02 Anggaran BOP
Di sini perlu di terapkan prinsip akuntansi pertanggungan jawab atau juga sering disebut sebagai prinsip biaya
departemen langsung . Atas dasar prinsip ini dikenal dengan dua pembagian departemen yaitu :
1. Departemen produksi =produk
2. Departemen jasa = pendukung
Atas pergolongan dua departemen itu maka dikenal dengan dua macam biaya overhead pabrik yaitu :
Setiap departemen (produksi dan jasa) berhak menentukan anggaran dan biaya untuk masing-masing departemen . Hal
yang harus di perhatikan adalah :
1. Berdasarkan sifatnya biaya dibagi menjadi tiga yaitu Jenis biaya tetap, Jenis biaya variable, Jenis biaya semi variable
.sehingga ada biaya yang jumlahnya sudah jelas , seperti misalnya penyusutan , jumlahnya dapat diakatakan sama dari
waktu ke waktu .
2. Berdasarkan wewenang untuk menentukan anggaran . Setiap bagian berhak untuk menentukan biaya masing-masing
sesuai kebutuhannya. Namun ada beberapa biaya yang telah ditetapkan sesuai keputusan level manajemen (misalnya
gaji untuk pegawai tetap di bagian tersebut merupakan wewenang direksi/ manajemen).
Pengawasan Biaya Overhed
Unit
barang
yang
dihasilkan
Jam
buruh
langsung
(DLH)
Jam
mesin
langsung
(DMH)
Biaya
tenaga
kerja
langsung
2. Bagian Jasa/Pembantu
Nilai pembelian
bahan mentah,
untuk bagian
pembelian
PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI
• Harga Pokok Produksi barang-barang yang dihasilkan dapat dihitung apabila diketahui hal-hal
sbb:
2. Biaya bahan mentah untuk masing-masing barang (dilihat dari anggaran bahan baku)
3. Biaya tenaga kerja langsung untuk masing-masing barang (dilihat dari anggaran tenaga kerja)
A 7000
B 4000
Terdapat 2 bagian produksi, yaitu bagian I dan II, serta jasa/pembantu, yaitu bagian
reparasi. Bagian produksi I hanya dilalui oleh barang A sedangkan bagian produksi II
dilewati keduanya.
Bagian jasa/pembantu :
Bagian umum dan administrasi pabrik
Bagian pembangkit tenaga listrik
Bagian reparasi
Pabrik menempati sebuah bangunan besar bersama-sama dengan 2 bagian lain, yaitu bagian penjulan dan bagian
umum, dengan perbandingan luas lantai sebagai berikut:
60% dipakai pabrik
20% dipakai bagian penjualan
20% dipakai bagian umum.
Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk bangunan ini dibebankan kepada ketiga bagian tertentu dengan dasar
perbandingan luas lantai. Satuan kegiatan pada bagian pabrik adalah sbb:
Dari anggaran produksi, didapat data tentang rencana produksi tahun 1984 sbb:
Dari anggaran tenaga kerja, diperoleh data tentang rencana jam buruh langsung (DLH) untuk bagian produksi sbb:
Dari anggaran tenaga kerja, diperoleh data tentang rencana jam buruh langsung (DLH) untuk bagian produksi sbb:
Dalam mengalokasikan biaya gedung dan biaya overhead bagian Jasa/Pembantu digunakan pendekatan Direct
Departmental Cost, dengan berdasarkan proporsi sbb:
Rencana biaya biaya- biaya overhead pabril pada bagian jasa / pembantu selama tahun 1984 adalah sebagai berikut :
Rencana tentang biaya – biaya overhead pada kegiatan poduksi selama tahun 1984 sebagai berikut :
26.276
2.380
Biaya Gedung yang menjadi tanggungan pabrik adalah 60% x Rp. 150.000 = Rp. 90.000 per tahun, dengan
perincian per bulannya yang direncanakan sebagai berikut :
Dengan melihat ketiga budget diatas maka dapat digambarkan biaya – biaya pabrik yang akan terjadi pada tahun
1984 sebagai berikut :
*) 35.176 = Biaya overhead nagian produksi I + bagian produksi II + bagian produksi III
= Rp. 24.788 + Rp 2.380 + Rp 8.008
Selanjutnya PT GITA BAHARI menghitung tarif biaya overhead bagi setiap bagian produksi sbb:
23.360
Keterangan :
1) 9.000 = 10% x Rp. 90.000 (proporsi pembebanan biaya Gedung)
2) 11.680 = 10% x Rp 116.800 (proporsi pembebanan biaya overhead bagian umum dan administrasi) dan
seterusnya
3) 130.680 = biaya overhead bagian pembangkit tenaga + alokasi dari biaya Gedung dan bagian umum /
administrasi
= Rp 110.000 + Rp 9.000 + Rp. 11.680
Tarif BOP bagian jasa / pembantu, dapat diitung sbb
Rp 130.680 = Rp 6,35(6,534) per 1.000 KWH
20.000
Bagian Reparasi
Rp 29.447 = Rp 7,36 per KWH
4.000
Catatan :
1. Tingkat kegiatan bagian pembangkit tenaga dalalm tahun 1984 adalah 20.000.000 KWH dan bagian Reparasi
adalah 4.000 KWH
2. Angka – angka pembilang adalah BOP masing – masing bagian setelah mendapat alokasi BOP bagian lain
Akhirnya dapat dihitung BOP bagi barang X dan Y sbb