Anda di halaman 1dari 30

UNTUK KALANGAN SENDIRI

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur sudah sepantasnya kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanallah
Wata’ala yang hingga saat ini masih berkenan memberikan kepercayaan-Nya kepada kita semua
untuk menikmati segala karunia-Nya, dan hanya dengan qudrat dan iradat-Nyalah penyusun
dapat menyelesaikan modul ini

Alhamdulillah, saya dapat menyuguhkan kepada SMKS Nasional sebuah modul berjudul
Etika Profesi Dalam Bidang Akuntansi dan Keuangan yang ringkas dan padat isinya. Modul ini
disusun sebagai pelengkap referensi materi pembelajaran dalam tugas guru disamping buku-
buku teks referensi yang sudah ada. Modul ini disusun dengan menggunakan bahasa yang
mudah dipahami oleh kebanyakan orang, dengan tetap memperhatikan dan menaati kaidah
Bahasa Indonesia. Pada kesempatan ini, perkenankanlah kami menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu penerbitan modul ini, khususnya kepada Kepala
SMKS Nasional dan Guru-guru. Tanpa bantuan dan partisipasi mereka, saya yakin, modul ini
tidak akan terwujud dengan baik. Akhirnya , saya berharap semoga modul ini bermanfaat. Kritik
dan saran dari pembaca sangat saya hargai.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i


DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
GLOSARIUM ........................................................................................................................ iii
DAFTAR KI dan KD ............................................................................................................. iv
PETA KONSEP ..................................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
A. Deskripsi .................................................................................................................... 1
B. Prasyarat..................................................................................................................... 1
C. Petunjuk Penggunaan Modul ..................................................................................... 1
D. Tujuan Pembelajaran ................................................................................................. 2
E. Kompetensi ................................................................................................................ 2
F. Cek kemampuan ........................................................................................................ 3
BAB II PEMBELAJARAN ................................................................................................... 4
A. DEFINISI ETIKA ........................................................................................................... 4
1. Pengertian etika.......................................................................................................... 4
2. Etika Profesi dan Kode etik Profesi ........................................................................... 4
3. Tujuan kode etik profesi ............................................................................................ 6
4. Fungsi kode etik profesi ............................................................................................. 6
B. FAKTOR PELANGGARAN ETIKA DAN SANKSI PELANGGARAN ETIKA ........ 6
1. Faktor pelanggaran etika ............................................................................................ 6
2. Sanksi pelanggaran etika ........................................................................................... 6
C. ETIKA PROFESI DALAM BIDANG AKUNTANSI DAN KEUANGAN................... 8
1. Jenis Etika ................................................................................................................. 8
2. Manfaat Etika ............................................................................................................. 9
3. Contoh Etika .............................................................................................................. 10
4. Kode Etik Akuntan Indonesia .................................................................................... 10
5. Struktur Kode Etik IAI ............................................................................................. 10

RANGKUMAN ..................................................................................................................... 14
PENILAIAN PENGETAHUAN ........................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 22

ii
DAFTAR KI DAN KD

A. KOMPETENSI INTI

3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual,


konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup Simulasi
dan Komunikasi Digital, dan Dasar Bidang Bisnis dan Manajemen pada tingkat teknis,
spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga,
sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional

4. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang
lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan lingkup Simulasi dan
Komunikasi Digital, dan Dasar Bidang Bisnis dan Manajemen. Menampilkan kinerja di
bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar
kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara
efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung. Menunjukkan keterampilan
mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam
ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta
mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung

B. KOMPETENSI DASAR

3.3. Menerapkan etika profesi dalam bidang akuntansi dan keuangan

4.3. Melakukan pengecekan etika profesi dalam bidang akuntansi dan keuangan dalam
pelaksanaan pekerjaan

iii
Filsafat moral yaitu ajian ilmu yang secara garis besar membahas tentang macam macam teori
etika
Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu
pengetahuan khusus
Ikatan Akuntan Indonesia adalah organisasi yang menaungi profesi akuntan di Indonesia
Swafoto adalah pihak jenis foto dengan cara potret diri yang diambil sendiri dengan
menggunakan kamera digital atau telepon kamera
Gratifikasi adalah Pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat
(discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan,
perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya
PETA KONSEP

Pengertian Etika

Etika Profesi dan Kode


Definisi Etika etik Profesi

Tujuan kode etik


profesi

Fungsi kode etik


profesi

Etika
profesi Faktor pelanggaran
dalam Faktor pelanggaran etika
bidang etika dan Sanksi
Akuntansi Pelanggaran Etika Sanksi pelanggaran
dan etika
keuangan

Jenis Etika

Manfaat Etika
Etika Profesi
dalam Bidang
Akuntansi dan Contoh Etika
keuangan
Kode Etik Akuntan
Indoensia

Struktur Kode Etik IAI

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI

Modul ini terdiri dari Tiga kegiatan belajar. Kegiatan belajar pertama akan menguraikan
tentang pengertian, etika, Tujuan, fungsi, dan kode etik. Kegiatan belajar kedua akan
menguraikan Pelanggaran Etika Dan Sanksi Pelanggaran Etika. Kegiatan belajar ketiga akan
menjelaskan Profesi Dalam Bidang Akuntansi Dan Keuangan.

B. PRASYARAT

Agar dapat mencapai tujuan akhir di atas, maka siswa hendaknya sudah menguasai:

1. Modul Entitas jasa keuanga KD. 3.1


2. Modul Peraturan Industri jasa keuangan KD. 3.2

C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Bagi Guru

Dalam setiap kegiatan belajar guru berperan untuk:

1. Membantu siswa dalam merencanakan proses belajar


2. Membimbing siswa dalam memahami konsep, analisa, dan menjawab pertanyaan siswa
mengenai proses belajar.
3. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok

Bagi Siswa:

1. Langkah-langkah belajar yang ditempuh:


a. Bacalah dengan cermat rumusan tujuan akhir dari kegiatan belajar ini memuat
kinerja yang diharapkan, kriteria keberhasilan, dan kondisi yang diberikan dalam
rangka membentuk kompetensi kerja yang akan dicapai melalui modul ini.
b. Bacalah dengan cermat dan pahami dengan baik daftar pertanyaan pada “cek
kemampuan” sebagai pengukur kompetensi yang harus dikuasai dalam modul ini.
Lakukan ini pada awal dan akhir mempelajari modul untuk menyakinkan
penguasaan kompetensi sebagai pencapaian hasil belajar anda.
c. Diskusikan dengan sesama siswa apa yang telah anda cermati untuk mendapatkan
pemahaman yang baik tentang tujuan belajar dan kompetensi yang ingin dicapai
dalam modul. Bila masih ragu, tanyakan pada guru sampai paham.
1
d. Bacalah dengan cermat prasyarat dan istilah-istilah sulit dan penting dalam modul.
e. Bacalah dengan cermat materi setiap kegiatan belajar, rencanakan kegiatan belajar,
kerjakan tugasnya, dan jawablah pertanyaan tes. Lakukan kegiatan ini sampai anda
tuntas menguasai hasil belajar yang diharapkan.
f. Bila dalam proses memahami materi anda mendapatkan kesulitan, maka diskusikan
dengan teman-teman anda atau konsultasikan dengan guru.
g. Anda tidak dibenarkan melanjutkan ke kegiatan belajar berikutnya, bila belum
menguasai secara tuntas materi pada kegiatan belajar sebelumnya
h. Setelah semua modul untuk mencapai satu kompetensi telah tuntans dipelajari maka
ajukan uji kompetensi dan sertifikasi.
2. Perlengkapan yang harus dipersiapkan
a. Alat tulis terdiri dari: buku tulis, pensil, bolpoint, penghapus, tipe-x, dan penggaris.
b. Alat hitung terdiri dari: kalkulator, kalkulator, HP.
3. Hasil pelatihan
Laporan pengecekan profesi etika profesi dalam bidang akuntansi dan keuangan
4. Peran guru dalam proses pembelajaran
a. Membantu siswa dalam merencanakan proses belajar.
b. Membimbing siswa melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap
belajar.
c. Membantu siswa dalam memahami konsep dan praktik baru serta menjawab
pertanyaan siswa mengenai proses belajar siswa.
d. Membantu siswa untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang
diperlukan untuk belajar.
e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan untuk belajar.
f. Merencanakan seorang ahli/pendamping guru dari tempat kerja atau membantu jika
diperlukan.
g. Melaksanakan penilaian.
h. Menjelaskan pada siswa mengenai bagian yang perlu untuk dibenahi dan
merundingkan rencana pembelajaran selanjutnya.
i. Mencatat pencapaian kemajuan siswa.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

Siswa mampu Menjelaskan ruang lingkup etika profesi dengan tepat, Memahami etika
profesi dalam bidang akuntansi dengan tepat, Menerapkan etika profesi dalam bidang
akuntansi. Kemampuan tersebut dapat dilihat dari hasil pekerjaan siswa dalam
Mempraktikkan etika profesi bidang akuntansi dalam suatu pekerjaan dengan tepat dan

2
Melakukan pengecekkan etika profesi bidang akuntansi dalam pelaksanaan pekerjaan yang
tepat

E. KOMPETENSI

Menganalisis etika profesi dalam bidang akuntansi dan keuangan

F. CEK KEMAMPUAN

Berikan tanda cek (ˠ) apabila siswa telah menguasai beberapa sub kompetensi berikut ini:

No. Kompetensi dasar Ya Tidak


1. Dapatkah anda Mendeskripsikan kode etik akuntansi Indonesia?
2. Dapatkah anda Menafsirkan pengertian kode etik?
3. Dapatkah anda Mencatat jenis pelanggaran kode etik dan sanksi
pelanggaran kode etik?
4. Dapatkah anda menerapkan kode etik akuntan dalam kehidupan sehari
hari?
5. Dapatkah anda memahami tujuan dan fungsi kode etik?

Anda dapat mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang berurutan. Jangan
memaksakan diri sebelum benar-benar menguasai bagian demi bagian dalam modul ini, karena
masing-masing saling berkaitan. Setiap kegiatan belajar dilengkapi dengan uji kepahaman dan
uji kompetensi. Uji kepahaman dan uji kompetensi menjadi alat ukur tingkat penguasaan anda
setelah mempelajari materi dalam modul ini. Jika anda belum menguasai 75% dari setiap
kegiatan, maka anda dapat mengulangi untuk mempelajari materi yang tersedia dalam modul
ini. Apabila anda masih mengalami kesulitan memahami materi yang ada dalam modul ini,
silahkan diskusikan dengan teman atau guru anda.

Selamat mempelajari modul ini, semoga anda berhasil dan sukses selalu.

3
BAB II
PEMBELAJARAN

ETIKA PROFESI DALAM BIDANG


AKUNTANSI DAN KEUANGAN

A. DEFINISI ETIKA
1. Pengertian Etika
Etika yang lazim disebut etik berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu ethikos berarti
“Timbul dari kebiasaan”. Untuk lebih jelasnya, simak berikut ini kumpulan pengertian
etika menurut para ahli:
1. Menurut K Bertens
 Etika dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan
bagi seorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Arti ini dapat
juga disebut sistem nilai dalam hidup manusia perseorangan atau hidup bermasyrakat
 Etika dipakai dalam arti kumpulan asas dan nilai moral, yang dimaksud disini adalah
kode etik
 Etika dipakai dalam arti ilmu tentang yang baik atau yang buruk, arti ini sama
dengan filsafat moral
2. Menurut Drs. O.P. Simorangkir
Etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai
yang baik.
3. Menurut Drs. Sidi Gajalba
Dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia
dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.

2. Etika Profesi dan Kode etik Profesi


Prinsip-prinsip utama etika profesi sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan dan pencapaian hasilnya
b. Bertanggung jawab terhadap dampak karya dari profesinya
c. Menuntut kaum profesional untuk bersikap seadil mungkin dan tidak memihak
dalam menjalankan profesinya
d. Memiliki daerah kerja tertentu dan diberi kebebasan dalam menjalankan profesinya

SMKS Nasional Pelalawan Etika Profesi Page 4


Oleh setiap organisasi profesi, etika profesi diterjemahkan dalam aturan-aturan
tertulis, yang disebut kode etik profesi (code of conduct). Kode etik profesi adalah
system norma, nilai, dan aturan professional tertulis yang secara tegas menyatakan apa
yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi professional. Di
dalam kode etik tercantum sanksi yang dikenakan pada pelanggar. Contoh: kode etik
Ikatan Akuntan Indonesia.
Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial. Namun, bila ada kode etik yang
memiliki sanksi yang agak berat, maka masuk dalam kategori norma hukum. Contoh
pelanggaran kode etik yaitu seorang dokter melakukan swafoto saat akan melakukan
operasi kepada pasien yang seharusnya mendapatkan penanganan secara cepat, seorang
yang sedang bertugas sebagai auditor menerima pemberian barang berharga (gratifikasi)
dari perusahaan yang sedang diaudit

Karakteristik profesi sebagai berikut:


- Keterampilan yang = Sebuah profesi mempunyai pengetahuan teoristis dan
berdasarkan pada pengetahuan memilik keterampilan yangberdasarkan pengetahuan
teoritis tersebut serta dapat diterapkan dalam praktik
- Asosiasi profesi = Organisasi yang dikelola oleh anggotanya dan
memberlakukan syarat khusus untuk menjadikan
anggotanya
- Pendidikan yang ekstensif = Memerlukan pendidikan yang lama
- Ujian kompetensi = Melalui tahap uji kompetensi terlebih dahulu sesuai
dengan bidang profesinya
- Pelatihan institusional = Untuk mendapatkan pengalaman praktis terkait
dengan profesi
- Lisensi = Pemberian izin
- Otonomi kerja = Mengendalikan kerja secara internal pada profesi
tersebut dan terhindar dari intervensi pihak luar
- Kode etik = Ada kode etik guru, kode etik pers, kode etik
kepolisian
- Mengatur diri = Diatur oleh senior, praktisi yang dihormati atau yang
berkualitas lebih tinggi
- Layanan publik dan altruisme =
- Status dan imbalan yang = Profesi yang sukses akan Meraih status yang tinggi,

SMKS Nasional Pelalawan Etika Profesi Page 5


tinggi bergengsi, dan mendapatkan penghasilan yang tinggi
pula
3. Tujuan kode etik profesi
Tujuan membuat kode etik profesi adalah:
- Menjunjung tinggi martabat dan citra profesi
- Menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota
- Meningkatkan pengabdian para anggota profesi
- Meningkatkan mutu profesi

4. Fungsi kode etik profesi


Fungsi kode etik profesi antara lain:
- Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas
yang digariskan
- Sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan
- Mencegah perilaku tidak etis dikalangan professional
- Merupakan dukungan yang sangat berharga bagi setiap professional yang ingin
bertindak secara etis dalam tugas-tugas profesionalnya
- Meningkatkan citra positif sebuah organisasi profesi di mata publik dan pemerintah.

B. FAKTOR PELANGGARAN ETIKA DAN SANKSI PELANGGARAN ETIKA


1. Faktor Pelanggaran Etika
Faktor yang mempengaruhi pelanggaran etika ,yaitu:
a. Kebutuhan Individu :
Kebutuhan seringkali adalah hal utama yang mempengaruhi seseorang untuk
melakukan pelanggaran, misalnya seorang anak rela mencuri untuk mendapatkan
uang demi untuk membayar uang tunggakan sekolah. Seorang bapak yang akhirnya
tewas digebukin massa gara-gara mengambil susu dan beras di swalayan untuk
menyambung hidup bayi dan istrinya. Karyawan sebuah pabrik yang bertindak
anarkis, karena THR belum juga dibayarkan, padahal sudah melebihi jadwal yang
dietentukan pemerintah, dan lain-lain
b. Tidak Ada Pedoman :
Ketika masyarakat dihadapkan pada persoalan yang belum jelas aturannya, maka
mereka melakukan intrepretasi sendiri atas persoalan yang dialami. Contohnya
pembangunan rumah kumuh di pinggir rel kereta api, di bawah jembatan layang, di
tanah kosong. Hal ini dikarenakan belum adanya perda ataupun ketentuan mengikat
yang memberikan kejelasan bahwa daerah tersebut tidak boleh ditempati dan

SMKS Nasional Pelalawan Etika Profesi Page 6


dibangun pemukiman liar. Sehingga masyarakat mengitrepretasikan, bahwa lahan
kosong yang tidak digunakan boleh dibuat tempat tinggal, apalagi mereka bagian
dari warga Negara. Sehingga pada saat tiba waktunya untk membersihkan, maka
sudak terlalu komplek permasalahannya dan sulit dipecahkan.
c. Perilaku dan Kebiasaan Individu :
Kebiasaan yang terakumulasi dan tidak dikoreksi akan dapat menimbulkan
pelanggaran. Contohnya; anggota DPR yang setiap menelurkan kebijakan selalu ada
komisi atau uang tips, ataupu ada anggota yang tidur pada saat sidang berlangsung.
Hal demikian ini salah dan keliru. Namun karena telah dilakukan bertahun-tahun,
dan pelakunya hampir mayoritas, maka perilaku yang menyimpang tadi dianggap
biasa, tidak ada masalah.
d. Lingkungan Yang Tidak Etis:
Lingkungan yang memiliki daya dukung moral yang buruk, akan mampu
membuat seseorang menjadi menyimpang perilakunya untuk tidak taat terhadap
pedoman yang berlaku. Contonya seorang residivis kambuhan, yang selalu keluar
masuk penjara. Dalam penjara yang notabene merupakan tempat yang kurang baik,
maka mempengaruhi pola pikir seseorang. Sehingga setiap kali dia masuk penjara,
ketika keluar telah memiliki informasi, keahlian, ketrampilan yang baru untuk dapat
menyempurnakan tindakan kejahatannya.
e. Perilaku Orang yang Ditiru:
Dalam hal ini, ketika seseorang melakukan pelanggaran terhadap etika, dapat
juga karena dia mengimitasi tindakan orang yang dia pandang sebagai tauladan.
Seorang anak yang setiap hari melihat ibunya dipukuli oleh bapaknya, maka bisa jadi
pada saat dalam pergaulan, si anak cenderung kasar baik dalam perkataan ataupun
perbuatan. Dan itu semua dia dapatkan dari pengamatan dirumah yang dilakukan
oleh bapaknya.

2. Sanksi Pelanggaran Etika


a. Sanksi Sosial :
Sanksi ini diberikan oleh masyarakat sendiri, tanpa melibatkan pihak berwenang.
Pelanggaran yang terkena sanksi sosial biasanya merupakan kejahatan kecil, ataupun
pelanggaran yang dapat dimaafkan. Dengan demikian hukuman yang diterima akan
ditentukan oleh masyarakat, misalnya membayar ganti rugi dan sebagainya,
pedoman yang digunakan adalah etika setempat berdasarkan keputusan bersama.

SMKS Nasional Pelalawan Etika Profesi Page 7


b. Sanksi Hukum :
Sanksi ini diberikan oleh pihak berwenang, dalam hal ini pihak kepolisian dan
hakim. Pelanggaran yang dilakukan tergolong pelanggaran berat dan harus diganjar
dengan hukuman pidana ataupun perdata. Pedomannya suatu KUHP.

C. ETIKA PROFESI DALAM BIDANG AKUNTANSI DAN KEUANGAN


1. Jenis Etika
Etika memiliki beberapa jenis, antara lain sebagai berikut.
a. Etika Filosofis
Secara harfiah etika filosofis dapat dianggap sebagai etika berasal dari aktivitas
berfilsafat atau berpikir, yang dilakukan oleh manusia. Oleh karena itu, etika
sebenarnya adalah bagian dari filsafat; etika lahir dari filsafat.
Etika termasuk dalam filsafat, karena itu berbicara etika tidak dapat dipisahkan dari
filsafat. Oleh karena itu, jika Anda ingin tahu unsur-unsur etika maka kita harus
bertanya juga tentang unsur-unsur filsafat.

Berikut ini menjelaskan dua sifat etika:


- Filsafat non-empiris diklasifikasikan sebagai ilmu non-empiris. Ilmu
pengetahuan empiris adalah ilmu berdasarkan fakta atau beton. Tapi filosofi ini
tidak terjadi, filosofi mencoba untuk melampaui beton seakan bertanya apa yang
ada di balik gejala beton.
- Cabang filsafat praktis untuk berbicara tentang sesuatu “ada”. Misalnya, filsafat
hukum mempelajari apa itu hukum. Tetapi etika tidak terbatas pada itu, tapi
bertanya tentang “apa yang harus dilakukan”. Dengan demikian etika sebagai
cabang filsafat praktis karena langsung berhubungan dengan apa yang harus dan
tidak harus menjadi manusia. Tapi ingat bahwa etika tidak praktis dalam arti
menyajikan resep siap pakai.
b. Etika Teologis
Ada dua hal yang perlu diingat berkaitan dengan etika teologis. Pertama, etika
teologis tidak terbatas pada agama tertentu, tapi setiap agama dapat memiliki etika
teologisnya masing-masing. Kedua, etika teologis merupakan bagian dari etika
secara umum, karena banyak unsur di dalamnya yang dalam etika secara umum, dan
dapat dipahami sebagai memahami etika secara umum.

SMKS Nasional Pelalawan Etika Profesi Page 8


c. Hubungan Etika Filosofis dan Etika Teologis
Dalam sejarah manusia, terdapat perdebatan antar manusia mengenai posisi etika
teologis dan etika filosofis di dalam ranah etika. Ada tiga pernyataan yang paling
menonjol dalam menanggapi perdebatan tersebut, yaitu:
1. Revisionisme
Pernyataan mengenai Revisionisme berasal dari Augustinus (354 – 430)
dimana ia menyebutkan bahwa etika teologis memiliki tugas untuk merevisi yaitu
mengoreksi dan memperbaiki etika filosofis.
2. Sintesis
Tanggapan mengenai sintesis dinyatakan oleh Thomas Aquinas (1225 –
1274) dimana ia menyintesiskan etika teologis dengan etika filosofis. Hasil
sintesis tersebut adalah suatu entitas baru dimana etika filosofis dan etika teologis
tetap mempertahankan identitasnya masing-masing.
3. Diaparalelisme
Tanggapan ini dikemukakan oleh F.E.D Schleiermacher (1768 – 1834)
dimana ia mengatakan bahwa etika filosofis dan etika teologis merupakan gejala-
gejala yang sejajar. Dapat diumpamakan seperti sepasang rel kereta api yang
selalu berjalan berdampingan.
Dari berbagai pembahasan definisi tentang etika tersebut di atas dapat
diklasifikasikan menjadi tiga (3) jenis definisi, yaitu sebagai berikut:
1. Jenis pertama, etika dipandang sebagai cabang filsafat yang khusus membicarakan
tentang nilai baik dan buruk dari perilaku manusia.
2. Jenis kedua, etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang membicarakan baik
buruknya perilaku manusia dalam kehidupan bersama. Definisi tersebut tidak melihat
kenyataan bahwa ada keragaman norma, karena adanya ketidaksamaan waktu dan
tempat, akhirnya etika menjadi ilmu yang deskriptif dan lebih bersifat sosiologik.
3. Jenis ketiga, etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat normatif, dan
evaluatif yang hanya memberikan nilai baik buruknya terhadap perilaku manusia. Dalam
hal ini tidak perlu menunjukkan adanya fakta, cukup informasi, menganjurkan dan
merefleksikan. Definisi etika ini lebih bersifat informatif, direktif dan reflektif.

2. Manfaat Etika
Beberapa manfaat Etika adalah sebagai berikut:
- Dapat membantu suatu pendirian dalam beragam pandangan dan moral.
- Dapat membantu membedakan mana yang tidak boleh dirubah dan mana yang boleh
dirubah.

SMKS Nasional Pelalawan Etika Profesi Page 9


- Dapat membantu seseorang mampu menentukan pendapat.
- Dapat menjembatani semua dimensi atau nilai-nilai

3. Contoh Etika
Berikut beberapa contoh mengenai etika, antara lain sebagai berikut.
1. mengucapkan salam saat bertamu
2. cium tangan orang tua sebelum melakukan aktifitas sehari-hari
3. membuang sampah pada tempatnya
4. meminta maaf saat melakukan kesalahan
5. makan menggunaka tangan kanan

4. Kode Etik Akuntan Indonesia


Profesi akuntan adalah profesi yang masuk dalam bidang akuntansi dan keuangan.
Profesi akuntan di Indonesia terikat pada kode etik yang disusun oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI)/
Kode etik akuntan yang disusun oleh IAI mencakup empat (4) kebutuhan dasar yang
harus dipenuhi yaitu:
a. Kredibilitas
Akuntan harus melakukan suatu pekerjaan yang dapat menimbulkan kepercayaan dari
masyarakat
b. Profesionalisme
Akuntan harus memiliki sifat, kemampuan, keterampilan, cara pelaksanaan sesuatu,
perilaku, keahlian, dan kualitas dari seorang yang profesional
c. Kualitas Jasa
Akuntan harus menghasilkan jasa/pelayanan kepada masyarakat dengan tingkat layanan
unggul atau dengan standar kinerja layanan yang tinggi
d. Kepercayaan
Pemakai jasa akuntan merasa percaya terhadap jasa yang dihasilkan oleh akuntan.

5. Struktur Kode Etik IAI


Dalam Kongres IAI tahun 1973 berhasil dirumuskan dan disahkan Kode Etik Ikatan
Akuntan Indonesia untuk pertama kalinya. Dalam perkembangannya kode etik tersebut
mengalami beberapa kali perubahan, yaitu pada Kongres IAI tahun 1981, Kongres IAI tahun
1986, Kongres IAI tahun 1990, Kongres IAI tahun 1994, dan yang terakhir adalah Kongres
IAI tahun 1998. Kode Etik IAI yang berlaku saat ini adalah Kode Etik IAI yang disahkan
dalam Kongres IAI VIII tahun 1998.

SMKS Nasional Pelalawan Etika Profesi Page 10


Struktur Kode Etik IAI tersebut terdiri atas empat bagian yang disusun berdasarkan
struktur berikut,yaitu:
1. Prinsip Etika
a. Tanggung Jawab Profesi
Prinsip tanggung jawab profesi, meliputi:
- Setiap anggota senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan professional
dalam semua kegiatan yang dilakukannya
- Setiap anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat
- Setiap anggota selalu bertanggung jawab untuk bekerjasama dengan sesama
anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi
b. Kepentingan Publik
Prinsip kepentingan publik, meliputi:
- Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka
pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan
komitmen atas profesionalisme
- Profesi akuntan memegang peranan yang penting di masyarakat
- Setiap anggota mungkin menghadapi tekanan yang saling berbenturan dengan
pihak-pihak yang berkepentingan.
- Anggota diharapkan untuk memberikan jasa berkualitas, mengenakan imbalan
jasa yang pantas serta menawarkan berbagai jasa
c. Integritas
Prinsip integritas dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan
merupakan patokan bagi anggota dalam menguji semua keputusan yang
diambilnya
- Integritas mengharuskan seorang anggota untuk bersikap jujur dan berterus
terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa
- Integritas mengharuskan anggota untuk menaati, baik bentuk maupun jiwa,
standar teknis, dan etika
- Integritas mengharuskan anggota untuk mengikuti prinsip objektivitas dan kehti-
hatian profesional
d. Objektivitas
Prinsip objektivitas dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual,
tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau berada
di bawah pengaruh pihak lain

SMKS Nasional Pelalawan Etika Profesi Page 11


- Apapun jasa atau kapasitasnya, anggota harus melindungi integritas pekerjaannya
dan memelihara objektivitas
e. Kompetensi dan kehati-hatian professional
Prinsip kehati-hatian professional meliputi:
- Anggota harus menerapkan suatu program yang dirancang untuk memastikan
terdapatnya kendali mutu atas pelaksanaan jasa professional yang konsisten
dengan standar nasional dan internasional
- Dalam hal penugasan professional melebihi kompetensi anggota atau perusahaan,
anggota wajib melakukan konsultasi atau menyerahkan klien kepada pihak lain
yang lebih berkompeten
- Anggota harus tekun dalam memenuhi tanggung jawabnya kepada penerima jasa
dan publik.
- Kehati-hatian professional mengharuskan anggota untuk merencanakan dan
mengawasi secara seksama setiap anggota professional yang menjadi tanggung
jawabnya
f. Kerahasiaan
Prinsip kerahasiaan meliputi:
- Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi
tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa professional yang
diberikannya
- Kerahasiaan harus dijaga oleh anggota kecuali jika persetujuan khusus telah
diberikan
- Anggota mempunyai kewajiban untuk memastikan bahwa staf dibawah
pengawasannya dan orang-orang yang diminta nasihat dan bantuannya
menghormati prinsip kerahasiaan
- Kerahasiaan tidaklah semata-mata masalah pengungkapan informasi
- Anggota yang mempunyai akses terhadap informasi rahasia tentang penerima
jasa tidak boleh mengungkapkannya ke publik
- Kepentingan umum dan profesi menuntut bahwa standar profesi yang
berhubungan dengan kerahasiaan didefinisikan dan bahwa terdapat panduan
mengena sifat dan luas kewajiban kerahasiaan

g. Perilaku professional
Setiap anggota harus konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi
tindakan yang dapat mendiskreditkan profesinya

SMKS Nasional Pelalawan Etika Profesi Page 12


h. Standar teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesinya sesuai dengan standar teknis dan
standar professional yang relevan
2. Aturan Etika
Aturan etika merupakan penjabaran lebih lanjut dari prinsip-prinsip etika dan
ditetapkan untuk masing-masing kompartemen. Untuk akuntan sektor publik, aturan
etika ditetapkan oleh IAI Kompartemen Akuntan Sektor Publik (IAI-KASP). Sampai
saat ini, aturan etika ini masih dalam bentuk exposure draft, yang penyusunannya
mengacu pada Standard of Professional Practice on Ethics yang diterbitkan oleh the
International Federation of Accountants (IFAC).
Berdasarkan aturan etika ini, seorang profesional akuntan sektor publik harus
memiliki karakteristik yang mencakup:
1. Penguasaan keahlian intelektual yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan.
2. Kesediaan melakukan tugas untuk masyarakat secara luas di tempat instansi kerja
maupun untuk auditan.
3. Berpandangan obyektif.
4. Penyediaan layanan dengan standar pelaksanaan tugas dan kinerja yang tinggi.
Penerapan aturan etika ini dilakukan untuk mendukung tercapainya tujuan
profesi akuntan yaitu: bekerja dengan standar profesi yang tinggi, mencapai tingkat
kinerja yang diharapkan dan mencapai tingkat kinerja yang memenuhi persyaratan
kepentingan masyarakat. Oleh karena itu, menurut aturan etika IAI-KASP, ada tiga
kebutuhan mendasar yang harus dipenuhi, yaitu:
1. Kredibilitas akan informasi dan sistem informasi.
2. Kualitas layanan yang didasarkan pada standar kinerja yang tinggi.
3. Keyakinan pengguna layanan bahwa adanya kerangka etika profesional dan standar
teknis yang mengatur persyaratan-persyaratan layanan yang tidak dapat
dikompromikan.
Aturan etika ini harus ditetapkan oleh anggota IAI-KAP dan staf profesional.
Dalam hal staf profesional yang bekerja pada satu KAP yang bukan anggota IAI-KAP
melanggar aturan etika ini, maka rekan pimpinan KAP tersebut bertanggung jawab atas
tindakan pelanggaran tersebut.

3. Interpretasi Aturan Etika


Interpretasi aturan etika merupakan penafsiran, penjelasan, atau elaborasi lebih
lanjut atas hal-hal, isu-isu, dan pasal-pasal yang diatur dalam aturan etika, yang dianggap
memerlukan penjelasan agar tidak terjadi perbedaan pemahaman atas auran etika yang

SMKS Nasional Pelalawan Etika Profesi Page 13


dimaksud. Interpretasi aturan etika ini dikeluarkan oleh suatu badan yang dibentuk oleh
pengurus kompartemen atau institut profesi sejenis yang bersangkutan setelah
memperhatikan tanggapan dari anggota serta pihak-pihak yang berkepentingan lainnya
sebagai panduan dalam penerapan aturan etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi
lingkup dan penerapannya.

4. Tanya dan Jawab


Pada tingkatan terakhir, dimungkinkan adanya tanya-jawab yang berkaitan
dengan isu-isu etika. Tanya-jawab ini dapat dilakukan dengan Dewan Standar Profesi
yang dibentuk oleh pengurus kompartemen atau institut yang bersangkutan guna
memberikan penjelasan atas setiap pertanyaan dari anggota kompartemen tentang aturan
etika beserta interpretasinya

SMKS Nasional Pelalawan Etika Profesi Page 14


RANGKUMAN

1. Pedoman kerja adalah suatu acuan tertulis yang dipergunakan untuk mendorong dan
menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Prosedur kerja adalah rangkaian tata kerja yang berkaitan satu sama lain sehingga
menunjukkan adanya suatu urutan tahap demi tahap serta jalan yang harus ditempuh dalam
rangka penyelesaian suatu bidang tugas.
3. Aturan kerja adalah peraturan yang dibuat secara tertulis oleh perusahaan yang memuat hal-
hal umum mengenai perilaku dalam bekerja.
4. Profesi adalah suatu pekerjaan yang berbasiskan pengetahuan yang luas dan keahlian serta
mengandung tanggungjawab sosial dan moral tertentu.
5. Etika mengandung tiga pengertian: sebagai system nilai, sebagai kumpulan asas atau nilai
moral yang menjiwai dan mendasari perilaku profesi tertentu
6. Etika profesi standar perilaku, nilai, dan prinsip yang diharapkan dan diterapkan dalam suatu
profesi

LATIHAN

SMKS Nasional Pelalawan Etika Profesi Page 15


1. Siapkan kertas dan berilah identitas diri kamu!
2. Kamu saat ini adalah seorang siswa yang belajar di kompetensi Keahlian Akuntansi dan
Keuangan Lembaga. Saat kamu kelak bekerja pada profesi di Bidang akuntansi dan
keuangan, etika profesi seperti apa yang akan kamu terapkan. Tuliskan pendapat kamu pada
selembar kertas yang telah kamu siapkan sebelumnya.
3. Jawablah pertanyaan berikut:
a. Jelaskan dengan bahasa kamu sendiri; definisi etika, profesi, dan etika profesi!
b. Jelaskan dengan bahasa kamu sendiri; perbedaan pekerjaan dengan profesi!
c. Tuliskan sebelas (11) karakteristik profesi!
d. Tuliskan delapan (8) tujuan disusunnya kode etik profesi!
e. Jelaskan yang dimaksud dengan prinsip etika, aturan etika, dan interprestasi aturan etika!
4. Kumpulkan pekerjaan kamu sesuai waktu yang telah ditentukan oleh guru!

1. Bentuk kelompok beranggotakan empat (4) orang!


2. Lakukan pengecekan penerapan etika profesi bidang akuntansi dan keuangan dengan cara:
a. Mencari satu kasus nyata dalam profesi di bidang akuntansi dan keuangan; bias dari
surat kabar, radio, internet, mengenai penerapan etika profesi dalam pelaksanaan
pekerjaan
b. Lakukan pengecekan apakah sudah sesuai atau belum dengan yang seharusnya dilakukan
menurut etika profesi
c. Berikan ulasan atau komentar dari kelompok kamu atas kasus tersebut
3. Buatlah laporan kelompok untuk dikumpulkan kepada Guru kamu dengan formasi sebagai
berikut:
Pengecekan Penerapan Dalam
Sumber Pekerjaan Ulasan
No Kasus
Berita Sesuai etika Tidak Sesuai etika Kelompok
Profesi Profesi

4. Kumpulkan hasil kerja kelompok sesuai waktu yang ditentukan oleh Guru

SMKS Nasional Pelalawan Etika Profesi Page 16


1. Baca ulang materi dari buku dan modul dan ingat kembali penjelasan guru untuk lebih
memahami materi!
2. Baca materi dari berbagai sumber mengenai etika profesi dalam bidang akuntansi dan
keuangan

PENILAIAN PENGETAHUAN

A. Analisislah apakah pernyataan berikut benar (B) atau salah (S)


1. Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu ethikos yang B S
berarti timbul dari kebiasaan
2. Pekerjaan memiliki dampak untuk masyarakat luas, sementara B S
profesi berdampak tidak terlalu luas
3. Perbuatan yang masih direncanakan menurut Drs. Burhanuddin B S
Salam masuk dalam tingkatan pertama
4. Kode etik profesi akuntan di Indonesia disusun oleh Ikatan B S
Akuntan Indonesia (IAI)
5. Suatu konsep sikap berkaitan dengan kosistensi dalam tindakan, B S
nilai, metode, ukuran, prinsip, ekspetasi, dan berbagai hal yang
dihasilkannya disebut ojektivitas
6. Sanksi terhadap pelanggaran kode etik berupa sanksi perdata B S
7. Sanksi terhadap pelanggaran kode etik profesi diberikan oleh B S
dewan kehormatan profesi atau komisi yang dibentuk oleh
organisasi profesi
8. Etika profesi merupakan bagian dari etika sosial. Etika sosial B S
merupakan bagian dari etika khusus
9. Pengakuan atas layanan yang diberikan suatu profesi B S
ditunjukkan dalam bentuk imbalan yang tinggi (fee professional
yang tinggi) dan status yang bergengsi
10. Adil, tidak memihak, dan terbatas dari pihak manapun B S
merupakan prinsip kode etik akuntan yang disebut integritas

B. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada
jawaban A, B, C, D dan E.

SMKS Nasional Pelalawan Etika Profesi Page 17


1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral
(akhlak), merupakan definisi etika menurut….
A. Kamus besar bahasa Indonesia (KBBI)
B. Drs. Burhanudin Salam
C. Drs. O.P Simorangkir
D. Bahasa Yunani Kuno
E. Drs. Sidi Gajalba
2. Perhatikan definisi etika berikut!
a. Etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai
yang baik
b. Etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma yang menentukan
perilaku manusia dalam hidupnya
Definis pada poin a dan b adalah definisi etika menurut….
A. Drs. O.P Simorangkir dan Drs Sidi Gajalba
B. Drs Sidi Gajalba dan Drs O.P Simorangkir
C. Drs. Burhanuddin Salam dan Drs. Sidi Gajalba
D. Drs. Burhanuddin Salam dan Drs O.P Simorangkir
E. Drs O.P Simorangkir dan Drs. Burhanuddin Salam
3. Perhatikan definisi etika berikut!
a. Pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan
yang mengandalkan suatu keahlian
b. Orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu
dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi
Definisi pada poin a dan b adalah….
A. Profesi dan professional
B. Professional dan Profesi
C. Etika profesi dan profesi
D. Profesional dan pekerjaan
E. Pekerjaan dan professional
4. Profesi biasanya memiliki organisasi yang dikelola oleh anggotanya dan memberlakukan
syarat khusus untuk menjadi anggotanya. Hal ini sesuai dengan karakteristik profesi yaitu….
A. Keterampilan yang berdasarkan pada pengetahuan teoristis
B. Pendidikan ekstensi
C. Ujian kompetensi
D. Asosiasi profesi
E. Mengatur diri

SMKS Nasional Pelalawan Etika Profesi Page 18


5. Seorang akuntan membuka praktik akuntan publik di Kotege, Yogayakarta bersama dengan
rekannya, akuntan tersebut telah memiliki izin untuk menyelenggarakan kegiatan Kantor
Akuntan Publik (KAP). Hal ini sesuai dengan karakteristik profesi yaitu….
A. Lisensi
B. Kode etik
C. Otonomi kerja
D. Layanan publik
E. Asosiasi profesi
6. Anggota dalam menjalankan kewajibannya harus adil, tidak memihak, dan terbatas dari
pengaruh pihak manapun. Hal ini merupakan prinsip dalam kode etik akuntan Indonesia,
ayitu prinsip….
A. Kepentingan public D. Standar teknis
B. Objektivitas E. Kerahasiaan
C. Integritas
7. Perhatikan pernyataan berikut dan tentukan pernyataan yang benar!
A. Etika profesi adalah bagian dari etika umum yang disepakati atau ditetapkan pada
tatanan profesi atau lingkup kerja tertentu
B. Etika profesi adalah bagian dari etika individual yang disepakati atau ditetapkan pada
tatanan profesi atau lingkup kerja tertentu
C. Etika profesi adalah bagian dari etika sosial yang disepakati atau ditetapkan pada tatanan
profesi atau lingkup kerja tertentu
D. Etika profesi adalah bagian dari etika ideology yang disepakati atau ditetapkan pada
tatanan profesi atau lingkup kerja tertentu
E. Etika profesi adalah bagian dari etika politik yang disepakati atau ditetapkan pada
tatanan profesi atau lingkup kerja tertentu
8. Prinsip yang berlaku pada etika profesi, yaitu….
A. Mencegah campur tangan pihak lain
B. Tanggung jawab, keadilan, dan otonomi
C. Mengatur diri, status dan imbalan yang tinggi
D. Menjaga dan memelihara kesejahteraan anggotanya
E. Menunjung tinggi martabat profesi dan meningkatkan mutu profesi
9. Norma atau asas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku
sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja, merupakan definisi dari….
A. Etika D. Profesi
B. Kod etik E. Interprestasi
C. Etika

SMKS Nasional Pelalawan Etika Profesi Page 19


10. Perhatikan pernyataan berikut!
a. Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang
digariskan
b. Mempunyai organisasi profesi yang kuat dan terjalin erat
c. Sebagai sarana Kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan
d. Menentukan baku standarnya sendiri
e. Mencegah campur tangan pihak luar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam
keanggotaan profesi
Dari pernyataan diatas, fungsi kode etik profesi ditunjukkan pada poin:
A. a, b, dan c D. b, c, dan d
B. c, d, dan e E. a, c, dan e
C. a, b, dan d

C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat!


1. Apa sesungguhnya Etika itu? Mengapa Etika diperlukan?
2. Secara Umum Apa perbedaan antara seorang profesional dan non professional!
3. Apa yang dimaksud dengan etika profesi? Apa fungsinya?
4. Apa perbedaan etika profesi dan etika kerja?
5. Bagaimana perkembangan lingkungan mempengaruhi kemampuan etis akuntan professional?

D. Penilaian Keterampilan
Kerjakan tugas di bawah ini sesuai dengan perintah!

Studi Kasus 1

Jakarta, 19 April 2001 .Indonesia


Corruption Watch (ICW) meminta pihak
kepolisian mengusut sembilan Kantor Akuntan
Publik, yang berdasarkan laporan Badan
Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP),
diduga telah melakukan kolusi (kerja sama)
dengan pihak bank yang pernah diauditnya
antara tahun 1995-1997. Berdasarkan temuan BPKP, sembilan dari sepuluh KAP yang
melakukan audit terhadap sekitar 36 bank bermasalah ternyata tidak melakukan pemeriksaan
sesuai dengan standar audit.

SMKS Nasional Pelalawan Etika Profesi Page 20


Hasil audit tersebut ternyata tidak sesuai dengan kenyataannya sehingga akibatnya
mayoritas bank-bank yang diaudit tersebut termasuk di antara bank-bank yang dibekukan
kegiatan usahanya oleh pemerintah sekitar tahun 1999. Kesembilan KAP tersebut adalah AI &
R, HT & M, H & R, JM & R, PU & R, RY, S & S, SD & R, dan RBT & R. “Dengan kata lain,
kesembilan KAP itu telah menyalahi etika profesi. Kemungkinan ada kolusi antara kantor
akuntan publik dengan bank yang diperiksa untuk memoles laporannya sehingga memberikan
laporan palsu, ini jelas suatu kejahatan,” ujarnya. Karena itu, ICW dalam waktu dekat akan
memberikan laporan kepada pihak kepolisian untuk melakukan pengusutan mengenai adanya
tindak kriminal yang dilakukan kantor akuntan publik dengan pihak perbankan.
ICW menduga, hasil laporan KAP itu bukan sekadar “human error” atau kesalahan
dalam penulisan laporan keuangan yang tidak disengaja, tetapi kemungkinan ada berbagai
penyimpangan dan pelanggaran yang dicoba ditutupi dengan melakukan rekayasa akuntansi.
Teten juga menyayangkan Dirjen Lembaga Keuangan tidak melakukan tindakan administratif
meskipun pihak BPKP telah menyampaikan laporannya, karena itu kemudian ICW mengambil
inisiatif untuk mengekspos laporan BPKP ini karena kesalahan sembilan KAP itu tidak ringan.
“Kami mencurigai, kesembilan KAP itu telah melanggar standar audit sehingga menghasilkan
laporan yang menyesatkan masyarakat, misalnya mereka memberi laporan bank tersebut sehat
ternyata dalam waktu singkat bangkrut. Ini merugikan masyarakat. Kita mengharapkan ada
tindakan administratif dari Departemen Keuangan misalnya mencabut izin kantor akuntan
publik itu,” tegasnya.
Menurut Tetan, ICW juga sudah melaporkan tindakan dari kesembilan KAP tersebut
kepada Majelis Kehormatan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan sekaligus meminta supaya
dilakukan tindakan etis terhadap anggotanya yang melanggar kode etik profesi akuntan.

Lakukan analisis terhadap kasus di atas dengan menggunakan metode 6W+1H!

Lembar Kerja
No. 6W + 1H Keterangan
1. 1 What
(Apa yang terjadi?)
2. 2 Where
(Dimana kasus itu
terjadi?)
3. 3 When
(Kapan kasus itu terjadi?)
4. 4 Who
(Siapa saja yang terlibat
dalam kasus tersebut?)
5. 5 Why
(Menurut Anda mengapa
kasus itu bisa terjadi?)
SMKS Nasional Pelalawan Etika Profesi Page 21
6. 6 Which
(Kode etik atau Prinsip
Akuntansi mana yang
telah dilanggar dalam
kasus tersebut?
7. 7 How
(Menurut Anda
bagaiman seharusnya
kasus tersebut
diselesaikan?)

Studi Kasus 2

Analisislah kasus diatas!


…………………………………………………………………………………………………….

SMKS Nasional Pelalawan Etika Profesi Page 22


…………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………….

SMKS Nasional Pelalawan Etika Profesi Page 23


Rakmayanti, 2018. Etika Profesi untuk SMK/MAK kelas X. Jakarta: Grasindo
Dwi Hartati. 2017. Etika Profesi (C2), Semarang: Erlangga
Nur Kasanah, 2013, Etika Profesi Dan Profesional Bekerja. E-book:
https://bsd.pendidikan.id/data/2013/kelas_10smk/Kelas_10_SMK_Etika_Profesi_dan_Profesion
al_Bekerja_1.pdf.
Ali Mashar, 2015, Buku Ajar Etika Profesi, Modul:
https://www.scribd.com/document/374707077/Buku-Etika-Profesi-Lengkap

SMKS Nasional Pelalawan Etika Profesi Page 24

Anda mungkin juga menyukai