Anda di halaman 1dari 31

Pertemuan Ke-3

PENDANAAN
PERUSAHAAN DAN
EFISIENSI PASAR
MODAL
KEPUTUSAN PENDANAAN DAN NET
PRESENT VALUE
 Saat membicarakan keputusan investasi, kesimpulan
yang kita peroleh adalah bahwa keputusan investasi
yang memberikan NPV positif akan meningkatkan nilai
perusahaan (atau kemakmuran pemilik perusahaan).

 Dengan demikian, memperoleh NPV yang positif juga


bisa dipergunakan dalam mengambil keputusan
pendanaan (financing decision).
KEPUTUSAN PENDANAAN DAN NET
PRESENT VALUE
 Hanya saja relatif lebih sulit untuk memperoleh NPV
positif dari keputusan pendanaan dibandingkan dengan
keputusan investasi.

 Hal ini disebabkan karena keputusan investasi yang


dilakukan pada sektor rill yaitu dilakukan pada pasar
yang tidak sempurna, informasi tidak lengkap dan/atau
sangat mahal, terkadang juga dijumpai adanya
hambatan untuk masuk sektor tersebut, sehingga
terbuka peluang untuk memperoleh NPV yang positif.
KEPUTUSAN PENDANAAN DAN NET
PRESENT VALUE
 Sebaliknya, keputusan pendanaan dilakukan dalam
pasar modal yang umumnya sangat kompetitif,
informasi terbuka luas bagi semua pemodal, dan
pemodal individual tidak bisa mempengaruhi harga.

 Pasar yang seperti ini disebut pasar modal yang efisien.


Dalam keadaan seperti ini, transaksi jual beli sekuritas
akan cenderung menghasilkan NPV yang tidak positif.
KEPUTUSAN PENDANAAN DAN NET
PRESENT VALUE
 Perusahaan mungkin saja dapat memperoleh
pendananaan yang memberikan NPV positif, sejauh
pendanaan tersebut ternyata disubsidi. Jenis pendanaan
ini kadang-kadang diberikan oleh pemerintah untuk
mendorong sektor atau usaha tertentu.

 Misalnya, pemerintah mungkin memberikan tingkat


bunga hanya 11% per tahun kepada industri tertentu.
Apabila tingkat bunga pinjaman yang umum berlaku
adalah 18% per tahun,
KEPUTUSAN PENDANAAN DAN NET
PRESENT VALUE
 kredit yang diterima perusahaan sebesar Rp 1.000 juta
dengan jangka waktu 3 tahun dan pengembalian
menggunakan sistem anuitas, maka perhitungan NPV
pinjaman tersebut dapat dilakukan sebagai berikut.

 Besarnya pembayaran setip tahun, mulai akhir tahun


ke-1 dihitung dengan cara berikut:

X = Rp 409 juta
KEPUTUSAN PENDANAAN DAN NET
PRESENT VALUE
 Apabila perusahaan hanya membayar Rp409 juta per
tahun selama tiga tahun, maka PV pembayaran tersebut
apabila dipergunakan r = 18% adalah:

PV = Rp889 juta

 Dengan demikian NPV pendanaan tersebut adalah:


Rp1.000 juta – Rp 889 juta = Rp 111 juta
KEPUTUSAN PENDANAAN DAN NET
PRESENT VALUE
 Dengan kata lain, perusahaan yang memperoleh kredit
dengan suku bunga murah tersebut menerima subisidi
dari pemerintah senilai Rp 111 juta.

 Tentu saja kita tidak perlu heran jika kita memperoleh


kredit dengan suku bunga murah, tentunya kita
menerima manfaat.

 Cara diatas menunjukkan cara menghitung nilai


manfaat tersebut.
PASAR MODAL YANG EFISIEN
 Secara umum pasar modal yang efisien didefinisikan
sebagai pasar yang harga sekuritas-sekuritasnya telah
mencerminkan semua informasi yang relevan.

 Semakin cepat informasi baru tercermin pada harga


sekuritas, semakin efisien pasar modal tersebut. Dengan
demikian akan sangat sulit bagi para pemodal untuk
memperoleh tingkat keuntungan di atas normal secara
konsisten dengan melakukan transaksi perdagangan di
bursa efek.
MENGAPA PASAR MODAL EFISIEN?
 Pasar modal menjadi efisien karena persaingan antara
para analis investasi akan membuat pasar sekuritas setiap
saat menunjukkan harga yang sebenarnya.

 Para analis akan berupaya memperoleh informasi


selengkap mungkin bahkan jika mungkin lebih lengkap
dari analis yang lain, melakukan analisis secermat
mungkin, sehingga akan membuat harga sekuritas
menjadi wajar.
MENGAPA PASAR MODAL EFISIEN?
Ada dua tipe analis investasi yang membuat adanya
perubahan harga secara random:
 Fundamental analysts

Yaitu para analis yang mempelajari bisnis perusahaan


dan mencoba membuka informasi tentang profitabilitas
yang akan memberikan informasi baru terhadap harga
saham.

Persaingan di antara para peneliti fundamental ini akan


cenderung membuat harga mencerminkan semua
informasi yang relevan dan perubahan harga tidak bisa
diramalkan.
MENGAPA PASAR MODAL EFISIEN?
 Technical analysts
Yaitu para analis yang hanya mempelajari catatan harga
di masa yang lalu dan mencari siklus-siklus tertentu dari
perubahan harga di waktu yang lalu.

Persaingan dalam penelitian teknikal ini akan cenderung


membuat harga saat ini mencerminkan semua informasi
dalam urutan harga di waktu yang lalu dan bahwa
perubahan harga tidak bisa diperkirakan dari harga di
waktu yang lalu.
TIGA BENTUK TEORI PASAR MODAL
YANG EFISIEN
Pasar modal yang efisien didefinisikan sebagai pasar modal
yang harga sekuritas-sekuritasnya mencerminkan semua
informasi yang relevan. Informasi-informasi tersebut
diklasifikasikan menjadi tiga tipe, yaitu:
1) Informasi dalam bentuk perubahan harga di waktu yang
lalu
2) Informasi yang tersedia kepada publik (public
information)
3) Informasi yang tersedia baik kepada publik maupun
tidak (public and private information)
TIGA BENTUK TEORI PASAR MODAL
YANG EFISIEN
1) Harga mencerminkan semua informasi yg ada pada
catatan harga di waktu yg lalu.
Dalam keadaan seperti ini pemodal tidak bisa
memperoleh tingkat keuntungan di atas normal dengan
menggunakan trading rules berdasarkan atas informasi
harga di waktu yang lalu.
Keadaan ini disebut bentuk efisiensi yang lemah (weak
form efficiency). Penelitian tentang random walk
menunjukkan bahwa sebagian besar pasar modal paling
tidak efisien dalam bentuk ini.
TIGA BENTUK TEORI PASAR MODAL
YANG EFISIEN
3) Bentuk ketiga adalah bentuk efisiensi yang kuat (strong
forms) dimana harga tidak hanya mencerminkan semua
informasi yang dipublikasikan, tetapi juga informasi
yang bisa diperoleh dari analisa fundamental tentang
perusahaan dan perekonomian.
Dalam keadaan semacam ini pasar modal akan seperti
rumah lelang yang ideal; harga selalu wajar dan tidak
ada investor yang mampu memperoleh perkiraan yang
lebih baik tentang harga saham kebanyakan tes dalam
bentuk ini dilakukan terhadap prestasi berbagai
portofolio yang dikelola secara profesional.
IMPLIKASI HIPOTESA PASAR YANG EFISIEN
TERHADAP KEPUTUSAN PENDANAAN

1) Jika kita percaya bahwa pasar modal efisien, maka


perusahaan akan menerima harga yang wajar dari
setiap sekuritas yang diterbitkan, sulit bagi perusahaan
untuk menjual sekuritas dengan harga terlalu mahal.

2) Implikasi lain apabila pasar modal efisien adalah


bahwa upaya untuk “membodohi” para pemodal
dengan merekayasa laporan keuangan diragukan
keberhasilannya.
IMPLIKASI HIPOTESA PASAR YANG EFISIEN
TERHADAP KEPUTUSAN PENDANAAN

3) Implikasi ketiga menyangkut masalah timing penerbitan


saham.
Seringkali pihak manajemen berpendapat bahwa saat ini
merupakan saat yang tepat untuk menerbitkan saham baru,
karena harga saham perusahaan sedang tinggi dan oleh
manajemen dinilai sudah terlalu tinggi.
Hal ini kemudian ditafsirkan oleh masyarakat bahwa
sebenarnya kondisi perusahaan tidaklah sebaik semula,
maka sesuai dengan hipotesa pasar yang efisien, harga
saham akan turun menyesuaikan diri dengan informasi baru
tersebut.
INSTRUMEN KEUANGAN JANGKA
PANJANG

 Pasar modal merupakan pertemuan demand dan supply


jangka panjang.

 Permintaan dana jangka panjang umumnya berasal dari


perusahaan yang dilakukan dengan menerbitkan
instrumen keuangan (sekuritas) berjangka panjang,
seperti saham dan obligasi.

 Saham menunjukkan bukti kepemilikan, sedangkan


obligasi merupakan surat tanda hutang jangka panjang
yang diterbitkan oleh perusahaan.
SAHAM
 Di Indonesia, saham yang diterbitkan oleh perusahaan
ke pasar modal boleh diterbitkan dengan ataupun tanpa
nilai nominal.

 Apabila saham diterbitkan dengan nilai nominal maka


modal saham di neraca dicatat sesuai dengan nilai
nominal. Apabila terjual di pasar modal lebih tinggi
dari nilai nominal, maka selisihnya dicatat sebagai
“tambahan modal disetor”.

 Apabila tanpa nilai nominal, maka seluruh hasil


penjualan saham tersebut dicatat sebagai modal saham.
SAHAM
 Berikut contoh akun ekuitas PT Jasa Marga (persero)
Tbk yang menawarkan sahamnya pertama kali ke
publik pada Oktober 2007:
SAHAM

 Akun ekuitas tersebut menunjukkan bahwa perusahaan


dapat menerbitkan saham sampai sejumlah 19.040 juta
lembar saham tanpa harus merubah Anggaran
Dasarnya. Hal ini ditunjukkan oleh “Modal Dasar”.

 Karena perusahaan sudah menerbitkan 6.800 juta


lembar saham, maka jumlah lembar saham yang masih
dapat diterbitkan lagi tanpa merubah Anggaran Dasar
adalah 12.240 juta lembar saham.
SAHAM

 Karena jumlah lembar saham yang telah diterbitkan


sebesar 6.800 juta dengan nilai nominal @Rp500, maka
“modal saham” dicatat sebesar Rp3.400 miliar.

 Pada Oktober 2007 perusahaan menerbitkan saham


baru sebanyak 2.040 juta ditawarkan dengan harga
Rp1.700 per lembar. Selisih harga per lembar Rp1.200
x 2.040 juta lembar saham dicatat sebagai tambahan
modal disetor yaitu sebesar Rp2.448 miliar.
SAHAM

 Karena pada waktu menawarkan saham ke publik


perusahaan mengeluarkan berbagai biaya hampir
Rp103 miliar, maka “tambahan modal disetor” dicatat
sedikit di atas yaitu Rp2.345 miliar (yaitu Rp2.448 –
Rp103).

 Karena tidak semua laba yang diperoleh dibagikan


sebagai dividen maka muncul akun “saldo laba”
SAHAM
 Akun ekuitas PT Jasa Marga (persero) Tbk pada tahun
2008:
SAHAM
 Pada tahun 2008 perusahaan melakukan pembelian
kembali (stock repurchase) sebanyak 8.758.000 lembar
saham. Karena itu “modal saham” berkurang sebesar
Rp4.379 miliar (yaitu 8.758.000 x Rp500).
 Akun tambahan modal disetor menurun Rp802 juta
apabila dibandingkan dengan tahun 2007. Hal ini
berarti bahwa rata-rata saham yang dibeli kembali
dengan harga (Rp1.802 juta/ 8.758.000) = Rp206 di
atas nilai nominalnya.
 Dengan kata lain saham yg dibeli kembali rata-rata
dibayar dengan harga Rp706 per lembar saham.
SAHAM

 Nilai akun saldo laba meningkat apabila dibandingkan


dengan tahun 2007.

 hal ini berarti bahwa pada tahun 2008 perusahaan


memperoleh laba bersih setelah pajak sejumlah
tertentu, tetapi setelah sebagian saldo laba tersebut
dipergunakan untuk membayar dividen dan lain-lain
saldonya bertambah sekitar Rp602 miliar.
SAHAM

 Dengan demikian nilai buku per lembar saham pada


tahun 2007 :

 Sedangkan nilai buku per lembar saham pada tahun


2008 :

 Harga saham tersebut di bursa bisa sangat berbeda


dengan nilai bukunya.
OBLIGASI

 Obligasi merupakan surat tanda hutang, dan umumnya


tidak dijamin dengan aktiva tertentu. Karena itu, jika
perusahaan bangkrut pemegang obligasi akan
diperlakukan sebagai kreditur umum.
 Obligasi akan mencantumkan:
1) Nilai perusahaan atau face value
2) Jangka waktu akan dilunasi
3) Bunga yang dibayarkan (coupon rate)
4) Berapa kali dalam satu tahun bunga tersebut
dibayarkan
OBLIGASI

 Nilai pasar obligasi akan sangat dipengaruhi oleh


perubahan tingkat bunga yang umum berlaku. Apabila
tingkat bunga naik, maka harga obligasi akan turun,
dan sebaliknya.
 Karena risiko obligasi terletak sebagian besar pada
tingkat bunga, maka beberapa perusahaan memilih
untuk menerbitkan obligasi dengan suku bunga
mengambang (floating rate).
 Dengan demikian pada saat suku bunga naik, coupon
rate ikut naik, demikian juga sebaliknya.
OBLIGASI

 Terkadang obligasi mencantumkan klausul yang


menyatakan bahwa obligasi tersebut dapat dilunasi oleh
perusahaan dengan harga tertentu (call price).
 Call price ini selalu lebih tinggi dari face valuenya.

 Misalnya, obligasi dengan face value Rp1.000.000


dinyatakan mempunyai call price Rp1.100.000. ini
berarti bahwa perusahaan bisa melunasi obligasi
tersebut dengan harga Rp1.100.000.
OBLIGASI
 Persyaratan ini dilakukan oleh perusahaan jika perusahaan
khawatir akan terjadi penurunan suku bunga. Bagi
pemegang obligasi, apabila suku bunga turun, maka harga
obligasi akan naik. Jika naiknya sampai lebih dari
Rp1.100.000, maka perusahaan mungkin akan
“memanggil” obligasi tersebut untuk dilunasi.

 Tentu saja ini akan merugikan pemilik obligasi. Karena itu


persyaratan ini harus sudah diberitahukan pada saat
penerbitan obligasi, dan terkadang dicantumkan periode
perlindungan terhadap pemegang obligasi. Dalam periode
itu perusahaan tidak boleh memanggil obligasi.

Anda mungkin juga menyukai