Anda di halaman 1dari 9

REVIEW BUKU

Forensic Accounting and Fraud Investigation CPE Edition 3rd Edition

Ditujukan untuk Memenuhi Tugas UTS (Take Home)

Akuntansi Forensik

Oleh:

Hidayatul Mustafidah

NIM: 170221100191

Prodi Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Trunojoyo Madura

2020
Judul : Forensic Accounting and Fraud Investigation CPE Edition 3rd Edition
Bab dan Halaman : Chapter 9, 112-130
Tahun : 2012
Penulis : Stephen Pedneault
Frank Rudewicz
Michael Sheetz
Howard Silverstone
Penerbit : John Wiley & Sons, Inc.
Reviewer : Hidayatul Mustafidah (170221100191)

The Investigative Process


(Proses Investigasi)
Setiap investigasi, pasti akan berpusat disekitar kejahatan, keuangan, pencuarian, atau
bahkan pembunuhan. Setiap penyelidikan harus melewati tahapan yang sama, dari inisiasi,
perencanaan, eksekusi, penuntutan, dan akhirnya refleksi. Dalam setiap investigasi, pasti ada
kesalahan, yang bisa terjadi dalam perencanaan, pelaksanaan, atau hanya kesalahan dalam
penilaian yang mana akan mempengaruhi hasil penyelidikan tersebut. Kegagalan dalam tahap
perencanaan dapat menyebabkan pembengkakan biaya, dan kesalahan dalam pelaksanaan
akan menghasilkan nolle prosequi, atau lebih buruk, pembebasan. Oleh karena itu, harus
memahami apa yang terjadi di setiap tahapan kasus untuk meminimalisir kesalahan dan
dampaknya.
Inisiasi Kasus
Investigasi kejahatan keuangan dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu reaktif dan
proaktif. Investigasi reaktif terjadi sebagai hasil dari tindakan yang dipelopori oleh korban,
yang mana investigasi ini dihasilkan dari pemberitahuan dari eksternal bahwa kejahatan telah
terjadi. Sebaliknya, investigasi proaktif terjadi sebagai hasil dari tindakan yang diinisiasi
penyelidik. Dalam postur proaktif, penyelidik menemukan kejahatan keuangan yang sedang
berlangsung terlepas dari laporan korban.
Dalam dunia bisnis saat ini dimana komputer sering mengendalikan seluruh siklus
menghasilkan pendapatan, mengidentifikasi pelaku individu adalah sulit. Karena semakin
banyak transaksi yang didokumentasikan secara digital, menugaskan tanggung jawab, dan
dalam kasus investigasi, kesalahan, untuk transaksi tertentu mungkin sulit melalui metode
tradisional.
Evaluasi Kasus
Dalam kasus kejahatan keuangan, investigasi reaktif sering dihasilkan dari laporan
investor, orang dalam, atau auditor yang telah menemukan ketidakseimbangan dalam akun.
Seringkali, laporan-laporan ini tidak jelas dan mengandung campuran fakta, spekulasi, dan
hiperbola. Pada tahap ini, penyelidik harus memilah-milah informasi yang berlebihan dan
mengekstraksi elemen-elemen penting dari tuduhan tersebut. Informasi yang dihasilkan
kemudian harus diterapkan pada hukum. Tanpa klaim yang dapat dikenali secara hukum,
upaya penyelidik akan sia-sia. Tanggung jawab perdata dapat berasal dari investigasi yang
tidak beralasan yang mengakibatkan pencemaran nama baik tersangka. Langkah pertama
dalam penyelidikan adalah menentukan penyebab tindakan.
Ketika suatu kejahatan telah dituduhkan, beberapa otoritas penuntut akan terlibat.
Apakah anda seorang penyelidik yang disewa secara pribadi oleh klien, atau penyelidik
kriminal untuk otoritas penegak hukum, tujuan dari setiap investigasi kriminal adalah
penuntutan pelaku. Penuntutan akhirnya ditangani oleh jaksa penuntut negara bagian dan
federal.
Terkadang tidak akan ada undang-undang pidana yang terlibat. Terkadang juga
tuduhan yang menghadang penyidik tidak akan naik ke tingkat kejahatan. Itu tidak berarti
bahwa penyelidikan lebih lanjut tidak beralasan. Dalam beberapa kasus, gugatan perdata
mungkin sebenarnya menjadi dasar investigasi.
Gugatan adalah kesalahan sipil. Sementara garis sistem sipil dan kriminal dapat
menjadi hilang karena sering ada bidang yang tumpang tindih, tujuan akhirnya seringkali
merupakan perbedaan yang paling jelas terlihat. Di tempat kriminal, tujuan akhir dari
penuntutan adalah pemenjaraan pelaku, denda, atau keduanya. Dalam sistem sipil, tujuannya
adaah memperbaiki kerusakan pada korban.
Setiap pelanggaran terdiri dari unsur-unsur individu yang harus dibuktikan untuk
menjamin penuntutan yang berhasil. Di tempat kriminal, elemen-elemen tersebut secara
eksplisit didefinisikan sebagian besar melalui hukum umum dan keputusan kasus.
Faktor Solvabilitas
Faktor solvabilitas adalah karakteristik dari suatu kejadian yang membantu
memprediksi seberapa suksesnya suatu investigasi. Secara umum, terdapat dua jenis faktor
solvabilitas, yaitu:
1. Faktor solvabilitas tertimbang. Sistem ini mengakui bahwa tidak semua faktor sama
pentingnya dalam menentukan solvabilitas. Dalam sistem ini, bobot ditentukan
terlebih dahulu berdasarkan penelitian statistik dan pengamalan anekdotal. Contoh
sistem yang menggunakan faktor solvabilitas tertimbang adalah Stanford Research
Internationals (SRI) Felony Investigation Decision Model for Bulglary and Robbery.
2. Faktor solvabilitas tak tertimbang. Sisem ini menganggap faktor relatif sama
pentingnya dengan yang berikutnya. Keberadaan satu atau lebih faktor menetukan
apakah kasus tersebut mendapat perhatian lebih lanjut. Skema solvabilitas tidak
tertimbang adalah kusus untuk masing masing agensi dan didasarkan pada data
anekdota.
Penetapan Tujuan dan Perencanaan
Dalam proaktif, penyidik menghasilkan pengaduan, sedangkan dalam reaktif, pelapor
yang menghasilkan pengaduan. Tugas penyelidik sepenuhnya berorientasi pada hasil. Maka
penting untuk menentukan tujuan penyelidikan dalam hal tindakan yang dapat dikenali secara
hukum.
Menetapkan Harapan dan Tujuan
Penetapan tujuan mencakup identifikasi tujuan pelapor. Sebagai klien, korban
kejahatan memiliki gagasan yang terbentuk sebelumnya tentang hasil yang dapat diterima
ketika mereka mencari layanan penyelidik penipuan. Jika harapan tersebut masuk akal dan
rasional, maka hasilnya memuaskan. Namun, ketika klien dengan harapan yang tidak masuk
akal, baik dalam hal hasil yang diperoleh atau hasil yang dapat diterima, maka kesimpulan
dari investigasi akan menghasilkan klien yang tidak memuaskan. Definisi mengenai hasil
yang dapat diperoleh dan hasil yang dapat diterima, yaitu:
 Hasil yang dapat diperoleh, merupakan hasil yang secara wajar dapat diharapkan
untuk dicapai dalam setiap investigasi yang diberikan, mengingat keadaan di sekitar
dugaan tersebut ditambah dengan keadaan teknologi saat ini.
 Hasil yang dapat diterima, merupakan hasil akhir dari investigasi yang secara wajar
diharapkan mengingat keadaan hukum saat ini. Dalam konteks ini, istilah saat ini
adalah periode waktu yang dibatasi oleh tindakan kriminal yang sebenarnya di bawah
pengawasan.
Keefektifan dari setiap penyelidik penipuan, dalam melakukan investigasi penipuan
kriminal atau perdata, dinilai berdasarkan seberapa dekat dan konsistennya dalam mencapai
tujuan penyelidikannya. Di lingkungan kriminal, efektivitas dikur dengan tingkat
penangkapan seberapa sering pelaku diidentifikasi dengan kepastian hukum. Di sektor sipil,
efektivitas diukur jauh lebih mudah. Salah satu tolak ukur keberhasilan adalah kedalaman dan
nilai moneter dari para penyelidik yang mendaftar klien penyidik yang secara konsisten
mencapai harapan klien menghasilkan volume bisnis yang lebih besar.
Seorang penyelidik, penting untuk memiliki keterampilan yang tinggi dalam
penyelidikan kejahatan keuangan. Keterampilan harus mencakup pengetahuan tentang
metode dan teknologi investigasi. Selain itu, harus memiliki pemahaman yang menyeluruh
tentang tidak hanya aturan pembuktian, tetapi juga beban hukum pembuktian yang diperlukan
untuk berhasil mengadili perkara pidana dan sipil.
Selain menetapkan harapan klien yang masuk akal, penetapan tujuan memberikan
dasar yang kuat bagi penyelidik penipuan untuk membangun rencana investigasi.
Mengapa Harus Merencanakan?
Setelah menetapkan tujuan dengan jelas, maka selanjutnya adalah mengembangkan
rencana investigasi. Rencana investigasi yang baik memiliki tiga tujuan utama, yaitu:
1. Fokus. Rencana investigasi harus memfokuskan upaya yang sesuai dengan tujuan
penyelidikan.
2. Kontrol. Rencana investigasi harus mengenali karakteristik investigasi penipuan dan
membantu mengelolanya.
3. Kemampuan beradaptasi. Investigasi kejahatan hampir (selalu) berkembang dan
tumbuh. Oleh karena itu, semua rencana investigasi harus memiliki kemampuan
adaptasi bawaan.
Merencanakan Kasus
KEMBANGKAN RENCANA INVESTIGATIF. Kompleksitas investigasi
keuangan menjelaskan bahwa pendekatan yang menyeluruh dan metodis diimplementasikan
di seluruh penyelidikan. Ketersediaan teknologi dapat memfasilitasi skema keuangan yang
rumit dan membuat proses perencanaan penyelidikan menjadi penting. Lingkungan yang
selalu berubah mengharuskan penyelidik keuangan terus mengasah keterampilannya. Ketika
melakukan penyelidikan baru, harus selalu ingat 3C manajemen investigasi, yaitu:
1. Competence. Melibatkan pemahaman di bidang penyelidikan dan jenis informasi yang
dicari sehingga dapat menugaskan para profesional dengan keahlian yang tepat untuk
penyelidikan.
2. Corroboration. Selama penyelidikan, harus menerapkan skeptisme professional.
Semua fakta harus diperiksa, ditinjau,dan diverifikasi.
3. Common sense. Elemen ini sering dilupakan selama proses investigasi. Apakah
tuduhan, keterangan saksi, dan bukti masuk akal? Apakah bukti saling bertentangan?
Apa yang akan menyebabkan tersangka pelaku penipuan melakukan tindakan yang
diduga?
Selain itu, kompleksitas investigasi penipuan sering memicu emosi dan membuat
proses investigasi semakin sulit bagi penyelidik. Dinamika ini membuat proses perencanaan
paling kritis sebelum penyelidikan dimulai. Rencana formal investigasi harus dikembangkan
sebelum memulai penyelidikan. Langkah ini harus berkonsentrasi pada pengembangan
rencana investigasi yang cukup formal untuk memberikan struktur investigasi tetapi cukup
fleksibel untuk memungkinkan perubahan arah tergantung pada informasi yang diterima.
Berikut ini adalah rencana investigasi dasar yang dapat digunakan secara uumum dan
disesuaikan dengan tugas spesifik yang diperlukan:
1. Verifikasi kejadiannya
a. Apakah laporan itu hasil rumor/isu?
b. Mungkinkah ada lebih banyak cerita?
c. Apakah ada bukti fisik dari kejadian tersebut?
d. Apakah ini mungkin?
2. Dugaan pelanggaran
a. Apa yang sebenarnya terjadi?
b. Apakah laporann tersebut sesuai dengan dugaan atau merupakan pelanggaran
lain?
3. Elemen pelanggaran
a. Apa elemen yang diperlukan untuk menetapkan pelanggaran?
b. Hukum/pidana
c. Pelanggaran kebijakan
d. Pelanggaran prosedural
e. Pelanggaran administratif
4. Identifikasi target penyelidikan
a. Apakah tersangka diketahui?
b. Apakah lebih dari satu tersangka yang terlibat?
5. Tetapkan penyelidik yang tepat
a. Apakah ada hubungan yang tidak pantas atau konflik kepentingan?
b. Apakah ada prasangka yang diketahui?
c. Haruskah personil atau sumber daya luar dilibatkan?
6. Melakukan wawancara/mengumpulkan fakta
a. Pastikan kerahasiaan proses.
b. Pertahankan integritas bukti dan investigasi.
7. Tinjau informasi dan verifikasi
a. Bandingkan informasi.
b. Identifikasi kesenjangan dan ketidakkonsistenan.
8. Dokumentasi
a. Batasi penyebaran.
b. Perlakukan semua dokumentasi seolah-olah akan digunakan untuk litigasi.
PERENCANAAN KEUANGAN. Hampir semua hal dalam penyelidikan, biaya
dapat menimbulkan suatu masalah. Identifikasi masalah yang berpotensi mahal pada awal
penyelidikan memungkinkan anda untuk membuat keputusan fiskal utama pada saat
pendekatan alternatif dapat dengan mudah dipertimbangkan. Ketika melakukan analisis
keuangan selama fase perencanaan, teknik alternatif dapat dipertimbangkan. Ketika
mengalami kegagalan dalam mengidentifikasi alternatif untuk prosedur investigasi yang
mahal, hasilnya biasanya dikompromikan dari kegagalan untuk mencapai tujuan yang
dinyatakan atau pengeluaran dana lebih dari yang wajar.
PERENCANAAN PRIBADI. Untuk memperkirakan kebutuhan staf dan untuk
membentuk tim investigasi yang dirancang untuk melanjutkan penyelidikan secara efisien.
Pada tahap ini, penting untuk mempertimbangkan penggunaan ahli luar. Selain akuntan,
penyidik harus mempertimbangkan penggunaan para ahli di bidang transaksi saham dan
sekuritas, tata kelola dan struktur perusahaan, dan transaksi keuangan internasional. Pakar
teknologi juga bisa membantu, karena teknologi saat ini tinggi dan peluang bertemu dengan
informasi berbasis komputer juga tinggi.
PERENCANAAN TEKNOLOGI. Seiring kemajuan teknologi dan digital,
penyelidik juga membutuhkan investasi dalam teknologi. Ketika merencanakan kasus anda,
anda dapat mengidentifikasi area dimana perlu menginvestasikan uang dan menginvestasikan
teknologi untuk mengamankan dan menganalisis bukti digital yang mungkin ditemui.
Penyelidikan
Setelah menyelesaikan perencanaan, anda dapat memulai penyelidikan dengan
mengidentifikasi saksi, mengumpulkan dokumen, serta menganalisis dan mengumpulkannya
menjadi barang bukti. Saat investigasi berlangsung, pengetahuan anda tentang apa yang
terjadi berkembang untuk memasukkan fakta, teori, dan pengetahuan baru. Sehingga, seiring
dengan bertambahnya pengetahuan, anda harus mengevaluasi kembali hipotesis dan teori dari
kasus tersebut dengan mempelajari fakta-fakta baru, jalan pembuktian diperkuat atau
dilemahkan.
Latar Belakang
Memahami Kasusnya
Seorang penyelidik harus mengerti bisnisnya. Mengetahui struktur bisnis yang
mendasar dapat mengetahui siapa yang berhak untuk membuat keputusan dan dapat
mengetahui dimana harus mencari dokumen tertentu yang akan dijadikan sebagai bukti.
Selain itu, mengetahui bagaimana bisnis mengklaim beroperasi dapat mengungkapkan
penyimpangan.
Selanjutnya, anda harus terbiasa dengan proses bisnis yang digunakan. Dibutuhkan
perhatian khusus pada metode akuntansi yang digunakan. Setelah itu, alihkan perhatian anda
ke industri. Setiap industri memiliki standar, misalnya industri akuntansi memiliki FASB.
Organisasi tersebut mewakili industri itu sendiri dan seringkali bertanggungjawab untuk
menetapkan standar dan prosedur untuk diadopsi oleh semua anggota. Sebagian besar
organisasi berbasis industri juga memiliki publikasi bulanan yang berfungsi sebagai panduan
bagi anggota mereka. Saat melakukan bagian latar belakang investigasi anda, buat titik untuk
mengidentifikasi setiap kelompok yang mungkin memiliki relevansi dengan korban dan
tersangka anda.
Setelah anda memahami bisnisnya, anda dapat beralih ke pemahaman yang lebih baik
tentang tersangka. Setelah memeriksa struktur bisnis dan proses bisnis, dan kemudian
membandingkannya dengan industri secara keseluruhan, anda akan memiliki fondasi yang
cukup kuat untuk membangunnya. Disini, anda dapat memperluas pengetahuan umum anda
untuk memasukkan informasi latar belakang tentang proses tersangka yang kami sebut uji
tuntas investigasi atau tahap pengumpulan-intelijen.
Pengumpulan Intelijen: Unsur Kemampuan Penipuan
Banyak yang membahas tiga elemen yang sering ada dalam skema penipuan, yaitu
fraud triangle. Dalam artikel The Fraud Diamond: mempertimbangkan empat elemen
penipuan, David Wolfe dan Dana Hermanson telah memasukkan unsur keempat,
kemampuan, ke dalam fraud triangle, sehingga menjadi fraud diamond. Artikel tersebut
menyatakan bahwa ciri dan kemampuan kepribadian individu memiliki dampak langsung
pada kemungkinan penipuan. Dibawah ini adalah enam sifat yang terkait dengan elemen
kemampuan, yaitu:
1. Penentuan posisi. Posisi orang dalam organisasi dapat memberikan kemampuan untuk
membuat atau mengeksploitasi peluang penipuan.
2. Kecerdasan dan kreativitas. Pelaku cukup pintar untuk memahami dan
mengeksploitasi kelemahan kontrol internal dan menggunakan posisi, fungsi, atau
akses resmi untuk keuntungan terbesar.
3. Ego. Melakukan segala cara, mementingkan diri sendiri, dan percaya diri.
4. Paksaan. Individu dapat memaksa orang lain untuk melakukan atau menyembunyikan
penipuannya.
5. Penipuan. Untuk menghindari deteksi, pelaku dapat berbohong dengan meyakinkan
dan harus melacak keseluruhan cerita.
6. Menekankan. Individu harus mampu mengendalikan stresnya/tekanannya, karena
melakukan tindakan curang.
Uji Tuntas Investigasi
Menilai elemen kemampuan dan enam sifat umum melalui kinerja uji tuntas
investigasi akan membantu dalam pencegahan dan deteksi aktivitas penipuan. Uji tuntas
investigative terdiri dari informasi, kecerdasan, wawasan, dan akses. Ini mengeksplorasi
masalah dan mengejar jalur penyelidikan jauh melampaui informasi yang ditemukan dalam
buku besar dan klausul kontrak. Penerapannya berfokus pada investigasi latar belakang yang
mendalam, penilaian kerentanan, kepribadian perusahaan, dan pengumpulan intelijen bisnis.
Pengetahuan yang diperoleh dari pernyataan ini dapat mengidentifikasi masalah dan
informasi yang memberikan wawasan tentang elemen kemampuan yang dijelaskan di atas.
Tiga elemen klasik uji tuntas investigasi adalah riset basis data bisnis dan media,
pencarian catatan publik, dan kontak langsung dengan pemerintah, industry, pribadi, dan
sumber rahasia. Terlepas dari apakah infestigasi dilakukan secara nasional atau internasional,
akses ke sumber-sumber ini sangat penting, dan informasi dan intelijen yang mereka berikan
sangat berharga.
Oleh karena itu, penyelidik harus memiliki sumber yang bagus dan tahu siapa yang
harus diajak bicara, apa yang harus dicari, dimana mencarinya, bagaimana mencarinya dan
kapan harus berhenti mencari. Penyelidik harus dapat:
 Melakukan wawancara mendalam
 Mengevaluasi kredibilitas saksi dan pernyataan
 Kembangkan lead (mengarah) dan buat koneksi
 Memanfaatkan sumber daya industri dan pemerintah.
Pertemuan Intelijen
Nilai Pengumpulan Intelijen yang Kuat Tidak Bisa Terlalu Ditekan.
Proses pengumpulan intelijen menjadi tiga bidang, yaitu
1. Pengawasan--Dapat memberikan banyak informasi umum. Pertimbangkan untuk
melakukan pengawasan terselubung, tersangka, atau rekan tersangka untuk
mengetahui lebih lanjut tentang kasus anda.
2. Pencarian basis data--Basis data adalah banyak informasi. Kami menciptakan mereka,
mengumpulkannya, dan menyusunnya. Kami menggunakan data untuk melacak
orang, memprediksi preferensi pembelian mereka, dan mengubah perilaku mereka.
Tanpa data ekonomi pasar kita akan menjadi tidak bisa dioperasi. Secara umum, basis
data ini dapat dibagi menjadi dua kategori: prifat dan publik.
a. Basis data pribadi. Basis data pribadi adalah basis data yang aksesnya
dibatasi. Basis data pribadi mencakup sumber komersial dan pemerintah.
b. Basis data publik. Basis data yang biayanya leibih rendah dibandingkan
dengan basis data pribadi. Di era digital, semakin banyak entitas pemerintah
yang membuat informasi catatan publik tersedia melalui internet.
3. Koleksi sampah—Nilai yang dimiliki sampah sebagai alat pengumpulan intelijen
tidak boleh diabaikan. Orang-orang secara rutin membuang kertas, kwitansi, dan
barang-barang pribadi lainnya yang ketika sendirinya tidak ada artinya, namun ketika
diambil bersama-sama dapat memberikan gambaran rinci tentang kegiatan tersangka.

KEKUATAN BUKU:
 Buku ini dapat menjadi referensi bagi pembaca untuk mengetahui tentang proses
investigasi.
 Di setiap akhir chapter, terdapat review yang berisi pertanyaan, baik pilihan ganda
maupun esai dari setiap topik yang telah dijelaskan pada chapter tersebut.

KELEMAHAN BUKU:
 Penulis menggunakan kata perumpamaan yang sulit dipahami oleh pembaca.

Anda mungkin juga menyukai