Anda di halaman 1dari 11

173 Jurnal Ilmu Manajemen dan Bisnis - Vol 12 No 2 September 2021

Pembentukan Portofolio Optimal dengan Menggunakan Capital Asset Pricing


model (CAPM) pada Indeks LQ-45 periode 2016-2018

Esi Fitriani Komara1, Eka Yulianti2


Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi, Indonesia1
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi, Indonesia 2

Abstrak.
The purpose of this study is to find out which LQ-45 Index stocks make up the optimal portfolio using CAPM and
whether investing by forming an optimal portfolio is better than investing in securities. The object of this study is the
LQ-45 Index which consists of stocks that have good performance and can provide attractive returns for investors.
This research data uses secondary data obtained from the IDX website. The method used uses a quantitative research
approach that is a descriptive research method. The results of this study indicate that of the 33 listed companies that
were sampled, only 7 issuers formed the optimal portfolio, namely PTBA, ICBP, BBCA, INCO, PGAS, SMGR and
investment by forming an optimal portfolio better than investments in the form of securities, seen from the acquisition
of returns where the portfolio the optimal is greater than the return of the securities.
Keyword. optimal portfolio; capital asset pricing model
Abstrak.
Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui saham-saham Indeks LQ-45 apa saja yang membentuk portofolio
optimal dengan menggunakan CAPM serta apakah investasi dengan membentuk portofolio optimal lebih baik
daripada investasi dalam bentuk sekuritas. Objek penelitian ini adalah Indeks LQ-45 yang terdiri saham-saham yang
memiliki kinerja baik dan dapat memberikan return yang menarik bagi investor. Data penelitian ini menggunakan
data sekunder yang diperoleh dari situs BEI. Metode yang digunakan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif
yaitu metode penelitian deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari 33 emiten yang dijadikan sampel
hanya 7 emiten yang membentuk portofolio optimal yaitu PTBA , ICBP, BBCA, INCO, PGAS, SMGR dan investasi
dengan membentuk portofolio optimal lebih baik daripada investasi dalam bentuk sekuritas, terlihat dari perolehan
return dimana portofolio optimal lebih besar dibandingakn return dari amsing-maisng sekuritas.
Keyword. portofolio optimal; capital asset pricing model

Corresponding author. esi@lecture.unjani@ac.id

History of article. Received: April 2021, Revision: Juni 2021, Published: September 2021

PENDAHULUAN satu kegiatan pasar modal adalah


Pasar modal Indonesia banyak memperjualbelikan berbagai jenis surat
menarik perhatian berbagai pihak, khususnya berharga misalnya saham.
masyarakat bisnis. Hal tersebut dikarenakan
semakin berkembangnya kegiatan di pasar. Investor dalam melakukan keputusan
Perkembangan pasar modal Indonesia investasi mengaharapkan keuntungan dimasa
memiliki berbagai macam pilihan investasi yang akan datang. Investasi pada saham
yang sesuai dengan preferensi risiko mereka, merupakan investasi yang memiliki risiko
sehingga dapat membantu investor dalam yang berhubungan dengan tingkat
memililih alternative untuk menanamkan keuntungan yang diharapkan. Semakin tinggi
dananya. Selain itu, menurut Elvira dkk. risiko (risk) maka semakin tinggi juga tingkat
(2014) pasar modal merupakan salah satu keuntungan yang diharapkan (expected
sarana yang efektif dalam menggerakan dana return). Agar return yang investor harapkan
dari masyarakat untuk selanjutnya disalurkan adalah return yang maksimal, maka penting
pada kegiatan-kegiatan yang produktif. Salah bagi investor untuk memperhatikan strategi
yang dilakukan. Strategi yang banyak
Esi Fitriani Komara1, Eka Yulianti2
Pembentukan Portofolio Optimal dengan Menggunakan Capital Asset Pricing model (CAPM) pada 174
Indeks LQ-45 periode 2016-2018

dilakukan oleh investor adalah membetuk Salah satu indeks yang dapat
portofolio saham yaitu mengalokasikan dana digunakan untuk membentuk portofolio
pada berbagai alternatif saham dengan adalah LQ-45. Indeks LQ-45 mencakup
melakuakn diversifikasi atau setidaknya 70% dari kapitalisasi pasar saham
pengkombinasian saham, sehingga risiko dan nilai transaksi Pasar Efek Indonesia.
investasi secara keseluruhan dapat Indeks ini diterbitkan sepanjang jam
diminimumkan (Komara, 2016). Investor perdagangan di BEI (idx.com). Menurut
dalam pemilihan portofolio memiliki Jogianto (2010), Indeks LQ-45 menjadi salah
preferensi yang berbeda. Investor yang satu pilihan bagi investor yang rasional dalam
rasional akan memilih portofolio optimal. menanamkan modalnya dikarenakan saham
di Indeks LQ-45 merupakan 45 saham yang
Portofolio optimal merupakan
paling berkinerja baik dengan tingkat
portofolio yang dipilih seorang investor dari
perolehan return yang menarik bagi para
sekian banyak pilihan yang ada pada
investor.
kumpulan portofolio yang efisien (Tandelilin,
2010). Sedangkan portofolio efisien adalah Berdasarkan latar belakang diatas,
portofolio yang dapat menghasilkan tingkat maka rumusan masalah penelitian ini adalah
keuntungan tertentu dengan risiko terendah, ingin mengetahui saham-saham apa saja dan
atau risiko tertentu dengan tingkat pada proporsi berapa dari saham-saham
keuntungan tertinggi (Husnan, 2009). kelompok Indeks LQ-45 yang membentuk
Investor dalam memilih portofolio optimal portofolio optimal pada Indeks LQ-45
membutuhkan suatu perhitungan agar dapat periode 2016-2018, kemudian dengan
mengetahui saham-saham mana saja yang menggunakan metode CAPM, berapa nilai
dapat membentuk portofolio optimal return dan risiko dari portofolio optimal yang
(Purwaningsih, 2016). Pembentukan telah terbentuk serta apakah investasi dengan
portofolio optimal dapat dibentuk dengan membentuk portofolio optimal lebih baik
berbagi metode salah satunya melalui model daripada investasi dalam bentuk sekuritas.
keseimbangan dengan metode Capital Asset
Investasi
Pricing Model.
Menurut Komara (2016), bahwa investasi
Menurut Purwaningsih (2016), merupakan suatu komitmen dalam
Capital Asset Pricing Model dapat digunakan menempatkan sejumlah dana pada suatu objek
untuk mengetahui bagaimana return dan investasi dengan tujuan untuk mendapatkan
risiko dari masing-masing saham yang keuntungan yang lebih besar dari yang
diinvestasi sekarang. Investasi bisa dilakukan
membentuk portofolio sehingga dapat
dengan cara langsung (direct investing) dan
memberikan informasi untuk pengambilan
tidak langsung (indirect investing). Menurut
keputusan. Melalui model ini hubungan Jones (2014) Investasi langsung adalah
antara return dan risiko dapat diketahui oleh “Investor buy and sell securities them selves,
investor sehingga dapat membantu investor typically through brokerage accounts”.
dalam memilih portofolio optimal. Kemudian Investasi secara langsung bisa disebut juga
Wibisono (2017) menyatakan bahwa Capital sebagai investasi nyata (real invesment).
Asset Pricing Modal merupakan model yang Sedangkan investasi tidak langsung adalah
dapat mengestimasi return suatu sekuritas “Investor buying and selling of the shares of
dengan baik. invesment companies which, in turn, hold
portfolios of securities”. Investasi tidak
175 Jurnal Ilmu Manajemen dan Bisnis - Vol 12 No 2 September 2021

langsung disebut juga sebagai investasi hal tersebut disebabkan karena fluktuasi risiko
keuangan (financial invesment). ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang
dapat mempengaruhi pasar secara
Return dan Risiko keseluruhan. Sedangkan risiko tidak
Return merupakan pengembalian sistematis (unsystematic risk) yang
pendapatan atau hasil yang diterima investor dilambangkan dengan σei2, merupakan risiko
dari investasi yang dilakuknnya, serta yang dapat dihilangkan dengan melakukan
dijadikan sebagai faktor yang memotivasi diversifikasi, karena risiko ini hanya ada
investor dalam melakukan investasi (Komara, dalam satu perusahaan atau industri tertentu.
2016). Return dibagi menjadi dua yaitu return Berdasarkan hasil penelitian yang
realisasi (reliazed return) dan return dilakukan oleh Black, at al (1972), bahwa ada
ekspektasi (expected return). Return realisasi hubungan yang linier antara return dan
merupakan return yang telah terjadi karena risiko/beta. Selain itu, Brav, at al (2005),
dapat dihitung berdasarkan data historis. menyatakan bahwa terdapat hubungan yang
Sedangkan Return ekspektasian adalah return kuat antara return ekspektasi dan beta pasar.
yang diharapkan oleh investor dimasa Artinya semakin besar risiko suatu aset
mendatang. Return ekspektasian sifatnya semakin besar pula return dari aset tersebut,
belum terjadi, berbeda dengan return demikian juga sebaliknya. Berikut adalah
realisasian yang sifatnya sudah terjadi. gambar yang menunjukan hubungan positif
Return suatu saham dapat dihitung dengan antara return dan risiko.
rumus sebagai berikut:
P −P
Ri = 𝑡 𝑡−1
P𝑡−1
Keterangan:
Ri = Return saham
Pt = Harga saham pada periode t
Pt-1 = Harga saham pada periode t-1
Sedangkan return pasar dalam hal ini
return dari IHSG dapat diperoleh dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
IHSG𝑡 −IHSG𝑡−1
Ri = IHSG Sumber: Ross, at al (2010)
𝑡−1
Keterangan: Gambar 1. Hubungan Return Dan Risiko
Rm = Return pasar
IHSGt = Indeks harga saham gabungan pada Garis vertikal dari gambar diatas
periode t menunjukan besarnya tingkat hasil yang
IHSGt-1 = Indeks harga saham gabungan pada diharapkan, sedangkan garis horizontal
periode t-1 memperlihatkan risiko yang ditanggung
Sedangkan risiko merupakan faktor yang investor. Titik Rf pada gambar menunjukan
tidak dapat dihindari dalam melakukan suatu return bebas risiko (risk-free rate). Rf pada
invesasi. Risiko merupakan ketidaktentuan gambar di atas menunjukan satu pilihan
atas investasi yang akan diperoleh, hal investasi yang menawarkan return sebesar Rf
tersebut disebabkan karena terdapat dengan risiko sebesar nol (0). Investor yang
perbedaan antara return aktual yang diterima rasional akan memilih portofolio yang
dengan return harapan. Risiko dapat optimal.
dibedakan menjadi risiko sistematis dan risiko
tidak sistematis. Risiko sistematis (systematic Portofolio Optimal
risk) yang dilambangkan dengan βi Menurut Tandelilin (2010), “Portofolio
merupakan risiko yang tidak dapat optimal merupakan portofolio yang dipilih
dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, seorang investor dari sekian banyak pilihan
Esi Fitriani Komara1, Eka Yulianti2
Pembentukan Portofolio Optimal dengan Menggunakan Capital Asset Pricing model (CAPM) pada 176
Indeks LQ-45 periode 2016-2018

yang ada pada kumpulan portofolio ukuran risiko relatif yang mencerminkan
efisien”.Portofolio yang dipilih investor risiko relatif saham individual terhadap
adalah portofolio yang sesuai dengan portofolio pasar saham secara keseluruhan.
preferensi investor yang bersangkutan (Tandelilin : 2010).
terhadap return maupun terhadap risiko yang Tujuan utama dari penerapan CAPM
tersedia ditanggungya. Portofolio-portofolio adalah untuk menentukan tingkat expected
efisien belum berupa portofolio optimal return dalam meminimalisir investasi yang
karena portofolio efisien itu sendiri hanya berisiko. CAPM juga dapat membantu
mempunyai satu faktor yang baik, yaitu return investor dalam menghitung risiko yang tidak
ekspektasi atau faktor risikonya, belum dapat diversifikasi dalam suatu portofolio dan
terbaik untuk keduanya. Portofolio optimal membandingkannya dengan prediksi tingkat
merupakan portofolio dengan kombinasi retun pengembalian (return). Menurut Halim
ekspektasian dan risiko terbaik. Dalam (2019), Capital Asset Pricing Model (CAPM)
menentukan portofolio yang optimal merupakan model untuk menentukan harga
diperlukan suatu perhitungan untuk suatu aset pada kondisi ekuilibrium, tujuannya
menentukan saham-saham yang optimal. untuk menentukan minimum required return
Salah satu model untuk maembentuk investasi berisiko.Salah satu indeks saham di
portofolio optimal adalah Capital Asset indonesi yang menaarik perhatian investor
Pricing Model (CAPM). dalam membentuk portofolio optimal adalah
Indeks LQ-45.
Capital Asset Pricing Model
Capital Asset Pricing Model (CAPM) Indeks LQ-45
pertama kali dikembangkan secara terpisah Menurut Tandelilin (2010), “Indeks LQ-
oleh Sharpe (1964), Lintner (1965) dan 45 terdiri dari 45 saham di BEI dengan
Mossin (1996). Lintner (1965) menjelaskan likuiditas yang tinggi dan kapitalisasi pasar
bahwa dalam kondisi ekuilibrium, return asset yang besar serta lolos seleksi menurut
merupakan jumlah dari risk free rate ditambah beberapa kriteria pemilihan”.Indeks LQ-45
beta kemudian dikali excess return. Sehingga menjadi salah satu pilihan bagi investor yang
model CAPM dinyatakan dengan rumus rasional dalam menanamkan modalnya
Lintner (1965) dan Sharpe (1964): dikarenakan saham di Indeks LQ-45 dapat
E(Ri ) = RF +  i (ERM)− RF ) memberikan tingkat perolehan return yang
Dimana: menarik bagi para investor.
E(Ri) = Ekspektasi return saham Capital Asset Pricing Model (CAPM)
Rf = Return aset bebas risiko dapat digunakan untuk membentuk portofolio
Rm = Return portofolio pasar optimal. Portofolio optimal merupakan
βi = Risiko sistematis dari saham i portofolio yang dipilih seorang investor dari
Menurut Saputra, dkk (2015), Capital sekian banyak pilihan yang ada pada
Asset Pricing Model (CAPM) adalah metode kumpulan portofolio efisien. Penelitian
yang digunakan untuk melakukan estimasi tentang pembentukan portofolio efisien
besarnya tingkat pengembalian yang dengan model CAPM sudah banyak
diharapkan dari suatu investasi yang dilakukan oleh para peneliti, diantaranya yaitu
didasarkan pada koefesien beta. Kemudian, Haidiati, Din, dkk (2016), Deny Saputra,
CAPM menjelaskan hubungan antara tingkat Wildan dkk (2015), Elvira, Nasika dkk (2014),
pengembalian yang diharapkan dengan risiko Engineering S, Bunga, dkk (2014), Anggun
suatu saham. Selain itu, CAPM merupakan Hidayati, Aisyi, dkk (2014) dan Nurhdayah &
suatu model yang menggambarkan risiko Okta D, Rony (2018) hasil penelitiannya
sistematis dengan menggunakan beta untuk terdapat bebrapa saham yang dijadikan
menghubungkan risk dan return. Beta adalah sampel dapat membentuk portofolio efisien.
177 Jurnal Ilmu Manajemen dan Bisnis - Vol 12 No 2 September 2021

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh risiko akan diukur dan dideskripsikan
Sevanya, Adelina & Abriandi (2017), sehingga diketahui berapa nilainya.
Nurdhiana, Elisa Vine & Norita (2017) dan
Ardi W, Dioda & Handayani,Krisnawuri Sumber Data
(2017) adalah membentuk portofolio optimal Data penelitian ini menggunakan data
dengan menggunkan Capital Asset Pricing sekunder yang diperoleh dari website Bursa
Model (CAPM). Model tersebut digunakan Efek Indonesia, yahoo finance, dunia
untuk mengestimasi beta saham, dan return investasi, Bank Indonesia, Sahamok dan
yang diharapkan. britama.

METODE Operasionalisasi Variabel


Metode penelitian ini menggunakan Variabel yang digunakan dalam penelitian
pendekatan penelitian kuantitatif yaitu metode ini adalah portofolio optimal, Capital Asset
penelitian deskriptif. Metode deskriptif dalam Pricing Model, bobot portofolio serta return
penelitian ini mendeskripsikan tentang segala dan risiko portofolio. Berdasarkan variabel
sesuatu yang berhubungan dengan proses tersebut peneliti menjabarkan ke dalam
pembentukan portofolio optimal dengan konsep variabel, indikator dan skala sebagai
menggunakan metode CAPM. Melalui berikut:
metode CAPM variabel seperti return dan

Tabel 1. Operasionalisasi Variabel


Variabel Konsep Variabel Indikator Skala
CAPM Metode yang digunakan untuk E(𝑅𝑖) = 𝑅𝑓 + 𝛽𝑖.[𝐸 𝑅𝑚 − 𝑅𝑓] Rasio
melakukan estimasi besarnya
tingkat pengembalian yang
diharapkan dari suatu investasi
yang didasarkan pada koefesien
beta
Portofolio Portofolio optimal merupakan 1. Excess Return to Beta Rasio
Optimal portofolio yang dipilih seorang (ERB).
investor dari sekian banyak 2. Cut-off point.
pilihan yang ada pada
kumpulan portofolio efisien
Proporsi Besarnya dana yang akan Rasio
Saham diinvestasikan pada setiap
(Wi) sekuritas pada portofolio
optimal

Return Besarnya Return dan Resiko 1. 𝐸(𝑅𝑝) = 𝛼𝑝 + 𝛽𝑝 . 𝐸(𝑅𝑚) Rasio


dan daripembentukan Portofolio 2. 𝛿𝑝² = 𝛽𝑝².𝛿𝑚² + (∑ 𝑤.
Resiko Optimal 𝛿𝑒𝑖)²
Portofolio

Populasi dalam penelitian ini adalah semua saham dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu
yang tercatat di Indeks LQ-45 periode 2016-2018 suatu cara pengambilan sampel yang didasarkan pada
sebanyak 59 emiten. Teknik sampel yang digunakan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Berikut ini
Esi Fitriani Komara1, Eka Yulianti2
Pembentukan Portofolio Optimal dengan Menggunakan Capital Asset Pricing model (CAPM) pada 178
Indeks LQ-45 periode 2016-2018

beberapa kriteria dalam pengambilan sampel adalah sebaliknya. Saham efisien dapat
sebagai berikut:
ditentukan mlalui garis SML.
1. Perusahaan yang dijadikan sampel
adalah perusahaan yang aktif selama 3 3. Menentukan kandidat portofolio optimal
tahun di Indeks LQ-45 pada periode Saham yang menjadi kandidat portofolio
2016-2018. optimal apabila selisih antara return
2. Perusahaan yang dijadikan sampel ekspektasi dan return asset bebas risiko
adalah perusahaan yang menerbitkan (Rf) positif.
close price bulanan periode 2016-2018. 4. Menghitung excess return to beta (ERB)
Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut di Excess return to beta berarti mengukur
atas diperoleh sampel sebanyak 33 emiten.
kelebihan return relatif terhadap satu unit
risiko yang tidak dapat
Teknik pengumpulan data penelitian ini didiversifikasikan, yang diukur dengan
adalah penelitian kepustakaan (liberary beta.
search), yaitu penelitian yang dilakukan 5. Menentukan cut-off point (C*)
dengan membaca buku-buku, literatur, Dalam menentukan cut-off point (C*)
makalah, dan tulisan-tulisan ilmiah lainnya diperlukan beberapa langkah
yang ada hubungannya dengan masalah yang perhitungan yaitu
diteliti. Kemudian dokumentasi, yang a. Mengurutkan nilai ERB saham dari
digunakan untuk mengumpulkan data yang tertinggi sampai yang terendah
b. Menghitung risiko tidak sistematis
sekunder dari berbagai sumber. Serta sumber
(𝛿𝑒𝑖²), Ai, Bi dari masing-masing
internet untuk mendukung proses dan tujuan saham, dan Ci
penelitian. a. Besarnya cut-off point dapat
Analisis data yang digunakan dalam diketahui dengan melihat Ci terbesar.
penelitian adalah analisis data kuantitatif Dimana nilai ERB terakhir kali masih
lebih besar dari nilai Ci.
menggunakan alat statistik yaitu program
b. Saham yang membentuk portofolio
Eviews versi 8. Pembentukan portofolio
optimal adalah saham-saham yang
optimal dengan menggunakan metode ERBnya lebih besar atau sama
CAPM memerlukan langkah-langkas dengan nilai ERB yang ada pada titik
sebagai berikut: C*.
6. Menentukan proporsi dana masing-
1. Menentukan data input
masing saham
Data input yang diperlukan dalam
7. Menghitung Return ekspektasi portofolio
pembentukan portofolio optimal dengan Menghitung risiko portofolio
model Capital Asset Pricing Model
(CAPM) adalah return individu, risiko
saham individu atau varian saham, return HASIL DAN PEMBAHASAN
ekspektasi saham, return pasar, risiko Saham-saham yang masuk kedalam
pasar, return ekspektasi pasar, beta, Risk portofolio optimal adalah saham-saham yang
Free rate, dan return ekspektasi dengan memiliki nilai return yang diharapkan lebih
etode CAPM. besar dibandingkan risk free rate. berikut
2. Menentukan portofolio efisien return yang diharapkan dari 33 saham yang
Saham yang efisien jika memiliki nilai dijadikan sampel.
return aktual lebih besar dibandingkan
dengan return ekspektasinya, dan
179 Jurnal Ilmu Manajemen dan Bisnis - Vol 12 No 2 September 2021

Tabel 2.Return yang diharapakan kelompok Indeks LQ-45 Periode Januari - Desember 2018

No Kode E(Ri) RF No Kode E(Ri) RF


1 ADHI -0.0360 18 KLBF -0.0830
2 ADRO -0.3282 19 LPKR -0.5940
3 AKRA -0.3448 20 LPPF -0.4825
4 ASII 0.0093 21 MNCN -0.5420
5 BBCA 0.1865 22 PGAS 0.3595
6 BBNI -0.0733 23 PTBA 0.6600
7 BBRI 0.0313 24 PTPP -0.2174
8 BBTN -0.2328 25 SCMA -0.2160
9 BMRI -0.0702 0.0042 26 SMGR 0.2650 0.0042
10 BSDE -0.2468 27 SRIL -0.0500
11 GGRM 0.0199 28 SSMS -0.1683
12 HMSP -0.2112 29 TLKM -0.1454
13 ICBP 0.1728 30 UNTR -0.2107
14 INCO 0.2536 31 UNVR -0.1909
15 INDF -0.0023 32 WIKA 0.2548
16 INTP -0.0555 33 WSKT -0.1686
17 JSMR -0.3684
Sumber : Diolah Kembali, 2019
Dilihat dari tabel 2 di atas dapat
diketahui bahwa saham ADHI, ADRO,
AKRA, BBNI, BBTN, BMRI, BSDE,
HMSP, INDF, INTP, JSMR, KLBF, LPKR,
LPPF, MNCN, PTPP, SCMA, SRIL, SSMS,
TLKM, UNTR, UNVR, dan WSKT adalah
saham-saham yang memiliki nilai E(Ri)
lebih rendah dari nilai R(f). Dengan
demikian saham-saham tersebut tidak
terpilih dalam proses perhitungan
selanjutnya.
Sehingga hanya ada 10 saham yang bisa
diikuti pada proses perhitungan selanjutnya.
Dari 10 saham tersebut yang menjadi
kandidat portofolio optimal adalah saham
yang memiliki nilai ERB lebih besar
dibandingkan dengn cut of point (c).
Dibawah ini tabel penentuan kandidat
portofolio optimal.
Esi Fitriani Komara1, Eka Yulianti2
Pembentukan Portofolio Optimal dengan Menggunakan Capital Asset Pricing model (CAPM) pada 180
Indeks LQ-45 periode 2016-2018

Tabel 3. Perbandingan Excess Return to Beta (ERB) dengan Cut off Point Masing-masing Saham

No Emiten ERB Ci Keterangan


1 PTBA 0,7863 > 0,0020 Kandidat
2 ICBP 0,2978 > 0,0070 Kandidat
3 BBCA 0,1891 > 0,0146 Kandidat
4 INCO 0,1682 > 0,0205 Kandidat
5 PGAS 0,1823 > 0,0262 Kandidat
6 SMGR 0,0918 > 0,0346 Kandidat
7 WIKA 0,0636 > 0,0405 Kandidat
8 BBRI 0,0183 < 0,0300 bukan kandidat
9 GGRM 0,0126 < 0,0254 bukan kandidat
10 ASII 0,0051 < 0,0221 bukan kandidat

Dilihat dari tabel di atas dapat diketahui dalam portofolio selama periode Januari -
bahwa ada 7 saham yang masuk ke dalam Desember 2018 adalah sebagai berikut:
kandidat portofolio optimal, karena nilai ERB
1. PTBA (Tambang Batubara Bukit Asam
dari masing-masing saham tersebut lebih
(Persero) Tbk) sebesar 8,15%
besar dari nilai cut off rate. Cut off point (C*) 2. ICBP (Indofood CBP Sukses Makmur
yang merupakan nilai Ci tertinggi berada pada Tbk) sebesar 27,48%
nilai 0.0405 yaitu pada saham WIKA. 3. BBCA (Bank Central Asia Tbk) sebesar
Sekuritas-sekuritas yang mempunyai ERB 23,70%
lebih kecil dengan ERB titik C* tidak diikut 4. INCO (Vale Indonesia Tbk) sebesar
sertakan dalam pembentukan portofolio 12,91%
optimal. Besarnya proporsi untuk sekuritas 5. PGAS (Perusahaan Gas Negara (Persero)
ke-i adalah seperti pada tabel di bawah ini. Tbk) sebesar 10,22%
6. SMGR (Semen Indonesia (Persero) Tbk
Tabel 4. Proporsi Dana Masing-masing sebesar 10,68%
Saham Kelompok Indeks LQ-45 Pembentuk 7. WIKA (Wijaya Karya (Persero) Tbk
Portofolio Optimal Periode Januari – sebesar 6,86%
Desember 2018
Return dan Risiko Portofolio
No Emiten Zi W
1 PTBA 1,4937 0,0815 Jika saham Tambang Batubara Bukit
2 ICBP 5,0353 0,2748 Asam (Persero) Tbk, Indofood CBP Sukses
3 BBCA 4,3417 0,2370 Makmur Tbk, Bank Central Asia Tbk, Vale
4 INCO 2,3661 0,1291 Indonesia Tbk, Perusahaan Gas Negara
5 PGAS 1,8721 0,1022 (Persero) Tbk, Semen Indonesia (Persero)
6 SMGR 1,9566 0,1068 Tbk dan Wijaya Karya (Persero) Tbk
7 WIKA 1,2565 0,0686 dibentuk menjadi 1 (satu) portofolio maka
∑ 18,3221 1,0000 akan menghasilkan return sebesar 26,07%
Sumber : Diolah Kembali, 2019 dan risiko sebesar 11,83%.
Dari tabel 4 di atas dapat disimpulkan
bahwa besarnya proporsi dana yang di
investasikan pada masing-masing saham di
181 Jurnal Ilmu Manajemen dan Bisnis - Vol 12 No 2 September 2021

Perbandingan Return dan Risiko individu 17,1


2 ICBP 17,28
dengan Return dan Risiko portofolio 5 26,07 11,8
BBC 18,5 3
Tabel 5. Perbandingan Return dan Risiko 3 18,65
A 6
Saham Individu dan Portofolio 28,8
4 INCO 25,36
8
Saham
Portofolio PGA 39,1
individu 5 35,95
N Emit S 8
Retur Risi Retur Risi SMG 29,5
o. en
n ko n ko 6 26,50
R 0
(%) (%) (%) (%) WIK 31,0
PTB 64,6 7 25,48
1 66,00 A 9
A 1 Sumber: Diolah Kembali, 2019
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan terbentuk dapat memberikan tingkat return
bahwa return dari Indofood CBP Sukses yang lebih optimal jika dibandingkan dengan
Makmur Tbk, Bank Central Asia Tbk, Vale return yang dihasilkan oleh saham individu.
Indonesia Tbk, dan Wijaya Karya (Persero) Kemudian portofolio optimal memberikan
Tbk lebih rendah dari return portofolio. tingkat risiko yang minimal jika
Sedangkan return Tambang Batubara Bukit dibandingkan dengan tingkat risiko saham
Asam (Persero) Tbk, Perusahaan Gas Negara individu.
(Persero) Tbk dan Semen Indonesia (Persero)
KESIMPULAN
Tbk lebih tinggi dibandingkan return
Penelitian ini menyimpulkan bahwa dari
portofolio. Walaupun demikian jika dilihat
33 emiten yang dijadikan sampel hanya 7
dari risikonya ketiga saham tersebut jauh
emiten yang membentuk portofolio optimal
lebih tinggi dibandingkan risiko portofolio.
yaitu PTBA (Tambang Batubara Bukit Asam
Selain itu jika dibandingkan antara return
(Persero) Tbk) sebesar 8,15%, ICBP
dengan risiko masing-masing saham tersebut
(Indofood CBP Sukses Makmur Tbk) sebesar
tidak berbeda jauh. Saham Tambang
27,48%, BBCA (Bank Central Asia Tbk)
Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk
sebesar 23,70%, INCO (Vale Indonesia Tbk)
menghasilkan return 66,00%, sedangkan
sebesar 12,91%, PGAS (Perusahaan Gas
risikonya tidak jauh berbeda yaitu sebesar
Negara (Persero) Tbk) sebesar 10,22%,
64,61%. Kemudian Perusahaan Gas Negara
SMGR (Semen Indonesia (Persero) Tbk
(Persero) Tbk menghasilkan return 35,95%
sebesar 10,68%, dan WIKA (Wijaya Karya
dan risikonya tidak jauh berbeda yaitu sebesar
(Persero) Tbk sebesar 6,86%. Portofolio yang
39,18%. Selain itu, Semen Indonesia
sudah dibentuk tersebut menghasilkan return
(Persero) Tbk menghasilkan return 26,50%
sebesar 26,07% dan risiko sebesar 11,83%.
sedangkan risikonya lebih besar yaitu sebesar
Kemudian penelitian ini menyimpulkan
29,50%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
bahwa investasi dengan membentuk
dengan dibentuknya portofolio investor dapat
portofolio optimal lebih baik daripada
mendiversifikasikan risiko yang akan
investasi dalam bentuk sekuritas.
diterima.
Pembentukan portofolio optimal saham
Penelitian ini mendukung penelitian
sangat diperlukan oleh para investor dalam
yang dilakukan oleh Sevanya, dkk (2017)
melakukan investasi saham. Dengan
yang menyatakan bahwa portofolio yang
Esi Fitriani Komara1, Eka Yulianti2
Pembentukan Portofolio Optimal dengan Menggunakan Capital Asset Pricing model (CAPM) pada 182
Indeks LQ-45 periode 2016-2018

dibentuknya portofolio optimal investor dapat Haidiati, Din, dkk .2016. Penerapan metode
mendiversifikasikan atau meminimumkan capital asset pricing model (CAPM)
risiko yang akan dihadapi. Akan tetapi Sebagai Dasar Pengambilan
portofolio optimal yang sudah dibentuk Keputusan Investasi Saham. Jurnal
belum tentu memiliki kinerja yang baik. Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 37 No.
2 Agustus.
Sehingga perlu untuk melakukan
pengukuran kinerja portofolio optimal yang Halim, Abdul. Analisis Laporan Keuangan.
sudah di bentuk dengan menggunakan alat Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu
ukur kinerja saham misalnya dengan Manajemen YKPN, 2009.
menggunakan indeks sharpe, indeks treynor
Hidayati, A, A, dkk. 2014. Analisis Capital
dan indeks Jensen. Tujuanya untuk
Asset Pricing Model (Capm) Terhadap
mengetahui kinerja portofolio optimal saham
Keputusan Investasi Saham (Studi Pada
kelompok indeks LQ-45 periode 2018.
Perusahaan-Perusahaan Sektor
Perbankan Di BEI Tahun 2009-2011)
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 9
DAFTAR PUSTAKA
No. 1 April
Ardi W, Dioda & Handayani,Krisnawuri.
2017. Pemilihan Saham Yang Optimal Husnan, Suad. Teori Portofolio dan Analisis
Menggunakan Capital Asset Pricing Sekuritas. Yogyakarta : Unit Penerbit
Model (Capm). Jurnal Manajemen dan dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu
Kewirausahaan (JMDK). Vol 5 No. 1. Manajemen YKPN, 2009.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Universitas Merdeka Malang. Jogiyanto. Teori Portofolio dan Analisis
Investasi. Edisi Ketujuh, Yogyakarta :
Black, F., Jensen, M. C. dan Scholes, M. BPFE, 2010.
1972. The Capital Asset Pricing
Model: Some Empirical Tests. Studies Jones, C. 2014. Invesment Principles And
in the Theory of Capital Markets, M. C. Concepts, twelfth edition. John wiley
Jensen edition, Praeger Publishers. & sons,inc

Brav, A., Lehavy, R. dan Michaely R. 2005. Komara, E, F. 2016. Pengujian Validitas
Using Expectations to Test Asset Empiris Capital Asset Pricing Model
Pricing Models. Financial (CAPM) Di Jakarta Islamic Indeks
Management, 34 (3), pp: 5-37. (JII) Periode 2011-2014. Jurnal
Ekonomi Manajemen & Akuntansi,
Elvira, N., Suhadak., Sudjana,, dan Nengah. Vol.13, No.2,pp.158-172.
2014. Analisis Portofolio Menggunakan
Capital Asset Pricing Model (CAPM) Lintner, John. 1965. The Valuation of Risk
Untuk Penetapan Kelompok Saham- Assets and the Selection of Risky
Saham Efisien Studi pada Seluruh Investment in Stock Portfolio and
Saham Perusahaan yang Terdaftar di Capital Budgets, The Review of
Bursa Efek Indonesia Tahun 2010- Economics and Statistics, Vol. 47, No.
2012. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) 1.
Vol. 9 No. 1 April. Fakultas Ilmu Masoud, Najeb & Abu Sabha Sulaeman.
Administrasi Universitas Brawijaya, 2014. The CAPM, Determinants of
Malang. Portfolio Flows to Emerging Markets
183 Jurnal Ilmu Manajemen dan Bisnis - Vol 12 No 2 September 2021

Economics: The Case of Jordanian 2010-2012). Jurnal Administrasi Bisnis


Financial Crisis. Global Journal of (JAB)|Vol. 17 No. 2 Desember.
Management and Business Research: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
FinanceVolume 14 Issue 3 Version 1.0. Brawijaya, Malang.
Online ISSN: 2249-4588 & Print
Sevanya, Adelina & Abriandi .2017.
ISSN: 0975-5853.
Pembentukan Portofolio Optimal
Nurdhiana, Elisa Vine & Norita. 2017. dengan menggunakan Capital Asset
Analisis Pembentukan Portofolio Pricing Model pada Saham yang
Optimal Menggunakan Capital Asset tergabung dalam Indeks LQ45 Bursa
Pricing Model Serta Penilaian Kinerja Efek Indonesia periode 2011-2015.
Kalbisocio,Volume 4 No. 2 Agustus 2017. ISSN
Portofolio Berdasarkan Metode Shrape
2356 – 4385. Institute Teknologi dan
Ratio, Treynor Ratio, Dan Jensen. e-
Bisnis Kalbis.
Proceeding of Management : Vol.4, Sharpe, William F.1964. Capital Asset Prices:
No.1 April 2017. ISSN : 2355-9357. A Theory of Market Equilibrium under
FEB Universitas Telkom. Conditions of Risk. The Journal of
Nurhidayah & Okta D, Rony . 2014. Finance, Vol. 19, No. 3 (Sep., 1964).
Penerapan Capital Asset Pricing Tandelilin, Eduardus. Portofolio dan Investasi
Model Untuk Menilai Kinerja Saham. : Teori dan Aplikasi. Edisi Kelima,
Jurnal JIBEKA Volume 8 No. 2 Yogyakarta : Kanisius, 2010.
Agustus : 45 – 54.
Wibisono,D,Ardi dan Krisnawuri, H. 2017.
Purwaningsih, Fitria. 2016. Pembentukan Pemilihan Saham yang Optimal
Portofolio Optimal dengan Menggunakan Capital Asset Pricing
Menggunakan Metode Capital Asset Model (CAPM). Jurnal Manajemen
Pricing Model (CAPM) Pada dan Kewirausahaan, Vol.5, No. 1,
Perusahaan yang Terdaftar Dalam 2017.
Indeks IDX30. Bandar lampung :
Universitas Lampung.
Ross, A, S., Westerfield, R, W., Jordan, B,
D. 2010. Fundamentals of Corporate
Finance, Ninth edition. New York : Mc
Graw-Hill
Saputra, D, W, dkk .2015. Penggunaan
Metode Capital Asset Pricing Model
(Capm) Dalam Menentukan Saham
Efisien. Jurnal Administrasi Bisnis
(JAB)Vol. 25 No.1 Agustus
Seftyanda, B, E. Darminto. Saifi, dan
Muhammad. 2014. Analisis Metode
Capital Asset Pricing Model (CAPM)
Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan
Investasi Saham (Studi Pada Seluruh
Saham Yang Terdaftar Di BEI Periode

Anda mungkin juga menyukai