Anda di halaman 1dari 18

PENETAPAN PORTOFOLIO OPTIMAL UNTUK INVESTASI SAHAM

(STUDI PADA PERUSAHAAN TERINDEKS LQ-45 DI BURSA EFEK


INDONESIA PADA PERIODE 2016-2018).

Fergie Fortuna Shabilla


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya
Fergiefortuna@gmail.com

Dosen Pembimbing:
Risna Wijayanti, SE., MM., Ph.D. CFP
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya

Abstrak: The purpose of this study is to analyze the optimal portofolio formation on
indexed LQ 45 stocks and find out the proportion of each selected stock in the formed
optimal portfolio. The population in this study is all companies registered in LQ 45 period
August 2016 to July 2018 and the research sample was selected by means of purposive
sampling technique. This study using Capital Asset Pricing Model and the Single Index
Model to determine optimal portofolio of the stock listed in LQ45. Based on the research,
the result using the Capital Asset Pricing Model and the Single Index Model that there
were 6 stocks included in the optimal portfolio namely PTBA (PT. Tambang Batubara
Bukit Asam Tbk), UNTR (PT. United Tractors Tbk), INCO (PT. Vale Indonesia Tbk),
SRIL (PT. Sri Rejeki Isman Tbk), ADRO (PT. Adaro Energy Tbk), and BBCA (PT. Bank
Central Asia Tbk). The presentase of fund in the six share is 4.31% for the share of SRIL
(PT. Sri Rejeki Isman Tbk), 7.15% for the share of INCO (PT. Vale Indonesia Tbk),
12.68% for the share of ADRO (PT Adaro Energy Tbk), 17.94% for the share of PTBA
(PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk), 27.33% for the share of UNTR (PT. United
Tractors Tbk), and 30.59% for the share of BBCA (PT. Bank Central Asia Tbk).

Keywords: LQ 45 Index, Optimal Portfolio, Capital Asset Pricing Model, Single Index
Model

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa optimal portofolio di indeks
saham LQ 45 serta mengetahui proporsi masing-masing saham terpilih pada portofolio
optimal yang terbentuk. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang
terdaftar di LQ 45 periode Agustus 2016 sampai dengan Juli 201 dan pemilihan sampel
dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan Capital
Asset Pricing Model dan Single Index Model untuk menentukan portofolio optimal dari
saham yang terdaftar di LQ 45. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan
capital asset pricing model dan Single Index Model menunjukkan bahwa terdapat 6
saham yang memenuhi kriteria pembentukan portofolio optimal yaitu PTBA (PT
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk), UNTR (PT United Tractors Tbk), INCO (PT Vale
Indonesia Tbk), SRIL (PT Sri Rejeki Isman Tbk), ADRO (PT Adaro Energy Tbk), dan
BBCA (PT Bank Central Asia Tbk). Untuk presentase proporsi dana yang layak
diinvestasikan pada keenam saham tersebut adalah 4.31% untuk saham SRIL (PT Sri
Rejeki Isman Tbk), 7,15% untuk saham INCO (PT Vale Indonesia Tbk), 12,68% untuk
saham ADRO (PT Adaro Energy Tbk), 17,94% untuk saham PTBA (PT Tambang
Batubaru Bukit Asam (Persero) Tbk), 27,33% untuk saham UNTR (PT United Tractors
Tbk), dan 30,59% untuk saham BBCA (PT Bank Central Asia Tbk).

Kata Kunci: Indeks LQ 45, Portofolio Optimal, Capital Asset Pricing Model, Single Index
Model

1. PENDAHULUAN tahunya, salah satu faktor


Kegiatan Investasi telah menjadi penyebabnya karena terdapat
salah satu faktor penting dalam peningkatan minat bagi kalangan
tercapainya kemakmuran dan investor untuk menginvestasikan
perkembangan perekonomian suatu dananya pada beberapa aktiva
negara. Semakin berkembang keuangan seperti saham , reksa dana,
kegiatan investasi suatu negara maka surat hutang dan produk derivatif
semakin berkembang juga laju lainya yang ada di pasar modal.
pertumbuhan ekonominya. Hal ini Salah satu aktiva keuangan yang
dikarenakan investasi yang banyak diminati investor saat ini
meningkat akan bedampak terhadap merupakan investasi saham.
lapangan kerja yang mengalami Melakukan kegiatan investasi saham
peningkatan, berkurangnya angka akan membuat investor dihadapkan
pengangguran, dan adanya kemajuan oleh dua kemungkinan yaitu
dalam bidang teknologi. Banyaknya keuntungan maupun kerugian. Untuk
dampak positif dari kegiatan menghindari kerugian dari kegiatan
investasi ini membuat banyak negara investasi saham ini investor dapat
di dunia berfokus untuk melakukan berbagai macam cara
meningkatkan kegiatan investasinya salah satunya diversifikasi saham.
termasuk Negara Indonesia. Di Diversifikasi saham dapat dilakukan
Indonesia sendiri investasi selalu investor untuk mengurangi risiko
mengalami peningkatan setiap tidak sistematis dari kegiatan
investasi dengan membentuk agar investor dapat memprediksi
portofolio. Selain itu pembentukan berapa return yang diharapkan dan
sebuah portofolio penting dilakukan investor juga dapat mengurangi
karena seperti yang diketahui, terkait risiko akibat portofolio yang
saham yang diperdagangkan di pasar dibentuk. Selain itu, Investor dalam
modal memiliki perbedaan hasil pembentukan sebuah portofolio
pengembalian investasi walaupun saham dihadapkan dengan masalah
perusahaan yang memperdagangkan penentuan cara model analisis
saham tersebut sudah terindeks portofolio mana yang tepat agar hasil
dengan baik. Sedangkan terkait dari portofolio yang dibuat
masing-masing investor dalam memperoleh hasil maksimal. Saat ini
melakukan investasi tentu saja sudah banyak dikemukakan beberapa
bertujuan mendapatkan nilai return model yang bisa digunakan untuk
yang positif. Sehingga untuk pembentukan portofolio. Hasil yang
menghindari return yang bernilai disajikan dari masing-masing model
negatif, selain investor perlu analisis portofolio akan mendapat
mempertimbangkan segala aspek hasil yang berbeda pula.
terkait prospek perusahaan yang akan Pembentukan portofolio
dipilih. Investor juga dapat saham dalam penelitian ini
membentuk sebuah portofolio menggunakan metode Capital Asset
optimal dengan memilih komposisi Pricing Model (CAPM) dan Single
saham yang tepat yang Index Model (SIM). SIM digunakan
menghasilkan keuntungan maksimal. untuk pemilihan saham-saham
Ketika investor membentuk optimal dari portofolio efisien yang
portofolio, maka investor harus sebelumnya sudah terbentuk dengan
mampu menganalisis portofolio CAPM. Pemilihan portofolio efisien
sehingga investor dapat menentukan menggunakan Capital Asset Pricing
berapa proporsi dana dari setiap Model (CAPM) dikarenakan
saham yang akan dimasukkan ke terdapat beberapa kelebihan CAPM
dalam portofolio. Pemilihan jumlah dalam mengestimasi return saham
proporsi dana yang akan dimasukkan dibandingkan dengan metode lain,
kedalam portofolio dimaksudkan diantaranya ketepatan mengestimasi
return, dapat digunakan untuk jangka khususnya terhadap saham-saham
pendek, data yang dibutuhkan mudah yang terdaftar di Indeks Liquid-45
didapatkan, dan tidak membutuhkan (LQ-45). Pemilihan objek Indeks
waktu yang lama untuk LQ-45 dikarenakan dalam
mengestimasi return. Sedangkan membentuk sebuah portofolio
Pembentukan portofolio optimal memerlukan pertimbangan dalam
menggunakan SIM dikarenakan memilih saham-saham yang layak
dalam model ini untuk menyeleksi untuk masuk portofolio, agar
atau menentukan suatu sekuritas portofolio menunjukkan hasil yang
dapat dimasukkan kedalam optimal. Faktor yang perlu
portofolio optimal melibatkan nilai dipertimbangkan adalah memilih
Excess return to Beta (ERB). saham-saham yang memiliki
Menurut Jogiyanto (2017, p.450), pengaruh besar pada Indeks Harga
menentukan portofolio yang optimal Saham Gabungan (IHSG) yaitu
akan lebih mudah jika didasarkan saham yang aktif diperdagangkan
pada sebuah angka yang dapat dan banyak dicari oleh investor.
menentukan apakah suatu sekuritas Sedangkan Saham-saham aktif yang
dapat dimasukan ke dalam portofolio terdapat pada Indeks LQ-45 terdiri
optimal tersebut. Angka yang dari saham-saham dengan likuiditas
dimaksud adalah rasio antara ekses dan kapitalisasi pasar yang tinggi
return dengan beta (excess return to dalam arti mudah diperjualbelikan.
beta ratio). ERB didefinisikan Berdasarkan uraian diatas dan
sebagai selisih return ekspetasian pentingnya portofolio optimal dalam
dengan return aktiva bebas resiko, keputusan investasi, maka penulis
dimana ERB berarti mengukur bermaksud untuk melakukan
kelebihan return relatif terhadap satu penelitian dengan judul “Penetapan
unit risiko yang tidak dapat di Portofolio optimal untuk Investasi
diversifikasikan yang diukur dengan Saham (Studi pada Perusahaan
beta. terindeks LQ-45 di Bursa Efek
Penelitian ini diambil Indonesia pada periode 2016-
berdasarkan data yang tersedia di 2018)”.
Bursa Efek Indonesia (BEI)
II. TINJAUAN PUSTAKA perusahaan serta kualitas dari
A. Pengertian Investasi manajemennya.
Menurut Jogiyanto ( 2017, Berdasarkan beberapa
p.5) investasi adalah penundaan pengertian di atas dapat disimpulkan
konsumsi sekarang untuk digunakan bahwa pasar modal adalah tempat
atau dimasukkan ke aktiva produktif untuk perusahaan publik yang
selama periode waktu tertentu. Dari membutuhkan dana dengan cara
pengertian tersebut dapat di ambil menerbitkan efek (surat berharga)
kesimpulan bahwa investasi adalah yang akan diperjual belikan.
kegiatan penundaan konsumsi yang C. Pengertian Saham
dilakukan saat ini dengan tujuan Saham dapat didefinisikan
untuk mendapatkan keuntungan sebagai tanda penyertaan modal
dimasa mendatang. seseorang atau pihak (badan usaha)
B. Pengertian Pasar Modal dalam suatu perusahaan atau
Pasar modal adalah perseroan terbatas. Kepemilikan
pertemuan antara pihak yang saham membuat pemodal memiliki
memiliki kelebihan dana dengan klaim atas pendapatan perusahaan
pihak yang membutuhkan dana berupa capital gain, deviden, klaim
dengan cara memperjualbelikan atas aset perusahaan, dan berhak
sekuritas (Tandelilin, 2010, p.26). hadir dalam Rapat Umum Pemegang
Menurtu Jogiyanto (2017, p.33), Saham (Susilo et al., 2009, p.27)
menyatakan pasar modal merupakan D. Pengertian Portofolio
sarana perusahaan untuk Portofolio merupakan suatu
meningkatkan kebutuhan dana kumpulan aktiva keuangan dalam
jangka panjang dengan menjual surat suatu unit yang dipegang atau dibuat
berharga perusahaan. Pasar modal oleh seorang investor, perusahaan
dikatakan efisien jika harga dari institusi, atau institusi keuangan
surat-surat berharga mencerminkan (Jogiyanto, 2014, p.5). Menurut
nilai dari perusahaan secara akurat, Susilo (2009, p.150) portofolio
sehingga harga dari surat berharga adalah kombinasi dari beberapa
dapat digunakan oleh investor untuk saham sebagai pilihan investasi
menilai prospek laba dari sebuah dengan tujuan untuk meminimalkan
risiko investasi dan mengoptimalkan portofolio, diantaranya expected
keuntungan. Berdasarkan kedua return, standar deviasi baik sekuritas
definisi tersebut portofolio dapat maupun portofolio dan korelasi
diartikan sebagai suatu kumpulan antar return. Teori ini
aktiva keuangan yang diinvestasikan memformulasikan keberadaan unsur
dan dipegang oleh investor, baik return dan risiko dalam suatu
perorangan maupun lembaga dengan investasi, dimana unsur risiko dapat
tujuan meminimalisir risiko guna diminimalisir melalui diversifikasi
memperoleh keuntungan yang dan mengkombinasikan berbagai
optimal. instrumen investasi kedalam
E. Model Analisis Pembentukan portofolio. Model Markowitz
Portofolio menggunakan beberapa asumsi
Investor dalam pembentukan untuk untuk menyederhanakan
sebuah portofolio perlu menentukan persoalan-persoalan yang
atau memilih model analisis seseungguhnya terjadi di dunia
portofolio mana yang tepat agar hasil nyata.
dari portofolio yang dibuat Single Index Model (SIM)
memperoleh hasil maksimal. Hasil Model ini mengasumsikan
yang disajikan dari masing-masing bahwa pergerakan return saham
model analisis portofolio akan hanya berhubungan dengan
mendapat hasil yang berbeda pula. pergerakan pasar. Jika pasar bergerak
Beberapa model pembentukan naik, dalam arti permintaan terhadap
portofolio tersebut antara lain Model saham meningkat, maka harga saham
Markowitz, Single Index Model di pasar akan naik (Suad, 2010,
(SIM), Capital Asset Pricing Model p.103). Hubungan antara return
(CAPM) dan Arbitrage Pricing sekuritas dan return indeks pasar
Theory (APT). pada Single Index Model dapat
Model Markowitz dituliskan sebagai berikut (Jogiyanto,
Teori Markowitz 2017, p.428):
menggunakan beberapa pengukuran 𝑅𝑖 = ai + βi . RM
statistik dasar untuk Selain asumsi adanya korelasi
mengembangkan suatu rencana antara return saham dan return
indeks pasar yang dinyatakan melalui saham ditentukan oleh rasio ERB
parameter atau rumusan di atas, dan pemilihan saham untuk
model analisis Single Index Model portofolio optimal dengan cara
(SIM) juga menggunakan parameter- mengambil saham yang memiliki
parameter lainnya seperti variance, nilai ERB yang tinggi. Penentuan
variance residual error dan nilai ERB yang tinggi dengan cara
covariance. Jogiyanto (2017, p.431) menghitung titik pembatas (Ci), ERB
menyatakan bahwa model indeks dan Ci dirumuskan sebagai berikut
tunggal berasumsi bahwa kesalahan (Jogiyanto, 2017, p.450):
residu (residual error) dari sekuritas 𝐸(𝑅𝑖) − 𝑅𝑓
𝐸𝑅𝐵𝑖 =
ke-i tidak berkovari dengan 𝛽𝑖
[𝐸 (𝑅𝑖 ) − 𝑅𝑓 ]. 𝛽𝑖
kesalahan residu sekuritas ke-j atau 𝜎𝑚2 ∑𝑖𝑗=𝑖
σ𝑒𝑖 2
(ei) tidak berkovari dengan (ej). 𝐶𝑖 =
𝛽𝑖 2
1 + 𝜎𝑚2 ∑𝑖𝑗=𝑖 2
Asumsi ini secara sistematis dapat σ𝑒𝑖

dituliskan sebagai berikut (Jogiyanto, Capital Asset Pricing Model

2017, p.432): (CAPM)


1. Variance tingkat keuntungan Menurut Tandelilin (2010,

σi2 = βi2 σm2 + σei2 p.89) model CAPM merupakan

2. Variance residual error model keseimbangan yang

σei2 = σi2 − βi2. σm2 menggambarkan hubungan risiko

3. Covariance tingkat dan return secara lebih sederhana

keuntungan sekuritas i dan j, pada kondisi pasar seimbang, dan

σij = βi. βj. σm2 hanya menggunakan satu variabel

Model analisis SIM (disebut juga sebagai variabel beta)

menyusun atau memberi peringkat untuk menggambarkan risiko. Pasar

pada sekuritas-sekuritas berdasarkan seimbang yaitu kondisi pasar pada

rasio kelebihan pengembalian saat harga-harga aktiva berada di

terhadap beta atau excess return to tingkat yang tidak memberikan

beta (ERB). ERB merupakan selisih insentif lagi untuk melakukan

antara return ekspektasi dan return perdagangan spekulatif Rumusan

aktiva bebas risiko dibagi dengan perhitungan Beta dinyatakan sebagai

Beta saham (βi). Pemeringkatan berikut (Jogiyanto, 2017, p.469):


𝑅𝑖−𝑅𝑓= 𝛽𝑖 (Rm-Rf) + ei suatu aset yang tidak hanya
Perumusan CAPM untuk didasarkan pada satu variabel saja,
menghitung return ekspektasian dari tetapi banyak variabel. APT
suatu portofolio atau sebuah mengasumsikan bahwa expected
sekuritas bisa berupa formula sebagai return suatu saham berhubungan
berikut (Jogiyanto, 2017, p.587): secara linier dengan beberapa indeks
E (Ri) = Rf + βi [ E(Rm)-Rf] sperti dinyatakan pada rumus berikut
Arbitrage Pricing Theory (APT) (Zalmi, 2013, p.227):
Arbitrage Pricing Theory 𝑅𝑖 = 𝑎𝑖 + 𝑏𝑖1 𝐼1
(APT) yang dikembangkan oleh + 𝑏𝑖2 𝐼2 +, , , , , , , +𝑏𝑖𝑗 𝐼𝑗
Stephen Ross pada tahun 1976 + 𝑒𝑖
dimaksudkan sebagai model III. METODE PENELITIAN
alternatif dari model analisis CAPM A. Jenis Penelitian
yang dikembangkan oleh Sharpe, Jenis penelitian ini adalah
Lintner, dan Treynor. Model analisis penelitian deskriptif kuantitatif yang
APT memiliki kesamaan atau identik didasarkan atas survei terhadap objek
dengan model analisis CAPM namun penelitian. Penelitian ini bersifat
demikian kedua model ini tetap kuantitatif yaitu pendekatan yang
memiliki perbedaan salah satunya digunakan dalam penelitian untuk
perbedaan dalam asumsi yang menemukan pengetahuan yang
digunakan. menggunakan data berupa angka
Menurut Zalmi (2013, p.226) sebagai alat menganalisis keterangan
pendekatan Arbitrage Pricing Theory mengenai apa yang ingin diketahui
(APT) menyatakan bahwa expected (Moh. Kasiram, 2010, p.149).
return suatu aset merupakan fungsi B. Populasi dan Sampel
linier dari berbagai faktor ekonomi Populasi dalam penelitian ini
makro dan sensitifitas perubahan adalah seluruh perusahaan yang di
setiap faktor dinyatakan oleh perdagangkan di Bursa Efek
koefisien beta masing-masing faktor Indonesia selama periode penelitian
tersebut. Arbitrage Pricing Theory yaitu periode Agustus 2016- Juli
(APT) merupakan sebuah 2018.
pendekatan dalam menentukan harga
Sampel pada penelitian ini D. Teknik Pengumpulan Data
menggunakan Teknik sampling yaitu Teknik pengumpulan data
probability sampling dan kemudian yang digunakan dalam penelitian ini
pemilihan sampel data secara adalah teknik dokumentasi. Pada
purposive sampling, yaitu cara penelitian ini pengumpulan data
penentuan sampel dengan harga saham penutupan (closing
pertimbangan tertentu. Kriteria- price) per minggu, IHSG, dan BI
kriteria atau pertimbangan tersebut rate melalui dokumentasi pada
antara lain: media elektronik internet yaitu
1. Perusahaan yang sudah dan www.idx.co.id, www.bi.go.id,
masih terdaftar di Bursa Efek www.googlefinance.com dan
Indonesia selama periode www.yahoofinance.com.
penelitian E. Metode Analisis Data
2. Perusahaan yang secara Pada penelitian ini digunakan
berturut-turut mengeluarkan analisis statistik untuk menentukan
laporan keuangan pada portofolio berdasarkan model Capital
periode penelitian. Asset Pricing Model dan Single
3. Selama periode penelitian Index Model. Data diolah dengan
perusahaan tersebut masuk menggunakan bantuan Microsoft
secara berturut-turut di dalam Excel dengan langkah-langkah
indeks LQ 45. perhitungan sebagai berikut:
C. Jenis dan Sumber Data 1. Menghitung Tingkat
Jenis data yang digunakan Keuntungan Masing-Masing
dalam penelitian ini adalah data Saham dengan rumus sebagai
kuantitatif. Sumber data yang berikut (Jogiyanto, 2017,
digunakan dalam penelitian ini p.284):
adalah data sekunder. Penelitian ini (𝑃𝑡 − 𝑃𝑡−1 ) 𝐷𝑡
Ri = +
menggunakan data sekunder yang 𝑃𝑡−1 𝑃𝑡−1

diambil dari 2. Menghitung Market Return

www.idx.co.id,www.bi.go.id,www.go (Jogiyanto, 2017, p.428):

oglefinance.com dan (𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡 − 𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−1 )


Rm =
𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−1
www.yahoofinance.com.
3. Menghitung Risk Free Rate 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑐𝑒 𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 Saham (σi2 )
(Jogiyanto, 2017, p.418): 𝑛 [𝑅𝑖 − 𝐸(𝑟𝑖)]2
Rf = √∑
𝑖−1 𝑛−1
𝑛
𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑠𝑢𝑘𝑢 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑆𝐵𝐼 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑐𝑒 𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 Pasar (σm2 )
=∑
𝑛
𝑗=1
𝑛 [𝑅𝑚 − 𝐸(𝑅𝑚)]2
= √∑
𝑖−1 𝑛−1
4. Menghitung Beta, perhitungan
beta 𝑖 pada model ini dapat 7. Menghitung Variance Residual
dilakukan dengan cara rumus Error
Slope pada Ms.Excel atau ( σ𝑒𝑖 2 ) = σi2 – (βi2 . σm2 )
meregresikan dengan persamaan 8. Penentuan Portofolio Efisien
sebagai berikut (Jogiyanto, 2017, dengan CAPM. Portofolio
p.469): efisien yang dibentuk
𝑅𝑖−𝑅𝑓= 𝛽𝑖 (Rm-Rf) + ei berdasarkan model analisis
5. Menghitung Expected Return. CAPM dilihat dari perbandingan
Perhitungan return ekspetasian return realisasi saham dengan
pada CAPM investasi bebas return ekspektasian CAPM.
risiko, beta dan expected return Saham dikategorikan murah atau
pasar, apabila di tuliskan dalam undervalued jika return realisasi
rumus maka akan berbentuk suatu sekuritas lebih besar dari
sebagai berikut (Jogiyanto, pada return yang diharapkan
2017, p.587): 9. Menghitung Exces Return to
E (Ri) = Rf + βi [ E(Rm)-Rf] beta (ERB) dan rumus yang
6. Menghitung Variance Return digunakan adalah (Jogiyanto,
Saham Individu dan Variance 2017, p.450):
Return Pasar dengan Ms. Excel 𝐸(𝑅𝑖) − 𝑅𝑓
𝐸𝑅𝐵𝑖 =
dapat digunakan rumus =Var.P 𝛽𝑖

sedangkan Rumus perhitungan 10. Menentukan Cut-Off Rate (Ci)

variance return saham individu dan rumus yang digunakan

dan Variance Return Pasar adalah Unique-Cut Off Point :


[𝐸 (𝑅𝑖 ) − 𝑅𝑓]. 𝛽𝑖
adalah sebagai berikut 𝜎𝑚2 ∑𝑖𝑗=𝑖
σ𝑒𝑖 2
𝐶𝑖 =
(Jogiyanto, 2017, p.433): 𝛽𝑖 2
1 + 𝜎𝑚2 ∑𝑖𝑗=𝑖 2
σ𝑒𝑖
11. Menentukan Portofolio Optimal Investasi bebas risiko pada
dengan Single Index Model penelitian ini menggunakan
(SIM) dengan cara tingkat suku bunga BI 7-
membandingkan nilai ERB Day Repo Rate. Berikut contoh
dengan C*. Bila rasio ERB ≥𝐶*, perhitungan return risk free rate
maka saham-saham masuk ke SBI pada minggu pertama bulan
dalam portofolio optimal Agustus 2016:
12. Menentukan besarnya proporsi 5,25 1
Rf = 𝑥
masing-masing sekuritas dalam 52,14 100

portofolio menggunakan rumus = 0.001006848

Zi dan Wi. Rumus Zi dan Wi 3. Hasil Analisis Tingkat

adalah sebagai berikut pengembalian yang

(Jogiyanto, 2017, p.455): diharapkan E(Ri)

Zi Metode CAPM digunakan untuk


𝑊𝑖 =
∑𝑘𝑗=1 Zi menghitung tingkat
βi pengembalian yang diharapkan
𝑍𝑖 = (𝐸𝑅𝐵𝐼 − 𝐶 ∗)
σ𝑒𝑖 2 dengan menggunakan variabel
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN tingkat pengembalian bebas
A. Analisis dan Innterprestasi risiko (Rf), rata-rata tingkat
1. Hasil Perhitungan Return pengembalian pasar [E(Rm)],
Saham dan juga risiko sistematis
Data Return Mingguan saham masing-masing saham. Contoh
dapat diperoleh pada website perhitungan E(Ri) pada saham
resmi Bursa Efek Indonesia PT Adhi Karya (Persero) Tbk
(www.idx.co.id). Berikut Contoh pada minggu pertama bulan
perhitungan return mingguan Agustus 2016:
dari saham PT Adhi Karya E(Ri) = (0.00101 + 1.1143) 𝑋 (0.03916 −

(Persero) Tbk pada minggu 0.00101) = 0.043521

pertama bulan Agustus 2016: 4. Pengelompokan Saham-


(2780𝑡 −2830)
Ri = = -0.017667845 Saham Efisien
2830
Saham efisien adalah saham
2. Hasil Analisis Risk Free Rate
dengan tingkat pengembalian
individu lebih besar dari pada tingkat dari pada tingkat pengembalian yang
pengembalian yang diharapkan diharapkan [(Ri)<E(Ri)]. Adapun
[(Ri)>E(Ri)]. Saham tidak efisien evaluasi saham-saham yang efisien
adalah saham dengan tingkat pada sampel penelitian adalah
pengembalian individu lebih kecil sebagai berikut:

Tabel 1. Tabel Daftar Saham Efisien dan Tidak Efisien periode Agustus
2016- Juli 2018
Evaluasi
No Kode Saham Ri E(Ri)
Saham
1) ADHI -0,0049062 0,0016853 Tidak Efisien
2) ADRO 0,0082151 0,0017082 Efisien
3) AKRA -0,0034615 0,0018899 Tidak Efisien
4) ANTM 0,0029157 0,0018208 Efisien
5) ASII -0,0004749 0,0018482 Tidak Efisien
6) BBCA 0,0053275 0,0015862 Efisien
7) BBNI 0,0042129 0,0019365 Efisien
8) BBRI 0,0036116 0,0019335 Efisien
9) BBTN 0,0036082 0,0021816 Efisien
10) BMRI 0,0035256 0,0020669 Efisien
11) BSDE -0,0028167 0,0019108 Tidak Efisien
12) GGRM 0,0015635 0,0018786 Tidak Efisien
13) HMSP 0,0015748 0,0019745 Tidak Efisien
14) ICBP 0,0006533 0,0017534 Tidak Efisien
15) INCO 0,0087111 0,0017216 Efisien
16) INDF -0,0025005 0,0017495 Tidak Efisien
17) INTP -0,0003754 0,0020438 Tidak Efisien
18) JSMR 0,0000773 0,0015493 Tidak Efisien
19) KLBF -0,0021303 0,0018100 Tidak Efisien
20) LPKR -0,0102945 0,0015299 Tidak Efisien
21) LPPF -0,0061143 0,0016683 Tidak Efisien
22) MNCN -0,0066535 0,0016921 Tidak Efisien
23) MYRX -0,0000742 0,0013276 Tidak Efisien
24) PGAS -0,0046817 0,0021447 Tidak Efisien
25) PTBA 0,0108904 0,0016142 Efisien
26) PTPP -0,0039128 0,0021290 Tidak Efisien
27) PWON -0,0007276 0,0017437 Tidak Efisien
28) SCMA -0,0033305 0,0015368 Tidak Efisien
29) SMGR -0,0010184 0,0018700 Tidak Efisien
30) SRIL 0,0055088 0,0013858 Efisien
31) SSMS -0,0023475 0,0012506 Tidak Efisien
32) TLKM -0,0003972 0,0014393 Tidak Efisien
33) UNTR 0,0095923 0,0016853 Efisien
34) UNVR 0,0002134 0,0017082 Tidak Efisien
35) WIKA -0,0052828 0,0018899 Tidak Efisien
36) WSKT -0,0021857 0,0018208 Tidak Efisien
Sumber : Data Diolah Peneliti, 2019

Berdasarkan tabel tersebut dapat 5. Hasil Analisis Perhitungan


di ambil kesimpulan bahwa sebanyak Variance Error Residual dan
11 perusahaan merupakan saham Excess Return to Beta (ERB)
dengan evaluasi kinerja efisien Berikut hasil perhitungan Variance
dengan menggunakan IHSG sebagai Error Residual dan ERB pada saham
proksi return market. Dimana nilai yang masuk porotofolio efisien
Ri masing-masing saham lebih besar selama periode penelitian:
dari nilai E(Ri)nya.

Tabel 2. Hasil Perhitungan Variance Error Residual dan Excess Return to


Beta periode Agustus 2016- Juli 2018
𝛔𝐞𝐢𝟐 ERB
No Kode Emiten [( σ𝑒𝑖 2 ) = [𝐸𝑅𝐵𝑖 =
𝐸(𝑅𝑖)−𝑅𝑓
]
2 2 2 𝛽𝑖
σi – (βi . σm )]
1) ADRO 0.0025827 0,0063882
2) ANTM 0.0028257 0,0015518
3) BBCA 0.0003642 0,0045489
4) BBNI 0.0008006 0,0022644
5) BBRI 0.0003982 0,0018599
6) BBTN 0.0020366 0,0015003
7) BMRI 0.0006792 0,0015967
8) INCO 0.0051482 0,0067105
9) PTBA 0.0034428 0,0098561
10) SRIL 0.0049970 0,0066530
11) UNTR 0.0016792 0,0076560
Sumber: Data Diolah Peneliti, 2019

Dari tabel tersebut dapat 6. Hasil Analisis Perhitungan


diketahui bahwa saham yang Cut-off Point
memiliki nilai ERB terbesar adalah Portofolio optimal akan berisi
saham PTBA (PT Tambang Batu dengan aktiva-aktiva yang
Bara Bukit Asam (Persero) Tbk) mempunyai nilai rasio ERB yang
sebesar 0,0098561 tinggi. Dengan demikian, diperlukan
sebuah titik pembatas (Cut-off Point untuk masing-masing saham, sebagai
atau C*) yang menentukan batas penentuan apakah saham tersebut
nilai ERB berapa yang dikatakan layak atau tidak untuk
tinggi. Nilai C* adalah nilai tertinggi diinvestasikan. Berikut Hasil
dari nilai Cut-off Rate atau Ci. Ci Perhitungan Cut-off Rate dalam
merupakan nilai pembatas atau penelitian ini:
tingkat pengembalian minimum

Tabel 3. Hasil Perhitungan Cutt-off Rate periode Agustus 2016- Juli 2018
[𝐸(𝑅𝑖)−𝑅𝑓].𝛽𝑖
No Kode Emiten 𝜎𝑚 2 ∑𝑖𝑗=𝑖
σ𝑒𝑖 2
Ci [𝐶𝑖 = 2 ]
𝛽𝑖
1+𝜎𝑚 2 ∑𝑖𝑗=𝑖 2
σ𝑒𝑖

1) PTBA 0.0007982
2) UNTR 0.0019821
3) INCO 0.0022464
4) SRIL 0.0023346
5) ADRO 0.0027220
6) BBCA 0.0033231
7) BBNI 0.0030553
8) BBRI 0.0026539
9) BMRI 0.0024421
10) ANTM 0.0024160
11) BBTN 0.0023497
Sumber: Data Diolah peneliti, 2019
Berdasarkan Tabel 4.8, dapat menentukan saham yang masuk
di lihat bahwa hasil perhitungan portofolio optimal adalah
menunjukan nilai Ci tertinggi atau membandingkan nilai ERB dengan
C* sebesar 0.0033231berada pada C*(Jogiyanto, 2014, p.239), berikut
saham BBCA. Setelah nilai C* hasil perbandingan nilai ERB dengan
diperoleh, langkah selanjutnya untuk C* pada penelitian ini:

Tabel 4. Perbandingan Excess Return to Beta (ERB) dengan C* periode


Agustus 2016- Juli 2018
No Kode
Emiten ERB C* Keterangan
1) PTBA 0,0098561 > 0.0033231 Saham optimal
2) UNTR 0,0076560 > 0.0033231 Saham optimal
3) INCO 0,0067105 > 0.0033231 Saham optimal
4) SRIL 0,0066530 > 0.0033231 Saham optimal
5) ADRO 0,0063882 > 0.0033231 Saham optimal
6) BBCA 0,0045489 > 0.0033231 Saham optimal
7) BBNI 0,0022644 < 0.0033231 Tidak optimal
8) BBRI 0,0018599 < 0.0033231 Tidak optimal
9) BMRI 0,0015967 < 0.0033231 Tidak optimal
10) ANTM 0,0015518 < 0.0033231 Tidak optimal
11) BBTN 0,0015003 < 0.0033231 Tidak optimal
Sumber: Data Diolah peneliti, 2019
Dari hasil perhitungan 7. Hasil Analisis Perhitungan
dengan membandingkan ERB dan Skala Tertimbang (Zi) dan
C* pada tabel tersebut, maka dapat Proporsi Dana (Wi)
diambil kesimpulan bahwa terdapat 6 Menghitung besarnya
saham yang masuk sebagai proporsi dana (Wi) dilakukan dengan
portofolio optimal karena nilai ERB menghitung skala tertimbang (Zi)
masing-masing saham lebih besar terlebih dahulu. Hasil perhitungan
dari pada nilai C*. Saham yang dapat dilihat pada tabel berikut:
masuk portofolio optimal terdiri dari
6 perusahaan.

Tabel 5. Hasil Perhitungan Skala Tertimbang (Zi) dan Proporsi Dana (Wi)
Portofolio Optimal periode Agustus 2016- Juli 2018
No Kode Emiten Zi Wi
βi
[𝑍𝑖 = σ𝑒𝑖 2
(𝐸𝑅𝐵𝐼 − 𝐶 ∗) ] [𝑊𝑖 = ∑𝑘Zi Zi ]
𝑗=1

1) PTBA 1.9251 17.94%


2) UNTR 2.9325 27.33%
3) INCO 0.7667 7.15%
4) SRIL 0.4625 4.31%
5) ADRO 1.3605 12.68%
6) BBCA 3.2824 30.59%
Sumber: Data Diolah peneliti, 2019

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat saham SRIL, 7,15% untuk saham


diperoleh kesimpulan bahwa INCO, 12,68% untuk saham ADRO,
Komposisi proporsi dana untuk 17,94% untuk saham PTBA, 27,33%
membentuk portofolio optimal pada untuk saham UNTR, dan 30,59%
keenam saham adalah 4.31% untuk untuk saham BBCA.
B. Pembahasan Hasil Penelitian berikut: 4.31% untuk saham SRIL
Berdasarkan hasil analisis (PT Sri Rejeki Isman Tbk), 7,15%
pembentukan portofolio pada 36 untuk saham INCO (PT Vale
saham yang terdaftar di LQ 45 Indonesia Tbk), 12,68% untuk saham
selama periode penelitian mulai ADRO (PT Adaro Energy Tbk),
Agustus 2016- Juli 2018, terdapat 6 17,94% untuk saham PTBA (PT
saham yang layak dijadikan kandidat Tambang Batubaru Bukit Asam
portofolio optimal. Saham-saham (Persero) Tbk), 27,33% untuk saham
yang masuk portofolio optimal UNTR (PT United Tractors Tbk),
adalah PTBA (PT Tambang Batu dan 30,59% untuk saham BBCA (PT
Bara Bukit Asam (Persero) Tbk), Bank Central Asia Tbk). Untuk
UNTR (PT United Tractors Tbk), proporsi dana portofolio optimal ini
INCO (PT Vale Indonesia Tbk), di peruntukan kepada investor yang
SRIL (PT Sri Rejeki Isman Tbk), memiliki dana besar, mengingat
ADRO (PT Adaro Energy Tbk), dan mahalnya harga dari saham yang
BBCA (PT Bank Central Asia Tbk). masuk portofolio optimal dalam
Untuk keadaan return ke 6 penelitian dan terdapatnya batas
perusahaan yang masuk portofolio minimal pembelian saham. Bagi
optimal ini, memiliki nilai yang investor yang memiliki keterbatasan
meningkat setiap tahunnya selama dana dapat membentuk portofolio
periode penelitian. Serta untuk ulang dengan perusahaan-perusahaan
besarnya nilai return perusahaan yang memiliki harga saham murah
yang masuk portofolio optimal namun mempunyai kinerja
memiliki nilai return diatas nilai rata- perusahaan yang baik. Langkah
rata return industri. lainya investor dapat
Berdasarkan hasil analisis menginvestasikan dananya pada
proporsi dana masing-masing saham, instrumen keuangan reksadana.
yang dapat menjadi bahan Dengan berinvestasi pada reksadana,
pertimbangan bagi investor untuk maka Investor reksadana dapat
menentukan besar modalnya ke melakukan diversifikasi investasi
dalam portofolio optimal. Diperoleh tanpa harus memiliki modal yang
komposisi proporsi dana sebagai besar.
V. KESIMPULAN DAN SARAN ERB lebih kecil dari C* nya.
A. Kesimpulan Dengan nilai C* (Cut-off Point)
Berdasarkan analisis nya sebesar 0.002956.
pembentukan portofolio dengan 2. Terkait besarnya proporsi dana
perhitungan menggunakan metode yang layak diinvestasikan pada
Capital Asset Pricing Model dan keenam saham tersebut untuk
Single Index Model pada saham- membentuk portofolio optimal
saham yang terindeks LQ 45 di adalah 4.31% untuk saham SRIL
Bursa Efek Indonesia periode (PT Sri Rejeki Isman Tbk),
Agustus 2016-Juli 2018 maka dapat 7,15% untuk saham INCO (PT
ditarik kesimpulan : Vale Indonesia Tbk), 12,68%
1. Terdapat 6 saham yang untuk saham ADRO (PT Adaro
memenuhi kriteria pembentukan Energy Tbk), 17,94% untuk
portofolio optimal dengan saham PTBA (PT Tambang
menggunakan indeks IHSG Batubaru Bukit Asam (Persero)
yaitu Saham yang masuk Tbk), 27,33% untuk saham
portofolio optimal adalah PTBA UNTR (PT United Tractors
(PT Tambang Batubaru Bukit Tbk), dan 30,59% untuk saham
Asam (Persero) Tbk), UNTR BBCA (PT Bank Central Asia
(PT United Tractors Tbk), INCO Tbk). Perhitungan proporsi yang
(PT Vale Indonesia Tbk), SRIL didapat tersebut dapat menjadi
(PT Sri Rejeki Isman Tbk), bahan pertimbangan bagi
ADRO (PT Adaro Energy Tbk), investor untuk menanamkan
dan BBCA (PT Bank Central modalnya ke dalam portofolio
Asia Tbk). Saham-saham yang optimal.
masuk ke dalam portofolio C. Saran
optimal adalah saham yang Setelah melakukan analisis
memiliki nilai ERB lebih besar dan pembahasan terhadap masalah
dari nilai C* nya sedangkan yang terjadi pada pembentukan
sebaliknya saham-saham yang portofolio dengan menggunakan
tidak masuk ke dalam portofolio Capital Asset Pricing Model dan
adalah saham yang memiliki Single Index Model (studi kasus pada
pada perusahaaan saham yang DAFTAR PUSTAKA
Jogiyanto Hartono. 2014. Teori dan
terindeks LQ 45 di Bursa Efek
Praktik Portofolio dengan
Indonesia Periode Agustus 2016 Excel. Jakarta : Salemba
Empat.
sampai dengan Juli 2018), saran yang
dapat penulis berikan adalah sebagai Jogiyanto Hartono. 2017. Teori
Portofolio Dan Analisis
berikut :
Investasi. Edisi
1. Untuk investor, Investor dapat Kesebelas, Cetakan
Pertama. Yogyakarta :
menginvestasikan dananya dan
PT BPFE.
memilih saham-saham yang
Moh. Kasiram. 2010. Metodologi
masuk ke dalam portofolio
Penelitian. Malang :
dengan mempertimbangkan nilai UIN-Maliki Press.
ERB dan nilai Cut Off Point.
Suad Husnan. 2010. Dasar-Dasar
Selain itu investor juga perlu Teori Portofolio Dan
Analisis Sekuritas. Edisi
mempertimbangkan faktor-
Kelima. Yogyakarta : PT
faktor lain yang di perkirakan BPFE.
dapat memperparuhi pendapatan
Sunariyah. 2006. Pengantar
atau return yang akan diperoleh Pengetahuan Pasar
Modal. Edisi Kelima.
oleh investor. Seperti memahami
Penerbit : UPP STIM
dan mengenali kondisi kinerja YKPN.
manajemen perusahaan dan
Susilo Sri Y, Dkk. 2000. Bank dan
kinerja keuangan perusahaan Lembaga Keuangan
Lain-Lain. Jakarta:
2. Untuk dapat memperluas
Salemba Empat.
penelitian ini, pada penelitian
Tandelilin, Eduardus. 2010. Analisis
selanjutnya dapat menganalisis
Investasi Dan
pembentukan portofolio optimal Manajemen Portofolio.
Yogyakarta: PT BPFE.
pada indeks selain Indeks LQ 45
seperti Indeks Sektoral, Indeks Zalmi Zubir. 2013. Manajemen
Portofolio : Penerapanya
Kompas 100, Index Bisnis 27,
Dalam Investasi Saham.
dan indeks lainya. Jakarta : Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai