dari 6 (enam) bulan atau
, maka: Efek tersebut ditransaksikan di Bursa dengan rata-rata nilai transaksi
harian mencapai Rp 50.000.000.000 (lima puluh miliar rupiah) atau minimal
nilai transaksi harian adalah Rp 5.000.000.000,- (lima miliiar rupiah).
4. jumlah pemegang saham sekurang-kurangnya 600 (enam ratus) pemegang
saham berdasarkan data akhir bulan selama periode data review.
5. Khusus untuk Transaksi Short Selling total saham dengan kepemilikan di bawah
5% (lima perseratus) dari jumlah saham tercatat minimal 20% (dua puluh
perseratus) yang dihitung selama:
i. 6 (enam) bulan terakhir hingga periode review oleh Bursa untuk Efek yang
telah tercatat di Bursa selama 6 (enam) bulan atau lebih di Bursa
ii. Sekurang- kurangnya 3 (tiga) bulan sejak tercatat hingga periode review oleh
Bursa untuk Efek yang telah tercatat di Bursa kurang dari 6 (enam) bulan.

II.9. Efek Tidak Dijamin dan Transaksi dipisahkan


Dengan diterbitkanya POJK No.26 Tahun 2014 perihal Penjaminan Penyelesaian
Transaksi Bursa makin memperkuat dan meyakinkankepada investor bahwa
investasi di pasar modal Indonesia sangat aman, karena dijelaskan kembali pada
peraturan tersebut bahwa semua transaksi dipasar reguler dan tunai akan dijamin
transaksi nya oleh Kliring Penjaminan Efek Indonesia , dengan kata lain pada saat
hari penyelesaian transaksi akan dipastikan transaksi tersebut “Good Fund and
Good Delivery”. Namun di sisi lain OJK juga memperkuat aturan mengenai efek
mana saja yang dijamin, efek tidak dijamin dan transaksi dipisahkan. Perihal
dengan adanya efek tidak dijamin dan transaksi dipisahkan juga muncul didasari
untuk melindungi kliring dan Penjaminan efek Indonesia dari transaksi bursa yang
tidak wajar dan berisiko tinggi gagal dalam proses setelmen.

Efek Tidak Dijamin dan Transaksi dipisahkan


Efek Tidak Dijamin adalah Efek yang ditetapkan oleh Bursa Efek dan Lembaga
Kliring dan Penjaminan berdasarkan persyaratan tertentu yang penyelesaian
transaksinya tidak dijamin sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 11 Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan Nomor 26/POJK.04/2014 Tentang Penjaminan
Penyelesaian Transaksi Bursa.

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 60


Modul WPPE | MPE

Efek dengan Transaksi Dipisahkan


Penyelesaian Transaksi Bursa berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh Bursa
Efek Lembaga Kliring dan Penjaminan atau atas perintah Otoritas Jasa Keuangan
sebagaimana diatur dalam Pasal 1 Angka 10 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Nomor26/POJK.04/2014 Tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa.

Kriteria Untuk Efek tidak dijamin dan transaksi dipisahkan yang berlaku saat ini
adalah sebagai berikut:
1. Pola Transaksi
2. Volume Transaksi
3. Frekuensi Transaksi
4. Fluktuasi Harga
5. Konsentrasi kepemilikan efek
6. Informasi lain yang bersifat material

II.10. Biaya Transaksi


Anggota Bursa Efek wajib membayar biaya transaksi kepada Bursa (tidak termasuk
biaya kliring dan settlement) sebagai kontribusi atas penyediaan fasilitas oleh
Bursa kepada Anggota Bursa Efek. Ketentuann ini tetap berlaku bagi Anggota Bursa
Efek dalam keadaan suspensi atau Surat Persetujuan Anggota Bursa (SPAB)
dibekukan. Biaya dihitung berdasarkan nilai per transaksi Anggota Bursa Efek yang
bersangkutan sebagai berikut:

1. Untuk transaksi di Pasar Reguler dan Pasar Tunai sebesar 0,018% (nol koma nol
satu delapan perseratus) dari nilai per transaksi, atau minimum Rp20.000.000,
- (dua puluh juta rupiah) per bulan
2. Untuk transaksi di Pasar Negosiasi berdasarkan kebijakan Bursa;
3. Untuk biaya transaksi jasa kliring penjaminan efek Indonesia adalah sebesar
0,009% (nol koma nol nol sembilan perseratus) dari nilai per transaksi.
4. Untuk biaya transaksi setelmen kepada KSEI adalah sebesar 0,003% (nol koma
nol nol tiga perseratus) dari nilai per transaksi.
5. PPN dan PPH diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan SE-06/PJ4/1997 Dirjen
Pajak Tanggal 20 Juni 1997 Perihal Pelaksaan pemungutan Pajak Penghasilan
atas Penghasilan Penjualan saham di Bursa Efek.

Gambar 11
Biaya Transaksi Beli

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 61


Modul WPPE | MPE

Gambar 12
Biaya Transaksi Jual

II.11. Penghentian Perdagangan


Dalam rangka menjaga terlaksananya perdagangan efek yang teratur, wajar dan
efisien, bursa dapat melakukan:
1. Penghentian sementara pelaksanaan perdagangan efek di bursa, dalam hal:
a. permasalahan teknis pada JATS dan atau sistem Remote trading yang
diakibatkan oleh:
i. Data application / system error
ii. Kapasitas mesin perdagangan penuh
iii. Rusak mesin perdagangan
iv. Terputusnya jaringan Remote trading
v. Permasalahan teknis pada JATS dan dan infrastruktur pendukungnya
b. Terjadinya permasalahan teknis pada sistem kliring dan penjaminan KPEI dan
atau sistem penyimpanan dan penyelesaian KSEI yang mengakibatkan tidak
dapat dilakukan proses penjaminan dan atau penyelesaian Transaksi Bursa;
c. Terjadinya kepanikan pasar dalam melakukan transaksi jual dan atau beli
yang mengakibatkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami
penurunan yang sangat tajam paling lama 1 (satu) sesi perdagangan. Dalam
hal penghentian melebihi 1 (satu) sesi perdagangan, maka Bursa akan
melakukan penghentian sementara setelah mendapat persetujuan Bapepam
dan LK
d. Bencana, antara lain: gempa bumi, banjir, kebakaran
e. Terjadinya gangguan keamanan, sosial dan politik, antara lain:
pemberontakan, ledakan bom, kerusuhan, huru-hara, sabotase, pemogokan
dan epidemic
f. Terjadinya gangguan pada infrastruktur sosial seperti jaringan listrik,
telekomunikasi dan transportasi
2. Penghentian sementara pelaksanaan perdagangan atas suatu Efek tertentu di
Bursa apabila terjadi pergerakan harga yang tidak wajar atas Efek tersebut
3. Jika penghentian sementara terjadi, maka transaksi Bursa yang sudah terjadi
sebelum dihentikannya perdagangan tetap berlaku kecuali apabila terdapat
inkonsistensi data, kesalahan data dan atau hilangnya data Transaksi Bursa
pada JATS yang disebabkan karena tidak berfungsinya JATS
4. Bursa menghentikan sementara perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu dan atau Waran apabila perdagangan saham yang mendasari
diterbitkannya Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dan atau Waran tersebut
dihentikan sementara
5. Untuk menjaga kelangsungan perdagangan Efek di Bursa, maka Bursa dapat
menerapkan sistem dan tata cara perdagangan lainnya sesuai dengan rencana
kelangsungan usaha (business continuity plan) yang telah memperoleh
persetujuan OJK

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 62


Modul WPPE | MPE

Gambar 13
Suspensi Perdagangan

kasus terkait pada Mekanisme Perdagangan Efek


Kasus Penurunan Indeks IHSG
1. Penurunan Indeks Yang signifikan mengakibatkan bursa merubah aturan terkait
auto rejection
Pada Tanggal 24 Agustus 2015 IHSG mengalami penurunan yang sangat tajam
yakni sebesar -3,9 persen (tiga koma sembilan perseratus) dan dimana dalam
5 Hari Bursa terakhir Indeks Saham Gabungan (IHSG) telah mengalami
penurunan yang sangat signifikan yakni lebih dari -9,5 % (sembilan koma lima
perseratus) dan nilai kapitalisasi pasar IHSG yang hilang daalam 5 Hari Bursa
Terakhir mencapai 400 Triliun Rupiah. Selain faktor diatas, penurunan year to
date IHSG secara kumulatif untuk tahun 2015 hingga tanggal 24 Agustus 2015
juga sangat besar dan salah satu yang terburuk dibandingkan bursa lain, yakni
hingga lebih dari -13 % (tiga belas perseratus). Bahkan apabila kita melihat
secara year to date penurunan indeks indeks yang ada di Bursa Efek Indonesia
mencapai lebih dari -20%.

karena hal tersebut pada tanggal 24 Agustus 2015 pihak pihak terkait dalam hal
ini direksi mengadakan rapat internal dengan perwakilan divisi divisi terkait
untuk membahas langkah dan strategi untuk meredam atau menahan
penurunan yang lebih dalam. Ide yang muncul adalah untuk merubah auto

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 63


Modul WPPE | MPE

rejection dari penurunan harga dimana untuk semua kelompok harga, batas
bawah auto rejection akan diubah menjadi sama rata 10 % (sepuluh
perseratus), hal ini bertujuan untuk menjaga volatilitas harga, dan menahan
penurunan lebih dalam. setelah formulasi besaran perubahan tersebut disetujui
secara internal Bursa Efek Indonesia maka selanjutnya pihak BEI membawa
hasil rapat ini ke pihak OJK untuk dimintai masukan dan persetujuanya terkait
perubahan tersebut. Maka setelah disetujui pihak BEI pada pukul 16.30 WIB
tanggal 24 Agustus 2015 langsung mengontak anggota bursa terkait akan
perubahan tersebut yang akan berlaku esok hari nya, dan memberitahu bahwa
pada malam hari tanggal 24 Agustus 2015 akan ada yang disebut mock trading,
yakni tes mekanisme perdagangan dengan aturan baru yang akan diterapkan
per tanggal 25 agustus 2015

Gambar 14
Perbandingan Auto Rejection

Sebelum 25 Agustus Per tanggal 25


Kelompok 2015 Agustus 2015
Harga
% Naik % Turun % Naik % Turun
< Rp200 35% 35% 35% 10%
> Rp200 – ≤
Gambar 25% 25% 25% 10%
Rp5,000
15
> Rp5,000
20% 20% 20% 10%

Penurunan Indeks IHSG

Indeks IHSG
4.800,00
4.741
4.700,00
4.666 4.638
4.600,00 4.585,39 4.595
4.500,00 4.510,48 4.484,24 4.490
4.441,99
4.400,00
4.300,00 4.335,95 4.310
4.200,00
4.163,73
4.100,00
4.000,00
3.900,00
3.800,00
14-08-2015 18-08-2015 19-08-2015 20-08-2015 21-08-2015 24-08-2015
IHSG Market Capital In trilliun Rp

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 64


Modul WPPE | MPE

Tabel 1
Penurunan Indeks IHSG

% IHSG Market Capital In trilliun % Market Cap


Tanggal IHSG Change Rp Change
14-08-2015 4.585,39 4.741
18-08-2015 4.510,48 -1,634% 4.666 -1,582%
19-08-2015 4.484,24 -0,582% 4.638 -0,600%
20-08-2015 4.441,99 -0,942% 4.595 -0,927%
21-08-2015 4.335,95 -2,387% 4.490 -2,285%
24-08-2015 4.163,73 -3,972% 4.310 -4,009%
Total %
Down -9,517% Total % Down -9,403%

Dampak Perubahan Batas Bawah Auto Rejection per tanggal 25 Agustus 2015

Tujuan awal dari perubahan batas bawah auto rejection adalah menahan laju penurunan,
meyakinkan investor agar tidak panik, dan menjaga pergerakan harga agar tidak terlalu
volatile, namun respon yang diterima terkait perubahan tersebut sangat positif pada waktu
itu, karena tu 3 Hari Bursa, selain itu market cap dari IHSG pun kembali melonjak sebesar
200 Triliun dalam kurun waktu tersebut.

Gambar 16
Indeks IHSG

Indeks IHSG
4.600,00
4.562
4.500,00
4.430,63
4.400,00
4.361 4.374
4.300,00 4310
4.228,50 4.237,73
4.200,00
4.163,73
4.100,00

4.000,00

3.900,00
24-08-2015 25-08-2015 26-08-2015 27-08-2016

IHSG Market Capital In trilliun Rp

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 65


Modul WPPE | MPE

Tabel 2
Kenaikan Indeks IHSG

After
% IHSG Market Capital In trilliun % Market Cap
Tanggal IHSG Change Rp Change
24-08-
2015 4.163,73 4310
25-08-
2015 4.228,50 1,56% 4.361 1,18%
26-08-
2015 4.237,73 0,22% 4.374 0,30%
27-08-
2016 4.430,63 4,55% 4.562 4,30%
Total %
UP 6,326% Total % UP 5,780%

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 66


Modul WPEE | MPE

PERATURAN PERDAGANGAN EFEK

I. PERATURAN PERDAGANGAN

Landasan Peraturan Perdagangan


Peraturan Perdagangan efek di Bursa Efek Indonesia memiliki landasan yakni
peraaturan yang diterbitkan pemerintah Republik Indonesia dan juga otoritas
terkait dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan yang sebelumnya bernama Bapepam-
LK. Landasan inilah yyang menjadi pijakan dan fondasi awal dari peraturan
perdagangan di Bursa Efek Indonesia, peraturan dalam harfiah berarti ketentuan
yang mengikat bagi anggota-nya, dipakai sebagai panduan, tatanan, dan kendali
dalam tindakan-tindakan mereka, dalam konteks peraturan perdagangan,
ketentuan ini mengikat bagi anggota bursa untuk mengikuti aturan dan tatanan
yang ada agar terciptanya perdagangan efek yang teratur, wajar, dan efisien.
Gambar 1 – Landasan Peraturan Perdagangan

I.1. Peraturan Pemerintah


Peraturan Pemerintah yang menjadi fondasi awal peraturan perdagangan salah satunya
adalah undang- undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 dan peraturan
pemerintah No. 45 Tahun 1995 tentang penyelenggaran kegiatan di pasar modal,
dimana dalam undang-undang tersebut disebutkan secara jelas Izin, fungsi, tugas, dan
peran Bursa Efek Indonesia dalam kaitanya dengan penyelenggara perdagangan efek di
Indonesia. Berikut ini adalah pokok-pokok penting yang tercantum dalam undang-
undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995.

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 67


Modul WPEE | MPE

A. Definisi
1. Bursa Efek adalah Pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem
dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli Efek Pihak -
Pihak lain dengan tujuan memperdagangkan Efek di antara mereka
2. Anggota Bursa Efek adalah Perantara Pedagang Efek yang telah memperoleh
izin usaha dari Bapepam dan mempunyai hak untuk mempergunakan sistem
dan atau sarana Bursa Efek sesuai dengan peraturan Bursa Efek.
3. Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga
komersial , saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak
investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek.
4. Emiten adalah pihak yang melakukan penawaran umum
5. Kustodian adalah Pihak yang memberikan jasa penitipan Efek dan harta lain yang
berkaitan dengan Efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga, dan
hak - hak lain, menyelesaikan transaksi Efek, dan mewakili peme gang rekening
yang menjadi nasabahnya.
9. Lembaga Kliring dan Penjaminan adalah Pihak yang menyelenggarakan jasa
kliring dan penjaminan penyelesaian Transaksi Bursa.
10.Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian adalah Pihak yang
menyelenggarakan kegiatan Kustodian sentral bagi Bank Kustodian,
Perusahaan Efek, dan Pihak lain.
11.Manajer Investasi adalah Pihak yang kegiatan usahanya mengelola Portofolio
Efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk
sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank
yang melakukan sendiri kegiatan usahanya.
12. Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan
perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek.
13. Penawaran Umum adalah kegiatan penawaran Efek yang dilakukan oleh
Emiten untuk menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang
diatur dalam Undang-undang ini dan peraturan pelaksanaannya.
14. Penjamin Emisi Efek adalah Pihak yang membuat kontrak dengan Emiten
untuk melakukan Penawaran Umum bagi kepentingan Emiten dengan atau
tanpa kewajiban untuk membeli sisa Efek yang tidak terjual.
18. Perantara Pedagang Efek adalah Pihak yang melakukan kegiatan usaha
jual beli Efek untuk kepentingan sendiri atau Pihak lain.
19. Transaksi Bursa adalah kontrak yang dibuat oleh anggota bursa efek sesuai
dengan persyaratan yang ditentukan oleh Bursa Efek mengenai jual beli efek,
pinjam meminjam efek, atau kontrak lain mengenai efek atau harga efek.

B. Perizinan Bursa Efek


1. Yang dapat menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai Bursa Efek adalah
perseroan yang telah mendapat izin usaha dari Bapepam. (Pasal 6 UU No.
8 tahun 1995)
2. Persyaratan dan Tata Cara perizinan Bursa Efek sebagaimana
dimaksud diatas diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

C. Tujuan dan Kepemilikan


1. Bursa Efek didirikan dengan tujuan menyelenggarakan perdagangan
Efek yang teratur, wajar, dan efisien. (Pasal 7 UU No. 8 tahun 1995)
2. Dalam rangka mencapai tujuan sebagaimana dimaksud diatas, Bursa Efek
wajib menyediakan sarana pendukung dan mengawasi kegiatan Anggota
Bursa Efek.
3. Rencana anggaran tahunan dan penggunaan laba Bursa Efek wajib disusun
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh dan dilaporkan kepada
Bapepam.Mematuhi peraturan pasar modal yang berlaku.

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 68


Modul WPEE | MPE

D. Peraturan Bursa Efek dan Satuan Pemeriksa


1. Bursa Efek wajib menetapkan peraturan mengenai keanggotaan,
pencatatan, perdagangan, kesepadanan Efek, kliring dan penyelesaian
Transaksi Bursa, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kegiatan Bursa
Efek. (Pasal 8 UU No. 8 tahun 1995)
2. Tata cara peralihan Efek sehubungan dengan Transaksi Bursa ditetapkan oleh
Bursa Efek.
3. Bursa Efek dapat menetapkan biaya pencatatan Efek, iuran keanggotaan, dan
biaya transaksi berkenaan dengan jasa yang diberikan.

I.2. Peraturan OJK


Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang dulu disebut juga Bapepam-LK, mempunyai
tugas penyelenggaraan sistem pengaturan dan pengawasan sektor pasar modal
yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan, salah
satu perannya adalah menyusun peraturan pelaksanaan di pasar modal dan juga
merumuskan standar, norma, pedoman kriteria dan prosedur di bidang pasar
modal. Banyak Peraturan yang melandasi peraturan perdagangan di Bursa Efek
Indonesia, seperti :
Gambar II
Peraturan OJK dan Bursa
Peraturan OJK Peraturan Perdagangan Bursa Efek
Indonesia
Peraturan Bapepam III.A.1 perihal Peraturan II-A perihal mekanisme
Perizinan Bursa Efek perdagangan efek
Peraturan Bapepam dan LK No. IV.B.3 Peraturan II-C perihal perdagangan
Perihal Tentang Reksadana berbentuk KIK Unit Penyertaan Reksadana
Berbentuk KIK
Peraturan Bapepam dan LK No. III.E.1 Peraturan II-D perihal perdagangan
Perihal Tentang Kontrak Berjangka dan Opsi Saham
Opsi atas efek atau indeks efek Peraturan II-E perihal perdagangan
Kontrak Berjangka Indeks Efek

Peraturan Bapepam dan LK No. V.D.6 Peraturan II-H perihal Persyaratan


tentang Pembiayaan Transaksi Efek oleh dan perdagangan efek dalam
perusahaan efek bagi nasabah dan transaksi marjin dan shortselling
transaksi shortselling oleh perusahaan
efek
Peraturan Otoritas jasa Keuangan Peraturan II-K perihal Efek tidak
No.26/POJK.04/2014 Perihal efek tidak Dijami dan Transaksi dipisahkan atas
dijamin dan transaksi dipisahkan atas efek efek bersifat ekuitas
bersifat ekuitas

Peraturan Bapepam III.A.1 Perihal perizinan Bursa Efek Perizinan Bursa Efek
1) Penawaran Permohonan izin usaha Bursa Efek diajukan kepada Ketua Bapepam
dalam rangkap 4 (empat) dengan menggunakan Formulir Nomor III.A.1-1 lampiran 1
peraturan ini.
2) Permohonan izin usaha sebagaimana dimaksud dalam angka 1 peraturan ini disertai
dokumen sebagai berikut :
a. Akta pendirian Perseroan yang memuat anggaran dasar perseroan sesuai
dengan Peraturan Nomor III.A.5 yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman;
b. Daftar Perusahaan Efek yang menjadi pemegang saham Bursa Efek, sekurang-
kurangnya 50 (lima puluh) Perusahaan Efek yang telah memperoleh izin
usaha dari Bapepam;

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 69


Modul WPEE | MPE

c. Nomor Pokok Wajib Pajak Perseroan;


d. pertimbangan ekonomi yang mendasari pendirian Bursa Efek termasuk
uraian tentang keadaan pasar yang akan dilayaninya;
e. Proyeksi keuangan 3 (tiga) tahun;
f. Rencana kegiatan 3 (tiga) tahun termasuk susunan organisasi, fasilitas
komunikasi, dan program-program latihan yang akan diadakan;
g. Daftar calon direktur dan komisaris sesuai dengan persyaratan Peraturan
Nomor III.A.3 serta pejabat satu tingkat di bawah direksi;
h. Daftar Pihak yang merencanakan untuk mencatatkan Efek di Bursa Efek;
i. Rancangan peraturan mengenai keanggotaan, pencatatan, perdagangan,
kesepadanan Efek, kliring dan penyelesaian Transaksi Bursa, termasuk
mengenai penetapan biaya dan iuran berkenaan dengan jasa yang diberikan;
j. Neraca pembukaan Perseroan yang telah diperiksa oleh Akuntan yang
terdaftar di Bapepam; dan
k. Bukti penyetoran modal yang memuat sekurang-kurangnya
Rp7.500.000.000,00 (tujuh miliar lima ratus juta rupiah).

3) Pertimbangan ekonomi pendirian Bursa Efek sekurang-kurangnya memuat:


c. Potensi kebutuhan dana jangka panjang bagi kegiatan usaha di
wilayah dimaksud;
d. Potensi akumulasi dana yang dapat terserap melalui pasar modal di
wilayah dimaksud;
e. Potensi pangsa pasar dalam arti calon Emiten yang diharapkan tercatat di
Bursa Efek di wilayah dimaksud (termasuk syarat Emiten dalam kaitannya
dengan kesehatan berusaha, potensi laba, penyebaran saham, dan
sebagainya);

Lingkup Peraturan Perdagangan Efek


Dalam peraturan III. A.I Perihal Perizinan Bursa Efek disebutkan bahwa peraturan
perdagangan yang dibuat oleh Bursa Efek setidaknya harus berisi hal hal dibawah ini:
1. Ketentuan yang menjamin perdagangan efek yang wajar berdasarkan mekanisme
pasar, poin ini tercermin dalam peraturan perdagangan bursa efek indonesia No. II-A
perihal mekanisme perdagangan efek
2. Pembentukan harga yang didasarkan kekuatan pasar, poin ini tercantum dalam
peraturan perdagangan bursa efek indonesia No. II-A pasal III dan VI perihal
mekanisme perdagangan efek, dimana tersirat bahwa harga yang terbentuk di pasar
reguler berdasarkan mekanisme continous auction.
3. Ketentuan yang menjamin penyelesaian transaksi dan registrasi yang aman, cepat
dan efisien, hal ini juga tercantum dalam peraturan perdagangan bursa efek
Indonesia No. II-A pasal I, II, VI perihal mekanisme perdagangan efek dan juga
Peraturan KPEI.
4. Ketentuan yang mengatur informasi pasar yang akurat, aktual, dan penyebaranya
cepat dan luas serta relatif murah, dalam hal pengaplikasian ketentuan ini bursa
mengaturnya dalam peraturan perdagangan bursa efek indonesia No. II-A pasal II,
dimana dalam rangka melakukan pengawasan perdagangan bursa berhak meminta
keterbukaan informasi kepada pihak emitten, selain itu bursa juga memiliki media
penyebaraan informasi terkait perdagangan via website www.idx.co.id dan juga untuk
pelanggan data perdagangan via datafeed.
5. Persyaratan perdagangan efek diluar bursa untuk efek yang tercatat di bursa efek
tersebut. hal ini tercantum dalam peraturan perdagangan bursa efek indonesia No. II-
A pasal II Poin III perihal mekanisme perdagangan efek. Dimana dinyatakan bahwa
bursa berhak melarang anggota nya untuk melakukan transaksi efek diluar bursa
untuk efek yang dicatatkan di bursa kecuali kedudukan nya sebagai kustodian.
6. Pelaporan Transaksi oleh anggota bursa efek kepada bursa efek dan nasabahnya.

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 70


Modul WPEE | MPE

7. Penetapan biaya transaksi dan biaya lain yang tidak menghambat perkembangan
pasar modal. hal ini tercantum dalam peraturan perdagangan bursa efek indonesia
No. II-A pasal XI perihal mekanisme perdagangan efek.

Gambar III
Lingkup Peraturan Perdagangan Efek

II. PERATURAN PERDAGANGAN EFEK BURSA EFEK INDONESIA


Berlandasan peraturan – peraturan pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan diatas, bursa
mengaplikasikan peraturan tersebut ke dalam 12 peraturan perdagangan yang mencakup
hampir semua efek di pasar modal

Ketentuan Umum Perdagangan


Efek Bersifat Ekuitas yang diatur dalam Peraturan ini meliputi: Saham, Efek Bersifat
Ekuitas lainya seperti HMETD dan Waran, dan juga turunan-turunan saham lainya. Selain
itu anggota bursa efek yang melakukan transaksi jual dan atau beli atas Efek Bersifat
Ekuitas yang tercatat di Bursa, wajib melaksanakan transaksi tersebut di Bursa melalui
JATS dan dilarang melaksanakan Transaksi di Luar Bursa atau memfasilitasi transaksi
jual beli di luar Bursa kecuali dalam kedudukannya sebagai Kustodian, atas Efek Bersifat
Ekuitas yang tercatat di Bursa.

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 71


Modul WPEE | MPE

II.1. Jenis Efek yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia


Secara umum bursa memiliki 3 jenis efek yang diperdagangkan yakni efek bersifat
ekuitas atau kepemilikan dan hak atas kepemilikan seperti Saham, Waran, HMETD, dan
ETF; efek bersifat hutang seperti obligasi; dan efek turunan baik dari efek bersifat
ekuitas maupun bersifat utang seperti Kontrak Berjangka Indeks Efek, Kontrak Opsi
Saham, dan Kontrak Berjangka Surat Utang Negara.

Gambar IV
Jenis Efek di Bursa Efek Indonesia

Gambar V
Peraturan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 72


Modul WPEE | MPE

Gambar VI
Peraturan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia(2)

II.2. Peraturan Perdagangan II-A Perihal


Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas
Peraturan Perdagangan II-A Merupakan peraturan utama, karena semua mekanisme
perdagangan efek bersifat ekuitas diatur dan dijelaskan di peraturan ini. Setidaknya ada
12 pasal yang mengatur mekanisme perdagangan efek bersifat ekuitas, seperti dibawah
ini.

Gambar VII
Daftar Isi Peraturan Perdagangan II-A

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 73


Modul WPEE | MPE

I.Definisi
Setidaknya ada 41 Definisi yang tercantum dalam peraturan perdagangan II-A
perihal mekanisme perdagangan efek bersifat Ekuitas

1. Anggota Bursa Efek adalah Perusahaan Efek yang telah memperoleh izin usaha dari
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) sebagai
Perantara Pedagang Efek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 2 Undang
Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal (UUPM) dan telah memperoleh
persetujuan Keanggotaan Bursa untuk mempergunakan sistem dan atau sarana Bursa
dalam rangka melakukan kegiatan perdagangan Efek di Bursa sesuai dengan
Peraturan Bursa.
2. Auto Rejection adalah penolakan secara otomatis oleh JATS terhadap penawaran jual
dan atau permintaan beli Efek Bersifat Ekuitas yang dimasukkan ke JATS akibat
dilampauinya batasan harga atau jumlah Efek Bersifat Ekuitas yang ditetapkan oleh
Bursa.
3. Bursa adalah PT Bursa Efek Indonesia.
4. Daftar Hasil Kliring (DHK) adalah dokumen elektronik hasil Kliring yang diterbitkan
oleh KPEI yang berisikan hak dan kewajiban setiap Anggota Bursa Efek yang timbul
dari Transaksi Bursa.
5. Daftar Transaksi Bursa (DTB) adalah dokumen elektronik yang berisikan seluruh
Transaksi Bursa yang dilakukan oleh setiap Anggota Bursa Efek pada setiap Hari
Bursa yang disediakan oleh Bursa untuk Anggota Bursa Efek dan KPEI pada setiap
akhir sesi perdagangan.
6. Efek Bersifat Ekuitas adalah saham atau Efek yang dapat ditukar dengan saham atau
Efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Bapepam Nomor IX.J.1 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan
Yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas Dan Perusahaan Publik.
7. Fraksi Harga adalah satuan perubahan harga yang digunakan dalam melakukan
penawaran jual atau permintaan beli.
8. Harga adalah sejumlah nilai dalam mata uang rupiah yang terbentuk berdasarkan
perjumpaan penawaran jual dan permintaan beli Efek yang dilakukan oleh
Anggota Bursa Efek di Bursa.
9. Harga Pembukaan (Opening Price) adalah Harga yang terbentuk pada saat sesi Pra-
pembukaan.
10. Harga Penutupan (Closing Price) adalah Harga yang terbentuk pada saat sesi
Pra-penutupan.
11. Harga Previous adalah Harga Penutupan pada Hari Bursa sebelumnya.
12. Harga Teoritis Hasil Tindakan Korporasi adalah nilai yang dihitung dan ditetapkan
oleh Bursa berdasarkan rasio Tindakan Korporasi yang ditetapkan oleh Perusahaan
Tercatat dan digunakan sebagai pedoman harga untuk proses tawar menawar pada
awal perdagangan saham hasil Tindakan Korporasi (periode ex) di Bursa.
13. Hari Bursa adalah hari diselenggarakannya perdagangan Efek di Bursa yaitu hari
Senin sampai dengan hari Jumat, kecuali hari tersebut merupakan hari libur nasional
atau dinyatakan sebagai hari libur Bursa oleh Bursa.
14. Identitas Tunggal Pemodal (Single Investor Identification/SID) adalah identitas
tunggal pemodal dari nasabah Anggota Bursa Efek yang diterbitkan oleh KSEI
bagi setiap pemodal nasabah perorangan atau kelembagaan untuk dipergunakan
dalam aktivitas perdagangan, kliring dan penyelesaian transaksi Efek.
15. Information Technology Officer for Remote Trading (IT Officer RT) adalah pegawai
Anggota Bursa Efek yang ditunjuk oleh Anggota Bursa Efek atau pegawai Mediator
Remote Trading yang ditunjuk oleh Mediator Remote Trading yang bertugas dan
bertanggung jawab untuk memastikan kesiapan dan kelancaran operasional
Perangkat Remote Trading Anggota Bursa Efek.
16. Jakarta Automated Trading System (JATS) adalah sistem perdagangan Efek
yang berlaku di Bursa untuk perdagangan yang dilakukan secara otomasi
dengan menggunakan sarana komputer.

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 74


Modul WPEE | MPE

17. Jakarta Open Network Environment Client (JONEC) adalah sarana di Anggota Bursa
Efek yang terdiri dari perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan oleh
Anggota Bursa Efek untuk mengakses JATS melalui Jaringan dan Terminal Remote
Trading sesuai dengan Panduan Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas.
18. Jakarta Open Network Environment Server (JONES) adalah sarana di Bursa yang
terdiri dari perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan oleh Bursa untuk
meneruskan penawaran jual dan atau permintaan beli dari Anggota Bursa Efek ke
JATS sesuai dengan Panduan Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas.
19. Jaringan adalah sarana komunikasi data yang disediakan oleh pihak yang ditunjuk
oleh Bursa yang dipergunakan untuk menghubungkan Perangkat Remote Trading
Bursa dengan Perangkat Remote Trading Anggota Bursa Efek.
20. Kliring adalah suatu proses penentuan hak dan kewajiban yang timbul dari Transaksi
Bursa sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor III-A.10
Tentang Transaksi Efek.
21. Komite Perdagangan Efek adalah komite yang dibentuk dan anggotanya ditunjuk oleh
Bursa berdasarkan keahliannya, yang bertugas untuk memberikan pendapat kepada
Bursa baik diminta maupun tidak diminta yang berkaitan dengan perdagangan Efek di
Bursa.
22. Kondisi Darurat adalah suatu keadaan atau peristiwa yang terjadi di luar kehendak
dan atau kemampuan Bursa yang menyebabkan tidak dapat dilangsungkannya
perdagangan Efek di Bursa secara teratur, wajar dan efisien.
23. KPEI adalah PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia.
24. KSEI adalah PT Kustodian Sentral Efek Indonesia.
25. Laporan Penyelesaian Kewajiban (LPK) adalah dokumen elektronik yang diterbitkan
oleh KPEI setiap Hari Bursa untuk Anggota Bursa Efek yang memuat status
pemenuhan hak dan kewajiban masing-masing Anggota Bursa Efek.
26. Netting adalah kegiatan Kliring yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi setiap
Anggota Kliring untuk menyerahkan dan atau menerima saldo Efek tertentu untuk
setiap jenis Efek yang ditransaksikan dan untuk menerima atau membayar sejumlah
uang untuk seluruh Efek yang ditransaksikan sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Bapepam dan LK Nomor III-A.10 Tentang Transaksi Efek.
27. Panduan Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas adalah panduan yang ditetapkan oleh
Bursa yang menjelaskan tata cara dan mekanisme pelaksanaan perdagangan Efek
Bersifat Ekuitas.
28. Pasar Negosiasi adalah pasar dimana perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Bursa
dilaksanakan berdasarkan tawar menawar langsung secara individual dan tidak
secara lelang yang berkesinambungan (Non Continuous Auction Market) dan
penyelesaiannya dapat dilakukan berdasarkan kesepakatan Anggota Bursa Efek.
29. Pasar Reguler adalah pasar dimana perdagangan Efek di Bursa dilaksanakan
berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan
(Continuous Auction Market) oleh Anggota Bursa Efek dan penyelesaiannya dilakukan
pada Hari Bursa ke-2 setelah terjadinya Transaksi Bursa (T+2).
30. Pasar Reguler Tunai (Pasar Tunai) adalah pasar dimana perdagangan Efek di Bursa
dilaksanakan berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang
berkesinambungan (continuous auction market) oleh Anggota Bursa Efek dan
penyelesaiannya dilakukan pada Hari Bursa yang sama dengan terjadinya Transaksi
Bursa (T+0).
31. Pasca Penutupan (Post-Trading) adalah sesi akhir waktu perdagangan di Pasar
Reguler pada setiap Hari Bursa yang dapat digunakan oleh Anggota Bursa Efek untuk
memasukkan penawaran jual dan atau permintaan beli suatu Efek Bersifat Ekuitas
pada harga yang sama dengan Harga Penutupan.
32. Perangkat Remote Trading Anggota Bursa Efek adalah fasilitas perdagangan Remote
Trading di Anggota Bursa Efek yang terdiri dari firewall, router dan JONEC.
33. Perangkat Remote Trading Bursa adalah fasilitas perdagangan Remote Trading di
Bursa yang terdiri dari firewall, router dan JONES.

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 75


Modul WPEE | MPE

34. Per-transaksi (trade for trade) adalah penentuan pemenuhan hak dan kewajiban
untuk setiap transaksi oleh Anggota Bursa Efek jual dan Anggota Bursa Efek beli
yang dilakukan secara langsung atas Efek yang ditransaksikan.
35. Perusahaan Tercatat adalah Emiten atau Perusahaan Publik yang Efeknya tercatat di
Bursa.
36. Pra-pembukaan (Pre-opening) adalah sesi awal waktu perdagangan di Pasar
Reguler pada setiap Hari Bursa yang dapat digunakan oleh Anggota Bursa Efek
untuk memasukkan penawaran jual dan atau permintaan beli suatu saham
sehingga dimungkinkan terjadinya pembentukan Harga Pembukaan atas saham
tersebut berdasarkan harga terbaik dan volume terbanyak.
37. Pra-penutupan (Pre-closing) adalah sesi perdagangan di Pasar Reguler pada setiap
Hari Bursa yang dapat digunakan oleh Anggota Bursa Efek untuk memasukkan
penawaran jual dan atau permintaan beli suatu Efek Bersifat Ekuitas sehingga
dimungkinkan terjadinya pembentukan Harga Penutupan atas Efek Bersifat
Ekuitas tersebut berdasarkan harga terbaik dan volume terbanyak.
38. Remote Trading adalah perdagangan Efek Bersifat Ekuitas yang diselenggarakan oleh
Bursa dengan menggunakan JATS, Perangkat Remote Trading Bursa, Jaringan dan
Perangkat Remote Trading Anggota Bursa Efek.
39. Tindakan Korporasi adalah tindakan Perusahaan Tercatat yang dapat
mempengaruhi harga dan atau jumlah saham Perusahaan Tercatat.
40. Trading-ID adalah bagian dari SID yang digunakan sebagai identitas nasabah
untuk melaksanakan perdagangan di Bursa.
41. Waktu JATS adalah waktu yang tertera pada JATS.

Gambar VIII
Definisi

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 76


Modul WPEE | MPE

III.Segmen Pasar di Bursa

Transaksi yang terjadi di Bursa Efek Indonesia terkategori ke dalam transaksi Pasar
Sekunder. Pasar Sekunder adalah pasar tempat terjadinya transaksi perdagangan efek
di antara para investor setelah efek yang dijual atau ditawarkan pada Pasar Perdana
dicatatkan pada bursa efek. Di pasar ini efek-efek diperdagangkan dari satu investor
kepada investor lainnya. Investor dapat memperdagangkan efek di Bursa Efek Indonesia
pada 3 Segmen Pasar di BEI yang terdiri dari:
1. Pasar Reguler
2. Pasar Negosiasi
3. Pasar Tunai

Perdagangan di Pasar Reguler, Pasar Tunai dan Pasar Negosiasi dilakukan selama jam
perdagangan pada setiap hari bursa dengan berpedoman pada waktu Jakarta Automated
Trading System (JATS).

Masing – masing Segmen Pasar memiliki ketentuan dalam memperdagangkan efek


bersifat ekuitas sebagai berikut :
1. Saham dapat diperdagangkan di Pasar Reguler, Pasar Tunai, dan Pasar Negosiasi
2. Waran dapat diperdagangkan di Pasar Reguler, Pasar Tunai, dan Pasar Negosiasi
3. HMETD hanya dapat diperdagangkan di Pasar Tunai dam Pasar Negosiasi Sesi I
4. ETF dan DIRE dapat diperdagangkan di Pasar Reguler, Pasar Tunai, Pasar Negosiasi

Gambar IX
Segmen

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 77


Modul WPEE | MPE
IV.Jam Perdagangan di Bursa

Jam perdagangan di Bursa Efek Indonesia dibagi menjadi jam perdagangan normal (Senin -
Kamis) dan perdagangan Jumat, dan secara umum sesi perdagangan di Bursa Efek Indonesia
dibagi menjadi beberapa sesi yakni sesi Pre-opening, Sesi 1, Sesi 2, Sei Pre-closing dan Sesi
Post-closing. Beriku Ilustrasi terkait jam perdagangan dan sesi perdagangan di Bursa Efek
Indonesia :

Gambar X
Jam dan Sesi Perdagangan

1. Sesi Pre-opening
Perdagangan di Pasar Reguler dimulai dengan sesi Pre-opening pada setiap hari
perdagangan. Dalam sesi tersebut dimasukkan order jual dan beli untuk membentuk
harga Pre-opening.

Jadwal sesi Pre-opening yakni:

Waktu Aktivitas
08:45:00 - 08:55:00 Anggota bursa memasukkan order jual dan beli
JATS melakukan proses penetapan harga Pre-
08:55:01 - 08:59:59
opening dan pengalokasian transaksi

2. Sesi Perdagangan Sesi I dan II


Hari Sesi Waktu
Senin – Kamis Sesi I 09:00 - 12:00 waktu JATS
Sesi II 13:30 - 15:49 waktu JATS
Jumat Sesi I 09:00 - 11:30 waktu JATS
Sesi II 14:00 - 15:49 waktu JATS

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 78


Modul WPEE | MPE

3. Sesi Pre-closing dan Post-closing

V.Pesanan Nasabah

Anggota Bursa Efek yang menerima pesanan dari nasabahnya untuk melakukan
transaksi jual atau beli atas efek bersifat ekuitas yang tercatat di Bursa wajib
melaksanakan transaksi tersebut di Bursa melalui JATS, Anggota Bursa Efek wajib
melakukan verifikasi atas setiap pesanan yang diterima dari nasabahnya guna
mendukung pengendalian internal dan untuk mencegah terjadinya perdagangan yang
tidak wajar. Selanjutnya setiap instruksi dan penawaran jual dan atau beli wajib tercatat
dibagian fungsi pemasaran yang memuat hal - hal berikut ini :
1. tanggal, waktu dan nomor urut pesanan
2. nomor rekening Efek nasabah
3. jenis pesanan (jual/beli)
4. jumlah pesanan
5. nama atau kode Efek
6. harga pesanan
7. batasan waktu (day order atau session order)
8. keterangan mengenai nasabah (status asing/lokal dan Trading-ID)
9. jenis pasar (Pasar Reguler, Pasar Tunai, dan Pasar Negosiasi)

VI.Pasar Reguler dan Tunai

Proses perdagangan efek bersifat ekuitas di Bursa Efek Indonesia memliki 3 jenis pasar,
yakni pasar reguler, tunai dan negosiasi. Secara umum investor akan melakukan jual
beli efek di pasar reguler, namun terkadang ada beberapa hal yang mendasari investor
untuk bertransaksi di pasar tunai seperti untuk memenuhi kewajiban penyerahan efek
maupun untuk menghindari gagal setelmen. Berikut ini adalah tabel persamaan dan
perbedaan antara pasar reguler dan tunai

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 79


Modul WPEE | MPE
Tabel I
Pasar Reguler dan Tunai

Mekanisme Peraturan Pasar Reguler Pasar Tunai


Fraksi Harga √ √
Auto Rejection √ √
Pengaruh terhadap Indeks √ ×
Satuan perdagangan Round lot Round lot
Harga minimum Rp50,- Rp50,-
Proses tawar menawar Continuous auction Continuous auction
Settlement T+2 T+0
Mekanisme penyelesaian Netting Netting
Sesi Semua sesi Sesi 1

Fraksi harga

Parameter fraksi harga merupakan komponen penting yang dapat menentukan likuiditas
dan aktivitas perdagangan saham. Aktivitas transaksi saham yang cenderung mengalami
penurunan setelah implementasi perubahan fraksi harga pada awal tahun 2014
mengundang berbagai respon dari pelaku pasar. Perubahan tersebut sangat mempengaruhi
perilaku investor yang terlihat dari aktivitas transaksi dengan indikator nilai dan volume
transaksi.

Oleh sebab itu, BEI melakukan penyesuaian kelompok harga saham dan besaran fraksi
harga yang lebih sesuai dengan kebutuhan investor baik ritel maupun institusi sehingga
dapat meningkatkan nilai dan volume transaksi.

Gambar XI
Perubahan Fraksi Harga

2 Januari 2007 – 3 6 Januari 2014 – 29 2 Mei 2016 - Sekarang

Kelompok Harga Januari 2014 April 2016


Fraksi Maks Fraksi Maks Fraksi Maks
Harga Perubahan Harga Perubahan Harga Perubahan
< Rp200 Rp1 Rp10 Rp1 Rp10
Rp1 Rp20
Rp200 - < Rp500 Rp5 Rp50 Rp2 Rp20
Rp500 - < Rp2.000 Rp10 Rp100 Rp5 Rp50
Rp5 Rp100
Rp2.000 - < Rp5.000 Rp25 Rp250 Rp10 Rp100
≥ Rp5.000 Rp50 Rp500 Rp25 Rp500 Rp25 Rp250
Tabel 1 – Perbandingan Fraksi Harga Sebelum dan Sesudah Penyesuaian

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 80


Modul WPEE | MPE
Penyelesaian transaksi Pasar Reguler dan Tunai

Dalam penyelesaian transaksi Pasar Reguler dan Pasar Tunai di Bursa Efek Indonesia
dapat dikatakan kebagi menjadi 3 level yakni level BEI, KPEI, dan KSEI, dalam hal
ini ketiga Self Regulatory Organization (SRO) akan bekerja sama agar proses
penyelesaian transaksi bursa berjalan lancar dan yang terpenting adalah terjadinya
proses good fund and delivery.
.
Gambar XII
Proses transaksi pasar reguler dan Tunai

Daftar Trasaksi Daftar Hasil Pemindahbukuan


Bursa Kliring dan Mutasi Dana

Daftar Transaksi Bursa


Setelah Transaksi matched pada JATS, maka dihasilkan juga yang disebut DTB,
dimana Daftar Transaksi Bursa (DTB), adalah dokumen elektronik yang berisikan
seluruh Transaksi Bursa yang dilakukan oleh setiap Anggota Bursa Efek pada setiap
Hari Bursa yang disediakan oleh Bursa untuk Anggota Bursa Efek dan KPEI pada
setiap akhir sesi perdagangan. DTB ini nantinya berguna untuk KPEI dalam
menentukan Daftar hasil kliring dan juga Laporan Penyelesaian Kewajiban (LPK)
atau dokumen elektronik yang diterbitkan oleh KPEI setiap Hari Bursa untuk
Anggota Bursa Efek yang memuat status pemenuhan hak dan kewajiban masing-
masing Anggota Bursa Efek.

Daftar Hasil Kliring


Di setiap akhir sesi perdangan baik sesi 1 maupun 2, BEI akan megirim daftar transaksi
bursa kepada KPEI, dimana nantinya Hak dan kewajiban dari setiap Anggota Bursa Efek
yang berkaitan dengan Transaksi Bursa yang dilakukannya di Pasar Reguler dan Pasar
Tunai sebagaimana dimuat di dalam DTB akan ditentukan oleh KPEI pada setiap Hari
Bursa dan dicantumkan dalam DHK. hal ini tercantum pada Peraturan bursa efek
indonesia nomer 2-A Poin VI.12.5. Selanjutnya DHK dalam bentuk data elektronik wajib
disediakan oleh KPEI paling lambat pukul 13.00.00 WIB untuk perdagangan sesi I, pukul
19.30.00 WIB untuk perdagangan sesi II dan dalam bentuk tercetak paling lambat pukul
09.00.00 WIB pada Hari Bursa berikutnya.
Sesuai dengan peraturan bursa nomer 2-A Poin VI.12.6. Berikutnya untuk
pemenuhan hak Nasabah Anggota Kliring dari Anggota Kliring, KPEI melakukan
pemindahbukuan Efek Bersifat Ekuitas dan atau uang dari Rekening Serah Terima

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 81


Modul WPEE | MPE
Anggota Kliring ke Sub Rekening Efek Jaminan Nasabah Anggota Kliring yang
bersangkutan selambat -lambatnya pukul 13.30 WIB pada tanggal penyelesaian
yang ditetapkan dalam DHK hal ini tercantum pada peraturan KPEI Nomer 2-5 poin
3.6. Berikutnya Anggota kliring atau anggota bursa dengan posisi buy wajib
menyerahkan uang ke Rekening Serah Terima Anggota Kliring selambat-lambatnya
pukul 12.15 WIB dan untuk posisi sell wajib menyerahkan efek, pada tanggal
penyelesaian yang ditetapkan dalam Daftar hasil kliring, dan Dalam hal Anggota
Kliring Gagal Bayar, maka KPEI berhak melakukan hal-hal sebagai berikut yakni
menjual Efek yang berada dalam Rekening Jaminan Anggota Kliring dan
memberikan konfirmasi kepada Anggota Kliring yang bersangkutan mengenai hasil
penjualan Efek dimaksud; selanjutnya dapat mencairkan dan atau menjual Agunan
yang di jaminkan Anggota Kliring yang bersangkutan kepada KPEI. Dan juga carry
forward atau offsetting hak/kewajiban hari berikutnya.

Pemindahbukuan dan Mutasi Rekening


Setelah netting DHK yang dilakukan KPEI, maka KSEI akan melakukan penyelesaian
kewajiban dan hak dari nasabah, KSEI akan memindahbukukan efek dari penjual ke
rekening efek pembeli dan akan memutasi dana dari pihak pembeli ke pihak penjual.

VII.Pasar Negosiasi

Pasar Negosiasi adalah pasar dimana transaksi yang terbentuk merupakan hasil
kesepakatan secara langsung antara pihak pembeli dan penjual. Hal ini berbeda
dengan Pasar Reguler dan Pasar Tunai dimana pembeli dan penjual tidak dapat
memilih dengan siapa mereka bertransaksi. Secara umum Pasar Negosiasi
digunakan oleh perusahaan untuk pengalihan kepemilikan, crossing,
pemindahbukuan antar pihak yang terkait, dan juga alasan lainnya. Berikut adalah
kriteria - kriteria utama di Pasar Negosiasi :

1. Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Negosiasi dilakukan melalui proses


tawar-menawar secara individual (negosiasi secara langsung) antar Anggota
Bursa Efek (AB) atau antar nasabah melalui satu AB atau antara nasabah dengan
AB yang selanjutnya hasil kesepakatan dari tawar-menawar tersebut diproses
melalui JATS
2. Hasil kesepakatan tawar-menawar yang terjadi dan mengikat menjadi Transaksi
Bursa saat dikonfirmasikan oleh AB yang menjadi lawan transaksi (counter party)
3. Anggota Bursa Efek yang belum mempunyai lawan transaksi di Pasar Negosiasi
dapat menyampaikan informasi mengenai penawaran jual dan atau permintaan
beli Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Negosiasi melalui tampilan informasi
(advertising)
4. Anggota Bursa Efek yang memberikan informasi penawaran jual dan atau
permintaan beli melalui tampilan informasi dapat mengubah atau membatalkan
penawaran jual dan atau permintaan beli tersebut
5. Apabila Harga Transaksi Bursa di Pasar Negosiasi hasil kesepakatan berada di luar
batasan Auto Rejection yang ditetapkan di Pasar Reguler, maka Anggota Bursa
Efek yang bersangkutan harus melaporkan kepada Bursa alasan dan tujuan
dilakukannya transaksi dimaksud, dalam jangka waktu paling lambat hari Bursa
berikutnya, menggunakan kecuali untuk saham dengan Harga minimum yang
berlaku di Pasar Reguler dan Tunai yaitu sebesar Rp50 (lima puluh rupiah)
6. Transaksi yang terjadi di Pasar Negosiasi tidak mempengaruhi perubahan Indeks.

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 82


Modul WPEE | MPE
Tabel II
Pasar Negosiasi

Mekanisme Peraturan Pasar Negosiasi


Fraksi Harga Kelipatan Rp 1
Auto Rejection ×
Pengaruh terhadap Indeks ×
Satuan perdagangan Kelipatan 1 Efek
Harga minimum Rp 1
Proses tawar menawar Kesepakatan
Settlement Kesepakatan
Mekanisme penyelesaian Trade for Trade
Sesi 09.00-16.15

Penyelesaian Transaksi Bursa Pasar Negosiasi


1. Waktu penyelesaian transaksi bursa di Pasar Negosiasi ditetapkan berdasarkan
kesepakatan antara Anggota Bursa Efek jual dan Anggota Bursa Efek beli dan
diselesaikan secara per-transaksi (tidak di netting).
2. Dalam hal Anggota Bursa Efek beli dan Anggota Bursa Efek jual tidak menetapkan
waktu penyelesaian transaksi bursa, maka penyelesaian transaksi bursa dilakukan
selambat-lambatnya pada hari bursa ke-2 setelah terjadinya transaksi (T+2).
3. Pada Hari Bursa yang sama dengan terjadinya transaksi (T+0) khusus untuk hari
bursa terakhir perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu

VIII.Perdagangan dengan Kondisi Khusus

Perdagangan kondisi Khusus adalah keadaan dimana ada hal-hal lain yang tidak terjadi setiap
hari, sehingga memiliki perlakuan khusus, seperti IPO saham memiliki batas autorejection
yakni 2x dari aturan, koreksi transaksi bursa, dan juga corporate action berikut adalah
kriteria lengkap dari perdagangan dengan kondisi khusus:

1. Penerapan Auto Rejection untuk perdagangan saham hasil Penawaran Umum yang
pertama kali diperdagangkan di Bursa (perdagangan perdana) ditetapkan sebesar 2
(dua) kali dari persentase batasan Auto Rejection.
2. Penawaran beli yang dimasukkan oleh Anggota Bursa Efek dalam rangka pelaksanaan
stabilisasi harga saham wajib dilaksanakan sebagaimana diatur dalam Peraturan
Bapepam dan LK mengenai stabilisasi harga Efek atau saham. Penawaran beli yang
dimasukkan ke JATS oleh Anggota Bursa Efek sebagaimana dimaksud wajib
ditambahkan tanda khusus “-SH” pada Trading-ID.
3. Pelaksanaan Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas dari Perusahaan Tercatat Yang
Melakukan Tindakan Korporasi.
a. Perdagangan saham yang mengandung hak (periode cum) berakhir pada:
b. Hari Bursa ke-3 (ketiga) sebelum tanggal pencatatan pemegang saham yang
mendapatkan hak (recording date), untuk perdagangan pada Pasar Reguler
dan Pasar Negosiasi.
c. Hari Bursa yang sama dengan dilakukannya recording date, untuk
perdagangan pada Pasar Tunai.
d. Perdagangan saham yang tidak mengandung hak (periode ex) dimulai pada
Hari Bursa berikutnya setelah berakhirnya periode cum.
e. Dalam hal Perusahaan Tercatat melakukan Tindakan Korporasi yang mengakibatkan
adanya perubahan nilai nominal saham (stock split atau reverse stock)

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 83


Modul WPEE | MPE
dan perubahan saham yang dicatatkan akibat penggabungan atau peleburan
usaha (merger), Bursa meniadakan perdagangan di Pasar Tunai atas Efek
Perusahaan Tercatat tersebut selama 3 (tiga) Hari Bursa terhitung sejak
berakhirnya periode cum di Pasar Reguler.
4. Untuk memberikan kesempatan menukarkan Waran menjadi saham, maka
perdagangan Waran berakhir paling lambat:
a. (Empat) Hari Bursa sebelum tanggal Waran tersebut jatuh tempo untuk
perdagangan Waran di Pasar Reguler;
b. (Satu) Hari Bursa sebelum tanggal Waran tersebut jatuh tempo untuk
perdagangan Waran di Pasar Tunai.

IX.Koreksi Transaksi Bursa

1. Dalam hal terjadi kesalahan Transaksi Bursa yang terjadi di Pasar Negosiasi yang
disebabkan oleh kesalahan Anggota Bursa Efek dalam memasukkan data
kesepakatan di Pasar Negosiasi, Anggota Bursa Efek dapat mengajukan permohonan
untuk melakukan koreksi Transaksi Bursa dengan ketentuan sebagai berikut:
a. pelaksanaan koreksi Transaksi Bursa yang terjadi di Pasar Negosiasi disetujui
oleh Anggota Bursa Efek beli dan Anggota Bursa Efek jual;
b. menyampaikan permohonan koreksi Transaksi Bursa yang terjadi di Pasar
Negosiasi secara tertulis kepada Bursa paling lambat pukul 16.20.00 Waktu
JATS.
c. koreksi Transaksi Bursa yang terjadi di Pasar Negosiasi hanya dapat dilakukan
untuk kesalahan data volume dan atau harga Efek Bersifat Ekuitas dan atau
status kepemilikan nasabah.
2. Dalam hal terjadi kesalahan Trading-ID pada Transaksi Bursa, Anggota Bursa Efek
dapat mengajukan permohonan kepada Bursa dengan menggunakan formulir yang
bentuk dan isinya sesuai dengan lampiran II-A.5. Peraturan ini dan diterima oleh
Bursa paling lambat:
a. pukul 12.05.00 Waktu JATS untuk transaksi di Pasar Tunai; atau
b. pukul 16.20.00 Waktu JATS untuk transaksi di Pasar Reguler dan
Pasar Negosiasi.
3. Bursa berwenang menyetujui atau menolak permohonan koreksi Transaksi Bursa
yang diajukan Anggota Bursa Efek.
4. Setiap pelaksanaan koreksi Transaksi Bursa dikenakan denda yang besarnya
ditetapkan sesuai kebijakan Bursa.

X. Biaya Transaksi
Anggota Bursa Efek wajib membayar biaya transaksi kepada Bursa (tidak termasuk
biaya kliring dan settlement) sebagai kontribusi atas penyediaan fasilitas oleh Bursa
kepada Anggota Bursa Efek. Ketentuann ini tetap berlaku bagi Anggota Bursa Efek dalam
keadaan suspensi atau Surat Persetujuan Anggota Bursa (SPAB) dibekukan. Biaya
dihitung berdasarkan nilai per transaksi Anggota Bursa Efek yang bersangkutan sebagai
berikut:

1. Untuk transaksi di Pasar Reguler dan Pasar Tunai sebesar 0,018% (nol koma nol satu
delapan perseratus) dari nilai per transaksi, atau minimum Rp20.000.000,- (dua
puluh juta rupiah) per bulan
2. Untuk transaksi di Pasar Negosiasi berdasarkan kebijakan Bursa;

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 84


Modul WPEE | MPE
3. Untuk biaya transaksi jasa kliring penjaminan efek Indonesia adalah sebesar 0,009%
(nol koma nol nol sembilan perseratus) dari nilai per transaksi.
4. Untuk biaya transaksi setelmen kepada KSEI adalah sebesar 0,003% (nol koma
nol nol tiga perseratus) dari nilai per transaksi.
5. PPN dan PPH diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan SE-06/PJ4/1997 Dirjen Pajak
Tanggal 20 Juni 1997 Perihal Pelaksaan pemungutan Pajak Penghasilan atas
Penghasilan Penjualan saham di Bursa Efek.

Gambar XIII
Biaya Transaksi Beli

Gambar XIV
Biaya Transaksi Jual

XI. Penghentian Perdagangan


Dalam rangka menjaga terlaksananya perdagangan efek yang teratur, wajar
dan efisien, bursa dapat melakukan:
1. Penghentian sementara pelaksanaan perdagangan efek di bursa, dalam hal:
a. permasalahan teknis pada JATS dan atau sistem Remote trading yang diakibatkan
oleh:
i. Data application / system error
ii. Kapasitas mesin perdagangan penuh
iii. Rusak mesin perdagangan
iv. Terputusnya jaringan Remote trading
v. Permasalahan teknis pada JATS dan dan infrastruktur pendukungnya

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 85


Modul WPEE | MPE
b. Terjadinya permasalahan teknis pada sistem kliring dan penjaminan KPEI dan
atau sistem penyimpanan dan penyelesaian KSEI yang mengakibatkan tidak
dapat dilakukan proses penjaminan dan atau penyelesaian Transaksi Bursa;
c. Terjadinya kepanikan pasar dalam melakukan transaksi jual dan atau beli yang
mengakibatkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan
yang sangat tajam paling lama 1 (satu) sesi perdagangan. Dalam hal penghentian
melebihi 1 (satu) sesi perdagangan, maka Bursa akan melakukan penghentian
sementara setelah mendapat persetujuan Bapepam dan LK
d. Bencana, antara lain: gempa bumi, banjir, kebakaran dan terjadinya
gangguan keamanan, sosial dan politik, antara lain: pemberontakan, ledakan
bom, kerusuhan, huru-hara, sabotase, pemogokan dan epidemic, dan terjadinya
gangguan pada infrastruktur sosial seperti jaringan listrik, telekomunikasi dan
transportasi
2. Penghentian sementara pelaksanaan perdagangan atas suatu Efek tertentu di Bursa
apabila terjadi pergerakan harga yang tidak wajar atas Efek tersebut
3. Jika penghentian sementara terjadi, maka transaksi Bursa yang sudah terjadi sebelum
dihentikannya perdagangan tetap berlaku kecuali apabila terdapat inkonsistensi data,
kesalahan data dan atau hilangnya data Transaksi Bursa pada JATS yang disebabkan
karena tidak berfungsinya JATS
4. Bursa menghentikan sementara perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
dan atau Waran apabila perdagangan saham yang mendasari diterbitkannya Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu dan atau Waran tersebut dihentikan sementara
5. Untuk menjaga kelangsungan perdagangan Efek di Bursa, maka Bursa dapat
menerapkan sistem dan tata cara perdagangan lainnya sesuai dengan rencana
kelangsungan usaha (business continuity plan) yang telah memperoleh persetujuan
OJK.

Gambar XV
Suspensi Perdagangan

II.3. Peraturan Perdagangan II-C Perihal Perdagangan Unit Penyertaan


Reksadana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif
Peraturan Perdagangan II-C ini berlandasan peraturan Bapepam dan LK Nomor IV.B.3
Tentang Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Yang Unit Penyertaannya
Diperdagangkan Di Bursa Efek, selanjutnya Kontrak Investasi Kolektif adalah kontrak
antara Manajer Investasi dan Dealer partisipan yang mengikat pemegang Unit
Penyertaan di mana Manajer Investasi diberi wewenang untuk mengolah fortofolio
investasi kolektif

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 86


Modul WPEE | MPE

Ketentuan Umum
1. Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang Unit Penyertaannya
diperdagangkan di Bursa sekurang-kurangnya memiliki 1 (satu) Dealer Partisipan.
2. Dalam rangka menciptakan likuiditas pasar, Dealer Partisipan wajib secara berkala
atau terus menerus memasukkan penawaran jual atau permintaan beli atas Unit
Penyertaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang diperdagangkan
di Bursa, dan bersedia merealisasikan transaksi dalam jumlah sesuai dengan
komitmen sebagaimana tertuang dalam Kontrak Investasi Kolektif.
3. Dealer Partisipan atas Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang
diperdagangkan di Bursa dan setiap perubahannya akan diumumkan di Bursa.

Tata Cara Pelaksanaan Perdagangan


1. Tata cara dan pelaksanaan perdagangan termasuk biaya transaksi Unit Penyertaan
Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif di Bursa ditetapkan sesuai dengan
perdagangan saham sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor II-A tentang
Perdagangan Efek, kecuali ketentuan mengenai fraksi harga ditetapkan sebesar Rp 1,
- (satu rupiah) dan untuk setiap jenjang perubahan harga maksimum yang
diperkenankan adalah Rp 10,- (sepuluh rupiah).
2. Dengan memperhatikan kondisi perdagangan di Bursa, maka Bursa dapat mengubah
satuan perdagangan dan satuan perubahan harga Unit Penyertaan Reksa Dana
Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif, dengan Keputusan Direksi setelah memperoleh
persetujuan dari Bapepam dan LK. Perubahan satuan perdagangan dan satuan
perubahan harga tersebut diumumkan di Bursa dan mulai berlaku paling cepat 3
(tiga) Hari Bursa sejak diumumkan.

II.4. Peraturan Perdagangan II-D Perihal Kontrak Opsi Saham

Kontrak Opsi Saham (KOS)


Kontrak Opsi Saham adalah satuan perdagangan opsi saham yang ditetapkan dalam
satu satuan kontak yang terdiri dari 3 kontrak yakni 1 bulanan, 2 bulanan, dan 3
bulanan dan diperdagangkan di sistem JOTS, peraturan yang mendasari peraturan II-D
Perihal Kontrak Opsi Saham adalah Peraturan Bapepam No. III-E.1 Tentang Kontrak
Berjangka dan Opsi atas efek atau indeks efek.

Perdagangan efek di pasar derivative dilakukan selama jam perdagangan pada setiap
hari bursa dengan berpedoman pada waktu Jakarta Option Trading System (JOTS) a.
Senin s.d Kamis
– Sesi I 09:30 - 12:00 Waktu JOTS
– Sesi II 13:30 - 16:00 Waktu JOTS
b. Jumat
– Sesi I 09:30 - 11:30 Waktu JOTS
– Sesi II 14:00 - 16:00 Waktu JOTS
Exercise dan Automatic Exercise setiap Hari Bursa pukul 10:00 - 16:15 WIB

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 87


Modul WPEE | MPE
Saham Induk
1. Dalam setiap perdagangan Opsi Saham, Bursa akan menetapkan Underlying Stock
dengan persyaratan sebagai berikut:
i. Saham tersebut telah tercatat di Bursa sekurang-kurangnya 12 (dua belas)
bulan.
ii. Transaksi atas saham tersebut dalam 12 (dua belas) bulan
terakhir menunjukkan:
1. frekuensi transaksi sekurang-kurangnya 2.000 (dua ribu) setiap bulannya.
2. rata-rata volatilitas harga harian (intraday volatility) sekurangkurangnya
sebesar 0,5% (nol koma lima perseratus) per hari, dengan cara perhitungan
sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II-D.1 Peraturan ini.
iii. Harga saham sekurang-kurangnya Rp 500,- (lima ratus rupiah). Saham
tersebut memenuhi kapitalisasi pasar (Market Capitalization) sekurang-
kurangnya Rp 500.000.000.000,- (lima ratus miliar rupiah).
iv. Berdasarkan pertimbangan tertentu, Bursa berwenang untuk memilih dan
menetapkan saham Perusahaan Tercatat yang memenuhi persyaratan untuk
menjadi Underlying Stock.

Penyelesaian Transaksi
1. Penyelesaian Transaksi Opsi Saham dilaksanakan oleh KPEI pada Hari
Bursa berikutnya setelah terjadinya Transaksi Opsi Saham (T+1).
2. Hak atau kewajiban Anggota Bursa Efek yang timbul akibat Transaksi Opsi
Saham dicantumkan dalam DHK-OS yang diterbitkan oleh KPEI.
3. KPEI menyediakan LPT-OS dalam bentuk cetak atau elektronik pada Hari
Bursa berikutnya sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan KPEI.
4. Apabila Anggota Bursa Efek tidak memenuhi kewajibannya dalam penyelesaian
Transaksi Opsi Saham sebagaimana dimaksud dalam ketentuan V.1. di atas, maka
melarang Anggota Bursa Efek yang bersangkutan untuk melakukan kegiatan
perdagangan Opsi Saham di Bursa sampai dengan KPEI melaporkan ke Bursa bahwa
semua kewajiban Anggota Bursa Efek tersebut telah terpenuhi.

II.5 Peraturan Perdagangan II-E tentang Perdagangan Kontrak


Berjangka Indeks Efek (KBIE) LQ-45

Kontrak Berjangka Indeks Efek LQ-45


Kontrak Berjangka Indeks Efek LQ-45 adalah janji untuk menjual atau membeli kontrak
Indeks Efek LQ-45 dengan penyelesaian di waktu yang akan datang, yang mewajibkan
setiap Pihak untuk memenuhi perjanjian tersebut pada saat jatuh tempo, Produk ini ada
di Bursa Efek Indonesia sejak kuartal I-Tahun 2016 dan dapat diperdagangkan melalui
JATS. KBIE ini juga merupakan revitalisasi produk KBIE yang sebenarnya sudah ada
dalam sistem FATS dan diperdangkan sejak tahun 2001, akan tetapi seiring dengan
perkembangan pasar dirasa perlu untuk dilakukan penyesuaian atas produk berjangka
terutama pada sisi spesifikasi produk dan kapabilitas mesin perdagangan sehingga
Produk Kontrak berjangka Indeks Efek yang telah ada dapat memenuhi perkembangan
kebutuhan pasar modal saat ini. Revitalisasi produk LQ-45 Futures didukung oleh adanya
kebutuhan produk lindung nilai yang semakin dirasakan di Pasar Modal Indonesia.

Waktu Perdagangan
Perdagangan Kontrak Berjangka Indeks Efek LQ-45 dilakukan selama jam
perdagangan pada setiap hari bursa dengan berpedoman pada waktu JATS.

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 88


Modul WPEE | MPE

Senin s.d Kamis


– Sesi I 09:00 - 12:00
– Sesi II 13:30 - 16:15 Jumat
– Sesi I 09:00 - 11:30
– Sesi II 14:00 - 16:15

Waktu perdagangan untuk seri KBIE LQ45 yang akan jatuh tempo, berakhir pada sesi II
pukul 16.00.00 Waktu JATS Hari Bursa terakhir perdagangan KBIE LQ-45 jatuh tempo.

Spesifikasi Kontrak
i. Bursa menyediakan KBIE LQ-45 dengan periode 1 (satu) bulan, 2 (dua) bulan,
dan 3 (tiga) bulan.
ii. Angka Pengganda (Multiplier) KBIE LQ-45 yang ditetapkan
sebesar Rp500.000,-
iii. (lima ratus ribu rupiah).
iv. Satuan Perdagangan KBIE LQ-45:
v. Perdagangan KBIE LQ-45 harus dalam satuan kontrak KBIE LQ-45 atau
kelipatannya.
vi. Setiap satu satuan kontrak KBIE LQ-45 memuat satu KBIE LQ-45.
vii. Auto Rejection KBIE LQ-45 ditetapkan paling tinggi 10% (sepuluh per
seratus) dari harga pembukaan KBIE LQ-45.
viii. Fraksi Harga KBIE LQ-45 ditetapkan sebesar 0,05 (nol koma nol lima).
ix. Dalam hal Bursa menghentikan penerbitan KBIE LQ-45, maka Bursa
mengumumkan pemberhentian tersebut paling lambat 3 (tiga) bulan
sebelum efektifnya pemberhentian penerbitan tersebut.
x. Bursa menetapkan dimulainya periode perdagangan KBIE LQ-45 melalui
xi. Pengumuman Bursa, yang antara lain memuat informasi sebagai berikut: nama
Underlying; kode KBIE LQ-45; awal periode perdagangan KBIE LQ-45, akhir
periode perdagangan KBIE LQ-45.

Proses Tawar Menawar di Pasar KBIE LQ-45


i. Setiap penawaran jual dan/atau permintaan beli yang akan dimasukkan ke JATS,
terlebih dahulu telah divalidasi oleh KPEI sesuai dengan Peraturan KPEI.
ii. Pedoman tawar menawar perdagangan KBIE LQ-45 pertama kali di Pasar KBIE LQ-
45 adalah angka penutupan Nilai Indeks Efek pada 1 (satu) Hari Bursa sebelumnya.
iii. Penawaran jual dan/atau permintaan beli yang diterima oleh JATS diproses oleh
JATS dengan memperhatikan prioritas harga (price priority), permintaan beli
dengan harga yang lebih tinggi memiliki prioritas terhadap permintaan beli dengan
harga yang lebih rendah, sedangkan penawaran jual dengan harga yang lebih
rendah memiliki prioritas terhadap penawaran jual dengan harga yang lebih tinggi.
iv. Dalam hal penawaran jual dan/atau permintaan beli diajukan pada harga yang
sama, JATS memberikan prioritas kepada penawaran jual dan/atau permintaan beli
yang diajukan terlebih dahulu (time priority).
v. Sebelum transaksi KBIE LQ-45 terjadi, Anggota Bursa Efek dapat mengubah
penawaran jual dan/atau permintaan beli di Pasar KBIE LQ-45 yang sudah
dimasukkan ke JATS, dengan ketentuan:
- Pengurangan jumlah KBIE LQ-45 pada JATS baik pada penawaran jual maupun
pada permintaan beli di Pasar KBIE LQ-45 untuk tingkat harga yang sama tidak
mengakibatkan hilangnya prioritas waktu.
- Penambahan jumlah KBIE LQ-45 baik pada penawaran jual maupun permintaan
beli di Pasar KBIE LQ-45 untuk tingkat harga yang sama

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 89


Modul WPEE | MPE
dilakukan dengan memasukkan penawaran jual maupun permintaan beli baru
ke JATS dan diperlakukan sama dengan penawaran jual maupun permintaan
beli baru.
vi. JATS menjumpakan penawaran jual dengan permintaan beli untuk KBIE LQ-45
yang sama secara keseluruhan maupun sebagian di Pasar KBIE LQ-45 berdasarkan
price dan time priority.

Penyelesaian Transaksi KBIE LQ-45


i. Penyelesaian Transaksi KBIE LQ-45 dijamin oleh KPEI sebagaimana diatur dalam
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 26/POJK.04/2014 tentang Penjaminan
Penyelesaian Transaksi Bursa dan Peraturan KPEI.
ii. Penyelesaian Transaksi KBIE LQ-45 dilaksanakan sesuai dengan Peraturan KPEI
pada Hari Bursa berikutnya setelah terjadinya Transaksi KBIE LQ-45 (T+1).
iii. Penyelesaian Transaksi Bursa di Pasar KBIE LQ-45 dilaksanakan setelah melalui
Kliring secara Netting oleh KPEI.
iv. Hak dan kewajiban dari setiap Anggota Bursa Efek yang berkaitan dengan
Transaksi Bursa KBIE LQ-45 sebagaimana dimuat di dalam daftar transaksi bursa
akan ditentukan oleh KPEI melalui proses Netting pada setiap Hari Bursa dan
dicantumkan dalam DHK-Kontrak Berjangka dan Opsi.
v. Hak atau kewajiban Anggota Bursa Efek yang timbul akibat Transaksi KBIE LQ-45
dicantumkan dalam DHK-Kontrak Berjangka dan Opsi yang diterbitkan dalam bentuk
elektronik wajib disediakan oleh KPEI paling lambat pukul 19.30.00 WIB pada Hari
Bursa yang sama dengan terjadinya transaksi.

II.6.Peraturan 2-H Perihal Transaksi Marjin dan Shortselling


Pelaksanaan Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short Selling dilakukan sesuai dengan
Peraturan Bapepam dan LK Nomor V.D.6. tentang Pembiayaan Transaksi Efek oleh
Perusahaan Efek Bagi Nasabah dan Transaksi Short Selling oleh Perusahaan Efek serta
Peraturan Bursa terkait Transaksi Marjin dan Transaksi Short Selling.

Marjin
Transaksi Marjin adalah transaksi pembelian Efek untuk kepentingan nasabah yang dibiayai
oleh Perusahaan Efek. Atau dapat dikatakan pembelian suatu saham dengan cara sebagian
pembelian menggunakan dana sendiri dan sebagiannya menggunakan dana yang dipinjam
dari anggota bursa efek Indonesia .

Short selling
Transaksi Short Selling adalah transaksi penjualan Efek dimana Efek dimaksud tidak
dimiliki oleh penjual pada saat transaksi dilaksanakan. Atau dapat dikatakan penjualan
suatu saham dimana penjual belum memiliki saham tersebut pada waktu transaksi
dilakukan.

Sejak Februari 2017, kriteria untuk saham yang dapat ditransaksikan secara marjin dan
short selling direlaksasi sehingga investor memiliki pilihan efek yang lebih banyak
menjadi sebagai berikut:
1. PER tidak Lebih dari 3X PER market atau PBV tidak lebih dari 3X PBV market. Dalam
hal PER Negatif, maka Laba Ditahan harus Positif.

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 90


Modul WPEE | MPE
2. Untuk saham yang telah tercatat lebih dari 12 bulan :
i. Ditransaksikan paling kurang 90% dari total jumlah hari Bursa selama 6
bulan terakhir; dan
ii. Rata-rata nilai transaksi harian di atas Rp 5.000.000.000, atau
iii. Rata-rata nilai transaksi harian di atas Rp 250.000.000 dan rata-rata volume
transaksi harian di atas 500.000 saham
3. Untuk saham yang telah tercatat 3 sampai 12 bulan :
i. Ditransaksikan paling kurang 90% dari total jumlah hari Bursa selama : paling
kurang 3 bulan terakhir untuk saham yang telah tercatat kurang dari 6 bulan atau
selama 6 bulan terakhir untuk saham yang telah tercatat selama 6 bulan atau
lebih, dan
ii. Rata-rata nilai transaksi harian di atas Rp 10.000.000.000 selama : paling kurang
3 bulan terakhir untuk saham yang telah tercatat kurang dari 6 bulan atau
selama 6 bulan terakhir untuk saham yang telah tercatat selama 6 bulan atau
lebih, atau
iii. Rata-rata nilai transaksi harian di atas Rp 500.000.000 dan rata-rata volume
transaksi harian di atas 1.000.000 saham selama : paling kurang 3 bulan terakhir
untuk saham yang telah tercatat kurang dari 6 bulan atau selama 6 bulan terakhir
untuk saham yang telah tercatat selama 6 bulan atau lebih
4. Jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham non pengendali dan bukan
pemegang saham utama paling kurang 50.000.000 saham dan paling kurang 7.5%
dari jumlah saham dalam modal disetor.
5. Khusus untuk Efek Short Selling total saham dengan kepemilikan di bawah 5%
dari jumlah saham tercatat minimal 20% yang dihitung selama:
i. 6 (enam) bulan terakhir hingga periode review oleh Bursa untuk Efek yang telah
tercatat di Bursa selama 6 (enam) bulan atau lebih di Bursa
ii. Sekurang- kurangnya 3 (tiga) bulan sejak tercatat hingga periode review oleh Bursa
untuk Efek yang telah tercatat di Bursa kurang dari 6 (enam) bulan.

Anggota Bursa Efek yang memasukkan permintaan beli dalam rangka Transaksi Marjin
ke JATS wajib memberikan tanda (flag) Marjin pada order. Sedangkan untuk penawaran
jual dalam rangka Transaksi Shortsell wajib memberikan tanda (flag) Short pada order
dan dengan harga yang lebih tinggi dari Last Done Price.

II.7. Peraturan 2-K Perihal Efek Tidak Dijamin dan Transaksi dipisahkan
Dengan diterbitkanya POJK No.26 Tahun 2014 perihal Penjaminan Penyelesaian
Transaksi Bursa makin memperkuat dan meyakinkankepada investor bahwa investasi di
pasar modal Indonesia sangat aman, karena dijelaskan kembali pada peraturan tersebut
bahwa semua transaksi dipasar reguler dan tunai akan dijamin transaksi nya oleh Kliring
Penjaminan Efek Indonesia , dengan kata lain pada saat hari penyelesaian transaksi
akan dipastikan transaksi tersebut “Good Fund and Good Delivery”. Namun di sisi lain
OJK juga memperkuat aturan mengenai efek mana saja yang dijamin, efek tidak dijamin
dan transaksi dipisahkan. Perihal dengan adanya efek tidak dijamin dan transaksi
dipisahkan juga muncul didasari untuk melindungi kliring dan Penjaminan efek Indonesia
dari transaksi bursa yang tidak wajar dan berisiko tinggi gagal dalam proses setelmen.

Efek Tidak Dijamin dan Transaksi dipisahkan


Efek Tidak Dijamin adalah Efek yang ditetapkan oleh Bursa Efek dan Lembaga Kliring
dan Penjaminan berdasarkan persyaratan tertentu yang penyelesaian transaksinya tidak
dijamin sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 11 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 26/POJK.04/2014 Tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa.

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 91


Modul WPEE | MPE

Efek dengan Transaksi Dipisahkan


Penyelesaian Transaksi Bursa berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh Bursa Efek,
Lembaga Kliring dan Penjaminan atau atas perintah Otoritas Jasa Keuangan
sebagaimana diatur dalam Pasal 1 Angka 10 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
26/POJK.04/2014 Tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa

Kriteria Untuk Efek tidak dijamin dan transaksi dipisahkan yang berlaku saat ini
adalah sebagai berikut:
1. Pola Transaksi
2. Volume Transaksi
3. Frekuensi Transaksi
4. Fluktuasi Harga
5. Konsentrasi kepemilikan efek
6. Informasi lain yang bersifat material

Peraturan II-K Perihal Efek tidak dijamin dan transaksi dipisahkan mulai diberlakukan
sejak per tanggal 1 Januari 2016, namun hingga Januari 2018, Bursa, KPEI, dan OJK
belum mengeluarkan daftar mengenai efek tidak dijamin dan atau transaksi dipisahkan.

Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758 92

Anda mungkin juga menyukai