Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas tentang kode etik akuntan forensik serta standar audit
akuntansi forensik. Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat hambatan.
Akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak, hambatan itu dapat teratasi. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu,penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan
informasi bagi para pembaca dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................................... 2
A. Latar Belakang.........................................................................................................3
B. Rumusan Masalah......................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan........................................................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN.......................................................................................................5
BAB 3 PENUTUP................................................................................................................11
A. Kesimpulan................................................................................................................11
B. Daftar Pustaka............................................................................................................12
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kewaktu semakin terus meningkat. Akuntansi forensik banyak diterapkan ketika Komisi
menangani kasus-kasus korupsi yang dilaporkan kepada instansi tersebut. Akuntansi forensik
juga digunakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Kepolisian, Badan Pengawasan
mempunyai ruang lingkup yang spesifik untuk lembaga yang menerapkannya atau untuk
akuntan forensik harus memenuhi atribut dan kode etik serta standar pekerjaan.
Dalam tugas profesionalnya, akuntan wajib mematuhi aturan etika yang tertuang dalam
kode etik akuntan. Kode etik akuntan sebagai suatu prinsip moral dan perbuatan yang
menjadi landasan bertindaknya akuntan sehigga apa yang dilakukannya dipandang oleh
masyarakat sebagai perbuatan yang terpuji dan meningkatkan martabat serta kehormatan
profesi. Dengan adanya kode etik ini maka para akuntan diharapkan memahami dan
3
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penulisan
4
BAB 2
PEMBAHASAN
Istilah akuntansi forensik diambil dari kata forensic yang menurut Merriam Webster’s
Collegiate Dictionary (dalam Tuanakota, 2010) adalah (1) ditujukan, digunakan atau
cocok dengan pengadilan atau peradilan atau diskusi dan debat publik, (2) berkaitan atau
melihat makna kata forensic dari kamus tersebut maka akuntansi forensik adalah
Crumbley (2009), menulis bahwa akuntansi forensik adalah akuntansi yang akurat
untuk tujuan hukum. Atau, akuntansi yang tahan uji dalam kancah perseteruan selama
proses pengadilan, atau dalam proses peninjauan yudisial atau tinjauan administratif.
akuntansi dalam arti luas, termasuk auditing, pada 26 masalah hukum untuk
penyelesaian hukum di dalam atau di luar pengadilan, di sektor publik maupun priva.
dan keahlian investigatif secara luas untuk membantu menyelesaikan 27 masalah yang
terkait hukum dengan cara yang menurut hukum atau ketentuan perundang-undangan
adalah benar.
Kode etik mengatur hubungan antara anggota profesi dengan sesamanya, dengan
pemakai jasanya dan stakeholder lainnya, dan dengan masyarakat luas. Kode etik adalah
5
sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang
benar dan baik dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional. Tujuan kode etik
agar profesionalisme memberikan jasa sebaikbaiknya kepada pemakai jasa atau nasabahnya.
etik, diantaranya :
kepada semua pemakai jasa professional mereka. Anggota juga bertanggung jawab
dalam mengatur dirinya sendiri. Setiap anggota harus menunjukan komitmen terhadap
2. Kepentingan Publik
Publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah,
pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya
fungsi bisnis secara tertib. Hal ini menimbulkan tanggung jawab akuntan terhadap
masyarakat dan Negara. Akuntan juga tidak diperkenankan untuk melakukan tindakan
yang bersifat illegal atau melangar etika, atau segenap tindakan yang menimbulkan
membuat pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa akuntan dilakukan dengan tingkat
prestasi tertinggi.
6
3. Integritas
Integritas merupakan hal yang melandasi kepercayaan publik dan menjadi patokan
seseorang bersikap jujur, dan berterus terang tanpa mengorbankan rahasia penerima
4. Objektivitas
Suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip
serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain.
sebaik baiknya sesuai dengan kemampuannya. Anggota harus memperoleh bukti atau
dokumentasi lain yang dapat mendukung pendapat yang diberikan. Tidak boleh
“tidak bersalah”.
6. Kerahasiaan
Setiap anggota tidak boleh mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia yang
diperoleh dari hasil audit tanpa melalui otorisasi dari pihakpihak yang berwenang.
Kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antar anggota dan klien atau pemberi
jasa berakhir.
7. Perilaku Profesional
jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.
7
Setiap anggota harus mengungkapkan seluruh hal yang material yang diperoleh dari
hasil audit. Apabila informasi tersebut tidak diungkapkan akan menimbulkan distory
8. Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa professionalnya sesuai dengan standar teknis
dam standar profesionalnya yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dengan berhati-
jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.
Standar teknis dan standar profesianal yang harus ditaati anggota adalah standar yang
secara sederhana, standar adalah ukuran mutu. Oleh karena itu, dalam pekerjaan audit,
para auditor ingin menegaskan adanya standar tersebut. Dengan standar ini pihak yang
diaudit (auditee), pihak yang memakai laporan audit, dan pihak – pihak lain dapat
mengukur kerja si auditor. K.H Spencer Picket dan Jennifer Picket merumuskan
beberapa standar untuk melakukan investigasi terhadap fraud. Konteks yang mereka
rajuk adalah investigasi atas fraud yang dilakukan oleh pegawai di perusahaan. Standar
tersebut adalah :
Standart – 1
Seluruh investigasi harus di landasi praktek – praktek terbaik yang diakui ( accepted
best practise). Istilah best practise sering dipakai dalam penetapan standart dalam istilah
a. Adanya upaya membandingkan antara praktek – praktek yang ada dengan merujuk
8
b. Upaya benchmarking dilakukan terus menerus untuk mencari solusi terbaik.
Standart – 2
Mengumpulkan bukti – bukti dengan prinsip – prinsip kehati – hatian (due care)
Standart – 3
index; dan jejak audit tersedia. Dokumentasi ini diperlukan sebagai referensi apabila ada
dengan benar. Referensi ini juga membantu perusahaan dalam upaya perbaikan cara-cara
investigasi sehingga acccepted best practices yang dijelaskan diatas dapat dilaksanakan.
Standart – 4
Memperhatikan bahwa para investigator mengerti akan hak asasi pegawai dan
hak asasi pegawai, yang bersangkutan dapat menuntut perusahaan dan investigatornya.
Bukti-bukti yang sudah dikumpulkan dengan waktu dan biaya yang banyak, menjadi sia-
sia.
Standart – 5
Standart – 6
Mencakup seluruh substansi investigasi dan “kuasai” seluruh target yang sangat kritis
9
Standart – 7
pengumpulan bukti, dan barang bukti, wawancara, kontak dengan pihak ke tiga ,
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Auditor merupakan pekerjaan yang professional, oleh karena itu auditor diharapkan
mampu menerapkan kode etik dalam melaksanakan auditnya. Karena di dalam kode etik
berisi nilai-nilai yang amat penting bagi eksistensi profesi. Dengan menerapkan kode
etik maka tanggung jawab seorang audior akan semakin meningkat, sehingga
mendeteksi kecurangan pun akan lebih meninggkat. Hal itu memperkecil kemungkinan
terjadinya kecurangan. Rasa tanggung jawab yang tinggi juga mempengaruhi hasil opini
dari seorang auditor. Bagi instansi, juga harus mendukung auditor dalam melakukan
11
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/171356619/Fraud-Atribut-standar-dan-kode-etik-Akuntansi-
Forensik
12