Anda di halaman 1dari 33

ETIKA DIBAGIAN AKUNTING

HUKUM DAN ETIKA BANK

MAKALAH

Oleh :
1. Feronicha Donipin Palendokan (17661004)
2. Meylani Sindy Dwika Sari (17661012)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN AKUNTANSI
PRROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
anugerah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Etika
Profesi Akuntansi adalah Merupakan suatu ilmu yang membahas perilaku perbuatan baik
dan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia terhadap pekerjaan
yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus sebagai
Akuntan.
Makalah ini merupakan hasil pengumpulan data mengenai “ETIKA di BAGIAN
AKUNTING” sebagaimana yang akan menjadi acuan pembelajaran dalam mata kuliah
Hukum dan Etika Bank. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Samarinda, April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ i
DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Tujuan Penulisan ........................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................................. 3

2
2.1 Pengertian dan Teori Etika.......................................................................................... 3
2.1.1 Pengertian Etika................................................................................................3
2.1.2 Fungsi Etika......................................................................................................3
2.1.3 Etika dan Etiket.................................................................................................4
2.1.4 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pelanggaran Etika.................................5
2.1.5 Sanksi Pelanggaran Etika..................................................................................5

2.2 Perilaku Etika Dalam Profesi Akuntansi......................................................................5


2.2.1 Tipe Audit & Auditor...................................................................................... .6
2.2.2 Laporan Audit...................................................................................................7

2.3 Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)....................................................................................9


2.3.1 Aturan Etika Profesi Akuntansi........................................................................9
2.3.2 Prinsip Etika Profesi IAI.................................................................................10

2.4 Kode Etika Akuntan Publik.........................................................................................17


2.4.1 Definisi............................................................................................................17
2.4.2 Independensi,Integritas & Objektivitas..........................................................18
2.4.3 Standar Umum & Prinsip Akuntansi..............................................................19
2.4.4 Tanggung Jawab Kepada Klien......................................................................20
2.4.5 Tanggung Jawab Kepada Rekan Seprofesi.....................................................21
2.4.6 Tanggung Jawab & Praktik Lain....................................................................22

BAB III DESKRIPSI KASUS ENRON CORPORATION................................................23

ii
3
3.1 Profile Enron Corporation.........................................................................................23
3.2 Kronologis Kasus Enron............................................................................................ 24
3.3 Penyelesaian Kasus Enron......................................................................................27
BAB IV PENUTUP ............................................................................................................ 28
4
4.1 Simpulan ....................................................................................................................28
DAFRAT PUSTAKA .............................................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Akuntan publik dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, memperoleh
kepercayaan dari klien dan para pemakai laporan keuangan untuk membuktikan kewajaran
laporan keuangan yang disusun dan disajikan oleh klien. Profesi akuntan publik akan
selalu berhadapan dengan dilema yang mengakibatkan seorang akuntan publik berada pada
dua pilihan yang bertentangan. Seorang akuntan publik akan mengalami suatu dilema
ketika tidak terjadi kesepakatan dengan klien mengenai beberapa aspek dan tujuan
pemeriksaan. Apabila akuntan publik memenuhi tuntutan klien berarti akan melanggar
standar pemeriksaan, etika profesi dan komitmen akuntan publik tersebut terhadap
profesinya, tetapi apabila tidak memenuhi tuntutan klien maka dikhawatirkan akan
berakibat pada penghentian penugasan oleh klien. Kode etik akuntan indonesia dalam
pasal 1 ayat (2) adalah berisi tentang setiap anggota harus mempertahankan integritas dan
objektifitas dalam melaksanakan tugasnya tentang kualitas atau mutu jasa yang diberikan.
Pelanggaran-pelanggaran seakan menjadi titik tolak bagi masyarakat pemakai jasa
profesi akuntan publik untuk menuntut mereka bekerja secara lebih profesional dengan
mengedepankan integritas diri dan profesinya sehingga hasil laporannya benar-benar adil
dan transparan. Hal ini semakin mempengaruhi kepercayaan terhadap profesi akuntan dan
masyarakat semakin menyangsikan komitmen akuntan terhadap kode etik profesinya. Hal
ini seharusnya tidak perlu terjadi atau dapat diatasi apabila setiap akuntan mempunyai
pemahaman, pengetahuan dan menerapkan etika secara memadai dalam pekerjaan
profesionalnya.
Independensi meliputi kepercayaan terhadap diri sendiri yang terdapat pada
beberapa orang profesional. Hal ini merupakan bagian integritas profesional. Independensi
berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak
tergantung pada orang lain.
Seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya memperoleh kepercayaan dari klien dan
para pemakai laporan keuangan untuk membuktikan kewajaran laporan keuangan yang
disusun dan disajikan oleh klien. Klien dapat mempunyai kepentingan yang berbeda, dan
mungkin saja bertentangan dengan kepentingan para pemakai laporan keuangan. Demikian
pula, kepentingan pemakai laporan keuangan yang satu mungkin berbeda dengan pemakai
lainnya. Oleh karena itu, dalam memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan
2

keuangan yang diperiksa, auditor harus bersikap independen terhadap kepentingan klien,
pemakai laporan keuangan, maupun kepentingan akuntan publik itu sendiri.

1.2 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan etika profesi akuntansi
2. Menerapkan etika-etika yang semestinya dilakukan dalam berprofesi sehari-hari,
secara khusus untuk pembelajaran etika akuntan.
3

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian dan Teori Etika


2.1.1 Pengertian Etika
Menurut Kamus Besar Bhs. Indonesia (1995) Etika adalah Nilai mengenai benar
dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Etika adalah Ilmu tentang apa yang
baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral. Menurut Maryani & Ludigdo
(2001) “Etika adalah Seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur
perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang di anut
oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau profesi”.
Dari asal usul kata, Etika berasal dari bahasa Yunani ‘ethos’ yang berarti adat
istiadat/ kebiasaan yang baik Perkembangan etika yaitu Studi tentang kebiasaan manusia
berdasarkan kesepakatan, menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang menggambarkan
perangai manusia dalam kehidupan pada umumnya. Etika disebut juga filsafat moral
adalah cabang filsafat yang berbicara tentang praxis (tindakan) manusia. Etika tidak
mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana manusia harus
bertindak.
Tindakan manusia ini ditentukan oleh bermacam-macam norma. Norma ini masih
dibagi lagi menjadi norma hukum, norma agama, norma moral dan norma sopan santun.
a) Norma hukum berasal dari hukum dan perundang-undangan
b) Norma agama berasal dari agama
c) Norma moral berasal dari suara batin.
d) Norma sopan santun berasal dari kehidupan sehari-hari sedangkan norma moral
berasal dari etika

2.1.2 Fungsi Etika


A. Sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan dengan pelbagai moralitas yang
membingungkan.
B. Etika ingin menampilkanketrampilan intelektual yaitu ketrampilan untuk
berargumentasi secara rasional dan kritis.
4

C. Orientasi etis ini diperlukan dalam mengabil sikap yang wajar dalam suasana
pluralisme

2.1.3 Etika dan Etiket


Etika berarti moral sedangkan etiket berarti sopan santun. Dalam bahasa Inggeris
dikenal sebagai ethics dan etiquette.
Antara etika dengan etiket terdapat persamaan yaitu:
a. Etika dan etiket menyangkut perilaku manusia. Istilah tersebut dipakai mengenai
manusia tidak mengenai binatang karena binatang tidak mengenal etika maupun
etiket.
b. Kedua-duanya mengatur perilaku manusia secara normatif artinya memberi norma
bagi perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan apa yag harus dilakukan dan
apa yang tidak boleh dilkukan. Justru karena sifatnya normatif maka kedua istilah
tersebut sering dicampuradukkan.

Adapun perbedaan antara etika dengan etiket ialah:


a. Etiket menyangkut cara melakukan perbuatan manusia.
b. Etiket menunjukkan cara yang tepat artinya cara yang diharapkan serta ditentukan
dalam sebuah kalangan tertentu. Misalnya dalam makan, etiketnya ialah orang tua
didahulukan mengambil nasi, kalau sudah selesai tidak boleh mencuci tangan terlebih
dahulu.Di Indonesia menyerahkan sesuatu harus dengan tangan kanan. Bila dilanggar
dianggap melanggar etiket. Etika tidakterbatas pada cara melakukan sebuah perbuatan,
etika memberi norma tentang perbuatan itu sendiri. Etika menyangkut masalah apakah
sebuah perbuatan boleh dilakukanatau tidak boleh dilakukan.
c. Etiket hanya berlaku untuk pergaulan.
d. Bila tidak ada orang Iain atau tidak ada saksi mata, maka etiket tidak berlaku.
Misalnya etiket tentang cara makan. Makan sambil menaruh kaki di atas meja
dianggap melanggar etiket dila
e. Dilakukan bersama-sama orang Iain. Bila dilakukan sendiri maka hal tersebut tidak
melanggar etiket. Erika selalu berlaku walaupun tidak ada orang Iain. Barang yang
dipinjam harus dikembalikan walaupun pemiliknya sudah lupa.
f. Etiket bersifat relatif.
g. Yang dianggap tidak sopan dalam sebuah kebudayaan, dapat saja dianggap sopan
dalam kebudayaan Iain. Contohnya makan dengan tangan, bersenggak sesudah
5

makan. Etika jauh Iebih absolut. Perintah seperti :jangan berbohong;jangan mencuri
merupakan prinsip etika yang tidak dapat ditawar-tawar.
h. Etiket hanya memandang manusia dan segi Iahirian saja sedangkan etika memandang
manusia dari segi dalam. Penipu misalnya tutur katanya lembut. memegang etiket
namun menipu. Orang dapat memegang etiket namun munafik sebaliknya seseorang
yang berpegang pada etika tidak mungkin munafik karena seandainya dia bersikap
munafik maka dia tidak bersikap etis

2.1.4 Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pelanggaran Etika:


1. Kebutuhan Individu
2. Tidak ada pedoman
3. Perilaku dan Kebiasaan Individu Yang Terakumulasi dan tak dikoreksi
4. Lingkungan Yang Tidak Etis
5. Perilaku Dari Komunitas

2.1.5 Sanksi Pelanggaran Etika


1. Sanksi Sosial
Skala relatif kecil, dipahami sebagai kesalahan yang dapat 'dimaafkan"
2. Sanksi Hukum
Skala besar, merugikan hak-hak pihak lain.

2.2 Perilaku Etika Dalam Profesi Akuntansi


Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik di suatu negara adalah sejalan
dengan berkembangnya perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum perusahaan di
negara tersebut. Jika perusahaan-perusahaan di suatu negara berkembang sedemikian rupa
sehingga tidak hanya memerlukan modal dan' pemiliknya, namun mulai memerlukan
modal dari kreditur, dan jika timbul berbagai perusahaan berbentuk badan hukum
perseroan terbatas yang modalnya berasal dari masyarakat, jasa akuntan publik mulai
diperlukan dan berkembang. Dari profesi akuntan publik inilah masyarakat kreditur dan
investor mengharapkan penilaian yang bebas tidak memihak terhadap informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan oleh manajemen perusahaan.

Profesi akuntan publik menghasilkan berbagai jasa bagi masyarakat, yaitu jasa
assurance, jasa atestasi, dan jasa nonassurance. Jasa assurance adalah jasa profesional
independen yang meningkatkan mutu informasi bagi pengambil keputusan. Jasa atestasi
6

terdiri dari audit, pemeriksaan (examination), review, dan prosedur yang disepakati
(agreed upon procedure). Jasa atestasi adalah suatu pernyataan pendapat, pertimbangan
orang yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai dalam
semua hal yang material, dengan kriteria yang telah ditetapkan. Jasa nonassurance adalah
jasa yang dihasilkan oleh akuntan public yang di dalamnya ia tidak memben‘kan suatu
pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan, atau bentuk Iain keyakinan. Contoh jasa
non assurance yang dihasilkan oleh profesi akuntan public adalah jasa kompilasi, jasa
perpajakan, jasa konsultasi.

Secara umum auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan tentang kejadian ekonomi,
dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan
kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang
berkepentingan. Ditinjau dari sudut auditor independen, auditing adalah pemeriksaan
secara objektif atas Iaporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi yang Iain dengan,
tujuan untuk menentukan apakah Iaporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar
keadaan keuangan dan hasil usaha perusahaan atau organisasi tersebut.

Profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat keandalan


Iaporan keuangan perusahaan-perusahaan, sehingga masyarakat keuangan memperoleh
informasi keuangan yang andal sebagai dasar untuk memutuskan alokasi sumber-sumber
ekonomi.

1.
2.
2.1.
2.2.
2.3.
2.2.1 Tipe Audit dan Auditor
Ada tiga tipe auditing, yaitu audit Iaporan keuangan, audit kepatuhan, dan audit
operasional.
1. Audit Iaporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor independen
terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk menyatakan pendapat
mengenai kewajaran Iaporan keuangan tersebut.
7

2. Audit kepatuhan adalah audit yang tujuannya untuk menentukan kepatuhan entitas
yang diaudit terhadap kondisi atau peraturan tertentu.
3. Audit operasional merupakan review secara sistematik atas kegiatan organisasi, atau
bagian daripadanya, dengan tujuan untuk;
(1) mengevaluasi kinerja,
(2) mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan,
(3) membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan Iebih Ianjut

Ada tiga tipe auditor menurut lingkungan pekerjaan auditing, yaitu auditor
independen, auditor pemerintah, dan auditor intern.
1. Auditor independen adalah auditor profesional yang menyediakan jasanya kepada
masyarakat umum, terutama dalam bidang audit atas Iaporan keuangan yang disajikan
oleh kliennya.
2. Auditor pemerintah adalah auditor profesional yang bekerja di instansi pemerintah,
yang tugas pokoknya melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan yang
disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintahan atau pertanggungjawaban
keuangan yang ditujukan kepada pemerintah.
3. Auditor intern adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan negara
maupun perusahaan swasta), yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi,
menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan
efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, dan menentukan keandalan
informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.

2.2.2 Laporan Audit


Laporan audit merupakan alat yang digunakan oleh auditor untuk
mengkomunikasikan hasil auditnya kepada masyarakat. Oleh karena itu, makna setiap
kalimat yang tercantum dalam Iaporan audit baku dapat digunakan untuk mengenal secara
umum profesi akuntan publik.

Laporan audit baku terdiri dari tiga paragraf, yaitu paragraph pengantar, paragraf
lingkup, dan paragraf pendapat. Paragraf pengantar berisi objek yang diaudit oleh auditor
dan penjelasan tanggung jawab manajemen dan tanggung jawab auditor. Paragraf lingkup
berisi pernyataan ringkas mengenai lingkup audit yang dilaksanakan oleh auditor, dan
8

paragraf pendapat berisi pernyataan ringkas mengenai pendapat auditor tentang kewajaran
laporan keuangan auditan.

Kalimat pertama paragraf pengantar yang berbunyi “Kami telah mengaudit neraca
PT X tanggal 31 Desember 20X2 dan 20X1 serta laporan Iaba-rugi, laporan ekuitas, serta
laporan arus kas untuk tahun yang terakhir pada tanggal-tanggal tersebut” berisi tiga hal
penting berikut ini; (1) Auditor memberikan pendapat atas laporan keuangan setelah ia
melakukan audit atas laporan keuangan tersebut, (2) Objek yang diaudit oleh auditor
bukanlah catatan akuntansi melainkan laporan keuangan kliennya, yang meliputi neraca,
laporan Iaba-rugi, laporan ekuitas, laporan arus kas.

Kalimat kedua dan ketiga, paragraf pengantar berbunyi "Laporan keuangan adalah
tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan
pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami". Tanggung jawab atas kewajaran
laporan keuangan terletak di tangan manajemen, bukan di tangan auditor.

Paragraf lingkup berisi pernyataan auditor bahwa auditnya dilaksanakan


berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh organisasi profesi akuntan dan beberapa
penjelasan tambahan tentang standar auditing tersebut. Di samping itu, paragraf lingkup
juga berisi suatu pernyataan keyakinan bahwa audit yang dilaksanakan berdasarkan
standar auditing tersebut memberikan dasar yang memadai bagi auditor untuk memberikan
pendapat atas laporan keuangan auditan.

Kalimat pertama dalam paragraf lingkup Iaporan audit baku berbunyi, "Kami
melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan
Indonesia”. Dalam kalimat ini auditor menyatakan bahwa audit atas Iaporan keuangan
yang telah dilaksanakan bukan sembarang audit, melainkan audit yang dilaksanakan
berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh organisasi profesi auditor, yaitu Ikatan
Akuntan Indonesia. Di samping itu, kalimat kedua dalam paragraf lingkup tersebut
menyampaikan pesan bahwa:
1. Dalam perikatan umum, auditor melaksanakan auditnya atas dasar pengujian, bukan
atas -dasar pernen'ksaan terhadap seluruh bukti;
2. Pemahaman yang memadai atas pengendalian intern merupakan dasar untuk
menentukan jenis dan lingkup pengujian yang dilakukan dalam audit;
3. Lingkup pengujian dan pemilihan prosedur audit ditentukan oleh pertimbangan
auditor atas dasar pengalamannya:
9

4. Dalam auditnya, auditor tidak hanya melakukan pengujian terbatas pada catatan
akuntansi klien, namun juga menempuh prosedur audit lainnya yang dipandang perlu
oleh auditor.

Paragraf pendapat digunakan oleh auditor untuk menyatakan pendapatnya atas


kewajaran Iaporan keuangan auditan, berdasarkan kriteria prinsip akuntansi berterima
umum di Indonesia dan konsistensi penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam tahun yang
diaudit dibanding dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam tahunsebelumnya.
Ada empat kemungkinan pernyataan pendapat auditor, yaitu:
1. Auditor menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion);
2. Auditor menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion;
3. Auditor menyatakan pendapat tidak wajar (adverse opinion);
4. Auditor menyatakan tidak memben‘kan pendapat (disclaimer of opinion atau no
opinion).

Standar umum mengatur persyaratan pribadi auditor. Kelompok standar ini


mengatur keahlian dan pelatihan teknis yang harus dipenuhi agar seseorang memenuhi
syarat untuk melakukan auditing, sikap mental independen yang harus dipertahankan oleh
auditor dalam segala hal yang bersangkutan dengan pelaksanaan perikatannya, dan
keharusan auditor menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

2.3 Ikatan Akuntan Indonesia ( IAI )


2.3.1 Aturan Etika Profesi Akuntansi
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan
bagi seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di lingkungan
dunia usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan dalam
pemenuhan tanggung-jawab profesionalnya. .

Tujuan profesi akuntansi adalah memenuhi tanggung-jawabnya dengan standar


profesionalisme ter‘tinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi kepada
kepentingan publik. Untuk mencapai tujuan tersebut terdapat empat kebutuhan dasar yang
harus dipenuhi:
1. Kredibilitas, masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan sistem informasi.
10

2. Profesionalisme, diperlukan individu yang dengan jelas dapat diidentifikasikan oleh


pemakai jasa Akuntan sebagai profesional di bidang akuntansi.
3. Kualitas Jasa, terdapatnya keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari akuntan
diberikan dengan standar kinerja tertinggi.
4. Kepercayaan, pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa terdapat
kerangka etika profesional yang melandasi pemberian jasa oleh akuntan.

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian:

1. Prinsip Etika, prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi aturan etika, yang
mengatur pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota. Prinsip Etika
disahkan oleh Kongres dan berlaku bagi seluruh anggota
2. Aturan Etika, aturan etika disahkan oleh Rapat Anggota Himpunan dan hanya
mengikat anggota Himpunan yang bersangkutan.
3. Interpretasi Aturan Etika, interpretasi aturan etika merupakan interpretasi yang
dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk oleh Himpunan setelah memperhatikan
tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan
dalam penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan
penerapannya.

Pernyataan Etika Profesi yang berlaku saat ini dapat dipakai sebagai lnterpretasi dan atau
Aturan Etika sampai dikeluarkannya aturan dan interpretasi baru untuk menggantikannya.

2.3.2 Prinsip Etika Profesi IAI


1. Tanggung Jawab Profesi
Dalam melaksanakan tanggung-jawabnya sebagai profesional setiap anggota harus
senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang
dilakukannya. Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat.
Sejalan dengan peranan tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua
pemakai jasa profesional mereka. Anggota juga harus selalu bertanggung jawab untuk
bekerja saran dengan sesama anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi,
memelihara kepercayaan masyarakat, dan menjalankan tanggungjawab profesi dalam
mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota diperlukan untuk memelihara dan
meningkatkan tradisi profesi.

2. Kepentingan Publik
11

Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan


kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas
profesionalisme.
a. Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggungjawab kepada publik.
Profesi akuntan memegang peranan yang penting di masyarakat, di mana publik dari
profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja,
pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak Iainnya bergantung kepacla
obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara
tertib. Ketergantungan ini menimbulkan tanggung-jawab akuntan temadap
kepentingan publik. Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan
masyarakat dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan. Ketergantungan
ini menyebabkan sikap dan tingkah Iaku akuntan dalam menyediakan jasanya
mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara.
b. Profesi akuntan dapat tetap berada pada posisi yang penting ini hanya dengan terus
menerus memberikan jasa yang unik ini pada tingkat yang menunjukkan bahwa
kepercayaan masyarakat dipegang teguh. Kepentingan utama profesi akuntan adalah
untuk membuat pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa akuntan dilakukan dengan
tingkat prestasi tertinggi dan sesuai dengan persyaratan etika yang diperlukan untuk
mencapai tingkat prestasi tersebut.
c. Dalam mememuhi tanggung-jawab profesionalnya, anggota mungkin menghadapi
tekanan yang saling berbenturan dengan pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam
mengatasi benturan ini, anggota harus bertindak dengan penuh integritar, dengan suatu
keyakinan bahwa apabila anggota memenuhi kewajibannya kepada publik, maka
kepentingan penerima jasa terlayani dengan sebaik-baiknya.
d. Mereka yang memperoleh pelayanan dari anggota mengharapkan anggota untuk
memenuhi tanggungjawabnya dengan integritas, obyektivitas, keseksamaan
profesional, dan kepentingan untuk melayani publik. Anggota diharapkan untuk
memberikan jasa berkualitas, mengenakan imbalan jasa yang pantas, serta
menawarkan berbagai jasa, semuanya dilakukan dengan tingkat profesionalisme yang
konsisten dengan Prinsip Etika Profesi ini.
e. Semua anggota mengikat dirinya untuk menghormati kepercayaan publik. Atas
kepercayaan yang diberikan publik kepadanya, anggota harus secara terus-menerus
menunjukkan dedikasi mereka untuk mencapai profesionalisme yang tinggi.
12

f. Tanggung-jawab seorang akuntan tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan


klien individual atau pemberi kerja. Dalam melaksanakan tugasnya seorang akuntan
harus mengikuti standar profesi yang dititik-beratkan pada kepentingan publik,
misalnya:
a) Auditor independen membantu memelihara integritas dan efisiensi dari Iaporan
keuangan yang disajikan kepada lembaga keuangan untuk mendukung pemberian
pinjaman dan kepada pemegang saham untuk memperoleh modal;
b) Eksekutif keuangan bekerja di berbagai bidang akuntansi manajemen dalam
organisasi dan memberikan kontribusi terhadap efisiensi dan efektivitas dari
penggunaan sumber daya organisasi;
c) Auditor intern memberikan keyakinan tentang sistem pengendalian internal yang
baik untuk meningkatkan keandalan informasi keuangan dari pemberi kerja kepada
pihak luar.
d) Ahli pajak membantu membangun kepercayaan dan efisiensi serta penerapan yang
adil dari sistem pajak; dan
e) Konsultan manajemen mempunyai tanggung-jawab terhadap kepentingan umum
dalam membantu pembuatan keputusan manajemen yang baik.

3. Integritas
a. Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan
profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan
merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji semua keputusan yang
diambilnya.
b. Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara Iain, bersikap jujur dan
berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan
kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat
menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi
tidak dapat menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.
c. Integritas diukur dalam bentuk apa yang benar dan adil. Dalam hal tidak terdapat
aturan, standar, panduan khusus atau dalam menghadapi pendapat yang bertentangan,
anggota harus menguji keputusan atau perbuatannya dengan bertanya apakah anggota
telah melakukan apa yang seorang berintegritas akan lakukan dan apakah anggota
telah menjaga integritas dirinya. Integritas mengharuskan anggota untuk menaati baik
bentuk maupun jiwa standar teknis dan etika.
13

d. Integritas juga mengharuskan anggota untuk mengikuti prinsip obyektivitas dan


kehati-hatian profesional.

4. Obyektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas darinbenturan
kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
a. Obyektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan
anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak,
jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan
kepentingan atau berada di bawah pengaruh pihak lain.
b. Anggota bekerja dalam berbagai kapasitas yang berbeda dan harus menunjukkan
obyektivitas mereka dalam berbagai situasi. Anggota dalam praktik publik
memben‘kan jasa atestasi, perpajakan, serta konsultasi manajemen. Anggota yang lain
menyiapkan laporan keuangan sebagai seorang bawahan, melakukan jasa audit
internal dan bekerja dalam kapasitas keuangan dan manajemennya di industri,
pendidikan dan pemerintahan. Mereka juga mendidik dan melatih orang-orang yang
ingin masuk ke dalam profesi. Apapun jasa atau kapasitasnya, anggota harus
melindungi integritas pekerjaannya dan memelihara obyektivitas.
c. Dalam menghadapi situasi dan praktik yang secara spesifik berhubungan dengan
aturan etika sehubungan dengan obyektivitas, pertimbangan yang cukup harus
diberikan terhadap faktor-faktor berikut:
a) Adakalanya anggota dihadapkan kepada situasi yang memungkinkan mereka
menen'ma tekanan-tekanan yan diberikan kepadanya. Tekanan ini dapat
mengganggu obyektivitasnya.
b) Adalah tidak praktis untuk menyatakan dan menggambarkan semua situasi di mana
tekanan-tekanan ini mungkin terjadi. Ukuran kewajaran (reasonableness) harus
digunakan dalam menentukan standar untuk mengindentifikasi hubungan yang
mungkin atau kelihatan dapat merusak obyektivitas anggota.
c) Hubungan-hubungan yang memungkinkan prasangka, bias atau pengaruh lainnya
untuk melanggar obyektivitas harus dihindari.
d) Anggota memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa orang- orang yang terilbat
dalam pemben‘an jasa professional mematuhi prinsip obyektivitas.
e) Anggota tidak boleh menerima atau menawarkan hadiah atau entertainment yang
dipercaya dapat menimbulkan pengamh yang tidak pantas terhadap pertimbangan
14

profesional mereka atau terhadap orang-orang yang berhubungan dengan mereka.


Anggota harus menghindari situasi-situasi yang dapat membuat posisi profesional
mereka ternoda.

5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional


Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan kehati-hatian,
kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan
pengetahuan dan keterampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan
bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh matifaat dan jasa profesional yang kompeten
berdasarkan perkembangan praktik, legislasi dan teknik yang paling mutakhir.
a. Kehati-hatian profesional mengharuskan anggota untuk memenuhi tanggung jawab
profesionalnya dengan kompetensi dan ketekunan. Hal ini mengandung arti bahwa
anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-
baiknya sesuai dengan kemampuannya, derni kepentingan pengguna jasa dan
konsisten dengan tanggung-jawab profesi kepada publik.
b. Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Anggota seyogyanya tidak
menggambarkan dirinya mernilki keahlian atau pengalaman yang tidak mereka
punyai. Dalam semua penugasan dan dalam semua tanggung-jawabnya, setiap anggota
harus melakukan upaya untuk mencapai tingkatan kompetensi yang akan meyakinkan
bahwa kualitas jasa yang diberikan memenuhi tingkatan profesionalisme tinggi seperti
disyaratkan oleh prinsip Etika.
Kompetensi profesional dapat dibagi menjadi 2 (due) fase yang terpisah:
1) Pencapaian Kompetensi Profesional. Pencapaian kompetensi profesional pada
awalnya memerlukan standar pendidikan umum yang tinggi, diikuti oleh pendidikan
khusus, pelatihan dan ujian profesional dalam subyek-subyek yang relevan, dan
pengalaman kerja. Hal ini harus menjadi pola pengembangan yang normal untuk
anggota.
2) Pemeliharaan Kompetensi Profesional.
 Kompetensi harus dipelihara dan dijaga melalui kornitmen untuk belajar dan
melakukan peningkatan profesional secara berkesinambungan selama kehidupan
profesional anggota.
 Pemeliharaan kompetensi profesional memerlukan kesadaran untuk terus
mengikuti perkembangan profesi akuntansi, termasuk di antaranya pernyataan-
15

pernyataan akuntansi, auditing dan peraturan Iainnya, baik nasional maupun


internasional yang relevan.
 Anggota harus menerapkan suatu program yang dirancang untuk memastikan
terdapatnya kendali mutu atas pelaksanaan jasa professional yang konsisten dengan
standar nasional dan internasional.
c. Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu tingkatan
pemahaman dan pengetahuan yang memungkinkan seorang anggota untuk
memberikan jasa dengan kemudahan dan kecerdikan. Dalam hal penugasan
professional melebihi kompetensi anggota atau perusahaan, anggota wajib melakukan
konsultasi atau menyerahkan klien kepada pihak lain yang lebih kompeten. Setiap
anggota bertanggung-jawab untuk menentukan kompetensi masing-masing atau
menilai apakah pendidikan, pengalaman dan pertimbangan yang diperlukan memadai
untuk tanggung-jawab yang harus dipenuhinya.
d. Anggota hams tekun dalam memenuhi tanggungjawabnya kepada penerima jasa dan
publik. Ketekunan mengandung arti pemenuhan tanggung-jawab untuk memberikan
jasa dengan segera dan berhati-hati, sempurna dan mematuhi standar teknis dan etika
yang berlaku.
e. Kehati-hatian profesional mengharuskan anggota untuk merencanakan dan mengawasi
secara seksama setiap kegiatan profesional yang menjadi tanggung-jawabnya.

6. Kerahasiaan
Setiap anggota harus, menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama
melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi
tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum
untuk mengungkapkannya.
a. Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi tentang
klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang diberikannya.
Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antara anggota dan klien
atau pemberi kerja berakhir.
b. Kerahasiaan harus dijaga oleh anggota kecuali jika persetujuan khusus telah diben‘kan
atau terdapat kewajiban legal atau professional untuk mengungkapkan informasi.
c. Anggota mempunyai kewajiban untuk memastikan bahwa staf di bawah
pengawasannya dan orang-orang yang diminta nasihat dan bantuannya menghormati
prinsip kerahasiaan.
16

d. Kerahasiaan tidaklah semata-mata masalah pengungkapan informasi. Kerahasiaan


juga mengharuskan anggota yang memperoleh informasi selama melakukan jasa
profesional tidak menggunakan atau terlihat menggunakan informasi terse but untuk
keuntungan pribadi atau keuntungan pihak ketiga.
e. Anggota yang mempunyai akses terhadap informasi rahasia tentang penerima jasa
tidak boleh mengungkapkannya ke publik. Karena itu, anggota tidak boleh membuat
pengungkapan yang tidak disetujui (unauthorized disclosure) kepada orang Iain. Hal
ini tidak berlaku untuk pengungkapan informasi dengan tujuan memenuhi tanggung-
jawab anggota berdasarkan standar profesional.
Kepentingan umum dan profesi menuntut bahwa standar profesi yang berhubungan
dengan kerahasiaan didefinisikan dan bahwa terdapat panduan mengenai sifat dan luas
kewajiban kerahasiaan serta mengenai berbagai keadaan di mana informasi yang diperoleh
selama melakukan jasa profesional dapat atau perlu diungkapkan.
Berikut ini adalah contoh haI-hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan sejauh
mana informasi rahasia dapat diungkapkan.
a) Apabila pengungkapan diizinkan. Jika persetujuan untuk mengungkapkan diberikan
oleh penerima jasa, kepentingan semua pihak termasuk pihak ketiga yang
kepentingannya dapat terpengaruh harus diper‘timbangkan.
b) Pengungkapan diharuskan oleh hukum. Beberapa contoh di mana anggota diharuskan
oleh hukum untuk mengungkapkan informasi rahasia adalah:
• untuk menghasilkan dokumen atau memberikan bukti dalam proses hukum;
• untuk mengungkapkan adanya pelanggaran hukum kepada publik.
c) Ketika ada kewajiban atau hak profesional untuk mengungkapkan:
• untuk mematuhi standar teknis dan aturan etika; pengungkapan seperti itu tidak
bertentangan dengan prinsip etika ini
• untuk melindungi kepentingan profesional anggota dalam sidang pengadilan;
• untuk menaati peneleahan mutu (atau penelaahan sejawat) IAI atau badan
profesionallainnya:.dan . untuk menanggapi permintaan atau investigasi oleh IAI
atau badan pengatur.

7. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik
dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi:
17

a. Kewajiban untuk menjauhi tingkah Iaku yang dapat mendiskreditkan profesi harus
dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung-jawabnya kepada penerima jasa,
pihak ketiga, anggota yang Iain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.

8. Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar
teknis dan standar proesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan
berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima
jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.
a. Standar teknis dan standar profesional yang hams ditaati anggota adalah standar yang
dikeluarkan oleh lkatan Akuntan Indonesia, International Federation of Accountants,
badan pengatur, dan peraturan perundang-undangan yang relevan.

2.4 Kode Etik Akuntan Publik


A. Keterterapan (applicability)
Aturan Etika ini harus diterapkan oleh anggota lkatan Akuntan Indonesia
Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP) dan staf profesional (baik yanganggota IAI-
KAP maupun yang bukan anggota (IAI-KAP) yang bekerja pada satu Kantor Akuntan
Publik (KAP).
Dalam hal staf profesional yang bekerja pada satu KAP yang bukan anggota IAl -
KAP melanggar Aturan Etika ini, maka rekan pimpinan KAP tersebut bertanggung jawab
atas tindakan pelanggaran tersebut.
2.4.1 Definisi
A. Klien adalah pemberi kerja (orang atau badan), yang mempekerjakan atau
menugaskan seseorang atau Iebih anggota IAI - KAP atau KAP tempat Anggota
bekerja untuk melaksanakan jasa profesional. Istilah pemberi kerja untuk tujuan ini
tidak termasuk orang atau badan yang mempekerjakan Anggota.
B. Laporan Keuangan adalah suatu penyajian data keuangan termasuk catatan yang
menyertainya, bila ada, yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sumber daya
ekonomi (aktiva) dan atau kewajiban suatu entitas pada saat tertentu atau perubahan
atas aktiva dan atau kewajiban selama suatu periode tertentu sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
18

Data keuangan Iainnya yang digunakan untuk mendukung rekomendasi


kepada klien atau yang terdapat dalam dokumen untuk suatu pelaporan yang diatur
dalam standar atestasi dalam penugasan atestasi, dan surat pemberitahuan tahunan
pajak (SPT) serta daftar-daftar pendukungnya bukan merupakan Iaporan keuangan.
Pernyataan, surat kuasa atau tanda tangan pembuat SPT tidak merupakan pernyataan
pendapat atas laporan keuangan.
C. Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang
memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berusaha di
bidang pemberian jasa profesional dalam praktik akuntan publik.
D. IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) adalah wadah organisasi profesi akuntan Indonesia
yang diakui pemerintah.
E. Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP) adalah wadah
organisasi para akuntan Indonesia yang menjalankan profesi sebagai akuntan publik
atau bekerja di Kantor Akuntan Publik.
F. Anggota adalah semua anggota IAI-KAP.
G. Anggota KantorAkuntan Publik (anggota KAP) adalah anggota IAI-KAP dan staf
professional (baik yang anggota IAI-KAP maupun yang bukan anggota IAI-KAP)
yang bekerja pada satu KAP.
H. Akuntan Publik adalah akuntan yang memiliki izin dari Menteri Keuangan untuk
menjalankan praktik akuntan publik.
I. Praktik Akuntan Publik adalah pemberian jasa profesional kepada klien yang
dilakukan oleh anggota IAI-KAP yang dapat berupa jasa audit, jasa atestasi, jasa
akuntansi dan review, perpajakan, perencanaan keuangan perorangan, jasa pendukung
Iitigasi dan jasa Iainnya yang diatur dalam standar profesional akuntan publik.

2.4.2 Independensi, Integritas dan Objektivitas


A. Independensi.
Dalam menjalankan tugasnya anggota KAP harus selalu mempertahankan sikap
mental independen di dalam memberikan jasa professional sebagaimana diatur dalam
Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan oleh IAI. Sikap mental independen
tersebut harus meliputi independen dalam fakta (in facts) maupun dalam penampilan
(inappearance).

B. Integritas dan Objektivitas.


19

Dalam menjalankan tugasnya anggota KAP harus mempertahankan integritas dan


Objektivitas. harus bebas dari benturan kepentingan (conflictof interest) dan tidak boleh
membiarkan faktor salah saji material (material misstatement) yang diketahuinya atau
mengalihkan (mensubordinasikan) pertimbangannya kepada pihak Iain.

2.4.1
2.4.2
2.4.3 Standar Umum dan Prinsip Akuntansi
A. Standar Umum
Anggota KAP harus mematuhi standar berikut ini beserta interpretasi yang terkait
yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan IN:
1. Kompetensi Profesional. Anggota KAP hanya boleh melakukan pemberian jasa
profesional yang secara layak (reasonable) diharapkan dapat diselesaikan dengan
kompetensi profesional.
2. Kecermatan dan Keseksamaan Profesional. Anggota KAP wajib melakukan
pemberian jasa profesional dengan kecermatan dan keseksamaan profesional.
3. Perencanaan dan Supervisi. Anggota KAP wajib merencanakan dan mensupervisi
secara memadai setiap pelaksanaan pemberian jasa profesional.
4. Data Relevan yang Memadai. Anggota KAP wajib memperoleh data relevan yang
memadai untuk menjadi dasar yang Iayak bagi kesimpulan atau rekomendasi
sehubungan dengan pelaksanaan jasa profesionalnya.

B. Kepatuhan terhadap standar.


Anggota KAP yang melaksanakan penugasan jasa auditing, atestasi, review,
kompilasi, konsultansi manajemen, perpajakan atau jasa profesional lainnya, wajib
mematuhi standar yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan oleh IN.

C. Prinsip-Prinsip Akuntansi.
Anggota KAP tidak diperkenankan:
1) Menyatakan pendapat atau memberikan penegasan bahwa Iaporan keuangan atau data
keuangan Iain suatu entitas disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum atau
2) Menyatakan bahwa ia tidak menemukan perlunya modifikasi material yang harus
dilakukan terhadap Iaporan atau data tersebut agar sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku, apabila Iaporan tersebut memuat penyimpangan yang berdampak
20

material terhadap Iaporan atau data secara keseluruhan dari prinsip-prinsip akuntansi
yang ditetapkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan Al. Dalam keadaan luar
biasa, Iaporan atau data mungkin memuat penyimpangan seperti tersebut diatas.
Dalam kondisi tersebut anggota KAP dapat tetap mematuhi ketentuan dalam butir ini
selama anggota KAP dapat menunjukkan bahwa Iaporan atau data akan menyesatkan
apabila tidak memuat penyimpangan seperti itu, dengan cara mengungkapkan
penyimpangan dan estimasi dampaknya (bila praktis), serta alasan mengapa kepatuhan
atas Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum akan menghasilkan laporan yang
menyesatkan.

2.4.4 Tanggung Jawab Kepada Klien


A. Informasi Klien yang Rahasia
Anggota KAP tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien yang rahasia,
tanpa persetujuan dari klien. Ketentuan ini tidak dimaksudkan untuk :
1) membebaskan anggota KAP dari kewajiban profesionalnya sesuai dengan aturan etika
kepatuhan terhadap stander dan prinsip-prinsip akuntansi
2) mempengaruhi kewajiban anggota KAP dengan cara apapun untuk mematuhi
peraturan perundang-undangan yang berlaku seperti panggilan resmi penyidikan
pejabat pengusut atau melarang kepatuhan anggota KAP terhadap ketentuan peraturan
yang berlaku
3) melarang review praktik profesional (review mutu) seorang Anggota sesuai dengan
kewenangan IAI atau
4) menghalangi Anggota dari pengajuan pengaduan keluhan atau pemberian komentar
atas penyidikan yang dilakukan oleh badan yang dibentuk IAI-KAP dalam rangka
penegakan disiplin Anggota.

Anggota yang terlibat dalam penyidikan dan review diatas, tidak boleh
memanfaatkannya untuk keuntungan diri pribadi mereka atau mengungkapkan informasi
klien yang harus dirahasiakan yang diketahuinya dalam pelaksanaan tugasnya. Larangan
ini tidak boleh membatasi Anggota dalam pemben‘an informasi sehubungan dengan
proses penyidikan atau penegakan disiplin sebagaimana telah diungkapkan dalam butir (4)
di atas atau review praktik profesional (review mutu) seperti telah disebutkan dalam butir
(3) di atas.

B. Fee Profesional.
21

1) Besaran Fee
Besarnya fee Anggota dapat bervariasi tergantung antara Iain: risiko penugasan,
komplelsitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk
melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan pertimbangan
profesional Iainnya. Anggota KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan
cara menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi.
2) Fee Kontinjen
Fee kontinjen adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa profesional
tanpa adanya fee yang akan dibebankan, kecuali ada temuan atau hasil tertentu dimana
jumlah fee tergantung pada temuan atau hasil tertentu tersebut. Fee dianggap tidak
kontinjen jika ditetapkan oleh pengadilan atau badan pengatur atau dalam hal
perpajakan, jika dasar penetapan adalah hasil penyelesaian hukum atau temuan badan
pengatur. Anggota KAP tidak diperkenankan untuk menetapkan fee kontinjen apabila
penetapan tersebut dapat mengurangi indepedensi.

2.4.5 Tanggung Jawab Kepada Rekan Seprofesi


A. Tanggung jawah kepada rekan seprofesi.
Anggota wajib memelihara citra profesi, dengan tidak melakukan perkataan dan
perbuatan yang dapat merusak reputasi rekan seprofesi.

B. Komunikasi antar akuntan publik.


Anggota wajib berkomunikasi tertulis dengan akuntan publik pendahulu bila
menerima penugasan audit menggantikan akuntan publik pendahulu atau untuk tahun buku
yang sama ditunjuk akuntan publik Iain dengan jenis dan periode serta tujuan yang
berlainan. Akuntan publik pendahulu wajib menanggapi secara tertulis permintaan
komunikasi dari akuntan pengganti secara memadai.

Akuntan publik tidak diperkenankan menerima penugasan atestasi yang jenis


atestasi dan periodenya sama dengan penugasan akuntan yang Iebih dahulu ditunjuk klien,
kecuali apabila penugasan tersebut dilaksanakan untuk memenuhi ketentuan pemndang-
undangan atau peraturan yang dibuat oleh badan yang berwenang.

2.4.6 Tanggung Jawab Dan Praktik Lain


A. Perbuatan dan perkataan yang mendiskreditkan.
22

Anggota tidak diperkenankan melakukan tindakan dan/atau mengucapkan


perkataan yang mencemarkan profesi.

B. Iklan, promosi dan kegiatan pemasaran lainnya.


Anggota dalam menjalankan praktik akuntan publik diperkenankan mencari klien
melalui pemasangan iklan, melakukan promosi pemasaran dan kegiatan pemasaran lainnya
sepanjang tidak merendahkan citra profesi.

C. Komisi dan Fee Referal


1) Komisi
Komisi adalah imbalan dalam bentuk uang atau barang atau bentuk lainnya yang
diberikan atau diterima kepada/dari pihak lain untuk memperoleh penugasan dari
klien/pihak lain. Anggota KAP tidak diperkenankan untuk memberikan/menerima
komisi apabila pemberian/penerimaan komisi tersebut dapat mengurangi
independensi.
2) Fee Referal(Rujukan)
Fee Referal (rujukan) adalah imbalan yang dibayarkan ata diterima kepada/dari
sesame penyedia jasa professional akuntan publik. Fee Referal hanya diperkenankan
bagi sesame profesi.

D. Bentuk Organisasi dan Nama KAP


Anggota hanya dapat berpraktik akuntan publik dalam bentuk organisasi yang
diizinkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku dana tau yang tidak
menyesatkan dan merendahkan citra profesi.
BAB III
DESKRIPSI KASUS

6
3.1 Profile Enron Corporation
Enron dibentuk pada tahun 1985 oleh sebuah perusahaan “Houston Natural
Gas” dengan “InterNorth” (penyalur gas alam melalui pipa), sebuah perusahaan lain dalam
pemipaan minyak sebagai hasil merger yang diwajibkan oleh peraturan perundangan
Pemerintah federal Amerika.  Pada tahun 1997 Enron membeli perusahaan pembangkit
listrik “Portland General Electric Corp” senilai $ 2 milyar. Sebelum tahun 1997 berakhir,
manajemen mengubah perusahaan tersebut menjadi “Enron Capital and Trade Resources”
yang menjadi perusahaan Amerika terbesar yang memperjualbelikan gas alam serta listrik.
Pendapatan meningkat drastis dari $ 2 milyar menjadi $ 7 milyar dengan karyawan yang
juga tumbuh dari 200 orang menjadi 2.000 orang. Tidak cukup dengan prestasi tersebut,
Enron membentuk pula “Enron Online” (EOL) pada bulan oktober 1999. EOL merupakan
unit usaha Enron yang secara online memasarkan produk energi secara elektronik lewat
website. Dalam sekejap, EOL berhasil melaksanakan transaksi senilai $ 335 milyar pada
tahun 2000. Pada Januari 2000, Enron mengumumkan sebuah rencana besar yang amat
ambisius untuk membangun jaringan elektronik broadbrand yang berkecepatan tinggi
(high speed broadbrand) dengan kapasitas jaringan penjualan brandwidth untuk melakukan
penjualan gas serta listrik. Enron membiayai ratusan juta dollar guna melaksanakan
program ini, walaupun keuntungannya belum nampak, namun harga saham Enron di Wall
Street melonjak menjadi $ 40, bahkan meningkat menjadi $ 90,56, sehingga Enron
dinyatakan oleh majalah Fortune maupun media lain sebagai “one of the most admired and
innovative companies in the world” (Perusahaan Amerika yang Paling Inovatif) selama
enam tahun berturut-turut.
Enron menjadi sorotan masyarakat luas pada akhir 2001, ketika terungkapkan
bahwa kondisi keuangan yang dilaporkannya didukung terutama oleh penipuan akuntansi
yang sistematis, terlembaga, dan direncanakan secara kreatif. Operasinya di Eropa
melaporkan kebangkrutannya pada 30 November 2001, dan dua hari kemudian, pada 2
Desember, di AS Enron mengajukan permohonan perlindungan Chapter 11. Saat itu, kasus
itu merupakan kebangkrutan terbesar dalam sejarah AS dan menyebabkan 4.000 pegawai
24

kehilangan pekerjaan mereka. Tuntutan hukum terhadap para direktur Enron, setelah
skandal tersebut, sangat menonjol karena para direkturnya menyelesaikan tuntutan tersebut
dengan membayar sejumlah uang yang sangat besar secara pribadi. Selain itu, skandal
tersebut menyebabkan dibubarkannya perusahaan akuntansi Arthur Andersen, yang
akibatnya dirasakan di kalangan dunia bisnis yang lebih luas

3.2 Kronologis Kasus Enron

            Adapun Kronologis yang didasarkan pada fakta, data dan informasi dari berbagai
sumber yang berkaitan dengan hancurnya Enron (debacle), dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Board of Director (dewan direktur, direktur eksekutif dan direktur non eksekutif)
membiarkan kegitan-kegitan bisnis tertentu mengandung unsur konflik kepentingan dan
mengijinkan terjadinya transaksi-transaksi berdasarkan informasi yang hanya bisa di akses
oleh Pihak dalam perusahaan (insider trading), termasuk praktek akuntansi dan bisnis
tidak sehat sebelum hal tersebut terungkap kepada publik.
2. Enron merupakan salah satu perusahaan besar pertama yang melakukan out sourcing
secara total atas fungsi internal audit perusahaan.
a. Mantan Chief Audit Executif Enron (Kepala internal audit) semula
adalah partner KAP Andersen yang di tunjuk sebagai akuntan publik perusahaan.
b. Direktur keuangan Enron berasal dari KAP Andersen.
c. Sebagian besar Staf akunting Enron berasal dari KAP Andersen.
3. Pada awal tahun 2001 patner KAP Andersen melakukan evaluasi terhadap kemungkinan
mempertahankan atau melepaskan Enron sebagai klien perusahaan, mengingat resiko yang
sangat tinggi berkaitan dengan praktek akuntansi dan bisnis enron. Dari hasil evaluasi di
putuskan untuk tetap mempertahankan Enron sebagai klien KAP Andersen.
4. Salah seorang eksekutif Enron di laporkan telah mempertanyakan praktek akunting
perusahaan yang dinilai tidak sehat dan mengungkapkan kekhawatiran berkaitan dengan
hal tersebut kepada CEO dan partner KAP Andersen pada pertengahan 2001. CEO Enron
menugaskan penasehat hukum perusahaan untuk melakukan investigasi atas kekhawatiran
tersebut tetapi tidak memperkenankan penasehat hukum untuk mempertanyakan
pertimbangan yang melatarbelakangi akuntansi yang dipersoalkan. Hasil investigasi oleh
penasehat hukum tersebut menyimpulkan bahwa tidak ada hal-hal yang serius yang perlu
diperhatikan.
25

5. Pada tanggal 16 Oktober 2001, Enron menerbitkan laporan keuangan triwulan ketiga.
Dalam laporan itu disebutkan bahwa laba bersih Enron telah meningkat menjadi $393 juta,
naik $100 juta dibandingkan periode sebelumnya. CEO Enron, Kenneth Lay, menyebutkan
bahwa Enron secara berkesinambungan memberikan prospek yang sangat baik. Ia juga
tidak menjelaskan secara rinci tentang pembebanan biaya akuntansi khusus (special
accounting charge/expense) sebesar $1 miliar yang sesungguhnya menyebabkan hasil
aktual pada periode tersebut menjadi rugi $644 juta. Para analis dan reporter kemudian
mencari tahu lebih jauh mengenai beban $1 miliar tersebut, dan ternyata berasal dari
transaksi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh CFO Enron.
6. Pada tanggal 2 Desember 2001 Enron mendaftarkan kebangkrutan perusahaan ke
pengadilan dan memecat 5000 pegawai. Pada saat itu terungkap bahwa terdapat hutang
perusahaan yang tidak di laporkan senilai lebih dari satu milyar dolar. Dengan
pengungkapan ini nilai investasi dan laba yang di tahan (retained earning) berkurang
dalam jumlah yang sama.
7. Enron dan KAP Andersen dituduh telah melakukan kriminal dalam bentuk
penghancuran dokumen yang berkaitan dengan investigasi atas kebangkrutan Enron
(penghambatan terhadap proses peradilan
8. Dana pensiun Enron sebagian besar diinvestasikan dalam bentuk saham Enron.
Sementara itu harga saham Enron terus menurun sampai hampir tidak ada nilainya.
9. KAP Andersen diberhentikan sebagai auditor enron pada pertengahan juni 2002.
sementara KAP Andersen menyatakan bahwa penugasan Audit oleh Enron telah berakhir
pada saat Enron mengajukan proses kebangkrutan pada 2 Desember 2001.
10. CEO Enron, Kenneth Lay mengundurkan diri pada tanggal 2 Januari 2002 akan tetapi
masih dipertahankan posisinya di dewan direktur perusahaan. Pada tanggal 4 Pebruari Mr.
Lay mengundurkan diri dari dewan direktur perusahaan.
11. Tanggal 28 Pebruari 2002 KAP Andersen menawarkan ganti rugi 750 Juta US dollar
untuk menyelesaikan berbagai gugatan hukum yang diajukan kepada KAP Andersen.
12. Pemerintahan Amerika (The US General Services Administration) melarang Enron dan
KAP Andersen untuk melakukan kontrak pekerjaan dengan lembaga pemerintahan di
Amerika.
13. Tanggal 14 Maret 2002 departemen kehakiman Amerika memvonis KAP Andersen
bersalah atas tuduhan melakukan penghambatan dalam proses peradilan karena telah
menghancurkan dokumen-dokumen yang sedang di selidiki.
26

14. KAP Andersen terus menerima konsekwensi negatif dari kasus Enron berupa
kehilangan klien, pembelotan afiliasi yang bergabung dengan KAP yang lain dan
pengungkapan yang meningkat mengenai keterlibatan pegawai KAP Andersen dalam
kasus Enron.
15. Tanggal 22 Maret 2002 mantan ketua Federal Reserve, Paul Volkcer, yang direkrut
untuk melakukan revisi terhadap praktek audit dan meningkatkan kembali citra KAP
Andersen mengusulkan agar manajeman KAP Andersen yang ada diberhentikan dan
membentuk suatu komite yang diketuai oleh Paul sendiri untuk menyusun manajemen
baru.
16. Tanggal 26 Maret 2002 CEO Andersen Joseph Berandino mengundurkan diri dari
jabatannya.
17. Tanggal 8 April 2002 seorang partner KAP Andersen, David Duncan, yang bertindak
sebagai penanggungjawab audit Enron mengaku bersalah atas tuduhan melakukan
hambatan proses peradilan dan setuju untuk menjadi saksi kunci dipengadilan bagi kasus
KAP Andersen dan Enron .
18. Tanggal 9 April 2002 Jeffrey McMahon mengumumkan pengunduran diri sebagai
presiden dan Chief Opereting Officer Enron yang berlaku efektif 1 Juni 2002.
19. Tanggal 15 Juni 2002 juri federal di Houston menyatakan KAP Andersen bersalah
telah melakukan hambatan terhadap proses peradilan.
Dalam proses pengusutan sebab-sebab kebangkrutan itu Enron dicurigai telah
melakukan praktek window dressing. Manajemen Enron telah menggelembungkan (mark
up) pendapatannya US$ 600 juta, dan menyembunyikan utangnya sejumlah US$ 1,2 miliar
[1]. Hal ini tentunya hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang memiliki keahlian
dengan trik-trik manipulasi yang tinggi dan tentu saja orang-orang ini merupakan orang
bayaran dari mulai analis keuangan, para penasihat hukum, dan auditornya.
Skandal ini semakin ruwet dengan ditengarainya keterlibatan banyak pejabat tinggi
gedung putih dan politisi di Senat Amerika Serikat yang pernah menerima kucuran dana
politik dari perusahaan ini.Bahkan tercatat 35 pejabat penting pemerintahan George W.
Bush merupakan pemegang saham Enron. Dalam daftar perusahaan penyumbang dana
politik, Enron tercatat menempati peringkat ke-36, dan penyumbang peringkat ke-12
dalam penggalangan dana kampanye Bush. Akibat pertalian semacam itu, banyak orang
curiga pemerintahan Bush dan para politisi telah dan akan memberikan perlakuan
istimewa, baik dalam bisnis Enron selama ini maupun dalam proses penyelamatan
perusahaan itu.
27

Salah satu faktor yang menjadi sebab kehancuran Enron adalah permainan
manajemen laba yang sangat merugikan bagi perusahaan tersebut. Dalam hal ini Enron
melakukan kecurangan dalam perhitungan laba, Enron melakukan penggelembungan
pendapatan (mark up) sebesar US$ 600 juta dan menyembunyikan utangnya sebesar US$
1,2 Miliar. Hal ini justru membuat Enron bangkrut karena tidak dapat memenuhi
kewajibannya sehingga banyak pihak yang dirugikan.

3.3 Penyelesaian Kasus Enron


Tindakan hukum terhadap para pejabat Enron. Dalam proses hukum kasus
kebangkrutan Enron Kenneth Lay dan Jeffrey Skilling, mantan CEO Enron dinyatakan
bersalah karena menipu para investor dengan menggunakan transaksi diluar pembukuan
untuk menyebunyikan neraca utang dan menaikkan pendapatan. Jeffrey Skilling, dijatuhi
hukuman penjara 24 tahun dan empat bulan. Ia dituduh menjadi otak penipuan keuangan
yang menhancurkan perusahaan dan dinyatakan bersalah dalam 19 dari 28 dakwaan yang
dihadapinya. Skilling juga diperintahkan untuk membayar ganti rugi sebesar 45 juta dollar
AS kepada para investor Enron yang kehilangan miliar dollar AS ketika perusahaan itu
bubar, ribuan karyawan kehilangan pekerjaan dana pensiun (sedikitnya 21.000 karyawan).
Sementara itu Kenneth Lay, diputuskan bersalah dalam semua 6 dakwaan konspirasi dan
menhadapi ancaman penjara 45 tahun. Namun sebelum menjalani masa hukuman Kenneth
Lay meninggal dunia di Aspen, Colorado, AS karena serangan jantung pada tanggal 15
Juli 2006
28

BAB IV
PENUTUP

7
4.1 Simpulan
Etika Profesi Akuntansi adalah Merupakan suatu ilmu yang membahas perilaku
perbuatan baik dan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia
terhadap pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu
pengetahuan khusus sebagai Akuntan. Dapat disimpulkan bahwa apapun profesi yang
dijalani tidak lepas dari adanya aturan dan etika yang berlaku baik di profesi yang
bersangkutan maupun secara garis besar (umum). Menyangkut dengan etika profesi yang
kami diskusikan diatas, bahwasannya seorang akuntan publik harus benar-benar
memahami standar akuntan publik dan mematuhi kode etik yang sudah diatur bedasarkan
keputusan yang di ambil bersama oleh Institut Akunta Publik Indonesia (IAPI). Karena
seperti yang kita ketahui setiap pelanggaran kode etik yang dilakukan khususnya untuk
profesi akuntan publik terdapat sanksi-sanksi yang dapat menjeratnya baik secara perdana
maupun perdata sesuai dengan peraturan hukum yang ada di Indonesia.
Dari kasus ini Auditor melanggar kode etik Tanggung Jawab Profesi, karena
auditor telah memanipulasi laporan keuangan untuk menunjukkan seolah-olah kinerja
perusahaan baik. Hal ini terjadi akibat keegoisan satu pihak terhadap pihak lain. Hal ini
buah dari sebuah ketidakjujuran, kebohongan atau dari praktik bisnis yang tidak etis yang
berakibat hutang dan sebuah kehancuran yang menyisakan penderitaan bagi banyak pihak
disamping proses peradilan dan tuntutan hukum
DAFTAR PUSTAKA

Diandra. 2014. Kasus Perusahaan Enron - Pengantar Manajemen. Diambil dari :


http://diandrasavv.blogspot.com/2014/11/kasus-perusahaan enron-pengantar-
ekonomi.html

Tresnadi, bayu. 2008. Modul Etika Profesi Akuntansi. Diambil dari :

https://id.scribd.com/doc/27369232/Modul-Etika-Profesi-Akuntansi

Hermanto, Irene Aulia. 2014. MAKALAH ETIKA PROFESI AKUNTANSI. Diambil


dari :
http://ireneaulia.blogspot.com/2014/11/makalah-etika-profesi-
akuntansi.html

Supriyatna, Asep S.E. 2017. CONTOH MAKALAH "ETIKA PROFESI AKUNTAN


PUBLIK" Diambil dari :
http://joshpriyatna.blogspot.com/2017/01/contoh-makalah-etika-profesi-akuntan

Anda mungkin juga menyukai