Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

AKUNTANSI FORENSIK
Akuntansi forensik adalah penerapan disiplin akuntansi dalam arti luas, termasuk auditing, pada
masalah hukum untuk penyelesaian hukum di dalam atau luar pengadilan. Akuntansi forensik dapat
diterapkan di sektor publik maupun sektor privat.
Dalam sidang pengadilan ahli-ahli forensik dari disiplin yang berbeda, termasuk akuntansi forensik
dapat dihadirkan untuk memberikan keterangan ahli. KUHAP Pasal 179 ayat (1) menyatakan: “Setiap
orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli lainnya
wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan.”
Akuntansi forensik dipraktikkan dalam bidang yang luas, seperti:
1. Dalam penyelesaian sengketa antar individu.
2. Di perusahaan swasta dengan berbagai bentuk hukum, perusahaan yang tertutup maupun yang
memperdagangkan saham dan obligasinya di bursa, join venture, special purpose companies.
3. Di perusahaan yang sebagian atau seluruh sahamnya dimiliki negara baik di pusat maupun di
daerah (BUMN dan BUMD).
4. Di departemen/kementrian, pemerintah pusat atau dan daerah, MPR, DPR/DPRD dan
lembaga-lembaga lainnya, mahkamah (MK dan MY), komisi-komisi, yayasan, koperasi,
Badan Hukum Milik Negara, Badan Layanan Umum dan seterusnya.

SENGKETA
Bermacam-macam hal yang dapat memicu terjadinya sengketa, sengketa bisa saja terjadi karena
salah satu pihak merasa haknya dikurangi, dihilangkan atau dirampas oleh pihak lain. Hak yang
dapat dikurangi atau dihilangkan bisa berupa :
1. Uang atau aset lain, baik aset berwujud maupun aset tak berwujud yang dapat diukur dengan
uang.
2. Reputasi, misalnya tercemarnya nama baik apakah itu nama pribadi, keluarga ataunama
perusahaan.
3. Peluang bisnis, misalnya tidak bisa ikut dalam proses tender dengan alasan yang terkesan
diskriminatif.
4. Gaya hidup, misalnya ditolak memasuki klub atau kawasan yang dinyatakan eksklusif.
5. Hak-hak lain yang berkaitan dengan transaksi bisnis.

Faktor-faktor yang dapat menentukan berhasil atau tidaknya penyelesaian sengketa oleh pihak-
pihak yang bersengketa adaalah sebagai berikut:
1. Berapa besar konsekuensi keuangan pada pihak yang bersengketa. Masing-masing pihak
mempunyai persepsi tentang kemampuan mereka menanggung konsekuensi keuangan ini.
2. Seberapa jauh pertikaian pribadi, rasa iri atau dendam terjadi diantara pihak-pihak.
3. Apakah penyelesaian sengketa ini akan berdampak dalam penyelesaian kasus serupa?
4. Seberapa besar dampak dari publisitas negatif yang ditimbulkan.
5. Seberapa besar beban emosional yang harus ditanggung. Beban emosional dapat tercermin
dalam berbagai hal.

Ada juga beberapa faktor yang memudahkan penyelesaian sengketa antara pihak-pihak, misalnya
pandangan dan nilai-nilai hidup. Dan kedua pihak yang bersengketa bisa menyelesaikannya
melalui arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa, sedangkan pihak lainnya dapat
menyelesaikannya melalui litigasi.

AKUNTANSI ATAU AUDIT FORENSIK


Di Amerika serikat pada mulanya akuntansi forensik digunakan untuk menentukan pembagian
warisan atau mengungkapkan motif pembunuhan. Misalnya pembunuhan istri oleh suami untuk
mendapatkan hak waris atau klaim asuransi, atau pembunuhan oleh mitra dagang untuk
menguasai perusahaan.
PRAKTIK AKUNTANSI FORENSIK DI INDONESIA
Dalam bulan oktober 1997, The Asian Wall Street Journal untuk pertama kalinya memberitakan
bahwa ada kemungkinan pemeritah Indonesia meminta bantuan dari IMF (International
Monitery Fund) dan bank dunia. Permintaan bantuan kepada IMF dan bank dunia diikuti dengan
resep-resep penyehatan perbankan di Indonesia yang merupakan awal dari apa yang dikenal
sebagai Agreed-upon due diligence process (ADDP).
ADDP ini dikerjakan oleh akuntan asing di bawah nama kantor mereka, para akuntan Indonesia
yang ikut melaksanakan ADDP ini mengetahui btul ketegangan antara dunia perbankan yang
sudah terbiasa dengan prakti-praktik lama dengan tuntuan IMF atau bank dunia yang ingin
mengetahui posisi kapitalisasi perbankan Indonesia sebagai bahan pertimbangan untuk rencana
rehabilitasi dan opsi rekapitalisasi.
AKUNTANSI FORENSIK SEKTOR PUBLIK
Akuntansi forensik sektor publik di Indonesia lebih menonjol daripada sektor privat. Kasusnya
lebih banyak dikenal masyarakat yang mengakibatkan adanya nilai kerugian yang
menakjubkan. Seperti kasus pengerebekkan para koruptor oleh KPK tahun 2008 dan 2009.
Peran-peran penting para akuntan forensik dari BPKP, KPK, dan aparat pengawasan internal
pemerintah.
FOSA DAN COSA
Bagian ini membahas komponen pertama dari farud audit, yakni fraud audit yang proaktif.
Dalam teknologi informasi, kajian atas sistem untuk mengetahui kelemahan dalam sistem itu
disebut sistem audit. Istilah ini juga berfokus mengenai orientasi atau tujuannya yakni
mengidentifikasikan resiko terjadinya fraud. Penulis mengusulkan istilah fraud-auriented
systems audit (FOSA).
Isitlah fraud dalam FOSA diguanakan dalam arti seluas-luasnya: seperti yang digunkan The
Association Of Certified Fraud Exanaminers dalam fraud tree-nya. Kalau fokus dalam kajian
ini adalah korupsi.
corruption oriented systems audit (COSA) untuk kajian sistem yang bertujuan untuk
mngidentifikasi potensi fraud secara umum, kita dapat menggunakan istilah FOSA. Untuk
kajian sistem mngidentifikasi potensi korupsi secara spesifik dengan menggunakan istilah
COSA.
SISTEMATIKA FOSA ATAU COSA
Sistematika FOSA:
1. Menilai adanya potesi atau resiko fraud.
2. Menganalisis potensi atau resiko fraud.
3. Menilai potensi atau resiko fraud.
Dalam langkah ini ada berbagai peralatan FOSA yang dapat dipergunakan :
1. Memahami entitas dengan baik.
2. Segitiga fraud.
3. Wawancara, bukan interogasi.
4. Kuesioner.
5. Observasi lapangan.
6. Sampling dan timing.
7. Titik lemah dalam sistem pengadaan barang dan jasa.
8. Profiling.
9. Analisis data.

Potensi atau resiko fraud dalam sistem entitas yang bersangkutan dapat dilihat pada :
1. Kelemahan sistem dan kepatuhan.
2. Entitas seringkali menyajikan pihak-pihak yang disebutnya stakrholders.

Dari mana pelaksanaan FOSA mendapatkan informasinya? Ada beberapa sumber informasi:
1. Entitas yang bersangkutan seharusnya merupakan sumber penting.
2. Pressure groups atau grup penekan seperti media dan lambang swadaya masyarakat (LSM)
merupakan sumber informasi penting.
3. Whistleblowers merupakan sumber yang memberikan warna lain dalam pengumpulan materi
untuk mengidentifikasikan potensi dan resiko fraud.
4. Masyarakat seringkali berani melaporkan ketidakberesan dalam suatu entitas, apalagi kalau
mereka merupakan pihak yang menerima pelayanan tidak baik dari entitas itu.
5. Google. Banyak informasi di Google mengandung unsur mengejutkan.

BAB 2
MENGAPA AKUNTANSI FORENSIK ?
Mengapa akuntansi forensik? Karena ada fraud, baik yang berpotensi fraud maupun nyata-nyata ada
fraud. Fraud menghancurkan pemerintahan maupun bisnis.
CORPORATE GOVERNANCE
Sorotan utama mengenai fraud pada umumnya dan korupsi khususnya, adalah kelemahan corporate
governance atau kelemahan di sektor korporasi.
Apa dampak kelemahan governance di korporasi? Secara teoritis dapat dijelaskan bahwa perusahaan
yang lemah governancenya akan dihukum oleh pasar modal berupa lebih rendahnya harga saham
mereka. Dengan perkataan lain saham mereka seharusnya mempunyai nilai lebih tinggi kalau mereka
mempunyai good corporate governance (tata kelola perusahaan yang baik).
CORRUPTION PERCEPTION INDEX
Indeks persepsi korupsi sangat kenal di Indonesia dengan atau tanpa pemahaman yang benar. CPI
adalah indeks mengenai persepsi korupsi di suatu negara. Indeks ini diumumkan setiap tahunnya oleh
TI.
GLOBAL CORRUPTION BAROMETER
Global Corruption Barometer (GCB) merupakan survei pendapat umum yang dilakukan sejak tahun
2003. Survei dilakukan oleh Gallup International atas nama Transaparency International (TI). GCB
berupaya memahami bagaimana dan dengan cara apa korupsi memengaruhi banyak orang.
GCB ingin mengetahui dari masyarakat pada umumnya, sektor yang paling korup, bagian dari hidup
sehari-hari yang paling dipengaruhi oleh korupsi apakah korupsi meningkat atau menurun
dibandingkan masa lalu dan apakah dimasa mendatang apakah korupsi akan naik atau turun. GCB
menyajikan informasi yang sangat penting mengenai korupsi tersebut untuk membantu
pemberantasan korupsi dan penyuapan.
KORUPSI DAN IKLIM INVESTASI-KAJIAN PERC
Political and Economic Risk Consultasy (PERC) melakukan kajian untuk menilai risiko politik dan
ekonomi suatu negara. Kajian-kajian ini merupakan referensi bagi pembisnis yang akan dan sudah
menanamkan modalnya di negara yang bersangkutan.
GLOBAL COMPETITIVENESS INDEX
Tingkat kemampuan bersaing suatu negara mencerminkan sampai berapa jauh negara tersebut dapat
memberikan kemakmuran kepada warga negaranya. Sejak 1979, world economic forum (WEF)
menerbitkan laporannya (The Competitiveness Index Report) yang menilai faktor-faktor yang
memungkinkan perekonomian suatu bangsa dapat mempunyai pertumbuhan ekonomi dan
kemakmuran jangka panjang yang berkesinambungan.
The Global Competitiveness Index mengelompokkan perkembangan ekonomi suatu negara dalam tiga
tahapan. Tahap 1 disebut factor driven. Tahap 2 disebut effeciency driven Tahap 3 disebut innovation
driven.
SURVEI INTEGRITAS OLEH KPK
Tujuan :

 Menelusuri akar permasalahan korupsi di sektor pelayanan publik.


 Mengubah perspektif layanan dari orientasi lembaga penyedia layanan publik atau
petugasnya ke perspektif pelanggan.
 Mendorong lembaga publik mempersiapkan upaya pencegahan korupsi yang efektif di
wilayah dan layanan yang rentan terjadinya korupsi.

BAB 3
LINGKUP AKUNTANSI FORENSIK

Terdapat beberapa ruang lingkup akuntansi forensik yaitu pada sektor swasta, sektor publik,
dan sektor pemerintahan. Praktik pada sektor swasta, menurut G. Jack Bologna dan Robert J.
Lindquist mengemukakan beberapa istilah dalam perbendaharaan akuntansi forensik, yakni:
fraud auditing, forensic accounting, investigative accounting, litigation support, dan
valuation analysis. Mereka menambahkan bahwa litigation support merupakan istilah yang
paling luas dan mencakup keempat istilah lainnya, yang bermakna bahwa segala sesuatu yang
dilakukan dalam akuntansi forensik bersifat dukungan untuk kegiatan ligitasi (litigation
support).
Akuntan forensik baru dipanggil ketika bukti-bukti terkumpul atau ketika kecurigaan nak ke
permukaan melalui tuduhan, keluhan, temuan, atau tip-off dari whistleblower. Penulis
mengungkapkan bahwa akuntansi forensik dimulai setelah ditemukannya indikasi awal
adanya fraud. Audit invetigatif merupakan bagian awal dari akuntansi forensik.
Terdapat beberapa istilah dalam jasa – jasa forensik, yaitu :
1. Analytic Forensic Technology, adalah jasa – jasa yang dikenal sebagai computer forensics,
seperti data imaging dan data mining.
2. Fraud Risk Management, serupa dengan FOSA dan COSA. Beberapa peralatan analisisnya
terdiri atas perangkat lunak ini dilindungi hak cipta.
3. FCPA Reviews dan Investigations, FCPA adalah undang – undang di Amerika Serikat
yang memberikan sanksi hukum kepada entitas tertentu atau pelakunya yang menyuap
pejabat atau penyelenggaraan negara di luar wilayah AS. FCPA Reviews serupa dengan
FOSA yang orientasinya pada potensi pelanggaran terhadap FCPA. FCPA Investigations
merupakan jasa investigasi ketika pelanggaran terhadap FCPA yang sudah terjadi.
4. Anti Money Laundering Services (pencegahan penucian uang) - Money Laundering
(pencucian uang), yaitu jasa yang diberikan kantor akuntan yang serupa FOSA, namun
orientasinya pada potensi pelanggaran terhadap undang-undang pemberantasan pencucian
uang.
5. Whistlebower Hotline, mengenai banyaknya fraud terungkap karena whistlebower
memberikan informasi secara diam-diam atau tersembunyi tentang fraud yang sudah atau
sedang berlangsung.
6. Business Intelligence Services, yaitu jasa yang diperlukan perusahaan yang akan
melakukan akuisisi, merger, atau menanamkan uangnya pada perusahaan lain. Jasa
intelligence juga bermanfaat dalam menciptakan kesadaran mengenai siapa pelanggan kita
dan berguna dalam rangka merekrut orang untuk jabatan yang memerlukan kejujuran dan
integritas.
ASSET RECOVERY
Asset recovery adalah upaya pemulihan kerugian dengan cara menemukan dan menguasai
kembali aset yang dijarah, misalnya dalam kasus korupsi, penggelapan, dan pencucian uang
(money laundering).

EXPERT WITNESS (Saksi Ahli)


Expert witness adalah penyediaan Ahli di pengadilan, dan persyaratannya. Masalah
yang timbul dalam penggunaan sebagai Ahli di persidangan khususnya dalam tindak pidana
korupsi, adalah kompetensi dan independensi. Masalah tersebut sering dipertanyakan tim
pembela/pengacara terhadap akuntan forensik yang membantu penuntut umum.

Pada dasarnya akuntansi forensik menangani kasus fraud. Dan pada praktik di sektor
pemerintahan, serupa dengan sektor swasta. Perbedaannya adalah bahwa tahap-tahap dalam
seluruh rangkaian akuntansi forensik terbagi-bagi di antara berbagai lembaga. Ada lembaga
pemeriksaan keuangan negara, lembaga-lembaga pengadilan, dan lembaga lainnya seperti
KPK. Masing-masing lembaga tersebut mempunyai mandat dan wewenan yang diatur dalam
konstitusi atau UU.
Akuntansi forensik pada sektor publik dan swasta dapat kita lihat beberapa dari aspeknya
yaitu, di Indonesia akuntansi forensik di sektor publik jauh lebih dominan dibandingkan
dengan akuntansi forensik di sektor swasta.
Perbandingan Akuntansi Forensik Di Sektor Publik Dan Swasta.
Dimensi Sektor Publik Sektor Swasta
Landasan Penugasan Amanat UU Penugasan tertulis secara
spesifik.
Imbalan Lazimnya tanpa imbalan Fee dan biaya
Hukum Pidana umum dan khusus, Perdata, arbitrase,
hukum administrasi negara. administratif/aturan intern
perusahaan
Ukuran keberhasilan Memenangkan perkara pidana Memulihkan kerugian
dan memulihkan kerugian
Pembuktian Dapat melibatkan instansi lain Bukti intern, dengan bukti
di luar lembaga yang ekstern yang lebih terbatas
bersangkutan
Teknik audit Sangat bervariasi karena Relatif lebih sedikit
investigatif kewenangan yang relatif besar dibandingkan sektor publik.
Kreativitas dalam pendekatan
sangat menentukan
Akuntansi Tekanan pada kerugian negara Penilaian bisnis.
dan kerugian keuangan negara

Anda mungkin juga menyukai