Anda di halaman 1dari 36

Dalam usaha untuk mencapai tingkat keuntungan yang maksimal, tingkat

biaya perlu direncanakan dengan hati-hati terutama dalam hubungan


dengan :

1.Proyeksi arus kas keluar


2.Pengawasan biaya

Perencanaan biaya yang baik harus dipusatkan pada hubungan antara


tingkat pengeluaran dengan manfaat yang diperoleh dari pengeluaran
tersebut.

Pengawasan biaya terutama harus diselaraskan dengan tujuan yang ingin


dicapai perusahaan dalam operasinya dan disesuaikan dengan tanggung
jawab yang harus dipikul oleh masing-masing kepala bagian dalam
perusahaan.
Dalam mengadakan perencanaan dan pengawasan biaya sangat perlu
diketahui sifat-sifat biaya yaitu :

1. Biaya tetap (fixed cost) contoh : Gaji, Pajak kekayaan, Asuransi dan
Penyusutan

2. Biaya variabel (varabel cost) contoh : biaya bahan mentah langsung,


biaya tenaga kerja langsung, tenaga (power)

3. Biaya semi variabel (semi variabel cost) contoh : biaya tenaga kerja
tak langsung, biaya pemeliharaan, biaya peralatan, biaya bahan
mentah tak langsung.
Yang dikategorikan sebagai biaya-biaya overhead pabrik adalah biaya-
biaya dalam pabrik yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka
proses produksi, kecuali biaya bahan mentah langsung dan tenaga kerja
langsung.

PERENCANAAN BESARNYA ANGGARAN

Di dalam menentukan besarnya dana yang harus dianggarkan untuk


anggaran biaya overhead pabrik, terdapat dua permasalahan pokok yang
harus dipecahkan yaitu :

1. Masalah penanggung jawab dalam perencanaan biaya


2. Masalah menentukan jumlah biaya (anggaran)
1. Masalah penanggung jawab dalam perencanaan biaya

Di sini perlu diterapkan pronsip akuntansi pertanggungjawaban atau sering


juga disebut prinsip Biaya Departemen langsung. Atas dasar prinsip ini dikenal
adanya pembagian menjadi departemen produksi dan departemen jasa
untuk kegiatan yang dilakukan di pabrik.

Departemen produksi adalah bagian di pabrik yang bekerja mengolah bahan


mentah menjadi barang jadi atau produk akhir.
Departemen jasa adalah bagian di pabrik yang menyediakan jasanya dan
secara tidak langsung ikut berperan dalam proses produksi.

2. Cara manentukan jumlah anggaran


Masing-masing departemen (produksi dan jasa) berhak merencanakan biaya
sesuai dengan jenis biaya yang menjadi tanggung jawabnya masing-masing.
PENGAWASAN BIAYA OVERHEAD

Dalam rangka pengawasan biaya overhead, salah satu masalah yang


dihadapi adalah pengalokasian biaya bagian jasa/pembantu (service)
kepada bagian produksi. Hal ini timbul karena biaya yang timbul pada
bagian jasa selein untuk keperluan bagian itu sendiri yang terutama juga
untuk keperluan bagian produksi.

Dalam pengalokasian biaya bagian jasa/pembantu diperlukan satu cara


pendekatan yang disebut Clean cost concept. Cara ini merupakan salah
satu cara alokasi biaya, dimana biaya overhead pada bagian
jasa/pembantu secara langsung dialokasikan ke bagian-bagian produksi
dengan berdasarkan proporsi pemakaian jasa oleh masing-masing
produksi.
Contoh :

PT. Bulan Purnama selama tahun 2010 diperkirakan akan timbul biaya
overhead sebesar :

Bagian produksi :
Bagian produksi I Rp. 12.000.000,-
Bagian produksi II Rp. 20.000.000,-
Bagian produksi III Rp. 10.000.000,-

Bagian jasa/pembantu :
Bagian jasa/pembantu I Rp. 2.500.000,-
Bagian jasa/pembantu II Rp. 5.000.000,-

Jasa bagian jasa/pembantu digunakan oleh ketiga bagian produksi


dengan proporsi sebagai berikut :
Bagian jasa / pembantu
Bagian produksi I II
I 50% 45%
II 30% 30%
III 20% 25%

Dengan berdasarkan proporsi pemakaian jasa di atas maka biaya overhead bagian
jasa/pembantu dapat dialokasikan sebagai berikut :

Bagian produksi Bagian jasa / pembantu


Keterangan I II III I II
Biaya overhead
2010 12.000.000 20.000.000 10.000.000 2.500.000 5.000.000
Alokasi biaya
overhead bagian
Jasa/pembantu
Bag. Jasa I 1.250.000 750.000 500.000 (2.500.000) --
Bag. Jasa II 2.250.000 1.500.000 1.250.000 -- (5.000.000)
Jumlah biaya
overhead 15.500.000 22.250.000 11.750.000 0 0
Dari contoh tersebut tampak bahwa bagian jasa/pembantu tidak
memakai jasanya sendiri, sehingga kedua bagian jasa/pembantu tidak
dibebani biaya overhead. Dalam beberapa literatur akuntansi biaya
dibahas secara terperinci tentang cara-cara pembebanan biaya overhead
bagian jasa/pembantu apabila diantara bagian jasa itu sendiri terjadi
tukar menukar jasa.

Misalkan :
Bagian jasa/pembantu terdiri dari bagian pembangkit tenaga listrik dan
bagian reparasi. Bagian pembangkit tenaga listrik memakai sebagian jasa
bagian reparasi untuk perbaikan mesin-mesin diesel. Sebaliknya bagian
reparasi juga menggunakan sebagian jasa bagian pembangkit tenaga
listrik untuk menggerakkan beberapa alatnya.

Dalam metode ini biaya overhead yang timbul pada masing-masing


bagian jasa/pembantu dinyatakan dalam bentuk persamaan :

X = a1 + b1 Y dan Y = a2 + b2 X
Dimana :

a. X adalah jumlah biaya overhead bagian jasa X setelah menerima


alokasi biaya dari bagian jasa Y
b. Y adalah jumlah biaya overhead bagian jasa Y setelah menerima
alokasi biaya dari bagian jasa X
c. a1 adalah biaya overhead bagian jasa X sebelum alokasi
d. a2 adalah biaya overhead bagian jasa Y sebelum alokasi
e. b1 adalah presentasi penggunaan jasa bagian Y oleh bagian X
f. b2 adalah presentasi penggunaan jasa bagian X oleh bagian Y
Contoh :

PT. Alun-alun selama tahun 2010 akan timbul biaya overhead sebesar :

Bagian Biaya Overhead


Bagian Produksi :
Bagian I 10.000.000
Bagian II 15.000.000

Bagian jasa/pembantu :
Bagian I (x) 5.000.000
Bagian II (y) 4.000.000

Jasa bagian jasa/pembantu selain dipakai oleh bagian produksi juga dipakai
oleh bagian itu sendiri dimana terjadi tukar menukar jasa antara bagian jasa I
dan bagian jasa II dengan proporsi sebagai berikut :
Pemakaian Jasa
Bagian Produksi Bagian jasa / pembantu
Pemberi jasa I II I (X) II (Y)
Bagian jasa I (x) 50% 40% -- 10%
Bagian jasa II (y) 55% 30% 15% --

Dengan menggunakan metode aljabar, maka biaya tiap bagian


jasa/pembantu dinyatakan sebagai persamaan berikut :

1. X = 5.000.000 + 0,15 Y
2. Y = 4.000.000 + 0,10 X
Kedua persamaan di atas dikombinasikan menjadi :

X = 5.000.000 + 0,15 (4.000.000 + 0,10 X)


X = 5.000.000 + 600.000 + 0,015 X
X – 0,015 X = 5.600.000
0,985 X = 5.600.000
X = 5.685.279 (dibulatkan)

Y = 4.000.000 + 0,10 X
Y = 4.000.000 + 0,10 (5.685.279)
Y = 4.000.000 + 568.527
Y = 4.568.527 (dibulatkan)

Artinya :
1. Biaya overhead bagian jasa I setelah mendapat alokasi biaya
overhead dari bagian jasa II, adalah sebesar Rp. 5.685.279,-
2. Biaya overhead bagian jasa II setelah mendapat alokasi biaya
overhead dari bagian jasa I, adalah sebesar Rp. 4.568.527,-
Dengan demikian maka jumlah biaya overhead pabrik neto masing-
masing bagian adalah :

Bagian/jasa BOP asli Menerima Memberi BOP Neto


Bagian I (X) 5.000.000 685.279 568.528 5.116.751
Bagian II (Y) 4.000.000 568.528 685.279 3.883.249

Kedua biaya BOP neto dari departemen jasa I dan II kemudian


dibebankan kepada departemen produksi I dan II dengan proporsi
sebagai berikut :

Bag. Produksi I Bag. Produksi II


BOP Langsung 10.000.000 15.000.000
BOP tak langsung
a. Dep jasa I = 50/90 x BOP neto = 2.842.639 40/90 x BOP neto = 2.274.112
b. Dep Jasa II = 55/85 x BOP neto = 2.512.691 30/85 x BOP neto = 1.370.558

Jumlah biaya Rp. 15.355.330 Rp. 18.644.670


MASALAH SATUAN KEGIATAN (Activity Based)

Satuan kegiatan atau satuan penghitung adalah satuan yang dipakai


untuk mengetahui jumlah kegiatan yang telah dilakukan oleh bagian
produksi dan bagian jasa dalam rangka proses produksi.

Satuan-satuan kegiatan yang umum dipakai pada bagian produksi dan


bagian jasa/pembantu adalah :

1. Bagian produksi
a. Unit barang yang dihasilkan
b. Jam buruh langsung (direct labor hours)
c. Jam mesin langsung (direct mechine hours)
d. Biaya bahan mentah
e. Biaya tenaga kerja langsung

2. Bagian jasa/pembantu
a. Jam reparasi langsung (direct repair hours)
b. Kliwatt hours, untuk bagian pembangkit listrik
c. Nilai pembelian bahan mentah, untuk bagian pembelian
d. Jam buruh langsung dan jam tenaga kerja, untuk bagian umum
dan administrasi pabrik
PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

Harga pokok produksi barang-barang yang dihasilkan dapat dihitung


apabila telah diketahui hal-hal sebagai berikut :

1. Volume produksi masing-masing barang (dilihat dari anggaran


produksi)
2. Biaya bahan mentah untuk masing-masing barang (dilihat dari
anggaran bahan mentah)
3. Biaya tenaga kerja langsung untuk masing-masing barang (dilihat dari
anggaran tenaga kerja)
4. Biaya overhead masing-masing bagian produksi dan bagian
jasa/pembantu
5. Satuan kegiatan masing-masing bagian produksi dan bagian
jasa/pembantu
6. Angka-angka standar pada masing-masing bagian produksi dan
bagian jasa/pembantu
Perhitungan Harga Pokok Produksi

PT. Suka Hati memproduksi 2 macam barang yaitu barang A dan B. Dari
anggaran produksi diperoleh data tentang rencana produksi sebagai
berikut :

Barang Unit produksi


A 7.000
B 4.000

Terdapat dua bagian produksi yaitu bagian Produksi I dan bagian


Produksi II, serta satu bagian Jasa/Pembantu yaitu bagian Reparasi.
Bagian Produksi I hanya dilalui oleh barang A, sedangkan bagian
Produksi II dilalui oleh kedua macam barang (barang A dan B).
Satuan kegiatan masing-masing bagaian adalah sebagai berikut :
Bagian Satuan kegiatan
Produksi I Unit barang A
Produksi II Jam mesin langsung (DMH)
Reparasi Jam reparasi langsung (DRH)

Angka standar pada bagian produksi II adalah :

Barang DMH
A 4
B 5

Angka standar pada bagian reparasi adalah :

Bagian yang menggunakan DRH


jasa
Produksi I 0,20 DRH per unit A
Produksi II 0,07 DRH per DMH
Biaya overhead yang akan timbul pada masing-masing bagian
diperkirakan sebagai berikut :
Bagian Biaya overhead
Produksi I Rp. 26.000,-
Produksi II Rp. 16.000,-
Reparasi Rp. 6.000,-

Dari anggaran bahan mentah diperoleh data tentang rencana biaya


bahan mentah untuk masing-masing barang sebagai berikut :

Barang Biaya bahan mentah


A Rp. 70.000,-
B Rp. 60.000,-

Sedangkan anggaran biaya tenaga kerja untuk masing-masing barang :

Barang Biaya tenaga kerja


A Rp. 35.000,-
B Rp. 14.000,-
Dengan data-data tersebut, hitunglah harga pokok produksi (cost of
goods manufactured) masing-masing barang.

Bagian Perhitungan Satuan Tingkat


kegiatan kegiatan
Produksi I (dari anggaran produksi) Unit A 7.000

Produksi II Barang A = 7.000 x 4 DMH


= 28.000
Barang B = 4.000 x 5 DMH
= 20.000 DMH 40.000

Reparasi Bagian I = 7.000 x 0,20


= 1.400
Bagian II = 40.000 X 0,07
= 2.800 DRH 4.200
Jadi tingkat kegiatan masing-masing bagian adalah :
Bagian Produksi I = 7.000 unit barang A
Bagian Produksi II = 40.000 DMH
Bagian Reparasi = 4.200 DRH
Perhitungan tarif biaya overhead bagi masing-masing bagian produksi :
Bagian Produksi
Keterangan I II
Biaya overhead bagian produksi Rp. 26.000 Rp. 16.000
Pengalokasian biaya overhead bagian reparasi (dengan
dasar DRH) :
Bagian produksi I :
1.400 x Rp. 6.000 2.000
4.200
Bagian produksi II :
2.800 x Rp. 6.000 4.000
4.200
Jumlah biaya overhead yang akan dialokasikan ke
barang A dan B 28.000 20.000
Tingkat kegiatan :
Bagian Produksi I (dalam unit A) 7.000 unit
Bagian Produksi II (dalam DMH) 40.000 DMH
Tarif biaya overhead :
Bagian produksi I (per unit A) Rp. 4,- *)
Bagian produksi II (per DMH) Rp. 0,5,- **)
*) Rp. 28.000,- = Rp. 4,- per unit
7.000 unit

**) Rp. 20.000,- = Rp. 0,5,- per DMH


40.000 DMH

Sehingga harga pokok produksi barang A dan B adalah :


Barang A (7.000 unit) Barang B (4.000 unit)
Keterangan Total (Rp) Per unit (Rp) Total (Rp) Per unit (Rp)
Biaya bahan mentah langsung 70.000 10,- 60.000 15,-
Biaya tenaga kerja langsung 35.000 5,- 14.000 3,5,-
Biaya overhead barang A :
Bagian I
= 7.000 x Rp. 4,-
= Rp. 28.000
Bagian II
= 7.000 x 4 DMH x Rp. 0,5,-
= 14.000 42.000 6,-
Biaya overhead barang B :
Bagian II
= 4.000 x 3 DMH x Rp. 0,5,- 6.000 1,5,-
Jumlah 147.000 21,- 80.000 20,-
Penyusunan Anggaran Biaya Overhead Pabrik

Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik secara terperinci dapat


dipelajari dari contoh berikut ini :

PT. Sinar Jaya memproduksi dua macam barang yaitu X dan Y. Pada
pabrik terdapat tiga bagian produksi dan tiga bagian jasa/pembantu :

Bagian Produksi : Bagian Produksi I, II dan III


Bagian jasa/pembantu : Bagian Umum & Administrasi Pabrik,
Bagian Pembangkit Listrik, dan Bagian Reparasi

Pabrik menempati sebuah bangunan besar bersama-sama dengan dua


bagian lain yaitu Bagian Penjualan dan Bagian Umum dengan
perbandingan luas lantai sebagai berikut :

60% dipakai Pabrik


20% dipakai bagian Penjualan
20% dipakai bagian Umum
Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk bangunan ini dibebankan kepada
ketiga bagian tersebut dengan dasar perbandingan luas lantai. Satuan
kegiatan pada bagian Pabrik adalah sebagai berikut :
Bagian Satuan kegiatan
Produksi I, II dan III Jam buruh langsung (DLH)
Umum & Administrasi Pabrik Jam buruh langsung (DLH)
Pembangkit tenaga Listrik Kilowatt hours (KWH)
Reparasi Jam Reparasi langsung (DRH)
Dari Anggaran Produksi, didapat data tentang rencana produksi tahun
2010 sebagai berikut :
Barang
Bulan dan Triwulan X Y
Januari 70.000 34.000
Februari 80.000 36.000
Maret 80.000 38.000
Triwulan II 240.000 140.000
Triwulan III 230.000 127.000
Triwulan IV 260.000 145.000
Jumlah 960.000 520.000
Dari anggaran tenaga kerja diperoleh data tentang rencana jam buruh
langsung (DLH) pada bagian produksi yaitu :

Bulan & Bag. Bag. Bag.


Triwulan Prod. I Pro Prod III
d. II
X Y DLH X Y DLH X Y DLH
Januari 28.000 6.800 34.800 14.000 -- 14.000 28.000 6.800 34.800
Februari 32.000 7.200 39.200 16.000 -- 16.000 32.000 7.200 39.200
Maret 32.000 7.600 39.600 16.000 -- 16.000 32.000 7.600 39.600
Triwulan II 96.000 28.000 124.400 48.000 -- 48.000 96.000 28.000 124.400
Triwulan III 92.000 25.400 117.400 46.000 -- 46.000 92.000 25.400 117.400
Triwulan IV 104.000 29.000 133.000 52.000 -- 52.000 104.000 29.000 133.000
Jumlah 384.000 104.000 488.000 192.000 192.000 384.000 104.000 488.000

Barang X diproses melalui bagian produksi I, II dan III sedangkan barang


Y melalui bagian produksi I dan III.
Dengan berdasarkan pengalaman pada waktu-waktu lalu dan
memeprtimbangkan rencana produksi, maka kepala bagian
Jasa/Pembantu membuat rencana tingkat kegiatan bagian Pembangkit
Tenaga Listrik dan bagian Reparasi sebagai berikut :

Bulan dan Triwulan Bagian Pembangkit Bagian


Tenaga Listri (KWH) Reparasi (DRH)
Januari 1.450.000 290
Februari 1.600.000 330
Maret 1.600.000 320
Triwulan II 5.100.000 1.000
Triwulan III 4.800.000 970
Triwulan IV 5.450.000 1.090
Jumlah 20.000.000 4.000
Dalam mengalokasikan biaya gedung dan biaya overhead bagian
Jasa/Pembantu digunakan pendekatan Direct Department Cost, dengan
berdasarkan proporsi sebagai berikut :

1. Biaya gedung : 60% dari biaya gedung dibebankan kepada bagian


dalam pabrik dengan proporsi :

Bagian Presentase
Bagian Jasa/Pembantu
-Bag. Pembangkit Tenaga Listrik 10%
-Bagian Reparasi 5%
Bagian Produksi
-Bagian Produksi I 36,89%
-Bagian Produksi II 18,312%
-Bagian Produksi III 29,798%
Jumlah 100%
2. Jasa bagian umum dan administrasi pabrik, digunakan bagian-bagian
lain dalam pabrik dengan proporsi :

Bagian Presentase
Bagian Jasa/Pembantu
-Bag. Pembangkit Tenaga Listrik 10%
-Bagian Reparasi 10%
Bagian Produksi
-Bagian Produksi I 50%
-Bagian Produksi II 10%
-Bagian Produksi III 20%
Jumlah 100%
3. Jasa pembangkit tenaga listrik, digunakan bagian lain dengan proporsi :
Bagian Presentase
Bagian Jasa/Pembantu
-Bagian Reparasi 2,5%
Bagian Produksi
-Bagian Produksi I 50%
-Bagian Produksi II 25%
-Bagian Produksi III 22,5%
Jumlah 100%

4. Jasa bagian Reparasi, digunakan bagian lain dengan proporsi :


Bagian Presentase
Bagian Produksi
-Bagian Produksi I 40%
-Bagian Produksi II 20%
-Bagian Produksi III 40%
Jumlah 100%
Biaya gedung yang akan terjadi selama tahun 2010 diperkirakan sebagai
berikut :

Bulan dan Triwulan Biaya Gedung


Januari Rp. 13.200,-
Februari Rp. 12.300,-
Maret Rp. 12.220,-
Triwulan II Rp. 36.380,-
Triwulan III Rp. 37.000,-
Triwulan IV Rp. 38.900,-
Jumlah Rp. 150.000,-

Asumsi tarif biaya overhead per DLH :


Bagian Rp.
Bagian Produksi
-Bagian Produksi I 1
-Bagian Produksi II 0,5
-Bagian Produksi III 0,4
Kepala bagian pabrik, dengan berdasarkan pengalaman dan
pertimbangannya, membuat rencana biaya-biaya overhead pada bagian
jasa/pembantu selama tahun 2010 adalah sebagai berikut :

Pada Microsoft Word


Biaya gedung yang menjadi tanggungan pabrik adalah 60% x Rp. 150.000
= Rp. 90.000,- per tahun, dengan perincian per bulannya adalah :
Bulan dan Triwulan Biaya Gedung
Januari Rp. 7.920,-
Februari Rp. 7.380,-
Maret Rp. 7.332,-
Triwulan II Rp. 21.828,-
Triwulan III Rp. 22.200,-
Triwulan IV Rp. 23.340,-
Jumlah Rp. 90.000,-
Dengan melihat ketiga budget diatas, maka dapat digambarkan biaya-
biaya pabrik yang akan terjadi pada tahun 2010 adalah :

Kegiatan Jan Feb Mar Kw I Kw II Kw III Jumlah


Biaya
gedung 7.920 7.380 7.332 21.828 22.200 23.340 90.000
Bagian
produksi 35.176 37.084 37.252 113.940 111.108 117.840 452.400
Bg. jasa/
pmbantu 19.261 19.604 19.609 59.388 58.782 60.156 236.800
Jumlah 62.357 64.068 64.193 195.156 192.090 201.336 779.200
Selanjutnya PT. Sinar Jaya menghitung tarif biaya overhead bagi setiap
bagian produksi sebagai berikut :
Jumlah Bagian Jasa/pem Bantu Bag. prod
Kegiatan Rp. Umum & Tenaga Reparasi I II III
adm. Rp. Listrik Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Biaya overhead
masing2 bagian 689.200 116.800 110.000 10.000 319.280 29.280 103.840
Alokasi biaya
bag. Js/pembt :
1. By gedung 90.000 -- 9.000* 4.500 33.210 16.481 26.818
2. Umum &
adm. -- (116.800) 11.680** 11.600 58.400 11.680 23.260
3. Bangkit
Tnaga listrik -- -- 130.680# 3.279 65.340 32.670 29.403
4. Reparasi -- -- -- (29.447) 11.779 5.889 11.779

Jumlah 779.200 0 0 0 488.000 96.000 195.200


DLH (dari tenaga
kerja) -- -- -- -- 488.000 192.000 488.000
Tarif biaya over
head / DLH -- -- -- -- 1 0,5 0,4
Keterangan :

* 9.000 = 10% X Rp. 90.000,- (proporsi pembebanan biaya gedung)


** 11.680 = 10% X Rp. 116.800,- (proporsi pembebanan biaya overhead
bagian umum dan Administrasi)
# 130.680 = Biaya overhead bagian pembangkit tenaga listrik + alokasi
dari biaya gedung dan bagian umum & adm
= Rp. 110.000,- + Rp. 9.000,- + Rp. 11.680,-

Tarif biaya overhead bagian jasa/pembantu dapat dihitung sbb :


Rp. 130.680,- = Rp. 6,35 per 1.000 KWH
20.000

Bagian reparasi :
Rp. 29.447,- = Rp. 7,36 per DRH
4.000
Akhirnya dapat dihitung biaya overhead bagi barang X dan Y yang
dihasilkan sebagai berikut :
PT Sinar Jaya
Biaya Overhead Pabrik 2010
Barang X
Keterangan Jan Feb Mar Kw II Kw III Kw IV Jumlah
Barang X
Bag Prod I
DLH 28.000 32.000 32.000 96.000 92.000 104.000 384.000
tarif 1 1 1 1 1 1 1
jumlah 28.000 32.000 32.000 96.000 92.000 104.000 384.000

Bag Prod II
DLH 14.000 16.000 16.000 48.000 46.000 52.000 192.000
tarif 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
jumlah 7.000 8.000 8.000 24.000 23.000 26.000 96.000

Bag Prod III


DLH 28.000 32.000 32.000 96.000 92.000 104.000 384.000
tarif 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4
jumlah 11.200 12.800 12.800 38.400 36.800 41.600 153.600

Total biaya
overhead X 46.200 52.800 52.800 158.400 151.800 171.600 633.600
PT Sinar Jaya
Biaya Overhead Pabrik 2010
Barang Y
Keterangan Jan Feb Mar Kw II Kw III Kw IV Jumlah
Barang Y
Bag Prod I
DLH 6.800 7.200 7.600 28.000 25.400 29.000 104.000
tarif 1 1 1 1 1 1 1
jumlah 6.800 7.200 7.600 28.000 25.400 29.000 104.000

Bag Prod III


DLH 6.800 7.200 7.600 28.000 25.400 29.000 104.000
tarif 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4
jumlah 2.720 2.880 3.040 11.200 10.160 11.600 41.600

Total biaya
overhead Y 9.520 10.080 10.640 39.200 35.560 40.600 145.600

Anda mungkin juga menyukai