Anda di halaman 1dari 5

Nama : Siti Jainab

Nim : 201310170311008
Kelas : VI-A

AUDIT FRAUD

Beberapa tahun belakangan, Indonesia di marakkan dengan beberapa


kasus yang menarik perhatian dari masyarakat. Salah satu kasus yang menjadi
banyak perbincangan dari masyarakat hingga kini yaitu mengenai masalah kasus
korupsi yang dilakukan oleh beberapa oknum pejabat Negara. Sehingga tulisan ini
dibuat untuk membahas keterkaitan dengan kasus tersebut, yaitu kecurangan yang
dilakukan di dalam organisasi, dalam lingkup audit. Mulai dari pengertian,
penyebab, jenis, cara mengatasi, serta beberapa kasus kecurangan pada di
beberapa Negara. Sebelum membahas mengenai pengertian Audit kecurangan
atau Audit fraud, maka akan dibahas secara detail mengenai pengertian audit serta
pengertian fraud atau kecurangan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan mengenai
pengertian audit fraud.
Audit adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh orang yang memiliki sikap
independensi terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen di
lengkapi dengan catatan pembukuan dan bukti pendukung yang dilakukan secara
sistematis dan kritis, tujuan dilakukannya audit yaitu untuk memberikan opini
mengenai kewajaran laporan keuangan yang di sajikan oleh manajemen.
(Sukrisno Agoes, 2004).
Fraud atau dalam artian bahasa Indonesia yaitu kecurangan. Jika kita
maknai dalam kehidupan sehari-hari mengenai istilah fraud yaitu mengenai
pencurian, pemerasan, penggelapan, pemalsuan dan penyalahgunaan. Sehingga
fraud atau kecurangan dapat dilakukan oleh siapapaun tanpa terkecuali. Baik dari
seseorang yang memiliki jabatan yang paling tinggi di dalam sebuah organisasi
maupun seseorang yang memiliki jabatan yang paing rendah di dalam sebuah
organisasi. Di dalam kecurangan tersebut biasanya muncul 2 tipe kesalahan yaitu,
kekeliruan dan ketidakberesan. Kekeliruan mengacu pada tindak pelaku terhadap
kecurangan, seperti manajemen maupun karyawan yang disebabkan karena suatu
kesalahan. Sedangkan ketidakberesan yaitu kesalahan yang timbul akibat suatu
unsur kesengajaan yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu dalam suatu
organisasi untuk mendapatkan keuntungan. Kecurangan atau fraud merupakan
tindakan yang dilakukan oleh seseorang, dimana dia telah melanggar hukum, dan
menyebabkan kerugian kepada berbagai pihak.
Menurut Dr. Cris Kuntadi, SE, MM, CA, CPA, QIA, FCMA, CGMA, Ak.
sebagai seorang Inspektur Jendral Kementrian Perhubungan dalam seminarnya
yang bertajuk FRAUD: Modus, Pencegahan, dan Pengendalian di UMM Dome
Malang, beliau menyampaikan bahwa Fraud sendiri dapat disebabkan oleh
dorongan atas tiga hal, yang digambarkan melalui Fraud Triangle (Pendorong
Kecurangan), yaitu kesempatan, tekanan, dan rasionalisasi. Penyebab yang
pertama yaitu karena adanya kesempatan. Unsur kesempatan ini sesungguhnya
timbul bukan dari dalam individu, melainkan luar individu yakni organisasi itu
sendiri yang menjadi korban atas tindakan kecurangan. Hal ini di sebabkan karena
kurangnya pengendalian yang memadai di dalam organisasi itu sendiri. Sehingga
kesempatan dapat muncul kapanpun ketika pelaku merasa akan mendapatkan
keuntungan saat pengendalian dari organisasi sedang lemah.Penyebab selanjutnya
yaitu tekanan. Jika kesempatan berasal dari luar individu, maka tekanan berasal di
dalam individu itu sendiri. Dalam unsure tekanan, biasaya erat kaitannya dengan
faktor ekonomi yang dialami oleh pelaku tindak kecurangan. Dimana, tekanan
tersebut terasa berat baginya sehingga pelaku berani untuk melakukan kecurangan
tersebut untuk memperoleh sebuah keuntungan.
Hal tersebut bisa saja terjadi akibat kurangnya nya pendapatan yang
diperoleh dari hasil kerjanyan dari sebuah perusahaan atau organisasi, atau bisa
pula karena gaya hidup dari pelaku tindak kecurangan itu sendiri yang mengarah
pada perilaku hedonisme. Penyebab yang terahir yatiu unsur rasionalisasi.
Rasionalisasi ini berasal dari dalam individu itu sendiri. Dimana, pelau tindak
kecurangan perlu melakukan kecurangan tersebut dan ia memiliki motif yang kuat
atas tindakan yang dilakukan. Dimana ia dapat mempengaruhi orang lain untuk
melakukan kejahatan yang sama seperti yang ia lakukan atau bekerja sama dalam
melakukan kejahatan tersebut.
Dr. Cris Kuntadi juga menjelaskan mengenai jenis-jenis kecurangan yang
dapat timbul di dalam sebuah organisais. Pertama yaitu Fraudulent Statement
yaitu pernyataan kecurangan yang bisa saja dilakukan oleh manajer dari suatu
organisasi untuk memperoleh suatu manfaat bagi dirinya maupun bagi organisasi
itu sendiri. Contohnya yaitu menyajikan laporan keuangan dengan hasil yang
bukan sesungguhnya. Hal tersebut bisa saja dilakukan dengan maksud untuk
menutupi kerugian yang ada sehingga atas tindakan yang dilakukan tersebut dapat
dinilai bahwa kinerja manajemen tersebut memiliki kinerja yang baik. Di dalam
jenis ini, kecurangan yang dapat dilakukan yaitu Timing differences, Fiction
revenues, Canceled liabilities dan Expenses, dan Improrer disclosure & asset
valuation. Jenis kecurangan yang kedua yaitu Asset Misappropriation
penyalahgunaan asset. Yakni tindakan kecurangan yang dilakukan oleh oknum-
oknum tertentu, dimana ia melakukan tindakan kecurangan yang berkaitan dengan
asset yang dimiliki oleh suatu organisasi. Kecurangan yang dilakukan yaitu Cash
Fraud (Mencuri uang, lapping,kiting), yang berkaitan dengan kas/dana organisasi
dengan cara mencuri, melakukan pengelapan serta penyalahgunaan penerimaan
dana kas organisasi. Serta Fraud of inventory and all other assets, yaitu
kecurangan yang dilaukan dengan persediaan organisasi sebagai objek dari tindak
kecurangan tersebut.
Sedangkan jenis kecurangan yang terahir yaitu Corruption. Menurut UU
No. 31 Tahun 1999, korupsi yaitu suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang,
dimana tindakan tersebut dikategorikan melawan hukum, dengan cara
menguntungkan dan memperkaya bagi dirinya sendiri maupun orang lain maupun
korporasi, serta menyalahgunakan kewenangannya maupun kesempatan atau
sarana yang ada pada karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan
keuangan Negara atau perekonomian Negara. Kebanyakan kasus tindakan
korupsi yang sering terjadi, yaitu tindak korupsi yang dilakukan oleh berbagai
pihak dimana pihak tersebut saling bekerja sama agar pihak tersebut sama-sama
dapat menerima keuntungan. Dalam jenis kecurangan ini, kaitannya yaitu dengan,
penyalahgunaan wewenang/konflik kepentingan (Conflict of Interest), Penyuapan
(Bribery), Gratifikasi yang illegal (Illegal Gratuity), dan yang terakhir yaitu
Pemerasan (Economic Extortion). Konflik kepentingan yaitu dimana pihak-pihak
yang berpengaruh di dalam suatu organisasi bisa jadi manajer atau eksekutif dari
suatu organisasi, dimana mereka memiliki kepentingan eknomi atau pribadi secara
diam-diam di dalam suatu transaski yang tentunya transaksi tersebut bertentangan
dari organisasi itu sendiri. Penyuapan yaitu tindakan yang dilakukan oleh
seseorang dengan cara memberikan sesuatu yang memilik nilai, dimana
penyuapan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mempengaruhi orang yang
disuap, terkait dengan keputusan yang harus dibuat oleh pihak yang menerima
suap tersebut. Dimana orang yang di suap tersebut biasanya memiliki hubungan
dari suatu organisasi atau merupakan internal person dari organisasi tersebut.
Sedangkan gratifikasi yang illegal hampir memiliki kesamaan penegertian dengan
penyuapan. Dimana, mereka sama-sama memberikan sesuatu yang bernilai, hanya
saja grativikasi lebih mengarah kepada memberikan sesuatu yang bernilai sebagai
imbalan karena telah membuat keputusan yang mana dibuatnya keputusan
tersebut memberikan manfaat kepada orang yang memberikan sesuatu yang
bernilai. Berkebalikan dengan penyuapan, dimana pihak eksternal organisasi
berusaha untuk memberikan sesuatu yang bernilai kepada pihak internal dari
organisasi terkait dengan keputusan yang dibuat, maka di dalam pemerasan, yang
menjadi pelaku tindak kecurangan yaitu pihak internal organisasi, dimana ia
meminta sesuatu yang bernilai kepada pihak eksternal organisasi, dengan maksud
untuk membantu kegiatan dari pihak eksternal yang ada di dalam organisasi.
Di dalam seminarnya juga yang dilaksanakan pada hari Minggu, 6 Mei
2016, Dr. Cris Kuntadi juga menjelaskan bagaimana cara mendeteksi atau
mencegah terjadinya suatu kecurangan di dalam suatu organisasi. Beliau
memperkenalkan kepada para mahasisa-mahasiswi UMM mengenai sistem yang
telah di buatnya. Yaitu Si Kencur. Mengapa dinamakan si Kencur? Menurut Dr.
Cris Kuntadi filosofi dari kencur yaitu dimana kencur sendiri merupakan salah
satu dari bumbu rempah-rempah di Negara kita, yang memiliki banyak manfaat.
Dimana kencur dapat memberikan manfaat sebagai obat dalam maupun obat luar
bagi manusia. Obat dalam ketika mengkonsumsi kencur tersebut dalam bentuk
jamu yaitu untuk mengatasi penyakit yang ada di dalam tubuh, seperti sebagai
obat masuk angin, obat batuk dll. Sedangkan sebagai obat luar yaitu, dimana
kencur ini dapat digunakan sebagai obat penyembuh di luar tubuh kita, misalnya
saja sebagai obat luka bekas jatuh maupun akibat keseleo yang terjadi pada tubuh
kita, yang di lakukan dengan cara menumbuk halus kencur tersebut dan
menempatkan hasil tumbukan kencur tersebut kepada di tempat terjadinya luka.
Melihat bahwa kencur memiliki berbagai manfaat kepada penggunanya, maka
penerbitan kencur di dalam mencegah terjadinya kecurangan itu sendiri
diharapkan juga memberikan berbagai manfaat bagi penggunanya.
Si Kencur sendiri merupakan singkatan dari Sistem Kendali Kecurangan
(Fraud Control System) yang merupakan suatu kegiatan yang dirancang dan
dilaksanakan oleh suatu pimpinan atau manajer suatu organisasi dengan maksud
untuk mencegah, mendeteksi serta menindak kecurangan yang ada untuk
memperkuat atas tujuan pengendalian internal dalam suatu organisasi. Ketika
tujuan atas pengendalian internal dalam suatu organisasi dapat dicapai, maka hal
tersebut dapat menyelamatkan asset dari organisasi tersebut. Sehingga, kerugian
yang dapat terjadi dapat di minimalisir dengan menggunakan Si Kencur ini. Dr.
Cris Kuntadi juga menjelaskan bahwa praktik Si Kencur ini dapat di laksanakan di
organisasi manapun. Fungsi dari Si Kencur yaitu sebagai Pendeteksi, Pencegahan,
Pelaporan serta Penangan atas tindakan kecurangan yang dilakukan di dalam
suatu organisasi. Setelah menerapkan kegiatan Si Kencur, suatu organisasi dapat
mengemat anggaran, sehingga organisasi dapat menyimpan dana tersebut untuk
kebutuhan yang lain.
Selain Dr. Cris Kuntadi sebagai pembicara pada seminar pada saat itu,
juga terdapat pembicara wanita yaitu Ersa Tri Wahyuni, PhD., CA., CPMA.,
CPSAK., CPA., AK dimana pada kesempatan seminar Audit Fraud tersebut,
beliau lebih membahas malasah kasus, teknik serta pencegahannya dari suatu
perusahaan di Negara asing. Mengapa kasus-kasus di Negara asing yang dibahas,
hal itu dikarenakan bahwa menurut beliau kasus-kasus yang ada di Indonesia
memang banyak, namun tidak banyak diangkat di kalangan umum. Beberapa
kasus antara lain:
1. Kasus yang terjadi pada Perusahaan Sunbeam tahun 1997, yang mana
menyebabkan sekitar $4.4 miliar serta harga saham menurun. Teknik fraud
yang dilakukan yaitu Bill and Hold serta Big Bath Accounting. Big Bath
Accounting merupakan produktivitas alat manajemen (earning
managemen tool) yang dilakukan ketika ada perubahan pada posisi CEO
baru. Dimana pihak tersebut akan akan membersihkan asset-aset
perusahaan, sehingga di tahun berikutnya akan menunjukkan hasil
performa yang baik.
2. Kasus yang terjadi pada perusahaan Enron (Enron Scandal) tahun 2001
Perusahaan Enron merupakan bisnis jual beli listrik. Dimana sebelum
bangkrut, perusahan ini merupakan perushaan yang besar dengan saham
yang bagus. Pelakunya yaitu dilaukan oleh CEO perusahaan yang di
dukung oleh akuntannya untuk melakukan kecurangan tersebut. Teknik
yang dilakukan yaitu dengan menjual piutang dagang perusahaan yang
dinilai buruk ke perusahaan buatan yang di buat oleh pelaku tindak
kecurangan. Akhirnya tindakan mereka di ketahui pihak internal
perusahaan (internal whistleblower) akibat kecurigaannya kepada harga
saham yang tinggi.
3. Kasus yang terjadi pada Perusahaan Worldcom (Worldcom Scandal) Tahun
2002. Pelaku pada perusahaan ini yaitu pihak CEO dengan melakukan
teknik biaya yang dibebankan, namun dikapitalisasi menjadi asset, dan
meningkatkan pendapatan dengan entri akuntansi yang palsu. Pelaku
tertangkap setelah internal auditing menemukan kecurangan sebesar $3,8
milliar. Sehingga dilakukan pemecatan terhadap CEO, pengunduran diri
oleh pihak controller dan perusahaan menyatakan bangkrut.
4. Kasus yang terjadi pada perusahaan Lehman Brothers (Lehman Brothers
Scandal) tahun 2008. Dilakukan oleh pihak eksekutif perusahaan lehman
dan perusahaan auditor. Teknik yang dilakukan yaitu memperlihatkan asset
yang seolah-olah terlihat baik, padahal asset yang buruk di jual kepada
pihak bank dengan perjanjian bahwa Lehman akan membeli kembali asset
tersebut, namun nyatanya tidak demikian. Kecurangan diketahu ketika
perusahaan sudah mengalami kebangkrutan. Serta perusahaan ini tercatat
sebagai perusaahan dengan tingkat kebangkrutan yang tinggi di Negara
Amerika.

Akibat dari beberapa kasus diatas yaitu menyebabkan kebijakan serta


standar akuntansi dirubah. Selain itu tantangan bagi akuntan di masa yang akan
datang yaitu, pertama dimana teknik akuntansi atas fraud lebih susah untuk
dideteksi, kedua mengenai transfer pricing, ketiga mengenai the digital money,
serta semakin kompleksnya bisnis kontrak.

Anda mungkin juga menyukai