Anda di halaman 1dari 28

UJIAN AKHIR SEMESTER

ETIKA PROFESI (BCM 4101)


MANAJER INVESTASI (FUND MANAGER)

Dosen Pengampu : Agus Amri Mokoginta, SE, MM.

Disusun oleh :

Ika Baby Fransiska (35112190012)


Regita Berliana (35112190024)
Sari Damayanti (35112190026)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


SPESIALISASI PASAR MODAL
BUSINESS AND CAPITAL MARKET COLLEGE
JAKARTA

2021
DAFTAR ISI

BAB I ...................................................................................................................................................... 2

PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 2

BAB II .................................................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 3

A. Integritas .................................................................................................................................... 3

B. Standar Teknis .......................................................................................................................... 4

C. Perilaku Profesional.................................................................................................................. 5

D. Tanggung Jawab Profesi .......................................................................................................... 9

E. Kepentingan Publik ................................................................................................................ 18

F. Kerahasiaan ............................................................................................................................. 19

G. Objektivitas ............................................................................................................................. 20

H. Kompetensi & Kehati-Hatian Profesional ........................................................................... 22

BAB III................................................................................................................................................. 25

PENUTUP............................................................................................................................................ 25

A. Kesimpulan .............................................................................................................................. 25

B. Saran ........................................................................................................................................ 26

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 27

1
BAB I

PENDAHULUAN

Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan
perdagangan Efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek.

Manajer Investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola Portofolio Efek
untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah,
kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan
usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam menjalankan perannya, aspek perilaku dan etika yang baik dalam melakukan
pengelolaan portofolio Efek untuk para Nasabah dan pengelolaan portofolio Efek untuk
sekelompok Nasabah harus dijunjung tinggi oleh Manajer Investasi. Penerapan perilaku dan
etika yang baik dari Manajer Investasi harus terus ditingkatkan penerapannya serta
mengakomodir best practice international. Melalui penyempurnaan pengaturan tentang
Perilaku Manajer Investasi diharapkan kepentingan para Nasabah dan sekelompok Nasabah
terlindungi dan mampu menciptakan industri pasar modal yang wajar dan teratur.

Sejumlah penyempurnaan dalam pengaturan perilaku Manajer Investasi mencakup


antara lain prinsip-prinsip Manajer Investasi, peran asosiasi yang mewadahi Manajer Investasi,
pengungkapan benturan kepentingan, alokasi pesanan, eksekusi terbaik, rabat, komisi,
penerimaan dan pemberian hadiah atau manfaat, kegiatan pemasaran, iklan, dan materi
promosi serta penambahan ketentuan yang berkaitan dengan manajemen risiko bagi Manajer
Investasi dalam melakukan pengelolaan portofolio Efek untuk para Nasabah dan pengelolaan
portofolio Efek untuk sekelompok Nasabah.

Oleh karena itu, penting bagi kita mengetahui dan menerapkan etika profesi, sehingga
penulis menyusun materi etika profesi yang berkaitan dengan Manajer Investasi.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Integritas

Penerapan prinsip “integritas” yaitu Manajer Investasi menjalankan kegiatan


usahanya dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab, menjunjung tinggi kejujuran,
serta komitmen mematuhi perjanjian tertulis (kontrak) dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Salah satu wujud integritas yang dapat dilakukan Manajer Investasi adalah sikap
tanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Prinsip
pertanggungjawaban mencerminkan adanya kesesuaian dan kepatuhan pengelolaan
Perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip
korporasi yang sehat. Implementasi prinsip ini merupakan wujud Perusahaan sebagai
agen ekonomi yang bertanggung jawab (good corporate citizen).
Manajer Investasi sebagai bagian dari pihak yang berhubungan langsung
dengan Nasabah, harus menetapkan kebijakan mengenai penerimaan hadiah dalam
berbagai konteks. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari konflik sehingga Manajer
diharuskan menolak menerima hadiah atau hiburan dari penyedia jasa, target calon
investasi, atau mitra bisnis lainnya yang melebihi nilai minimal.
Menurut Pasal 10 dan Pasal 11 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
43/POJK.04/2015 disebutkan bahwa Manajer Investasi, anggota Dewan Komisaris,
anggota direksi, anggota Komite Investasi, anggota Tim Pengelola Investasi, dan/atau
pegawai Manajer Investasi dilarang menerima hadiah atau manfaat yang mengandung
benturan dengan kepentingan Nasabah atau benturan dengan kewajibannya terhadap
Nasabah.
Manajer Investasi anggota Dewan Komisaris, anggota direksi, anggota Komite
Investasi, anggota Tim Pengelola Investasi, dan/atau pegawai Manajer Investasi dapat
memberikan hadiah atau manfaat kepada Nasabah dan Pihak lain sepanjang pemberian
hadiah atau manfaat tersebut tidak berasal dari kekayaan Portofolio Efek atau portofolio
investasi kolektif Nasabah yang dikelolanya dan/atau tidak merugikan Nasabah.
Pemberian hadiah atau manfaat wajib didasarkan pada pertimbangan rasional.

3
B. Standar Teknis

Standar teknis dan standar profesional yang harus ditaati oleh Wakil Manajer
Investasi adalah standar etika profesi melalui peraturan perizinan Wakil Manajer
Investasi yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan. Peraturan perizinan tersebut
ditetapkan dalam rangka meningkatkan kualitas Wakil Manajer Investasi dan
mekanisme pengawasan terhadap pemegang Izin Wakil Manajer Investasi, perlu
menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Perizinan Wakil Manajer
Investasi.
Pada Pasal 2, Pasal 3, dan Pasal 4 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
25/POJK.04/2014 disebutkan bahwa :
1. Pasal 2 : Wakil Manajer Investasi wajib memiliki Izin Wakil Manajer Investasi
dari Otoritas Jasa Keuangan.
2. Pasal 3 : Kewajiban untuk memiliki Izin Wakil Manajer Investasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 tidak berlaku bagi:
a. Orang perseorangan yang bekerja pada Manajer Investasi namun tidak
dipersyaratkan untuk memiliki Izin Wakil Manajer Investasi
sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan mengenai
pedoman pelaksanaan fungsi-fungsi Manajer Investasi; dan/atau
b. Pihak yang bekerja untuk kepentingan Manajer Investasi terbatas dalam
rangka mengiklankan produk Manajer Investasi dan tidak mewakili
Manajer Investasi dalam menjual produk dan/atau melakukan perikatan
dengan nasabah dan/atau calon nasabah meskipun iklan tersebut
ditayangkan di televisi atau surat kabar.
3. Pasal 4 : Wakil Manajer Investasi wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Persyaratan integritas yang meliputi:
1) Memiliki akhlak dan moral yang baik;
2) Cakap melakukan perbuatan hukum;
3) Tidak pernah melakukan perbuatan tercela dan/atau dihukum
karena terbukti melakukan tindak pidana di bidang jasa
keuangan;
4) Tidak pernah dikenakan sanksi pencabutan izin, pembatalan
persetujuan, dan/atau pembatalan pendaftaran oleh Otoritas Jasa
Keuangan selama 3 (tiga) tahun terakhir;

4
5) Tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi pengurus yang
dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perusahaan dinyatakan
pailit; dan 6. memiliki komitmen yang tinggi untuk mematuhi
peraturan perundang-undangan.
b. Persyaratan kompetensi yang meliputi:
1) Berpendidikan paling rendah setingkat Diploma Tiga (D3);
2) Memiliki pengetahuan dan keahlian yang memadai di bidang
Pasar Modal, dibuktikan dengan:
a) Memiliki sertifikat keahlian sebagai Wakil Manajer
Investasi yang diakui Otoritas Jasa Keuangan dari
lembaga pendidikan khusus di bidang Pasar Modal
berdasarkan rekomendasi dari Komite Standar Keahlian;
atau
b) Memiliki pengalaman kerja pada institusi pengawas
Pasar Modal dan/atau organisasi yang diberi
kewenangan oleh Undang-Undang tentang Pasar Modal
untuk mengatur dan/atau mengawasi industri Pasar
Modal dengan ketentuan:
(1) Paling kurang 2 (dua) tahun pada posisi
manajerial; atau
(2) paling kurang 5 (lima) tahun pada posisi
pelaksana,
dalam bidang tugas dan fungsi yang terkait pengaturan
dan/atau pengawasan bidang pengelolaan investasi.
c) Bekerja pada lembaga jasa keuangan di Indonesia, bagi
warga negara asing; dan
d) Tidak bekerja pada lebih dari satu Perusahaan Efek
dan/atau lembaga jasa keuangan lainnya.

C. Perilaku Profesional

Penerapan prinsip “profesionalisme” yaitu Manajer Investasi menjalankan


kegiatan usahanya secara profesional. Contoh Manajer Investasi menerapkan prinsip
profesionalisme adalah ketika yang bersangkutan memenuhi ketentuan Pasal 27

5
Undang-Undang tentang Pasar Modal yang menegaskan bahwa Manajer Investasi
wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas sebaik mungkin
semata-mata untuk kepentingan Reksa Dana. Ada beberapa hal yang termasuk perilaku
profesional Manajer Investasi, yaitu :
1. Loyalitas terhadap Nasabah
Manajer harus:
a. Mengutamakan kepentingan Nasabah.
b. Menjaga kerahasiaan informasi yang disampaikan Nasabah dalam
lingkup hubungan Manajer-Nasabah.
c. Menolak ikut dalam setiap hubungan bisnis atau menerima hadiah yang
patut dapat mempengaruhi independensi, objektivitas, atau loyalitas
kepada Nasabah.
2. Proses dan Tindakan Investasi
Manajer harus:
a. Menggunakan pertimbangan yang wajar, berhati-hati dan rasional dalam
mengelola aset Nasabah.
b. Tidak terlibat dalam praktik yang dirancang untuk mengubah harga atau
sengaja melambungkan volume perdagangan dengan maksud untuk
menyesatkan pelaku pasar.
c. Berinteraksi secara wajar dan objektif dengan semua Nasabah saat
memberikan informasi investasi, memberikan saran investasi, atau
mengambil tindakan investasi.
d. Memiliki landasan keputusan investasi yang layak dan dapat
dipertanggungjawabkan.
e. Ketika mengelola portofolio atau dana bersama (pooled fund) sesuai
mandat, strategi, atau gaya (style) tertentu:
1) Hanya mengambil tindakan investasi yang sesuai dengan tujuan
dan batasan portofolio atau dana tersebut
2) Memberikan penjelasan dan informasi yang memadai sehingga
investor dapat mempertimbangkan apakah perubahan dalam
gaya (style) atau strategi investasi yang diusulkan memenuhi
kebutuhan investasi mereka.

6
f. Saat mengelola rekening terpisah (separate accounts) dan sebelum
memberikan saran atau mengambil tindakan investasi untuk
kepentingan Nasabah:
1) Mengevaluasi dan memahami tujuan investasi Nasabah,
toleransi risiko, horizon waktu, kebutuhan likuiditas, kendala
keuangan, kondisi khusus (termasuk pajak, biaya, kendala
hukum atau peraturan, dll.) dan informasi terkait lainnya yang
akan mempengaruhi kebijakan investasi.
2) Memastikan bahwa investasi tersebut sesuai dengan kondisi
keuangan Nasabah.
3. Perdagangan
Manajer harus:
a. Tidak bertindak atau menyebabkan orang lain bertindak atas informasi
orang dalam yang dapat mempengaruhi harga/nilai suatu efek.
b. Mendahulukan investasi milik Nasabah daripada investasi untuk
kepentingan Manajer sendiri.
c. Menggunakan komisi yang dihasilkan dari transaksi Nasabah hanya
untuk membayar produk atau jasa yang terkait investasi dan yang secara
langsung membantu Manajer dalam proses pengambilan keputusan
investasi, dan bukan untuk membiayai perusahaan.
d. Memaksimalkan nilai portofolio Nasabah dengan mencari eksekusi
terbaik bagi semua transaksi Nasabah.
e. Menetapkan kebijakan untuk menjamin alokasi perdagangan yang adil
dan merata antar rekening Nasabah.
4. Manajemen Risiko, Kepatuhan, dan Dukungan
Manajer harus:
a. Mengembangkan dan memelihara kebijakan dan prosedur untuk
menjamin agar kegiatan mereka sesuai dengan ketentuan Pedoman
Perilaku ini dan semua persyaratan hukum dan peraturan yang berlaku.
b. Menunjuk pejabat kepatuhan yang bertanggung jawab mengurus
kebijakan dan prosedur dan menginvestigasi pengaduan terkait etika
Manajer atau karyawan.

7
c. Menjamin agar informasi portofolio yang diberikan kepada Nasabah
oleh Manajer telah akurat dan lengkap dan meminta konfirmasi atau
tinjauan (review) pihak ketiga yang independen atas informasi tersebut.
d. Membuat catatan selama periode waktu tertentu dalam format yang
mudah dimengerti.
e. Mempekerjakan staf berkualitas dan sumber daya manusia dan
teknologi yang memadai untuk meneliti, menganalisis, menerapkan, dan
memantau keputusan dan tindakan investasi.
f. Menyusun rencana bisnis berkelanjutan untuk mengatasi pemulihan
bencana atau gangguan berkala terhadap pasar keuangan.
g. Menetapkan proses manajemen risiko perusahaan secara luas yang
mengidentifikasi, mengukur, dan mengelola posisi risiko manajer dan
investasi, termasuk sumber, sifat, dan tingkat risiko.
5. Kinerja dan Penilaian
Manajer harus:
a. Menyampaikan informasi kinerja yang adil, akurat, relevan, tepat waktu,
dan lengkap. Manajer tidak melakukan misrepresentasi dalam
menggambarkan kinerja setiap portofolio atau kinerja perusahaannya.
b. Menggunakan nilai pasar wajar untuk menilai kepemilikan Nasabah dan
dengan itikad baik, menerapkan metode untuk menentukan kewajaran
nilai efek yang kuotasi harga pasar independen atau dari pihak ketiga
tidak tersedia.
6. Keterbukaan
Manajer harus :
a. Berkomunikasi dengan Nasabah secara berkelanjutan dan tepat waktu.
b. Memastikan keterbukaan informasi yang jujur, akurat, lengkap, dan
mudah dipahami dan disajikan dalam bentuk komunikasi yang efektif.
c. Mencantumkan semua fakta material saat mengungkapkan atau
memberikan informasi kepada Nasabah mengenai perusahaan,
karyawan, investasi, atau proses investasi.
d. Keterbukaan informasi atas hal-hal berikut:
1) Konflik kepentingan yang timbul dari hubungan dengan pialang
atau badan lain, rekening Nasabah lain, struktur biaya, atau hal-
hal lainnya.
8
2) Peraturan atau tindakan disipliner yang dikenakan terhadap
manajer atau karyawan terkait dengan etika profesi.
3) Proses investasi, termasuk informasi mengenai masa penguncian
(lock-up period), strategi, faktor risiko, dan penggunaan
derivatif dan pinjaman (leverage).
4) Biaya manajemen dan biaya investasi lainnya yang dibebankan
kepada investor, termasuk komponen biaya apa saja yang
termasuk di dalamnya dan metode penentuan biaya dan ongkos
tersebut.
5) Jumlah komisi non-tunai atau gabungan (bundled commission),
barang dan/atau jasa yang diterima sebagai imbalan, dan
bagaimana barang dan/atau jasa tersebut menguntungkan
Nasabah.
6) Kinerja investasi Nasabah secara rutin dan tepat waktu.
7) Metode penilaian yang digunakan untuk mengambil keputusan
investasi dan menilai kepemilikan Nasabah.
8) Kebijakan pemungutan suara pemegang saham.
9) Kebijakan pemungutan suara pemegang saham (di dalam
RUPS/RUPSLB emiten).
10) Hasil tinjauan (review) atau audit atas dana atau rekening.
a) Perubahan yang signifikan atas karyawan. atau
organisasi.
b) Proses manajemen risiko.

D. Tanggung Jawab Profesi

Secara umum, Manajer Investasi bertanggung jawab mengelola portofolio


investasi nasabah. Menurut Pasal 18 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No
43/POJK.04/2015 disebutkan bahwa Manajer Investasi wajib membuat dan
melaksanakan setiap kebijakan investasi, memberikan rekomendasi investasi, serta
melakukan transaksi untuk kepentingan Nasabah berdasarkan alasan yang rasional.
Manajer Investasi wajib memastikan:
1. Kebijakan investasi, rekomendasi investasi dan/atau transaksi untuk
kepentingan Nasabah dilakukan sesuai dengan tujuan, batasan, dan pedoman

9
investasi yang dimuat dalam perjanjian pengelolaan investasi serta peraturan
perundang-undangan di sektor Pasar Modal yang terkait dengan pengelolaan
investasi; dan
2. Pelaksanaan kebijakan investasi, pemberian rekomendasi investasi, dan/atau
transaksi dalam rangka investasi untuk kepentingan Nasabah didokumentasikan
secara tertulis untuk setiap portofolio investasi yang dikelolanya.
Secara spesifik, pada BAB III tentang Pelaksanaan Fungsi-Fungsi Manajer
Investasi POJK Nomor 24/POJK.04/2014 disebutkan bahwa dalam melakukan
kegiatannya, Manajer Investasi wajib mempunyai dan melaksanakan fungsi-fungsi
sebagai berikut :
1. Fungsi Investasi dan Riset
Pelaksanaan fungsi investasi dan riset wajib dikoordinir oleh pegawai
yang memiliki izin Wakil Manajer Investasi dan pengalaman kerja di bidang
pengelolaan investasi paling kurang 3 (tiga) tahun. Dalam melaksanakan fungsi
investasi, koordinator fungsi investasi dan riset bertanggung jawab:
a. Membuat keputusan investasi yang terbaik untuk kepentingan nasabah;
b. Membuat dan memelihara catatan dan/atau kertas kerja dalam rangka
pengambilan keputusan investasi untuk kepentingan nasabah;
c. Melakukan analisa kinerja produk investasi secara periodik;
d. Memastikan kesesuaian antara keputusan investasi yang diambil
dengan:
1) Kebijakan dan strategi investasi yang telah ditetapkan dalam
perjanjian pengelolaan Portofolio Efek untuk para nasabah atau
portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah; dan
2) Kebijakan dan strategi investasi yang telah ditetapkan oleh
Komite Investasi;
e. Memastikan setiap keputusan investasi yang diambil dilakukan atas
pertimbangan yang rasional serta didukung oleh hasil riset yang cukup;
dan
f. Menerapkan prinsip kehati-hatian dan Manajemen Risiko antara lain
dengan:
1) Memperhatikan risiko investasi yang mungkin terjadi serta
tindakan yang akan dilakukan jika risiko investasi tersebut
terjadi; dan
10
2) Adanya pembagian kewenangan yang jelas dalam menentukan
jumlah transaksi.

Fungsi investasi dilakukan oleh Tim Pengelola Investasi yang paling


kurang terdiri dari 2 (dua) orang yang meliputi ketua dan anggota tim. Ketua
dan anggota Tim Pengelola Investasi wajib memiliki izin Wakil Manajer
Investasi dari Otoritas Jasa Keuangan. Tim Pengelola Investasi adalah tim yang
bertugas mengelola Portofolio Efek untuk para nasabah atau portofolio investasi
kolektif untuk kepentingan sekelompok nasabah. Tim Pengelola Investasi
dilarang merangkap sebagai koordinator atau pelaksana fungsi perdagangan,
fungsi penyelesaian transaksi Efek, dan/atau fungsi manajemen risiko,
kepatuhan, dan audit internal.

Pelaksanaan fungsi investasi didasarkan atas arahan Komite Investasi.


Komite Investasi adalah komite yang bertugas mengarahkan dan mengawasi
Tim Pengelola Investasi dalam menjalankan kebijakan dan strategi investasi.
Komite Investasi paling kurang terdiri dari 2 (dua) orang yang memiliki
pengalaman di bidang Pasar Modal dan/atau keuangan paling kurang 2 (dua)
tahun.

Komite Investasi wajib:

a. Menetapkan kebijakan dan strategi investasi; dan


b. Mengawasi pelaksanaan kegiatan pengelolaan investasi yang dilakukan
oleh Tim Pengelola Investasi.

Anggota Komite Investasi dilarang:

a. Merangkap sebagai koordinator dan pelaksana fungsi perdagangan,


fungsi penyelesaian transaksi Efek, serta fungsi manajemen risiko,
kepatuhan, dan audit internal, dan/atau
b. Merangkap menjadi anggota Tim Pengelola Investasi untuk 1 (satu)
produk investasi yang sama.
Dalam melaksanakan fungsi riset, koordinator fungsi investasi dan riset
bertanggung jawab:

11
a. Melakukan riset dan analisa kondisi makro ekonomi serta sektor
industri;
b. Melakukan riset dan analisa tentang Efek dalam portofolio investasi
yang menjadi dan/atau yang akan dijadikan sebagai portofolio investasi;
dan
c. Membuat dan mendokumentasikan catatan serta laporan hasil riset.
2. Fungsi Perdagangan
Pelaksanaan fungsi perdagangan wajib memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
a. Pelaksanaan fungsi perdagangan wajib dikoordinir oleh seorang
koordinator yang merupakan pegawai yang memiliki izin Wakil
Perusahaan Efek dari Otoritas Jasa Keuangan dan mempunyai
pengalaman kerja di bidang Pasar Modal dan/atau keuangan paling
kurang 2 (dua) tahun;
b. Koordinator fungsi perdagangan bertanggung jawab:
1) Melakukan transaksi atas Efek yang telah ditentukan oleh fungsi
investasi pada harga dan waktu terbaik untuk kepentingan
nasabah; dan
2) Melakukan koordinasi dengan koordinator fungsi investasi dan
riset dalam rangka pemilihan Perantara Pedagang Efek dengan
mempertimbangkan antara lain biaya yang dibebankan dan
pelayanan yang diberikan oleh Perantara Pedagang Efek
tersebut.
3. Fungsi Penyelesaian Transaksi Efek
Pelaksanaan fungsi penyelesaian transaksi Efek sebagaimana dimaksud
dalam wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Pelaksanaan fungsi penyelesaian transaksi Efek wajib dikoordinir oleh
seorang koordinator yang merupakan pegawai yang memiliki izin Wakil
Perusahaan Efek dari Otoritas Jasa Keuangan dan mempunyai
pengalaman kerja di bidang Pasar Modal dan/atau keuangan paling
kurang 2 (dua) tahun.
b. Koordinator fungsi penyelesaian transaksi Efek bertanggung jawab:

12
1) Melakukan rekonsiliasi atas data-data transaksi kepada pihak-
pihak terkait seperti Perantara Pedagang Efek dan Bank
Kustodian; dan
2) Melakukan pengecekan silang atas data-data yang ada pada
administrasi Efek dalam portofolio Reksa Dana atau produk
yang dikelola Manajer Investasi.
4. Fungsi Manajemen Risiko, Kepatuhan, dan Audit Internal
Pelaksanaan fungsi manajemen risiko, kepatuhan, dan audit internal
wajib dikoordinir oleh seorang koordinator yang merupakan pimpinan unit
kerja, anggota direksi atau pejabat setingkat di bawah direksi.
a. Koordinator fungsi manajemen risiko, kepatuhan, dan audit internal
wajib :
b. Memiliki izin Wakil Manajer Investasi dari Otoritas Jasa Keuangan dan
mempunyai pengalaman kerja menduduki jabatan manajerial pada
institusi yang bergerak di bidang Pasar Modal dan/atau keuangan paling
kurang 3 (tiga) tahun;
c. Ditetapkan sebagai bagian dari struktur organisasi Manajer Investasi dan
memiliki alur pertanggungjawaban langsung kepada dewan komisaris;
dan
d. Bertindak secara independen dan memiliki akses yang tidak terbatas
terhadap fungsi Manajer Investasi lainnya terkait dengan tugasnya untuk
memastikan kepatuhan pelaksanaan fungsi Manajer Investasi.
Dalam melaksanakan fungsi manajemen risiko, koordinator fungsi manajemen
risiko, kepatuhan, dan audit internal bertanggung jawab:
a. Menyusun strategi Manajemen Risiko;
b. Memperbaharui strategi Manajemen Risiko, jika:
1) Terjadi perubahan dan/atau penambahan kegiatan Manajer
Investasi; dan/atau
2) Terdapat peraturan baru dan/atau perubahan Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan atau peraturan lainnya yang terkait;
3) Memantau dan menelaah secara berkala pelaksanaan strategi
Manajemen Risiko;

13
4) Memantau posisi risiko secara keseluruhan dan per jenis risiko;
dan menerapkan Manajemen Risiko secara efektif dan
disesuaikan dengan ukuran dan
5) Kompleksitas usaha serta kemampuan Manajer Investasi.
c. Penerapan fungsi manajemen risiko wajib dilakukan berdasarkan
strategi Manajemen Risiko yang paling kurang memuat:
1) Pengidentifikasian semua risiko yang mungkin timbul dalam
kegiatan Manajer Investasi;
2) Penjelasan mengenai penyebab dari timbulnya risiko-risiko
tersebut;
3) Pengidentifikasian kemungkinan terjadinya risiko-risiko
tersebut;
4) Penjelasan tentang implikasi atas terjadinya risiko-risiko
tersebut; dan
5) Langkah-langkah yang wajib dilakukan apabila risiko-risiko
tersebut terjadi.
d. Dalam melaksanakan fungsi kepatuhan, koordinator fungsi manajemen
risiko, kepatuhan, dan audit internal bertanggung jawab:
1) Memastikan kepatuhan Manajer Investasi terhadap peraturan
perundang-undangan;
2) Bertindak sebagai pihak penghubung (liason officer) dengan
Otoritas Jasa Keuangan;
3) Menyusun strategi kepatuhan;
4) Memperbaharui strategi kepatuhan, jika:
a) Terjadi perubahan dan/atau penambahan kegiatan
Manajer Investasi; dan/atau
b) Terdapat peraturan baru dan/atau perubahan Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan atau peraturan lainnya yang
terkait;
5) Menyebarluaskan dan mensosialisasikan manual kepatuhan,
kebijakan, prosedur, dan informasi lain terkait kepatuhan
kepada para pihak terkait di lingkungan Manajer Investasi;

14
6) Melakukan pengawasan dan memastikan pelaksanaan rencana
kelangsungan usaha (business continuity plan) sesuai dengan
kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan;
7) Memastikan pegawai memperoleh pelatihan dan pendidikan
yang terkait dengan kepatuhan;
8) Menyusun dan menyampaikan rencana kerja tahunan fungsi
kepatuhan kepada Dewan Komisaris yang memuat kegiatan
dan jadwal pelaksanaan kegiatan fungsi kepatuhan;
9) Menyusun dan menyampaikan laporan tengah tahunan dan
laporan tahunan atas pelaksanaan fungsi kepatuhan kepada
Dewan Komisaris; dan
10) Menyampaikan laporan insidental kepada Dewan Komisaris
jika menemukan adanya dugaan pelanggaran atas peraturan
perundang-undangan di bidang Pasar Modal yang dilakukan
oleh Manajer Investasi dan/atau nasabahnya paling lambat 2
(dua) hari kerja sejak ditemukannya dugaan pelanggaran.
e. Tugas dan tanggung jawab fungsi kepatuhan wajib ditetapkan dalam
pakta (charter) tertulis yang mengikat fungsi-fungsi Manajer Investasi.
f. Dalam melaksanakan fungsi audit internal, koordinator fungsi
manajemen risiko, kepatuhan, dan audit internal bertanggung jawab
memastikan pelaksanaan fungsi-fungsi Manajer Investasi sesuai
dengan prosedur dan kebijakan tertulis/prosedur operasi standar.
g. Dalam melaksanakan fungsi audit internal, koordinator fungsi
manajemen risiko, kepatuhan, dan audit internal wajib:
1) Membuat perencanaan, pengendalian, dan pencatatan semua
pelaksanaan kegiatan audit internal;
2) Membuat pencatatan semua temuan, kesimpulan, dan
rekomendasi dari pelaksanaan kegiatan audit internal; dan
3) Menyusun laporan audit internal setelah pelaksanaan setiap
audit internal untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris.
5. Fungsi Pemasaran dan Penanganan Pengaduan Nasabah
Pelaksanaan fungsi pemasaran dan penanganan pengaduan nasabah
wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:

15
a. Pelaksanaan fungsi pemasaran dan penanganan pengaduan nasabah
wajib dikoordinir oleh seorang koordinator yang merupakan pegawai
yang memiliki izin Wakil Perusahaan Efek dari Otoritas Jasa Keuangan
serta mempunyai pengalaman kerja di bidang Pasar Modal dan/atau
keuangan paling kurang 2 (dua) tahun;
b. Pegawai yang melakukan kegiatan pemasaran Efek Reksa Dana wajib
memiliki izin Wakil Perusahaan Efek atau Wakil Agen Penjual Efek
Reksa Dana;
c. Pegawai yang melakukan kegiatan pemasaran jasa pengelolaan
portofolio investasi kolektif selain Reksa Dana dan jasa pengelolaan
investasi wajib memiliki izin Wakil Perusahaan Efek;
d. Dalam hal fungsi pemasaran dan penanganan pengaduan nasabah tidak
dilaksanakan dalam satu kesatuan fungsi maka:
1) Fungsi pemasaran dikoordinir oleh seorang koordinator yang
merupakan pegawai yang memiliki izin Wakil Perusahan Efek
dari Otoritas Jasa Keuangan serta mempunyai pengalaman kerja
di bidang Pasar Modal dan/atau keuangan paling kurang 2 (dua)
tahun; dan
2) Fungsi penanganan pengaduan nasabah dikoordinir oleh seorang
koordinator yang merupakan pegawai yang memiliki izin Wakil
Perusahan Efek atau Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana dari
Otoritas Jasa Keuangan serta mempunyai pengalaman kerja di
bidang Pasar Modal dan/atau keuangan paling kurang 2 (dua)
tahun.
3) Koordinator fungsi pemasaran bertanggung jawab untuk
mengkoordinir:
a) Proses pembukaan rekening Reksa Dana, portofolio
investasi kolektif selain Reksa Dana, dan jasa
pengelolaan investasi nasabah dengan memperhatikan
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan dalam rangka
penerapan Prinsip Mengenal Nasabah; dan
b) Kegiatan pemasaran produk investasi secara benar dan
profesional dengan menerapkan ketentuan mengenai
profil risiko nasabah dan ketentuan terkait lainnya.
16
4) Koordinator fungsi penanganan pengaduan nasabah
bertanggung jawab untuk mengkoordinir:
a) Penerimaan dan pengadministrasian pengaduan nasabah;
b) Penanganan dan tindak lanjut pengaduan nasabah;
c) Pengadministrasian hasil penanganan dan tindak lanjut
pengaduan nasabah.
6. Fungsi Teknologi Informasi
Pelaksanaan fungsi teknologi informasi wajib memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
a. Pelaksanaan fungsi teknologi informasi dikoordinir oleh seorang
koordinator yang merupakan anggota direksi atau pegawai yang
mempunyai pengalaman kerja dalam bidang teknologi informasi paling
kurang 1 (satu) tahun;
b. Koordinator fungsi teknologi informasi bertanggungjawab untuk:
1) Melakukan reviu dan pemeliharaan sistem teknologi informasi
secara berkala untuk memastikan;
2) Sistem teknologi informasi dapat mendukung kegiatan
operasional Manajer Investasi agar berjalan dengan baik; dan
3) Sistem teknologi informasi yang digunakan telah sesuai dengan
kebutuhan untuk kegiatan pelaporan secara elektronik kepada
Otoritas Jasa Keuangan agar kegiatan pelaporan dapat terlaksana
sesuai dengan ketentuan; dan
4) Melakukan penyimpanan cadangan data (back up) secara
periodik.
7. Fungsi Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pelaksanaan fungsi pengembangan sumber daya manusia wajib memenuhi
ketentuan sebagai berikut:
a. Pelaksanaan fungsi pengembangan sumber daya manusia dikoordinir
oleh seorang koordinator yang merupakan anggota direksi atau pegawai
yang memiliki pengalaman kerja dalam bidang sumber daya manusia
paling kurang 1 (satu) tahun;
b. Koordinator fungsi pengembangan sumber daya manusia bertanggung
jawab:

17
c. Menyusun dan melaksanakan program pelatihan untuk meningkatkan
kemampuan teknis dan kepatuhan pegawai terhadap kode etik dan
standar perilaku pegawai;
d. Melakukan prosedur penyaringan (screening) dalam rangka penerimaan
pegawai baru sesuai prosedur operasi standar dan ketentuan yang
berlaku; dan
e. Memelihara catatan dan dokumen yang berkaitan dengan fungsi
pengembangan sumber daya manusia, termasuk namun tidak terbatas
pada dokumen terkait pelatihan dan administrasi kepegawaian.
8. Fungsi Akuntansi dan Keuangan
Pelaksanaan fungsi akuntansi dan keuangan wajib memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
a. Pelaksanaan fungsi akuntansi dan keuangan dikoordinir oleh seorang
koordinator yang merupakan anggota direksi atau pegawai yang
memiliki pengalaman kerja di bidang akuntansi dan keuangan paling
kurang 1 (satu) tahun;
b. Koordinator fungsi akuntansi dan keuangan bertanggung jawab:
1) Merencanakan dan mengelola aktivitas akuntansi dan keuangan;
dan
2) Memastikan laporan keuangan tahunan, laporan keuangan
tengah tahunan, laporan kegiatan bulanan Manajer Investasi,
laporan Modal Kerja Bersih Disesuaikan dan laporan lainnya
yang disampaikan ke Otoritas Jasa Keuangan telah disusun
berdasarkan data yang akurat dan sesuai peraturan Otoritas Jasa
Keuangan serta Standar Akuntansi Keuangan.

E. Kepentingan Publik

Manajer Investasi berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam rangka


pelayanan kepada nasabah dan mengutamakan kepentingan nasabah. Pada Pasal 7
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 43/POJK.04/2015 Tentang Pedoman
Perilaku Manajer Investasi disebutkan bahwa Manajer Investasi wajib mengutamakan
kepentingan Nasabah di atas kepentingan:
1. Manajer Investasi;

18
2. Pihak yang memiliki hubungan Afiliasi dengan Manajer Investasi; dan/atau
3. Pihak yang memiliki hubungan Afiliasi dengan anggota Dewan Komisaris,
anggota direksi, anggota Komite Investasi, anggota Tim Pengelola Investasi,
dan pegawai Manajer Investasi.
Penerapan prinsip “mengutamakan kepentingan Nasabah” yaitu Manajer
Investasi selalu mengutamakan kepentingan Nasabah-nya dan dilarang membahayakan
atau mengabaikan kepentingan Nasabah sepanjang kepentingan Nasabah tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku melalui antara lain
melaksanakan peraturan perundang-undangan di sektor Pasar Modal yang terkait
dengan perilaku Manajer Investasi.

F. Kerahasiaan

Pada Peraturan OJK No 43/POJK.04/2015 tentang Pedoman Perilaku Manajer


Investasi Pasal 39 disebutkan bahwa :
1. Manajer Investasi dilarang mengungkapkan data dan informasi serta kegiatan
Nasabah kepada Pihak yang tidak berwenang, kecuali telah memperoleh
persetujuan tertulis dari Nasabah atau diwajibkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
2. Manajer Investasi wajib menyusun dan menerapkan kebijakan dan prosedur
tertulis dalam rangka menjaga kerahasiaan data dan informasi Nasabah.
Manajer investasi harus menjaga kerahasiaan informasi yang disampaikan
Nasabah dalam lingkup hubungan Manajer-Nasabah. Manajer Investasi harus selalu
menjaga kerahasiaan data nasabah (dalam hal ini Pemegang Unit Penyertaan) dan wajib
memenuhi ketentuan kerahasiaan nasabah yang berlaku di Indonesia, antara lain
Manajer Investasi hanya dapat memberikan data dan/atau informasi mengenai
Pemegang Unit Penyertaan kepada pihak lain, apabila Pemegang Unit Penyertaan
memberikan persetujuan tertulis dan/ atau diwajibkan oleh peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Dalam hal Manajer Investasi diwajibkan untuk memberikan data nasabah atau
Pemegang Unit Penyertaan, data hanya akan disampaikan secara terbatas untuk data
yang diminta oleh otoritas yang berwenang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Kerahasiaan dan keamanan data dan/atau informasi pribadi konsumen sebagaimana
diatur dalam POJK Tentang Perlindungan Konsumen dan Surat Edaran Otoritas Jasa

19
Keuangan Nomor: 14/SEOJK.07/2014 Tanggal 20 Agustus 2014, Tentang Kerahasiaan
dan Keamanan Data Dan/Atau Informasi Pribadi Konsumen, beserta penjelasannya,
dan perubahan-perubahannya dan penggantinya yang mungkin ada di kemudian hari.

G. Objektivitas

Manajer Investasi menjalankan kegiatan usahanya dengan didasarkan pada


pertimbangan yang rasional dan objektif dalam melakukan pengambilan keputusan
investasi sesuai dasar-dasar kompetensi pengelolaan investasi yang dimilikinya, antara
lain dibuktikan dengan tidak diarah-arahkan oleh pihak lain melainkan mendasarkan
pada pertimbangan rasional, tidak terpengaruh janji dan imbalan dari pihak lain dalam
melakukan keputusan investasi.
Sebagai seorang Manajer Investasi, diperlukan adanya sikap independen dan
objektivitas dalam berprofesi. Adapun sikap objektif yang dilakukan oleh Manajer
Investasi yaitu:
1. Berinteraksi secara wajar dan objektif dengan semua Nasabah saat memberikan
informasi investasi, memberikan saran investasi, atau mengambil tindakan
investasi.
Untuk menjaga kepercayaan nasabah, maka seorang Manajer Investasi
diharuskan untuk bersikap objektif dan adil terhadap semua nasabahnya.
Manajer Investasi tidak boleh memberikan sikap yang istimewa terhadap
nasabah tertentu dan mengorbankan nasabah lain.
2. Mengidentifikasi dan menangani apakah ada benturan kepentingan atau tidak
Benturan kepentingan yang muncul ketika suatu pihak (orang,
perusahaan, organisasi atau pemerintah) memiliki lebih dari satu kepentingan
dalam keputusan yang dibuat dan kepentingan itu tidak sejalan atau
bertentangan.
Dalam industri jasa keuangan, benturan kepentingan dapat timbul di
mana karyawan atau perusahaan memiliki tanggung jawab atau tugas terhadap
lebih dari satu orang atau kelompok dalam usaha konglomerasi. Jika benturan
kepentingan itu tidak dikelola dengan baik, maka hal ini akan menimbulkan
gangguan kualitas jasa yang dilakukan.
Seorang individu dapat melakukan lebih dari satu peran pengambilan
keputusan dalam sebuah organisasi. Dalam setiap peran pengambilan

20
keputusan, individu diharapkan untuk menempatkan kepentingan pertama
berdasarkan peran. Potensi benturan muncul jika individu yang bersangkutan
harus membuat keputusan di mana satu set kepentingan didahulukan dari
kepentingan yang lain. Potensi benturan juga dapat timbul saat seorang individu
menempati peran dalam organisasi tetapi juga memiliki kepentingan pribadi
dalam organisasi tersebut.
3. Penanganan Benturan Kepentingan yang Aktual
Dalam melakukan penanganan benturan kepentingan, berbagai cara
pengelolaan yang dapat dilakukan, antara lain:
a. Mendaftarkan benturan di Daftar Benturan Kepentingan;
b. Mengeluarkan partisipasi seseorang dalam pengambilan keputusan
tertentu;
c. Mengungkapkan kepentingan kepada Dewan Direksi atau
mengungkapkan kepentingan kepada pihak yang terkena dampak.
Tergantung pada keadaan dan sifat benturan maka untuk mengelola benturan
yang tepat dapat dilakukan dengan:
1) Pengungkapan benturan kepentingan dengan pihak terkait
2) Pengendalian dan pengungkapan benturan
3) Menghindari benturan kepentingan
4. Diperlukan adanya keterbukaan kepentingan Manajer Investasi dan Afiliasinya
Manajer Investasi yang melakukan pengelolaan Portofolio Efek untuk
kepentingan Nasabah secara individual dan memiliki benturan kepentingan
wajib mengungkapkan secara tertulis kepada Nasabah adanya benturan
kepentingan atas Efek yang ditransaksikan tersebut dengan ketentuan:
a. Pengungkapan dilakukan pada saat melakukan perjanjian tertulis
(kontrak) pengelolaan investasi dalam Portofolio Efek dengan Nasabah,
jika Efek yang menjadi Portofolio Efek sudah ditentukan oleh Nasabah
dalam perjanjian.
b. Pengungkapan dilakukan sebelum melakukan transaksi Efek untuk
kepentingan Nasabah.
Contoh bentuk pengungkapan seperti yang dilakukan oleh PT Axa Asset
Management Indonesia dalam hal pengungkapan apabila terjadi benturan
kepentingan. PT Axa Asset Management Indonesia (AAMI) diwajibkan untuk
membuat pengungkapan yang tepat kepada nasabahnya untuk memastikan
21
bahwa pelayanan keuangan yang diberikan kepada nasabah disediakan dengan
efisien, jujur dan adil. Bagaimanapun juga, penting untuk dicatat, bahwa
pengungkapan saja dapat dinilai tidak cukup secara efektif untuk mengelola
benturan kepentingan.
PT AAMI harus selalu memastikan bahwa nasabah kita (baik nasabah
perusahaan dan individu) diberi informasi secara memadai tentang benturan
kepentingan yang bersifat material yang dapat mempengaruhi penyediaan
layanan keuangan kepada mereka. Ini berarti memberikan pengungkapan yang
jelas, singkat, spesifik dan efektif tentang benturan sehingga nasabah tersebut
dapat membuat keputusan berdasarkan informasi tentang bagaimana benturan
kepentingan dapat mempengaruhi penyediaan layanan yang relevan.

H. Kompetensi & Kehati-Hatian Profesional


Kompetensi merupakan kemampuan kerja setiap individu dalam menjalankan
tugas mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dan
diharapkan oleh standar kerja.
Persyaratan kompetensi yang harus dimiliki oleh Wakil Manajer Investasi
meliputi:
1. Berpendidikan paling rendah setingkat Diploma Tiga (D3);
2. Memiliki pengetahuan dan keahlian yang memadai di bidang Pasar Modal,
dibuktikan dengan:
3. Memiliki sertifikat keahlian sebagai Wakil Manajer Investasi yang diakui
Otoritas Jasa Keuangan dari lembaga pendidikan khusus di bidang Pasar Modal
berdasarkan rekomendasi dari Komite Standar Keahlian; atau
4. Memiliki pengalaman kerja pada institusi pengawas Pasar Modal dan/atau
organisasi yang diberi kewenangan oleh Undang-Undang tentang Pasar Modal
untuk mengatur dan/atau mengawasi industri Pasar Modal dengan ketentuan:
a. Paling kurang 2 (dua) tahun pada posisi manajerial; atau
b. paling kurang 5 (lima) tahun pada posisi pelaksana,
dalam bidang tugas dan fungsi yang terkait pengaturan dan/atau pengawasan
bidang pengelolaan investasi.
5. Bekerja pada lembaga jasa keuangan di Indonesia, bagi warga negara asing; dan
6. Tidak bekerja pada lebih dari satu Perusahaan Efek dan/atau lembaga jasa
keuangan lainnya.

22
Mengingat manajer investasi memiliki peran untuk mengelola portofolio efek
untuk memenuhi keinginan nasabah dengan melakukan riset atas efek, menganalisis
kelayakan investasi, dan mengelola investasi nasabahnya. Maka agar keuntungan
dalam berinvestasi dapat terwujud, ada beberapa hal yang dapat diperhatikan oleh
investor dalam memilih manajer investasi yang tepat.
Ciri-ciri Manajer Investasi yang profesional dapat diketahui berdasarkan:
1. Legalitas yang dimiliki oleh Manajer Investasi.
Manajer Investasi diwajibkan untuk memiliki izin dari OJK. Dengan adanya
izin yang diberikan oleh OJK kepada Manajer Investasi, maka keaslian Manajer
Investasi tersebut dapat dipercaya.
2. Konsistensi kinerja Manajer Investasi
Memastikan kinerja dari Manajer Investasi yang konsisten dalam mengelola
dana investasi.
3. Pengalaman kerja Manajer Investasi
Manajer Investasi yang baik memiliki pengalaman kerja yang baik dalam
pengelolaan dana nasabahnya.

Sebagai seorang Wakil Manajer Investasi diperlukan untuk mempertahankan


dan meningkatkan kompetensi profesional yang dimiliki. Upaya yang dapat dilakukan
oleh Manajer Investasi untuk mempertahankan kompetensinya yakni sebagai berikut:
1. Manajer investasi diharapkan untuk dapat mempertahankan sikap tunduk
terhadap hukum yang berlaku dari pemerintah, regulator, maupun asosiasi. Para
anggota tidak dibenarkan untuk terlibat dalam, atau membantu terjadinya, dan
harus menghindari, tindakan yang sifatnya melanggar hukum dan peraturan.
2. Manajer Investasi memiliki sifat cermat dalam menganalisis investasi, ataupun
dalam mengambil keputusan investasi.
3. Manajer investasi mampu menjelaskan kepada klien mengenai keterbatasan-
keterbatasan dan risiko-risiko yang mungkin terjadi dalam kegiatan investasi.
4. Manajer Investasi mampu mempertimbangkan yang layak dalam mengenali
faktor-faktor mana yang penting dalam membuat analisa, rekomendasi atau
keputusan investasi, dan menyampaikannya kepada klien.

Dalam menjalankan tugas sebagai Manajer Investasi, juga diperlukan sikap


kehati-hatian profesional dalam bekerja. Sikap kehati-hatian tersebut meliputi:

23
1. Manajer Investasi harus menunjukkan sikap teliti dan hati-hati dalam
menjalankan kewajiban terhadap nasabah mereka. Sikap kehati-hatian yang
dilakukan oleh Manajer Investasi memerlukan keterampilan dan pengalaman.
Hal ini karena profesi Manajer Investasi berhubungan langsung dalam kegiatan
pengelolaan portofolio Nasabah. Sikap hati-hati yang dimiliki juga menuntut
Manajer Investasi untuk selalu teliti dan bijaksana dalam mempertimbangkan
keputusan untuk menghadapi risiko kerugian terhadap Nasabah.
2. Manajer Investasi wajib bersikap loyal kepada klien dan harus bertindak dengan
prinsip kehati-hatian. Manajer Investasi harus bertindak untuk kepentingan
kliennya dan menempatkan kepentingan kliennya diatas kepentingan
perusahaan atau kepentingan Anggota sendiri. Sikap kehati-hatian yang
ditunjukkan oleh Manajer Investasi dalam hal ini adalah
3. Manajer Investasi dalam menganalisis investasi, membuat rekomendasi, dan
mengambil keputusan investasi harus dilakukan dengan hati-hati dan dilakukan
dengan cermat serta independen, yang harus dilandasi dengan alas an pemikiran
yang layak dan didukung oleh data penyidikan yang tepat.
4. Untuk menjunjung tinggi sikap objektivitas dan kemandirian profesi, Manajer
Investasi juga harus mempertahankan sikap hati-hati untuk tidak mudah
menawarkan, meminta atau menerima pemberian/hadiah keuntungan, imbalan,
yang dianggap dapat mempengaruhi independensi dan objektivitas anggota atau
pihak lain.

24
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa :
1. Integritas : penerapan prinsip “integritas” yaitu Manajer Investasi menjalankan
kegiatan usahanya dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab, menjunjung
tinggi kejujuran, serta komitmen mematuhi perjanjian tertulis (kontrak) dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sebagai contoh, Manajer
Investasi dilarang menerima hadiah atau manfaat yang mengandung benturan
dengan kepentingan Nasabah.
2. Standar Teknis : Standar teknis dan standar profesional yang harus ditaati oleh
Wakil Manajer Investasi adalah standar etika profesi melalui peraturan
perizinan Wakil Manajer Investasi yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa
Keuangan.
3. Perilaku Profesional : Penerapan prinsip “profesionalisme” yaitu Manajer
Investasi menjalankan kegiatan usahanya secara profesional. Contohnya,
loyalitas terhadap nasabah, Manajer Investasi dalam tindakan investasi harus
berhati-hati dan rasional dalam mengelola aset nasabah, pada proses
perdagangan harus mendahulukan investasi milik nasabah, dalam hal kepatuhan
harus memelihara prosedur sesuai dengan peraturan, informasi kinerja yang ada
harus disampaikan secara adil dan relevan, memakai nilai pasar wajar untuk
menilai harga Efek, dan keterbukaan informasi kepada nasabah.
4. Tanggung Jawab Profesi : Secara umum, Manajer Investasi bertanggung jawab
mengelola portofolio investasi nasabah. Sedangkan, secara spesifik Manajer
Investasi wajib mempunyai dan melaksanakan fungsi investasi dan riset, fungsi
perdagangan, fungsi penyelesaian transaksi efek, fungsi manajemen risiko,
kepatuhan, dan audit internal, fungsi pemasaran dan penanganan nasabah,
fungsi teknologi informasi, fungsi pengembangan SDM, fungsi akuntansi
keuangan.
5. Kepentingan Publik : Manajer Investasi berkewajiban untuk senantiasa
bertindak dalam rangka pelayanan kepada nasabah dan mengutamakan

25
kepentingan nasabah, dan dilarang membahayakan atau mengabaikan
kepentingan Nasabah.
6. Kerahasiaan : Manajer Investasi dilarang mengungkapkan data dan informasi
serta kegiatan Nasabah kepada Pihak yang tidak berwenang, kecuali telah
memperoleh persetujuan tertulis dari Nasabah atau diwajibkan berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
7. Objektivitas : Manajer Investasi menjalankan kegiatan usahanya dengan
didasarkan pada pertimbangan yang rasional dan objektif dalam melakukan
pengambilan keputusan investasi yang dibuktikan dengan tidak diarah-arahkan
oleh pihak lain melainkan mendasarkan pada pertimbangan rasional, tidak
terpengaruh janji dan imbalan dari pihak lain dalam melakukan keputusan
investasi.
8. Kompetensi & Kehati-hatian Profesional : Kompetensi yang harus dimiliki oleh
Wakil Manajer Investasi diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
31/POJK.04/2018 Tanggal 11 Desember 2018 Tentang Perizinan Wakil
Manajer Investasi. Ciri-ciri Manajer Investasi yang profesional dapat diketahui
berdasarkan legalitas yang dimiliki oleh Manajer Investasi, konsistensi kinerja
Manajer Investasi, dan pengalaman kerja Manajer Investasi.

B. Saran
1. Bagi pembaca, diharapkan adanya penelaahan lebih lanjut mengenai etika
profesi Manajer Investasi terutama dalam peraturan yang telah dibahas.
2. Bagi penulis, diharapkan akan segera melakukan perbaikan dari pembahasan ini
dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa
membangun dari pembaca.

26
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 24/POJK.04/2014 Tanggal 19 November 2014


Tentang Pelaksanaan Fungsi – Fungsi Manajer Investasi

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 43/POJK.04/2015 Tanggal 28 Desember 2015


Tentang Pedoman Perilaku Manajer Investasi

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 10 /POJK.04/2018 Tanggal 1 Agustus 2018 Tentang
Tata Kelola Manajer Investasi

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 31/POJK.04/2018 Tanggal 11 Desember 2018


Tentang Perizinan Wakil Manajer Investasi

www.cfainstitute.org. Diakses pada: 14 September 2021

https://axa.co.id/wp-content/uploads/2019/07/3.-Kebijakan-PENANGANAN-BENTURAN-
KEPENTINGAN.pdf . Diakses pada: 16 September 2021

https://www.pwmii.or.id/home.php/tentang-kami/standar-perilaku-anggota. Diakses pada: 16


September 2021

https://amii.s3.amazonaws.com/uploads/content/file/11/_4_TABLE_Kode_Etik_Manajer_Inv
estasi_-_updated_20170324__Bilingual__-_FINAL.pdf. Diakses pada: 17 September 2021

27

Anda mungkin juga menyukai