Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN

CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM)


ARBITRAGE PRICNG THEORY (APT)

DISUSUN OLEH :
MAGISTER AKUNTANSI KELAS A

1. Tri Eva Mya Roshita 17919004


2. Ihsan Saddam Ahmadi 17919018
3. Baiq Dinda Puspita Ayu 17919019
4. Hanifati Sabryna Tarigan 17919020

MAGISTER AKUNTANSI
PROGRAM PASCA SARJANA FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif dalam

menggerakkan dana dari masyarakat untuk selanjutnya disalurkan pada kegiatan-

kegiatan produktif. Investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan dana dapat

menginvestasikan dananya pada berbagai sekuritas dengan harapan memperoleh

imbalan (return) di pasar modal. Menurut Undang-undang Pasar Modal No. 8

tahun 1995 mendefinisikan pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan

dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang

berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang

berkaitan dengan efek.

Pembeli di pasar modal adalah individu atau lembaga yang bersedia

menyisihkan kelebihan dananya untuk melakukan kegiatan investasi di pasar

modal. Aktivitas didalam pasar modal menjadi penghubung antara investor (pihak

yang memiliki dana) dengan pihak yang memerlukan dana jangka panjang melalui

perdagangan instrumen seperti surat berharga yang meliputi surat pengakuan

utang, surat berharga komersial (commercial paper), saham, obligasi, tanda bukti

hutang, waran (warrant), dan right issue. Pasar modal juga merupakan salah satu

cara bagi perusahaan dalam mencari dana dengan menjual hak kepemilikan

perusahaan kepada masyarakat. Bagi investor pasar modal dapat membantu


menentukan pilihan investasi terbaik yang nantinya akan memberikan

pengembalian tingkat keuntungan yang tinggi dengan tingkat risiko yang rendah.

Informasi pada hakikatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik

untuk keadaan masa lalu, saati ini maupun keadaan masa yang akan datang. Bagi

investor, naik turun dan konstannya harga saham di pasar akan memberikan sinyal

baik itu dalam bentuk positif maupun negatif. Salah satu asumsinya yaitu investor

mempunyai informasi yang tidak sempurna mengenai profitabilitas perusahaan.

pada kondisi informasi yang tidak sempurna tersebut, fungsi deviden adalah

sebuah sinyal dari arus kas yang diharapkan. Sinyal informasi tersebut dibutuhkan

oleh para investor untuk menentukan apakah akan menanamkan sahamnya pada

perusahaan yang bersangkutan atau tidak.

Dalam investasi saham semua investor yang melakukan investasi tentunya

mengharapkan tingkat pengembalian (return) yang sesuai dengan dana yang

diinvestasikan. Namun tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor tidak

selalu sesuai dengan tingkat pengembalian aktual yang akan diperoleh sehingga

investor tidak mengetahui dengan pasti hasil yang akan diperoleh dari investasi

saham. Keadaan ini menunjukkan bahwa investor menghadapi risiko dalam

berinvestasi. Oleh karena itu investor harus dapat memperkirakan seberapa besar

risiko yang harus ditanggungnya. Karena dalam investasi hanya dengan

menghitung return saja tidaklah cukup. Risiko dari investasi juga perlu

diperhitungkan agar dapat mengambil keputusan. Return dan risiko merupakan

dua hal yang tidak terpisahkan kerena mempunyai hubungan yang positif yaitu

semakin besar risiko yang ditanggung maka semakin besar pula return yang
dikompensasikan. Risiko sering didefinisikan sebagai variabilitas return terhadap

return yang diharapkan. Untuk meminimalkan risiko pada tingkat imbal hasil

yang dikehendaki dalam berinvestasi saham dapat dilakukan dengan cara

diversifikasi atau menanamkan dana lebih dari satu jenis surat berharga

(portofolio). Investor dapat membentuk sebuah portofolio (diversifikasi) saham

yaitu dengan melakukan investasi pada banyak saham sehingga risiko kerugian

pada satu saham dapat ditutup dengan keuntungan saham yang lainnya.

Teori pasar modal merupakan perpanjangan dari teori portofolio dan

mengembangkan model untuk menilai harga semua aset yang berisiko, yang

akhirnya memunculkan apa yang dinamakan dengan capital asset pricing model

(CAPM) untuk menentukan required rate of return untuk semua aset yang

berisiko. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat

berupa return realisasian yang sudah terjadi atau return ekspektasian yang belum

terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Estimasi return

suatu sekuritas dengan baik dan mudah memerlukan suatu model estimasi. Capital

asset pricing model (CAPM) merupakan salah satu teori yang mencoba

menjelaskan bagaimana suatu aktiva ditentukan harganya oleh pasar atau

bagaimana menentukan tingkat keuntungan yang dipandang layak untuk suatu

investasi saham. Oleh karena itu capital assets pricing model (CAPM) yang dapat

digunakan untuk mengestimasi return suatu sekuritas dianggap penting dalam

bidang keuangan.

Saham dengan tingkat risiko tertentu investor akan meminta return tertentu

yang besarnya akan diestimasikan dengan metode capital asset pricing model
(CAPM). CAPM adalah sebuah model yang menjelaskan hubungan antara risiko

dengan expected return suatu sekuritas atau portofolio pada kondisi pasar yang

seimbang (ekuilibrium). Implikasi dari asumsi ekuilibrium adalah semua investor

akan memilih portofolio pasar, yaitu portofolio yang berisi dengan semua aktiva

yang ada di pasar dan portofolio pasar ini merupakan portofolio aktiva berisiko

yang optimal, yaitu yang berada di efficient frontier. CAPM menyebutkan bahwa

risiko bukan lagi diartikan sebagai deviasi standar tingkat keuntungan tetapi

diukur dengan beta (=β). Model CAPM diperkenalkan oleh Treynor, Sharpe dan

Litner. Model CAPM merupakan pengembangan teori portofolio yang

dikemukan oleh Markowitz dengan memperkenalkan istilah baru yaitu risiko

sistematik dan risiko tidak sistematik. Sedangkan risiko yang tidak sistematis

dianggap tidak relevan karena risiko ini dapat dihilangkan melalui diversifikasi.

Capital Asset Pricing Model mengasumsikan bahwa investor adalah

perencana pada suatu periode tunggal yang memiliki persepsi yang sama

mengenai keadaan pasar dan mencari mean-variance dari portofolio yang optimal.

Capital Asset Pricing Model juga mengasumsikan bahwa pasar saham yang ideal

adalah pasar saham yang besar, dan para investor adalah para pengambil

keputusan harga, tidak ada pajak maupun biaya transaksi, semua aset dapat

diperdagangkan secara umum, dan para investor dapat meminjam maupun

meminjamkan pada jumlah yang tidak terbatas pada tingkat suku bunga tetap

yang tidak berisiko (fixed risk free rate). Dengan asumsi ini, semua investor

memiliki portofolio yang risikonya identik. Penggunaan capm dinilai karena

memiliki satu faktor makro yaitu kepekaan terhadap portofolio pasar sehingga
dapat digunakan untuk mengetahui hubungan keseimbangan antara risiko dengan

tingkat pengembalian yang diharapkan untuk setiap surat berharga. Tujuan utama

penggunaan capm adalah memberikan prediksi yang tepat mengenai hubungan

antara risiko suatu asset dengan return yang diharapkan dan menentukan harga

suatu aset dan capm sebagai dasar untuk menentukkan kelompok saham yang

dapat dipilih sebagai tempat investasi.

Berdasarkan penjelasan diatas mengenai Capital assets pricing model

(CAPM) kami bermaksud akan mengimplementasikan teori tersebut dengan

menganalisa suatu jurnal yang berkaitang dengan teori tersebut yaitu dengan judul

“analisis metode capital assets pricing model (CAPM) sebagai dasar pengambilan

keputusan investasi saham ( studi pada seluruh saham yang terdaftar di BEI

periode 2010-2012). Jurnal ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Bunga

engineering seftyanda, darminto, dan muhammad saifi dari universitas brawijaya,

malang. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian

desktiptif dengan pendekatan kuantitatif yang mengambil lokasi penelitian pada

bursa efek indonesia (BEI). Tujuan penelitian dalam jurnal yang akan kami

analisa adalah untuk mengetahui kinerja keseluruhan saham-saham berdasarkan

tingkat pengembalian saham dan risiko serta menentukan pengelompokkan dan

penilaian saham-saham yang efisien dan tidak efisien menurut capital assets

pricing model pada perusahaan yang terdaftar dalam bursa efek indonesia periode

2010-2012.
1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang dipaparkan diatas, kami mengambil beberapa

poin rumusan masalah yang akan dibahas pada paper ini yaitu:

1. Apa saja tahapan-tahapan analisis data dalam penelitian untuk perhitungan

capital assets pricing model (CAPM) ?

2. Apa kelebihan dan kekurangan metode penelitian yang berkaitan dengan

capital assets pricing model dalam jurnal yang dibahas?

1.3. Tujuan penelitian

Tujuan paper ini dalam menganalisa jurnal yang terkait adalah untuk:

1. Untuk mengetahui tahapan-tahapan analisis data dalam penelitian untuk

perhitungan capital assets pricing model (CAPM)

2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan metode penelitian yang

berkaitan dengan Capital Assets Pricing Model (CAPM) dalam jurnal yang

dibahas
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Saham

Definisi saham menurut para ahli adalah sebagai tanda penyertaan atau

pemilikkan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas

(PT). Saham adalah surat bukti bahwa kepemilikkan atas aset-aset perusahaan

yang menerbitkan saham.

2.2. Tingkat pengembalian saham (return)

Return adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan, individu dan

institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukan. Return merupakan hasil

yang diperoleh dari investasi. Bentuk dari return berupa return realisasi yang

sudah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis dan return ekspektasi yang

belum terjadi tetapi diharapkan akan terjadi dimasa mendatang. Berdasarkan

pendapat tersebut, return pada dasarnya adalah tingkat pengembalian yang

diharapkan atas kejadian kegiatan investasi yang telah dilakukan.

2.3. Capital Asset Pricing Model (CAPM)

Capital assets pricing model (CAPM) pertama kali dikenalkan oleh

sharpe, lintner dan mosiin pada pertengahan tahun 1960. Menurut tandelilin

capital assets pricing model (CAPM) merupakan suatu model yang

menghubungkan tingkat return harapan dari suatu assest berisiko dengan risiko

oleh teori portofolio pada kondisi pasar yang seimbang. Capm merupakan suatu
model yang digunakan untuk menentukkan harga suatu assets dengan

mempertimbangkan risikonya. Berdasarkan beberapa pendapat pada dasarnya

capm adalah salah satu model keseimbangan yang bertujuan untuk menetapkan

harga asset financial dengan menetapkan return dan pertimbangan risiko yang

terdapat didalamnya.

2.4. Asumsi-asumsi CAPM

Dalam jurnal ini ada beberapa asumsi yang digunakan dalam penerapan

CAPM. Asumsi-asumsi tersebut adalah:

 Semua investor memiliki cakrawala waktu satu periode yang sama

 Semua investor melakukan pengambilan keputusan investasi berdaarkan

pertimbangan nilai return ekspektasi dan deviasi standar return dari

portofolionya.

 Semua investasi mempunyai harapan yang sama terhadap faktor-faktor

input yang digunakan untuk keputusann portofolio.

 Semua investor dapat meminjamkan seluruh dananya atau meminjam

sejumlah dana dengan jumlah yang tidak terbatas pada tingkat suku bunga

bebas risiko.

 Penjualan pendek diijinkan

 Dengan nilai terkecilpun investor dapaat melakukan investasi dan

melakukan transaksi penjualan dan pembelian aktiva setiap saat dengan

harga yang berlaku.


 Semua aktiva dapat dijual dan dibeli pasar dengan cepat (liquid) dengan

harga yang berlaku.

 Tidak ada biaya transaksi

 Tidak terjadi inflasi

 Tidak ada pajak pendapatan pribadi

 Investor individual tidak dapat mempengaruhi harga suatu aktiva dengan

kegiatan membeli dan menjual aktiva tersebut. Pasar modal dalam kondisi

equilbrium.

2.5. Saham Efisiensi

Penggolongan saham efisien sangat penting dalam pengambilan keputusan

investasi, karena hanya saham-saham yang efisien yang baik untuk dibeli dengan

alasan dapat memberikan keuntungan yang diharapkan oleh investor. Saham yang

efisien adalah saham yang pada saat memberikan risiko besar maka tingkat

keuntungan yang didapat akan besar atau pada saat risiko terkecil maka tingkat

keuntungan yang didapatpun rendah. Saham yang efisien adalah saham saham

dengan tingkat pengembalian lebih besar dari tingkat pengembalian yang

diharapkan. Kelompok saham yang efisien jika dilihat dari security market line

maka terlihat saham yang efisien terdapat diatas garis SML. Keputusan yang

diambil oleh investor untuk saham yang efisien adalah mengambil atau membeli

saham. Sementara untuk saham yang tidak efisien adalah saham-saham tingkat

pengembalian individu lebih kecil daripada tingkat pengembalian yang

diharapkan. Keputusan yang diambil oleh investor adalah menjual saham sebelum

harga saham turun.


BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Tahapan-tahapan analisis data dalam perhitungan Capital assets pricing

market (CAPM)

Dalam implementasi teori capital asset pricing model (CAPM) kami

memutuskan untuk menganalisis jurnal dengan judul “Analisis metode capital

asset pricing model (CAPM) sebagai dasar pengambilan keputusan investasi

saham (Studi pada seluruh saham yang terdaftar di BEI periode 2010-2012).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keseluruhan saham-saham

berdasarkan tingkat pengembalian saham dan risiko serta menentukan

pengelompokkan dan penilaian saham-saham yang efisien dan tidak efisien

menurut capital assets pricing model pada perusahaan yang terdaftar dalam bursa

efek indonesia periode 2010-2012. Metode penelitian yang digunakan pada

penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang mengambil

sampel penelitian pada seluruh saham yang listing di bursa efek pada periode

2010-2012. Dari keseluruhan sampel yang diambil untuk diteliti hanya berjumlah

18 saham perusahaan dengan teknik pengumpulan data mengandalkan pada

metode dokumenter, yaitu peneliti mencari dokumen, tulisan, sejarah yang

berkaitan dengan objek penelitian. Sumber data dalam penelitian ini

menggunakan data time series bulanan dari harga saham perusahaan.


Dalam penelitian ini, untuk mengetahui dan membuat perhitungan capital

assets pricing model (CAPM) ada tahapan-tahapan analisis dalam penelitian yang

dilakukan. Tahapan dalam analisis data sangat penting karena sebelum

memperhitungkan CAPM harus dinilai dengan cara yang benar sehingga hasil

yang didapat akan sesuai dengan realitas yang ada. Tahapan yang dipilih oleh

peneliti dan di lakukan ada enam tahapan. Tahapan-tahapan analisis data dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menghitung tingkat pengembalian saham individu (Ri) tiap bulan. Adapun

pengukuran dari tahap ini menggunakan rumus:

(𝑃𝑡 − 𝑃𝑡 − 1) + 𝑑
Ri =
𝑃𝑡 − 1

Dimana:

Ri : tingkat pengembalian saham individu

Pt : harga saham pada periode t

Pt-1 : harga saham pada periode t-1

D : deviden

Berdasarkan hasil perhitungan diatas tingkat pengembalian saham

individu (Ri) periode januari 2010 sampai desember 2012 diatas menunjukkan

bahwa 18 saham sampel penelitian memiliki rata-rata tingkat pengembalian

positif ((Ri) > 0). Secara keseluruhan rata-rata return dari semua saham adalah

0.028335441 atau 2,833 %. Rata-rata return tertinggi dimiliki oleh saham


perusahaan PT. Elang Mahkota Teknologi Tbk yaitu sebesar 0.067359286 atau

6,735% dan saham perusahaan PT. Astra Internasional Tbk memiliki rata-rata

tingkat pengembalian saham individu terendah, yaitu sebesar 0.000155535 atau

0,0155

2. Menghitung tingkat pengembalian pasar (Rm). Adapun pengukuran dari tahap

ini menggunakan rumus:

IHSGt − (IHSGt − 1)
Rm =
𝑃𝑡 − 1

Hasil dari perhitungan tingkat pengembalian pasar (Rm) periode januari 2010-

desember 2012 rata-rata tingkat pengembalian pasar selama 3 tahun adalah

sebesar 1,607 % dengan pembagian waktu selama 36 bulan. Selain itu tingkat

pengembalian pasar lebih besar daripada tingkat pengembalian bebas risiko

(1,607 > 0,52 %) ini menandakan performance investasi dikatakan baik

3. Menghitung tingkat pengembalian bebas risiko (Rf) menggunakan suku bunga

SBI bulanan. Adapun dalam tahan ini menggunakan pengukuran dari rata-rata

tingkat suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia) yang ditetapkan oleh Bank

Indonesia. Dari informasi yang didapatkan bahwa tingkat suku bunga bank

indonesia pada bulan febuari sampai bulan september tahun 2011 yaitu sebesar

0,0675 atau 6,75 %. Sementara untuk tingkat level terendah tingkat suku bunga

bank indonesia berada pada bulan febuari sampe bulan desember 2012 yaitu

0,0575 atau 5,75 %. Rata-rata tingkat suku bunga selama periode januari 2010-

desember 2012 adalah sebsar 6,2847 % yang kemudia nilai di bagikan dengan

jumlah bulan dalam setahun sehingga nilai tingkat pengembalian risiko yaitu

0,52 %.
6,2847 %
Rf = = 0.52 %
12

4. Menghitung risiko sistematis masing-masing saham individu. Dalam

tahapan ini menggunakan pengukuran yaitu:


σm
βi =
𝜎2 m

risiko sistematis( beta) merupakan ukuran risiko yang berasal dari

hubungan antara tingkat pengembalian suatu saham dengan tingkat

pengembalian pasar. Dari hasil uji dalam penelitian dilihat bahwa sebagian

besar nilai beta dari 12 saham perusahaan periode januari 2010-desember

2012 memilkiki rata-rata risiko saham lebih dari 1 dan menandakan harga

saham lebih mudah berubah dibandingkan indeks pasar. Dari hasil uji

didapatkan pt astra graphia Tbk (ASGR) merupakan saham yang cukup

aktif dalam mengikuti perubahan pasar dengan beta sebesar 2,099.

Sedangkan perusahaan dengan beta terkecil yaitu unilever Tbk (unvr)

sebesar 0,29.

5. Menghitung tingkat pengembalian yang diharapkan. Adapun pada tahapan

ini pengukuran digunakan menggunakan rumus:

E(Ri)=Rf+[E(Rm)-Rf βi]

Dalam hasil penelitian ini didapat hasil perhitungan yaitu pt astra graphia

Tbk (ASGR) memiliki tingkat return yang paling tinggi yaitu sbesar

2,798% dan Unilever Tbk memiliki return yang diharapkan terkecil yaitu

0,841 %. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa besar kecilnya

tingkat pengembalian yang diharapkan tergantung pada besar kecilnya


nilai beta yang menentukan risiko. Dengan kata lain tingkat pengembalian

yang diharapkan dengan nilai beta memiliki hubungan positif dan linier.

6. Menggolongkan efisiensi saham dengan menggunakan grafik Security

market line( SML) dan pengambilan keputusan investasi saham. Adapun

SML yang digambar dalam pennelitian ini adalah sebagai berikut:

Dalam penelitian ini Security market line digunakan untuk menjelaskan

secara grafik keadaan saham efisien dan tidak efisien. Dari grafik tersebut

dapat dilihat hanya 12 saham perusahaan yang termasuk saham

efisien(undervalued). Rekomendasi untuk saham yang efisien adalah

membeli atau menahan saham tersebut. Sedangkan keputusan terhadap

saham yang overvalued adalah menjual saham.

3.2. Kelebihan dan Kelemahan Jurnal yang berkaitan dengan capital assets

pricing model (CAPM)

Setelah kami analisis dan mencoba pahami jurnal yang kami pilih, kami

mencoba mencari kelebihan dan kelemahan yang ada pada jurnal ini. Ada

beberapa kelebihan jurnal dan ada pula beberapa kelemahan dari jurnal ini.
Menurut kami hal ini dirasa wajar karena tidak ada yang sempurna diduina

ini. Dalam penelitian pula seperti itu. Harapannya kelebiha dan kekurangan

yang ada dapat dijadikan pelajaran dan perbaharuan untuk penelitian

selanjutnya.

3.2.1. Kelebihan Jurnal

Dalam jurnal yang berjudul “Analisis metode capital assets pricing model

(CAPM) sebagai dasar pengambilan keputusan investasi saham” ada

beberapa kelebihan yang kami dapatkan. Kelebihan jurnal antara lain

 Menjelaskan asumsi CAPM dalam sudut pandang investor sehingga dapat

dijadikan pertimbangan untuk pengambilan keputusan

 Teknik pengumpulan data yaitu menggunakan metode dokumenter dan

bentuk jenis time series yang dirasa sudah tepat untuk mendapatkan

informasi yang relevan berhubungan dengan Objek penelitian

 Metode Security Market Line adalah grafik yang tepat digunakan untuk

securitas individual dalam melihat ekuilibrium pasar mengenai expected

return dengan risiko. Dan dinilai susdah sesuai dengan objek penelitian.

3.2.2. Kelemahan Jurnal

Dalam jurnal yang berjudul “Analisis metode capital assets pricing model

(CAPM) sebagai dasar pengambilan keputusan investasi saham” ada

beberapa kelemahan yang kami dapatkan. Kelemahan jurnal antara lain:


 Tidak mencantumkan teori yang dijadikan landasan penelitian dalam

menjelaskan keterikatan teori dengan objek yang dibahas (CAPM).

 Objek penelitian atau sampel hanya terbatas pada dua tahun berjalan

(januari 2010- desember 2012)sehingga dirasa kurang menjelaskan CAPM

secara komprehensif . Sampel yang digunakan hanya 18 perusahaan.


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Dari analisa jurnal yang telah kami lakukan kesimpulan yang kami

dapatkan adalah sebagai berikut:

1. Jurnal ini menjelaskan asumsi CAPM dalam sudut pandang investor sehingga

dapat dijadikan pertimbangan untuk pengambilan keputusan.

2. Metode Security Market Line adalah grafik yang tepat digunakan untuk

securitas individual dalam melihat ekuilibrium pasar mengenai expected

return dengan risiko. Dan dinilai susdah sesuai dengan objek penelitian.

3. Objek penelitian atau sampel hanya terbatas pada dua tahun berjalan (januari

2010- desember 2012)sehingga dirasa kurang menjelaskan CAPM secara

komprehensif . Sampel yang digunakan hanya 18 perusahaan.

4.2. Saran

1. Dalam penelitian sebaiknya mencantumkan teori yang akan dijadikan

landasa penelitian. Kaijan teori diperkaya lagi sehingga dapat memperkuat

penelitian yang dilakukan

2. Dalam penelitian selanjutnya lebih baik menggunakan objek yang berbeda

dengan periode yang lebih lama sehingga mendapatkan data yang

komprehensif.
DAFTAR PUSTAKA

Brigham, E.F. dan Joel F.H. 2010. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi 11,
Jakarta: Salemba Empat.

Hartono, Jogiyanto. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi 6,


Yogyakarta: BPPE.

Home, J.C.V. dan John M. W. 2012. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, Edisi


13, Jakarta: Salemba Empat.

Keown, A.J., John D.M., J.W.P., David F.S. 2011. Manajemen Keuangan: Prinsip
dan Penerapan, Edisi Sepuluh, Jakarta: Indeks.

Seftyanda, B.E., Darminto., M.S. (2014). Analisis Capital Assets Pricing Model

(CAPM) Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Investasi Saham (Studi

Pada Seluruh Saham Yang Terdaftar Di BEI Periode 2010-2012). Jurnal

administrasi bisnis (JAB), Vol. 17 No.2.

Anda mungkin juga menyukai