Anda di halaman 1dari 8

JURNAL FOKUS, Volume 7, Nomor 2 September 2017

ANALISIS EFISIENSI PASAR MODAL KONVENSIONAL BENTUK LEMAH DI


BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2014-2015

Ade Lisa Istifarida


adelisaistifarida@yahoo.co.id
Universitas Ahmad Dahlan
Salamatun Asakdiyah
salamatun_2009@yahoo.com
Universitas Ahmad Dahlan

ABSTRAK

The purpose of this study is to determine efficiency in a weak form conventional capital
market in Indonesia using stock price data weekly in the 2014-2015 period. Techniques in
testing market efficiency forms. This weakness uses a purposive sampling technique as well
as a method for data collection using the documentation method. Obtained 36 companies
which is included in the LQ-45 index which is used as a research sample. Testing the
hypothesis of a weak form of capital market efficiency using the run test test. The results of
this study, that the conventional capital market is efficient in a weak form using stock price
information for the period research. It is proven by 33 shares (91.7%) moving randomly
(random) and 3 shares (8.3%) move non-randomly (not randomly). Then it can be concluded
that the conventional capital market is efficient in its form weak.

Keywords: LQ-45; Conventional Capital Market; Weak Form; Run Test.

PENDAHULUAN Menurut Tandelilin (2010) Pasar


modal merupakan pertemuan antara
Pasar modal (capital market) pihak yang memiliki kelebihan dana
merupakan tempat perdagangan instrumen dengan pihak yang membutuhkan dana
keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dengan cara memperjualbelikan sekuritas.
dalam bentuk modal sendiri (stock) atau Pasar modal juga dapat diartikan sebagai
hutang (bond) yang diterbitkan oleh pasar untuk memperjualbeikan sekuritas
pemerintah maupun oleh perusahaan yang memiliki umur lebih dari satu tahun,
swasta. Pasar modal merupakan sarana seperti saham dan obligasi. Sedangkan
untuk mempertemukan penawar dan tempat terjadinya jual beli sekuritas
permintaan dalam bentuk efek, sehingga disebut sebagai bursa efek. Oleh karena
pasar modal sering disebut sebagai bursa itu bursa efek sendiri dapat diartikan
efek. Sesungguhnya ada perbedaan sebagai bentuk fisik dari pasar modal.
mendasar antara pasa modal (stock Dalam kegiatan investasi di pasar
market) dengan bursa efek (stock modal tentu saja investor memiliki
exchange). Pasar modal merupakan tempat tujuan untuk memperoleh keuntungan
perdagangan surat berharga (stock dan dari apa yang telah mereka tanamkan.
bond), sedangkan Bursa efek merupakan Investasi di awali dengan mengorbankan
pihak yang menyelenggarakan dan dananya dimasa kini untuk memperoleh
menyediakan sistem dan/atau sarana keuntungan di masa datang. Investasi
untuk memepertemukan penawaran jual merupakan salah satu ajaran dari konsep
dan beli efek di antara mereka Islam yang memenuhi proses tadrij dan
(Yusgiantoro, 2004). trichotomy pengetahuan tersebut. Hal

101
JURNAL FOKUS, Volume 7, Nomor 2 September 2017

tersebut dapat dibuktikan bahwa konsep saham, maka pasar modal yang
investasi selain sebagai pengetahuan juga bersangkutan semakin efisien. Informasi
bernuansa spiritual karena menggunakan yang sepenuhnya tercermin pada harga
norma syariah, sekaligus merupakan saham akan sangat berharga bagi para
hakikat dari sebuah ilmu dan amal, pelaku pasar modal dan institusi yang
oleh karenanya investasi sangat berkaitan (Mar’ati, 2012).
dianjurkan bagi setiap muslim (Huda, Pasar modal yang efisien adalah
2007). pasar di mana harga semua sekuritas yang
Informasi merupakan salah satu diperdagangkan telah mencerminkan
faktor penting bagi investor untuk semua informasi yang tersedia. Konsep
mencapai tujuan di pasar modal, yaitu pasar yang efisien menyiratkan adanya
memperoleh profit. Berdasarkan informasi suatu proses penyesuaian harga sekuritas
yang ada faktor kunci bagi investor di menuju harga keseimbangan yang baru,
Pasar Modal dalam rangka mewujudkan sebagai respon atas infomasi baru yang
tujuannya yaitu memperoleh profit. masuk ke pasar (Tandelilin, 2010).
Berdasarkan informasi yang tersedia, Menurut Hartono (2014) Efisien
investor akan mengambil keputusan kapan pasar modal dapat dibedakan menajadi
akan membeli saham atau tiga bagian yaitu: pertama, efisiensi
mempertahankan saham yang telah pasar modal dalam bentuk lemah dimana
dimiliki atau kapan akan melepas saham harga sekuritas saat ini mencerminkan
atau tidak melakukan pembelian sama semua informasi masa lalu (historis).
sekali. Terdapat banyak sekali investor di Kedua, efisien pasar bentuk setengah
pasar modal, mereka juga akan kuat, yaitu harga sekuritas saat ini
mengambil keputusan berdasarkan mencerminkan semua informasi masa
informasi yang diterima masingmasing lalu (historis) dan informasi yang di
sehingga pada waktu yang hampir publikasikan saat ini. Ketiga, pasar efisien
bersamaan mereka akan melakukan beli bentuk kuat yaitu harga sekuritas saat ini
atau jual (Khajar, 2008). mencerminkan semua informasi masa
Informasi diperoleh dalam bentuk lalu (historis), informasi yang dipublikasi
acak dan bebas yang setiap saat dapat saat ini dan informasi yang tidak
muncul. Artinya, hampir semua investor terpublikasi.
tidak dapat memprediksi kapan perusahaan Penelitian yang dilakukan oleh
akan mengumumkan perkembangan baru Astuti (2009) dengan menggunakan
yang penting (Gunanti, 2002). Sebagai sampel 11 indek yang ada yaitu IHSG,
contohnya kapan bencana alam akan LQ 45 dan sembilan sektor industri
terjadi, kapan nilai tukar rupiah akan dengan uji statistik Run Test dan
terpuruk atau kapan pemilik perusahaan Kolmogorov Semirnov dapat disimpulkan
terkena serangan jantung secara bahwa hampir seluruh indeks saham
mendadak. yang diperdagangkan sudah efisien dalam
Salah satu faktor yang mendukung bentuk lemah, kecuali indeks saham
kepercayaan investor adalah persepsi infrastruktur yang belum efisien dalam
mereka akan kewajaran harga sekuritas bentuk lemah.
(saham). Dalam keadaan seperti itu pasar Penelitian Khajar (2008)
modal dikatakan efisiensi secara menggunakan 6 sampel saham yang
informasional. Pasar modal dikatakan tergabung dalam indeks JII dengan uji
efisien secara informasional apabila harga statistik Run Test dapat disimpulkan
sekuritasnya mencerminkan semua bahwa Pasar modal syariah Indonesia
informasi yang relevan. Semakin tepat sudah efisien paling tidak dalam bentuk
dan cepat informasi sampai ke calon lemeh, namun pada saat krisis keuangan
investor dan dicerminkan pada harga global 2008 efisiensi mengalami

102
JURNAL FOKUS, Volume 7, Nomor 2 September 2017

penurunan dan kembali meningkat bentuk lemah) sedangkan konvensional


setelahnya. Tujuan dari penelitian ini hanya 65%.
untuk mengetahui efisiensi dalam bentuk Penelitian yang dilakukan oleh Dewi
lamah pasar modal konvensional di (2008) dengan judul “Pengujian Efisiensi
Indonesia pada priode 2014-2015. Pasar Modal Melalui Evaluasi Pergerakan
Indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia
REVIEW LITERATUR DAN (BEI)” menggunakan data return indeks
HIPOTESIS LQ-45 dengan menggunakan metode
ARCH dan GARCH dapat disimpulkan
Landasan Teori bahwa pasar modal Indonesia dapat
1. Pasar Modal dikatakan belum efisien dalam bentuk
Menurut Darmadji (2008) pasar lemah.
modal (capital market) merupakan
pasar untuk berbagai instrumen Hipotesis
keuangan jangka panjang yang bisa H1: Pasar modal konvensional periode
diperjualbelikan, baik dalam bentuk 2014-2015 sudah efisien dalam
utang, ekuitas (saham), isntrumen bentuk lemah.
derivatif, maupun instrumen lainnya.
METODE PENELITIAN
2. Indeks Harga Saham
Menurut Samsul (2006) Indeks
harga saham adalah harga saham Populasi dan Sampel
yang dinyatakan dalam angka indeks. Populasi adalah wilayah generalisasi
Indeks saham digunakan untuk tujuan yang terdiri atas obyek atau subyek yang
analisis dan menghindari dampak mempunyai kualitas dan karakteristik
negatif dari penggunaan harga saham tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
dalam rupiah. untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Sampel adalah bagian
3. Pasar Efisien dari jumlah dan karakteristik yang
Hartono (2014) mengemukakan dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono,
bahwa pasar yang efisein ketika 2010). Menurut Suharyadi (2004) populasi
informasi yang tersedia di pasar dapat adalah kumpulan dari semua kemungkinan
diterima dengan cepat dan akurat untuk orang-orang, benda-benda dan ukuran lain
mencapai harga keseimbangan yang yang menjadi objek perhatian atau
baru. kumpulan seluruh objek yang menjadi
perhatian. Adapun populasi dalam
Penelitian Terdahulu penelitian ini adalah seluruh saham
Khajar (2012) dengan judul konvensional (LQ45) periode 2014-2015.
“Analisis Efisiensi Pasar Modal Syariah Menurut Suharyadi (2004) sampel
Dan Konvensional Bentuk Lemah Bursa merupakan bagian dari populasi. Dengan
Efek Indonesia Periode 2010” menggunakan sampel, maka dapat
berdasarkan hasil uji statistik run test, diperoleh suatu ukuran yang dinamakan
dapat disimpulkan bahwa pasar modal statistik. Ada banyak cara yang dapat
syariah dan konvesional pada periode 2010 digunakan untuk pengambilan sampel.
sudah efisien paling tidak dalam bentuk Teknik pengambilan sampel dalam
lemah. Namun, pasar modal syariah lebih penelitian ini dipilih dengan
efisien dibandingkan pasar modal menggunakan metode nonprobability
konvensional, karena berdasarkan harga- sampling, dengan teknik purposive
harga saham (sampel penelitian) 100% sampling yaitu pengambilan sampel
saham syariah bersifat random (efisien dengan kriteria tertentu. Sebagai dasar

103
JURNAL FOKUS, Volume 7, Nomor 2 September 2017

pertimbangan pemilihan sampel, adapun Dimana:


kriteria pengambilan sampel adalah Rit = Return saham sesungguhnya
sebagai berikut: pada saham i periode t
1. Saham tersebut menjadi anggota Pt = Harga pembukaan saham i pada
tetap selama dua periode berturut- periode t
turut yaitu periode Februari – Juli Pt-1 = Harga penutupan saham i pada
2014, Agustus 2014 – Januari 2015, saat t-1
Februari – Juli 2015 dan Agustus 2014 -
Januari 2016 (Indeks LQ-45). 2. Run Test
2. Data harga saham yang digunakan Uji run (run test) akan digunakan
adalah harga saham mingguan pada untuk melihat random tidaknya harga-
periode 2014-2015. harga saham yang dijadikan sampel
Dengan kriteria di atas, maka penelitian. Teknik ini memungkinkan
terdapat 36 perusahaan yang menjadi peneliti menguji hipotesis apakah
sampel penelitian adalah sebagai berikut: harga -harga saham untuk suatu periode
tertentu bersifat random atau non
random (Khajar, 2012).
Pada analisis run, perubahan
harga ditandai dengan (+) bila terjadi
kenaikan harga, (-) bila terjadi
penurunan harga dan (0) bila tidak
terjadi perubahan. Kemudian jika
Definisi Operasional perubahan harga berhubungan positif,
Variabel utama dalam penelitian maka kecenderungannya a + akan
ini adalah return indeks saham LQ-45, diikuti oleh a+ dan a– juga akan
yaitu selisih antara harga minggu ini diikuti oleh a-. Urutan tanda yang
dengan harga minggu kemarin. sama diantara tanda yang berbeda
disebut dengan run (Tandelilin, 2010).
Dalam run test menggunakan
uji Z, dengan langkah yang
Dimana: digunakan oleh (Herman, 1998 dalam
Rit = Return saham sesungguhnya pada Nasruldin, 2011):
saham i periode t a. Bandingkan perubahan saham
Pt = Harga pembukaan saham i pada mingguan dengan harga saham
periode t mingguan sebelumnya.
Pt-1 = Harga penutupan saham i pada saat b. Temukan posisi perubahannya (naik,
t-1 turun, tetap).
c. Hitung jumlah masing-masing tanda
Teknik Analisis Data setiap saham.
1. Return Saham d. Hitung runtun sesungguhnya (R)
Variabel utama dalam penelitian periode yang diobservasi.
ini adalah return indeks LQ-45, yaitu e. Hitung expected run, untuk seluruh
selisih antara minggu ini dengan tanda dengan rumus:
minggu kemarin.

Keterangan:
M = Total jumlah run yang
diharapkan
N = total jumlah perubahan harga

104
JURNAL FOKUS, Volume 7, Nomor 2 September 2017

Ni = jumlah perubahan harga untuk


setiap tanda HASIL PENELITIAN DAN
f. Hitung deviasi standar dengan PEMBAHASAN
rumus:
Hasil Penelitian
1. Hasil Uji Run
g. Menghitung Z, karna perubahan Pengujian pasar modal bentuk
harga mengikuti atau lemah dilakukan dengan uji run test,
menyesuaiakan dengan distribusi untuk mengetahui kerandoman atau
normal (random walk) dengan keacakan sebuah rangkaian kejadian,
rumus: hal atau simbol merupakan hasil proses
yang acak atau random.
Berdasarkan alat analisis uji run,
maka rumusan hipotesis sebagai
berikut:
Ho : Pasar modal konvensional sudah
h. Menentukan ɑ dan mengevaluasi efisien dalam bentuk lemah.
pengelolaan data berdasarkan nilai Ha : Pasar modal konvensional belum
Z yang didapat. efisien dalam bentuk lemah.
i. Menentukan randomness test, jika Dengan kriteria penerimaan dan
besar asymp.sig lebih besar dari ɑ, penolakan sebagi berikut:
maka sample probabilitas tinggi. a. Hasil pengujian ini dikatakan
signifikan (Ha diterima) apabila nilai
Uji Hipotesis asymp sign. dua sisi lebih kecil
1. Rumusan hipotesis: dari ɑ (5%), artinya harga-harga
H1: Pasar modal konvensional saham konvensional tidak bersifat
periode 2014-2015 sudah efisien dalam random sehingga dikatakan tidak
bentuk lemah. efisien dalam bentuk lemah.
2. Kriteia penerimaan dan penolakan: b. Hasil pengujian ini dikatakan
a. Hasil pengujian ini dikatakan signifikan (Ho diterima) apabila nilai
signifikan (Ha diterima) apabila nilai asymp sign. dua sisi lebih besar
asymp sign. dua sisi lebih kecil dari dari ɑ (5%), artinya harga-harga
ɑ (5%), artinya hargaharga saham saham konvensional bersifat
konvensional tidak bersifat random random sehingga dikatakan efisien
sehingga dikatakan tidak efisien dalam bentuk lemah.
dalam bentuk lemah. Pengujian run test dilakukan
b. Hasil pengujian ini dikatakan dengan bantuan komputer program
signifikan (Ho diterima) apabila nilai Microsoft Excel 2007 dan SPSS
asymp sign. dua sisi lebih besar dari statistics version 20. Dihitung return
ɑ (5%), artinya hargaharga saham sahamnya masing-masing untuk
konvensional bersifat random memperoleh nilai Z-hitung dan asymp
sehingga dikatakan efisien dalam sig. masing-masing perusahan sampel.
bentuk lemah.

105
JURNAL FOKUS, Volume 7, Nomor 2 September 2017

Hasil secara keseluruhan (rata-


rata) pada tabel diatas bahwa nilai
asymp sig (0.429 > 0.05). Dengan kata
lain H0 diterima sehingga hal ini
menunjukkan bahwa perubahan harga
pada periode penelitian yaitu periode
2014-2015 bersifat random atau acak.
Hal ini menunjukkan bahwa pasar
modal konvensional sudah efisien
dalam bentuk lemah.

Pembahasan
Bentuk efisiensi pasar secara
lemah ini berkaitan dengan teori
langkah acak (random walk theory)
yang menyatakan bahwa data masa lalu
tidak berhubungan dengan nilai
sekarang. Jika pasar efisien dalam
bentuk lemah, maka nilai-nilai masa
lalu tidak dapat digunakan untuk
memprediksi harga sekarang.
Dari hasil pengujian menggunakan
run test maka dapat dilihat bahwa
terdapat 3 (tiga) saham (8.3%) yang
pergerakannya tidak bersifat acak atau
random, yaitu Bank Central Asia Tbk.
(0.042 < 0.05), Bank Mandiri (Persero)
Tbk. (0.002 < 0.05) dan Gudang Garam
Tbk. (0.004 < 0.05). Namun sisanya
Uji run dilakukan dengan sebanyak 33 saham (91.7%) bersifat
membandingkan besar asymp sig acak atau random. Hasil ini menunjukkan
dua sisi dengan nilai ɑ (ɑ = 5% atau bahwa pasar modal konvensional efisien
0.05) . Jika nilai asymp sig lebih besar dalam bentuk lemah pada periode
ɑ maka harga saham bersifat acak penelitian yaitu periode 2014-2015.
(random). Hasil penelitian ini senada dengan
Jika dilihat dari hasil run test pada penelitian yang dilakukan oleh Didik
tabel di atas terdapat 3 (tiga) saham (2005) dengan hasil penelitian
(8.3%) yang pergerakannya tidak menunjukkan bahwa IHSG harian,
bersifat acak atau random, yaitu Bank mingguan, bulanan dan tahunan sudah
mengikuti pola random walk atau
Central Asia Tbk. (0.042 < 0.05), Bank
dikatakan sudah efisien. Khajar (2012)
Mandiri (Persero) Tbk. (0.002 < 0.05)
dengan menganalisis efisiensi pasar modal
dan Gudang Garam Tbk. (0.004 < syariah dan konvensional bentuk lemah
0.05). Namun sisanya sebanyak 33 Bursa Efek Indonesia periode 2010.
saham (91.7%) bersifat acak atau Dengan menggunakan run test, dapat
random. Hasil ini menunjukkan bahwa disimpulkan bahwa pasar modal syariah
pasar modal konvensional efisien dan konvesional pada periode 2010
dalam bentuk lemah pada periode sudah efisien paling tidak dalam bentuk
penelitian yaitu periode 2014-2015. lemah. Namun, pasar modal syariah

106
JURNAL FOKUS, Volume 7, Nomor 2 September 2017

lebih efisien dibandingkan pasar modal Saran


konvensional. Demikian juga Khajar 1. Bagi investor dan calon investor
(2008) dengan melakukan pengujian Penelitian ini diharapkan dapat
efisiensi dan peningkatan efisiensi bermanfaat sebagai salah satu media
bentuk lemah pada bursa efek informasi serta sebagai bahan
Indonesia pada saat dan sesudah krisis pertimbangan dalam pengambilan
moneter pada saham LQ-45 dengan keputusan untuk berinvestasi di Bursa
menggunakan 10 saham serta Efek Indonesia. Serta dalam
menggunakan uji statistik run test dan berinvestasi di pasar modal agar
autokorelasi dengan hasil penelitian bahwa investor tidak mendapat kerugian,
Bursa Efek Indonesia sudah efisien diharapakan selalu memperhatikan
paling tidak dalam bentuk lemah, namun informasi yang relevan dalam
tidak terjadi peningkatan efisiensi pada keputusan beli atau jual saham. Dan
periode paska krisis moneter. tidak menjadikan informasi masa lalu
Untuk menguji efisiensi bentuk sebagai bahan acuan yang tentunya
lemah, perubahan harga di masa sudah tidak relevan.
mendatang seharusnya tidak berhubungan 2. Bagi penelitian selanjutnya
dengan perubahan harga sekuritas di a. Pengujian pasar modal pada
masa lalu. Atau suatu pasar dikatakan penelitian ini hanya menggunakan
efisien bentuk lemah jika harga sekarang 2 tahun periode pengamatan.
sudah mencerminkan seluruh data masa Diharapkan untuk penelitian yang
lalu. Karenanya dalam bentuk lemah, akan datang utntuk memperpanjang
data masa lalu tidak dapat digunakan periode pengamatan yang akan
untuk memprediksi harga di masa dilakukan. Karena perkembangan
mendatang. pasar modal di Indonesia yang
sangat cepat, untuk itu 2 tahun
KESIMPULAN DAN SARAN dirasa kurang untuk mencakupi
pengujian efisiensi pasar modal
bentuk lemah dimasa yang akan
Kesimpulan
datang.
Berdasarkan hasil penelitian
b. Diharapkan untuk penelitian
terhadap efisiensi pasar modal
konvensional bentuk lemah pada saham- selanjutnya dapat melakukan
saham yang tergabung pada indeks LQ- penelitian dengan jumlah sampel
45 Bursa Efek Indonesia periode 2014- yang lebih besar, sehingga dapat
2015, maka dapat disimpulkan bahwa mewakili pasar secara keseluruhan.
pasar modal konvensional dapat dikatakan Mengingat bahwa jumlah saham
sudah efisien dalam bentuk lemah dengan perusahaan yang semakin meningkat
menggunakan informasi harga saham setiap tahunnya.
pada periode 2014-2015. Hal ini dapat c. Dalam penelitian ini hanya
dibuktikan dengan melakukan uji menggunakan harga saham
runterhadap return mingguan tiap sampel, mingguan, disarankan agar data
dimana hasil Asimp sig. dua sisi setiap dapat dipersempit dengan
sampel lebih besar dari nilai alpha (ɑ).
meggunakan data harga saham
Hasil penelitian pada periode 2014-2015
terdapat 33 saham (91,7%) bergerak secara harian, sehingga diharapkan akan
acak (random) dan 3 saham (8,3%) dapat lebih peka terhadap perubahan
bergerak secara tidak acak (tidak random). harga saham.
d. Terdapat beberapa alat analisis
untuk menguji efisiensi pasar modal
bentuk lemah, namun penelitian ini

107
JURNAL FOKUS, Volume 7, Nomor 2 September 2017

hanya menggukan alat analisis run Khajar, Ibnu. (2008). “Pengujian Efisiensi
test. Diharapkan untuk peneliti yang dan Peningkatan Efisiensi Bentuk
berminat melakuan penelitian sejenis Lemah Bursa Efek Indonesia Pada
untuk dapat menggunakan korelasi Saat dan Sesudah Krisis Moneter
dan regresi linier maupun pengujian pada SahamSaham LQ-45”. National
cyclical. Confrence on Management
Research.
DAFTAR PUSTAKA Khajar, Ibnu dan Ristanti. (2012).
“Analisis Efisiensi Pasar Modal
Astuti, Novita Santi. (2008). “Analisa Syariah dan Konvensional Bentuk
Efisiensi Pasar Modal Bentuk Lemah Bursa Efek indonesia
Lemah Pada Bursa Efek Jakarta”. Periode 2010”. Jurnal Ekobis,
Tesis. Semarang: Universitas Vol.13, No.1 Januari 2012, hal. 89-
Diponegoro. 104.
Darmadji, Tjipto dan Hendry, M Mar’ati, Fudji Sri. (2012). “Analisis
Fakhruddin. (2001). Pasar Modal Efisiensi Pasar Modal Indonesia”.
di Indonesia. Jakarta: Salemba Jurnal Ilmu Manajemen dan
Empat. Akuntansi Terapan, Vol.3, No.3
Dewi, Retno Kumala. (2008). “Pengujian November 2012.
Efisiensi Pasar Modal Melalui Nasruldin. (2011). ”Pengujian Hipotesis
Evaluasi Pergerakan Indeks LQ-45 Pasar Efisien Bentuk Lemah Pasar
Di Bursa Efek Indonesia (BEI)”. Modal di Indonesia”. Skripsi.
Skripsi. Jakarta: Universitas Islam Jakarta: Universitas Islam Negeri
Negeri Syarif Hidayatullah. Syarif Hidayatullah.
Didik W, Dionysius S. (2005). Samsul, Muhammad. (2006). Pasar
“Analisis Tingkat Efisiensi Pasar Modal dan Manajemen Portofolio.
Modal Dalam Bentuk Lemah Jakarta: Penerbit Erlangga.
(Studi Komparasi Pada PT. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
BURSA EFEK JAKARTA Periode Bisnis. Bandung: Alfabeta.
2000-2004)”. Tesis. Semarang: Suharyadi dan Purwanto, S.K. (2004).
Universitas Diponegoro. Statistika untuk Ekonomi dan
Gumanti, Tatang Ari dan Utami, Elok Keuangan Modern. Jakarta: Penerbit
Sri. (2002). “Bentuk Pasar Efisien Salemba Empat.
Dan Pengujiannya”. Jurnal Tandelilin, Eduardus. (2010). Portofolio
Akuntansi dan Keuangan, Vol 4, dan Investasi Teori dan Aplikasi.
No.1, Mei 2002, Hal 54-68. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Hartono, Jogiyanto. (2014). Teori Yusgiantoro, Purnomo. (2004).
Pertofolio dan Analisis Investasi. Manajemen Keuangan
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Internasional: Teori dan Praktik.
Huda, Nurul dan Edwin Nasution, Jakarta: Penerbit Fakultas Ekonomi
Mustafa. (2007). Investasi pada Universitas Indonesia.
Pasar Modal Syariah. Jakarta:
Kencana.

108

Anda mungkin juga menyukai