INVESTMENT MANAGEMENT
02
Sekolah Pasca Sarjana Magister 201431408 Dr. Dede Hertina. SE.,M.Si
Manajemen Dr H Nuryaman . SE.,M.Si.Ak CA.
Abstract Kompetensi
Materi pada pertemuan kedua Mahasiswa mampu menjelaskan tentang
membahas tentang Investasi di pasar pasar modal, produk dan mekanisme
modal, Go public dan go private, Pasar Modal Indonesia
Analisis perusahaan yang melakukan go
public dan go private, Mekanisme
perdagangan saham, Stocklab
Produk dan Mekanisme Pasar Modal
Dr Nuryaman.S.E.,M.Si.Ak.CA
3 Obligasi (Bonds)
Pengertian obligasi adalah surat pengakuan utang dari perusahaan dengan kesanggupan
untuk mengembalikan pokok utang beserta bunganya secara periodik atau pada waktu yang
telah ditentukan.
Keuntungan obligasi berupa bunga (dikenal dengan istilah kupon) yang bisa dibayarkan
tahunan, semesteran dan bisa juga triwulan. Obigasi juga dimungkinkan mendapatkan
capital gain layaknya saham. Obligasi memiliki perjanjian yang mengikat antara kedua pihak
yaitu phak pemberi pinjaman (penerbit obligasi) dan pihak penerima pinjaman.
Penerbit obligasi akan menerima pinjaman dari pemegang obligasi dengan aturan-aturan
yang ditentukan seperti jatuh tempo pelunasan, bunga yang dibayarkan dan besarnya pokok
hutang.
5 Waran (Warrant)
Waran adalah hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan harga yang telah
ditentukan. Waran biasanya dijual bersamaan dengan surat berharga lain, contohnya
obligasi dan saham. Tujuan diterbitkan waran adalah supaya menarik pemodal untuk
membeli saham atau obligasi yang diterbitkan emiten. Tentu investor akan senang
menginvestasikan dananya di bank apabila keadaan suku bunga tinggi.
Dr Nuryaman.S.E.,M.Si.Ak.CA
dilakukan manajer investasi dan total volume reksadana yang diterbitkannya.
Perdagangan produk pasar modal di Indonesia dilaksanakan di dua kota yaitu Jakarta
(Bursa Efek Jakarta) dan di Surabaya (Bursa Efek Surabaya). Produk pasar modal yang
dijual di bursa efek harus sudah terdaftar dan memenuhi persyaratan yang berlaku.
Dr Nuryaman.S.E.,M.Si.Ak.CA
A. Proses & Prosedur Jual Beli Efek
1) Menjadi Nasabah di Perusahaan Efek
Gambar 2.1
Dr Nuryaman.S.E.,M.Si.Ak.CA
Gambar 2.2
Dr Nuryaman.S.E.,M.Si.Ak.CA
B. Segmen Pasar Di Bursa dan Penyelesaian Transaksi Bursa
Perdagangan di Pasar Reguler, Pasar Tunai dan Pasar Negosiasi dilakukan selama
jam perdagangan pada setiap hari bursa dengan berpedoman pada waktu Jakarta
Automated Trading System (JATS). Perdagangan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai harus
dalam satuan perdagangan (round lot) Efek atau kelipatannya, yaitu 100 (seratus) Efek.
Perdagangan di Pasar Negosiasi tidak menggunakan satuan perdagangan (tidak around lot).
Gambar 2.3
Mekanisme Perdagangan Efek Di Bursa
*saat ini, sudah ada peraturan baru untuk mekanisme penyelesaian transaksi di pasar
regular yaitu T + 2
Pasar Reguler
Pasar reguler adalah pasar dimana perdagangan efek di bursa dilaksanakan
berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan
(continuous auction market) oleh Anggota Bursa Efek melalui JATS yang
berlangsung pada dua sesi perdagangan dan penyelesaiannya dilakukan pada Hari
bursa ke-2 setelah terjadinya transaksi bursa (T+2).
Pasar Tunai
(Pasar Tunai) adalah pasar dimana perdagangan efek di Bursa dilaksanakan
berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan
Dr Nuryaman.S.E.,M.Si.Ak.CA
(continuousauctionmarket) oleh Anggota Bursa Efek melalui JATS yang
berlangsung hanya pada sesi pertama saja dari dua sesi perdagangan setiap
harinya yang berlangsung di Bursa Efek. Penyelesaiannya dilakukan pada hari
bursa yang sama dengan terjadinya transaksi bursa (T+0).
Pasar Negosiasi
Pasar Negosiasi adalah pasar dimana perdagangan saham di bursa
dilaksanakan menggunakan satuan lembar berdasarkan kesepakatan antara
penjual dan pembeli tanpa harus mengacu pada besaran fraksi harga.
Penyelesaiannya dapat dilakukan sesuai kesepakatan, atau T+0 khusus untuk
hari bursa terakhir perdagangan HMETD dan maksimal T+3 jika kedua belah
pihak tidak menetapkan waktu penyelesaian.
Jam perdagangan di Bursa Efek Indonesia dibagi menjadi jam perdagangan normal
(senin-kamis) dan perdagangan jumat, dan secara umum sesi perdagangan di bursa efek
Indonesia dibagi menjadi beberapa sesi yakni sesi Pre-opening, Sesi 1, Sesi 2, Sei Pre-
closing dan Sesi Post-closing. Berikut Ilustrasi terkait jam perdagangan dan sesi
perdagangan di Bursa Efek Indonesia :
Gambar 2.4
Jam dan Sesi Perdagangan
Dr Nuryaman.S.E.,M.Si.Ak.CA
Tabel 2.1 Jam Perdagangan
1. Sesi Pre-opening
Perdagangan di pasar reguler dimulai dengan sesi pre-opening pada setiap
hari perdagangan. Dalam sesi tersebut dimasukkan order jual dan beli untuk
membentuk harga pre-opening. Jadwal sesi pre-opening yakni:
Waktu Aktivitas
08:45:00 - 08:55:00 Anggota bursa memasukkan order jual dan beli
JATS melakukan proses penetapan harga pre-
08:55:01 - 08:59:59 opening dan pengalokasian transaksi
Dr Nuryaman.S.E.,M.Si.Ak.CA
6. Seluruh penawaran jual dan atau permintaan beli yang belum diperjumpakan
oleh JATS (open order) di sesi Pre-opening, akan dilanjutkan secara otomatis ke
perdagangan sesi I oleh JATS, kecuali Harga penawaran jual dan
atau permintaan beli tersebut melampaui batasan Auto Rejection.
Dr Nuryaman.S.E.,M.Si.Ak.CA
3. Harga Penutupan terbentuk berdasarkan akumulasi jumlah penawaran jual dan
permintaan beli terbanyak untuk saham yang sama yang dapat diperjumpakan
pada satu harga tertentu. Saham yang diperdagangkan pada sesi Pre-
opening ditetapkan oleh Bursa melalui Pengumuman paling lambat 1 (satu)
Hari Bursa sebelum saham tersebut diperdagangkan pada sesi Pre-opening
4. Seluruh penawaran jual dan atau permintaan beli yang belum diperjumpakan
oleh JATS (open order) di sesi Pre-closing, akan dilanjutkan secara otomatis
ke perdagangan sesi Post-closing oleh JATS
5. Apabila Harga Penutupan tidak terbentuk, maka Harga Penutupan ditetapkan
berdasarkan Harga dari Transaksi Bursa yang terakhir kali terjadi
Untuk menjaga mekanisme perdagangan berjalan secara teratur, wajar dan efisien,
Bursa Efek Indonesia mempunyai aturan yang tertuang dalam peraturan Perdagangan II-A
Perihal mekanisme perdagangan efek.
Fraksi Harga
Fraksi Harga Merupakan satuan perubahan harga yang digunakan dalam
melakukan penawaran jual atau permintaan beli. Fraksi Harga yang berlaku saat ini
adalah sebagai berikut :
1. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih kecil dari Rp 200,- (Dua Ratus
rupiah) mempunyai Fraksi Harga sebesar Rp 1,- dan maksimum price step adalah
Rp10.
2. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham dengan rentang harga Rp 200,-
(Dua Ratus rupiah) sampai dengan kurang dari Rp 500,- (lima ratus rupiah)
mempunyai Fraksi Harga sebesar Rp 2,- dan maksimum price step adalah Rp
20,-.
Dr Nuryaman.S.E.,M.Si.Ak.CA
3. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham dengan rentang harga Rp 500,-
(lima Ratus rupiah) sampai dengan kurang dari Rp 2.000,- (dua ribu rupiah)
mempunyai Fraksi Harga sebesar Rp 5,- dan maksimum price step adalah Rp 50,-.
4. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham dengan rentang harga Rp
2.000,- (dua Ribu rupiah) sampai dengan kurang dari Rp 5.000,- (lima ribu rupiah)
mempunyai Fraksi Harga sebesar Rp 10,- dan maksimum price step adalah Rp 100,-
5. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari Rp 5.000,- (lima ribu
rupiah) mempunyai Fraksi Harga sebesar Rp 25,- dan maksimum price step adalah Rp
250,-.
Auto Rejection
Harga penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan ke dalam JATS
adalah harga penawaran yang masih berada di dalam rentang harga tertentu. Bila Anggota
Bursa memasukkan harga diluar rentang harga tersebut maka secara otomatis akan ditolak
oleh JATS (Auto Rejection). Batasan Auto Rejection yang berlaku saat ini adalah sebagai
berikut:
1. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih kecil dari Rp 50,- (lima
puluh rupiah)
2. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 35% (tiga puluh lima
perseratus) di atas dan lebih dari 10% (sepuluh persen) di bawah Acuan
3. Harga untuk Saham dengan rentang harga Rp 50,- (lima puluh rupiah) sampai
dengan dari Rp 200,- (dua ratus rupiah).
Dr Nuryaman.S.E.,M.Si.Ak.CA
4. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 25% (dua puluh lima
perseratus) di atas dan lebih dari 10% (sepuluh persen) di bawah Acuan
5. Harga untuk Saham dengan rentang harga Rp 200,- (dua ratus rupiah) sampai
dengan dari Rp 5.000,- (lima ribu rupiah).
6. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 20% (dua puluh
perseratus) di atas dan dan lebih dari 10% (sepuluh persen) di bawah Acuan
Harga untuk Saham dengan rentang harga di atas Rp 5.000,- (lima ribu rupiah).
Pelaksanaan Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short Selling dilakukan sesuai
dengan Peraturan Bapepam dan LK Nomor V.D.6. tentang Pembiayaan Transaksi Efek
oleh Perusahaan Efek Bagi Nasabah dan Transaksi Short Selling oleh Perusahaan Efek
serta Peraturan Bursa terkait Transaksi Marjin dan Transaksi Short Selling.
Margin Financing
Transaksi Marjin adalah transaksi pembelian Efek untuk kepentingan nasabah yang
dibiayai oleh Perusahaan Efek. Atau dapat dikatakan pembelian suatu saham dengan cara
sebagian pembelian menggunakan dana sendiri dan sebagiannya menggunakan dana yang
dipinjam dari anggota bursa efek Indonesia .
Transaksi margin adalah fasilitas yang diberikan kepada investor untuk membeli saham
dengan nilai lebih besar dari modal. Contohnya nasabah punya modal Rp20.000.000 maka
bisa membeli saham hingga Rp40.000.000 dimana sisa kekurangan ditalangi oleh
perusahaan sekuritas. Aturan di bursa hanya membolehkan perusahaan sekuritas
memberikan maksimal dua kali dari modal nasabah. Keuntungan bagi perusahaan sekuritas
adalah mendapat fee transaksi dan bunga dari pinjaman. Sedangkan bagi nasabah jika
harga sahamnya tinggi akan mendapat untung berlipat, tapi jika rugi maka ruginya juga
besar.
Dr Nuryaman.S.E.,M.Si.Ak.CA
Salah satu fasilitas yang diberikan broker atau perusahaan sekuritas kepada investornya
adalah fasilitas margin atau fasilitas pinjaman untuk bertransaksi saham. Dengan fasilitas
ini, investor dapat melakukan jual beli saham melebihi nilai aset likuid yang di milikinya.
Umumnya, investor yang terbiasa melakukan transaksi harian menyukai fasilitas ini.
Bayangkan saja, dengan duit orang pinjaman, investor berpotensi dapat gain yang lebih
besar. Namanya pinjaman pasti ada bunganya. Besar bunga fasilitas margin lebih tinggi dari
bunga bank, dan semakin lama uang ditahan semakin besar pula bunga yang harus
dibayarkan. Perlu diketahui, tidak semua broker memberikan fasilitas ini kepada
nasabahnya dan menerapkan sejumlah syarat khusus yang harus dipenuhi.
Saat pasar saham sedang bullish, ada saja jalan bagi broker untuk memberikan fasilitas
margin ke nasabahnya. Oleh broker tersebut, fasilitas margin seringkali dikemas dengan
macam-macam istilah dengan tujuan perputaran likuditas. Misalnya, istilah T plus yang
artinya investor boleh menunda pembayaran transaksi yang dilakukannya. Dalam transaksi
normal, proses penyelesaian transaksi di bursa mengikuti formula T+3 yang artinya
penyelesaian transaksi akan dilaksanakan dalam tiga hari kerja setelah transaksi dilakukan.
Dengan fasilitas T plus tersebut, investor boleh membayar kapan saja. Asal, investor
memiliki jaminan (collateral) dalam bentuk portofolio dan bersedia membayar bunga sesuai
dengan jumlah hari keterlambatan.
Setiap broker yang memiliki izin menyelenggarakan fasilitas margin memiliki kebijakan yang
berbeda-beda. Namun, fasilitas margin mestinya tidak lebih dari 50% dari nilai jaminan.
Meski begitu, peraturan Bursa Efek Indonesia (BEI) membolehkan broker memberi margin
dengan komposisi 100:65. Artinya, jika investor memiliki jaminan aset likuid Rp100.000.000
misalnya, maka dia bisa bertransaksi hingga Rp165.000.000. Tapi jika fasilitas margin sudah
dipergunakan hingga 80%, investor akan diminta untuk menambah nilai jaminan (top up).
Satu hal yang perlu diingat, penggunaan fasilitas margin berisiko. Saat kondisi pasar sedang
bearish, harga saham dapat jatuh dengan cepat. Nah, saat itulah resiko dari penggunaan
fasilitas margin dapat berpotensi menurunkan nilai portofolio investor. Bahkan, bila investor
tidak melakukan top up akibat nilai jaminan turun signifikan, broker akan menjual paksa
(forced sell) saham-saham yang dibeli dengan dana fasilitas margin.
Seperti halnya pedang bermata dua, fasilitas margin dapat membuat investor untung banyak
dan sekaligus dapat membuat kerugian besar pula. Misalnya, investor membeli saham
senilai Rp60.000.000 dimana separuhnya menggunakan fasilitas margin. Ketika harga pasar
saham tersebut turun hingga 25%, nilai saham menjadi hanya Rp45.000.000. Investor harus
mengembalikan Rp30.000.000 kepada broker ditambah bunga. Sehingga modal investor
yang tersisa tidak akan sampai Rp15.000.000, turun lebih dari 50%. Sementara, bila
investor tidak menggunakan fasilitas margin, ia hanya akan menderita kerugian sebesar
Rp30.000.000 – (Rp30.000.000 - 25%) = Rp7.500.000. Artinya, modalnya masih tersisa
Dr Nuryaman.S.E.,M.Si.Ak.CA
sebesar Rp22.500.000. Kerugian sebesar lebih dari 50% merupakan hal yang buruk, itu
karena investor menggunakan fasilitas margin. Dapat dibayangkan bilamana nilai pasar
suatu saham yang dibeli dengan margin turun hingga 50%? Investor tentu akan kehilangan
100% investasinya ditambah beban bunga dan biaya transaksi.
Saham yang nilainya turun tapi dibeli dengan dana dari rekening sendiri suatu saat masih
berkesempatan untuk berbalik arah. Kerugian yang terjadi itu hanya di atas kertas, selama
investor belum merealisasikan kerugian tersebut dengan menjual sahamnya.
Short selling
Transaksi Short Selling adalah transaksi penjualan Efek dimana Efek dimaksud
tidak dimiliki oleh penjual pada saat transaksi dilaksanakan. Atau dapat dikatakan penjualan
suatu saham dimana penjual belum memiliki saham tersebut pada waktu transaksi dilakukan.
1 Penghentian Perdagangan
Dalam rangka menjaga terlaksananya perdagangan efek yang teratur, wajar dan
efisien, bursa dapat melakukan:
1. Penghentian sementara pelaksanaan perdagangan efek di bursa, dalam hal:
a. permasalahan teknis pada JATS dan atau sistem Remote trading
yang diakibatkan oleh:
i. Data application / system error
ii. Kapasitas mesin perdagangan penuh
iii. Rusak mesin perdagangan
iv. Terputusnya jaringan Remote trading
v. Permasalahan teknis pada JATS dan dan infrastruktur pendukungnya
b. Terjadinya permasalahan teknis pada sistem kliring dan penjaminan KPEI
dan atau sistem penyimpanan dan penyelesaian KSEI yang mengakibatkan
tidak dapat dilakukan proses penjaminan dan atau penyelesaian Transaksi
Bursa;
c. Terjadinya kepanikan pasar dalam melakukan transaksi jual dan atau beli
yang mengakibatkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami
penurunan yang sangat tajam paling lama 1 (satu) sesi perdagangan. Dalam
hal penghentian melebihi 1 (satu) sesi perdagangan, maka Bursa akan
melakukan penghentian sementara setelah mendapat persetujuan
Bapepam dan LK
d. Bencana, antara lain: gempa bumi, banjir, kebakaran
e. Terjadinya gangguan keamanan, sosial dan politik, antara lain:
Dr Nuryaman.S.E.,M.Si.Ak.CA
pemberontakan, ledakan bom, kerusuhan, huru-hara, sabotase, pemogokan
dan epidemic
f. Terjadinya gangguan pada infrastruktur sosial seperti jaringan listrik,
telekomunikasi dan transportasi
2. Penghentian sementara pelaksanaan perdagangan atas suatu Efek tertentu di
Bursa apabila terjadi pergerakan harga yang tidak wajar atas Efek tersebut
3. Jika penghentian sementara terjadi, maka transaksi Bursa yang sudah terjadi
sebelum dihentikannya perdagangan tetap berlaku kecuali apabila terdapat
inkonsistensi data, kesalahan data dan atau hilangnya data Transaksi
Bursa pada JATS yang disebabkan karena tidak berfungsinya JATS
4. Bursa menghentikan sementara perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu dan atau Waran apabila perdagangan saham yang mendasari
diterbitkannya Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dan atau Waran tersebut
dihentikan sementara
5. Untuk menjaga kelangsungan perdagangan Efek di Bursa, maka Bursa dapat
menerapkan sistem dan tata cara perdagangan lainnya sesuai dengan
rencana kelangsungan usaha (business continuity plan) yang telah
memperoleh persetujuan OJK.
Scripless Trading
Scripless trading adalah transaksi perdagangan efek tanpa warkat. Sistem perdagangan
efek di bursa efek yang dilaksanakan secara elektronik dengan penyelesaian melalui sistem
pemindah bukuan (book-entry settlement system) atau perpindahan efek maupun dana
hanya melalui mekanisme debit-kredit atas suatu rekening sekuritas (securities account).
Adapun tanda bukti kepemilikan efek tidak lagi akan berbentuk fisik sertifikat efek, tetapi
diwujudkan dalam rekening efek pada Kustodian Sentral.
Historis Timbulnya Scriptless Trading
Kebalikan dari kata scriptless trading adalah scriptfull trading (perdagangan dengan warkat.
Sebelum tahun 2000, perdagangan saham di Bursa Efek Jakarta dilakukan dengan
menggunakan warkat.
Pasar modal merupakan instrumen ekonomi yang berperan besar dalam memajukan
perekonomian Indonesia di masa datang, karena berdasarkan Undang-undang Nomor 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasar Modal Indonesia memiliki posisi strategis sebagai
salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan wahana investasi bagi masyarakat.
Oleh sebab itu maka, usaha pengembangan pasar modal menjadi salah satu titik sentral
untuk mendukung lajunya pertumbuhan perekonomian nasional.
Dr Nuryaman.S.E.,M.Si.Ak.CA
Dalam pelaksanaan scriptless trading, BEJ sebagai penyelenggara transaksi yang berperan
sebagai front office harus didukung penuh oleh suatu lembaga yang mem-back up
penyelesaian transaksi perdagangan di bursa. Lembaga tersebut adalah Lembaga Kliring
dan Penjaminan (LKP) dan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP). Kedua
lembaga tersebut yaitu PT Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) yang menjalankan
fungsi LKP dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang menjalankan fungsi LPP
berperan sebagai back office yang menyelenggarakan penyelesaian transaksi.
Scripless Trading diberlakukan sejak tgl. 11 Juli 2000, dimulai dengan perdagangan 4
saham tanpa warkat, yaitu saham PT. Multipolar, PT. Sari Husada, PT. Suparma dan PT.
Dankos Labolatories.
b. Peraturan Bapepam No.VI.A.3 Tentang Rekening Efek, pada Kustodian, yang antara
lain menetapkan: (1) Rekening Efek timbul karena adanya Penitipan Kolektif (PK)
atas Efek. (2) Penitipan Kolektif adalah jasa penitipan atas Efek yang dimiliki
bersama oleh lebih dari satu Pihak yang kepentingannya diwakili oleh Kustodian.
d. Peraturan PT. Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia. Peraturan PT. Kliring dan
Penjaminan Efek Indonesia yang mengatur tentang Scripless Trading adalah
Peraturan No. II Tentang Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa
Tanpa Warkat, Keputusan Direksi PT. Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia No:
Kep-001/KPEI/0399 tertanggal 11 Maret 1999.
e. Peraturan PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia. Peraturan PT. Kustodian Sentral
Efek Indonesia yang mengatur tentang pelaksanaan Scripless Trading adalah
Peraturan Tentang Jasa Kustodian Sentral, Keputusan Direksi PT. Kustodian Sentral
Efek Indonesia No: Kep-015/DIR/KSEI/0500, tertanggal 15 Mei 2000.
Dr Nuryaman.S.E.,M.Si.Ak.CA
Warkat efek yang diperdagangkan sudah dimasukkan dalam penitipan kolektif pada
kustodian sentral (Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian) dan sertifikat efek
dikonversikan menjadi data elektronik sehingga tidak ada lagi bentuk fisik efek dalam
kegiatan transaksi.
b. Kepemilikan efek dinyatakan dengan posisi pada rekening efek
Tidak adanya perpindahan warkat efek secara fisik mengharuskan para pihak yang
melakukan transaksi bursa membuka rekening terlebih dahulu pada Lembaga Penyimpanan
dan Penyelesaian (LPP). Mengingat kepemilikan dinyatakan dalam posisi rekening efek,
pihak investor yang berupa perusahaan asuransi, reksa dana, bank atau lembaga keuangan
lainnya dapat membuka rekening efek pada LPP, juga diharuskan untuk membuka rekening
efek pada Perusahaan Efek.
c. Pemindahbukuan secara elektronik
• Tidak perlu lagi menyetak sertifikat saham (efisiensi, karena pada saat IPO
misalnya harus dicetak jutaan lembar saham).
• Efek tidak bergerak secara fisik, sehingga kecil kemungkinan terjadi keliru
pencatatan
Dr Nuryaman.S.E.,M.Si.Ak.CA
c. Bagi Investor
• Tidak perlu mengambil saham di Perusahaan Efek (terhindar dari risiko hilang,
tercecer atau dicuri).
• Tidak perlu melakukan registrasi (balik nama) atas saham yang dimiliki,
sehingga tidak ada lagi biaya registrasi yg. dibayar pemodal kepada BAE
• Pengurangan antrian panjang dalam setiap pembagian bonus, dividen dan hak-
hak lain yang berkaitan dengan Efek, karena pembagian tersebut dapat
dilakukan secara elektonik
• Prasyarat bagi penerapan teknologi lebih lanjut yaitu remote trading maupun online
trading
Dr Nuryaman.S.E.,M.Si.Ak.CA
Kelemahan Menggunakan Sistem Scriptless Trading
Apa bukti bagi nasabah/investor saham bahwa mereka adalah pemilik sah dari saham yang
mereka beli dan sudah dibayar? Tanpa warkat, bukti kepemilikan hanya dalam bentuk
elektronik dan hanya bisa diakses perusahaan broker saham. Bisa saja perusahaan broker
saham tidak mengkredit kepimilikan saham kepada pemilik yang sah.
Untuk menghapus kekhawatiran seperti disebut di atas, setiap pemilik rekening
perdagangan saham sekarang diharuskan juga mempunyai rekening AKSES (Acuan
Kepemilikan Sekuritas) di KSEI. Dengan adanya rekening AKSES ini, KSEI akan langsung
mengkredit dan mendebit saham yang diperjualbelikan investor ke rekening AKSESnya,
bukan lagi ke rekening atas nama perusahaan broker saham. Dan investor bisa mengecek
sendiri saham-saham yang ia miliki melalui internet.
Kesiapan Sumber Daya Manusia juga menentukan berhasil tidaknya penerapan scripless
trading. Dalam menjalankan manajemennya, Bursa Efek, LKP, LPP, Perusahaan Efek,
Kustodian dan BAE dituntut untuk bertindak profesional dan lebih mengutamakan visi Pasar
Modal yang mampu berkompetisi di pasar global.
Untuk megantisipasi risiko yang timbul, KPEI melakukan pengendalian risiko (manajemen
risiko) dan KSEI melakukan pengamanan dengan sistem C-BEST.
1. Kapitalisasi Pasar Saham dan Obligasi
b. Menunjukan jumlah modal yang digunakan dalm perusahaan dan modal tersebut
dalm bentuk modal saham, surplus dan utang jangka panjang lainya.
Teori-teori Kapitalisasi
Teori kapitalisasi terbagi ke dalam dua golongan, yaitu:
a. Berdasarkan pendapatan atau earning
Nilai suatu perusahaan dapat ditentukan berdasarkan pendapatan yang didapatka setiap
tahunya dikalikan dengan multiplayer tertentu.
Dr Nuryaman.S.E.,M.Si.Ak.CA
b. Berdasarkan pengeluaran atau cost
Kapitalisasi perusahaan didasarkan pada cost dari fixed capital yang digunakan dalam suatu
perusahaan.
Over dan Under Capitalization
a. Over capitalization akan terjadi apabila:
• Earning tidak cukup besar untuk mendapatkan fair of return dari jumlah modal yang
di investasikan, atau dengan kata lain average rate of return lebih kecil dari pada fair
rate of return.
• Jumlah nilai securities yang ada di dalam peredaran lebih besar daripada nilai riil
dibandingkan dengan nilai assetnya.
• Average rate of return dari perusahaan tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan rate of return dari modal yang diinvestasikan dalam perusahaan yang sejenis
lainya.
• Jumlah nilai sekuritas yang tercantum dalam nereca jauh lebih kecil daripada nilai riil
daripada assetnya.
Indeks harga saham adalah indikator atau cerminan pergerakan harga saham. Indeks
merupakan salah satu pedoman bagi investor untuk melakukan investasi di pasar modal,
khususnya saham. Saat ini Bursa Efek Indonesia memiliki 11 jenis indeks harga saham,
yang secara terus menerus disebarluaskan melalui media cetak maupun elektronik.
a. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) – Composite Stock Price Index
Dr Nuryaman.S.E.,M.Si.Ak.CA
dimiliki oleh publik (free float) relatif kecil sementara kapitalisasi pasarnya cukup besar,
sehingga perubahan harga saham perusahaan tercatat tersebut berpotensi mempengaruhi
kewajaran pergerakan IHSG.
IHSG adalah milik BEI. BEI tidak bertanggung jawab atas produk yang diterbitkan oleh
pengguna yang mempergunakan IHSG sebagai acuan (benchmark). BEI juga tidak
bertanggung jawab dalam bentuk apapun atas keputusan investasi yang dilakukan oleh
siapapun pihak yang menggunakan IHSG sebagai acuan (benchmark).
Ada dua metode perhitungan IHSG yaitu:
• Metode rata-rata (Average Method)
𝑃!
𝐼𝐻𝑆𝐺 =
𝑃!"#$
IHSG = Indeks Harga Saham Gabungan
Ps = Harga pasar saham
∑Pbase = Suatu nilai pembagi
• Metode rata-rata tertimbang (Weighted Average Method)
Rumus Paasche
(𝑃! ×𝑆! )
𝐼𝐻𝑆𝐺 =
(𝑃!"#$ ×𝑆! )
Ss = Jumlah saham yang dikeluarkan
Rumus Laspeyres
(𝑃! ×𝑆! )
𝐼𝐻𝑆𝐺 =
(𝑃!"#$ ×𝑆! )
So = Jumlah saham yang dikeluarkan pada hari dasar
b. Indeks Sektoral
Indeks ini terdiri dari 45 saham dengan likuiditas tinggi, yang diseleksi melalui beberapa
kriteria pemilihan. Selain penilaian atas likuiditas, seleksi atas saham-saham tersebut
mempertimbangkan kapitalisasi pasar.
BEI secara rutin memantau perkembangan kinerja komponen saham yang masuk dalam
perhitungan indeks LQ45 ini. Penggantian saham akan dilakukan setiap 6 bulan sekali.
Apabila terdapat saham yang tidak memenuhi kriteria seleksi indeks LQ45 maka saham
Dr Nuryaman.S.E.,M.Si.Ak.CA
tersebut dikeluarkan dari perhitungan indeks dan diganti dengan saham lain yang memenuhi
kriteria.
d. Jakarta Islmic Index (JII)
JII terdiri dari 30 saham yang dipilih dari saham-saham yang sesuai dengan syariah islam.
Penentuan kriteria pemilihan saham dalam JII melibatkan pihak Dewan Pengawas Syariah
PT. Danareksa Investment Management.
JII dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolak ukur (benchmark) untuk mengukur kinerja
suatu investasi pada saham dengan basis syariah. Melalui indeks diharapkan dapat
meningkatkan kepercayaan investor untuk mengembangkan investasi secara syariah.
e. Indeks Kompas100
Indeks yang terdiri dari 100 saham perusahaan tercatat yang dipilih berdasarkan
pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang sudah
ditentukan. Review dan penggantian saham dilakukan setiap 6 bulan.
f. Indeks Bisnis-27
Kerja sama antara BEI dengan harian Bisnis Indonesia meluncurkan indeks harga saham
yang diberi nama Indeks BISNIS-27. Indeks yang terdiri dari 27 saham perusahaan tercatat
yang dipilih berdasarkan kriteria fundamental, teknikal atau likuiditas transaksi dan
akuntabilitas dan tata kelola perusahaan.
g. Indeks Pefindo25
Kerja sama antara BEI dengan lembaga rating PEFINDO meluncurkan indeks harga saham
yang diberi nama Indeks PEFINDO25. Indeks ini dimaksudkan untuk memberikan tambahan
informasi bagi pemodal khususnya untuk saham-saham emiten kecil dan menengah (Small
Medium Enterprises/SME). Indeks ini terdiri dari 25 saham perusahaan tercatat yang dipilih
dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria seperti: total aset, tingkat pengembalian modal
(Return on Equity/ROE) dan opini akuntan publik. Selain kriteria tersebut di atas,
diperhatikan juga faktor likuiditas dan jumlah saham yang dimiliki publik.
h. Indeks SRI-KEHATI
Indeks ini dibentuk atas kerja sama antara BEI dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati
Indonesia (KEHATI). SRI adalah kependekan dari Sustainable Responsible Investment.
Indeks ini diharapkan memberi tambahan informasi kepada investor yang ingin berinvestasi
pada emiten-emiten yang memiliki kinerja sangat baik dalam mendorong usaha
berkelanjutan, serta memiliki kesadaran terhadap lingkungan dan menjalankan tata kelola
perusahaan yang baik. Indeks ini terdiri dari 25 saham perusahaan tercatat yang dipilih
Dr Nuryaman.S.E.,M.Si.Ak.CA
dengan mempertimbangkan kriteri-kriteria seperti: total aset, price earning ratio (PER) dan
free float.
i. Indeks Papan Utama
Saham bonus atau bonus shares merupakan saham-saham baru dikeluarkan oleh
perseroan untuk para pemegang saham lama. Saham bonus ini berasal dari agio saham,
yaitu selisih antara harga penawaran umum saham dengan nilai nominal. Agio saham ini
dapat dikembalikan kepada pemegang saham dalam bentuk saham bonus. Banyaknya agio
saham yang dikapitalisasi akan menentukan banyaknya saham yang akan diterbitkan
sebagai saham bonus. Saham bonus yang dikeluarkan oleh emiten ini akan menyebabkan
penurunan persentase kepemilikan saham (dilusi) sebanding dengan rasio saham bonus.
Saham bonus ini akan memberikan pengaruh terhadap jumlah lembar saham di pasar. Agar
indeks saham tidak berubah, maka dilakukan penyesuaian daan dihitung harha teoritisnya.
Harga teoritis saham sesudah saham bonus harus dihitung, sebab harga ini harus
mengadakan penyesuaian sehubungan dengan saham baru. Penambahan saham baru ini
yang menyebabkan dilusi kepemilikan saham, sehingga harganya secara otomatis akan
mengalami penyesuaian.
Perhitungan harga teoritis saham yang diakibatkan pembagian saham dividen/bonus
dengan rasio p:q (sejumlah p saham lama mendapat q saham baru).
𝑝
𝐻𝑇 = ×𝐻𝐴𝐶
𝑝×𝑞
HAC = harga saham pada saat cum
p = jumlah saham lama
q = jumlah saham baru
Penyesuaian jumlah saham akibat saham bonus/dividen denga rasio p:q adalah sebagai
berikut:
(𝑝 + 𝑞)
𝑑= 𝑢
𝑝
d = jumlah saham setelah pembagian saham bonus/dividen
Dr Nuryaman.S.E.,M.Si.Ak.CA
u = jumlah saham sebelum split
𝑁𝑃𝑆 + (𝐻! ×𝑑)
𝑁𝐷𝐵 = ×𝑁𝐷𝑆
𝑁𝑃𝑆
NDB = nilai dasar baru
NPS = nilai pasar sebelumnya
Hx = selisih antara harga teoritis dengan harga pembulatannya
d = jumlah saham setelah penerbitan saham bonus/dividen
NDS = nilai dasar sebelumnya
4. Penawaran Terbatas Right Issue
Right Issue adalah kegiatan penawaran umum terbatas kepada pemegang saham lama
dalam rangka penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu. Penawaran umum berarti
memberikan tawaran kepada publik untuk membeli saham, sedangkan makna terbatas
adalah bahwa penawaran umum ditujukan kepada pemegang saham lama. Jadi, kegiatan
yang dilakukan perusahaan adalah peneribitan hak memegang saham terlebih dahulu.
Setiap satu bukti right yang diterima satu pemegang saham berhak untuk membeli satu
saham baru sehraga exercise price yang ditentukan. Exercise price ini biasanya sama
dengan atau di atas nilai nominal saham.
Harga teoritis saham sesudah right issue harus dihitung, sebab harga ini harus
membedakan penyesuaian sehubungan dengan penambahan saham baru. Penambahan
saham baru inilah yang menyebabkan dilusi kepemilikan saham, sehinggan harganya
secara otomatis akan mengalami penyesuaian.
Penghitungan harga teoritis saham yang diakibatkan oleh penawaran terbatas dengan rasio
r:s (sejumlah saham lama mendapat hak membeli sejumlah s saham baru) dan harga
pelaksanaan HP:
𝑟×𝐻𝐴𝐶 + (𝑠×𝐻𝑃)
𝐻𝑇 =
(𝑟×𝑠)
HP = harga pelaksanaan hak (exercise price), yaitu harga yang telah ditetapkan emiten
untuk membeli satu saham baru.
Penyesuaian jumlah saham akibat penawaran saham terbatas dengan rasio r:s, sama
dengan penyesuaian akibat penerbitan saham bonus/dividen, atau berdasarkan jumlah
saham yang ditawarkan dan dilaporkan oleh emiten.
𝑟 + 𝑠 ×𝑣
𝑒= ×𝑣
𝑟
e = jumlah saham setelah penawaran terbatas
v = jumlah saham sebelum penawaran terbatas
𝑁𝑃𝑆 + 𝐻𝑃×𝑓 + (𝐻! ×𝑒)
𝑁𝐷𝐵 = ×𝑁𝐷𝑆
𝑁𝑃𝑆
‘20 Investment Management Biro Akademik dan Pembelajaran
25 Dr Dede Hertina. S.E.,M.Si http://www.widyatama.ac.id
Dr Nuryaman.S.E.,M.Si.Ak.CA
5. Company Listing, Partial Listing, Penukaran Obligasi dan Penukaran Waran
Company listing, partial listing, penukaran obligasi dan penukaran waran beberapa kegiatan
yang secara otomatis meningkatkan jumlah saham diterbitkan. Penambahan saham baru ini
akan menyebabkan dilusi persentase pemilikan saham.
Pencatatan saham di bursa yang ditawarkan kepada publik pada saaat IPO disebut first
issue. Saham first issue yang sudah dicatatkan di bursa dapat diperdagangkan di pasar
sekunder. Sedangkan sisa saham yang merupakan milik pendiri/pemegang saham lama,
tidak dapat diperdagangkan di bursa karena belum dicatatkan (listed). Agar saham-saham
tersebut dapat diperdagangkan di pasar sekunder, maka dapat ditempuh dua cara:
a. Partial listing yaitu pencatatan sebagian saham milik pemegang saham lama di bursa
sehingga dapat diperdagangkan di pasar sekunder. Partial listing dapat dilakukan
beberapa kali.
b. Company listing yaitu pencatatan seluruh saham milik pemegang saham lama di
bursa sehingga dapat diperdagangkan di pasar sekunder.
Penukaran obligasi (convertible bond) adalah obligasi yang dapat ditukarkan dengan saham
baik saham penerbit atau saham lain yang dimiliki oleh penerbit obligasi. Nilai tukar obligasi
konversi ke saham ditentukan dengan nilai tetap terhadap saham yang menjadi target
konversi. Dalam hal terjadinya dilusi saham yang menjadi target konversi, maka nilai tukar
obligasi konversi juga akan mengalami penyesuaian.
Waran adalah suatu jenis opsi yang sifatnya jagka panjang yang memberikan hak kepada
pemiliknya untuk membeli saham biasa atas nama dengan harga yang ditentukan dalam
waran (exercise price). Waran diterbitkan sebagai bumbu suatu penerbitan right issue
maupun obligasi menjadi lebih menarik. Waran yang biasanya diterbitkan sebagai pemanis
(sweetener) dari suatu emisi efek tertentu seperti obligasi atau right issue. Waran
memberikan hak kepada pemegang untuk melakukan penebusan (redemption) saham biasa
pada perusahaan tersebut dengan harga exercise price. Proses penebusan saham dari
waran ini secara otomatis meningkatkan jumlah saham diterbitkan. Penambahan saham
baru ini akan menyebabkan dilusi persentase pemilikan saham.
Penyesuaian jumlah saham akibat company listing, partial listing, penukaran obligasi dan
penukaran waran adalah sama.
𝑁𝑃𝑆 + (𝐻𝐴𝑆×𝑔)
𝑁𝐷𝐵 = ×𝑁𝐷𝑆
𝑁𝑃𝑆
g = jumlah saham yang dicatatkan
Dr Nuryaman.S.E.,M.Si.Ak.CA
6. Cara Membaca Prospektus
Reksa dana adalah suatu wadah tempat berkumpulnya dana investor yang kemudian
dikelola oleh Manajer Investasi melalui mekanisme kontrak investasi kolektif dengan bank
kustodian. Pada saat pembentukan reksa dana pertama kali, detail mengenai Kontrak
Investasi Kolektif antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian seperti Nama dan Jenis
reksa dana, kebijakan investasi, jumlah unit penyertaan yang ditawarkan, informasi
mengenai Manajer Investasi, informasi mengenai Bank Kustodian, aturan perpajakan dan
pengenaan biaya reksa dana serta mekanisme subscription dan redemption reksa dana
akan diinformasikan dalam suatu dokumen yang disebut dengan Prospektus.
Prospektus tersebut dicetak atas biaya yang ditanggung oleh Manajer Investasi dan
kemudian didistribusikan kepada investor melalui Agen Penjual. Belakangan ini, demi alasan
efisiensi dan kepraktisan, versi hardcopy daripada prospektus sudah semakin jarang
dijumpai. Kalaupun ada bentuknya lebih kecil dan ringkas. Malahan banyak Manajer
Investasi dan Bank Agen Penjual mencantumkan softcopy daripada prospektus pada
website mereka agar setiap saat bisa diakses oleh investor. Sesuai dengan aturan, Investor
wajib membaca dan memahami dokumen ini sebelum berinvestasi pada suatu reksa dana.
Setelah pengelolaan reksa dana berjalan, maka reksa dana wajib mengumumkan informasi
perkembangan kinerja harian berupa NAB/Up, Return 30 Hari Terakhir, Return 1 Tahun dan
Return 1 Tahun Riil setiap hari kerja pada media massa. Selanjutnya setiap akhir bulan,
Manajer Investasi juga wajib mempublikasikan suatu dokumen yang disebut Fund Fact
Sheet.
Beberapa poin penting yang bisa diperoleh dalam dokumen Fund Fact Sheet tersebut
adalah perbandingan kinerja reksa dana dengan benchmark (pembanding), informasi
Jumlah dana kelolaan dan Jumlah Unit Penyertaan, 5 atau 10 besar isi portofolio dan
outlook Manajer Investasi mengenai kondisi pasar dan apa tindakan yang akan diambil di
masa mendatang. Fund Fact Sheet tidak sama dengan Laporan Keuangan Reksa Dana dan
dokumen tersebut juga tidak dapat kita temukan dalam prospektus.
Tempat dimana kita bisa menemukan laporan keuangan adalah pada Prospektus
Pembaharuan. Yang dimaksud dengan prospektus pembaharuan reksa dana adalah
informasi pembaharuan prospektus yang Wajib dibuat setiap tahun dan umumnya
diterbitkan sekitar bulan Maret atau April, namun biaya percetakan dan pembuatan dokumen
ini tidak lagi ditanggung oleh Manajer Investasi melainkan ditanggung oleh investor reksa
dana. Investor tidak membayar langsung, namun biaya tersebut dibebankan dengan
mengurangi Nilai Aktiva Bersih reksa dana.
Satu-satunya perbedaan utama antara Prospektus dengan Prospektus Pembaharuan
adalah pada prospektus pembaharuan wajib disertakan juga Laporan Keuangan Reksa
Dr Nuryaman.S.E.,M.Si.Ak.CA
Dana. Disinilah investor bisa menemukan informasi lengkap mengenai hasil audit akuntan
terhadap pengelolaan reksa dana selama 1 tahun terakhir. Berbeda dengan emiten yang
diaudit dan dipublikasikan setiap 3 bulan, publikasi terhadap hasil audit reksa dana
dilakukan setiap 1 tahun.
b. Laporan Laba Rugi Operasi yang mencatat pendapatan dan beban investasi
yang ditanggung reksa dana
Informasi mengenai laporan keuangan reksa dana amat berbeda dengan laporan keuangan
emiten pada umumnya. Oleh karena itu, pada bagian penjelasan dibuat pula ikhtisar rasio
keuangan yang dapat digunakan oleh investor ataupun Manajer Investasi untuk
mempermudah interprestasi terhadap pengelolaan reksa dana.
Hasil Investasi dan Hasil Investasi Setelah Memperhitungkan Beban Pemasaran sama
halnya seperti Return 1 tahun dan Return Riil 1 tahun yang dipublikasikan setiap hari di
koran. Return diperoleh dari selisih NAB/up Awal dan Akhir, sementara yang dimaksud
dengan Hasil Investasi Setelah Memperhitungkan Beban Pemasaran adalah tingkat return
yang disesuaikan lagi dengan Biaya Subscription dan Biaya Redemption yang tercantum
dalam prospektus. Sehubungan dengan pengenaan biaya yang bervariasi dalam praktek
kesehariannya, investor cukup memperhatikan Hasil Investasi saja ketika ingin
membandingkan reksa dana tersebut dengan reksa dana lain sejenis.
Beban Operasi (Expense Ratio) adalah perbandingan antara beban operasi dalam satu
tahun dengan rata-rata nilai aset bersih dalam satu tahun. Bila jumlah bebasn menunjukkan
Dr Nuryaman.S.E.,M.Si.Ak.CA
masa kurang dari 1 tahun, maka beban tersebut harus dikalikan dua belas dan dibagi
dengan jumlah bulan dalam periode tersebut. Expense ratio menunjukkan seberapa “mahal”
Manajer Investasi dalam menjalankan suatu reksa dana. Jika misalnya Manajer Investasi
melakukan strategi pengelolaan aktif sehingga menimbulkan biaya transaksi yang tinggi,
pemilihan broker dengan biaya yang mahal, pengenaan biaya manajemen dan kustodian
yang tinggi, dan atau biaya administrasi dan penggunaan konsultan yang tidak efisien, maka
umumnya Expense ratio akan terlihat besar. Sebaliknya jika dijalankan dengan efisien maka
rasio tersebut akan semakin kecil.
Perputaran Portofolio (portfolio turnover) adalah perbandingan antara nilai pembelian
atau penjualan portofolio dalam satu periode mana yang lebih rendah dengan rata-rata nilai
aset bersih dalam satu tahun. Angka 0,49 : 1 atau 49% secara sederhana dapat diartikan
bahwa 49% dari total aset yang dikelola suatu reksa dana ditransaksikan dalam 1 tahun.
Oleh karena itu, indikator ini merupakan indikator yang paling tepat dalam mengukur
agresifitas pengelolaan reksa dana oleh Manajer Investasi. Semakin besar perputaran
portofolio menandakan pengelolaan portofolio oleh Manajer Investasi semakin agresif dan
sebaliknya.
Persentase Penghasilan Kena Pajak adalah perbandingan antara penghasilan selama
satu periode yang mungkin dikenakan pajak dengan pendapatan operasional bersih. Saya
tidak menemukan penjelasan lebih lanjut mengenai item ini. Namun mengingat pendapatan
reksa dana oleh investor adalah Bukan Objek Pajak, maka sebetulnya saya tidak terlalu
konsen terhadap item ini. JIka ada teman2 yang lebih mengerti tentang topik ini, dipersilakan
untuk sharing disini.
Dari seluruh ikhtisar rasio di atas, selain tingkat return, faktor yang seharusnya menjadi
perhatian investor adalah Expense Ratio dan Portfolio Turnover. Expense ratio mengukur
seberapa efisien dalam mengelola reksa dana dan Portfolio Turnover mengukur seberapa
agresif Manajer Investasi dalam mengelola portofolio investasinya. Logikanya, jika Expense
Ratio dan Portfolio Turnover lebih tinggi dibandingkan reksa dana sejenis, maka seharusnya
reksa dana tersebut juga diharapkan memberikan tingkat return yang lebih tinggi dan
sebaliknya. Kami di Infovesta juga sedang mempertimbangkan untuk memasukkan kedua
faktor ini dalam riset dan rating reksa dana.
Prospektus Pembaharuan dan Laporan Keuangan Reksa Dana merupakan salah satu
bentuk Good Corporate Governance dan Compliance daripada Manajer Investasi dan Reksa
Dana. Sebab selain diharuskan menghasilkan kinerja yang baik, tentu aspek transparansi
juga harus diperhatikan. Seluruh biaya tersebut ditanggung secara tidak langsung oleh
investor reksa dana, sehingga jika ada Manajer Investasi yang tidak melakukan dan
mempublikasikan informasi tersebut bisa dipertanyakan komitmennya.
7. Reksa Dana dan Exchange-Traded Fund
Dr Nuryaman.S.E.,M.Si.Ak.CA
Reksa Dana
Reksa dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya
pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk
menghitung risiko atas investasi mereka. Reksa dana dirancang sebagai sarana untuk
menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk
melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain
itu Reksa dana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi
di pasar modal Indonesia.
Umumnya, reksa dana diartikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun
dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya di investasikan dalam portofolio efek oleh
manajer investasi.
Mengacu kepada Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27)
didefinisikan bahwa reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana
dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh
manajer investasi.
Ada tiga hal yang terkait dari definisi tersebut yaitu, (a) adanya dana dari masyarakat
pemodal, (b) dana tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek, dan (c) dana tersebut
dikelola oleh manajer investasi.
Dengan demikian, dana yang ada dalam reksa dana merupakan dana bersama para
pemodal, sedangkan manajer investasi adalah pihak yang dipercaya untuk mengelola dana
tersebut.
Manfaat yang diperoleh pemodal jika melakukan investasi dalam reksa dana, antara lain:
a. Pemodal walaupun tidak memiliki dana yang cukup besar dapat melakukan
diversifikasi investasi dalam efek, sehingga dapat memperkecil risiko.
Sebagai contoh, seorang pemodal dengan dana terbatas dapat memiliki
portofolio obligasi, yang tidak mungkin dilakukan jika tidak tidak memiliki dana
besar. Dengan reksa dana, maka akan terkumpul dana dalam jumlah yang
besar sehingga akan memudahkan diversifikasi baik untuk instrumen di pasar
modal maupun pasar uang, artinya investasi dilakukan pada berbagai jenis
instrumen seperti deposito, saham, obligasi.
c. Efisiensi waktu. Dengan melakukan investasi pada Reksa Dana dimana dana
tersebut dikelola oleh manajer investasi profesional, maka pemodal tidak
Dr Nuryaman.S.E.,M.Si.Ak.CA
perlu repot-repot untuk memantau kinerja investasinya karena hal tersebut
telah dialihkan kepada manajer investasi tersebut.
Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari efek (saham, obligasi, dan surat berharga
lainnya) yang masuk dalam portofolio reksa dana tersebut.
b. Risiko Likuiditas
Risiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi oleh manajer investasi jika sebagian besar
pemegang unit melakukan penjualan kembali (redemption) atas unit-unit yang dipegangnya.
Manajer investasi kesulitan dalam menyediakan uang tunai atas redemption tersebut.
c. Risiko Wanprestasi
Risiko ini merupakan risiko terburuk, dimana risiko ini dapat timbul ketika perusahaan
asuransi yang mengasuransikan kekayaan reksa dana tidak segera membayar ganti rugi
atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan saat terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan, seperti wanprestasi dari pihak-pihak yang terkait dengan reksa dana, pialang,
bank kustodian, agen pembayaran, atau bencana alam, yang dapat menyebabkan
penurunan NAB (Nilai Aktiva Bersih) reksa dana.
Dilihat dari portofolio investasinya, Reksa Dana dapat dibedakan menjadi:
a. Reksa Dana Pasar Uang (Moner Market Funds). Reksa dana jenis ini hanya
melakukan investasi pada efek bersifat utang dengan jatuh tempo kurang dari 1
(satu) tahun. Tujuannya adalah untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal.
b. Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds). Reksa dana jenis ini
melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk Efek
bersifat Utang. Reksa Dana ini memiliki risiko yang relatif lebih besar dari Reksa
dana pasar uang. Tujuannya adalah untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang
stabil.
c. Reksa Dana Saham (Equity Funds). Reksa dana yang melakukan investasi
sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat ekuitas. Karena
investasinya dilakukan pada saham, maka risikonya lebih tinggi dari dua jenis reksa
dana sebelumnya namun menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi.
d. Reksa Dana Campuran. Reksa dana jenis ini melakukan investasi dalam efek
bersifat ekuitas dan efek bersifat utang.
Dr Nuryaman.S.E.,M.Si.Ak.CA
Exchange-Traded Fund (ETF)
ETF atau Exchange Traded Fund secara sederhana dapat diartikan sebagai reksa dana
yang diperdagangkan di bursa. ETF merupakan kontrak investasi kolektif, yaitu unit
penyertaannya dicatatkan dan diperdagangkan di bursa seperti saham. Sebagaimana
halnya reksa dana konvensional, dalam ETF terdapat pula manajer investasi, bank
kustodian. Salah satu jenis ETF yang akan dikembangkan di pasar modal Indonesia adalah
Reksa Dana Indeks. Indeks yang dijadikan underlying adalah Indeks LQ45.
Keunggulan ETF:
a. Unit Penyertaan (UP) diperdagangkan di BEI (lebih likuid)
f. Minimum jumlah investasi nasabah jauh lebih kecil (1 lot saham = sekitar
Rp500.000)
Dr Nuryaman.S.E.,M.Si.Ak.CA
Daftar Pustaka
Modul Pelatihan dan Sertifikasi Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE) yang dikeluarkan
The Indonesian Capital Market Institute (TICMI). 2015.
Fabozzi Frank. 2015, Capital Market : Institutions, Instrument and Risk Management, 5th
edition, MIT
Setia, Lukas & Thomdean. 2015, Who Wants To Be A Smilling Investor, Atmaja
Sunariyah. 2015. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi 6, UPP AMP YKPN
Tendelilin Erduardus. 2017, Pasar Modal : Manajemen Portofolio dan Investasi, Kanisius
Umam Khaerul. 2013, Pasar Modal Syariah dan Praktik Pasar Modal Syariah, Pustaka Setia
Dr Nuryaman.S.E.,M.Si.Ak.CA
‘20 Investment Management Biro Akademik dan Pembelajaran
34 Dr Dede Hertina. S.E.,M.Si http://www.widyatama.ac.id
Dr Nuryaman.S.E.,M.Si.Ak.CA