Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TEORI AKUNTANSI KEUANGAN

“EFICIENTS SECURITIES MARKETS”

Dosen Pengampu: Prof., Dr., Hadri Kusuma, MBA.

Disusun Oleh:
Arya Azhari 21919007
Faisal Yusuf 21919011

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teori efficient securities market menggambarkan bahwa pada pasar modal

yang efisien, harga sekuritas merupakan refleksi dari informasi-informasi relevan.

Secara umum teori ini memberikan gambaran bahwa harga dari suatu sekuritas

dipengaruhi oleh informasi-informasi yang ada disekitarnya. Dalam teori ini

dinyatakan pula bahwa pasar yang efisien akan cepat bereaksi terhadap perubahan

informasi-informasi.

Dalam proses transaksinya Pasar Modal membutuhkan suatu tempat untuk

menyelenggarakan aktivitas perdagangan yang disebut dengan Bursa Efek. Bursa

Efek (Stock Exchange) atau Pasar Sekunder, mempakan pasar surat-surat berharga

(sekuritas) yang sudah ada atau sudah ditawarkan pada pasar sebelumnya (pasar

perdana). Sedangkan Pasar Perdana adalah pasar untuk penawaran pertama kali

sebuah sekuritas (surat berharga), artinya surat-surat berharga tersebut bam di jual

oleh emiten dan di beli untuk pertama kalinya olehmasyarakat (pemodal).

Suatu pasar modal dikatakan liquid apabila penjual dapat menjual dan

pembeli dapat membeli surat-surat berharga dengan cepat (Jogiyanto, 2000:12).

Kecepatan transaksi dinilai dari kecepatan pembahan dan fluktuasi harga surat

berharga, tenitama saham. Sehingga dibutuhkan PasarModal yang memiliki sifat

liquiddan efisien agar dapat menarik pihak yang memerlukan dan yang

menawarkan dana untuk ikut berpartisipasi dalam Pasar Modal. Pasar modal

dinyatakan efisien jika harga harga dari surat-surat berharga segera mencerminkan

2
nilai penisahaan secara akurat berdasarkan informasi relevan yang tersedia.

Sehingga suatu pasar modal dapat dikatakan efisien apabila informasi bam dan

relevan dapat diterima secara cepat dan menyebabkan penibahan harga surat-surat

berharga.

Berdasarkan informasi yang relevan, terdapat tiga bentuk pasar modal yang

efisien yaitu bentuk lemah, setengah kuat dan kuat. Pasar modal efisien bentuk

lemah apabila harga-harganya mencerminkan semua informasi yang ada pada

catatan harga di waktu yang lalu. Sedangkan pasar modal efisien setengah kuat.

yaitu apabila harga sekuritas bukan hanya mencerminkan harga-harga di waktu

yang lalu tetapi semua informasi yang dipublikasikan. Dan pasar modal efisien

bentuk kuat, dikatakan demikian apabila harga tidak hanya mencerminkan

informasi yang dipublikasikan melainkan juga informasi yang diperoleh dari

analisa fundamental tentang penisahaan dan perekonomian atau informasi yang

tidak dipublikasikan.

Investor yang bemain di bursa efek melihat fluktuasi harga saham

berdasarkan pada laporan keuangan emiten, supply and demand pasar, tingkat suku

bunga dan faktor lain yang berpengaruh.

Investasi pada saham mempakan investasi dengan risiko tinggi yang

memerlukan kemampuan untuk mengetahui saham-saham yang memiliki prospek

dan atau memberikan keuntungan, sehingga dibutuhkan suatu informasi tentang

kondisi perusahaan yang mengeluarkan saham mereka di pasar modal. Bagi

investor, pasar modal diharapkan dapat memberikan alternatif pilihan investasi

3
sesuai preferensi risiko mereka disamping bentuk penanaman modal dalam

perbankan.

Kondisi Pasar Modal Indonesia mengalami kebangkitan sejak

diberlakukannya kebijakan tentang swastanisasi. Kondisi tersebut ditandai dengan

peningkatan yang cukup tinggi dari penisahaan bam yang masuk dan bergabung

dalam pasar modal Indonesia. Pasar modal berfungsi untuk memotivasi terciptanya

alokasi dana yang efisien, sebab pasar modal memberikan pilihan kepada investor

terhadap alternatif investasi dengan returnoptimal.

B. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penelitian ini secara spesifik adalah:

1. Untuk mengetahui bahwa penibahan harga saham di waktu yang akan datang

tidak tergantung pada perubahan harga saham di waktu yang lalu, di Bursa Efek

Jakarta pada tahun 2002.

2. Untuk mengetahui bahwa penibahan harga saham di Bursa Efek Jakarta pada

tahun 2002, mengikuti pola Random Walk (acak).

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penelitian

1. Pengertian sederhana dari investasi adalah menempatkan uang atau dana

dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan atas uang atau

dana tersebut, Suhartono & Qudzi (2009). Tandelilin (2010) mendifinisikan

investasi sebagai komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang

dilakukan pada saat ini, dengan tujuan untuk memperoloeh keuntungan di masa

mendatang. Adapun penelitian ini adalah Penelitian yang dilakukan oleh Sri

Utami Ady & Mulyaningtyas (2017) yang berjudul “Eksplorasi Tingkat

Efisiensi Pasar Modal Indonesia (Studi Kasus di Bursa Efek Indonesia)”.

a. Tujuan Penelitian

Penelitian tersebut bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang

mendalam dari berbagai sumber tentang kasus tertentu, dalam hal ini yang

terkait dengan bentuk efisiensi pasar modal Indonesia dan bagaimana

investor beradaptasi menghadapi segala informasi pada bentuk pasar

tersebut.

b. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah

pendekatan studi kasus. Pendekatan ini bermaksud untuk mengeksplorasi

bentuk efisiensi pasar modal indonesia berdasarkan persepsi investor dan

bagaimana mereka beradaptasi terhadap bentuk pasar tersebut untuk

menghasilkan return saham

c. Teknik Analisis Data

5
Secara garis besar, data dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis data, yaitu

data premier dan data sekunder. Data premier diperoleh langsung dari

subyek atau informan kunci dalam bentuk verbal atau perkataan tentang

perilaku investor dalam bertransaksi di pasar modal. Sedangkan data

sekunder berasal dari dokumentasi penelitian. Untuk mengumpulkan data

premier dan data sekunder dilakukan melalui teknik atau prosedur, antara

lain:

1) Wawancara

2) Observasi atau pengamatan

3) Dokumentasi

d. Hasil Penelitian

1) Fungsi Pasar Modal di Indonesia

Keberadaan pasar modal sangat bermanfaat bagi pengembangan

ekonomi, yang dapat dirasaakn oleh berbagai pihak. Dunia usaha

merasakan manfaat pasar modal, diantaranya: (1) suatu perusahaan

dapat menghimpun sejumlah dana yang besar, (2) dana yang besar

tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai, (3)

tidak ada covenant sehingga manajemen dapat lebih bebas mengelola

dana/perusahaan, (4) solvabilitas tinggi sehingga memperbaiki citra

perusahaan, (5) ketergantungan emiten terhadap bank kecil, (6)

cashflow hasil penjualan saham biasanya lebih besar dari harga nominal

perusahaan, (7) emisi saham cocok untuk membiayai perusahaan yang

beresiko tinggi, (8) tidak ada beban keuangan yang tetap, (9) jangka

6
waktu penggunaan dana tidak terbatas, (10) tidak dikaitkan dengan

kekayaan sebagai jaminan tertentu.

2) Efisiensi Pasar Modal Indonesia (Persepsi Investor)

Pasar modal dikatakan efisien apabila informasi dapat diperoleh dengan

mudah dan murah oleh investor, sehingga informasi yang relevan dan

terpercaya telah tercermin dalam harga-harga saham. Sebagian besar

saham dihargai dengan tepat dan pemodal dapat memperoleh imbalan

normal dengan memilih secara acak saham-saham dalam resiko

tertentu. Karena penyampaian informasi begitu sempurna, tidak

mungkin bagi pemodal manapun untuk memperoleh laba ekonomi

(imbalan abnormal) dengan manipulasi informasi yang tersedia khusus

baginya.

3) Modal Perilaku Investor Berdasarkan Tingkat Efisiensi Pasar Modal

Investor berperilaku menyesuaikan dengan persepsinya tentang pasar

modal dan bagaimana motivasinya dalam perilaku berinvestasi.

Sehubungan dengan berperilaku berinvestasi dihubungkan dengan

tingkat efisiensi pasar modal, maka berikut adalah model perilaku

investor berdasarkan tingkat efisiensi pasar modal di Indonesia yang

berbentuk weak form.

a. Investor yang melakukan transaksi di pasar modal dengan

menggunakan analisis teknikal dengan cenderung akan menjadi

trader dengan time zone yang pendek (menitan, harian dan

7
mingguan) akan menjadi investor yang cenderung memilih saham

gorengan, (tingkat volatilitas tinggi, berharga murah, dengan

kapitalisasi pasar kecil) lebih merugikan atau tingkat keuntungan

yang rendah

b. Investor yang melakukan transaksi dengan menggunakan analisis

fundamental dan teknikal cenderung akan menajadi investor jangka

menegah atau panjang dan berinvestasi dengan rasional, memilih

saham dengan fundamental yang bagus, kondisi keuangan yang

baik, harga tidak terlalu murah, kapitalisasi pasar tinggi (likuiditas

tinggi) akan mendapatkan return yang cenderung konsisten dalam

jangka panjang.

B. Perbandingan Penelitian

Secara umum, kedua penelitian yang kami gunakan memiliki tujuan yang sama,

yaitu menganalisis kelayakan rencana investasi. Pada penelitian yang berjudul

Analisis Kelayakan Investasi Atas Rencana Penambahan Aktiva Tetap (Studi Kasus

Pada PT Pelabuhan Indonesia III Cabang Tanjung Perak Terminal Nilam),

indikator yang digunakan untuk menganalisa kelayakan investasi adalah Average

Rate of Return, Payback Period, Net Present Value, Profitability Index, dan

Internal Rate of Return. Penelitian tersebut juga melakukan analisis dengan

mempertimbangkan kepastian. Sedangkan pada penelitian yang berjudul Analisa

Kelayakan yang Mempertimbangkan Ketidakpastian pada Penambahan Gudang PT

Media Belanja Teknologi, indikator yang digunakan untuk menganalisa kelayakan

investasi hanya Discounted Payback Period, Net Present Value, dan Profitability

Index. Pada penelitian tersebut analisis dilakukan dengan mempertimbangkan

8
ketidakpastian, tidak ada yang dapat mengontrol keadaan-keadaan. Dengan

mempertimbangkan ketidakpastian maka, keuntungan yang terealisasi tidak harus

sama dengan yang diharapkan. Di bawah ketidakpastian, laba bersih terdiri dari

laba bersih ditambah atau dikurangi pendapatan tak terduga yang diharapkan untuk

tahun ini.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam penerapan NPV sebagai indikator dalam analisis kelayakan investasi, dapat

diketahui bahwa NPV:

 Memperhitungkan seluruh arus masuk, tidak mengabaikan aliran

kas selama investasi berlangsung..

 Lebih memperhitungkan time value of money  (nilai waktu daripada

uang)

 Memudahkan untuk mengetahui  apakah investasi yang hendak

dilakukan dapat meningkatkan nilai perusahaan dan memberikan

keuntungan atau tidak.

Selain itu, NPV dapat dikatakan cukup efektif untuk memperkirakan kelayakan

investasi karena rumus NPV memperhitungkan pengeluaran modal yang digunakan

sebagai biaya investasi, membuatnya menjadi angka bersih. Sedangkan apabila

analisis kelayakan investasi hanya menggunakan perhitungan present value hanya

akan memperhitungkan arus kas masuk.

10
B. Pembelajaran

Penelitian yang kami cantumkan di atas menyajikan terkait penerapan NPV sebagai

indikator kelayakan investasi yang akan dilakukan oleh sebuah perusahaan.. Nilai

NPV digunakan sebagai salah satu indikator analisis kelayakan investasi. Dalam

menganalisis kelayakan investasi, NPV memperhitungkan seluruh present value cash

inflow dan tidak mengabaikan aliran kas selama investasi berlangsung. Selain itu,

apabila NPV dihitung dengan mempertimbangkan ketidakpastian maka, kita harus

memastikan bahwa perusahaan memenuhi kriteria kondisi ideal dibawah

ketidakpastian.

11
DAFTAR PUSTAKA

Basher, S. A., & Raboy, D. G. (2018). The misuse of net present value in energy
efficiency standards. Renewable and Sustainable Energy Reviews, 96(July), 218–
225. https://doi.org/10.1016/j.rser.2018.07.047
Putra, M. H. R. (2021). Analisa Kelayakan yang Mempertimbangkan Ketidakpastian
pada Penambahan Gudang PT Media Belanja Teknologi. Jurnal Tecnoscienza,
5(2), 273. https://doi.org/10.51158/tecnoscienza.v5i2.430
Saifi, M. (2017). Analisis Kelayakan Investasi Atas Rencana Penambahan Aktiva Tetap
(Studi kasus pada PT.Pelabuhan Indonesia III(Persero) Cabang Tanjung Perak
Terminal Nilam). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 46(1).
Scott, W. R. (2015). Financial Accounting Theory. Seventh Edition. Pearson Prentice
Hall: Toronto.
Syamsuddin, L. (2011). Manajemen Keuangan Perusahaan. CV.Rajawali.

12

Anda mungkin juga menyukai