MODUL
MEKANISME PERDAGANGAN EFEK
Kisi-Kisi Materi Ujian WPPE-Pemasaran, Modul Mekanisme Perdagangan
Efek;
1. Pemahaman mengenai Bursa Efek Indonesia
2. Pemahaman mengenai Kustodian Sentral Efek Indonesia
3. Pemahaman mengenai Kliring Penjaminan Efek Indonesia dan Business Process nya
4. Manfaat Pasar Modal Indonesia dan Undang-Undang Pasar Modal / OJK
5. Proses IPO dan Pemahaman mengenai pasar primer/sekunder
6. Lembaga penunjang pasar modal
7. Pasar modal syariah
8. Pihak yang melakukan perdagangan di Bursa Efek Indonesia
9. Pemahaman mengenai SID / Sub Rekening Efek
10. Penyelesaian transaksi bursa
11. Sesi perdagangan, Pra dan Pasca sesi perdagangan
12. Fraksi harga dan Peraturan perdagangan ekuitas
Modul WPEE | MPE
BAB-I
STRUKTUR PASAR MODAL INDONESIA
III.PASAR MODAL………………………………………………………………………………………………….. 3
III.1. Peran dan Manfaat Pasar Modal
III.2. Sejarah Pasar Modal
III.3. Sejarah Terbentuknya Otoritas Jasa Keuangan
III.4. Regulasi terkait Pasar Modal di Indonesia
III.5. Struktur Pasar Modal Indonesia
BAB-II
MEKANISME PERDAGANGAN EFEK
BAB-IIA
PERATURAN PERDAGANGAN EFEK DI BURSA EFEK INDONESIA
i
Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758
Modul WPEE | MPE
BAB-III
PERATURAN PERDAGANGAN EFEK
I. PERATURAN PERDAGANGAN………………………………………………………………………………. 67
I.1. Peraturan Pemerintah
I.2. Peraturan OJK
ii
Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758
Modul WPPE | MPE
Sistem keuangan pada dasarnya adalah tatanan dalam perekonomian suatu Negara yang
memiliki peran terutama dalam menyediakan fasilitas jasa-jasa dibidang keuangan oleh
lembaga-lembaga keuangan penunjang lainnya misalnya pasar uang dan pasar modal. Sistem
keuangan Indonesia pada prinsipnya dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu sistem perbankan
dan sistem lembaga keuangan bukan bank
Sistem keuangan pada prinsipnya adalah kumpulan pasar, institusi, peraturan, teknik
dan carabagaimana surat berharga diperdagangkan, tingkat bunga ditentukan, jasa-
jasa keuangan dihasilkan dan ditawarkan kepada masyarakat luas (Peter Rose, 2000).
Peran utama sistem keuangan adalah mengalihkan kelebihan dana dari masyarakat
kepada peminjam yang kemudian akan digunakan dan dibelanjakan untuk kegiatan
investasi sehingga ekonomi dapat tumbuh dan meningkatkan standar kehidupan.
Sistem Keuangan di Indonesia setelah UU No. 21/ 2011, terdiri dari:
1. Kementerian Keuangan
2. Bank Indonesia
3. Otoritas Jasa Keuangan
4. Lembaga Penjamin Simpanan
3. Fungsi Likuidasi:
Sistem Keuangan menyediakan cara yang aman bagi pemilik dana jika sewaktu-
waktu membutuhkan dana dan/ atau ingin mengkonversi instrumen kekayaan
miliknya menjadi uang tunai dalam waktu singkat
4. Fungsi Kredit:
Sistem Keuangan menghimpun dana masyarakat dan menyalurkannya kembali
dalam bentuk kredit / pinjaman untuk membiayai konsumsi dan investasi bagi pihak
yang membutuhkan
2
Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758
Modul WPPE | MPE
5. Fungsi Pembayaran:
Sistem Keuanganmenyediakan jasa keuangan bank seperti chek, giro bilyet, kartu
kredit, serta non-Bank seperti leasing, asuransi, dana pensiun, pasar modal,
pegadaian, dll.
6. Fungsi Risiko:
Sistem Keuangan mengalihkan risiko tidak terpakainya dana menjadi sebuah
investasi yang memberikan manfaat
Pasar Keuangan:
Pasar keuangan terdiri dari pasar uang dan pasar modal. Pasar uang terdiri dari
dana-dana yang bersifat jangka pendek atas kelebihan dana masyarakat yang bersifat
sementara serta untuk membiayai keperluan jangka pendek seperti kebutuhan modal
kerja.
Pasar Modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,
serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar Modal menyediakan
berbagai alternatif investasi bagi para investor selain menabung membeli emas,
asuransi, tanah dan bangunan.
3
Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758
Modul WPPE | MPE
hal khusus yang terjadi dalam periode perkembangannya baik dilihat dari sisi peraturan,
ekonomi, dan politik. Beberapa periode tersebut dapat diklasifikasikan seperti berikut:
4
Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758
Modul WPPE | MPE
E. BAPEPAM
Pada waktu Pasar Modal dihidupkan kembali tahun 1976, dibentuklah Bapepam,
singkatan dari Badan Pelaksana Pasar ModalBapepam (Badan Pengawas Pasar
Modal) adalah badan pemerintah yang bertugas untuk melakukan pembinaan,
pengaturan dan pengawasan sehari-hari kegiatan pasar modal. Bapepam dibentuk
dengan tujuan untuk mewujudkan terciptanya kegiatan pasar modal yang teratur,
wajar, efisien dan melindungi kepentingan permodalan di Indonesia.
G. OJK
Sebagai upaya reformasi di sektor keuangan, berdasarkan amanat dari Pasal 34
UU No. 3/2004 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 23/ 1999 tentang
Bank Indonesia (BI), pemerintah membentuk lembaga pengawas sektor jasa
keuangan yang independen.Otoritas Jasa Keuangan adalah lembaga yang
independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi,
tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan
sebagaimana dimaksud dalam UU No 21 tahun 2011 Bab I pasal 1 ayat 1.
OJK dipimpin oleh seorang ketua yang diangkat oleh Presiden dan mempunyai
tugas dan fungsi untuk melakukan pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi
terhadap seluruh kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan, sektor Pasar Modal,
dan sektor Industri Keuangan Non-Bank (IKNB).
Lembaga yang mulai berfungsi pada tanggal 31 Desember 2012 ini berperan
dalam menggantikan fungsi, tugas dan wewenang pengaturan di Pasar Modal yang
selama ini dilakukan oleh Badan Pengawas Pasar Modal serta Lembaga Keuangan
(Bapepam-LK).
H. Tugas OJK
1. Kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan
2. Kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal
3. Kegiatan jasa keuangan di sektor Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga
4. Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.
5
Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758
Modul WPPE | MPE
6
Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758
Modul WPPE | MPE
A. Bursa Efek
Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau
sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan
tujuan memperdagangkan efek diantara mereka (UUPM Pasal 1). Berdasarkan PP
45/1995 Pasal 5, pemegang saham bursa minimal 50 Anggota Bursa (AB) dan
maksimal 200 AB.
Modal disetor Bursa efek sekurang-kurangnya berjumlah Rp 7.500.000.000,00
Kegiatan BEI dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Bursa Efek Indonesia
antara lain untuk:
1) Meningkatkan sistem atau sarana perdagangan Efek;
2) Meningkatkan sistem pembinaan dan pengawasan terhadap
anggota Bursa Efek;
3) Mengembangkan sistem pencatatan Efek yang efisien;
4) Mengembangkan sistem kliring dan penyelesaian Transaksi Bursa;
7
Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758
Modul WPPE | MPE
Bisnis Motif
1. Nir Laba (Non Profit Motive)
2. Tidak membayar dividen (No Dividend Payment)
3. Keuntungan untuk operasional dan pengembangan
Sumber Pendapatan
1. Fee jasa Kliring Transaksi Bursa
2. Fee jasa Pinjam Meminjam Efek
3. Fee jasa pengelolaan Dana Jaminan
Jenis Layanan
1. Layanan Jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa yang teratur,
wajar dan efisien
2. Jasa Pinjam Meminjam Efek (Securities Lending and Borrowing)
3. Pelayanan jasa KPEI diberikan kepada Anggota Bursa Efek dan partisipan lainnya
(seperti Bank Kustodian)
8
Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758
Modul WPPE | MPE
LPP adalah pihak yang menyelenggarakan kegiatan kustodian sentral bagi bank
kustodian, perusahaan efek, dan pihak lain. Saat ini, PT. Kustodian Sentral Efek
Indonesia (KSEI) merupakan pihak yang telah mendapatkan izin sebagai LPP untuk
menjalankan fungsi Penyimpanan dan Penyelesaian efek.
Modal disetor LPP-KSEI sekurang-kurangnya Rp. 15.000.000.000,-
Pemegang Rekening
(Perusahaan Efek & Bank Kustodian)
Untuk jasa sebagai berikut:
1. Penyimpanan Efek untuk Efek tanpa warkat
2. Pemindahbukuan Efek untuk transaksi bursa & transaksi di luar bursa
3. Penerimaan hasil Corporate Action
4. Laporan-laporan: laporan saldo & mutasi Efek, informasi CorporateAction
Kustodian Sentral
Kustodian adalah Pihak yang memberikan jasa:
1. Jasa penitipan kolektif atas Efek
2. Jasa administrasi: menerima dividen, bunga, dan hak- hak lain, menyelesaikan
transaksi Efek, dan mewakili Pemegang Rekening yang menjadi nasabahnya.
10
11
Fasilitas AKSes
1. Fasilitas yang diberikan kepada investor untuk dapat langsung
melihat portofolio yang dimilikinya ke dalam sistem KSEI.
2. Fasilitas AKSes adalah sarana informasi yang disediakan untukpara
investor di website KSEI, yang memberikan akses langsung bagi
investor untuk melihat dan memonitor posisi dan mutasi portofolio
Efeknya yang tersimpan di Sub Rekening Efek di KSEI.
3. Website http://akses.ksei.co.id dengan jaminan standar
keamananyang ketat.
4. Diluncurkan pada tanggal 18 Juni 2009.
5. Tujuan untuk memberikan perlindungan dan transparansi informasi atas
kepemilikan portofolio Efek nasabah (investor).
D.2.Perusahaan Efek
Perusahaan Efek adalah Perseroan yang telah memperoleh izin usaha dari OJK dan
dapat melakukan kegiatan sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek,
dan atau Manajer Investasi serta kegiatan lain sesuai ketentuan OJK.
Kewajibannya:
a. Mendahulukan kepentingan nasabah sebelum melakukan transaksi untuk
kepentingan sendiri.
b. Dalam memberikan rekomendasi kepada nasabah untuk membeli atau
menjual efek wajib memperhatikan keuangan nasabah dan maksud serta
tujuan investasi dari nasabah.
c. Membubuhi jam, hari dan tanggal atas semua pesanan nasabah pada
formulir pemesanan.
d. Memberikan konfirmasi kepada nasabah sebelum berakhirnya hari bursa
setelah dilakukan transaksi.
e. Menerbitkan tanda terima setelah menerima efek atau uang dari nasabah.
f. Menyelesaikan amanat jual / beli dari pemberi amanat.
g. Menyediakan data dan informasi bagi kepentingan pemodal.
h. Memberikan saran kepada para pemodal.
12
Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758
Modul WPPE | MPE
Kewajibannya:
a. Mematuhi semua ketentuan dalam kontrak penjaminan emisi
b. Mengungkapkan dalam prospektus adanya hubungan afiliasi atau hubungan
lain yang bersifat material antara perusahaan efek dengan emiten.
2. Bank Kustodian
Adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain berkaitan
dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga, dan hak
lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang
menjadi nasabahnya (UUPM Pasal 1).
Jasa yang diberikan meliputi:
a. Menyediakan tempat penitipan harta yang aman bagi surat-surat berharga
(Efek)
b. Mencatat dan membukukan semua penitipan pihak lain secara cermat
c. Mengamankan semua penerimaan dan penyerahan efek untuk
kepentingan pihak yang diwakilinya.
13
Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758
Modul WPPE | MPE
3. Wali Amanat
Pihak yang mewakili kepentingan pemegang Efek yang bersifat utang (Pasal
1 UUPM). Kegiatan usaha sebagai wali amanat dapat dilakukan oleh Bank
Umum dan pihak lain yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah, dan
wajib terlebih dahulu terdaftar di Bapepam-LK (Pasal 50 UUPM).
4. Pemeringkat Efek
Pihak yang melakukan penilaian kemampuan membayar kembali surat utang
serta menyediakan jasa informasi mengenai perusahaan di pasar modal. Di
samping itu fungsi lainnya adalah melakukan:
1. Analisis peringkat
2. Studi Industri
a. Analisis risiko bisnis
b. Posisi pasar dan strategi bisnis
c. Diversifikasi
d. Struktur biaya
e. Manajemen
f. Dan faktor kunci sukses lainnya
3. Analisis risiko keuangan
a. Kebijakan keuangan
b. Keuntungan
c. Struktur modal
d. Kualitas aset
e. dll
14
15
2) Fungsi Pembukuan dan Keuangan, dilakukan dengan ketentuan antara lain sebagai
berikut:
a. membuat dan menyelenggarakan pencatatan dan pembukuan atas seluruh
transaksi Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum;
b. membuat dan menyelenggarakan pencatatan dan pembukuan atas seluruh
transaksi dan kegiatan sehubungan dengan Dana Perlindungan Pemodal sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan terpisah dari pencatatan dan
pembukuan Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal;
c. memastikan bahwa pencatatan dan pembukuan dalam (a) dan (b) tersebut
terselenggara dan tersimpan dengan baik sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku;
d. menyusun laporan keuangan Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dengan ketentuan catatan atas
laporan keuangan paling sedikit wajib memuat hal-hal sebagai berikut:
i. pengeluaran biaya yang berkaitan dengan Pihak terafiliasi dengan direktur
dan komisaris Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal;
ii. pengeluaran biaya yang berkaitan dengan Pihak terafiliasi dengan
Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal; dan
iii. pengeluaran biaya berupa gaji, manfaat lain, dan fasilitas yang diberikan
kepada direktur dan komisaris Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal
e. melakukan kegiatan perbendaharaan, antara lain menerima dana dan
memungut iuran Dana Perlindungan Pemodal dan mengeluarkan biaya yang
terkait dengan Dana Perlindungan Pemodal;
16
Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758
Modul WPPE | MPE
Sebagai pusat referensi, TICMI menyediakan data pasar modal sejak tahun 1977 seperti
prospektus, financial report, annual report, pengumuman dan interim report. TICMI juga
memiliki perpustakaan yang koleksinya terdiri dari 2.994 buku dan terbuka untuk umum
(dapat dibaca di tempat). Sedangkan perpustakaan digital TICMI (Ridmi) memiliki 306
koleksi buku dan aplikasi ini dapat diunduh secara gratis untuk Android dan Desktop
Komputer Windows (IOS menyusul).
Sebagai pusat edukasi, TICMI memiliki berbagai program yang terbuka bagi masyarakat
luas seperti :
1. Sekolah Pasar Modal
Program ini merupakan program sosialisasi dan edukasi pasar modal bagi para calon
investor yang diselenggarakan secara rutin setiap Selasa, Kamis dan Sabtu oleh TICMI
mulai November 2016. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan edukasi yang
tepat mengenai investasi saham dan mekanisme untuk menjadi investor saham. Dalam
melaksanakan kegiatan ini, TICMI dibantu oleh Anggota Bursa yang memberikan
edukasi tentang penggunaan aplikasi online trading, serta Bank untuk membantu
pembuatan Rekening Dana Nasabah. Diharapkan para peserta secara langsung dapat
merasakan pengalaman bertransaksi saham dengan menggunakan aplikasi online
trading di perangkat masing-masing.
17
Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758
Modul WPPE | MPE
4. Program Moduler
Program ini merupakan program edukasi bagi masyarakat umum mengenai topik-topik
yang berkaitan dengan pasar modal. Program ini mulai dilaksanakan sejak tahun 2017.
Program pelatihan serta ujian sertifikasi profesi pasar modal di TICMI, diselenggarakan
untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja professional yang handal di Pasar Modal
Indonesia. Dalam pelaksanaannya, hingga kini TICMI telah menyelenggarakan Program
Pendidikan dan Pelatihan Profesi Pasar Modal untuk :
1. Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE)
2. Wakil Perantara Pedagang Efek Pemasaran (WPPE Pemasaran)
3. Wakil Perantara Pedagang Efek Pemasaran Terbatas (WPPE Pemasaran Terbatas)
4. Wakil Manajer Investasi (WMI)
5. Wakil Penjamin Emisi Efek (WPEE)
6. Ahli Syariah Pasar Modal (ASPM)
18
Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758
Modul WPPE | MPE
Untuk dapat dinyatakan lulus dalam Ujian Kecakapan Profesi Pasar Modal, setiap
peserta wajib melampaui nilai minimum yang disyaratkan.
Secara total, jumlah peserta program pelatihan serta ujian sertifikasi pasar modal
semua program sampai dengan tahun 2017 mencapai 7.566 orang, sementara jumlah
lulusannyamencapai 4.176 orang atau dengan kata lain memiliki tingkat kelulusan
rata-rata sebesar 55% dari jumlah peserta.
Terdiri dari :
a. Akuntan, melakukan audit atau pemeriksaan dan memberikan pendapat terhadap
Laporan keuangan.
b. Konsultan Hukum, membuat laporan legal audit dan memberikan pendapat hukum.
c. Penilai, melakukan penilaian atas aset perusahaan.
d. Notaris, membuat akta otentik dan legalisasi dokumen perusahaan.
e. Profesi lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Semua profesi yang melakukan kegiatan di bidang pasar modal wajib terlebih dahulu
terdaftar di OJK. Setiap profesi penunjang pasar modal wajib mentaati kode etik dan
standar profesi yang ditetapkan oleh asosiasi profesi masing-masing, dan dalam
melakukan kegiatan usaha di pasar modal, profesi penunjang pasar modal wajib
memberikan pendapat atau penilaian yang independen.
19
F. Investor
1. Mengisi formulir yang telah disediakan oleh pihak Perusahaan Sekuritas, yaitu
formulir Pembukaan Sub Rekening Efek dan formulir Rekening Dana Investor
(RDI).
2. Memberikan dokumen yang diperlukan, yaitu foto copy KTP yang berlaku dan
NPWP serta fotocopy bagian depan buku tabungan yang akan didaftarkan dalam
formulir Pembukaan Sub Rekening Efek.
3. Setoran dana awal ke rekening di bank RDI atas nama calon investor saham.
Masing-masing broker menentukan deposit berbeda-beda (dimulai dari
Rp100.000,-).
4. Setelah disetujui, selanjutnya kita sudah siap bertransaksi !!!
20
21
Penerapan prinsip syariah di pasar modal tentunya bersumberkan pada Al Quran sebagai
sumber hukum tertinggi dan Hadits Nabi Muhammad SAW. Selanjutnya, dari kedua sumber
hukum tersebut para ulama melakukan penafsiran yang kemudian disebut ilmu fiqih. Salah
satu pembahasan dalam ilmu fiqih adalah pembahasan tentang muamalah, yaitu hubungan
diantara sesama manusia terkait perniagaan. Berdasarkan itulah kegiatan pasar modal
syariah dikembangkan dengan basis fiqih muamalah. Terdapat kaidah fiqih muamalah yang
menyatakan bahwa Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada
dalil yang mengharamkannya. Konsep inilah yang menjadi prinsip pasar modal syariah di
Indonesia.
Pada tanggal 18 April 2001, untuk pertama kali Dewan Syariah Nasional Majelis
Ulama Indonesia (DSN-MUI) mengeluarkan fatwa yang berkaitan langsung dengan
pasar modal, yaitu Fatwa Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanan
Investasi Untuk Reksa Dana Syariah. Selanjutnya, instrumen investasi syariah di
pasar modal terus bertambah dengan kehadiran Obligasi Syariah PT. Indosat Tbk
pada awal September 2002. Instrumen ini merupakan Obligasi Syariah pertama dan
akad yang digunakan adalah akad mudharabah.
Sejarah Pasar Modal Syariah juga dapat ditelusuri dari perkembangan institusional
yang terlibat dalam pengaturan Pasar Modal Syariah tersebut. Perkembangan
tersebut dimulai dari MoU antara Bapepam dan DSN-MUI pada tanggal 14 Maret
2003. MoU menunjukkan adanya kesepahaman antara Bapepam dan DSN-MUI untuk
mengembangkan pasar modal berbasis syariah di Indonesia.
22
Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758
Modul WPPE | MPE
Sejak tahun 2001, telah terdapat 14 fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah
Nasional – MUI tentang Pasar Modal Syariah di Indonesia. Investasi di pasar saham
telah mendapatkan pengakuan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Fatwa
Fatwa No.80/DSN-MUI/III/2011
23
Indeks Syariah
a. Indonesia Sharia Stock Index (ISSI)
B. Dasar Hukum
Sebagai bagian dari sistem pasar modal Indonesia, kegiatan di Pasar modal yang
menerapkan prinsip-prinsip syariah juga mengacu kepada Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal berikut peraturan pelaksananaannya (Peraturan
Bapepam-LK, Peraturan Pemerintah, Peraturan Bursa dan lain-lain).
24
Modul WPPE-P | Alwas Kurniadi 18758
Modul WPPE | MPE
Peraturan Nomor IX.A.14 tentang Akad-akad yang digunakan dalam Penerbitan Efek
C. Instrumen Pasar Modal Syariah
Produk syariah di pasar modal antara lain berupa surat berharga atau efek.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM),
Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial,
saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak investasi kolektif,
kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek.
Sejalan dengan definisi tersebut, maka produk syariah yang berupa efek harus tidak
bertentangan dengan prinsip syariah. Oleh karena itu efek tersebut dikatakan
sebagai Efek Syariah. Dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.13 tentang
Penerbitan Efek Syariah disebutkan bahwa Efek Syariah adalah Efek sebagaimana
dimaksud dalam UUPM dan peraturan pelaksanaannya yang akad, cara, dan
kegiatan usaha yang menjadi landasan pelaksanaannya tidak bertentangan dengan
prinsip - prinsip syariah di Pasar Modal
Efek-efek yang dimuat dalam Daftar Efek Syariah yang ditetapkan oleh Bapepam–LK
meliputi:
1. Surat Berharga Syariah yang diterbitkan oleh Negara Republik Indonesia.
2. Efek yang diterbitkan oleh Emiten atau perusahaan publik yang menyatakan
bahwa kegiatan usaha serta cara pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan
prinsip syariah sebagaimana tertuang dalam anggaran dasar.
3. Sukuk yang diterbitkan oleh Emiten termasuk Obligasi Syariah yang telah
diterbitkan oleh emiten sebelum ditetapkannya peraturan ini.
4. Reksa Dana Syariah.
5. Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif Reksa Dana Syariah.
6. Efek Beragun Aset Syariah.
7. Efek berupa saham, termasuk Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD)
syariah dan waran syariah, yang diterbitkan oleh emiten atau perusahaan publik
yang tidak menyatakan bahwa kegiatan usaha serta cara pengelolaan usahanya
dilakukan berdasarkan prinsip syariah.
8. Efek syariah yang memenuhi prinsip-prinsip syariah di Pasar Modal yang
diterbitkan oleh lembaga internasional dimana Pemerintah Indonesia menjadi
salah satu anggotanya
9. Efek syariah lainnya.
Sampai dengan saat ini, Efek Syariah yang telah diterbitkan di pasar modal Indonesia
meliputi Saham Syariah, Sukuk dan Unit Penyertaan dari Reksa Dana Syariah.
25
I. PERDAGANGAN EFEK
Mekanisme perdagangan efek di pasar modal, selain dilakukan melalui bursa efek,
dapat pula dilakukan di luar bursa efek (Over The Counter/OTC). Sampai dengan
saat ini, sebagian besar instrumen efek yang diperdagangkan di pasar modal dunia
pada umumnya dilakukan melalui mekanisme perdagangan dibursa efek. Dalam
mekanisme ini, bursa efek bertindak sebagai penyelenggara perdagangan efek
serta penyedia sarana sistem perdagangan (trading system) yang mempertemukan
antara penjual dan pembeli efek, serta penyedia prasarana lainnya seperti
perangkat peraturan agar perdagangan efek di bursa dapat berjalan secara teratur,
wajar dan efisien.
Bagi para pemodal yang ingin melakukan perdagangan efek di bursa, dapat
melaksanakannya melalui Perantara Pedagang Efek (Brokerage Firm) dengan
memberikan pesanan jual ataupun beli efek, yang kemudian pesanan tersebut
diteruskan oleh Perantara Pedagang Efek dalam bentuk order jual ataupun order
beli efek ke dalam sistem perdagangan bursa.
2. Penjamin Emisi
Pihak yang paling banyak terlibat membantu emiten dalam rangka
penerbitan saham. Penjamin emisi adalah perusahaan efek yang
menjembatani calon emiten dengan pasar modal. Bersama dengan calon
emiten, perusahaan efek ini menunjuk pihak-pihak seperti akuntan
publik, perusahaan penilai (appraisal), konsultan hukum, dan notaris.
Kegiatan penjamin emisi antara lain adalah membantu menyiapkan
prospektus dan memberikan penjaminan atas penerbitan saham.
Izin usaha sebagai Penjamin Emisi Efek berlaku juga sebagai izin usaha
Perantara Pedagang Efek. Sedangkan izin usaha sebagai Perantara
Pedagang Efek tidak dapat digunakan untuk melakukan kegiatan usaha
sebagai Penjamin Emisi Efek
3. Akuntan publik atau auditor independen
Pihak yang berperan dalam melakukan audit atau pemeriksaan atas
laporan keuangan calon emiten.
4. Penilai
Pihak yang melakukan penilaian terhadap aktiva tetap perusahaan,
sehingga nantinya bersama dengan komponen-komponen lainnya
(kinerja keuangan dan operasional) dapat ditentukan harga saham yang
layak saat go public.
5. Konsultan hukum
Pihak yang bertugas untuk memberikan pendapat dari segi hukum yaitu
melakukan audit atas aspek hukum dari bisnis, aset, dan berbagai produk
hukum yang pernah dan akan dikeluarkan oleh perusahaan.
6. Notaris
Pihak yang bertugas untuk membuat akta-akta perubahan Anggaran
Dasar, akta perjanjian-perjanjian dalam rangka penawaran umum, dan
notulen-notulen rapat.
3. Perusahaan Publik
Adalah perseroan yang sahamnya telah dimiliki oleh 300 (tigaratus)
pemegang saham dan memiliki modal disetor sekurang-kurangnya Rp.
3.000.000.000, - (tiga milyar rupiah) atau suatu jumlah pemegang
saham dan modal disetor yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
4. Penawaran Umum
Adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan untuk menjual efek
kepada masyarakat dengan menggunakan media massa atau ditawarkan
kepada lebih dari 100 (seratus) pihak atau telah dijual kepada lebih dari
50 (limapuluh) pihak dalam batas nilai dan waktu tertentu. Berdasarkan
peraturan Bapepam-LK No. IX.A.2, untuk bisa melaksanakan Penawaran
Umum, calon emiten harus menyampaikan Pernyataan Pendaftaran dan
dokumen pendukungnya kepada OJK sesuai ketentuan dan peraturan
OJK. Pernyataan Pendaftaran tersebut harus sudah menjadi efektif.
Emiten bertanggung jawab atas kelengkapan dan kebenaran informasi
yang diungkapkan dalam Pernyataan Pendaftaran dan dokumen
pendukungnya. Hal ini juga berlaku bagi pihak-pihak yang memberikan
pendapat, keterangan, dan atau persetujuan terhadapnya yang dimuat
di Pernyataan Pendaftaran dan dokumen pendukungnya.
5. Prinsip Keterbukaan
Adalah pedoman umum yang mensyaratkan Emiten, Perusahaan Publik,
dan Pihak lain yang tunduk pada Undang-undang ini untuk
menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh
informasi material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat
berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek dimaksud dan
atau harga dari efek tersebut.
6. Prospektus
Adalah setiap informasi tertulis sehubungan dengan penawaran umum
dengan tujuan agar pihak lain membeli efek.
Informasi yang sekurang-kurangnya harus diungkapkan adalah:
1) Uraian tentang penawaran umum
2) Penggunaan dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum
3) Analisis dan pembahasan oleh manajemen
4) Risiko usaha
5) Keterangan tentang emiten
6) Kegiatan dan prospek usaha dari emiten
7) Ikhtisar data keuangan penting
8) Anggaran dasar
9) Persyaratan pemesanan pembeliaN
Gambar 2
Contoh Penawaran Umum Perdana Saham Garuda
Gambar 3
Contoh Penjamin Pelaksana Emisi Efek pada Prospektus
Penawaran Umum Saham Garuda
Gambar 4
Jadwal Penawaran Umum
Gambar 5
Proses dalam Penawaran Umum
Persiapan
•RUPS Pendaftaran Penawaran Pencatatan
•Menunjuk Penjamin •Prospektus Ringkas •Initial Public Offering •Papan Utama
Emisi dan Profesi •Dokumen •Tahap paling penting •Papan
Penunjang Pasar pendukung dalam pengumpulan Pengembangan
Modal modal perusahaan
•Pihak ketiga dari publik
mengolah data
perusahaan
A. Tahap Persiapan
Tahap awal dalam rangka mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan
dengan proses penawaran umum. Pada tahap yang paling awal, perusahaan
yang akan menerbitkan saham (calon emiten) terlebih dahulu melakukan
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk meminta persetujuan para
pemegang saham dalam rangka penawaran umum saham.
Gambar 6
Gambar 7
Alur Proses Penawaran Umum – Setelah Efektif
Untuk Surat utang, Sukuk dan EBA tidak memiliki papan pencatatan yang
terpisah sebagaimana pada Saham. Semua efek yang dicatatkan memiliki
persyaratan dan standar yang sama untuk masing-masing jenis instrumen.
Perusahaan Tercatat yang telah mendapatkan Pernyataan Efektif, wajib
menyampaikan permohonan pencatatan Surat utang / Sukuk / EBA
selambat-lambatnya 8 Hari Bursa dan membayar Biaya Pencatatan Awal
selambat-lambatnya 3 Hari Bursa sebelum tanggal pencatatan. Bursa akan
mengumumkan pencatatan 1 Hari Bursa sebelum tanggal pencatatan.
I. Pencatatan ETF
2) Oversubscribed
Kondisi dimana total Saham atau Surat utang yang dipesan oleh investor
melebihi jumlah total Saham atau Surat utang yang ditawarkan. Dalam
kondisi ini, terdapat kemungkinan investor mendapatkan Saham atau Surat
utang kurang dari jumlah yang dipesan, atau bahkan mungkin tidak
mendapatkan sama sekali.
Apabila jumlah Saham atau Surat utang yang didapat oleh investor kurang
dari jumlah yang dipesan, atau telah terjadi “oversubscribed”, maka
kelebihan dana investor akan dikembalikan (proses ini sering disebut dengan
“refund”).
Saham atau Surat utang tersebut kemudian didistribusikan kepada investor
melalui Penjamin Emisi dan Agen Penjual.
Proses perdagangan efek di pasar sekunder terjadi di Bursa Efek, dan dibahas
lebih rinci pada topik Sistem, Mekanisme dan Peraturan Perdagangan Efek di
Bursa Efek Indonesia.
I. S ISTEM PERDAGANGAN
Sistem perdagangan yang digunakan di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah Jakarta
Automated Trading System atau biasa disebut JATS yang pertama kali digunakan
sejak tanggal 22 Mei 1995, JATS memiliki fungsi Untuk mengotomasi perdagangan
efek secara real time berdasarkan time priority dan price priority atau biasa juga
disebut dengan continous auction atau lelang berkesinambungan selama waktu
perdagangan. Namun seiring perjalanan waktu untuk mendukung sekaligus
mengantisipasi perkembangan pasar modal Indonesia kedepanya, sejak 14 Mei
2012 Bursa Efek Indonesia telah melakukan pengembangan pada sistem
perdagangan di Bursa, dimana sebelumnya BEI mengunakan sistem perdagangan
JATS-NextG Versi 1.11 menjadi JATS-NextG versi 2.0, pengembangan ini memiliki
beberapa perbaikan dari sistem sebelumnya seperti beberapa fungsi perdagangan
ekuitas, password policy, order management, informasi pasar dan spesifikasi data
feed. Selanjutnya, sebelum mengetahui lebih dalam fungsi dan cara kerja sistem
perdagangan di Bursa Efek Indonesia , maka perlu mengetahui perbedaan antara
Dealer driven Market dan Order driven Market terlebih dahulu.
Pasar order driven adalah pasar dimana seluruh order dari pembeli dan penjual
ditampilkan, dengan rincian pada harga berapa mereka bersedia membeli atau
menjual suatu efek dan banyaknya efek yang bersedia mereka beli atau jual pada
harga tersebut. Jika seseorang memberikan order 1000 saham A pada harga Rp300
per lembar, order tersebut akan ditampilkan di pasar dan dapat dilihat oleh pihak-
pihak yang memiliki akses informasi tersebut.
Kelebihan sistem ini adalah transparansinya, seluruh order di pasar ditampilkan
beserta harga dimana orang bersedia beli atau jual. Kekurangan pasar order driven
adalah tidak adanya jaminan eksekusi order, sedangkan pada pasar dealer driven
terdapat jaminan tersebut. Contoh Bursa dunia yang mengunakan Order driven
Market seperti Bursa Efek Indonesia , New York Stock Exchange (NYSE), Hong
Kong Stock Exchange (HKSE).
Pasar dealer driven hanya menampilkan tawaran bid dan ask dari market maker,
atau dealer. Para market maker ini akan memberikan harga bid dan ask yang
bersedia mereka terima pada saat itu. Pada pasar ini order untuk 1000 lembar
saham A pada harga Rp300 tidak ditampilkan. Namun demikian, jika terdapat satu
market maker (dealer) untuk saham tersebut, dealer itu akan menampilkan bid
dan ask-nya. Kita dapat membeli dan menjual saham A pada harga-harga tersebut.
Perlu diingat bahwa bid dan ask akan terus berubah tergantung pada permintaan
dan penawaran di pasar.
Meskipun order individual tidak terlihat di pasar dealer driven, market maker akan
memenuhi order investor dari persediaannya sendiri atau mempertemukan
(match) dengan order yang lain. Kelebihan utama dari pasar jenis ini adalah
likuiditasnya karena para market maker diharuskan untuk memenuhi harga yang
di-quote, baik beli maupun jual. Kekurangan utamanya adalah, tidak seperti order
driven, pasar dealer driven tidak transparan. Contoh Penguna Dealer driven Market
adalah NASDAQ dan London Stock Exchange (LSE).
Gambar 1
Milestone Perkembangan Sistem Perdagangan Bursa Efek Indonesia
Gambar 2
Pelaksanaan Perdagangan Secara Remote
Keterangan:
1. Pelaksanaan perdagangan efek di bursa dilakukan dengan menggunakan
fasilitas JATS.
2. Perdagangan efek di bursa hanya dapat dilakukan oleh Anggota Bursa Efek
yang juga menjadi Anggota Kliring KPEI dengan kata lain baik Traditional
trading, online trading maupun Direct Market Access (DMA) melewati sistem
Gambar 3
JATS-NextG versi 2.0
Gambar 4
Diagram Jaringan Terpadu Pasar Modal
Gambar 5
Diagram Konfigurasi JATS
Perdagangan di BEI didasarkan pada sistem order yang artinya investor harus
menghubungi perusahaan sekuritas, membuat perjanjian tertulis dan membuka
Rekening Efek atas namanya. Perusahaan sekuritas kemudian menjalankan order
yang diminta nasabah. Sebuah perusahaan sekuritas juga dapat melakukan
transaksi pembelian dan penjualan saham atas nama mereka sebagai bagian dari
portofolio perusahaan.
Gambar 6
Mekanisme Perdagangan Efek Di Bursa
ii. Surat kuasa dari nasabah yang berbentuk badan hukum yang memberikan
wewenang kepada pejabat tertentu dari badan hukum tersebut untuk
memberikan instruksi kepada Perusahaan Efek sehubungan dengan
rekening Efek nasabah tersebut;
iii. Dokumen yang diperlukan dalam rangka pemindahan Efek;
iv. Surat kuasa dari nasabah yang memberikan wewenang kepada Pihak
ketiga untuk memberikan instruksi kepada Perusahaan Efek sehubungan
dengan rekening Efek nasabah;
v. Kontrak pengelolaan Reksa Dana yang memberikan kewenangan kepada
ManajerInvestasiuntuk memberikan instruksi yang berhubungan dengan
Rekening Efek Reksa Dana; dan
vi. Formulir untuk nasabah orang perseorangan sekurang-kurangnya memuat :
1. pekerjaan;
2. status perkawinan;
3. tujuan investasi; dan
4. keadaan keuangannya
Bagi Investor
1. Sebelum melakukan transaksi, investor terlebih dahulu harus menjadi nasabah
perusahaan efek atau kantor broker (anggota bursa).
2. Untuk dapat melakukan perdagangan melalui BEI adalah perusahaan efek harus
melakukan pembukaan rekening. Investor dapat melakukan order jual atau beli
setelah investor disetujui menjadi nasabah di perusahaan efek yang
bersangkutan.
Langkah
pertama
bagi
investor
yang
ingin
Pasar Reguler
Pasar reguler adalah pasar dimana perdagangan efek di bursa dilaksanakan
berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan
(continuous auction market) oleh Anggota Bursa Efek melalui JATS yang
berlangsung pada dua sesi perdagangan dan penyelesaiannya dilakukan pada Hari
bursa ke-2 setelah terjadinya transaksi bursa (T+2).
Pasar Tunai
(Pasar Tunai) adalah pasar dimana perdagangan efek di Bursa dilaksanakan
berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan
(continuousauctionmarket) oleh Anggota Bursa Efek melalui JATS yang
berlangsung hanya pada sesi pertama saja dari dua sesi perdagangan setiap
harinya yang berlangsung di Bursa Efek. Penyelesaiannya dilakukan pada hari
bursa yang sama dengan terjadinya transaksi bursa (T+0).
Pasar Negosiasi
Pasar Negosiasi adalah pasar dimana perdagangan saham di bursa dilaksanakan
menggunakan satuan lembar berdasarkan kesepakatan antara penjual dan pembeli
tanpa harus mengacu pada besaran fraksi harga. Penyelesaiannya dapat dilakukan
sesuai kesepakatan, atau T+0 khusus untuk hari bursa terakhir perdagangan
HMETD dan maksimal T+2 jika kedua belah pihak tidak menetapkan waktu
penyelesaian.
II.4 Proses Tawar Menawar
Di Pasar Reguler dan Pasar Tunai
1. Tawar menawar pada sesi perdagangan di pasar reguler dan pasar tunai
berpedoman pada harga pembukaan.
2. Dalam hal harga pembukaan tidak terbentuk, maka tawar menawar, persentase
Auto Rejection, dan patokan harga Auto Rejection pada sesi perdagangan di
pasar reguler dan pasar tunai berpedoman pada:
a. Harga previous untuk saham yang sudah diperdagangkan di bursa;
b. Harga Teoretis Hasil Tindakan Korporasi untuk saham Perusahaan Listing
yang melakukan tindakan korporasi (corporate action);
c. Harga perdana untuk saham Emiten yang pertama kali diperdagangkan di
Bursa;
3. Penawaran jual dan atau permintaan beli yang telah dimasukkan ke dalam JATS
diproses oleh JATS dengan memperhatikan prioritas harga (price priority),
dalam arti permintaan beli pada harga yang lebih tinggi memiliki prioritas
terhadap permintaan beli pada harga yang lebih rendah, sedangkan penawaran
jual pada harga yang lebih rendah memiliki prioritas terhadap penawaran jual
pada harga yang lebih tinggi.
4. Dalam hal penawaran jual atau permintaan beli diajukan pada harga yang sama,
JATS memberikan prioritas kepada permintaan beli atau penawaran jual yang
diajukan terlebih dahulu (time priority).
5. Sebelum transaksi bursa terjadi, Anggota Bursa Efek (AB) dapat mengubah atau
membatalkan penawaran jual dan atau permintaan beli yang sudah dimasukkan
ke JATS, dengan ketentuan:
a. Pengurangan jumlah efek pada JATS baik pada penawaran jual maupun pada
permintaan beli untuk tingkat harga yangsama tidak mengakibatkan
hilangnya prioritas waktu.
b. Penambahan jumlah efek baik pada penawaran jual maupun permintaan beli
untuk tingkat harga yang sama dilakukan dengan memasukkan penawaran
jual maupun permintaan beli baru ke JATS dan diperlakukan sama dengan
penawaran jual maupun permintaan beli baru.
6. Seluruh penawaran jual dan atau permintaan beli yang belum
diperjumpakanoleh JATS (open order) di Sesi II, akan dilanjutkan secara
otomatis keperdagangan sesi Pre-closing oleh JATS
Di Pasar Negosiasi
1. Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Negosiasi dilakukan melalui proses
tawar-menawar secara individual (negosiasi secara langsung) antar Anggota
Bursa Efek (AB) atau antar nasabah melalui satu AB atau antara nasabah dengan
AB yang selanjutnya hasil kesepakatan dari tawar-menawar tersebut diproses
melalui JATS
2. Hasil kesepakatan tawar-menawar yang terjadi dan mengikat menjadi Transaksi
Bursa saat dikonfirmasikan oleh AB yang menjadi lawan transaksi (counter
party)
3. Anggota Bursa Efek yang belum mempunyai lawan transaksi di Pasar Negosiasi
dapat menyampaikan informasi mengenai penawaran jual dan atau permintaan
beli Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Negosiasi melalui tampilan informasi
(advertising)
4. Anggota Bursa Efek yang memberikan informasi penawaran jual dan atau
permintaan beli melalui tampilan informasi dapat mengubah atau membatalkan
penawaran jual dan atau permintaan beli tersebut
5. Apabila Harga Transaksi Bursa di Pasar Negosiasi hasil kesepakatan berada di
luar batasan Auto Rejection yang ditetapkan di Pasar Reguler, maka Anggota
Bursa Efek yang bersangkutan harus melaporkan kepada Bursa alasan dan
tujuan dilakukannya transaksi dimaksud, dalam jangka waktu paling lambat hari
Bursa berikutnya, menggunakan kecuali untuk saham dengan Harga minimum
yang berlaku di Pasar Reguler dan Tunai yaitu sebesar Rp50 (lima puluh rupiah)
Tabel I
Pasar Reguler dan Tunai
Tabel II
Pasar Negosiasi
Gambar 8
Jam dan Sesi Perdagangan
1. Sesi Pre-opening
Perdagangan di pasar reguler dimulai dengan sesi pre-opening pada setiap hari
perdagangan. Dalam sesi tersebut dimasukkan order jual dan beli untuk
membentuk harga pre-opening.
Waktu Aktivitas
08:45:00 - 08:55:00 Anggota bursa memasukkan order jual dan beli
JATS melakukan proses penetapan harga pre-
08:55:01 - 08:59:59
opening dan pengalokasian transaksi
4. Penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan pada sesi
Prapembukaan, dapat diubah dan atau dibatalkan oleh Anggota Bursa Efek yang
bersangkutan sepanjang pembatalan dan atau perubahan tersebut dilakukan
masih dalam tenggang waktu perdagangan sesi pre-opening
5. Harga Pembukaan terbentuk berdasarkan akumulasi jumlah penawaran jual dan
permintaan beli terbanyak untuk saham yang sama yang dapat diperjumpakan
oleh JATS pada satu harga tertentu
6. Seluruh penawaran jual dan atau permintaan beli yang belum diperjumpakan
oleh JATS (open order) di sesi Pre-opening, akan dilanjutkan secara otomatis ke
perdagangan sesi I oleh JATS, kecuali Harga penawaran jual dan atau
permintaan beli tersebut melampaui batasan Auto Rejection.
pada satu harga tertentu. Saham yang diperdagangkan pada sesi Pre-opening
ditetapkan oleh Bursa melalui Pengumuman paling lambat 1 (satu) Hari Bursa
sebelum saham tersebut diperdagangkan pada sesi Pre-opening
4. Seluruh penawaran jual dan atau permintaan beli yang belum diperjumpakan
oleh JATS (open order) di sesi Pre-closing, akan dilanjutkan secara otomatis ke
perdagangan sesi Post-closing oleh JATS
5. Apabila Harga Penutupan tidak terbentuk, maka Harga Penutupan ditetapkan
berdasarkan Harga dari Transaksi Bursa yang terakhir kali terjadi
Fraksi Harga
Fraksi Harga Merupakan satuan perubahan harga yang digunakan dalam
melakukan penawaran jual atau permintaan beli.
1. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih kecil dari Rp 200,- (Dua
Ratus rupiah) mempunyai Fraksi Harga sebesar Rp 1,- dan maksimum price step
adalah Rp10.
2. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham dengan rentang harga Rp
200,- (Dua Ratus rupiah) sampai dengan kurang dari Rp 500,- (lima ratus
rupiah) mempunyai Fraksi Harga sebesar Rp 2,- dan maksimum price step
adalah Rp 20,-.
3. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham dengan rentang harga Rp
500,- (lima Ratus rupiah) sampai dengan kurang dari Rp 2.000,- (dua ribu
rupiah) mempunyai Fraksi Harga sebesar Rp 5,- dan maksimum price step
adalah Rp 50,-.
4. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham dengan rentang harga Rp
2.000,- (dua Ribu rupiah) sampai dengan kurang dari Rp 5.000,- (lima ribu
rupiah) mempunyai Fraksi Harga sebesar Rp 10,- dan maksimum price step
adalah Rp 100,-.
5. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari Rp 5.000,- (lima
ribu rupiah) mempunyai Fraksi Harga sebesar Rp 25,- dan maksimum price step
adalah Rp 250,-.
Batasan Auto Rejection yang berlaku saat ini adalah sebagai berikut:
1. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih kecil dari Rp 50,- (lima
puluh rupiah)
2. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 35% (tiga puluh
lima perseratus) di atas dan lebih dari 10% (sepuluh persen) di bawah Acuan
Harga untuk Saham dengan rentang harga Rp 50,- (lima puluh rupiah) sampai
dengan dari Rp 200,- (dua ratus rupiah).
3. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 25% (dua puluh
lima perseratus) di atas dan lebih dari 10% (sepuluh persen) di bawah Acuan
Harga untuk Saham dengan rentang harga Rp 200,- (dua ratus rupiah) sampai
dengan dari Rp 5.000,- (lima ribu rupiah).
4. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 20% (dua puluh
perseratus) di atas dan dan lebih dari 10% (sepuluh persen) di bawah Acuan
Harga untuk Saham dengan rentang harga di atas Rp 5.000,- (lima ribu rupiah).
Auto Rejection diatas diberlakukan sejak tanggal 25 Agustus 2015 sesuai dengan
Keputusan direksi Bursa Efek Indonesia No. Kep-00096/BEI/08-2015 dan
tercantum dalam peraturan Perdagangan II-A Perihal mekanisme perdagangan
efek.
Dalam pelaksanaan perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler dan Pasar
Tunai, maka JATS akan melakukan Auto Rejection, apabila:
1) Volume penawaran jual atau permintaan beli Efek Bersifat Ekuitas lebih dari
50.000 (lima puluh ribu) lot atau 5% (lima perseratus) dari jumlah Efek
yang tercatat di Bursa (mana yang lebih kecil).
2) Acuan Harga yang digunakan untuk pembatasan harga penawaran tertinggi
atau terendah di Pasar Reguler dan Pasar Tunai atas saham yang
dimasukkan ke JATS sebagaimana dimaksud dalam ketentuan di atas
ditetapkan berdasarkan pada:
a. Harga Pembukaan di Pasar Reguler untuk perdagangan saham di Pasar
Reguler dan Pasar Tunai;
b. Harga Previous apabila Harga Pembukaan tidak terbentuk;
c. Harga Teoritis Hasil Tindakan Korporasi untuk saham Perusahaan
Tercatat yang melakukan Tindakan Korporasi; atau
d. Harga perdana untuk saham Perusahaan Tercatat yang pertama kali
e. diperdagangkan di Bursa
3) Penerapan Auto Rejection untuk perdagangan saham hasil Penawaran
Umum yang pertama kali diperdagangkan di Bursa (perdagangan perdana)
ditetapkan sebesar 2 (dua) kali dari persentase batasan Auto Rejection yang
telah ditentukan
Gambar 10
Auto Rejection
Marjin
Transaksi Marjin adalah transaksi pembelian Efek untuk kepentingan nasabah yang
dibiayai oleh Perusahaan Efek. Atau dapat dikatakan pembelian suatu saham
dengan cara sebagian pembelian menggunakan dana sendiri dan sebagiannya
menggunakan dana yang dipinjam dari anggota bursa efek Indonesia .
Short selling
Transaksi Short Selling adalah transaksi penjualan Efek dimana Efek dimaksud
tidak dimiliki oleh penjual pada saat transaksi dilaksanakan. Atau dapat dikatakan
penjualan suatu saham dimana penjual belum memiliki saham tersebut pada waktu
transaksi dilakukan.
Kriteria untuk transaksi saham marjin dan short selling saat ini adalah sebagai
berikut:
1. PER tidak Lebih 3X
2. Kapitalisasi saham dengan kepemilikan dibawah 5% (lima persen) dari jumlah
saham tercatat lebih besar dari Rp1.000.000.000.000 (satu triliun rupiah)
berdasarkan data akhir bulan dalam periode data review.
3. Efek tersebut telah tercatat di Bursa, dengan ketentuan:
i.apabila Efek tersebut telah tercatat di Bursa selama 6 (enam) bulan atau lebih,
maka: Efek tersebut ditransaksikan di Bursa dengan rata-rata nilai transaksi
harian di Pasar Reguler dalam 6 (enam) bulan terakhir minimal adalah Rp
10.000.000.000 (sepuluh miliar rupiah) atau minimal nilai transaksi harian di
Pasar Reguler adalah Rp 1.000.000.000,- (satumiliar rupiah).
ii.apabila Efek tersebut telah tercatat di Bursa kurang dari 6 (enam) bulan atau
, maka: Efek tersebut ditransaksikan di Bursa dengan rata-rata nilai transaksi
harian mencapai Rp 50.000.000.000 (lima puluh miliar rupiah) atau minimal
nilai transaksi harian adalah Rp 5.000.000.000,- (lima miliiar rupiah).
4. jumlah pemegang saham sekurang-kurangnya 600 (enam ratus) pemegang
saham berdasarkan data akhir bulan selama periode data review.
5. Khusus untuk Transaksi Short Selling total saham dengan kepemilikan di bawah
5% (lima perseratus) dari jumlah saham tercatat minimal 20% (dua puluh
perseratus) yang dihitung selama:
i. 6 (enam) bulan terakhir hingga periode review oleh Bursa untuk Efek yang
telah tercatat di Bursa selama 6 (enam) bulan atau lebih di Bursa
ii. Sekurang- kurangnya 3 (tiga) bulan sejak tercatat hingga periode review oleh
Bursa untuk Efek yang telah tercatat di Bursa kurang dari 6 (enam) bulan.
Kriteria Untuk Efek tidak dijamin dan transaksi dipisahkan yang berlaku saat ini
adalah sebagai berikut:
1. Pola Transaksi
2. Volume Transaksi
3. Frekuensi Transaksi
4. Fluktuasi Harga
5. Konsentrasi kepemilikan efek
6. Informasi lain yang bersifat material
1. Untuk transaksi di Pasar Reguler dan Pasar Tunai sebesar 0,018% (nol koma nol
satu delapan perseratus) dari nilai per transaksi, atau minimum Rp20.000.000,
- (dua puluh juta rupiah) per bulan
2. Untuk transaksi di Pasar Negosiasi berdasarkan kebijakan Bursa;
3. Untuk biaya transaksi jasa kliring penjaminan efek Indonesia adalah sebesar
0,009% (nol koma nol nol sembilan perseratus) dari nilai per transaksi.
4. Untuk biaya transaksi setelmen kepada KSEI adalah sebesar 0,003% (nol koma
nol nol tiga perseratus) dari nilai per transaksi.
5. PPN dan PPH diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan SE-06/PJ4/1997 Dirjen
Pajak Tanggal 20 Juni 1997 Perihal Pelaksaan pemungutan Pajak Penghasilan
atas Penghasilan Penjualan saham di Bursa Efek.
Gambar 11
Biaya Transaksi Beli
Gambar 12
Biaya Transaksi Jual
Gambar 13
Suspensi Perdagangan
karena hal tersebut pada tanggal 24 Agustus 2015 pihak pihak terkait dalam hal
ini direksi mengadakan rapat internal dengan perwakilan divisi divisi terkait
untuk membahas langkah dan strategi untuk meredam atau menahan
penurunan yang lebih dalam. Ide yang muncul adalah untuk merubah auto
rejection dari penurunan harga dimana untuk semua kelompok harga, batas
bawah auto rejection akan diubah menjadi sama rata 10 % (sepuluh
perseratus), hal ini bertujuan untuk menjaga volatilitas harga, dan menahan
penurunan lebih dalam. setelah formulasi besaran perubahan tersebut disetujui
secara internal Bursa Efek Indonesia maka selanjutnya pihak BEI membawa
hasil rapat ini ke pihak OJK untuk dimintai masukan dan persetujuanya terkait
perubahan tersebut. Maka setelah disetujui pihak BEI pada pukul 16.30 WIB
tanggal 24 Agustus 2015 langsung mengontak anggota bursa terkait akan
perubahan tersebut yang akan berlaku esok hari nya, dan memberitahu bahwa
pada malam hari tanggal 24 Agustus 2015 akan ada yang disebut mock trading,
yakni tes mekanisme perdagangan dengan aturan baru yang akan diterapkan
per tanggal 25 agustus 2015
Gambar 14
Perbandingan Auto Rejection
Indeks IHSG
4.800,00
4.741
4.700,00
4.666 4.638
4.600,00 4.585,39 4.595
4.500,00 4.510,48 4.484,24 4.490
4.441,99
4.400,00
4.300,00 4.335,95 4.310
4.200,00
4.163,73
4.100,00
4.000,00
3.900,00
3.800,00
14-08-2015 18-08-2015 19-08-2015 20-08-2015 21-08-2015 24-08-2015
IHSG Market Capital In trilliun Rp
Tabel 1
Penurunan Indeks IHSG
Dampak Perubahan Batas Bawah Auto Rejection per tanggal 25 Agustus 2015
Tujuan awal dari perubahan batas bawah auto rejection adalah menahan laju penurunan,
meyakinkan investor agar tidak panik, dan menjaga pergerakan harga agar tidak terlalu
volatile, namun respon yang diterima terkait perubahan tersebut sangat positif pada waktu
itu, karena tu 3 Hari Bursa, selain itu market cap dari IHSG pun kembali melonjak sebesar
200 Triliun dalam kurun waktu tersebut.
Gambar 16
Indeks IHSG
Indeks IHSG
4.600,00
4.562
4.500,00
4.430,63
4.400,00
4.361 4.374
4.300,00 4310
4.228,50 4.237,73
4.200,00
4.163,73
4.100,00
4.000,00
3.900,00
24-08-2015 25-08-2015 26-08-2015 27-08-2016
Tabel 2
Kenaikan Indeks IHSG
After
% IHSG Market Capital In trilliun % Market Cap
Tanggal IHSG Change Rp Change
24-08-
2015 4.163,73 4310
25-08-
2015 4.228,50 1,56% 4.361 1,18%
26-08-
2015 4.237,73 0,22% 4.374 0,30%
27-08-
2016 4.430,63 4,55% 4.562 4,30%
Total %
UP 6,326% Total % UP 5,780%
I. PERATURAN PERDAGANGAN
A. Definisi
1. Bursa Efek adalah Pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem
dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli Efek Pihak -
Pihak lain dengan tujuan memperdagangkan Efek di antara mereka
2. Anggota Bursa Efek adalah Perantara Pedagang Efek yang telah memperoleh
izin usaha dari Bapepam dan mempunyai hak untuk mempergunakan sistem
dan atau sarana Bursa Efek sesuai dengan peraturan Bursa Efek.
3. Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga
komersial , saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak
investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek.
4. Emiten adalah pihak yang melakukan penawaran umum
5. Kustodian adalah Pihak yang memberikan jasa penitipan Efek dan harta lain yang
berkaitan dengan Efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga, dan
hak - hak lain, menyelesaikan transaksi Efek, dan mewakili peme gang rekening
yang menjadi nasabahnya.
9. Lembaga Kliring dan Penjaminan adalah Pihak yang menyelenggarakan jasa
kliring dan penjaminan penyelesaian Transaksi Bursa.
10.Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian adalah Pihak yang
menyelenggarakan kegiatan Kustodian sentral bagi Bank Kustodian,
Perusahaan Efek, dan Pihak lain.
11.Manajer Investasi adalah Pihak yang kegiatan usahanya mengelola Portofolio
Efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk
sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank
yang melakukan sendiri kegiatan usahanya.
12. Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan
perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek.
13. Penawaran Umum adalah kegiatan penawaran Efek yang dilakukan oleh
Emiten untuk menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang
diatur dalam Undang-undang ini dan peraturan pelaksanaannya.
14. Penjamin Emisi Efek adalah Pihak yang membuat kontrak dengan Emiten
untuk melakukan Penawaran Umum bagi kepentingan Emiten dengan atau
tanpa kewajiban untuk membeli sisa Efek yang tidak terjual.
18. Perantara Pedagang Efek adalah Pihak yang melakukan kegiatan usaha
jual beli Efek untuk kepentingan sendiri atau Pihak lain.
19. Transaksi Bursa adalah kontrak yang dibuat oleh anggota bursa efek sesuai
dengan persyaratan yang ditentukan oleh Bursa Efek mengenai jual beli efek,
pinjam meminjam efek, atau kontrak lain mengenai efek atau harga efek.
Peraturan Bapepam III.A.1 Perihal perizinan Bursa Efek Perizinan Bursa Efek
1) Penawaran Permohonan izin usaha Bursa Efek diajukan kepada Ketua Bapepam
dalam rangkap 4 (empat) dengan menggunakan Formulir Nomor III.A.1-1 lampiran 1
peraturan ini.
2) Permohonan izin usaha sebagaimana dimaksud dalam angka 1 peraturan ini disertai
dokumen sebagai berikut :
a. Akta pendirian Perseroan yang memuat anggaran dasar perseroan sesuai
dengan Peraturan Nomor III.A.5 yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman;
b. Daftar Perusahaan Efek yang menjadi pemegang saham Bursa Efek, sekurang-
kurangnya 50 (lima puluh) Perusahaan Efek yang telah memperoleh izin
usaha dari Bapepam;
7. Penetapan biaya transaksi dan biaya lain yang tidak menghambat perkembangan
pasar modal. hal ini tercantum dalam peraturan perdagangan bursa efek indonesia
No. II-A pasal XI perihal mekanisme perdagangan efek.
Gambar III
Lingkup Peraturan Perdagangan Efek
Gambar IV
Jenis Efek di Bursa Efek Indonesia
Gambar V
Peraturan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia
Gambar VI
Peraturan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia(2)
Gambar VII
Daftar Isi Peraturan Perdagangan II-A
I.Definisi
Setidaknya ada 41 Definisi yang tercantum dalam peraturan perdagangan II-A
perihal mekanisme perdagangan efek bersifat Ekuitas
1. Anggota Bursa Efek adalah Perusahaan Efek yang telah memperoleh izin usaha dari
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) sebagai
Perantara Pedagang Efek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 2 Undang
Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal (UUPM) dan telah memperoleh
persetujuan Keanggotaan Bursa untuk mempergunakan sistem dan atau sarana Bursa
dalam rangka melakukan kegiatan perdagangan Efek di Bursa sesuai dengan
Peraturan Bursa.
2. Auto Rejection adalah penolakan secara otomatis oleh JATS terhadap penawaran jual
dan atau permintaan beli Efek Bersifat Ekuitas yang dimasukkan ke JATS akibat
dilampauinya batasan harga atau jumlah Efek Bersifat Ekuitas yang ditetapkan oleh
Bursa.
3. Bursa adalah PT Bursa Efek Indonesia.
4. Daftar Hasil Kliring (DHK) adalah dokumen elektronik hasil Kliring yang diterbitkan
oleh KPEI yang berisikan hak dan kewajiban setiap Anggota Bursa Efek yang timbul
dari Transaksi Bursa.
5. Daftar Transaksi Bursa (DTB) adalah dokumen elektronik yang berisikan seluruh
Transaksi Bursa yang dilakukan oleh setiap Anggota Bursa Efek pada setiap Hari
Bursa yang disediakan oleh Bursa untuk Anggota Bursa Efek dan KPEI pada setiap
akhir sesi perdagangan.
6. Efek Bersifat Ekuitas adalah saham atau Efek yang dapat ditukar dengan saham atau
Efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Bapepam Nomor IX.J.1 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan
Yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas Dan Perusahaan Publik.
7. Fraksi Harga adalah satuan perubahan harga yang digunakan dalam melakukan
penawaran jual atau permintaan beli.
8. Harga adalah sejumlah nilai dalam mata uang rupiah yang terbentuk berdasarkan
perjumpaan penawaran jual dan permintaan beli Efek yang dilakukan oleh
Anggota Bursa Efek di Bursa.
9. Harga Pembukaan (Opening Price) adalah Harga yang terbentuk pada saat sesi Pra-
pembukaan.
10. Harga Penutupan (Closing Price) adalah Harga yang terbentuk pada saat sesi
Pra-penutupan.
11. Harga Previous adalah Harga Penutupan pada Hari Bursa sebelumnya.
12. Harga Teoritis Hasil Tindakan Korporasi adalah nilai yang dihitung dan ditetapkan
oleh Bursa berdasarkan rasio Tindakan Korporasi yang ditetapkan oleh Perusahaan
Tercatat dan digunakan sebagai pedoman harga untuk proses tawar menawar pada
awal perdagangan saham hasil Tindakan Korporasi (periode ex) di Bursa.
13. Hari Bursa adalah hari diselenggarakannya perdagangan Efek di Bursa yaitu hari
Senin sampai dengan hari Jumat, kecuali hari tersebut merupakan hari libur nasional
atau dinyatakan sebagai hari libur Bursa oleh Bursa.
14. Identitas Tunggal Pemodal (Single Investor Identification/SID) adalah identitas
tunggal pemodal dari nasabah Anggota Bursa Efek yang diterbitkan oleh KSEI
bagi setiap pemodal nasabah perorangan atau kelembagaan untuk dipergunakan
dalam aktivitas perdagangan, kliring dan penyelesaian transaksi Efek.
15. Information Technology Officer for Remote Trading (IT Officer RT) adalah pegawai
Anggota Bursa Efek yang ditunjuk oleh Anggota Bursa Efek atau pegawai Mediator
Remote Trading yang ditunjuk oleh Mediator Remote Trading yang bertugas dan
bertanggung jawab untuk memastikan kesiapan dan kelancaran operasional
Perangkat Remote Trading Anggota Bursa Efek.
16. Jakarta Automated Trading System (JATS) adalah sistem perdagangan Efek
yang berlaku di Bursa untuk perdagangan yang dilakukan secara otomasi
dengan menggunakan sarana komputer.
17. Jakarta Open Network Environment Client (JONEC) adalah sarana di Anggota Bursa
Efek yang terdiri dari perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan oleh
Anggota Bursa Efek untuk mengakses JATS melalui Jaringan dan Terminal Remote
Trading sesuai dengan Panduan Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas.
18. Jakarta Open Network Environment Server (JONES) adalah sarana di Bursa yang
terdiri dari perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan oleh Bursa untuk
meneruskan penawaran jual dan atau permintaan beli dari Anggota Bursa Efek ke
JATS sesuai dengan Panduan Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas.
19. Jaringan adalah sarana komunikasi data yang disediakan oleh pihak yang ditunjuk
oleh Bursa yang dipergunakan untuk menghubungkan Perangkat Remote Trading
Bursa dengan Perangkat Remote Trading Anggota Bursa Efek.
20. Kliring adalah suatu proses penentuan hak dan kewajiban yang timbul dari Transaksi
Bursa sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor III-A.10
Tentang Transaksi Efek.
21. Komite Perdagangan Efek adalah komite yang dibentuk dan anggotanya ditunjuk oleh
Bursa berdasarkan keahliannya, yang bertugas untuk memberikan pendapat kepada
Bursa baik diminta maupun tidak diminta yang berkaitan dengan perdagangan Efek di
Bursa.
22. Kondisi Darurat adalah suatu keadaan atau peristiwa yang terjadi di luar kehendak
dan atau kemampuan Bursa yang menyebabkan tidak dapat dilangsungkannya
perdagangan Efek di Bursa secara teratur, wajar dan efisien.
23. KPEI adalah PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia.
24. KSEI adalah PT Kustodian Sentral Efek Indonesia.
25. Laporan Penyelesaian Kewajiban (LPK) adalah dokumen elektronik yang diterbitkan
oleh KPEI setiap Hari Bursa untuk Anggota Bursa Efek yang memuat status
pemenuhan hak dan kewajiban masing-masing Anggota Bursa Efek.
26. Netting adalah kegiatan Kliring yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi setiap
Anggota Kliring untuk menyerahkan dan atau menerima saldo Efek tertentu untuk
setiap jenis Efek yang ditransaksikan dan untuk menerima atau membayar sejumlah
uang untuk seluruh Efek yang ditransaksikan sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Bapepam dan LK Nomor III-A.10 Tentang Transaksi Efek.
27. Panduan Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas adalah panduan yang ditetapkan oleh
Bursa yang menjelaskan tata cara dan mekanisme pelaksanaan perdagangan Efek
Bersifat Ekuitas.
28. Pasar Negosiasi adalah pasar dimana perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Bursa
dilaksanakan berdasarkan tawar menawar langsung secara individual dan tidak
secara lelang yang berkesinambungan (Non Continuous Auction Market) dan
penyelesaiannya dapat dilakukan berdasarkan kesepakatan Anggota Bursa Efek.
29. Pasar Reguler adalah pasar dimana perdagangan Efek di Bursa dilaksanakan
berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan
(Continuous Auction Market) oleh Anggota Bursa Efek dan penyelesaiannya dilakukan
pada Hari Bursa ke-2 setelah terjadinya Transaksi Bursa (T+2).
30. Pasar Reguler Tunai (Pasar Tunai) adalah pasar dimana perdagangan Efek di Bursa
dilaksanakan berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang
berkesinambungan (continuous auction market) oleh Anggota Bursa Efek dan
penyelesaiannya dilakukan pada Hari Bursa yang sama dengan terjadinya Transaksi
Bursa (T+0).
31. Pasca Penutupan (Post-Trading) adalah sesi akhir waktu perdagangan di Pasar
Reguler pada setiap Hari Bursa yang dapat digunakan oleh Anggota Bursa Efek untuk
memasukkan penawaran jual dan atau permintaan beli suatu Efek Bersifat Ekuitas
pada harga yang sama dengan Harga Penutupan.
32. Perangkat Remote Trading Anggota Bursa Efek adalah fasilitas perdagangan Remote
Trading di Anggota Bursa Efek yang terdiri dari firewall, router dan JONEC.
33. Perangkat Remote Trading Bursa adalah fasilitas perdagangan Remote Trading di
Bursa yang terdiri dari firewall, router dan JONES.
34. Per-transaksi (trade for trade) adalah penentuan pemenuhan hak dan kewajiban
untuk setiap transaksi oleh Anggota Bursa Efek jual dan Anggota Bursa Efek beli
yang dilakukan secara langsung atas Efek yang ditransaksikan.
35. Perusahaan Tercatat adalah Emiten atau Perusahaan Publik yang Efeknya tercatat di
Bursa.
36. Pra-pembukaan (Pre-opening) adalah sesi awal waktu perdagangan di Pasar
Reguler pada setiap Hari Bursa yang dapat digunakan oleh Anggota Bursa Efek
untuk memasukkan penawaran jual dan atau permintaan beli suatu saham
sehingga dimungkinkan terjadinya pembentukan Harga Pembukaan atas saham
tersebut berdasarkan harga terbaik dan volume terbanyak.
37. Pra-penutupan (Pre-closing) adalah sesi perdagangan di Pasar Reguler pada setiap
Hari Bursa yang dapat digunakan oleh Anggota Bursa Efek untuk memasukkan
penawaran jual dan atau permintaan beli suatu Efek Bersifat Ekuitas sehingga
dimungkinkan terjadinya pembentukan Harga Penutupan atas Efek Bersifat
Ekuitas tersebut berdasarkan harga terbaik dan volume terbanyak.
38. Remote Trading adalah perdagangan Efek Bersifat Ekuitas yang diselenggarakan oleh
Bursa dengan menggunakan JATS, Perangkat Remote Trading Bursa, Jaringan dan
Perangkat Remote Trading Anggota Bursa Efek.
39. Tindakan Korporasi adalah tindakan Perusahaan Tercatat yang dapat
mempengaruhi harga dan atau jumlah saham Perusahaan Tercatat.
40. Trading-ID adalah bagian dari SID yang digunakan sebagai identitas nasabah
untuk melaksanakan perdagangan di Bursa.
41. Waktu JATS adalah waktu yang tertera pada JATS.
Gambar VIII
Definisi
Transaksi yang terjadi di Bursa Efek Indonesia terkategori ke dalam transaksi Pasar
Sekunder. Pasar Sekunder adalah pasar tempat terjadinya transaksi perdagangan efek
di antara para investor setelah efek yang dijual atau ditawarkan pada Pasar Perdana
dicatatkan pada bursa efek. Di pasar ini efek-efek diperdagangkan dari satu investor
kepada investor lainnya. Investor dapat memperdagangkan efek di Bursa Efek Indonesia
pada 3 Segmen Pasar di BEI yang terdiri dari:
1. Pasar Reguler
2. Pasar Negosiasi
3. Pasar Tunai
Perdagangan di Pasar Reguler, Pasar Tunai dan Pasar Negosiasi dilakukan selama jam
perdagangan pada setiap hari bursa dengan berpedoman pada waktu Jakarta Automated
Trading System (JATS).
Gambar IX
Segmen
Jam perdagangan di Bursa Efek Indonesia dibagi menjadi jam perdagangan normal (Senin -
Kamis) dan perdagangan Jumat, dan secara umum sesi perdagangan di Bursa Efek Indonesia
dibagi menjadi beberapa sesi yakni sesi Pre-opening, Sesi 1, Sesi 2, Sei Pre-closing dan Sesi
Post-closing. Beriku Ilustrasi terkait jam perdagangan dan sesi perdagangan di Bursa Efek
Indonesia :
Gambar X
Jam dan Sesi Perdagangan
1. Sesi Pre-opening
Perdagangan di Pasar Reguler dimulai dengan sesi Pre-opening pada setiap hari
perdagangan. Dalam sesi tersebut dimasukkan order jual dan beli untuk membentuk
harga Pre-opening.
Waktu Aktivitas
08:45:00 - 08:55:00 Anggota bursa memasukkan order jual dan beli
JATS melakukan proses penetapan harga Pre-
08:55:01 - 08:59:59
opening dan pengalokasian transaksi
V.Pesanan Nasabah
Anggota Bursa Efek yang menerima pesanan dari nasabahnya untuk melakukan
transaksi jual atau beli atas efek bersifat ekuitas yang tercatat di Bursa wajib
melaksanakan transaksi tersebut di Bursa melalui JATS, Anggota Bursa Efek wajib
melakukan verifikasi atas setiap pesanan yang diterima dari nasabahnya guna
mendukung pengendalian internal dan untuk mencegah terjadinya perdagangan yang
tidak wajar. Selanjutnya setiap instruksi dan penawaran jual dan atau beli wajib tercatat
dibagian fungsi pemasaran yang memuat hal - hal berikut ini :
1. tanggal, waktu dan nomor urut pesanan
2. nomor rekening Efek nasabah
3. jenis pesanan (jual/beli)
4. jumlah pesanan
5. nama atau kode Efek
6. harga pesanan
7. batasan waktu (day order atau session order)
8. keterangan mengenai nasabah (status asing/lokal dan Trading-ID)
9. jenis pasar (Pasar Reguler, Pasar Tunai, dan Pasar Negosiasi)
Proses perdagangan efek bersifat ekuitas di Bursa Efek Indonesia memliki 3 jenis pasar,
yakni pasar reguler, tunai dan negosiasi. Secara umum investor akan melakukan jual
beli efek di pasar reguler, namun terkadang ada beberapa hal yang mendasari investor
untuk bertransaksi di pasar tunai seperti untuk memenuhi kewajiban penyerahan efek
maupun untuk menghindari gagal setelmen. Berikut ini adalah tabel persamaan dan
perbedaan antara pasar reguler dan tunai
Fraksi harga
Parameter fraksi harga merupakan komponen penting yang dapat menentukan likuiditas
dan aktivitas perdagangan saham. Aktivitas transaksi saham yang cenderung mengalami
penurunan setelah implementasi perubahan fraksi harga pada awal tahun 2014
mengundang berbagai respon dari pelaku pasar. Perubahan tersebut sangat mempengaruhi
perilaku investor yang terlihat dari aktivitas transaksi dengan indikator nilai dan volume
transaksi.
Oleh sebab itu, BEI melakukan penyesuaian kelompok harga saham dan besaran fraksi
harga yang lebih sesuai dengan kebutuhan investor baik ritel maupun institusi sehingga
dapat meningkatkan nilai dan volume transaksi.
Gambar XI
Perubahan Fraksi Harga
Dalam penyelesaian transaksi Pasar Reguler dan Pasar Tunai di Bursa Efek Indonesia
dapat dikatakan kebagi menjadi 3 level yakni level BEI, KPEI, dan KSEI, dalam hal
ini ketiga Self Regulatory Organization (SRO) akan bekerja sama agar proses
penyelesaian transaksi bursa berjalan lancar dan yang terpenting adalah terjadinya
proses good fund and delivery.
.
Gambar XII
Proses transaksi pasar reguler dan Tunai
VII.Pasar Negosiasi
Pasar Negosiasi adalah pasar dimana transaksi yang terbentuk merupakan hasil
kesepakatan secara langsung antara pihak pembeli dan penjual. Hal ini berbeda
dengan Pasar Reguler dan Pasar Tunai dimana pembeli dan penjual tidak dapat
memilih dengan siapa mereka bertransaksi. Secara umum Pasar Negosiasi
digunakan oleh perusahaan untuk pengalihan kepemilikan, crossing,
pemindahbukuan antar pihak yang terkait, dan juga alasan lainnya. Berikut adalah
kriteria - kriteria utama di Pasar Negosiasi :
Perdagangan kondisi Khusus adalah keadaan dimana ada hal-hal lain yang tidak terjadi setiap
hari, sehingga memiliki perlakuan khusus, seperti IPO saham memiliki batas autorejection
yakni 2x dari aturan, koreksi transaksi bursa, dan juga corporate action berikut adalah
kriteria lengkap dari perdagangan dengan kondisi khusus:
1. Penerapan Auto Rejection untuk perdagangan saham hasil Penawaran Umum yang
pertama kali diperdagangkan di Bursa (perdagangan perdana) ditetapkan sebesar 2
(dua) kali dari persentase batasan Auto Rejection.
2. Penawaran beli yang dimasukkan oleh Anggota Bursa Efek dalam rangka pelaksanaan
stabilisasi harga saham wajib dilaksanakan sebagaimana diatur dalam Peraturan
Bapepam dan LK mengenai stabilisasi harga Efek atau saham. Penawaran beli yang
dimasukkan ke JATS oleh Anggota Bursa Efek sebagaimana dimaksud wajib
ditambahkan tanda khusus “-SH” pada Trading-ID.
3. Pelaksanaan Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas dari Perusahaan Tercatat Yang
Melakukan Tindakan Korporasi.
a. Perdagangan saham yang mengandung hak (periode cum) berakhir pada:
b. Hari Bursa ke-3 (ketiga) sebelum tanggal pencatatan pemegang saham yang
mendapatkan hak (recording date), untuk perdagangan pada Pasar Reguler
dan Pasar Negosiasi.
c. Hari Bursa yang sama dengan dilakukannya recording date, untuk
perdagangan pada Pasar Tunai.
d. Perdagangan saham yang tidak mengandung hak (periode ex) dimulai pada
Hari Bursa berikutnya setelah berakhirnya periode cum.
e. Dalam hal Perusahaan Tercatat melakukan Tindakan Korporasi yang mengakibatkan
adanya perubahan nilai nominal saham (stock split atau reverse stock)
1. Dalam hal terjadi kesalahan Transaksi Bursa yang terjadi di Pasar Negosiasi yang
disebabkan oleh kesalahan Anggota Bursa Efek dalam memasukkan data
kesepakatan di Pasar Negosiasi, Anggota Bursa Efek dapat mengajukan permohonan
untuk melakukan koreksi Transaksi Bursa dengan ketentuan sebagai berikut:
a. pelaksanaan koreksi Transaksi Bursa yang terjadi di Pasar Negosiasi disetujui
oleh Anggota Bursa Efek beli dan Anggota Bursa Efek jual;
b. menyampaikan permohonan koreksi Transaksi Bursa yang terjadi di Pasar
Negosiasi secara tertulis kepada Bursa paling lambat pukul 16.20.00 Waktu
JATS.
c. koreksi Transaksi Bursa yang terjadi di Pasar Negosiasi hanya dapat dilakukan
untuk kesalahan data volume dan atau harga Efek Bersifat Ekuitas dan atau
status kepemilikan nasabah.
2. Dalam hal terjadi kesalahan Trading-ID pada Transaksi Bursa, Anggota Bursa Efek
dapat mengajukan permohonan kepada Bursa dengan menggunakan formulir yang
bentuk dan isinya sesuai dengan lampiran II-A.5. Peraturan ini dan diterima oleh
Bursa paling lambat:
a. pukul 12.05.00 Waktu JATS untuk transaksi di Pasar Tunai; atau
b. pukul 16.20.00 Waktu JATS untuk transaksi di Pasar Reguler dan
Pasar Negosiasi.
3. Bursa berwenang menyetujui atau menolak permohonan koreksi Transaksi Bursa
yang diajukan Anggota Bursa Efek.
4. Setiap pelaksanaan koreksi Transaksi Bursa dikenakan denda yang besarnya
ditetapkan sesuai kebijakan Bursa.
X. Biaya Transaksi
Anggota Bursa Efek wajib membayar biaya transaksi kepada Bursa (tidak termasuk
biaya kliring dan settlement) sebagai kontribusi atas penyediaan fasilitas oleh Bursa
kepada Anggota Bursa Efek. Ketentuann ini tetap berlaku bagi Anggota Bursa Efek dalam
keadaan suspensi atau Surat Persetujuan Anggota Bursa (SPAB) dibekukan. Biaya
dihitung berdasarkan nilai per transaksi Anggota Bursa Efek yang bersangkutan sebagai
berikut:
1. Untuk transaksi di Pasar Reguler dan Pasar Tunai sebesar 0,018% (nol koma nol satu
delapan perseratus) dari nilai per transaksi, atau minimum Rp20.000.000,- (dua
puluh juta rupiah) per bulan
2. Untuk transaksi di Pasar Negosiasi berdasarkan kebijakan Bursa;
Gambar XIII
Biaya Transaksi Beli
Gambar XIV
Biaya Transaksi Jual
Gambar XV
Suspensi Perdagangan
Ketentuan Umum
1. Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang Unit Penyertaannya
diperdagangkan di Bursa sekurang-kurangnya memiliki 1 (satu) Dealer Partisipan.
2. Dalam rangka menciptakan likuiditas pasar, Dealer Partisipan wajib secara berkala
atau terus menerus memasukkan penawaran jual atau permintaan beli atas Unit
Penyertaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang diperdagangkan
di Bursa, dan bersedia merealisasikan transaksi dalam jumlah sesuai dengan
komitmen sebagaimana tertuang dalam Kontrak Investasi Kolektif.
3. Dealer Partisipan atas Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang
diperdagangkan di Bursa dan setiap perubahannya akan diumumkan di Bursa.
Perdagangan efek di pasar derivative dilakukan selama jam perdagangan pada setiap
hari bursa dengan berpedoman pada waktu Jakarta Option Trading System (JOTS) a.
Senin s.d Kamis
– Sesi I 09:30 - 12:00 Waktu JOTS
– Sesi II 13:30 - 16:00 Waktu JOTS
b. Jumat
– Sesi I 09:30 - 11:30 Waktu JOTS
– Sesi II 14:00 - 16:00 Waktu JOTS
Exercise dan Automatic Exercise setiap Hari Bursa pukul 10:00 - 16:15 WIB
Penyelesaian Transaksi
1. Penyelesaian Transaksi Opsi Saham dilaksanakan oleh KPEI pada Hari
Bursa berikutnya setelah terjadinya Transaksi Opsi Saham (T+1).
2. Hak atau kewajiban Anggota Bursa Efek yang timbul akibat Transaksi Opsi
Saham dicantumkan dalam DHK-OS yang diterbitkan oleh KPEI.
3. KPEI menyediakan LPT-OS dalam bentuk cetak atau elektronik pada Hari
Bursa berikutnya sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan KPEI.
4. Apabila Anggota Bursa Efek tidak memenuhi kewajibannya dalam penyelesaian
Transaksi Opsi Saham sebagaimana dimaksud dalam ketentuan V.1. di atas, maka
melarang Anggota Bursa Efek yang bersangkutan untuk melakukan kegiatan
perdagangan Opsi Saham di Bursa sampai dengan KPEI melaporkan ke Bursa bahwa
semua kewajiban Anggota Bursa Efek tersebut telah terpenuhi.
Waktu Perdagangan
Perdagangan Kontrak Berjangka Indeks Efek LQ-45 dilakukan selama jam
perdagangan pada setiap hari bursa dengan berpedoman pada waktu JATS.
Waktu perdagangan untuk seri KBIE LQ45 yang akan jatuh tempo, berakhir pada sesi II
pukul 16.00.00 Waktu JATS Hari Bursa terakhir perdagangan KBIE LQ-45 jatuh tempo.
Spesifikasi Kontrak
i. Bursa menyediakan KBIE LQ-45 dengan periode 1 (satu) bulan, 2 (dua) bulan,
dan 3 (tiga) bulan.
ii. Angka Pengganda (Multiplier) KBIE LQ-45 yang ditetapkan
sebesar Rp500.000,-
iii. (lima ratus ribu rupiah).
iv. Satuan Perdagangan KBIE LQ-45:
v. Perdagangan KBIE LQ-45 harus dalam satuan kontrak KBIE LQ-45 atau
kelipatannya.
vi. Setiap satu satuan kontrak KBIE LQ-45 memuat satu KBIE LQ-45.
vii. Auto Rejection KBIE LQ-45 ditetapkan paling tinggi 10% (sepuluh per
seratus) dari harga pembukaan KBIE LQ-45.
viii. Fraksi Harga KBIE LQ-45 ditetapkan sebesar 0,05 (nol koma nol lima).
ix. Dalam hal Bursa menghentikan penerbitan KBIE LQ-45, maka Bursa
mengumumkan pemberhentian tersebut paling lambat 3 (tiga) bulan
sebelum efektifnya pemberhentian penerbitan tersebut.
x. Bursa menetapkan dimulainya periode perdagangan KBIE LQ-45 melalui
xi. Pengumuman Bursa, yang antara lain memuat informasi sebagai berikut: nama
Underlying; kode KBIE LQ-45; awal periode perdagangan KBIE LQ-45, akhir
periode perdagangan KBIE LQ-45.
Marjin
Transaksi Marjin adalah transaksi pembelian Efek untuk kepentingan nasabah yang dibiayai
oleh Perusahaan Efek. Atau dapat dikatakan pembelian suatu saham dengan cara sebagian
pembelian menggunakan dana sendiri dan sebagiannya menggunakan dana yang dipinjam
dari anggota bursa efek Indonesia .
Short selling
Transaksi Short Selling adalah transaksi penjualan Efek dimana Efek dimaksud tidak
dimiliki oleh penjual pada saat transaksi dilaksanakan. Atau dapat dikatakan penjualan
suatu saham dimana penjual belum memiliki saham tersebut pada waktu transaksi
dilakukan.
Sejak Februari 2017, kriteria untuk saham yang dapat ditransaksikan secara marjin dan
short selling direlaksasi sehingga investor memiliki pilihan efek yang lebih banyak
menjadi sebagai berikut:
1. PER tidak Lebih dari 3X PER market atau PBV tidak lebih dari 3X PBV market. Dalam
hal PER Negatif, maka Laba Ditahan harus Positif.
Anggota Bursa Efek yang memasukkan permintaan beli dalam rangka Transaksi Marjin
ke JATS wajib memberikan tanda (flag) Marjin pada order. Sedangkan untuk penawaran
jual dalam rangka Transaksi Shortsell wajib memberikan tanda (flag) Short pada order
dan dengan harga yang lebih tinggi dari Last Done Price.
II.7. Peraturan 2-K Perihal Efek Tidak Dijamin dan Transaksi dipisahkan
Dengan diterbitkanya POJK No.26 Tahun 2014 perihal Penjaminan Penyelesaian
Transaksi Bursa makin memperkuat dan meyakinkankepada investor bahwa investasi di
pasar modal Indonesia sangat aman, karena dijelaskan kembali pada peraturan tersebut
bahwa semua transaksi dipasar reguler dan tunai akan dijamin transaksi nya oleh Kliring
Penjaminan Efek Indonesia , dengan kata lain pada saat hari penyelesaian transaksi
akan dipastikan transaksi tersebut “Good Fund and Good Delivery”. Namun di sisi lain
OJK juga memperkuat aturan mengenai efek mana saja yang dijamin, efek tidak dijamin
dan transaksi dipisahkan. Perihal dengan adanya efek tidak dijamin dan transaksi
dipisahkan juga muncul didasari untuk melindungi kliring dan Penjaminan efek Indonesia
dari transaksi bursa yang tidak wajar dan berisiko tinggi gagal dalam proses setelmen.
Kriteria Untuk Efek tidak dijamin dan transaksi dipisahkan yang berlaku saat ini
adalah sebagai berikut:
1. Pola Transaksi
2. Volume Transaksi
3. Frekuensi Transaksi
4. Fluktuasi Harga
5. Konsentrasi kepemilikan efek
6. Informasi lain yang bersifat material
Peraturan II-K Perihal Efek tidak dijamin dan transaksi dipisahkan mulai diberlakukan
sejak per tanggal 1 Januari 2016, namun hingga Januari 2018, Bursa, KPEI, dan OJK
belum mengeluarkan daftar mengenai efek tidak dijamin dan atau transaksi dipisahkan.