Abstrak.
The purpose of this study is to find out which LQ-45 Index stocks make up the optimal portfolio using CAPM and
whether investing by forming an optimal portfolio is better than investing in securities. The object of this study is the
LQ-45 Index which consists of stocks that have good performance and can provide attractive returns for investors.
This research data uses secondary data obtained from the IDX website. The method used uses a quantitative research
approach that is a descriptive research method. The results of this study indicate that of the 33 listed companies that
were sampled, only 7 issuers formed the optimal portfolio, namely PTBA, ICBP, BBCA, INCO, PGAS, SMGR and
investment by forming an optimal portfolio better than investments in the form of securities, seen from the acquisition
of returns where the portfolio the optimal is greater than the return of the securities.
Keyword. optimal portfolio; capital asset pricing model
Abstrak.
Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui saham-saham Indeks LQ-45 apa saja yang membentuk portofolio
optimal dengan menggunakan CAPM serta apakah investasi dengan membentuk portofolio optimal lebih baik
daripada investasi dalam bentuk sekuritas. Objek penelitian ini adalah Indeks LQ-45 yang terdiri saham-saham yang
memiliki kinerja baik dan dapat memberikan return yang menarik bagi investor. Data penelitian ini menggunakan
data sekunder yang diperoleh dari situs BEI. Metode yang digunakan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif
yaitu metode penelitian deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari 33 emiten yang dijadikan sampel
hanya 7 emiten yang membentuk portofolio optimal yaitu PTBA , ICBP, BBCA, INCO, PGAS, SMGR dan investasi
dengan membentuk portofolio optimal lebih baik daripada investasi dalam bentuk sekuritas, terlihat dari perolehan
return dimana portofolio optimal lebih besar dibandingakn return dari amsing-maisng sekuritas.
Keyword. portofolio optimal; capital asset pricing model
History of article. Received: April 2021, Revision: Juni 2021, Published: September 2021
dilakukan oleh investor adalah membetuk Salah satu indeks yang dapat
portofolio saham yaitu mengalokasikan dana digunakan untuk membentuk portofolio
pada berbagai alternatif saham dengan adalah LQ-45. Indeks LQ-45 mencakup
melakuakn diversifikasi atau setidaknya 70% dari kapitalisasi pasar saham
pengkombinasian saham, sehingga risiko dan nilai transaksi Pasar Efek Indonesia.
investasi secara keseluruhan dapat Indeks ini diterbitkan sepanjang jam
diminimumkan (Komara, 2016). Investor perdagangan di BEI (idx.com). Menurut
dalam pemilihan portofolio memiliki Jogianto (2010), Indeks LQ-45 menjadi salah
preferensi yang berbeda. Investor yang satu pilihan bagi investor yang rasional dalam
rasional akan memilih portofolio optimal. menanamkan modalnya dikarenakan saham
di Indeks LQ-45 merupakan 45 saham yang
Portofolio optimal merupakan
paling berkinerja baik dengan tingkat
portofolio yang dipilih seorang investor dari
perolehan return yang menarik bagi para
sekian banyak pilihan yang ada pada
investor.
kumpulan portofolio yang efisien (Tandelilin,
2010). Sedangkan portofolio efisien adalah Berdasarkan latar belakang diatas,
portofolio yang dapat menghasilkan tingkat maka rumusan masalah penelitian ini adalah
keuntungan tertentu dengan risiko terendah, ingin mengetahui saham-saham apa saja dan
atau risiko tertentu dengan tingkat pada proporsi berapa dari saham-saham
keuntungan tertinggi (Husnan, 2009). kelompok Indeks LQ-45 yang membentuk
Investor dalam memilih portofolio optimal portofolio optimal pada Indeks LQ-45
membutuhkan suatu perhitungan agar dapat periode 2016-2018, kemudian dengan
mengetahui saham-saham mana saja yang menggunakan metode CAPM, berapa nilai
dapat membentuk portofolio optimal return dan risiko dari portofolio optimal yang
(Purwaningsih, 2016). Pembentukan telah terbentuk serta apakah investasi dengan
portofolio optimal dapat dibentuk dengan membentuk portofolio optimal lebih baik
berbagi metode salah satunya melalui model daripada investasi dalam bentuk sekuritas.
keseimbangan dengan metode Capital Asset
Investasi
Pricing Model.
Menurut Komara (2016), bahwa investasi
Menurut Purwaningsih (2016), merupakan suatu komitmen dalam
Capital Asset Pricing Model dapat digunakan menempatkan sejumlah dana pada suatu objek
untuk mengetahui bagaimana return dan investasi dengan tujuan untuk mendapatkan
risiko dari masing-masing saham yang keuntungan yang lebih besar dari yang
diinvestasi sekarang. Investasi bisa dilakukan
membentuk portofolio sehingga dapat
dengan cara langsung (direct investing) dan
memberikan informasi untuk pengambilan
tidak langsung (indirect investing). Menurut
keputusan. Melalui model ini hubungan Jones (2014) Investasi langsung adalah
antara return dan risiko dapat diketahui oleh “Investor buy and sell securities them selves,
investor sehingga dapat membantu investor typically through brokerage accounts”.
dalam memilih portofolio optimal. Kemudian Investasi secara langsung bisa disebut juga
Wibisono (2017) menyatakan bahwa Capital sebagai investasi nyata (real invesment).
Asset Pricing Modal merupakan model yang Sedangkan investasi tidak langsung adalah
dapat mengestimasi return suatu sekuritas “Investor buying and selling of the shares of
dengan baik. invesment companies which, in turn, hold
portfolios of securities”. Investasi tidak
175 Jurnal Ilmu Manajemen dan Bisnis - Vol 12 No 2 September 2021
langsung disebut juga sebagai investasi hal tersebut disebabkan karena fluktuasi risiko
keuangan (financial invesment). ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang
dapat mempengaruhi pasar secara
Return dan Risiko keseluruhan. Sedangkan risiko tidak
Return merupakan pengembalian sistematis (unsystematic risk) yang
pendapatan atau hasil yang diterima investor dilambangkan dengan σei2, merupakan risiko
dari investasi yang dilakuknnya, serta yang dapat dihilangkan dengan melakukan
dijadikan sebagai faktor yang memotivasi diversifikasi, karena risiko ini hanya ada
investor dalam melakukan investasi (Komara, dalam satu perusahaan atau industri tertentu.
2016). Return dibagi menjadi dua yaitu return Berdasarkan hasil penelitian yang
realisasi (reliazed return) dan return dilakukan oleh Black, at al (1972), bahwa ada
ekspektasi (expected return). Return realisasi hubungan yang linier antara return dan
merupakan return yang telah terjadi karena risiko/beta. Selain itu, Brav, at al (2005),
dapat dihitung berdasarkan data historis. menyatakan bahwa terdapat hubungan yang
Sedangkan Return ekspektasian adalah return kuat antara return ekspektasi dan beta pasar.
yang diharapkan oleh investor dimasa Artinya semakin besar risiko suatu aset
mendatang. Return ekspektasian sifatnya semakin besar pula return dari aset tersebut,
belum terjadi, berbeda dengan return demikian juga sebaliknya. Berikut adalah
realisasian yang sifatnya sudah terjadi. gambar yang menunjukan hubungan positif
Return suatu saham dapat dihitung dengan antara return dan risiko.
rumus sebagai berikut:
P −P
Ri = 𝑡 𝑡−1
P𝑡−1
Keterangan:
Ri = Return saham
Pt = Harga saham pada periode t
Pt-1 = Harga saham pada periode t-1
Sedangkan return pasar dalam hal ini
return dari IHSG dapat diperoleh dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
IHSG𝑡 −IHSG𝑡−1
Ri = IHSG Sumber: Ross, at al (2010)
𝑡−1
Keterangan: Gambar 1. Hubungan Return Dan Risiko
Rm = Return pasar
IHSGt = Indeks harga saham gabungan pada Garis vertikal dari gambar diatas
periode t menunjukan besarnya tingkat hasil yang
IHSGt-1 = Indeks harga saham gabungan pada diharapkan, sedangkan garis horizontal
periode t-1 memperlihatkan risiko yang ditanggung
Sedangkan risiko merupakan faktor yang investor. Titik Rf pada gambar menunjukan
tidak dapat dihindari dalam melakukan suatu return bebas risiko (risk-free rate). Rf pada
invesasi. Risiko merupakan ketidaktentuan gambar di atas menunjukan satu pilihan
atas investasi yang akan diperoleh, hal investasi yang menawarkan return sebesar Rf
tersebut disebabkan karena terdapat dengan risiko sebesar nol (0). Investor yang
perbedaan antara return aktual yang diterima rasional akan memilih portofolio yang
dengan return harapan. Risiko dapat optimal.
dibedakan menjadi risiko sistematis dan risiko
tidak sistematis. Risiko sistematis (systematic Portofolio Optimal
risk) yang dilambangkan dengan βi Menurut Tandelilin (2010), “Portofolio
merupakan risiko yang tidak dapat optimal merupakan portofolio yang dipilih
dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, seorang investor dari sekian banyak pilihan
Esi Fitriani Komara1, Eka Yulianti2
Pembentukan Portofolio Optimal dengan Menggunakan Capital Asset Pricing model (CAPM) pada 176
Indeks LQ-45 periode 2016-2018
yang ada pada kumpulan portofolio ukuran risiko relatif yang mencerminkan
efisien”.Portofolio yang dipilih investor risiko relatif saham individual terhadap
adalah portofolio yang sesuai dengan portofolio pasar saham secara keseluruhan.
preferensi investor yang bersangkutan (Tandelilin : 2010).
terhadap return maupun terhadap risiko yang Tujuan utama dari penerapan CAPM
tersedia ditanggungya. Portofolio-portofolio adalah untuk menentukan tingkat expected
efisien belum berupa portofolio optimal return dalam meminimalisir investasi yang
karena portofolio efisien itu sendiri hanya berisiko. CAPM juga dapat membantu
mempunyai satu faktor yang baik, yaitu return investor dalam menghitung risiko yang tidak
ekspektasi atau faktor risikonya, belum dapat diversifikasi dalam suatu portofolio dan
terbaik untuk keduanya. Portofolio optimal membandingkannya dengan prediksi tingkat
merupakan portofolio dengan kombinasi retun pengembalian (return). Menurut Halim
ekspektasian dan risiko terbaik. Dalam (2019), Capital Asset Pricing Model (CAPM)
menentukan portofolio yang optimal merupakan model untuk menentukan harga
diperlukan suatu perhitungan untuk suatu aset pada kondisi ekuilibrium, tujuannya
menentukan saham-saham yang optimal. untuk menentukan minimum required return
Salah satu model untuk maembentuk investasi berisiko.Salah satu indeks saham di
portofolio optimal adalah Capital Asset indonesi yang menaarik perhatian investor
Pricing Model (CAPM). dalam membentuk portofolio optimal adalah
Indeks LQ-45.
Capital Asset Pricing Model
Capital Asset Pricing Model (CAPM) Indeks LQ-45
pertama kali dikembangkan secara terpisah Menurut Tandelilin (2010), “Indeks LQ-
oleh Sharpe (1964), Lintner (1965) dan 45 terdiri dari 45 saham di BEI dengan
Mossin (1996). Lintner (1965) menjelaskan likuiditas yang tinggi dan kapitalisasi pasar
bahwa dalam kondisi ekuilibrium, return asset yang besar serta lolos seleksi menurut
merupakan jumlah dari risk free rate ditambah beberapa kriteria pemilihan”.Indeks LQ-45
beta kemudian dikali excess return. Sehingga menjadi salah satu pilihan bagi investor yang
model CAPM dinyatakan dengan rumus rasional dalam menanamkan modalnya
Lintner (1965) dan Sharpe (1964): dikarenakan saham di Indeks LQ-45 dapat
E(Ri ) = RF + i (ERM)− RF ) memberikan tingkat perolehan return yang
Dimana: menarik bagi para investor.
E(Ri) = Ekspektasi return saham Capital Asset Pricing Model (CAPM)
Rf = Return aset bebas risiko dapat digunakan untuk membentuk portofolio
Rm = Return portofolio pasar optimal. Portofolio optimal merupakan
βi = Risiko sistematis dari saham i portofolio yang dipilih seorang investor dari
Menurut Saputra, dkk (2015), Capital sekian banyak pilihan yang ada pada
Asset Pricing Model (CAPM) adalah metode kumpulan portofolio efisien. Penelitian
yang digunakan untuk melakukan estimasi tentang pembentukan portofolio efisien
besarnya tingkat pengembalian yang dengan model CAPM sudah banyak
diharapkan dari suatu investasi yang dilakukan oleh para peneliti, diantaranya yaitu
didasarkan pada koefesien beta. Kemudian, Haidiati, Din, dkk (2016), Deny Saputra,
CAPM menjelaskan hubungan antara tingkat Wildan dkk (2015), Elvira, Nasika dkk (2014),
pengembalian yang diharapkan dengan risiko Engineering S, Bunga, dkk (2014), Anggun
suatu saham. Selain itu, CAPM merupakan Hidayati, Aisyi, dkk (2014) dan Nurhdayah &
suatu model yang menggambarkan risiko Okta D, Rony (2018) hasil penelitiannya
sistematis dengan menggunakan beta untuk terdapat bebrapa saham yang dijadikan
menghubungkan risk dan return. Beta adalah sampel dapat membentuk portofolio efisien.
177 Jurnal Ilmu Manajemen dan Bisnis - Vol 12 No 2 September 2021
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh risiko akan diukur dan dideskripsikan
Sevanya, Adelina & Abriandi (2017), sehingga diketahui berapa nilainya.
Nurdhiana, Elisa Vine & Norita (2017) dan
Ardi W, Dioda & Handayani,Krisnawuri Sumber Data
(2017) adalah membentuk portofolio optimal Data penelitian ini menggunakan data
dengan menggunkan Capital Asset Pricing sekunder yang diperoleh dari website Bursa
Model (CAPM). Model tersebut digunakan Efek Indonesia, yahoo finance, dunia
untuk mengestimasi beta saham, dan return investasi, Bank Indonesia, Sahamok dan
yang diharapkan. britama.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua saham dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu
yang tercatat di Indeks LQ-45 periode 2016-2018 suatu cara pengambilan sampel yang didasarkan pada
sebanyak 59 emiten. Teknik sampel yang digunakan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Berikut ini
Esi Fitriani Komara1, Eka Yulianti2
Pembentukan Portofolio Optimal dengan Menggunakan Capital Asset Pricing model (CAPM) pada 178
Indeks LQ-45 periode 2016-2018
beberapa kriteria dalam pengambilan sampel adalah sebaliknya. Saham efisien dapat
sebagai berikut:
ditentukan mlalui garis SML.
1. Perusahaan yang dijadikan sampel
adalah perusahaan yang aktif selama 3 3. Menentukan kandidat portofolio optimal
tahun di Indeks LQ-45 pada periode Saham yang menjadi kandidat portofolio
2016-2018. optimal apabila selisih antara return
2. Perusahaan yang dijadikan sampel ekspektasi dan return asset bebas risiko
adalah perusahaan yang menerbitkan (Rf) positif.
close price bulanan periode 2016-2018. 4. Menghitung excess return to beta (ERB)
Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut di Excess return to beta berarti mengukur
atas diperoleh sampel sebanyak 33 emiten.
kelebihan return relatif terhadap satu unit
risiko yang tidak dapat
Teknik pengumpulan data penelitian ini didiversifikasikan, yang diukur dengan
adalah penelitian kepustakaan (liberary beta.
search), yaitu penelitian yang dilakukan 5. Menentukan cut-off point (C*)
dengan membaca buku-buku, literatur, Dalam menentukan cut-off point (C*)
makalah, dan tulisan-tulisan ilmiah lainnya diperlukan beberapa langkah
yang ada hubungannya dengan masalah yang perhitungan yaitu
diteliti. Kemudian dokumentasi, yang a. Mengurutkan nilai ERB saham dari
digunakan untuk mengumpulkan data yang tertinggi sampai yang terendah
b. Menghitung risiko tidak sistematis
sekunder dari berbagai sumber. Serta sumber
(𝛿𝑒𝑖²), Ai, Bi dari masing-masing
internet untuk mendukung proses dan tujuan saham, dan Ci
penelitian. a. Besarnya cut-off point dapat
Analisis data yang digunakan dalam diketahui dengan melihat Ci terbesar.
penelitian adalah analisis data kuantitatif Dimana nilai ERB terakhir kali masih
lebih besar dari nilai Ci.
menggunakan alat statistik yaitu program
b. Saham yang membentuk portofolio
Eviews versi 8. Pembentukan portofolio
optimal adalah saham-saham yang
optimal dengan menggunakan metode ERBnya lebih besar atau sama
CAPM memerlukan langkah-langkas dengan nilai ERB yang ada pada titik
sebagai berikut: C*.
6. Menentukan proporsi dana masing-
1. Menentukan data input
masing saham
Data input yang diperlukan dalam
7. Menghitung Return ekspektasi portofolio
pembentukan portofolio optimal dengan Menghitung risiko portofolio
model Capital Asset Pricing Model
(CAPM) adalah return individu, risiko
saham individu atau varian saham, return HASIL DAN PEMBAHASAN
ekspektasi saham, return pasar, risiko Saham-saham yang masuk kedalam
pasar, return ekspektasi pasar, beta, Risk portofolio optimal adalah saham-saham yang
Free rate, dan return ekspektasi dengan memiliki nilai return yang diharapkan lebih
etode CAPM. besar dibandingkan risk free rate. berikut
2. Menentukan portofolio efisien return yang diharapkan dari 33 saham yang
Saham yang efisien jika memiliki nilai dijadikan sampel.
return aktual lebih besar dibandingkan
dengan return ekspektasinya, dan
179 Jurnal Ilmu Manajemen dan Bisnis - Vol 12 No 2 September 2021
Tabel 2.Return yang diharapakan kelompok Indeks LQ-45 Periode Januari - Desember 2018
Tabel 3. Perbandingan Excess Return to Beta (ERB) dengan Cut off Point Masing-masing Saham
Dilihat dari tabel di atas dapat diketahui dalam portofolio selama periode Januari -
bahwa ada 7 saham yang masuk ke dalam Desember 2018 adalah sebagai berikut:
kandidat portofolio optimal, karena nilai ERB
1. PTBA (Tambang Batubara Bukit Asam
dari masing-masing saham tersebut lebih
(Persero) Tbk) sebesar 8,15%
besar dari nilai cut off rate. Cut off point (C*) 2. ICBP (Indofood CBP Sukses Makmur
yang merupakan nilai Ci tertinggi berada pada Tbk) sebesar 27,48%
nilai 0.0405 yaitu pada saham WIKA. 3. BBCA (Bank Central Asia Tbk) sebesar
Sekuritas-sekuritas yang mempunyai ERB 23,70%
lebih kecil dengan ERB titik C* tidak diikut 4. INCO (Vale Indonesia Tbk) sebesar
sertakan dalam pembentukan portofolio 12,91%
optimal. Besarnya proporsi untuk sekuritas 5. PGAS (Perusahaan Gas Negara (Persero)
ke-i adalah seperti pada tabel di bawah ini. Tbk) sebesar 10,22%
6. SMGR (Semen Indonesia (Persero) Tbk
Tabel 4. Proporsi Dana Masing-masing sebesar 10,68%
Saham Kelompok Indeks LQ-45 Pembentuk 7. WIKA (Wijaya Karya (Persero) Tbk
Portofolio Optimal Periode Januari – sebesar 6,86%
Desember 2018
Return dan Risiko Portofolio
No Emiten Zi W
1 PTBA 1,4937 0,0815 Jika saham Tambang Batubara Bukit
2 ICBP 5,0353 0,2748 Asam (Persero) Tbk, Indofood CBP Sukses
3 BBCA 4,3417 0,2370 Makmur Tbk, Bank Central Asia Tbk, Vale
4 INCO 2,3661 0,1291 Indonesia Tbk, Perusahaan Gas Negara
5 PGAS 1,8721 0,1022 (Persero) Tbk, Semen Indonesia (Persero)
6 SMGR 1,9566 0,1068 Tbk dan Wijaya Karya (Persero) Tbk
7 WIKA 1,2565 0,0686 dibentuk menjadi 1 (satu) portofolio maka
∑ 18,3221 1,0000 akan menghasilkan return sebesar 26,07%
Sumber : Diolah Kembali, 2019 dan risiko sebesar 11,83%.
Dari tabel 4 di atas dapat disimpulkan
bahwa besarnya proporsi dana yang di
investasikan pada masing-masing saham di
181 Jurnal Ilmu Manajemen dan Bisnis - Vol 12 No 2 September 2021
dibentuknya portofolio optimal investor dapat Haidiati, Din, dkk .2016. Penerapan metode
mendiversifikasikan atau meminimumkan capital asset pricing model (CAPM)
risiko yang akan dihadapi. Akan tetapi Sebagai Dasar Pengambilan
portofolio optimal yang sudah dibentuk Keputusan Investasi Saham. Jurnal
belum tentu memiliki kinerja yang baik. Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 37 No.
2 Agustus.
Sehingga perlu untuk melakukan
pengukuran kinerja portofolio optimal yang Halim, Abdul. Analisis Laporan Keuangan.
sudah di bentuk dengan menggunakan alat Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu
ukur kinerja saham misalnya dengan Manajemen YKPN, 2009.
menggunakan indeks sharpe, indeks treynor
Hidayati, A, A, dkk. 2014. Analisis Capital
dan indeks Jensen. Tujuanya untuk
Asset Pricing Model (Capm) Terhadap
mengetahui kinerja portofolio optimal saham
Keputusan Investasi Saham (Studi Pada
kelompok indeks LQ-45 periode 2018.
Perusahaan-Perusahaan Sektor
Perbankan Di BEI Tahun 2009-2011)
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 9
DAFTAR PUSTAKA
No. 1 April
Ardi W, Dioda & Handayani,Krisnawuri.
2017. Pemilihan Saham Yang Optimal Husnan, Suad. Teori Portofolio dan Analisis
Menggunakan Capital Asset Pricing Sekuritas. Yogyakarta : Unit Penerbit
Model (Capm). Jurnal Manajemen dan dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu
Kewirausahaan (JMDK). Vol 5 No. 1. Manajemen YKPN, 2009.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Universitas Merdeka Malang. Jogiyanto. Teori Portofolio dan Analisis
Investasi. Edisi Ketujuh, Yogyakarta :
Black, F., Jensen, M. C. dan Scholes, M. BPFE, 2010.
1972. The Capital Asset Pricing
Model: Some Empirical Tests. Studies Jones, C. 2014. Invesment Principles And
in the Theory of Capital Markets, M. C. Concepts, twelfth edition. John wiley
Jensen edition, Praeger Publishers. & sons,inc
Brav, A., Lehavy, R. dan Michaely R. 2005. Komara, E, F. 2016. Pengujian Validitas
Using Expectations to Test Asset Empiris Capital Asset Pricing Model
Pricing Models. Financial (CAPM) Di Jakarta Islamic Indeks
Management, 34 (3), pp: 5-37. (JII) Periode 2011-2014. Jurnal
Ekonomi Manajemen & Akuntansi,
Elvira, N., Suhadak., Sudjana,, dan Nengah. Vol.13, No.2,pp.158-172.
2014. Analisis Portofolio Menggunakan
Capital Asset Pricing Model (CAPM) Lintner, John. 1965. The Valuation of Risk
Untuk Penetapan Kelompok Saham- Assets and the Selection of Risky
Saham Efisien Studi pada Seluruh Investment in Stock Portfolio and
Saham Perusahaan yang Terdaftar di Capital Budgets, The Review of
Bursa Efek Indonesia Tahun 2010- Economics and Statistics, Vol. 47, No.
2012. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) 1.
Vol. 9 No. 1 April. Fakultas Ilmu Masoud, Najeb & Abu Sabha Sulaeman.
Administrasi Universitas Brawijaya, 2014. The CAPM, Determinants of
Malang. Portfolio Flows to Emerging Markets
183 Jurnal Ilmu Manajemen dan Bisnis - Vol 12 No 2 September 2021