PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Akuntan publik dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, memperoleh kepercayaan
dari klien dan para pemakai laporan keuangan untuk membuktikan kewajaran laporan
keuangan yang disusun dan disajikan oleh klien. Profesi akuntan publik akan selalu
berhadapan dengan dilema yang mengakibatkan seorang akuntan publik berada pada dua
pilihan yang bertentangan. Seorang akuntan publik akan mengalami suatu dilema ketika tidak
terjadi kesepakatan dengan klien mengenai beberapa aspek dan tujuan pemeriksaan. Apabila
akuntan publik memenuhi tuntutan klien berarti akan melanggar standar pemeriksaan, etika
profesi dan komitmen akuntan publik tersebut terhadap profesinya, tetapi apabila tidak
memenuhi tuntutan klien maka dikhawatirkan akan berakibat pada penghentian penugasan
oleh klien. Kode etik akuntan indonesia dalam pasal 1 ayat (2) adalah berisi tentang setiap
anggota harus mempertahankan integritas dan objektifitas dalam melaksanakan tugasnya
tentang kualitas atau mutu jasa yang diberikan.
Pelanggaran-pelanggaran seakan menjadi titik tolak bagi masyarakat pemakai jasa
profesi akuntan publik untuk menuntut mereka bekerja secara lebih profesional dengan
mengedepankan integritas diri dan profesinya sehingga hasil laporannya benar-benar adil dan
transparan. Hal ini semakin mempengaruhi kepercayaan terhadap profesi akuntan dan
masyarakat semakin menyangsikan komitmen akuntan terhadap kode etik profesinya. Hal ini
seharusnya tidak perlu terjadi atau dapat diatasi apabila setiap akuntan mempunyai
pemahaman, pengetahuan dan menerapkan etika secara memadai dalam pekerjaan
profesionalnya.
Independensi meliputi kepercayaan terhadap diri sendiri yang terdapat pada beberapa
orang profesional. Hal ini merupakan bagian integritas profesional. Independensi berarti
sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung
pada orang lain.
Seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya memperoleh kepercayaan dari klien
dan para pemakai laporan keuangan untuk membuktikan kewajaran laporan keuangan yang
disusun dan disajikan oleh klien. Klien dapat mempunyai kepentingan yang berbeda, dan
mungkin saja bertentangan dengan kepentingan para pemakai laporan keuangan. Demikian
pula, kepentingan pemakai laporan keuangan yang satu mungkin berbeda dengan pemakai
lainnya. Oleh karena itu, dalam memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan
yang diperiksa, auditor harus bersikap independen terhadap kepentingan klien, pemakai
laporan keuangan, maupun kepentingan akuntan publik itu sendiri.
Independensi merupakan sikap mental, yang berarti adanya kejujuran di dalam diri
akuntan dalam mempertimbangkan fakta-fakta dan adanya pertimbangan yang obyektif tidak
memihak di dalam diri akuntan dalam menyatakan pendapatnya. Serta Independensi
merupakan penampilan yang berarti adanya kesan masyarakat bahwa akuntan publik
bertindak independen sehingga akuntan publik harus menghindari faktor-faktor yang dapat
mengakibatkan masyarakat meragukan kebebasannya. Independensi penampilan
berhubungan dengan persepsi masyarakat terhadap independensi akuntan publik, serta
berpengaruh terhadap loyalitas seorang auditor dalam menjalankan tugas profesinya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Etika Profesi Akuntansi?
2. Bagaimanakah tujuan Profesi Teknisi Akuntansi?
3. Apa sajakah prinsip-prinsip Etika Profesi Akuntansi?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang kami susun, adapun tujuan dari penyusunan
makalah ini adalah:
1. Untuk menunaikan kewajiban sebagai peserta didik yaitu menyelesaikan tugas yang telah
diberikan ibu guru kepada kami.
2. Untuk memahami bagaimanakah sebenarnya Etika Profesi itu.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Etika Profesi Akuntansi
Etika Profesi Akuntansi yaitu suatu ilmu yang membahas perilaku perbuatan baik dan
buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia terhadap pekerjaan yang
membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus sebagai
Akuntan. Etika (Yunani Kuno: “ethikos“, berarti “timbul dari kebiasaan”) adalah sebuah
sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas
yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan
penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Secara metodologis,
tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan sikap
kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah etika merupakan
suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi
berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki
sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap
perbuatan manusia.
2. Kode Etik Teknisi Akuntansi
Kode Etik Teknisi Akuntansi Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi
seluruh anggota yang bekerja di lingkungan dunia usaha, pada instansi pemerintah maupun di
lingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan tanggungjawab profesionalnya.
Tujuan profesi teknisi akuntansi adalah memenuhi tanggung-jawabnya dengan standar
profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi pada
kepentingan public.
Untuk mencapai tujuan tersebut terdapat kebutuhan dasar yang harus dipenuhi:
1) Profesionalisme. Diperlakukan individu yang dengan jelas dapat identifikasikan oleh
pemakai jasa teknisi akuntansi sebagai professional di bidang akuntansi.
2) Kualitas Jasa. Terdapatnya keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari teknisi
akuntansiikan pada standar kinerja tertinggi.
3) Kepercayaan. Pemakai jasa teknisi akuntansi harus dapat merasa yakin bahwa
terdapat kerangka etika profesional yang melandasi pemberian jasa oleh teknisi
akuntansi.
Kode Etik Teknisi Akuntansi terdiri dari tiga bagian:
1) Prinsip Etika. Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi Aturan Etika, yang
mengatur pelaksanaan pemberi jasa pofesional oleh anggota. Prinsip Etika disahkan
dan berlaku bagi seluruh anggota.
2) Aturan Etika. Aturan Etika disahkan dan hanya mengikat anggota Himpunan yang
bersangkutan.
3) Interpretasi Aturan Etika. Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang
dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk oleh Himpunan setelah memperhatikan
tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan
dalam menerapkan Aturan Etiks, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan
penerapannya.
Pernyataan Etika Profesi yang berlaku saat ini dapat dipakai sebagai Interprestasi dan
atau Aturan Etika sampai dikeluarkannya aturan dan interprestasi baru untuk
menggantikannya. Kepatuhan terhadap Kode Etik, seperti juga dengan semua standar dalam
masyarakat terbuka, tergantung terutama sekali pada pemahaman dan tindakan sukarela
anggota. Di samping itu, kepatuhan anggota juga ditentukan oleh adannya pemaksaan oleh
sesama anggota dan oleh opini publik, dan pada akhirnya oleh adanya mekanisme
pemerosesan pelanggaran Kode Etik oleh organisasi, apabila diperlukan, terhadap anggota
yang tidak mentaatinya.
Jika perlu, anggota juga harus memperhatikan standar etik yang ditetapkan oleh badan
pemerintah yang mengatur bisnis klien atau menggunakan laporan untuk mengevaluasi
kepatuhan klien terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Prinsip-prinsip Etika Profesi Akuntansi
a. Tanggung Jawab profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus
senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang
dilakukannya. Anggota juga harus selalu bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan sesama
anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan
menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua
anggota diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.
b. Kepentingan Publik
Dimana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah,
pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung
kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara
tertib. Kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa akuntan paham
bahwa jasa akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai dengan persyaratan etika
yang diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi tersebut. Dan semua anggota mengikat dirinya
untuk menghormati kepercayaan publik. Atas kepercayaan yang diberikan publik kepadanya,
anggota harus menunjukkan dedikasi untuk mencapai profesionalisme yang tinggi. Untuk
memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung
jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.
c. Integritas
Integritas mengharuskan seorang anggota untuk bersikap jujur dan berterus terang tanpa
harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh
dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja
dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.
d. Obyektivitas
Obyektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota.
Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara
intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah
pengaruh pihak lain. Anggota dalam praktek publik memberikan jasa atestasi, perpajakan, serta
konsultasi manajemen. Anggota yang lain menyiapkan laporan keuangan sebagai seorang
bawahan, melakukan jasa audit internal dan bekerja dalam kapasitas keuangan dan
manajemennya di industri, pendidikan, dan pemerintah. Mereka juga mendidik dan melatih
orang-orang yang ingin masuk kedalam profesi. Apapun jasa dan kapasitasnya, anggota harus
melindungi integritas pekerjaannya dan memelihara obyektivitas.
e. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan
ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan.
Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu tingkat pemahaman
dan pengetahuan yang memungkinkan seorang anggota untuk memberikan jasa dengan
kemudahan dan kecerdikan. Dalam hal penugasan profesional melebihi kompetensi anggota atau
perusahaan, anggota wajib melakukan konsultasi atau menyerahkan klien kepada pihak lain yang
lebih kompeten. Setiap anggota bertanggung jawab untuk menentukan kompetensi masing
masing atau menilai apakah pendidikan, pedoman dan pertimbangan yang diperlukan memadai
untuk bertanggung jawab yang harus dipenuhinya.
f. Kerahasiaan
Setiap Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi tentang
klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang diberikannya, anggota bisa
saja mengungkapkan kerahasiaan bila ada hak atau kewajiban professional atau hukum yang
mengungkapkannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antar anggota
dan klien atau pemberi jasa berakhir.
g. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan
menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku
yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung
jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan
masyarakat umum.
h. Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis
dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati,
anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa
selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas. Standar
teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of Accountants,
badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kita ambil dari penyusunan laporan ini adalah:
1. Kita dapat mengetahui yang dimaksud Etika Profesi Akuntansi.
2. Kita dapat mengetahui tujuan dari Etika Profesi Teknisi Akuntansi.
3. Kita dapat mengetahui prinsip dari Etika Profesi Akuntansi.
B. Saran
Harapan besar kami tertuang pada orang-orang yang membaca makalah ini, semoga bisa
dijadikan sebagai sumber referensi utama maupun tambahan. Dan semoga dengan adanya
pengetahuan dari makalah ini dapat meningkatkan kualitas kerja dimasa yang akan datang untuk
bias berkerja dan menghasilkan karya ilmiah ataupun makalah yang berkualitas dan mempunya
dasar nilai dan pengetahuan yang tinggi.
http://makalah-telo.blogspot.co.id/2016/07/makalah-etika-profesi-akuntansi.html
MAKALAH ETIKA PROFESI AKUNTANSI
Di Susun Oleh :
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulisan tugas makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Adapun
judul dari tugas makalah ini “Profesi Akuntan Indonesia (Akuntan Publik)” yang merupakan
salah satu tugas dari mata kuliah Etika Profesi Akuntansi di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi
Universitas Gunadarma.
Penulis berharap tugas ini dapat digunakan sebagai awal pembelajaran untuk menambah
semangat dalam mencari pengetahuan yang luas dimana saja dan memberi manfaat dan
menambah wawasan bagi kita semua. Penulis menyadari bahwa isi maupun penyajian tugas
makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran
sebagai penyempurna tugas makalah ini demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Etika Profesi Akuntansi atas
bimbingan dan arahan dalam pembuatan tugas makalah ini. Tanpa bimbingan dari beliau
mungkin penulis tidak akan dapat menyelesaikan tugas ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
I.2 Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan wawasan
serta diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi pembaca.
Kelima standar profesional di atas merupakan standar teknis yang bertujuan untuk mengatur
mutu jasa yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik di Indonesia.
Setiap Kantor Akuntan Publik memiliki Pengendalian Mutu dimana Akuntan wajib mengikuti
dan menerapkan Pengendalian Mutu dimaksud pada setiap penerimaan penugasan.
Pengendalian mutu merupakan cerminan KAP yang berkualitas yang menghasilkan informasi
yang berkualitas.
Pedoman Pengendalian Mutu tersebut sekurang-kurangnya mencakup:
a) pedoman penerimaan dan penolakan klien
b) kepastian mutu dan kebijakan etika
c) pedoman manajemen risiko
d) pengendalian mutu penugasan
e) pedoman independensi
f) prosedur penugasan dan
g) penelaahan mutu.
Analisis Kasus:
Dari kasus tersebut bahwa Enron dan KAP Arthur Andersen sudah melanggar kode etik
yang seharusnya menjadi pedoman dalam melaksanakan tugasnya dan bukan untuk
dilanggar. Mungkin saja pelanggaran tersebut awalnya mendatangkan keuntungan bagi
Enron, tetapi akhirnya dapat menjatuhkan kredibilitas bahkan menghancurkan Enron dan
KAP Arthur Andersen. Dalam kasus ini, KAP yang seharusnya bisa bersikap independen
tidak dilakukan oleh KAP Arthur Andersen. Karena perbuatan mereka inilah, kedua-
duanya menuai kehancuran dimana Enron bangkrut dengan meninggalkan hutang milyaran
dolar sedangakn KAP Arthur Andersen sendiri kehilangan keindependensiannya dan
kepercayaan dari masyarakat terhadap KAP tersebut, juga berdampak pada karyawan yang
bekerja di KAP Arthur Andersen dimana mereka menjadi sulit untuk mendapatkan
pekerjaan akibat kasus ini.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas diketahuI bahwa yang dimaksud Profesi Akuntan adalah semua
bidang pekerjaan yang mempergunakan keahlian di bidang akuntansi, termasuk bidang
pekerjaan akuntan publik. Akuntan publik sangatlah banyak diminati oleh orang-orang yang
memiliki latar belakang berpendidikan akuntansi maupun ekonomi manajemen, namun tidak
semua orang-orang bisa menempati sebagai akuntan publik karena pada akuntan publik
memiliki peranan yang tidak semua orang menyanggupinya.
3.2 Saran
Dari uraian makalah ini, penyusun merekomendasikan pentingnya untuk menjadi
akuntan publik yang baik dan professional seharusnya menguasai dan mengikuti 8 prinsip
etika profesi menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan tidak menyimpang dari standar
pedoman yang telah di tetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Sukrisno Agoes. 1996. Penegakkan Kode Etik Akuntan Indonesia. Makalah dalam
Konvensi Nasional Akuntansi III. IAI.
http://id.wikipedia.org/wiki/Etika
http://gustianipangesti.blogspot.co.id/2015/09/makalah-etika-profesi-akuntansi_29.html
PENDAHULUAN
Etika merupakan suatu ilmu yang membahas perilaku perbuatan baik dan
buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Etika dapat dibagi
menjadi beberapa pengertian Dan etika profesi terdapat suatu kesadaran yang kuat
untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian
profesi kepada masyarakat yang memerlukan. Prinsip Etika Profesi dalam Kode Etik
Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan pengakuan profesi akan tanggungjawabnya
kepada publik, pemakai jasa akuntan, dan rekan. Prinsip ini memandu anggota
dalam memenuhi tanggung-jawab profesionalnya dan merupakan landasan dasar
perilaku etika dan perilaku profesionalnya. Prinsip ini meminta komitmen untuk
berperilaku terhormat, bahkan dengan pengorbanan keuntungan pribadi
Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan
terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi
profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang
profesi tersebut Contoh profesi adalah pada bidang hukum, kedokteran, keuangan,
militer, teknik, desainer dll. Seseorang yang memiliki suatu profesi tertentu, disebut
profesional. Walaupun begitu, istilah profesional juga digunakan untuk suatu aktivitas
yang menerima bayaran, sebagai lawan kata dari amatir adapun profesi memiliki
beberapa karteristik antara lain:
1. Keterampilan yang berdasar pada pengetahuan teoretis: Profesional
diasumsikan mempunyai pengetahuan teoretis yang ekstensif dan memiliki
keterampilan yang berdasar pada pengetahuan tersebut dan bisa diterapkan dalam
praktek.
2. Asosiasi profesional: Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi oleh
para anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan status para anggotanya.
Organisasi profesi tersebut biasanya memiliki persyaratan khusus untuk menjadi
anggotanya.
3. Pendidikan yang ekstensif: Profesi yang prestisius biasanya memerlukan
pendidikan yang lama dalam jenjang pendidikan tinggi.
4. Ujian kompetensi: Sebelum memasuki organisasi profesional, biasanya ada
persyaratan untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama pengetahuan teoretis.
5. Pelatihan institutional: Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk
mengikuti pelatihan istitusional dimana calon profesional mendapatkan pengalaman
praktis sebelum menjadi anggota penuh organisasi. Peningkatan keterampilan
melalui pengembangan profesional juga dipersyaratkan.
6. Lisensi: Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga
hanya mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.
7. Otonomi kerja: Profesional cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan
teoretis mereka agar terhindar adanya intervensi dari luar.
8. Kode etik: Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya
dan prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan.
9. Mengatur diri: Organisasi profesi harus bisa mengatur organisasinya sendiri
tanpa campur tangan pemerintah. Profesional diatur oleh mereka yang lebih senior,
praktisi yang dihormati, atau mereka yang berkualifikasi paling tinggi.
10. Layanan publik dan altruisme: Diperolehnya penghasilan dari kerja profesinya
dapat dipertahankan selama berkaitan dengan kebutuhan publik, seperti layanan
dokter berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat.
11. Status dan imbalan yang tinggi: Profesi yang paling sukses akan meraih status
yang tinggi, prestise, dan imbalan yang layak bagi para anggotanya. Hal tersebut
bisa dianggap sebagai pengakuan terhadap layanan yang mereka berikan bagi
masyarakat
Profesional, adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna
waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang
tinggi. Atau seorang profesional adalah seseorang yang hidup dengan
mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan
tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain melakukan hal yang sama
sebagai sekedar hobi,untuk senang-senang, atau untuk mengisi waktu luang.
BAB II
ETIKA PROFESI AKUNTANSI DIHADAPKAN
DENGAN PROFESI PENGAJAR/GURU TERHADAP KEPENTINGAN PUBLIK
BAB III
Penutup
1.1 Kesimpulan
Jadi persamaan dari kode etik adalah sama-sama suatu sistem norma, nilai
dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan
baik dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan
perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa
yang harus dihindari. Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-
baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi
perbuatan yang tidak profesional. Dan perbedaan dari setiap kode etik suatu profesi
setiap etika profesi mempunyai kode etik masing-masing dan tersendiri yang dibuat
oleh badan yang mengatur etika profesi tersebut. Pelanggaran kode etik tidak diadili
oleh pengadilan karena melanggar kode etik tidak selalu berarti melanggar hukum,
tapi pelanggaran kode etik akan diperiksa oleh majelis kode etik dari setiap profesi
tersebut.
1.2 Saran
yang ada, dimana lembaga tersebut merupakan sekumpulan orang yang memiliki
profesi yang sama dengan tujuan dapat menciptakan tatanan etik dalam pekerjaan.
Dan semua lembaga-lembaga profesi tersebut harus memiliki tujuan yang satu yaitu
mengutamakan profesionalitias dalam bekerja yang dilihat dari kepatuhan
menjadikan kode etik profesi sebagai pedoman. Etika profesi akuntansi diatur oleh
suatu badan atau organisasi yang bertanggung jawab di lingkup akuuntansi seperti
untuk etika profesi yang lain diatur oleh organisasi yang berbeda sesuai dengan
tentang baik dan buruk, pantas dan tidak pantas, bisa dan tidak bisa yang berlaku
https://kumpulansebuahskripsi.blogspot.co.id/2014/11/makalah-akutansi-etika-profesi-
akuntansi.html