Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Karakter dan Anti Korupsi
Disusun oleh:
SEMESTER I
FAKULTAS TARBIYAH
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas rahmat,
karunia serta kasih sayang-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Standar
Kompetensi dengan sebaik mungkin. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Tidak lupa kami ucapkan terima
kasih kepada Bu Khoirotul Izzah M.Pd selaku dosen mata kuliah “Pendidikan
Karakter dan Anti Korupsi.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
1. Bagai mana jenis-jenis korupsi?
2. Bagaimana dampak masif korupsi?
C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui jenis-jenis korupsi
2. Untuk mengetahui dampak masif korupsi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jenis-jenis korupsi
Korupsi memiliki berbagai bentuk dan jenis, yang dilakukan
mulai dari tataran terendah hingga para penyelenggara negara dan
anggota legislatif. Jika dibagi berdasarkan skala dampak dan
paparannya, maka korupsi dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu petty
corruption, grand corruption, dan political corruption.
● petty corruption adalah korupsi skala kecil oleh pejabat publik
yang berinteraksi dengan masyarakat. Jenis korupsinya seperti
pungutan liar, gratifikasi, penyuapan, uang pelicin, atau pemerasan
untuk memuluskan pelayanan publik atau birokrasi. Padahal,
pelayanan tersebut seharusnya murah atau bahkan gratis untuk
masyarakat.
Petty corruption dalam keseharian misalnya memberikan uang
untuk mengurus surat-surat kependudukan atau uang damai kepada
polisi ketika ditilang. Korupsi kecil-kecilan ini kadang terjadi terang-
terangan, namun dianggap biasa dan penuh pemakluman dari
masyarakat.
Wuryono Prakoso, Kepala Satuan Tugas Direktorat Sosialisasi dan
Kampanye Antikorupsi KPK, mengatakan sekecil apapun, korupsi
tetaplah korupsi. Petty corruption, kata dia, tidak bisa dianggap sepele
karena dapat membentuk kebiasaan buruk dalam birokrasi dan telah
merenggut hak-hak rakyat. Jika dibiarkan, para pelaku korupsi kecil ini
dapat berbuat lebih jauh dengan melakukan kejahatan yang lebih besar
lagi.
"Pelaku petty corruption merasa nyaman melakukannya karena
nilai korupsinya dianggap kecil dan tidak terdeteksi oleh pusat. Tapi
walau kecil, telah merugikan masyarakat secara langsung," kata
Wuryono.
Masyarakat permisif dengan jenis korupsi ini, karena sudah
dianggap biasa. Padahal menurut Wuryono, masyarakat telah dicuri
hak-haknya dengan memberikan uang pelicin atau suap tersebut.
"Masyarakat seharusnya menyadari bahwa hak-hak mereka telah
dipotong dan dicuri. Seharusnya hak-hak dasar, seperti pengurusan
kartu identitas, itu gratis. Cara melawannya adalah dengan
menumbuhkan kesadaran bahwa korupsi itu berbahaya dan
menghancurkan," kata Wuryono.
1. Korupsi memiliki berbagai bentuk dan jenis, yang dilakukan mulai dari
tataran terendah hingga para penyelenggara negara dan anggota
legislatif. Jika dibagi berdasarkan skala dampak dan paparannya, maka
korupsi dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu petty corruption, grand
corruption, dan political corruption.
Buku Ajar Pendidikan Antikorupsi Oleh Ibnu Khaldun, Taufik, Edy Suparjan, Ady Irawan ·
2022
Mengenal tiga jenis korupsi berdasarkan skala dan paparannya.Pusat edukasi anti
korupsi