Anda di halaman 1dari 32

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA

KOSGORO 157

ANGGARAN

33
BIAYA OVERHEAD PABRIK
DAN BIAYA OPERASI

PERKULIAHAN ANGGARAN PERUSAHAAN


1
Definisi Anggaran Biaya Overhead Pabrik

Anggaran ini merencanakan biaya -biaya


dalam pabrik yang dikeluarkan oleh
perusahaan dalam rangka proses produksi,
kecuali biaya bahan mentah langsung dan
tenaga kerja langsung.

33
Anggaran ini berguna sebagai dasar untuk
penyusunan anggaran harga pokok produksi
(cost of goods manufactured budget), anggaran
harga pokok penjualan (cost of goods sold), dan 2

anggaran kas (cash budget).


Manfaat Anggaran Biaya Overhead Pabrik

Manfaat anggaran ini adalah:


1. Mengetahui penggunaan biaya secara lebih
efisien.
2. Menentukan harga pokok produk secara

33
lebih tepat.
3. Mengetahui pengalokasian biaya overhead
pabrik sesuai dengan tempat (departemen)
dimana biaya dibebankan.
4. Sebagai alat pengawasan biaya overhead
pabrik. 3
Dua permasalahan yang muncul dalam menyusun
anggaran biaya overhead :
1. Penanggung jawab perencana.
dalam hal ini diterapkan prinsip akuntansi
pertanggungan jawab (Responsibility Acounting)
atau biaya departemen langsung (Direct
Departmental Cost) sehingga akan muncul dua

33
departemen :
a. Departemen produksi (producing departement)
yaitu bagian dipabrik yang bekerja mengolah bahan
mentah menjadi barang jadi atau produk akhir.

b. Departemen jasa (service departement)


yaitu bagian dipabrik yang menyediakan jasanya dan
secara tidak langsung ikut berperan dalam proses 4
produksi.
Berdasarkan pembagian ini maka ada dua
biaya overhead pabrik yaitu BOP langsung
yang terjadi pada departemen produksi dan
BOP tidak langsung yang terjadi pada
departemen jasa

33
5
2. Cara menentukan jumlah anggaran untuk
menentukan jumlah biaya masing-masing item
maupun biaya keseluruhan departemennya, kita
perlu memperhatikan hal-hal berikut :
 Berdasarkan Wewenang
misal :
• Biaya administrasi → wewenang bagian

33
• Biaya gaji → wewenang direksi

 Berdasarkan Sifatnya

6
Sifat Biaya Biaya Overhead Pabrik

1. Biaya Tetap
Biaya yang jumlahnya tidak berubah (tetap) pada
berbagai tingkat produksi. Contoh : Biaya
depresiasi gedung, mesin, kendaraan, dan gaji
pegawai bagian produksi.
2. Biaya Variabel

33
Biaya yang jumlahnya berubah sesuai dengan
jumlah produksi pada satu periode. Contoh : Biaya
bahan penolong.
3. Biaya Semivariabel
Biaya yang jumlahnya berubah tetapi tidak
proporsional dengan perubahan jumlah produksi. 7
Contoh : Biaya pemeliharaan, biaya tenaga kerja
tidak langsung.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Anggaran Biaya Overhead Pabrik

a. Anggaran unit yang akan diproduksi, berkaitan


dengan kualitas dan kuantitasnya dari waktu ke
waktu selama periode yang akan datang.
b. Berbagai standard yang telah ditetapkan
perusahaan.

33
c. Sistem pembayaran upah yang dipakai oleh
perusahaan.
d. Metode depresiasi, khususnya terhadap aktiva tetap.
e. Metode alokasi biaya yang dipakai oleh perusahaan
untuk membagi biaya-biaya yang semula merupakan
satu kesatuan, menjadi beberapa kelompok biaya
8
dimana biaya tersebut terjadi.
Pengawasan Anggaran Biaya Overhead Pabrik

Dalam rangka pengawasan biaya overhead,


salah satu masalah yang dihadapi adalah
pengalokasian biay bagian jasa/pembantu
(sevice) kepada bagian produksi. Dalam
pengalokasian biaya bagian jasa/pembantu

33
diperlukan suatu cara pendekatan yang disebut
“ Clean Cost Concept “ dengan cara ini biaya
overhead pada bagian jasa secara langsung
dialokasikan kebagian produksi dengan
berdasarkan proporsi pemakaian jasa oleh
masing-masing bagian produksi. 9
Penyusunan Anggaran Biaya Overhead Pabrik

 Biaya yang sifatnya tetap maka biaya pada


periode yang akan datang ditentukan sama
dengan periode sebelumnya.
 Biaya yang sifatnya variabel ditentukan
berdasarkan tarif tertentu yang disesuaikan

33
dengan kondisi yang akan datang.
 Biaya yang bersifat semivariabel akan
ditentukan dengan menganalisis biaya pada
beberapa periode yang lalu, kemudian
mengelompokkannya ke dalam biaya tetap
dan biaya variabel. 10
Contoh Anggaran Biaya Overhead Pabrik

PT. AA selama tahun 2018 diperkirakan akan timbul


biaya overhead sebagai berikut :
• Bagian Produksi
• Bagian produksi I Rp. 15.000.000
• Bagian produksi II Rp. 25.000.000
• Bagian produksi III Rp. 20.000.000

33
• Bagian jasa/pembantu
• Bagian jasa/pembantu I Rp. 2.500.000
• Bagian jasa/pembantu II Rp. 5.000.000

• Jasa bagian pembantu digunakan oleh ketiga bagian produksi


dengan proporsi sebagai berikut : 11
BAGIAN BAGIAN
PRODUKSI JASA/PEMBANTU
I II
I 50% 45%
II 30% 30%

33
III 20% 25%

Dengan berdasarkan proporsi pemakaian jasa di atas maka biaya


overhead bagian jasa/pembantu dapat dialokasikan sebagai
berikut:

12
BAGIAN PRODUKSI BAGIAN PEMBANTU

KETERANGAN I II III I II

BIAYA OVER 15,000,000 25,000,000 20,000,000 2,500,000 5,000,000

HEAD 2008

ALOKASI BAGIAN

33
1,250,000 750,000 500,000 (2,500,000)
JASA I

JASA II 2,250,000 1,500,000 1,250,000 (5,000,000)

JUMLAH BIAYA 18,500,000 27,250,000 21,750,000 - -

OVERHEAD

13
Dari contoh diatas tampak bahwa jasa/pembantu tidak
memakai jasanya sendiri, sehinggan kedua bagian
jasa/pembantu tidak dibebani biaya overhead.

Clean cost concept sebetulnya dapat pula dipakai


untuk kasus lain, misalnya:
• “bagian jasa pembantu terdiri dari bagian
pembangkit tenaga listrik dan bagian reparasi.

33
Bagian pembangkit tenaga listrik menggunakan
sebagian jasa reparasi untuk perbaikan mesin-mesin
diesel demikian sebaliknya (vice versa).

14
Ada satu cara mudah mengalokasikan biaya
overhead bagian jasa/pembantu yaitu dengan
metode aljabar dengan persamaan :

X = a1 + b1 Y
Y = a2 + b2 X

33
Dimana:
X = Jumlah biaya overhead bagian jasa x setelah
menerima alokasi biaya dari bagian jasa y

Y = Jumlah biaya overhead bagian jasa y setelah


menerima alokasi biaya dari bagian jasa x
15
a1 = Adalah biaya overhead bagian jasa X sebelum
alokasi

a2 = Adalah biaya overhead bagian jasa Y sebelum


alokasi

b1 = Prosentase penggunaan jasa bagian Y oleh

33
bagian X

b2 = Prosentase penggunaan jasa bagian X oleh


bagian Y

16
Contoh Anggaran Biaya Overhead Pabrik

Pada PT BB selama tahun 2000 akan timbul biaya


Overhead sebesar sebagai berikut :

Bagian Biaya overhead


Bagian produksi:

33
-Bagian I Rp. 10.000.000
-Bagian II Rp. 15.000.000

Bagian Jasa :
-Bagian I (X) Rp. 5.000.000
-Bagian II (Y) Rp. 4.000.000
17
Jasa bagian jasa/pembantu selain dipakai oleh bagian
produksi juga dipakai oleh bagian itu sendiri, dimana
terjadi tukar menukar jasa antara bagian jasa I dan
bagian jasa II. Proporsi pemakaiannya adalah sebagai
berikut :

Bagian
Produksi Bagian Jasa

33
Pemberian jasa I II I (X) II (Y)

Bagian Jasa I (X) 50% 40% - 10%

Bagian Jasa II (Y) 55% 30% 15% -

18
Sehingga dengan menggunakan metode aljabar :
1. X = 5.000.000 + 0,15 Y
2. Y = 4.000.000 + 0,10 X

Kedua persamaan dikombinasikan :


X = 5.000.000 + 0,15 (4.000.000 + 0,10X)

33
X = 5.000.000 + 600.000 + 0,015X

X – 0,015 X = 5.600.000

0,985 X = 5.600.000
19

X = 5.685.279 → dibulatkan
Y = 4.000.000 + 0,10 X
Y = 4.000.000 + 0,10(5.685.279)
Y = 4.000.000 + 568.527
Y = 4.568.527

Artinya :
1. Biaya overhead bagian jasa I setelah mendapat
alokasi biaya overhead dari bagian jasa II, adalah
sebesar Rp. 5.685.279

33
2. Biaya overhead bagian jasa II setelah
mendapatkan alokasi biaya overhead dari bagian
jasa I adalah sebesar Rp. 4.568.527

20
Dengan demikian jumlah biaya overhead pabrik netto
masing-masing bagian ditentukan sebagai berikut :

Bagian Jasa BOP Asli Menerima Memberi BOP Netto

Bagian I (X) 5.000.000 685.279 568.527 5.116.752

33
Bagain II (Y) 4.000.000 568.527 685.279 3.883.248

21
Kedua biaya BOP netto dari Departemen Jasa I dan II
kemudian dibebankan kepada Departemen Produksi I
dan II dengan proporsi sebagai berikut:

Bagian Produksi I Bagian Produksi II

1. BOP langsung

33
2. BOP tidak langsung Rp. 10.000.000 Rp. 15.000.000

- Dep.Jasa I (X) = 40/90 x BOP netto


50/90X BOP netto Rp. 2.842.640 Rp. 2.274.111

- Dep.Jasa I (Y) = 30/85 x BOP netto


55/85X BOP netto Rp. 2.512.690 Rp. 1.370.558

22
Jumlah Rp. 15.355.330 Rp. 18.644.670
PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP)

HPP dapat dihitung apabila telah diketahui hal-hal


sebagai berikut :

1. Volume produksi masing-masing barang.

33
2. Biaya bahan mentah.
3. Biaya tenaga kerja langsung.
4. Biaya overhead masing-masing bagian produksi.
5. Satuan kegiatan masing-masing bagian produksi.
6. Angka standar masing-masing bagian produksi dan
bagian jasa.
23
CONTOH SOAL

PT. CC memproduksi 2 macam barang yakni barang A


dan B, dari budget produksi diperoleh data tentang
rencana produksi.
Barang Unit Produksi
A 7.000

33
B 4.000

Terdapat 2 bagian produksi, yakni bagian produksi I, II


serta satu bagian jasa pembantu dengan satuan
reparasi. Bagian produksi I hanya dilalui oleh barang A
sedangkan bagian produksi II dilalui oleh kedua macam
barang A dan B, satuan kegiatan masing-masing 24
sebagai berikut :
Bagian Satuan Kegiatan
Produksi I Unit barang A
Produksi II Jam mesin langsung (DMH)
Reparasi Jam reparasi langsung (DRH)

Angka standar pada bagian produksi II adalah sebagai berikut :


Barang DMH
A 4

33
B 3

Angka standar bagian reparasi :

Bagian yang menggunakan jasa DRH


Produksi I 0,20 DRH per unit A
Produksi II 0,07 DRH per DMH
25
Biaya overhead yang akan timbul
Bagian Biaya overhead
Produksi I Rp. 26.000
Produksi II Rp. 16.000
Reparasi Rp. 6.000

Rencana biaya bahan mentah tenaga kerja langsung :

33
Barang Biaya bahan mentah Biaya TK langsung

A Rp. 70.000 Rp.35.000

B Rp.60.000 Rp.14.000

Hitung berapa HPP barang A dan barang B ? 26


Satuan Tingkat
Bagian Perhitungan Kegiatan Kegiatan
(dari anggaran produksi)
Produksi I barang A = 7.000 x 4 DMH Unit A 7.000
= 28.000
Produksi II barang B = 4.000 x 3 DMH DMH 40.000
= 12.000

33
Reparasi Bagian I = 7.000 x 0,20
= 1.400
Bagian II = 4.000 x 0,07 DRH 4.200
= 2.800

Jenis tingkat kegiatan masing-masing adalah :


• Bagian produksi I = 7.000 unit barang A 27
• Bagian produksi II = 40.000 DMH
• Bagian Reparaasi = 4.200 DRH
Tarif biaya overhead masing-masing produksi

keterangan Bagian

I II

Biaya overhead bagian produksi Rp. 26.000 Rp. 16.000

Pengalokasian biaya overhead

33
bagian reparasi (dasar DRH)

- Bagian produksi I

= (1.400 / 4.200) x Rp. 6.000 Rp. 2.000

- Bagian produksi II

= (2.800 / 4.200) x Rp. 6.000 Rp. 4.000


28
keterangan Bagian

I II

Jumlah biaya overhead yang akan

dialokasikan ke barang A dan B Rp. 28.000 Rp.20.000

Tingkat kegiatan

33
- Bagian produksi I (dalam unit A) Rp.7.000
40.000
- Bagian produksi II (per DMH) /DMH

Tarif biaya overhead (overhead rate)

- Bagian produksi I (dalam unit A) Rp. 4 *


29
- Bagian produksi II (per DMH) Rp. 0,5 *
• Ket = * Rp. 28.000 = Rp. 4 /unit
7.000

* Rp. 20.000 = Rp. 0,5/DMH


40.000

33
30
Setelah diketahui tarif overhead masing –masing produksi barang A dan
barang B maka dihitung Harga Pokok Produksi barang A dan Barang B :
Barang A Barang B
(7.000 Unit) (4.000 Unit)
Keterangan
Total (Rp) Per unit (Rp) Total (Rp) Per unit (Rp)

Biaya Bahan Mentah Langsung 70,000.00 10 60,000.00 15


Biaya Tenaga Kerja Langsung 35,000.00 5 14,000.00 3,5

Biaya Overhead Barang A

33
Bagian Produksi I
= 7.000 x Rp. 4
42.000.000 / 7000
= Rp. 28.000
Soal
Bagian Produksi II
60.000.000 / 4000
= 7.000 x 4 DMH x Rp. 0,5
= 14.000 42,000.00 6

Biaya Overhead Barang B


Bagian Produksi II
=4.000 x 3 DMH X Rp. 0,5 6,000.00 1,5 31
Jumlah 147,000 21 80,000 20
HPP A : 147.000/21 = 7000 dan B : 80.000/20 = 4000
Setelah diketahui tarif overhead masing –masing produksi barang A dan
barang B maka dihitung Harga Pokok Produksi barang A dan Barang B :
Barang A Barang B
(7.000 Unit) (4.000 Unit)
Keterangan
Total (Rp) Per unit (Rp) Total (Rp) Per unit (Rp)

Biaya Bahan Mentah Langsung 70,000.00 10 60,000.00 15


Biaya Tenaga Kerja Langsung 35,000.00 5 14,000.00 3,5

Biaya Overhead Barang A

33
Bagian Produksi I
= 7.000 x Rp. 4
= Rp. 28.000

Bagian Produksi II
= 7.000 x 4 DMH x Rp. 0,5
= 14.000 42,000.00 6

Biaya Overhead Barang B


Bagian Produksi II
=4.000 x 3 DMH X Rp. 0,5 6,000.00 1,5 32
Jumlah 147,000 21 80,000 20

Anda mungkin juga menyukai