Anda di halaman 1dari 7

Nama : Farhan Syahriza

NIM : 170221100184
Matkul : Akuntansi Forensik-D

RESUME MATERI : BAB I


AKUNTANSI FORENSIK

Akuntansi forensik adalah penerapan disiplin akuntansi dalam arti luas, termasuk
auditing, pada masalah hukum untuk penyelesaian hukum di dalam atau di luar pengadilan,
disektor publik maupun privat.Akuntansi forensik dipraktikan dalam bidang yang luas,
seperti : (1) penyelesaian sengketa antara individu, (2) di perusahaan swasta dengan berbagai
bentuk badan hukum, (3) di BUMN ataupu BUMD, dan (4) di Departemen/Kementrian
maupun pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Istilah Forensik sendiri lebih akrab dipergunakan dalam dunia kedokteran dan
laboratorium forensik.Namun, profesi forensik sangatlah luas, seperti antropologis forensik,
fotografer forensik, psikolog forensik, ilmuwan forensik,dll.Dalam pengadilan ahli-ahli
forensik dari disiplin yang berbeda dapat dihadirkan untuk memberikan keterangan ahli,
mereka sering disebut expert withness (saksi ahli).

Akuntan forensik dapat digunakan di sektor publik maupun privat.Ada perbedaan


pengertian Ahli menurut KUHAP dan menurut UU No. 15 tahun 2006 tentang Badan
Pemeriksa Keuangan RI, dimana Ahli menurut KUHAP, seorang Ahli tampil di peradilan at
as nama pribadinya, sebagai individu.Sedangkan dalam BPK, Ahli tampil selaku Lembaga
yaitu BPK.

Sengketa
Ada berbagai hal yang dapat memicu terjadinya sengketa.Sengketa bisa terjadi karena
satu pihak merasa haknya dikurangi, dihilangkan atau dirampas oleh pihak lain.Ada beberapa
faktor yang menentukan berhasil atau gagalnya penyelesaian sengketa, diantaranya : (1)
Beberapa besar konsekuensi keuangan pada pihak yang bersengketa, (2) Seberapa jauh
pertikaian pribadi, rasa iri atau dendam terjadi di antara pihak-pihak yang terlibat, (3) apakah
sengketa ini berdampak dalam penyelesaian kasus serupa, (4) seberapa besar dampak dari
publisitas negatif yang ditimbulkan, dan (5) seberapa besar beban emosial yang harus di
tanggung.

Ada beberapa cara penyelesaian sengketa, yang paling mudah bila pihak yang
dirugikan mengikhlaskan penyelesaiannya kepada pihak lawannya.Ada cara lain yaitu
arbitrase dimana proses penyelesaiannya di pengadilan.Serta ada juga penyelesaiannya diluar
pengadilan yaitu sengketa bisnis terkait utang-piutang yang sering diselesaikan menggunakan
“debt collector”.

Di Indonesia sendiri praktik akuntansi forensik mulai dilihat sejak 1997 namun yang
melakukannya adalah pihak asing yaitu penyalahgunaan dana BLBI oleh bank-bank di
indonesia yang diinvestigasi oleh agreed-upon due diligence process (ADDP) yang tidak lain
merupakan audit investigatif.Selain itu ada juga skandal money laundry bank bali yang
berhasil diidentifikasi aliran dananya oleh PwC.Pada tahu 2005 juga menjadi tahun suksesnya
akuntansi forensik & sistem pengadilan di Indoensia yang berhasil menyelesaikan beberapa
kasus seperti Bank BNI, kasus Bank Century tahun 2009 oleh KPK.
Akuntansi forensik di sektor publik di Indonesia lebih menonjol daripada di sektor
privat, dimana nilai kerugiannya dinilai menakjubkan dan menyangkut pejabat tingkat tinggi
negara ataupun pembisnis yang terkenal

Model Akuntansi Forensik

Ada beberapa model akuntansi forensik, yang paling dasar adalah akuntansi forensik
merupakan perpaduan dari akuntansi dengan hukum.Ada juga model lain yang
menggambarkan bahwa akuntansi forensik perpaduan dari akuntansi, hukum, dan auditing.

Ada juga model lain untuk melihat akuntansi forensik yaitu segitiga akuntansi
forensik, dimana ketiga sudutnya masing-masing berisisi tentang perbuatan melawan hukum,
kerugian, dan hubungan kausalitas.

FOSA dan COSA

Proaktif fraud audit yang merupakan salah satu komponen fradud audit, sering kali
menggunakan kajian sistem.Dalam teknologi informasi, kajian atas system untuk mengetahui
kelemahan dalam sistem itu disebut sistem audit. Penulisan menggunakan istilah ini juga,
dengan penjelasanmengenai rorientasi atau tujuannya yakni mengidentifikasikan resiko
terjadinya fraud. Penulis mengusulkan istilah fraud-auriented system audit (FOSA).

Isitlah fraud dalam FOSA diguanakan dalam arti seluas-luasnya: seperti yang
digunkan The Assocition Of Certified fraud exanaminers dalam fraud tree nya.Kalau fokus
dalam kejian ini adalah korupsi.Corruption Oriented System Audit (COSA) untuk kajian
sistem yang bertujuan untuk mngidentifikasi potensi fraud secara umum, kita dapat
menggunakan istilah FOSA. Untuk kajian sistem mngidentifikasi potensi korupsi secara
spesifik dengan menggunakan istilah COSA.

Ada beberapa tahapan atau sistematika dalam FOSA, yaitu : (1) Meilai adanya potensi
atau resiko fraud, (2) Menganalisis potensinsi atau resiko Fraud, (3) menilai resiko atau
potensi Fraud.Peralatan yang dapat digunakan dalam FOSA antara lain adalah : (1)
pemahaman atas entitas, (2) Segitiga Fraud, (3) Wawancara, (4) Kuesioner, (5) observasi
lapangan, (6) Sampling dan timing, (7) Adanya titik lemah dalam sistem pengadaan barang
& jasa, (8) Profiling, serta (9) Analisis data.

Potensi atau Resiko Fraud dalam sistem atas suatu entitas bersangkutan dapat dilihat
dengan 2 cara yaitu :

1. Kelemahan sistem dan kepatuhan atas sistem pengendalian internal, budaya


perusahaan ataupun governance
2. Entitas sering kali menyajikan pihak-pihak yang disebutnya stakeholders namun tak
jarang menjadi benalu untuk entitas tersebut atau rent seeker

Ada beberapa sumber informasi yang digunakan oleh pelaksana FOSA untuk
melaksanakan tugasnya, yaitu :
1. Segala sesuatu yang bersangkutan atas suatu entitas seharusnya dapat menjadi
sumber informasi yang penting
2. Pressure groups atau grup penekan seperti media dan lambang swadaya
masyarakat (LSM) merupakan sumber informasi penting.
3. Whistleblowers merupakan sumber yang memberikan warna lain dalam
pengumpulan materi untuk mengidentifikasikan potensi dan resiko fraud.
4. Laporan masyarakat atas ketidakberesan yang terjadi dalam suatu entitas
5. Google ataupun search engine lainnya

RESUME MATERI : BAB II


MENGAPA AKUNTANSI FORENSIK

Cakupan akuntansi forensik pada dasarnya adalah fraud.Jadi akuntansi forensik ada
karena adanya fraud, baik itu masih berupa potensi fraud maupun nyata adanya fraud.Fraud
sangatlah berbahaya, karena dapat menghancurkan sektor publik (pemerintahan) maupun
bisnis.Association of Certified Fraud Examiners mengelompokkan fraud dalam tiga
kelompok besar yaitu corruption (korupsi), asset misappropriation (penjarahan aset), dan
fraudulent financial statements (laporan keuangan yang dengan sangat menyesatkan). Dalam
hal ini, akuntan forensik menjadi spesialis yang lebih khusus daripada akuntan pada
umumnya yang berspesialis dalam auditing. Ia menjadi fraud auditor atau fraud examiner
yang memiliki spesialisasi dalam bidang fraud.Akuntansi forensik mengamati dan memahami
gejala fraud secara makro, pada tingkat perekonomian negara.

Corporate Governance

Fokus utama dalam fraud pada umumnya adalah korupsi pada khususnya yaitu karena
adanya kelemahan corporate governance atau kelemahan disektor korporasi, tetapi prinsip
umumnya adalah kelemahan disektor governance, baik korporasi maupun pemerintahan.
Salah satu dampak kelemahan governance adalah adanya fraud atau perkara korupsi yang
melibatkan para penyelenggara negara. sedangkan dampak kelemahan governance
dikorporasi lebih kepada pengaruh dipasar modal yaitu harga saham akan lebih rendah
dimana seharusnya mempunyai nilai yang lebih tinggi jika mereka memiliki good corporate
governance

Dalam sektor bisnis, secara teoritis dapat dijelaskan bahwa perusahaan yang lemah
governancenya akan dihukum oleh pasar modal berupa lebih rendahnya harga saham mereka.
Dengan perkataan lain saham mereka seharusnya mempunyai nilai lebih tinggi kalau mereka
mempunyai good corporate governance (tata kelola perusahaan yang baik)

Corruption Perception Index (CPI)

Indeks persepsi korupsi sangatlah dikenal diindonesia, baik dengan atau tanpa
pemahaman yang benar.CPI adalah indeks mengenai persepsi korupsi di suatu negara yang
diumumkan setiap tahunnya oleh Tranparancy International (TI).Indonesia sendiri menempati
peringkat 111 pada tahun 2009 dengan skor 2,8 yang mana nilai tersebut terus membaik sejak
tahun 2003.

Global Corruption Barometer (GCB)

Barometer Korupsi Dunia merupakan survei pendapat umumm yang dilakukan sejak
tahun 2003.Survei ini dilakukan oleh Gallup International atas nama Tranparency
International (TI).GCB berupaya memahami bagaimana dan dengan cara apa korupsi
mempengaruhi hidup orang banyak, dan memberikan indikasi mengenai bentuk dan betapa
luasnya korupsi, dari sudut pandang anggota masyarakat di seluruh dunia.GCB merupakan
alat TI untuk mengukur korupsi secara lintas negara dimana di Indonesia sendiri pada tahun
2007 5 sektor terkorup adalah kepolisian, parlemen/legislatif, hukum, partai politik, dan
pelayanan perizinan & pendaftaran.

Apa dampak kelemahan governance di korporasi? Secara teoritis dapat dijelaskan bahwa
perusahaan yang lemah governancenya akan dihukum oleh pasar modal berupa lebih
rendahnya harga saham mereka. Dengan perkataan lain saham mereka seharusnya
mempunyai nilai lebih tinggi kalau mereka mempunyai good corporate governance (tata
kelola perusahaan yang baik)

Bribe Payers Indeks (BPI)

Bripe payers Index (BPI) adalah wawancara dengan para eksekutif bisnis senior di 26
negara pada tahun 2008 oleh Gallup International atas nama TI.Menurut persepsi mereka
lembaga-lembaga di indonesia yang paling besar dipengaruhi praktik korupsi antara lain
adalah parlemen/legislatif, kepolisian, partai politik, adat istiadat, dan hukum.

Korupsi dan Iklim Investasi-Kajioan Perc

Political and Economic Risk Consultancy (PERC) Melakukan kajian untuk menilai
resiko politik dan ekonomi suatu negara. Kajian-kahian ini merupakan referensi bagi
pembisnis yang akan dan sudah menanamkan modalnya di negara yang
berangkutan.Indonesia menempati posisi ke 16 dengan skor 8,32 sebagai dengan tingkat
korupsi terbesar di Asia pada tahun 2009

Global Competitivenes Index

Tingkat kemampuan bersaing suatu negara mencerminkan sampai berapa jauh negara
tersebut dapat memberikan kemakmuran kepada warga negaranya. Sejak 1979, world
economic forum (WEF) menerbitkan laporannya (The Competitiveness Index Report) yang
menilai faktor-faktor yang memungkinkan perekonomian suatu bangsa dapat mempunyai
pertumbhan ekonomi dan kemakmuran jangka panjang yang berkesinambungan.Indoensia
menempati peringkat ke 55 dengan skor 4,25 meningkat 1 peringkat dari tahun lalu dari
Indeks yang diadakan pada tahun 2008-2009.

Survei Integritas oleh KPK

Tujuan survei ini adalah :


1. Menelusuri akar permasalahan korupsi di sektor pelayanan publik
2. Mengubah perspektif layanan dari orientasi lembaga penyedia layanan publik atau
petugasnya ke perspektif pelanggan
3. Mendorong lembaga publik mempersiapkan upaya pencegahan korupsi yang efektif
di wilayah dan layanan yang rentan terjadinya korupsi.

Hasil Survei :

1. Rata-rata skor integritas sektor publik dari 30 departemen/instansi tingkat pusat


adalah 5,33 dr skala 1-10.Skor ini tergolong rendah dibanding negara-negara lain
2. Ada 11 departemen/instansi yang memperoleh skor integritas dibawah rata-rata
3. Petugas pelayanan publik masih berperilaku koruptif
4. Perilaku itu didukung oleh tidak adanya tranparansi dan informasi yang jelas terkait
waktu yang dibutuhkan dalam pengurusan layanan
5. Masyarakat pengguna layanan sektor publik masih bersikap toleran terhadap perilaku
koruptif

RESUME MATERI : BAB III


LINGKUP AKUNTANSI FORENSIK

Pada negara-nega Anglo Saxon, praktik fraud lebih sering terjadi pada sektor
privat/swasta, dimana prosesnya sering kali berada dalam pengadilan. G. Jack Bologna dan
Robert J. Lindquist mengungkapkan segala sesuatu yang dilakukan dalam akuntansi forensik
bersifat dukungan untuk kegiatan litigasi. Mereka juga mengungkapkan jika akuntan
tradisional berurusan dengan pendekatan dan metodologi yang bersifat proaktif untuk
meneliti fraud ; artinya audit ini ditujukan kepada pencarian bukti terjadinya fraud. Tentunya
bukti di sisni adalah bukti yang digunakan di pengadilan.

Ada berbagai jenis jasa-jasa forensik dengan istilah yang tidak sellau akrab di teliga
kita, diantaranya adalah :

1. Fraud & Financial Investigations : Investigasi keuangan & kecurangan


2. Analytic & Forensic Technology : Computer forensic seperti data imaging dan data
mining.
3. Fraud Risk Management : Peralatan analisis yang terdiri atas perangkat lunak dan
dilindungi hak cipta.
4. FCPA Reviews and Investigations : Undang-Undang di AS yang memberikan sanksi
hukum kepada entitas atau pelaku yang menyuap pejabat .
5. Anti Money Laundering Services : Jasa yang diberikan kantor akuntan untuk
memberantas pencucian uang.
6. Whistleblower Hotline : Fraud terungkap karena memberikan informasi secara diam-
diam atau tersembunyi yang sudah atau sedang berlangsung.
7. Litigation Support : Dukungan dalam litigasi.
8. Intellectual Property Protection : Perlindungan terhadap hak intelektual.
9. Client Training : Pelatihan untuk klien di bidang forensik.
10. Business Intelligence Services : Kantor akuntan memberikan jasa mata-mata atau
melakukan pekerjaan detektif.

Asset Recovery

Asset Recovery adalah upaya pemulihan kerugian dengancara menemukandan


menguasai kembali aset yang dijarah, misalnya dalam kasus korupsi, penggelapan, dan
pencucian uang (money laundering). Asset recovery terbesar dalam sejarah akuntansi
forensik adalah likuidasi Bank of Credit and Commerce International (BCCI). BCCI bangkrut
karena sarat fraud. Para ahli dan praktisi perbankan menggambarkan kasus BCCI sebagaoi
fraud terbesar dan paling rumit dalam industri perbankan. BCCI dituduh melakukan money
laundering dalam memberikan pinjaman, pengelapan pembukuan, perdagangan valuta asing
yang amburadul, dan pelanggaran ketentuan perbankan bersekala besar.

Expert Withness

Pemberian jasa forensik berupa penampilan Ahli di pengadilan negara-negara Anglo


Saxon begitu lazim.Secara teknis “akuntansi forensik berarti menyiapkan seorang akuntan
menjadi saksi ahli dalam litigasi, sebagai bagian dari penuntut umum atau pembela dalam
perkara yang berkenaan dengan fraud.

Fraud dan Akuntansi Forensik

Para akuntan forensik di AS menamakan aosisasi mereka Association of Certified


farud Examiners “ACFE” yang mempublikasikan penelitiannya tentang fraud seperti laporan
mengenai fraud dalam bisnis Amerika Serikat.Respons dari para peyedia jasa forensik
terhadap jenis fraud yang sering terjadi, penangkal fraud yang dapat menekankan kerugian
yang diakibatkan oleh fraud, dan hal-hal apa yang membantu terungkapnya fraud.

Praktik di Sektor Pemerintahan

Perbedaan antara akuntan forensik di sektor publik dengan akuntan sektor swasta
adalah bahwatahap-tahap dalam seluruh rangkaian akuntansi forensik terbagi-bagi di antara
berbagai lembaga.Ada lembagayang melakukan pemeriksaan keuangan negara, pengawasan
internal pemerintahan, lembaga-lembaga pengadilan, lembaga yang menunjang kegiatan
memerangi kejahatan pada umumnya, dan korupsi khususnya (seperti PPATK), dan lembaga-
lembaga lainnya seperti KPK. Juga ada lembaga swadaya masyarakat yang berfungsi sebagai
pressure group.

Masing-masing lembaga tersebut mempunyai mandat dan wewenang yang diatur


dalam konstitusi, undang-undang atau ketentuan lainnya. Mandat dan wewenang ini aan
mewarnai lingkup akuntansi forensik yang diterapkan.Di samping ini keadaan politik dan
macam-macam kondisi lain akan memengaruhi lingkup akuntansi forensik yang diterapkan,
termasuk pendekatan hukum dan nonhukum. Hal ini dapat dilihat dalam penanganan kasus-
kasus korupsi atau dugaan korupsi mantan-mantan korupsi.

Berikut adalah beberapa perbedaaan antara akuntansi forensik dalam sektor publik
dan sektor swasta

Dimensi Sektor Publik Sektor Swasta

Landasan Amanat undang-undang Penugasan tertulis secara spesifik


penugasan

Imbalan Lazimnya tanpa imbalan Fee dan biaya

Hukum Pidana umum dan khusus, hukum Perdata, arbitrase,


administrasi negara administratif/aturan intern
perusahaan

Ukuran Memenangkan perkara pidana dan Memulihkan kerugian


keberhasilan memulihkan kerugian

Pembuktian Dapat melibatkan instansi laindi luar Buku intern, dengan bukti ekstern
lembaga yang bersangkutan yang lebih terbatas

Teknik audit Sangat bervariasi karena Relatif lebih sedikit dibandingkan


investigatif kewenangan yang relatif besar di sektor publik. Kreativitas
dalam pendekatan, sangat
menentukan

Akuntansi Tekanan pada kerugian negara dan Penilaian bisnis


kerugian keuangan negara

Anda mungkin juga menyukai