Anda di halaman 1dari 8

TEORI PORTOFOLIO DAN ANALISIS INVESTASI

STRATEGI PORTOFOLIO SAHAM

OLEH :

KELOMPOK 7

1. RAHMA FADILA SARI 15043093


2. RIKA AMANDA PUTRI 15043101
3. VEGY GUSTIANRA 15043108

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2018
STRATEGI PASIF

Dalam konsep pasar modal yang efisien dikatakan bahwa jika pasar benar-
benar efisien tidak akan ada satu investor pun yang bisa memperoleh return
abnormal di atas return pasar. Konsep tersebut menghasilkan strategi pasif dalam
portofolio saham. Dalam strategi pasif ini investor percaya bahwa harga pasar
yang terjadi adalah harga yang mencerminkan nilai intrinsik saham tersebut. Oleh
karenanya, investor tidak akan berusaha untuk secara aktif melakukan tindakan
perdagangan saham yang bisa memberikan return abnormal. Strategi pasif bisa
juga diartikan sebagai tindakan investor dalam membentuk portofolio saham yang
merupakan replikasi kinerja indeks pasar. Dengan demikian, tujuan strategi pasif
adalah untuk mengikuti kinerja indeks pasar sedekat mungkin.

Strategi yang dipakai dalam strategi pasif portofolio saham meliputi


strategi beli dan simpan (buy and hold strategy) dan strategi mengikuti indeks
(indexing strategy). Berikut ini dua strategi yang biasanya dipakai dalam strategi
pasif portofolio saham.

a. Strategi Beli dan Simpan

Strategi ini pada dasarnya sama dengan strategi beli dan simpan dalam
portofolio obligasi. Dalam strategi ini investor membeli sejumlah saham dan
tetap memegangnya untuk beberapa waktu tertentu. Tujuan dilakukanya
strategi ini adalah untuk menghindari biaya transaksi dan biaya tambahan
lainnya yang terlalu tinggi. Dalam hal ini, investor percaya bahwa return yang
akan diperoleh dari penerapan strategi ini tidak akan jauh berbeda dengan
return yang diperoleh jika investor secara aktif membeli dan menjual saham.
Dalam strategi ini investor sangat mempertimbangkan biaya transaksi dan
biaya dalam melakukan portofolio saham.

Strategi beli dan simpan bisa dilakukan investor dalam komposisi yang
terdiri dari banyak saham ataupun hanya beberapa jenis saham. Meskipun
demikian investor tetap harus melakukan pemilihan terhadap saham-saham
tertentu yang akan dimasukkan dalam portofolionya. Hal terpenting disini
adalah bahwa komposisi tersebut akan bisa diterima sepanjang komposisi
saham-saham tersebut mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat
return yang diharapkan investor. Jika ternyata komposisi yang telah dibentuk
mengalami perubahan kinerja, dimana misalnya risiko dari komposisi tersebut
meningkat sedangkan return yang di harapkan tetap sama, investor tentu perlu
melakukan penyesuaian-penyesuaian, seperti mengubah komposisi awal
menjadi komposisi baru sehingga sesuai dengan preferensi investor terhadap
risiko.

Kesimpulan yang bisa ditarik dari strategi beli dan simpan ini adalah
bahwa investor bukan berarti tidak melakukan apa-apa dan hanya sekedar
membeli lalu menyimpan saham yang telah dibelinya tersebut, tapi investor
juga harus melakukan tindakan rasional dalam berinvestasi. Investor harus
pintar-pintar memilih saham yang akan dimasukkan dalam investasinya, lalu
melakukan penyesuaian jika diperlukan. disamping itu, hasil yang diperoleh
dari strategi beli dan simpan ini tentunya harus diinvestasikan kembali untuk
meningkatkkan kemakmuran investor.

b. Strategi Mengikuti Indeks

Strategi ini dalam praktiknya bisa digambarkan sebagai pembeli


instrument reksadana atau dana pension oleh investor. Strategi investor seperti
ini bisa dikategorikan strategi pasif. Dengan membeli instrument reksadana,
investor berharap bahwa kinerja investasinya pada kumpulan saham-saham
dalam instrument reksadana sudah merupakan duplikasi dari kinerja indeks
pasar. Dengan kata lain, investor berharap akan memperoleh return yang
sebanding dengan return pasar. Membeli reksadana juga akan memberikan
keuntungan bagi investor karena biaya transaksi, biaya pencarian informasi,
dan komisi konsultasi analis menjadi lebih rendah. Dalam hal ini investor
hanya membeli instrument reksadana, dan tinggal menunggu return dari
reksadana yang telah dibelinya.
STRATEGI AKTIF

Pada dasarnya semua investor menginginkan return yang seringgi-


tingginya dari suatu investasi yang dilakukan. Dengan demikian investor akan
selalu mencari jalan agar memperoleh keuntungan yang lebih tinggi dibanding
biaya yang harus ditanggungnya. Dalam investasi portofolio saham dengan
strategi aktif, berbagai cara akan dilakukan investor untuk memperoleh return
yang sebanding atau melebihi return pasar.

Tujuan strategi aktif adalah mencapai return portofolio saham yang


melebihi return portofolio saham yang diperoleh melalui strategi pasif. Dengan
kata lain investor akan berusaha memperoleh hasil yang lebih tinggi dibanding
return yang diperoleh sesame investor lainnya. Mereka secara proaktif mencari
informasi tambahan, meningkatkan kemampuan mereka dalam menganalisis
informasi-informasi yang mempengaruhi kinerja saham, bahkan tidak jarang ada
yang berani membayar mahal untuk jasa konsultasi analis saham yang terbaik.
Semuanya dilakukan untuk meningkatkan return yang diharapkan investor.
Berikut ini tiga strategi yang biasanya dipakai investor dalam menjalankan
strategi aktif portofolio saham.

a. Pemilihan saham

Strategi ini merupakan strategi yang paling banyak digunakan dan


paling rasional. Dalam hal ini investor secara aktif melakukan anlisis dan
pemilihan saham-saham terbaik yaitu saham yang memberikan hubungan
tingkat return-resiko yang terbaik disbanding alternative lainnya. Pemilihan
tersebut dilakukan dengan berdasar pada analisis fundamental guna
mengetahui prospek saham tersebut di masa datang. Dalam hal ini mereka
percaya bahwa tindakan aktif yang mereka lakukan akan memberikan return
yang lebih besar dibanding investor lainnya yang hanya mengandalkan
strategi investasinya pasa strategi pasif.

Seberapa pentingkah pemilihan saham bagi investor? Investor bisa


melakukan diversifikasi dengan dua cara yaitu random (naif), maupun dengan
cara Markowitz. Artinya, investor bisa saja memilih secara acak tanpa
dianalisis terlebih dahulu, akan tetapi manfaat pengurangan risiko dari cara
acak ini tidak akan seoptimal jika pemilihan dilakukan dengan model
Markowitz. Dengan memilih saham-saham terbaik dan memasukkan saham
tersebut dalam portofolio, berarti investor akan memperoleh manfaat
pengurangan resiko dari tindakan diversifikasi saham. Tindakan ini juga
diharapkan bisa meningkatkan return yang diharapkan investor.

Dalam memilih saham-saham terbaik (superior), investor bisa


melakukan analisis secara individual ataupun dengan memanfaatkan jasa
konsultasi analis saham. Jika investor mempunyai akses informasi yang baik
dan kemampuan yang baik untuk menganalisis saham dan memilih saham,
investor bisa melakukan pemilihan saham secara individual. Tetapi
adakalanya investor lebih menyukai menggunakan jasa analis saham
professional untuk memperoleh nasihat dan rekomendasi keputusan terbaik
tentang saham apa saja yang harus dipilih dan tindakan apa yang harus
dilakukan terhadap saham tersebut. Konsekuensinya adalah investor harus
mengeluarkan sejumlah biaya seperti komisi jasa konsultasi atau biaya atas
informasi tertentu. Tentu saja investor akan mengharapkan return yang lebih
besar sebagai kompensasi yang setimpal atas biaya yang telah dikeluarkanya.

b. Rotasi sektor

Strategi ini biasanya dilakukan oleh investor yang berinvestasi pada


saham-saham di dalam negri saja. Dalam hal ini investor bisa melakukan dua
cara :

1. Melakukan investasi pada saham-saham perusahaan yang bergerak pada


sektor tertentu untuk mengantisipasi perubahan siklis ekonomi di
kemudian hari. Hal ini dilakukan jika investor yakin bahwa suatu saham
pada sektor tertentu akan memberikan return yang lebih tinggi dibanding
return pasar.

2. Melakukan modifikasi atau perubahan terhadap bobot portofolio saham-


saham pada sektor industry yang berbeda-beda, untuk mengantisipasi
perubahan siklis ekonomi, pertumbuhan dan nilai saham perusahaan.
Investor akan meningkatkan bobot portofolionya pada saham-saham
sektor industry yang berprospek cerah di masa datang dan akan
mengurangi bobot portofolionya pada saham sektor industry yang
berprospek kurang baik.

Reilly dan brown (1997), mengkategorikan saham-saham per


sektor industry menjadi lima, yaitu :

1. Saham-saham sektor financial (financial stocks excel)

2. Saham-saham sektor barang-barang konsumen tahan lama (consumer


durables excel)

3. Saham-saham sektor barang modal (capital goods excel)

4. Saham-saham sektor industry dasar (basic industries excel)

5. Saham-saham sektor barang-barang kebutuhan pokok (consumer


staples excel)

Dalam strategi rotasi sektor, investor biasanya membeli saham-saham


pada suatu sektor atau industri tertentu yang diperkirakan akan mengalami
peningkatan nilai melebihi return pasar. Dalam hal ini, investor melakukan
tindakan antisipasi terhadap kemungkinan peningkatan harga saham-saham
pada sektor industri tertentu akibat dampak siklis ekonomi. Dalam gambar di
bawah ini ditunjukkan rekomendasi sektor-sektor yang bisa dijadikan pilihan
investasi sesuai dengan siklis ekonomi yang terjadi.

Siklis Ekonomi Saham sektor barang


konsumen tahan Puncak
lama
Saham sector
industri dasar
Saham sector Saham sector
finansial barang modal Saham sektor
barang-barang
kebutuhan pokok
Sebagai contoh, misalnya investor mempertimbangkan untuk membeli
saham-saham sektor finansial adalah kepekaannya terhadap perubahan suku
bunga, dimana harga saham sektor finansial akan berhubungan terbalik
dengan tingkat bunga. Artinya, jika tingkat bunga mengalami peningkatan,
maka harga saham sektor ini justru akan turun. Kondisi ini dalam gambaran
siklis ekonomi biasanya terjadi pada perekonomian yang mulai memasuki
siklis menurun. Pada situasi seperti ini suku bunga biasanya akan meningkat
dan berakibat pada menurunnya harga saham sektor finansial. Dengan
demikian investor yang cerdik akan membeli saham sektor tersebut,karena
harganya relative rendah. Hal ini dilakukan dengan harapan jika tingkat suku
bunga sudah mulai menurun, maka perusahaan sektor finansial (misalnya bank,
perusahaan simpan pinjam atau perusahaan sekuritas) akan mengalami
peningkatan earning dan hal ini akan mengakibatkan harga sahamnya
meningkat.

Keberhasilan penerapan strategi rotasi ini sangat tergantung dari


kemampuan investor untuk memahami kndisi ekonomi yang sedang terjadi
dan juga kemampuan untuk meramalkan kondisi yang akan terjadi.
Pemahaman dan pengetahuan yang baik tentang siklis ekonomi akan sangat
membantu efektivitas penerapan strategi ini., karena kunci strategi ini adalah
bagaimana investor bisa mengantisipasi perubahan kondisi ekonomi yang
terjadi dan mengambil manfaat dari perubahan tersebut.

c. Strategi Momentum Harga

Ide dasar dari strategi ini adalah adanya kenyataan bahwa pada waktu-
waktu tertentu harga pasar saham akan merefleksikan pergerakan earning
ataupun pertumbuhan perusahaan. Dalam strategi ini investor akan mencari
momentum atau waktu yang tepat, pada saat perubahan harga yang terjadi bisa
memberikan keuntungan bagi investor melalui tindakan menjual atau membeli
saham.

Berbagai teknik untuk mencari momentum yang tepat dalam portofolio


saham bisa dilakukan. Salah satunya adalah dengan membuat peta (chart)
pergerakan harga saham selama beberapa waktu untuk meramalkan apa yang
akan terjadi pada haraga saham tersebut di kemudian hari. Jika harga-harga
saham diperkirakan akan meningkat maka investor akan meningkatkan bobot
portofolionya pada investasi portofolio saham. Investor akan
menginvestasikan uang yang dimilikinya pada portofolio saham karena lebih
menguntungkan dibanding alternatif lainnya. Demikian pula sebaliknya, jika
diperkirakan harga saham akan menurun maka investor akan memindahkan
investasinya dari portofolio saham ke alternatif investasi lainnya.

Berbagai teknik kuantitatif ysng lebih canggih dengan penggunaan


teknologi komputer sudah mulai dipergunakan untuk menentukan waktu yang
paling tepat untuk membeli atau menjual saham. Data yang telah terjadi (ex-
post data) dipakai untuk mencari pola pergerakan saham dan mencari
hubungan sebab akibat antara satu peristiwa dengan peristiwa lainnya. Tetapi,
penggunaan teknologi komputer ini pun sebenarnya masih mengandung
kelemahan sehubungan dengan penggunaan data-data historis. Menggunakan
data-data historis yang telah terjadi untuk meramalkan kejadian di masa
datang secara implisit menganggap bahwa apa yang telah terjadi di masa lalu
akan sama dengan yang akan terjadi di masa datang.

Dalam kenyataannya strategi penentuan momentum harga saham


merupakan isu yang masih kontroversial. Strategi ini memang populer
digunakan oleh para praktisi, tetapi pertanyaannya adalah seberapa akuratkah
metode ini mampu meramalkan apa yang akan terjadi di kemudian hari. Bagi
kalangan akademisi, fenomena seperti ini sangat menarik untuk dipelajari dan
sangat perlu dilakukan penelitian empiris tentang subyek ini, untuk
membuktikan apakah strategi tersebut merupakan strategi yang layak dipakai
ataukah hanya suatu kebetulan belaka.

Anda mungkin juga menyukai