Anda di halaman 1dari 10

RUANG LINGKUP KORUPSI

“Jenis-Jenis Korupsi ”

Disusun Oleh :

Nama : NYS MUTIARA AYU SALSABILA

NIM : PO.71.25.1.22.043

Kelas/Semester : B/2

Kelompok : 1

Dosen Pengampu :

Masayu Nurhayati, S.Pd, M.Pd

Yufen Widodo, SKM,MDSc

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

JURUSAN KESEHATAN GIGI

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah saya panjatkan ke hadirat Allah SWT. Yang telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa
selesai pada waktunya. Makalah ini saya susun dengan tujuan supaya bermanfaat bagi
Masyarakat khususnya bagi teman-teman untuk menambah wawasan serta pengetahuan
mengenai “Jenis-Jenis Korupsi”.

Dalam makalah ini saya membahas tentang materi-materi yang berhubungan


dengan tindak pidana korupsi perbuatan curang, serta dalam makalah ini saya buat dengan
menggunakan Bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh para pembaca ataupun
teman-teman.

Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, saya memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga saya sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun
demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Palembang, 14 Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii

PENDAHULUAN.................................................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................................1

LANDASAN TEORI............................................................................................................2

A. Jenis-Jenis Korupsi
RINGKASAN........................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................8

LATIHAN SOAL.................................................................................................................9

KUNCI JAWABAN...........................................................................................................10

ii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Korupsi merupakan gejala masyarakat yang sangat sulit untuk diberantas. Sejarah
membuktikan, hampir setiap Negara dihadapkan pada masalah korupsi. Tak hanya
‘menjangkiti’ pejabat publik yang menyalahgunakan kewenangannya. Kini korupsi juga
mewabah pada perorangan.

Menyikapi keadaan ekonomi yang kian memburuk, tak sedikit yang menilai bahwa
berbagai permasalahan yang timbul adalah karena telah berurat-akarnya praktik-praktik
kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN). Praktik tercela ini disinyalir sudah menjadi bagian
dari budaya, sehingga dalam pikiran banyak orang terkesan sebagai sesuatu yang lumrah
untuk dikerjakan, meskipun secara moral dan hukum diakui sebagai hal yang salah.

Tindak pidana korupsi sudah mengkristal dalam sendi-sendi kehidupan bangsa


Indonesia. Tidak hanya mengancam perekonomian Negara, nyatanya korupsi juga dapat
mengancam lingkungan hidup, lembaga-lembaga demokrasi, hak-hak asasi manusia dan
hak-hak dasar kemerdekaan, dan yang paling buruk adalah menghambat jalannya
pembangunan dan semakin memperparah kemiskinan.

1
LANDASAN TEORI

A. Jenis-Jenis Korupsi

Menurut Chaerudin dalam Siti Nur Hidayah (2017), mengembangkan jenis korupsi
menjadi tujuh yaitu :

1. Korupsi transiktif, yaitu jenis korupsi yang menunjukkan adanya kesepakat timbal
balik antara pihak pemberi dan penerima, yang menguntungkan kedua belah pihak.
2. Korupsi ekstorsifm, yaitu korupsi yang dipaksakan kepada suatu pihak yang
disertai dengan ancaman, teror, dan penekanan terhadap kepentingan orang yang
dekat dengan pelaku korupsi.
3. Korupsi insentif, yaitu korupsi yang dilakukan dengan cara memberikan penawaran
suatu jasa atau barang tertentu kepada pihak lain demi keuntungan masa depan.
4. Korupsi nepotistik, yaitu jenis korupsi yang menyangkut penyalahgunaan
kekuasaan dan kewenangan untuk berbagai keuntungan bagi kepada keluarga
terdekat.
5. Korupsin otogenik, yaitu korupsi yang terjadi ketika seorang pejabat mendapat
keuntungan karena memiliki pengetahuan sebagai orang dalam ( insider
information ) tentang berbagai kebijakan public yang seharusnya dirahasiakan.
6. Korupsi suportif, yaitu korupsi yang dilakukan dengan cara memberikan dukungan
atau perlindungan.
7. Korupsi defensive, yaitu korupsi yang dilakukan dalam mempertahankan diri dari
pemerasan. Pihak yang dirugikan terpaksa terlibat didalamnya atau membuat pihak
tertentu terjebak atau bahkan menjadi korban perbuatan korupsi.
Diantara model-model korupsi yang sering terjadi secara praktis adalah : pungutan
liar, penyuapan, pemerasan, penggelapan, penyeludupan, pemberian ( hadiah atau hibah )
yang berkaitan dengan jabatan atau profesi seseorang. (Siti Nur Hidayah, 2017)

Pada dasarnya praktik korupsi dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yakni :
1. Penyuapan (Bribery)

2
Penyuapan adalah pembayaran dalam bentuk uang atau sejenisnya yang diberikan
atau diambil dalam hubungan korupsi. Dengan demikian, dalam konteks penyuapan,
korupsi adalah tindakan membayar atau menerima suap.
Penyuapan biasanya dilakukan dengan tujuan untuk memuluskan atau
memperlancar urusan terutama ketika harus melewati proses birokrasi formal.
2. Penggelapan/Pencurian (Embezzlement)
Penggelapan atau pencurian merupakan tindakan kejahatan menggelapkan atau
mencuri uang rakyat yang dilakukan oleh pegawai pemerintah, pegawai sektor swasta, atau
aparat birokrasi.
3. Penipuan (Fraud)
Penipuan atau fraud dapat didefinisikan sebagai kejahatan ekonomi berwujud
kebohongan, penipuan, dan perilaku tidak jujur. Jenis korupsi ini merupakan kejahatan
ekonomi yang terorganisir dan biasanya melibatkan pejabat.
Dengan begitu, kegiatan penipuan relatif lebih berbahaya dan berskala lebih luas
dibandingkan penyuapan dan penggelapan.
4. Pemerasan (Extortion)
Korupsi dalam bentuk pemerasan merupakan jenis korupsi yang melibatkan aparat
dengan melakukan pemaksaan untuk mendapatkan keuntungan sebagai imbal jasa
pelayanan yang diberikan. Pada umumnya, pemerasan dilakukan from above, yaitu
dilakukan oleh aparat pemberi layanan terhadap warga.
5. Favoritisme (Favortism)
Favoritisme dikenal juga dengan pilih kasih merupakan tindak penyalahgunaan
kekuasaan yang melibatkan tindak privatisasi sumber daya.
Cara Memberantas Korupsi di Indonesia.

3
RINGKASAN

Korupsi adalah suatu tindak pidana yang memperkaya diri yang secara langsung
merugikan negara atau perekonomian Negara. Menurut Henry Campbell Black dalam
Black's Law Dictionary menjabarkan korupsi adalah perbuatan yang dilakukan dengan
maksud memberikan beberapa keuntungan yang bertentangan dengan tugas dan hak orang
lain. Menurut chaerudin mengembangkan jenis korupsi menjadi tujuh yaitu : korupsi
transaktif, korupsi ekstorsif, korupsi insentif, korupsi nepositic, korupsi otogenik, korupsi
suportif, korupsi defensive.

Perbuatan curang memiliki arti tidak jujur, tidak lurus hati, dan tidak adil. Dalam
hal ini orang yang melakukan perbuatan curang telah mengingkari hati nuraninya dan
berniat memperoleh keuntungan.

4
DAFTAR PUSTAKA

Hidayah, Siti Nur. 2017. Bentuk Bentuk Korupsi.


http://sitiinurhidayah.blogspot.com/2017/03/bentuk-bentuk-korupsi-bentuk-dan-
jenis.html?m=1. (diakses pada 10 Maret 2021)

Maola, Ni`matul. 2018. Melawan Mental Curang.


http://nmaola2010.blogspot.com/2018/04/melawan-mental-curang.html. (diakses
pada 10 Maret 2021)

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan. 2014. Modul Pelatihan Tot
Kependidikan Tentang Pendidikan Budaya Anti Korupsi. Jakarta: Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan.

Putri, Arum Sutrisni. 2019. Korupsi: Pengertian, Penyebab dan Dampaknya.


https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/11/185540869/korupsi-pengertian-
penyebab-dan-dampaknya?page=2. (diakses pada 10 Maret 2021)

5
LATIHAN SOAL

1. Seorang pasien harus mengantre urutan dalam pemeriksaan dokter, seharusnya yang
bersangkutan urutan ke-50, tetapi karena ada keluarga yang bekerja di rumah sakit
tersebut ia mendapatkan kemudahan menempati urutan ke-10. Termasuk apakah kasus
tersebut……

A. Suap menyuap
B. Perbuatan curang
C. Kepentingan dalam pengadaan
D. Pemerasan
E. Pemaksaan

2. Seorang ibu mendatangi salah seorang panitia penerimaan mahasiswa baru disebuah
PTN dan menyampaikan keinginannya agar anaknya bisa diterima menjadi mahasiswa
di PTN tersebut. Ibu tersebut menjanjikan suatu imbalan jika anaknya diterima.
Termasuk ke dalam kasus apakah cerita tersebut…

A. Merugikan keuangan negara


B. Suap menyuap
C. Pemerasan
D. Gratifikasi
E. Perbuatan Curang

3.Panitia lelang barang ingin memutuskan pemenang lelang, ternyata ada anggota keluarga
atasannya yang ikut tender. Akhirnya panitia memutuskan keluarga atasan yang
dimenangkan karena ada tekanan atau titipan dari sang atasan.
Pertanyaan : Kasus diatas merupakan kasus?
a. Merugikan keuangan Negara
b. Suap menyuap
c. Benturan Kepentingan
d. Kepentingan dalam Pengadaan
e. Perbuatan Curang

6
KUNCI JAWABAN

1. A
2. B
3. D

Anda mungkin juga menyukai