Anda di halaman 1dari 1

1.

Seorang investor yang risk adverse biasanya lebih memilih untuk menghindari risiko dan lebih memilih alternatif investasi yang lebih
stabil dan aman. Untuk menentukan alternatif yang tepat, investor risk adverse dapat melakukan beberapa hal berikut:
 Menganalisis profil risiko
 Mencari informasi yang akurat
 Mempertimbangkan diversifikasi
 Menjaga kesabaran
 Berkonsultasi dengan ahli keuangan
2. Pasar negosiasi adalah pasar saham di mana transaksi saham terjadi secara langsung antara pembeli dan penjual. Harga saham
ditentukan melalui proses tawar-menawar antara pembeli dan penjual. Dalam pasar negosiasi, harga saham ditentukan oleh
kekuatan pasar, yaitu oleh permintaan dan penawaran saham.
Pasar negosiasi tidak memiliki mekanisme penetapan harga yang resmi dan terpusat, sehingga harga saham dapat berfluktuasi
secara signifikan selama periode tertentu. Karena proses pembentukan harga yang terjadi secara langsung antara pembeli dan
penjual, likuiditas pasar negosiasi bisa lebih rendah dibandingkan dengan pasar reguler.
Pasar reguler adalah pasar saham yang menggunakan mekanisme penetapan harga yang resmi dan terpusat. Di dalam pasar reguler,
harga saham ditentukan melalui proses lelang yang dilakukan oleh bursa efek. Prosedur penetapan harga saham yang terpusat ini
memungkinkan harga saham lebih stabil dan akurat.
Pasar reguler juga memungkinkan terjadinya perdagangan yang lebih likuid karena terdapat banyak peserta pasar dan volume
transaksi yang lebih besar. Selain itu, di dalam pasar reguler terdapat aturan-aturan yang ketat untuk melindungi investor, seperti
batasan harga yang diizinkan naik atau turun dalam sehari.
Dalam kesimpulannya, perbedaan antara pasar negosiasi dan pasar reguler terletak pada cara pembentukan harga yang terjadi di
dalam pasar. Pasar negosiasi membentuk harga saham secara langsung melalui proses tawar-menawar antara pembeli dan penjual,
sedangkan pasar reguler membentuk harga saham melalui proses lelang yang dilakukan oleh bursa efek.
3. Salah satu tujuan mendasar sebuah perusahaan melakukan stock split adalah untuk meningkatkan likuiditas saham. Stock split
adalah penggandaan jumlah saham yang ada di pasar dengan cara membagi setiap saham yang ada menjadi beberapa saham baru
dengan jumlah yang lebih besar namun nilai totalnya tetap sama.
Dengan melakukan stock split, harga per saham akan menjadi lebih terjangkau bagi investor ritel, sehingga dapat menarik minat
investor baru untuk membeli saham perusahaan tersebut. Hal ini juga dapat meningkatkan volume perdagangan saham perusahaan
di pasar, karena dengan harga yang lebih terjangkau, lebih banyak investor yang dapat membeli dan menjual saham tersebut.
Selain itu, stock split juga dapat meningkatkan likuiditas saham dengan meningkatkan jumlah saham yang tersedia di pasar. Dengan
jumlah saham yang lebih banyak, investor dapat lebih mudah membeli dan menjual saham perusahaan tersebut tanpa
mempengaruhi harga pasar secara signifikan.
4. -Membeli saham dengan harga rendah
-Menjual saham dengan harga tinggi
-Membeli saham dengan dividen yang tinggi
-Mengevaluasi kondisi pasar dan perusahaan secara cermat
investasi saham juga memiliki risiko yang tinggi dan harga saham dapat turun seiring dengan turunnya kinerja perusahaan atau
kondisi pasar yang buruk. Oleh karena itu, investor perlu melakukan analisis dan riset yang teliti sebelum memutuskan untuk
membeli saham dan memperhatikan risiko yang ada sebelum memperoleh capital gain.
5. Pendapat saya adalah bahwa perhitungan risiko dalam suatu investasi tidak hanya menyangkut perhitungan terhadap return yang
diharapkan atau return on investment (ROI), tetapi juga mempertimbangkan faktor-faktor risiko yang terkait dengan investasi
tersebut. perhitungan ROI tidak cukup untuk menentukan apakah investasi tersebut memiliki risiko yang sesuai dengan profil risiko
investor. Investor juga perlu mempertimbangkan faktor-faktor risiko yang terkait dengan investasi tersebut, seperti risiko pasar,
risiko likuiditas, risiko kredit, risiko operasional, dan risiko reputasi.
Oleh karena itu, dalam mengevaluasi investasi, investor perlu mempertimbangkan faktor risiko secara holistik dan melakukan
analisis risiko yang cermat untuk memahami risiko yang terkait dengan investasi tersebut. Dengan mempertimbangkan faktor risiko
dan ROI, investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih bijak dan sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasinya.
6. Filosofi diversifikasi investasi yang dikemukakan oleh Markowitz memang menekankan pentingnya menghindari risiko kehilangan
seluruh investasi dengan membagi investasi ke dalam beberapa aset atau sektor yang berbeda. Dengan cara ini, investor dapat
mengurangi risiko kerugian yang besar ketika salah satu investasinya mengalami penurunan.
Namun, jika sebuah perusahaan seperti Microsoft yang memiliki bisnis utama dalam satu sektor bisnis saja, strategi diversifikasi
dapat menjadi lebih sulit. Dalam kasus seperti ini, investor dapat mencoba mengurangi risiko dengan menginvestasikan uang mereka
dalam beberapa perusahaan lain di sektor yang sama atau sektor yang terkait, seperti teknologi informasi atau perangkat lunak.
Dalam hal ini, investor dapat mempertimbangkan investasi di perusahaan-perusahaan seperti Google, Amazon, atau Apple.

Anda mungkin juga menyukai