Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ika Baby Fransiska

Kelas : AE A2

NIM : 35112190012

Status : UTS Manajemen Operasional Perusahaan Efek

Dosen : Dwi Prasetyo Abimanyu SE,. ME.

1. Divisi Equity-Brokerage berperan menjalankan instruksi nasabah yang bersangkutan


dalam melakukan transaksi perdagangan saham. Divisi Equity-Brokerage hanya
mengeksekusi jual beli saham apabila diperintah oleh nasabah tersebut, karena transaksi
yang dilakukan akan terekam dan bisa menjadi bukti yang dapat dipertanggung jawabkan.
Hal ini menunjukkan bahwa ketika menjadi Equity-Brokerage dan dihadapkan dengan
masalah-masalah di soal, maka saya sebagai bagian dari divisi Equity-Brokerage
melakukan beberapa hal, diantaranya :
a. Komunikasi yang Baik Tentang Peraturan Awal
Memberitahu kepada nasabah dengan cara yang baik bahwa memang ada
perlindungan investor terkait asset pemodal. Pembentukan Dana Perlindungan
Pemodal dilakukan oleh Indonesia Securities Investor Protection Fund (SIPF). Dari
poin pertama, investor sudah layak dilindungi atau diberi ganti rugi assetnya karena
mereka memiliki nomor tunggal identitas pemodal (Single Investor Identification)
yang secara otomatis asset itu disimpan di Kustodian. Namun, perlu DIGARIS
BAWAHI, walaupun nasabah tersebut mendapatkan perlindungan dana pemodal,
hal tersebut TIDAK BERLAKU bagi pemodal yang terlibat atau menjadi penyebab
Aset Pemodal Hilang. Dengan kata lain, ketika nasabah tersebut mengalami
unrelized gain bahkan realized gain yang disebabkan oleh nasabah itu sendiri,
maka hal tersebut merupakan tanggung jawab pemilik SID itu sendiri. Karena hal
tersebut telah tercantum pada kontrak perjanjian awal saat pembukaan rekening
Efek yang menjelaskan “nasabah menyadari sepenuhnya segala risiko kerugian
yang mungkin timbul dalam rangka Transaksi Efek termasuk sebagai akibat dari
fluktuasi harga Efek yang terjadi di Bursa Efek, dan oleh karenanya melepaskan
haknya untuk menggugat dan atau menuntut pihak manapun termasuk Perusahaan
sebagai akibat kerugian yang dimaksud.”
b. Berani Melakukan Cutloss
Jika investor yang mengalami unrealized loss-nya sangat dalam dan keadaannya
sangat terdesak, lalu mereka memiliki keputusan untuk dicutloss, divisi Equity-
Brokerage bisa menyarankan untuk transaksi di pasar Negosiasi. Karena di pasar
Negosiasi memiliki aturan main sendiri, sekuritas dapat membantu investor
tersebut untuk memasang iklan penjualan saham dengan konsekuensi harga jual
bisa jadi di bawah harga di Pasar Reguler. Harga yang miring tersebut bisa langsung
dieksekusi dengan kesepakatan antar nasabah di broker yang sama maupun broker
lain. Tujuannya agar saham yang ia miliki bisa terjual dan dana yang tertahan bisa
segera dicairkan.
c. Memutar Dana Kembali pada Saham Dengan Return Optimal
Saham yang telah terjual di Pasar Negosiasi tersebut, bisa diputar kembali pada
saham-saham yang memiliki capital gain optimal serta berpotensi mengembalikan
kerugian dari investor. Investor akan sangat senang jika divisi Equity-Brokerage
tersebut memiliki kemampuan analisis yang baik dan loyal kepada nasabah. Di sisi
lain, kita juga harus mengedukasi kembali agar investor berhati-hati dalam memilih
saham, sehingga kejadian unrealized loss yang tinggi tidak terulang kembali.
d. Average Down pada Saham Berkinerja Baik dan Berpotensi Rally
Apabila saham yang dipegang tersebut memiliki kinerja yang baik dan diprediksi
akan berpotensi rally kembali, maka sebaiknya Equity-Brokerage menyarankan
untuk average down saham tersebut. Namun, eksekusi transaksi kembali lagi pada
keputusan nasabah.
e. Edukasi Secara Masif
Untuk nasabah yang tidak aktif (belum melakukan top-up) karena belum memiliki
pengetahuan yang cukup, divisi Equity-Brokerage sebaiknya terus melakukan
hubungan baik dengan para nasabah. Hal ini dilakukan dengan memberikan
edukasi secara masif dalam rangka memperkuat pengetahuan investor. Edukasi ini
bisa dilakukan secara berkala terkait pemahaman dasar Pasar Modal sampai analisis
memilih Efek sebagai pilihan instrumen investasi terbaik. Namun, dengan catatan
bahwa edukasi ini tidak mengandung PAKSAAN untuk membeli/menjual suatu
Efek tertentu sehingga mempengaruhi keputusan investor.
f. Sosialisai Kemudahan Aplikasi Online Trading Sekuritas
Kemungkinan lain dari nasabah yang belum melakukan top-up adalah belum
memahami sepenuhnya dari aplikasi online trading yang digunakan. Sebagai divisi
Equity-Brokerage, saya melakukan sosialisasi penggunaan aplikasi online trading
tersebut dengan mengedepankan kebutuhan setiap nasabah dan menyampaikan
kemudahan penggunaan aplikasi serta keunggulan dari filtur-filtur di dalamnya.
g. Memberikan Rekomendasi Terbaik
Fungsi lain sebagai divisi Equity-Brokerage, sebaiknya memberikan informasi
kepada investor mengenai berita ekonomi maupun berita Pasar Modal yang
mempengaruhi suatu pergerakan saham bahkan kinerja dari suatu emiten. Selain
itu, divisi Equity-Brokerage memberikan rekomendasi terbaik terkait saham
kepada investor. Sehingga, nasabah tersebut bisa mengetahui posisi terbaik untuk
buy dan sell dari harga saham dengan berdasar pada analisis fundamental (analisis
ekonomi, sektoral, dan industri) dan analisis teknikal. Langkah tersebut bisa
dilakukan dengan mengirim notifikasi ke e-mail masing-masing nasabah sekuritas
atau membangun networking dengan membuat grup khusus nasabah. Hal ini
dilakukan agar melindungi investor dari risiko kerugian yang cukup dalam. Tujuan
lain dari rekomendasi terbaik ini yaitu agar para Trader/nasabah melakukan
jual/beli saham dengan sering di divisi Equity-Brokerage tersebut.
h. Berusaha Menjadi Equity-Brokerage Terbaik
Banyak media yang menyebarkan info broker terbaik. Maka dari itu, sekuritas akan
membuat target, memberikan penghargaan kepada tim Equity-Brokerage terbaik,
dan membuat evaluasi terkait performa kerja. Sebagai bagian dari tim Equity-
Brokerage, saya akan berusaha semaksimal mungkin agar memiliki perkembangan
terhadap kinerja dan keahlian yang saya miliki. Karena, menjadi Equity-Brogerage
terbaik otomatis akan menumbuhkan kepercayaan para nasabah di sekuritas
sehingga dapat mempertahankan para nasabah agar tetap melakukan transaksi pada
broker di Sekuritas tempat saya bekerja, bahkan menambah jumlah nasabah baru
yang direkomendasikan oleh investor lama melalui mulut ke mulut.

2. IPO merupakan langkah awal sebuah perusahaan menjadi lebih transparan dan harus
dipersiapkan secara matang dan seksama. Perusahaan harus “bersolek diri” dengan
menampilkan kinerja keuangan yang cantik dan memuaskan, sehingga investor bisa
tertarik untuk membeli saham yang ditawarkan. Dibalik semua itu, terdapat peran Penjamin
Emisi Efek (underwriter) yang bertugas menjembatani perusahaan dan investor. Beberapa
usaha yang dilakukan oleh saya sebagai bagian dari divisi Investment Banking guna
menyukseskan IPO adalah :
a. Harus Betul-Betul Memahami Seluk Beluk Perusahaan
Sebelum melakukan penawaran saham dengan strategi pemasaran yang dilakukan,
Penjamin Emisi Efek perlu memahami seluk beluk Perusahaan tersebut. Hal ini
dilakukan dengan pertemuan pertama atau biasa disebut dengan Due Diligence
Meeting. Dalam pertemuan ini, Penjamin Emisi akan didampingi oleh Konsultan
Hukum berhadapan dengan pihak Manajemen perusahaan yang juga didampingi
oleh Akuntan, Konsultan Keuangan, dan Konsultan perusahaan lainnya. Pada
pertemuan inilah, jika saya sebagai Penjamin Emisi akan meminta kepada
Manajemen perusahaan agar menjelaskan secara rinci seluruh bidang kegiatan yang
dilakukan oleh perusahaan, kondisi keuangan perusahaan, posisi persaingan dan
kecenderungan perusahaan pada masa mendatang.
b. Pemeriksaan Lebih Lanjut
Penjamin Emisi perlu memeriksa lebih lanjut terhadap seluruh kegiatan perusahaan
termasuk pemeriksaan dokumen seperti :
➢ Laporan Kauangan yang telah diaudit oleh Akuntan Publik yang terdaftar
di OJK,
➢ Anggaran Dasar berikut amandemennya yang disahkan oleh Notaris dan
instansi yang berwewenang,
➢ Legal audit dari Konsultasi Hukum yang terdaftar di OJK
➢ Laporan Penilaian dari Penilai Independen yang terdaftar di OJK, jika ada.
Penjamin Emisi mengkoordinasikan masing-masing profesi penunjang Pasar
Modal untuk menjalankan tugasnya. Persiapan dokumen-dokumen ini agar
penawaran umum berjalan dengan sukses.
c. Menyajikan Prospektus yang Baik dan Informasi yang Menarik
Prospektus yang disajikan harus mencakup rincian dan fakta material mengenai
Penawaran Umum dan Emiten. Pengungkapan atas fakta material tersebut harus
dilakukan secara jelas dan mudah dibaca dengan penekanan yang sesuai dengan
bidang usaha atau sektor industrinya. Perusahaan yang memiliki peluang untuk
berkembang, terus berinovasi, diproyeksi akan terus memiliki prospek usaha yang
baik, serta Manajemen dengan rekam jejak yang baik dan mampu menganalisis
persaingan usaha Perseoan tidak menutup kemungkinan akan diminati oleh banyak
investor. Hal-hal tersebut bisa dicantumkan dalam Prospektus guna menarik minat
investor dan memudahkan mereka untuk memproyeksikan pertumbuhan
Perusahaan serta manajemen dana investasinya disertai risiko investasi yang dapat
diatur seminimal mungkin.
d. Memanfaatkan Pre-Marketing dan Public Expose Sebaik Mungkin
Kesuksesan IPO juga didukung oleh marketing Perusahaan. Sebagai underwriter,
saya akan membantu perusahaan dalam pre-marketing dan public expose sebaik
mungkin. Dalam tahap pre-marketing, kita bisa menganalisis banyaknya
permintaan pada saham tersebut sebelum IPO. Kita sebagai Penjamin Emisi
melakukan promosi kepada pemodal besar yang ada di negeri bahkan luar negeri
mengingat nilai penawaran saham perusahaan cukup besar. Kemudian, public
expose dilaksanakan ketika OJK memberi ijin untuk mempublikasikan Prospektus
ringkas. Pada Public expose ini juga, dilakukan pemaparan terkait valuasi harga
saham yang dibantu oleh Penjamin Emisi. Sebagai bagian dari Penjamin Emisi,
saya akan memberikan rekomendasi terbaik dengan dasar analisis dari tim
reasearch di sekuritas saya.
e. Penyebaran Saham
Sebagai Penjamin Emisi Efek milik emiten, terutama dalam jumlah yang besar,
memungkinkan Penjamin Emisi mengalami risiko ketidakberhasilan penjualan
Efek. Sehingga, saya sebagai Penjamin Emisi ingin membagi risiko dengan
Penjamin Emisi lain. Maka dari itu, pelaksanaan penjaminan emisi Efek dilakukan
dalam suatu sindikasi penjaminan emisi. Dalam hal penjamin emisi bertanggung
jawab atas keberhasilan penjualan seluruh saham risiko, untuk itu Penjamin Emisi
dapat melakukan sindikasi secara bersama-sama degan penjamin lain agar tingkat
keberhasilan penjualan saham lebih tinggi, karena investor pun mengkhawatirkan
adanya risiko likuditas di Pasar Saham. Mereka (investor) lebih menyukai
banyaknya penyebaran saham kepada publik yang akan meramaikan perdagangan
di Bursa.

f. Melakukan Initial Public Offering pada Waktu yang Tepat


Meski terkesan sepele, pemilihan waktu juga bisa mempengaruhi sukses
tidaknya IPO. Bila event dilaksanakan ketika kondisi pasar sedang memburuk
maka daya beli akan menurun, berbanding terbalik bila launching dilakukan di saat
pasar dengan sangat baik otomatis akan banyak investor yang tertarik untuk
berinvestasi. Kondisi ini wajib diperkirakan mengingat proses penawaran
berlangsung sekitar 4 bulan lamanya. Belum ditambah dengan pre-IPO yang jangka
waktunya lebih lama maksimal 9 bulan. Dalam masa tunggu ini, ada banyak hal
yang bisa terjadi dan perusahaan tidak akan mengetahuinya dengan pasti. Penting
bagi perusahaan untuk memiliki back up plan, baik itu menunda penawaran atau
memilih mengurangi size. Salah ambil tindakan sedikit saja event yang sudah lama
ditunggu-tunggu akan berakhir kurang positif.
g. Persiapan Infrastruktur
Saham unicorn yang pertama kali melantai di Bursa memiliki kemungkinan besar
untuk mendapat animo yang baik dari masyarakat, tak hanya nasabah yang lama
tetapi juga nasabah yang baru. Hal ini didukung oleh pertumbuhan investor
generasi milenial dan generasi Z yang meningkat signifikan. Maka dari itu,
sekuritas yang menjadi Penjamin Pelaksana Emisi Efek harus melakukan persiapan
dari perbaikan layanan nasabah dan dari segi infrastruktur agar tidak
mengecewakan nasabah dalam mengantisipasi membludaknya jumlah investor.
h. Kontrak Full Commitment
Berdasarkan kasus tersebut, Penjamin Emisi mengambil risiko dengan
kesanggupan penuh. Apabila jatah penjaminan yang telah ditetapkan hanya terjual
sebagian, maka Penjamin Emisi akan membeli sisa Efek tersebut dengan harga
yang sama dengan harga penawaran kepada pemodal. Dari kasus di atas,
perusahaan mengadakan emisi sebesar 250 miliar. Apabila di pasar Perdana hanya
terjual 200 miliar, maka sebagai Penjamin Emisi wajib membeli sisa yang tidak
terjual yaitu 50 miliar.

Anda mungkin juga menyukai