Anda di halaman 1dari 11

PENDANAAN PERUSAHAAN DAN EFISIENSI PASAR MODAL

MATERI III

Mata Kuliah : Manajemen Keuangan II ( SPBIS 16335)

Dosen Pengasuh : 1. Drs. Mahmud Ahmad, M.Si,

2. Drs. Bei Marselinus,MM,

3. Theddy Baskara,S.AB., M.Sc

Oleh : Kelompok-3

Nama NIM Dosen PA

Angela Ana C. Sena 2003020177 Dr. Elly Lay, M.Si


Christian R. Rassy 2003020245 Dr. Elly Lay, M.Si

SEMESTER VIA

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2023
DAFTAR ISI

BAB III PENDANAAN PERUSAHAAN DAN EFISIENSI PASAR MODAL

3.1 Latar Belakang

3.2 Materi

3.2.1 Keputusan pendanaan dan net presrent value

3.2.2 Konsep pasar modal yang efisien

3.2.3 Implikasi hipotesis pasar yang efisien terhadap keputusan pendanaan

3.2.4 Kasus dan Pemecahan

3.3 Kesimpulan

3.4 Soal Latihan

Daftar Pustaka
BAB III

PENDANAAN PERUSAHAAN DAN EFISIENSI PASAR MODAL

3.1 Latar Belakang

Keputusan pendanaan adalah salah satu komponen paling penting untuk memutuskan
rencana keuangan perusahaan baik itu dalam jangka waktu pendek maupun panjang.
Menetapkan keputusan pendanaan tidak mudah, diperlukan banyak pertimbangan agar bisa
dihasilkan keputusan terbaik untuk pendanaan yang akan dilakukan oleh perusahaan.

Keputusan pendanaan menjadi salah satu aspek penting yang ada di dalam manajemen
keuangan perusahaan. Kebijakan keputusan pendanaan tersebut juga sering dilakukan
dengan kebijakan struktur modal perusahaan di awal tahun pencanangan program kerja
yang akan dilaksanakan kedepannya. Orang yang paling berperan dalam melakukan
keputusan dana ini adalah manajer perusahaan.

Dalam melakukan keputusan pendanaan ini, manajer harus menetapkan dana yang
ekonomis agar keuangan yang ada di dalam perusahaan tetap berjalan dengan stabil. Selain
itu, keputusan dana ini juga diharapkan mampu membiayai berbagai macam investasi yang
akan dilaksanakan perusahaan.

Menurut Tandelilin (2001:112), “Pasar yang efisien adalah pasar yang dimana harga
sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia”. Pasar
modal dikatakan efisien bila informasi dapat diperoleh dengan mudah dan murah oleh
pemakai modal, sehingga semua informasi yang relevan dan terpercaya telah tercermin
dalam harga-harga saham. Jika informasi pada pasar mempengaruhi harga saham pada
pasar modal, maka pasar itu bisa dikatakan sebagai pasar efisiensi.

Pasar modal juga merupakan suatu sarana bagi perusahaan untuk dapat meningkatkan
kebutuhan dana dalam jangka panjang dengan cara menjual saham atau mengeluarkan
obligasi. Selain itu, pasar modal juga dapat menjadi sarana tidak langsung dalam
pengukuran kualitas manajemen perusahaan, dimana jika calon investor meragukan
kualitas dan manajemen dapat tercermin pada harga surat berharga yang turun (Jogiyanto,
2010:29).
3.2 Materi

3.2.1 Keputusan pendanaan dan net presrent value

Ketika membicarakan tentang keputusan investasi, maka keputusan investasi yang


memberikan NPV positif akan meningkatkan nilai perusahaan (atau kemakmuran pemilik
perusahaan). Dengan demikian, tujuan yang sama yaitu memperoleh NPV positif dan bisa
dipergunakan dalam mengambil keputusan pendanaan (financing decisions).

Perbedaannya adalah bahwa relatif jauh lebih sulit untuk memperoleh NPV postif dari
keputusan pendanaan dibandingkan keputusan investasi. Disebabkan karena keputusan
investasi yang dilakukan pada sektor riil dilakukan pada pasar yang tidak sempurna,
informasi tidak lengkap atau sangat mahal, dan juga dijumpai adanya hambatan untuk
masuk (barrier to entry) untuk sektor tersebut. Sehingga terbuka untuk peluang untuk
memperoleh NPV postiif. Keputusan pendanaan, sebaliknya dilakukan dalam pasar modal
yang umumnya sangat kompetitif. Informasi terbuka luas bagi semua pemodal, dan
pemodal individual tidak bisa mempengaruhi harga pasar yang seperti ini disebut juga
sebagai pasar modal yang tidak efisien.

Bahwa transaksi yang menghasilkan NPV=0 bukanlah transaksi yang tidak menghasilkan
laba. Dalam transaksi tersebut diperoleh capital gains yang poesitif (artinya sewaktu dijual
harga saham tersebut sudah lebih tinggi dari harga belinya). Tingkat keuntungan yang
diperoleh tidaklah melebihi tingkat bunga yang disyaratkan apabila telah diperhatikan
faktor resiko.

Misalkan bahwa tahun lalu perusahaan membeli saham dengan harga Rp 10.000. saat ini
saham tersebut dapat dijual dengan harga Rp.11.800 (jika saham tersebut tidak membagi
deviden). Denagn demikian maka tingkat bunga keuntungn yang dieprolah perusahaan
adalah 18%. Angka ini lebih tinggi dari suku bunga deposito hanya 14% tetapi perlu dingat
bahwa sewaktu membeli perusahaan memutuskan untuk menganggung resiko yang lebih
besar. Karema itu mungkin tingkat keuntungan 18% hanyalah sesuai dengan resiko yang
ditanggung.

Apakah perusahaan dapat memperoleh pendanaan yang memberikan NPV positif?


Mungkin saja, pendanaan tersebut ternyata subdisdi. Jenis pendanaan ini diberikan oelh
peemrintah untuk mendorong sektor atau usaha tertentu. Misalkan pemerintah memberikan
tingkat bunga hanya sebesar 11% per tahun kepada suatu industri tertentu. Apabila tingkat
bungan pinjaman yang umum belaku hanya 18% per tahun, kredit yang diterima
perusahaan sebesar Rp1.000 juta dengan jangka waktu 3 tahun dan pengambilan
menggumakan sistem anuitas, maka perhitungan NPV pinjamna tersebut dapat dilakukan
sebagai berikut.

Besamya pembayaran setiap tahun, mulai akhirtahun ke-1 dapat dihitung sebagai berikut

Apabila perusahaan hanya membayar Rp409 juta per tahun selama tiga tahun, maka PV
pembayaran tersebut dipergunakan r = 18%

Dengan kata lain, perusahaan yang memperoleh kredit dengan suku bunga murah tersebut
menerima subsidi dari pemerintah senilai Rp111 juta.

3.2.2 Konsep pasar modal yang efisien

Secara formal pasar modal yang efisien didefinisikan sebagai pasar yang harga sekuritas-
sekiritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan. Pasar modal yang efisien
didefinisikan sebagai pasar modal yang harga sekuritasnya-sekuritasnya mencerminkan
semua informasi yang relevan.

Ada tiga bentuk/tingkatan untuk menyatakan efisiensi pasar modal.

1. Keadaan diamana harga-harga mencerminkan semua informasi yang ada pada catatan
harga di waktu yang lalu. Dalam keadaan seperti ini pemodal tidak bisa memperoleh
tingkat keuntungan diatas normal dengan menggunakan trading rules berdasarkan atas
informasi harga diwaktu lalu.
2. Keadaan dimana harga-harga bukan hanya mencerminkan harga-harga diwaktu yang
lalu, tetapi semua informasi yang dipublikasikan. Keadaan ini disebut sebagai bentuk
efesiensi setengah kuat (semi strong). Para peneliti telah menguji keadaan ini dengan
melihat peristiwa- peristiwa teretntu seperti, penerbitan saham baru, pengumuman
laba dan deviden, perkiraan tentang laba perusahaan, perubahan praktik- praktik
akuntansi,merger,dan pemecahan saham.
3. Bentuk efisiensi yang kuat (strong forms) diman harga tidak hanya mencerminkan
semua informasi dipubliksikan, tetapi juga informasi yang bisa diperoleh dari analisa
fundanmental tentang perusahaan dan perekonomian.

Pada umumnya disimpulkan bahwa berbagai pasar modal paling tidak memenuhi
persyaratan efisiensi bentuk lemah, banyak yang telah memenuhi syarat efesiensi bentuk
setengah kuat (meskipun dijumpai berbagai penyimpangan atau anormaly), dan bentuk
konklusif untuk efesiensi bentuk kuat.

Semakin cepat informasi baru tercermin pada harga sekuritas, semakin efisien pasar modal
tersebut. Dengan demikian akan sangat sulit (atau bahkan hampir tidak mungkin) bagi para
pemodal untuk memperoleh tingkat keuntungan diatas normal dengan melakukan transaksi
perdagangan di bursa efek

Dalam pasar modal yan efisien, perubahan harga saham mengikuti pola random walk ini
berarti bahwa perubahan harga diwaktu yang lalu tidak bisa dipergunakan untuk
memperkirakan perubahan harga dimasa yang akan datang. Taksiran terbaik harga besok
pagi adalah harga hari ini. Dengan kata lain E(P)= P konsep pasar modal yang efisien
umumnya dipercaya oleh kalangan akademis, tetapi tidak untuk kalangan keuangan. Hal
ini ditujukan dari banyaknya saran-saran untuk melakukan investasi yang didasarkan atas
pengamatan atas perilaku perubahan harga saham.

Pasar modal menjadi efisien karena persaingan antara para analis investasi akan membuat
pasar sekuritas setiap saat munjukan harga yang sebenernya. Para analis akan berupaya
untuk memperoleh informasi selengkap mungkin, bahkan kalau mungkin lebih lengkap
dari analis yang lain, melakukan analis secermat mungkin sehingga akan membuat harga
sekuritas menjadi wajar. Kemugkinan para analis melakukan kesalahan, tapi sejauh ini
kesalahan tersebut bersifat independen, maka kesalahan tersebut akan semakin kecil
dengan banyaknya analis yang melakukan analisa. Apa yang dimaksud dengan nilai
sebenarnya? Nilai sebenarnya adalah harga keseimbangan yang mencerminkan semua
informasi yang tersedia bagi para investor pada suatu titik waktu tertentu.

Mengapa perubahan harga pada psar modal yang efisien adalah random (acak). Apabila
harga-harga selalu mencerminkan semua informasi yangrelevan, maka harga-harga
tersebut baru berubah apabila informasi baru muncul. Tapi apa yang disebut sebagai
informasi baru tidaklah, per definisi, bisa diperkirakan sebelumnya (kalau tidak, namanya
bukan lagi informasi baru). Dengan demikian maka perubahan harga tidaklah bisa
diperkirakan sebelumnya. Dengan kata lain, apabila harga saham mencerminkan semua
informasi yang bisa diperkirakan, maka perubahan harga saham hanyalah mencerminkan
informasi yang tidak bisa diperkirakan, dengan demikian rangkaian perubahan tersebut
tentunya berpola random (acak).

Dua tipe analis investasi membantu membuat adanya perubahan harga secara random.
Banyak para analis yang mempelajari bisnis perusahaan dan mencoba membuka informasi
tentang profitabilitas yang akan memberikan informasi baru terhadap harga saham.

3.2.3 Implikasi Hipotesis Pasar Efisien terhadap Pengambilan Keputusan Pendanaan

Implikasi lain apabila pasar modal efisien adalah bahwa upaya untuk "membodohi" para
pemodal dengan merekayasa laporan keuangan diragukan keberhasilannya. Ada upaya dari
pihak manajemen untuk melaporkan laba yang cenderung meningkat, dan tidak terlalu
berfluktuasi.

Misalkan, manajemen lebih menyukai melaporkan laba pada tahun 19X1, 19X2, dan 19X3
berturut-turut sebesar Rp6,30 miliar, Rp6,90 miliar dan Rp7,20 miliar, daripada misalnya
Rp6,30 miliar Rp7,10 miliar dan Rp7,00 miliar (jumlah keseluruhannya tetap sama). Hal
ini disebabkan karena lopran yang pertama menunjukan kecenderungan peningkatan laba,
sedangkan laporan yang kedua menunjukan laba berfluktuasi.

Apabila pasar modal efisien, temyata rekayasa seperti diatas tidaklah mempunyai dampak
yang berarti bagi harga saham, sejauh pelaporan tersebut tidka merubah cash flow yang
diterima oelh perusahaan. Penyebabnya adalah karena cash flow-lah yang relevam bagi
pemodal, bukan laba akunatansi.

Implikasi ketiga menyangkut masalah timming penerbitan saham. Seringkali pihak


manajemnen berpendapat bahwa saat ini merupakan saat yang tepat untuk menerbitkan
saham baru, karena harga saham perusahaan sedang tinggi dan oleh manajemen dinilai
sudah terlalu tinggi.

3.2.4 Kasus dan Pemecahan

Suatu proyek dengan dengan investasi sebesar Rp. 7.000.000 dan tingkat bunga yang
relevan sebesar 150%. Proyek ini diharapkan akan menghasilkan nilai sebesar Rp.
14.000.000. Maka berapakah besarnya Net Present Value yang akan dihasilkan?

Diketahui: C0 = Rp. 7.000.000

C1 = Rp. 14.000.000

r = 150 %

Ditanyakan: Net Present Value yang dihasilkan adalah

Penyelesaian: NPV = C0 + ( C1 / ( 1 + r ) )

NPV = Rp. -7.000.000 + ( Rp. 14.000.000 / ( 1 + 1,5 )

= Rp. -7.000.000 + Rp. 5.600.000

= Rp. -1.400.000
3.3 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleah adalah bahwa keputusan investasi yang memberikan NPV
positif akan meningkatkan nilai perusahaan (atau kemakmuran pemilik perusahaan).
Dengan demikian, tujuan yang sama yaitu memperoleh NPV positif dan bisa dipergunakan
dalam mengambil keputusan pendanaan (financing decisions).

Perbedaannya adalah bahwa relatif jauh lebih sulit untuk memperoleh NPV postif dari
keputusan pendanaan dibandingkan keputusan investasi. Disebabkan karena keputusan
investasi yang dilakukan pada sektor riil dilakukan pada pasar yang tidak sempurna,
informasi tidak lengkap atau sangat mahal, dan juga dijumpai adanya hambatan untuk
masuk (barrier to entry) untuk sektor tersebut. Sehingga terbuka untuk peluang untuk
memperoleh NPV postiif.

Keputusan pendanaan, sebaliknya dilakukan dalam pasar modal yang umumnya sangat
kompetitif. Informasi terbuka luas bagi semua pemodal, dan pemodal individual tidak bisa
mempengaruhi harga pasar yang seperti ini disebut juga sebagai pasar modal yang tidak
efisien.

Secara formal pasar modal yang efisien didefinisikan sebagai pasar yang harga sekuritas-
sekiritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan. Pasar modal yang efisien
didefinisikan sebagai pasar modal yang harga sekuritasnya-sekuritasnya mencerminkan
semua informasi yang relevan. Ada tiga bentuk/tingkatan untuk menyatakan efisiensi pasar
modal.

1. Keadaan diamana harga-harga mencerminkan semua informasi yang ada pada


catatan harga di waktu yang lalu.
2. Keadaan dimana harga-harga bukan hanya mencerminkan harga-harga diwaktu
yang lalu, tetapi semua informasi yang dipublikasikan. Keadaan ini disebut
sebagai bentuk efesiensi setengah kuat (semi strong).
3. Bentuk efisiensi yang kuat (strong forms) diman harga tidak hanya mencerminkan
semua informasi dipubliksikan, tetapi juga informasi yang bisa diperoleh dari
analisa fundanmental tentang perusahaan dan perekonomian.

Implikasi lain apabila pasar modal efisien adalah bahwa upaya untuk "membodohi" para
pemodal dengan merekayasa laporan keuangan diragukan keberhasilannya. Ada upaya dari
pihak manajemen untuk melaporkan laba yang cenderung meningkat, dan tidak terlalu
berfluktuasi.

Apabila pasar modal efisien, temyata rekayasa seperti diatas tidaklah mempunyai dampak
yang berarti bagi harga saham, sejauh pelaporan tersebut tidka merubah cash flow yang
diterima oelh perusahaan. Penyebabnya adalah karena cash flow-lah yang relevam bagi
pemodal, bukan laba akunatansi.

Implikasi ketiga menyangkut masalah timming penerbitan saham. Seringkali pihak


manajemnen berpendapat bahwa saat ini merupakan saat yang tepat untuk menerbitkan
saham baru, karena harga saham perusahaan sedang tinggi dan oleh manajemen dinilai
sudah terlalu tinggi.

3.4 Soal Latihan

Manajemen Perusahaan ABC ingin membeli mesin produksi untuk meningkatkan jumlah
produksi produknya. Harga mesin produksi yang baru tersebut adalah Rp150 juta dengan
suku bunga pinjaman sebesar 12 persen per tahun. Arus kas yang masuk diestimasikan
sekitar Rp50 juta per tahun selama lima tahun. apakah rencana investasi pembelian mesin
produksi ini dapat dilanjutkan?
DAFTAR PUSTAKA

Suad Husna dan Enny Pudjiastuti. 2012. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi keenam
Cetakan Pertama. Yogyakarta: UPP STIM YPKN.

Anda mungkin juga menyukai