Anda di halaman 1dari 17

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL BERDASARKAN MODEL

INDEKS TUNGGAL PADA SAHAM INDEKS IDX30 DI BEI

Dosen pengampu : Nurfitri Martaliah, S.E., M.E.K

Disusun oleh:
Najmi Laili (503200041)

JURUSAN AKUNTANSI SYARI’AH


UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
TAHUN PELAJARAN 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas Laporan Mini
Riset ini. Dan juga tidak lupa saya berterima kasih kepada Ibu Nurfitri Martaliah, S.E., M.E.K
sebagai Dosen Mata Kuliah Manajemen Portofolio dan Investasi.

Penulis sangat berharap tugas laporan mini riset ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang penulis harapkan.
Untuk itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.

Semoga tugas sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun bagi orang
yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
di masa depan

Jambi, 12 November 2022

Penyusun

Najmi Laili

2
PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL BERDASARKAN MODEL
INDEKS TUNGGAL PADA SAHAM INDEKS IDX30 DI BEI

Najmi Laili
E-mail : najmi.laili99@gmail.com

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam


Universitas Islam Negri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah menggunakan Single Index Model untuk membuat
portofolio optimal. Saham-saham terpilih dari Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia
membentuk portofolio. Data yang digunakan berkisar dari tahun 2013 hingga 2018. Hasil
temuan menunjukkan bahwa portofolio optimal terdiri dari sepuluh saham pilihan. TLKM
(16,66%), BBCA (16,57%), ICBP (15,85%), BBRI (12,58%), UNVR (11,65%), GGRM
(8,74%), PTBA (8,41%), BBNI (5,17%), BMRI (3,38%), dan ADRO (0,99%). Portofolio yang
dibuat memiliki tingkat pengembalian yang diharapkan sebesar 1,8% per bulan dan tingkat
risiko sebesar 0,88%.

Kata kunci: Portofolio, Single Index Model, Return dan Risiko

PENDAHULUAN

Menghadapi ketidakpastian saat memilih saham untuk portofolio yang mereka pilih
merupakan tantangan bagi investor. investor yang mengelola portofolio dari banyak kombinasi
saham. Pada akhirnya, harus memutuskan portofolio mana yang akan dipilih investor?. Tentu
saja, jawabannya bergantung pada investor ' preferensi risiko individu. Seorang investor yang
rasional hampir pasti akan memilih portofolio terbaik. Investor memilih portofolio yang
optimal dari kumpulan portofolio yang efisien. Memilih portofolio Kinerja terbaik sangat
penting bagi investor individu dan investor institusi. Dengan tingkat risiko, portofolio yang
optimal akan menghasilkan return yang optimal.

3
Model Diversifikasi Naive dan model Markowitz berfungsi sebagai dasar untuk
portofolio model single index. Perluasan Kredibel adalah teknik konvensional dan itu berarti
menyebarkan pertaruhan ke beberapa sumber. Model Markowitz dimulai dengan riwayat data
dari setiap saham yang digunakan sebagai masukan. Histori data ini dianalisis untuk
menghasilkan output yang menggambarkan kinerja masing-masing portofolio, termasuk
apakah portofolio tersebut dianggap optimal atau tidak. Sejumlah input yang menjadi dasar
perhitungan portofolio diperlukan untuk pembentukan portofolio. Model -index merupakan
salah satu metode analisis portofolio optimal yang digunakan oleh Elton dan Gruber (1995).
Kelebihan excess return to beta (ERB) dan cut-off rate (Ci) masing-masing saham
dibandingkan dalam analisis sekuritas. Saham dengan ERB lebih besar dari Ci dianggap
sebagai kandidat portofolio, sedangkan saham dengan Ci lebih besar dari ERB tidak
dimasukkan dalam portofolio. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan single index model,
versi sederhana dari model Markowitz, untuk menentukan risiko portofolio dan pengembalian
yang diharapkan. Hal Peneliti mengutip ini sebagai pembenaran untuk membuat portofolio
menggunakan indeks tunggal sebagai alat analisis.

TINJAUAN PUSTAKA

Investasi

Investasi dalam istilah awam, adalah komitmen terhadap sejumlah uang di masa depan.
Kekayaan investor, atau jumlah semua pendapatan saat ini dan nilai sekarang, adalah fokus
investasi. Beragam aktivitas dapat disebut sebagai investasi. Istilah "investasi kami" yang
digunakan dalam diskusi ini merujuk pada investasi pada aset keuangan seperti obligasi,
saham, deposito, dan reksadana.

Menurut definisi yang diberikan oleh Relly dan Brown dalam publikasi mereka yang
berjudul "Investment Analysis and Management (2012), investasi adalah komitmen dolar saat
ini untuk jangka waktu tertentu" dan "pembayaran tertentu di masa depan yang harus dilakukan
kepada investor untuk (1) waktu dan dana yang telah dilakukan (2) Ekspektasi dari rate inflasi
(3) ketidakpastian pembayaran di masa depan.

4
Pasar Modal

Instrumen keuangan jangka panjang seperti surat utang (obligasi), ekuitas (saham),
reksa dana, instrumen derivatif, dan instrumen lainnya semuanya dapat diperdagangkan di
pasar modal (capital market). Pasar modal berfungsi sebagai wahana kegiatan investasi
sekaligus sebagai sarana sarana pendanaan bagi pelaku usaha dan lembaga lain (seperti
pemerintah). Akibatnya, berbagai sarana dan prasarana jual beli serta kegiatan terkait
dipermudah oleh pasar modal. Di pasar modal, instrumen keuangan jangka panjang seperti
saham, obligasi, waran, hak, reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti option,
futures, dan lainnya diperdagangkan. Saham, surat utang (obligasi), reksadana, dana yang
diperdagangkan di bursa (EFT), dan derivatif merupakan beberapa instrumen (produk)
keuangan yang diperdagangkan di Pasar Modal Indonesia.

Perekonomian suatu negara sangat bergantung pada pasar modal karena memiliki dua
tujuan: pertama, sebagai sarana pembiayaan usaha dan kedua, sebagai sarana bagi dunia usaha
untuk memperoleh dana dari investor publik (investor). Modal adalah cara orang untuk
berinvestasi dalam instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dana
dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal
kerja, dan keperluan lainnya. Dengan demikian, masyarakat dapat mengalokasikan sumber
dayanya sesuai dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing instrumen.

Return Saham

Saham adalah bukti bahwa anda memiliki bisnis. Setiap pemegang saham berhak atas
bagian proporsional dari keuntungan perusahaan dalam bentuk dividen jika bisnis
menghasilkan keuntungan. Hasil dividen dan keuntungan modal terdiri dari pengembalian
saham. Bagi harga beli dengan selisih antara harga jual dengan harga beli per saham untuk
menghitung capital gain. Bagi dividen per saham dengan harga saham untuk mendapatkan
dividend yield. Rumus untuk menyatakan return saham adalah sebagai berikut:

(1)

P0= Harga saham awal

P1 = Harga saham akhir

5
D = Dividen

Risiko Saham

Perbedaan antara hasil yang diharapkan (atau pengembalian) dan aktualisasinya disebut
risiko. Risikonya lebih tinggi, semakin besar penyimpangannya. Teori Portofolio masa kini
membedakan antara risiko sistematis dan risiko non-sistematis. Risiko sistemik adalah risiko
yang tidak dapat dimitigasi melalui diversifikasi dan dipengaruhi oleh kondisi makroekonomi,
politik, dan eksternal lainnya. Menurut Brigham dan Daves (2004), risiko tidak sistematis
adalah risiko yang dipengaruhi oleh kondisi internal perusahaan atau industri dan dapat
dimitigasi melalui diversifikasi aset. semakin banyak saham menunjukkan bahwa risiko lebih
tersebar.

Konsep Return dan Risiko

Risiko biasanya dipandang sebagai probabilitas kehilangan sebagian atau seluruh uang
yang diinvestasikan dalam investasi dalam transaksi keuangan. Karena risiko dan
pengembalian berfluktuasi secara linier, peluang investasi yang menawarkan pengembalian
lebih tinggi biasanya juga disertai risiko yang lebih tinggi. pengembalian yang diharapkan aset
sebanding dengan risikonya dan sebaliknya. Hubungan antara pengembalian dan risiko adalah
sebagai berikut jika digambarkan menggunakan kurva bentuk:

Gambar 1. Hubungan risiko dan return yang diharapkan

6
Tingkat pengembalian yang diharapkan dari setiap jenis aset digambarkan oleh garis
vertikal pada gambar di atas, sedangkan besarnya risiko investor digambarkan oleh garis
horizontal. Tingkat pengembalian dari investasi bebas risiko ditunjukkan oleh RF ( bebas
risiko) titik pada gambar di atas. Investasi bebas risiko menawarkan tingkat pengembalian
tertentu tanpa risiko (Risk Free). Pola hubungan antara risiko dan pengembalian yang
diharapkan menunjukkan bahwa hubungan antara risiko yang diharapkan dan pengembalian
bersifat searah. Artinya, tingkat risikonya proporsional pengembalian aset, dan sebaliknya.

Teori Portofolio Modern

Teori portofolio modern (MPT) menekankan bahwa risiko adalah komponen yang
melekat dari imbalan yang lebih tinggi dan menjelaskan bagaimana investor yang menghindari
risiko dapat membangun portofolio untuk mengoptimalkan atau memaksimalkan
pengembalian yang diharapkan berdasarkan tingkat risiko pasar tertentu. Sebuah "batas
efisien" dapat dibangun dari pengembalian maksimum yang diharapkan portofolio optimal
untuk tingkat risiko tertentu, menurut teori. Menurut teori portofolio modern, perlu untuk
mempertimbangkan bagaimana investasi mempengaruhi keseluruhan risiko dan pengembalian
portofolio di Selain karakteristik risiko dan pengembalian investasi.

MPT menunjukkan bahwa investor dapat membangun portofolio aset yang


memaksimalkan pengembalian untuk tingkat risiko tertentu. Dalam nada yang sama, seorang
investor dapat membuat portofolio dengan risiko seminimal mungkin dengan
memperhitungkan tingkat pengembalian yang diantisipasi. Pengembalian investasi individu
kurang penting daripada bagaimana investasi berperilaku dalam konteks keseluruhan
portofolio, menurut ukuran statistik seperti varians dan korelasi.

Single Index Model

Single Index Model adalah teori yang menyatakan bahwa pasar adalah satu-satunya hal
yang berpengaruh terhadap harga saham. Harga saham individu juga akan naik jika pasar naik.
Ada saham yang sensitif terhadap pergerakan pasar dan ada juga yang tidak, dan setiap saham
merespon pasar dengan cara yang berbeda. Persamaan estimasi pengembalian Model Indeks
Tunggal adalah sebagai berikut:

7
(2)
Varians dari return saham dalam Single Index Model adalah sebagai berikut :

(3)

Covarian return saham dengan pasar dinyatakan sebagai berikut :

(4)
Varians sekuritas terdiri dari dua bagian: risiko sistematis, juga dikenal sebagai risiko pasar,
dan risiko tidak sistematis, juga dikenal sebagai risiko unik. Risiko sistematis mengacu pada
varian yang dijelaskan oleh indeks. Varians residual atau risiko tidak sistematis adalah
varians yang tidak dapat dijelaskan.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian deskriptif kuantitatif adalah metode pilihan untuk penelitian ini. Populasi
dalam penelitian ini adalah saham yang diingat untuk file LQ45 periode 2013 hingga 2018,
khusus 45 penawaran. Dari 2013 hingga 2018, saham secara konsisten masuk dalam Indeks
LQ 45 melalui purposive sampling, yang melibatkan penetapan kriteria.

20 saham dipilih untuk sampel penelitian ini berdasarkan kriteria tersebut.

8
Tabel 1
Sampel Penelitian

No Kode Nama Perusahaan

1 ADRO PT Adaro Energy Tbk


2 ASII PT Astra Internastional Tbk
3 BBCA PT Bank Central Asia Tbk
4 BBNI PT Bank Negara Indonesia Tbk
5 BBRI PT Bank Rakyat Indonesia Tbk
6 BMRI PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
7 BSDE PT Bumi Serpong Damai Tbk
8 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
9 INTP PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
10 JSMR PT Jasa Marga (Persero) Tbk
11 KLBF PT Kalbe Farma Tbk
12 LPKR PT Lippo Karawaci Tbk
13 MNCN PT Media Nusantara Citra Tbk
14 PGAS PT Perusahaan Gas Negara Tbk
15 PTBA PT Bukit Asam Tbk
16 SMGR PT Semen Indonesia Tbk
17 TLKM PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
18 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk
19 GGRM PT Gudang Garam Tbk
20 NDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk

Data sekunder digunakan sebagai jenis data, dan dokumentasi digunakan


sebagai metode pengumpulan data. Single Index Model digunakan untuk analisis data
dalam penelitian ini.

9
Berikut ini adalah alur diagram (flowchart) dalam penelitian ini :

Gambar 1. Alur pembentukan portofolio

10
HASIL DAN PEMBAHASAN

Beberapa perhitungan statistik berdasarkan data harga saham dan indeks pasar
bulanan diperlukan untuk membuat portofolio optimal menggunakan Model Indeks
Tunggal. 2 saham, LPKR (-0.01291) dan LPKR (-0.00776), memiliki rata-rata return
negatif, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1 Pengembalian negatif ini dapat dikaitkan
dengan berbagai faktor, termasuk kinerja perusahaan itu sendiri atau kondisi
makroekonomi. Tabel 1 juga menunjukkan bahwa 13 saham dari 20 sampel memiliki
nilai beta di atas satu, termasuk ASII (1.28), BBCA (1.07), BBNI (1.83), BBRI (1.59),
BMRI (1.49), BSDE (1.83), ICBP (1.05), INTP (1.49), JSMR (1.09), KLBF (1.01),
LPKR (1.33), MNCN ( 1.46), dan PGAS. Jika nilai beta saham lebih besar dari satu,
berarti sangat sensitif terhadap pasar. Karena 13 saham tersebut memiliki nilai beta
lebih besar dari satu, maka disebut sebagai saham agresif. Tujuh saham sisanya—
ADRO (0.87), PTBA (0.88), SMGR (0.26), TLKM (0.50), UNVR (0.70), GGRM
(082), dan INDF (0.89). Memiliki nilai beta kurang di bawah satu. Nilai beta kurang
dari satu menunjukkan bahwa saham tersebut tidak peka terhadap pasar, semakin
rendah nilai beta, semakin tidak sensitif pasar saham tersebut.

11
Tabel 2
Expected Return, Standar Deviasi, Variance, Covariance, Beta, Alpha, Variance
Error Residual

Variance
Saha Standar Varian Covarianc
E(R) Beta Alpha Error
m Deviasi ce e
Residual
0.00851 0.11993 0.01438 0.0009767 0.87213 0.00421 0.01523720
ADRO 4 9 5 3 9 2 9
0.00524 0.06395 0.0014357 1.28198 - 0.00593037
ASII 4 2 0.00409 2 1 0.00108 4
0.01552 0.05201 0.00270 0.0012088 1.07939 0.01020 0.00400999
BBCA 7 1 5 4 9 3 9
0.01615 0.08221 0.0020552 1.83518 0.00710 0.01053136
BBNI 4 7 0.00676 7 5 2 6
0.02432 0.08422 0.00709 0.0017855 1.59434 0.01645
BBRI 3 5 4 4 6 8 0.00994056
0.01107 0.06229 0.00388 0.0016740 1.49482 0.00370 0.00638332
BMRI 5 7 1 9 4 2 3
0.00192 0.09043 0.00817 0.0020593 1.83880 - 0.01196475
BSDE 9 3 8 2 4 0.00714 5
0.01776 0.06413 0.00411 0.0011796 1.05331 0.01256 0.00535538
ICBP 1 2 3 3 2 6 2
0.00619 0.09705 0.00941 0.0016739 1.49466 - 0.01192082
INTP 3 1 9 1 8 0.00118 3
0.00223 0.07305 0.00533 0.0012287 1.09719 - 0.00668572
JSMR 9 8 8 7 4 0.00317 2
0.00613 0.06145 0.00377 0.0011407 1.01856 0.00111 0.00493847
KLBF 8 4 7 1 4 4 3
- 0.10868 0.01181 0.0014969 1.33667 - 0.01381347
LPKR 0.01291 5 3 7 5 0.01951 2
- 0.12745 0.01624 0.0016449 0.01866041
MNCN 0.00776 3 4 3 1.46879 -0.015 5

12
0.00132 0.12563 0.01578 0.0017056 1.52302 - 0.01838229
PGAS 7 6 5 7 8 0.00619 2
0.03151 0.0009952 0.88870 0.02713 0.02357405
PTBA 6 0.15063 0.02269 8 2 2 1
0.00160 0.08852 0.00783 0.0002948 0.26324 0.00030 0.00791391
SMGR 7 3 6 1 5 8 8
0.01512 0.06544 0.00428 0.50467 0.01263 0.00456880
TLKM 3 9 4 0.0005652 8 3 7
0.01537 0.07592 0.00576 0.0007907 0.70604 0.01189 0.00632287
UNVR 8 5 5 2 7 5 2
GGR M 0.01220 0.06668 0.00444 0.0009274 0.82810 0.00812 0.00521524
9 8 7 1 3 4 8
0.06450 0.89167 0.00095 0.00505082
INDF 0.00535 1 0.00416 0.0009986 2 2 4

Nilai alpha menunjukkan return atas saham yang tidak terpengaruh oleh pasar dan
bersifat independen. Berdasarkan nilai Residual Variation Error, PTBA memiliki tingkat risiko
tidak sistematis tertinggi sebesar 0,02, sedangkan BBCA merupakan saham dengan tingkat
risiko tidak sistematis terendah sebesar 0,005. Langkah selanjutnya adalah memilih saham-
saham yang masuk dan tidak termasuk dalam portofolio optimal dan menentukan bobot
masing-masing saham terpilih mengikuti perhitungan di atas.

Tabel 3
Ci, ERB, C*, dan Proporsi Dana (Wi)

Saham Ci ERB C* Optimal Zi Wi

ADRO 0.000264 0.004985 0.002814 Optimal 0.124229 0.009917


ASII 0.000199 0.000841 0.002814
BBCA 0.002584 0.010525 0.002814 Optimal 2.075398 0.165672
BBNI 0.001723 0.006532 0.002814 Optimal 0.647849 0.051715
BBRI 0.002814 0.012642 0.002814 Optimal 1.57624 0.125826

13
BMRI 0.001302 0.004622 0.002814 Optimal 0.423208 0.033783
BSDE -0.00029 -0.00122 0.002814
ICBP 0.002431 0.012907 0.002814 Optimal 1.98497 0.158453
INTP 0.000235 0.001356 0.002814
JSMR -0.00029 -0.00176 0.002814
KLBF 0.000369 0.001936 0.002814
LPKR -0.00162 -0.01278 0.002814
MNCN -0.00093 -0.00812 0.002814
PGAS -0.00023 -0.00186 0.002814
PTBA 0.001113 0.030774 0.002814 Optimal 1.05404 0.08414
SMGR -9.4E-05 -0.00972 0.002814
TLKM 0.001276 0.021709 0.002814 Optimal 2.087153 0.16661
UNVR 0.001288 0.015879 0.002814 Optimal 1.458867 0.116456
GGRM 0.001247 0.009712 0.002814 Optimal 1.095224 0.087428
INDF 0.000199 0.001328 0.002814

Titik potong atau cut off point (C*) akan menjadi nilai Ci tertinggi. 0,002814 berfungsi
sebagai titik acuan untuk menentukan apakah saham termasuk dalam portofolio. Nilai Excess
Return to Beta (ERB) dan nilai cut off point (C*) harus dibandingkan untuk menentukan saham
mana yang termasuk dalam portofolio atau tidak. Saham tersebut termasuk dalam portofolio
jika nilai ERB lebih besar dari C*, dan sebaliknya. Nilai skala pembobotan untuk setiap saham
(Zi) harus ditentukan terlebih dahulu sebelum bobot saham (Wi) dapat dihitung.

14
Bobot
3% 1% TLKM
5% 17% BBCA
8%
ICBP
9%
16% BBRI
12% UNVR
GGRM
16%
13%
PTBA
BBNI
BMRI

Gambar 2. Komposisi saham pada optimal portofolio

Grafik di atas menggambarkan proporsi saham dalam komposisi portofolio optimal.

Langkah selanjutnya adalah menentukan ekspektasi pengembalian dan risiko portofolio


setelah menentukan bobot masing-masing saham.

Tabel 4
Expected Return dan Risiko Portofolio
Variance
Alpha Beta Portofolio Error
Saham
Portofolio Residual
Portofolio
ADRO 0.00004 0.00865 0.00015
BBCA 0.00169 0.17883 0.00066
BBNI 0.00037 0.09491 0.00054
BBRI 0.00207 0.20061 0.00125
BMRI 0.00013 0.05050 0.00022
ICBP 0.00199 0.16690 0.00085
PTBA 0.00228 0.07478 0.00198
TLKM 0.00210 0.08408 0.00076
UNVR 0.00139 0.08222 0.00074
GGRM 0.00071 0.07240 0.00046

15
Sum 0.01277 1.01387 0.00761
E(Rm) 0.00493
E(Rp) 0.01788
Variance Market 0.00112
Variance Portofolio 0.00876

Tingkat pengembalian portofolio atau expected return portofolio yang diharapkan


adalah 0,01788, dan tingkat risiko adalah 0,00876, seperti terlihat pada tabel di atas. Ada saham
yang memiliki pengembalian yang diharapkan lebih tinggi dari pengembalian yang diharapkan
dari portofolio, tetapi risiko pada saham individual lebih besar dari risiko pada portofolio.
Seperti yang bisa dilihat, ada saham yang memiliki return ekspektasian yang lebih tinggi dari
return ekspektasi portofolio. Ada beberapa saham yang menawarkan return lebih tinggi dari
return portofolio jika dibandingkan return saham individual. Namun, risiko saham individual
juga lebih tinggi. daripada risiko portofolio. Hal ini menunjukkan bahwa diversifikasi dapat
mengurangi risiko dengan menciptakan portofolio yang optimal.

KESIMPULAN

Portofolio optimal terdiri dari 10 saham: TLKM (16,66 persen), BBCA (16,57 persen),
ICBP (15,85%), BBRI (12,58%), UNVR (11,65%), GGRM (8,74%), PTBA (8,41%), BBNI
(5,17%), BMRI (3,38%), dan ADRO (0,99%). Tingkat Expected Return portofolio atau
Tingkat Pengembalian yang diharapkan portofolio adalah 0,01788, dan variansnya 0,00876.
Jika dibandingkan dengan pengembalian pasar, investor dapat menginvestasikan modalnya
pada portofolio optimal karena tingkat pengembalian yang dihasilkan dengan risiko tertentu
secara signifikan lebih tinggi.

16
DAFTAR PUSTAKA

Bodie, et al. 2004. Investments and Portfolio, United States : Penerbit. McGraw-Hill

Reni Lestari. 2018 “Analisis optimalisasi Portofolio Sebagai Dasar Keputusan Investasi
Saham (Studi Empiris pada Saham Index Dow Jones di NYSE)”, Skripsi Sarjana,
Universitas Bhayangkarara Jakarta Raya.

Zalmi Zubir. 2011. Manajemen Portofolio, Jakarta : Penerbit. Salemba Empat

http://finance.yahoo.com
http://www.bi.go.id
http://www.investopedia.co
m

https://www.idx.co.id/investor/pengantar-pasar-modal/

17

Anda mungkin juga menyukai