Disusun oleh :
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................3
A. Simpulan........................................................................................ 16
B. Saran .............................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
La Sina, Dampak dan Upaya Pemberatasan serta Pengawasan Korupsi di Indonesia (Jurnal
Hukum Pro Justicia,2008), Vol.26,No 1.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Tindak Pidana Korupsi ?
2. Bagaimana upaya dalam memberantas Korupsi di Indonesia?
3. Apa faktor terjadinya Korupsi? dan apa saja dampaknya?
4. Bagaimana Peran Mahasiswa dalam gerakan anti Korupsi ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian dari Tindak Pidana Korupsi.
2. Untuk Mengetahui Apa Faktor Penyebab Terjadinya Korupsi dan Apa
Saja Dampaknya yang ditimbulkan.
3. Untuk Mengetahui Bagaimana upaya dalam memberantas Korupsi di
Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dilihat dari segi terminologi, arti korupsi berasal dari bahasa latin “
Corruptio” yang berarti kerusakan atau kebobrokan. Dan digunakan pula
dalam menunjuk suatu keadaan atau perbuatan busuk. Dalam
perkembangan selanjutnya, istilah ini mewarnai perbendaharaan kata dalam
bahasa berbagai Negara, termasuk bahasa Indonesia. Istilah korupsi sering
dikaitkan dengan ketidakjujuran dan kecurangan seseorang dalam bidang
keuangan. Dengan demikian, korupsi berarti melakukan kecurangan atau
penyimpangan mengenai keuangan.2
2.Menurut Wikipedia dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politik
adalah penyalahgunaan jabatan resmi untuk keuntungan pribadi. Semua
bentuk pemerintah/pemerintahan renta korupsi dalam prakteknya.
2
Prof.Dr.H. Elwi Danil, S.H.,M.H., Korupsi: Konsep, Tindak Pidana Dan Pemberantasannya,( Jakarta:
Raja Grafindo,2011), hlm 3.
3
1. Bribery of national public official (suap dalam pejabat negara).
3
Syahroni, korupsi bukan budaya tetapi penyakit, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), hlm.5-10
4
M. Jusuf Kalla, korupsi mengoperasi Indonesia, Surabaya, 1998. Hlm 3
4
B. Faktor Penyebab dan Dampak Korupsi
a. G-O-N-E teori
b. C-D+M-A teori
c. S-B teori
5
pada jabatan untuk menumpuk kekuasaan dan kekayaan menyebabkan
banyak-nya pejabat yang melakukan korupsi.
d. S-E-R-A teori
5
Effendi, Buku Ajar Pemberantasan Tindak Pidana korupsi, ( Surabaya: Scopindo Media Pustaka,2019),
hlm, 8-9.
6
pemerintahan masih belum ideal dan memungkinkan korupsi untuk terjadi.
Faktor sistemik berupa sebuah sistem yang dapat menyebabkan terjadinya
pembiaran korupsi sehingga korupsi terus berlangsung/merajalela dalam
sebuah sistem. Dengan adanya berbagai macam motivasi untuk melakukan
korupsi, beberapa penelitian berupaya mengidentifikasi faktor-faktor
penyebab terjadinya korupsi.6
a. Perilaku individu
6
Rimawan Pradiptyo, Dampak Sosial Korupsi,( Jakarta: Direktorat Pendidikan dan Pelayanan
Masyarakat Gedung Dwiwarna KPK,2016), hlm. 9
7
Moh Yamin, Pendidikan Anti Korupsi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2016), hlm. 46.
7
c. Faktor Sejarah
Sejarah yang berhubungan dengan penjajahan kolonial suatu negara
merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan tingkat korupsi.
Kolonialisme dalam sebuah negara memberikan efek pembentukan sistem
kelembagaan di negara tersebut. Sebagai contoh misalnya, negara yang
pernah dijajah oleh kolonial Inggris biasanya memiliki tingkat korupsi yang
rendah dan ditandai dengan IPK (Indeks Persepsi Korupsi) tinggi. Juga
menganggap bahwa kelembagaan dipengaruhi oleh sejarah yang
berhubungan dengan sistem kolonial. Pendapat ini didasari oleh literatur
sebelumnya (Acemoglu, Johnson dan Robinson, 2001) yang menyatakan
bahwa suatu kelembagaan pada masa kolonial seringkali dibentuk untuk
kepentingan penjajah. Dalam upaya memuluskan kekuasaannya sistem
kolonial membuat sebuah sistem kelembagaan yang menjaga dan
melindungi kepentingan kolonial.
d. Faktor Ekonomi
8
pula pegawai pemerintah dengan gaji tinggi juga masih melakukan korupsi.
Maka faktor yang muncul bukan hanya pendapatan yang rendah tetapi juga
sifat tamak (greedy).8
e. Hukum dan peraturan
Tindakan korupsi akan dengan mudah muncul karena undang-undang
dan peraturan memiliki kelemahan, yang meliputi sanksi yang terlalu
ringan, penerapan sanksi yang tidak konsisten dan sembarangan, lemahnya
bidang revisi dan evaluasi legislasi. Untuk mengatasi kelemahan ini di
bidang revisi dan evaluasi, pemerintah mendorong para pembuat undang-
undang untuk sebelumnya mengevaluasi efektivitas undang-undang
sebelum undang-undang dibuat. Sikap solidaritas dan kebiasaan memberi
hadiah juga merupakan faktor penyebab korupsi.
8
Svensson, J. (2005). “Eight Questions about Corruption”, The Journal of Economic Perspectives
19(3): 19-42.
9
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang telah diperbarui
dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2001.
Salah satu kelemahan mendasar adalah perumusan sanksi pidana yang
minimal tidak khusus. sebanding dengan sanksi pidana maksimal. Sangat
tidak logis dan tidak sesuai dengan rasa keadilan jika bentuk pidana
maksimal penjara seumur hidup dan hukuman minimum adalah penjara 1
tahun sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Korupsi.9
f. Faktor politik
Praktik korupsi di Indonesia dilakukan di semua bidang, tetapi yang
paling umum adalah korupsi di bidang politik dan pemerintahan. Menurut
Daniel S. Lev, politik tidak berjalan sesuai dengan aturan hukum, tetapi
terjadi sesuai dengan pengaruh uang, keluarga, status sosial, dan kekuatan
militer. Pendapat ini menunjukkan korelasi antara faktor-faktor yang tidak
berfungsi dari aturan hukum, permainan politik, dan tekanan dari kelompok
korupsi yang dominan.10
Penyalahgunaan kekuasaan publik juga tidak selalu untuk keuntungan
pribadi, tetapi juga untuk kepentingan kelas, etnis, teman, dan sebagainya.
Bahkan, di banyak negara beberapa hasil korupsi digunakan untuk
membiayai kegiatan partai politik perlakuan tersebut berdampak sangat
besar terhadap perkembangan dalam sebuah negara.
2. Dampak Korupsi
a. Dampak Korupsi Terhadap Perekonomian
• Penurunan Produktivitas
Produktivitas pada setiap industri dan produksi akan menurun
karena dampak dari korupsi ini. Produktivitas dari perusahaan-
9
Benny K. Harman, Langkah-Langkah Strategis Memberantas Korupsi di Indonesia, Jurnal
MasalahMasalah Hukum, Vol, 40, No. 4, October 2011, hlm. 434.
10
Iza Rumesten, Korelasi Perilaku Korupsi Kepala Daerah dengan Pilkada Langsung, Jurnal
Dinamika Hukum, Vol, 14, No.2, May 2014, hlm. 353.
10
perusahaan akan terhambat dan tidak bisa berkembang lebih maju lagi.
Hal ini dapat menyebabkan pengurangan jumlah karyawan atau PHK,
lalu aku banyak pengangguran yang menyebabkan angka kemiskinan
meningkat.
• Menurunnya Pendapatan Negara dari Pajak
Penurunan pendapatan ini karena kenyataan bahwa banyak oknum
pegawai pajak yang memanfaatkan kesempatan buruk ini untuk
memperkaya dirinya sendiri. Hal ini juga mengakibatkan
ketidakpercayaan masyarakat terhadap pegawai pajak, dan tentunya
akan menghambat proses pembangunan dan merugikan masyarakat.
• Meningkatkan Utang Negara
Korupsi tentunya akan memperburuk keuangan negara. Selain
sebelumnya negara memang sudah punya hutang dengan negara lain,
dengan adanya korupsi justru hutang itu akan semakin bertambah. Para
maling uang rakyat ini tidak sadar diri bahwa apa yang ia lakukan dapat
memperburuk keadaan negara. Mereka hanya memikirkan keuntungan
pribadi.11
b.Dampak korupsi dalam penegak hukum
Korupsi dapat menimbulkan berbagai dampak dalam penegakan
hukum, diantaranya adalah sebagai berikut.
11
Ricky Atthariq,” Dampak Korupsi Terhadap Ekonomi, Politik, Pemerintahan & Hukum”,
https://www.gramedia.com/literasi/dampak-korupsi/.com ( diakses pada, 26 Juni 2022 19:49 WIB).
11
Indonesia dan marak diberitakan di berbagai media massa mengakibatkan
kepercayaan masyarakat terhadap lembaga tersebut hilang.12
12
Amalia Fadhila Rachmawati, Dampak Korupsi dalam Perkembangan Ekonomi dan Penegakan Hukum
di Indonesia, Jurnal Hukum, Vol. 1 No.1(2021),16
12
informasi dan berbagai hal yang lebih memberikan kesempatan masyarakat
luas untuk berpartisipasi di bidang ekonomi. Langkah-langkah prioritas
ditujukan pada:
1. Penyempurnaan Sistem Manajemen Keuangan Negara
2. Penyempurnaan Sistem Procurement/ Pengadaan Barang
dan Jasa Pemerintah.
3. Penyempurnaan Sistem Manajemen SDM Aparatur Negara,
dengan kegiatan-kegiatan prioritas.
4. Meningkatkan pemberdayaan perangkat-perangkat
pendukung dalam pencegahan korupsi. Tujuannya adalah
untuk menegakan prinsip “rule of law,” memperkuat
budaya hukum dan memberdayakan masyarakat dalam
proses pemberantasan korupsi. Langkah-langkah prioritas
ditujukan pada:
5. Peningkatan Kesadaran dan Partisipasi Masyarakat;
6. Penyempurnaan Materi Hukum Pendukung.13
D. Peran Mahasiswa dalam Gerakan Anti Korupsi
13
Wicipto Setiadi, Korupsi di Indonesia, 1 (september 2018 ), hlm,253.
13
mahasiswa selalu mengambil peran penting dalam sejarah perjalanan
bangsa ini. Dalam beberapa peristiwa besar perjalanan bangsa ini telah
terbukti mahasiswa berperan penting sebagai agen perubahan (agent of
change).
14
individu, seseorang mahasiswa diharapkan dapat mencegah
agar dirinya sendiri tidak akan berperilaku koruptif dan tidak
korupsi. Sedangkan untuk konteks komunitas seorang mahasiswa
diharapkan dapat mencegah rekan- rekannya sesama mahasiswa
dan organisasi kemahasiswaan kampus untuk tidak berperilaku
koruptif dan tidak korupsi.
c) Di Masyarakat Sekitar Hal yang sama dapat dilakukan
mahasiswa atau kelompok mahasiswa untuk mengamati
lingkungan di lingkungan masyarakat sekitar.
BAB III
PENUTUP
14
Razib, Rizal, 2013, Peran Pemuda dalam Pemberantasan Korupsi di Indonesia; Internalisasi Tiga
Ajaran Ki Hajar Dewantara, http://rizalrazib.blogspot.com/2011/11/peran-pemuda-
dalampemberantasan.html.com (diakses tanggal 06 maret 2022)
15
A. Kesimpulan
B. Saran
16
Makalah ini hanyalah membahas sedikit dari pembahasan mengenai
tindak pidana korupsi. Maka kita sebagai Mahasiswa menjadi Agent of
change bagu Negara Indonesia. Dan sudah menjadi kewajiban untuk
memberantas serta mencegah terjadinya tindak pidana korupsi baik
dlingkungan keluarga, masyakarat, bahkan dalam kehidupan bernegara.
Semoga pembaca dapat memahami dan mengamalkan apa yang telah
disampaikan pada makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
17
Sina La, Dampak dan Upaya Pemberantasan serta Pengawasan Korupsi
di Indonesia, Jurnal Hukum Pro Justitia, tkp: January 2008.
18