PEMBAHASAN
A. Analisis Saham
Salah satu bentuk analisis adalah merangkum sejumlah data besar data yang masih
mentah menjadi informasi yang dapat diinterpretasikan. Kategorisasi atau pemisahan dari
komponen-komponen atau bagian-bagian yang relevan dari seperangkat data juga merupakan
bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua bentuk analisis berusaha
menggambarkan pola-pola secara konsisten dalam data sehingga hasilnya dapat dipelajari dan
diterjemahkan dengan cara yang singkat dan penuh arti.
Investor harus memahami beberapa hal Apabila ingin memasuki dunia pasar modal yaitu:
1) Seluk beluk berdagang saham
2) Memilih broker
3) Memilih saham,dan
4) Mengestimasi harga saham
a) Tujuan investasi
Setiap investor yang Melakukan investasi saham memiliki tujuan yang sama yaitu
mendapatkan capital gain yaitu selisih positif antara harga jual dan harga beli saham dan dividen
tunai yang diterima dari emiten karena perusahaan memperoleh keuntungan.apabila harga jual
lebih rendah daripada harga beli saham maka investor akan menderita kerugian atau disebut
capital loss.selain memiliki tujuan yang sama investor juga memiliki tujuan investasi yang
berbeda yaitu untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek dan keuntungan jangka
panjang.investor membeli pada pagi hari dan segera menjual pada saat harga naik yang
kenaikkannya melebihi biaya transaksi jual beli pada hari yang sama atau dalam beberapa hari
berikutnya.investor semacam ini lebih tepat disebut sebagai spekulator atau day trader.investor
yang Sebenarnya adalah yang membeli saham untuk jangka panjang yaitu untuk disimpan dan
Dijual setelah beberapa bulan.
Tujuan investasi jangka pendek atau jangka panjang memiliki konsekuensi pada pemilihan
analisis yang berbeda.tujuan investasi jangka pendek lebih tepat menggunakan analisis teknis
sedangkan tujuan investasi jangka panjang sangat cocok menggunakan analisis fundamental
b) Diversifikasi keuangan
Investasi saham disamping mengandung resiko yang besar tetapi juga menawarkan
keuntungan yang menggiurkan.investasi merupakan sarana untuk mencapai kemakmuran bukan
kehancuran sehingga investor harus pandai mengatur perencanaan keuangannya.jumlah dana
yang diinvestasikan merupakan “kelebihan dana” untuk kebutuhan rutin masa Sekarang dan dana
rutin masa datang.investor harus menyisihkan terlebih dahulu dana untuk kebutuhan hidup
bulanan,dana kesehatan,premi asuransi jiwa,dana pendidikan anak-anak,dana iuran pension,dan
dana pengeluaran tak terduga.jika masih ada sisanya maka investor akan lebih leluasa
Melakukan investasi saham dengan hati yang tenang atau menjadi investor di “reksa dana
pendapatan tetap’ atau investor obligasi atau investor di pasar uang.untuk investor lembaga lebih
baik mempertahankan minimal dana tunai 20 % sisanya untuk saham,obligasi dan lainnya.
c) Tipe investor
Dilihat dari kesediaannya menanggung resiko investasi,investor dapat dikategorikan
menjadi 3 kelompok atau tipe yaitu:
Tipe investor yang berani mengambil resiko yang disebut risk taker atau risk lover atau
risk seeker.Tipe risk taker akan merasa sangat senang Apabila ditawari saham yang
memiliki gejolak harga yang tinggi atau beta saham yang tinggi dan tidak tertarik pada
saham yang memiliki beta rendah.perusahaan broker efek harus memahami karakter risk
taker dan jangan salah menawarkan jenis saham kepada risk taker.misalnya mantan
pedagang yang pernah jatuh bangun,mantan penjudi, mantan pengusaha entertaintment,
dan mantan koruptor.
Tipe investor yang takut atau enggan menanggung resiko yang disebut risk averter atau
risk aversion.tipe risk averter akan merasa senang ditawari saham yang memiliki beta
yang rendah karena risikonya juga rendah.misalnya pegawai berpendapatan tetap dan
jujur,mantan pedagang yang memiliki hasil pas-pasan,dan.
Tipe investor yang takut tidak dan berani tidak atau disebut risk moderate,moderate
investor atau indifference investor.tipe investor ini hanya berani menanggung resiko yang
sebanding dengan return yang akan diperolehnya. Semakin besar resiko yang akan
dihadapi semakin tinggi return yang diharapkan.semakin kecil resiko atas sesuatu saham
semakin kecil return yang diharapkan atau dikenal dengan istilah high risk high
return,low risk low return. tipe moderate investor tidak hanya melihat beta saham tetapi
juga melihat return yang ditawarkan oleh saham bersangkutan.saham yang memiliki beta
saham tinggi dan return yang juga tinggi dalam jumlah sebanding sangat disenangi oleh
tipe moderate investor.moderate investor melihat perbandingan antara return saham
dengan resiko saham atau disebut reward to variability ratio atau kebalikannya yang
disebut coefficient ratio.
Perusahaan broker efek harus mengetahui tipe investor dari Setiap nasabahnya supaya tepat
dalam memberikan pelayanan. Karakteristik Setiap nasabah harus dicatat dalam formulir isian
ketika mereka pertama kali menjadi nasabah.tipe investor dapat diketahui dari data pada formulir
isian itu dan juga pada saat broker efek Melakukan wawancara terhadap calon nasabahnya.
Broker efek harus mengetahui tipe investor dari Setiap nasabahnya agar tepat dalam
memberikan nasihat atau saran berkaitan dengan jenis saham yang baik untuk investasi.investor
dengan tipe risk taker yang dinasihati oleh broker untuk Melakukan investasi dalam jenis saham
yang memiliki beta rendah tentu akan sangat kecewa terhadap pelayanan broker efek bahkan
menganggap broker efek yang bersangkutan tidak memahami investasi saham.tipe investor risk
averter yang dinasihati untuk membeli saham dengan beta tinggi tentu akan marah dan kecewa
Apabila suatu ketika menderita kerugian besar.
6) Pelayanan Khusus
Persaingan yang ketat di antara perusahaan broker efek telah mendorong Setiap
perusahaan efek Melakukan segala upaya untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada
para nasabahnya.pelayanan Khusus ini mencakup ruangan yang sangat sejuk bagi
nasabah,komputer informasi Secara gratis,ruang Khusus bagi investor besar dan lainnya.
3. Memilih saham
Ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan jenis saham untuk investasi yaitu:
· Tipe Investor
Investor risk taker lebih senang memilih saham yang memiliki return tinggi sekaligus beresiko
tinggi atau saham yang memiliki tingkat beta saham yang tinggi.beta saham adalah tolak ukur
resiko dari suatu jenis saham dibandingkan dengan resiko pasar.Resiko pasar digunakan sebagai
acuan pembanding sehingga beta pasar sama dengan 1.tipe investor risk averter akan memilih
saham yang memiliki beta saham rendah dan besaran return di nomorduakan sedangkan tipe
investor moderate akan memilih saham yang memiliki perimbangan antara return dan risk.
Siklus Ekonomi
Dalam siklus ekonomi yang sedang mengalami krisis,resesi atau depresi,investor akan memilih
jenis saham dari perusahaan yang menghasilkan produk tidak tahan lama (nondurable goods).
Likuiditas Perdagangan
Semua investor menyenangi jenis saham yang diperdagangkan Setiap hari,tetapi investor yang
Sebenarnya juga tidak menolak jenis saham yang tidak Setiap hari diperdagangkan.
Dimana:
P = harga saham estimasi
B = nilai buku per saham
R = rasio (multiplier) estimasi
Dimana:
P = harga saham estimasi
D = Dividen tunai
R = rasio (multiplier) estimasi
Pendekatan ini jarang digunakan dalam praktik karena dividen tunai tidak selalu berarti
perusahaan mendapatkan laba.dividen tunai dapat dibagikan walaupun perusahaan sedang
menderita kerugian karena dapat diambilkan dari sisa laba tahun-tahun Sebelumnya.oleh karena
itu pendekatan ini dapat menyesatkan.
Discounted approach meliputi:
Earnings approach
Dividen approach
Factor model meliputi:
Single factor
Single index model
Multifactor model
Dividen discounted model (DDM) merupakan model penghitungan harga saham yang
dilakukan dengan cara menilai tunai semua cash flow yang akan diterima di masa datang.cash
flow disini adalah dividen tunai yang akan diterima Setiap tahun dan harga saham terakhir pada
saat akan Dijual (terminal value).rumus present valuenya sebagai berikut:
D1 + P1
VO = 1 +k
Apabila rencana investasinya selama 2 tahun maka rumusnya adalah:
D1 D2 P2
VO = + +
1+k (1+k)2 (1+k)2
Jadi,rumus perhitungan nilai sahamnya yaitu:
D1 E ( 1 – b ) E ( 1 + g ) (1 – b ) VO =
atau VO = V1 = k + g k – ( b x ROE ) k – ( b x ROE )
Dimana:
VO = nilai estimasi saham
D1 = dividen tunai atau E (1 – b)
E = laba per saham
b = rasio laba ditahan (plowback ratio)
g = pertumbuhan laba per saham (b x ROE)
DAFTAR PUSTAKA
http://manajemenringga.blogspot.com/2011/01/skripsi-analisis-pengaruh.html
http://putrinarere.blogspot.com/2010/11/managemen-investasi.html
http://carapedia.com/pengertian_definisi_analisis_info2056.html
Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi
Pertama. BPFE UGM: Yogyakarta.
Rosyadi, Imron. 2002. Keterkaitan Kinerja Keuangan Dengan Harga Saham
(Studi pada 25 Emiten 4 Rasio Keuangan Di BEJ), Jurnal Akuntansi dan
Keuangan, Vol. 1, April 2002, hal 24-4