Anda di halaman 1dari 16

SIAP BERANTAS KORUPSI

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PENDIDIKAN


BUDAYA ANTI KORUPSI

Dosen Pembimbing: Hetty Astri, SST, M.Kes

Disusun oleh:
Afifah Syahidah P3.73.24.1.18.002
Faqiha Muflihah P3.73.24.1.18.018
Frana Ningrum P3.73.24.1.18.021
Lila Animah Paneja P3.73.24.1.18.026
Mukhnur Rabiatul P3.73.24.1.18.028
Putri Dwiyanti P3.73.24.1.18.033
Queen Irma Meylinda P3.73.24.1.18.034

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


PROGRAM PROFESI BIDAN
JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA III
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, mari
kita panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya, sehingga makalah ini telah diselesaikan dengan tujuan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Pendidikan Budaya Anti Korupsi. Selain itu, kami menyampaikan terimakasih
kepada:
1. Ibu Hetty Astri, SST, M.Kes selaku Dosen Pembimbing Penulis dalam melakukan
penulisan makalah ini.
2. Teman-teman yang berkontribusi dalam membantu menyelesaikan makalah ini.
Dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik dari
segi susuna, kalimat, tata Bahasa maupun isi dari makalah ini. Semoga makalah ini
dapatditerima dan bermanfaat di kemudian hari.

Jakarta, 02 Agustus 2021

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii
BAB I ................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................... 2

BAB II .................................................................................................................................. 3
SUMMARY REPORT ............................................................................................................ 3

2.1 Sadar Antikorupsi ................................................... Error! Bookmark not defined.


2.2 Siap Antikorupsi ..................................................................................................... 6
2.3 Berpikir Kritis Terhadap Korupsi dan Semangat Melawan Korupsi ......................... 8
2.4 Upaya Pencegahan Tindakan Korupsi ..................................................................... 9

BAB III ............................................................................................................................... 12


PETA KONSEP .................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Korupsi merupakan extraordinary crime, pada dasarnya korupsi terjadi dikarenakan
tiga faktor yaitu niat, kesempatan dan kewenangan. Di Indonesia korupsi sudah berlangsung
lama, berbagai upaya dalam pemberantasan korupsi sudah dilakukan sejak awal tahun
kemerdekaan, contohnya yaitu pendirian berbagai institusi pemberantasan korupsi silih
berganti sampai dengan saat ini yaitu KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi).
Upaya untuk pemberantasan korupsi terdapat dua faktor yaitu penindakan dan
pencegahan yang harus dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat maka dari itu diperlukan
sikap Antikorupsi akan menghasilkan pribadi yang berintegritas.
Menciptakan sikap tersebut maka dibutuhkan kesadaran terhadap korupsi dan
dampaknya dengan cara melawan korupsi dan pengorong untuk mencegah orang lain
terhadap tindakan korupsi. Pencegahan antikorupsi harus terdapat tindakan pencegahan,
penindakan dan peran serta masyarakat.
Antikorupsi dilakukan dengan gerakan antikorupsi yaitu gerakan untuk memperbaiki
perilaku suatu individu dan sebuah sistem agar mencegah terjadinya korupsi. Gerakan
antikorupsi juga bertujuan untuk menumbuhakan budaya antikorupsi di masyarakat.
Mengupayakan antikorupsi dapat dimulai dengan menanamkan nilai kejujuran,
kepedulian, kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras, kesederhanaan,
keberanian dan keadilan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan korupsi?
2. Mengapa orang melakukan korupsi?
3. Apa saja bentuk-bentuk tindakan korupsi?
4. Apa saja dampak dari korupsi?
5. Siapa saja yang memiliki kemungkinan melakukan tindakan korupsi?
6. Siapa saja yang dapat melakukan tindakan antikorupsi?
7. Bagaimana melakukan tindakan antikorupsi?
8. Bagaimana cara berfikir kritis terhadap korupsi?
9. Bagaimana cara membangun semangat melawan korupsi?

1
10. Apa saja upaya yang dapat dilakukan dalam pencegahan tindakan korupsi?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan korupsi.
2. Mengetahui alasan orang melakukan korupsi.
3. Mengetahui bentuk-bentuk tindakan korupsi.
4. Mengetahui dampak dari korupsi.
5. Mengetahui siapa saja yang memiliki kemungkinan melakukan tindakan korupsi.
6. Mengetahui siapa saja yang dapat melakukan tindakan antikorupsi.
7. Mengetahui bagaimana melakukan tindakan antikorupsi.
8. Mengetahui bagaimana cara berfikir kritis terhadap korupsi.
9. Mengetahui bagaimana cara membangun semangat melawan korupsi.
10. Mengetahui upaya yang dapat dilakukan dalam pencegahan tindakan korupsi.

2
BAB II
SUMMARY REPORT

2.1 Pengertian Korupsi


Pengertian korupsi secara harfiah yaitu “sesuatu yang busuk, jahat, dan merusakkan).
Menurut Black’s Law Dictionary dalam (Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan,
2014), korupsi merupakan periaku yang dilakukan untuk mendapatkan keuntungan yang
tidak resmi dari hak-hak pihak lain dan secara salah menggunakan jabatannya untuk suatu
keuntungan untuk dirinya sendiri atau orang lain.
Dalam Undang-Undang No 31 Tahun 1999, pasal 3 menyebutkan bahwa korupsi
adalah perbuatan yang menguntungkan diri sendiri, orang lain, atau suatu korporasi yang
terkait dengan penyalah gunaan weqenang karena jabatan atau kedudukan yang dimilikinya
sehingga berakibat pada kerugian uang negara.
Pengertiam korupsi yaitu merupakan sesuatu yang busuk, jahat, dan merusak,
perbuatan korupsi menyangkut jabatan instansi atau aparatur pemerintah, penyalahgunaan
kekuasaan. (Kemenkes, 2016)

2.2 Faktor Penyebab Orang Melakukan Korupsi


Menurut teori “Fraud Trianggle” dari Donald R. Cassey dalam (KPK, 2016), faktor
penyebab seseorang memelakukan korupsi yaitu jika dia memilki :
a. Rasonalisasi (Pembenaran)
Seseorang yang melakukan korupsi mencari pembenaran atas tindakan
korupsinya, contohnya untuk membahagiakan keluarga dan orang-orang yang
dicintainya perihal kehidupan materi sebagaimana yang dilihatnya dalam kehidypan
tetangga atau orang orang yang dikenalnya. Pelaku merasa bahwa pelaku merasa berhak
mendapatkan lebih dari apa yang diperoleh sekarang.
b. Opportunity (Kesempatan)
Adanya kesempatan memungkinkan korupsi atau kecurangan dapat terjadi. Hal
ini terjadi dikarenakan internal control atau pengawasan suatu instansi/organisasi dan
masyarakat lemah.

3
c. Pressure (Tekanan)
Dorongan dari lingkungan dan gaya hidup yang tinggi dan juga keserakahan
menyebabkan pelaku melakukan korupsi. Contohnya hutang yang disebabkan gaya
hidup yang mewah diluar kemampuannya, narkoba, dll.

2.3 Bentuk-Bentuk Tindakan Korupsi


Bentuk – bentuk tindakan korupsi antara lain :
a. Tindakan yang merugikan keuangan negara
b. Pemerasan
c. Penggelapan dalam jabatan
d. Kecurangan
e. Benturan kepentingan dalam pegadaan barang dan jasa
f. Pemberian sesuatu/suap
g. Gratifikasi
Gratifikasi berupa pemberian kepada seseorang sebagai balas jasa terhadap apa yang
sudah diterima yaitu berupa proyek, perlindungan hukum/administrasi/lulus ujian.
Sedangkan suap berupa memberikan sesuatu kepada orang lain untuk mendapatkana
pekerjaan, perlindungan hukum/administrasi, lulus sekolah/ujian, atau keuntungan lainya.
Hal tersebut merupakan tindakan melawan hukum.
Verhezen dalam studinya mengungkapkan bahwa “Perubahan mekanisme pemberian
hadiah kepada masyarakat jawa modern dan menggunakan-nya sebagai alat untuk mencapai
tujuan bagi pegawai-pegawai pemerintah serta elit-elit ekonomi. Pemberian hadiah
(gratifikasi) berubah bentuk menjadi cenderungn ke arah suap”. Beberapa ragam tujuan
suap:
1) Mendapatkan pekerjaan (yang baru).
2) Mendapatkan kedudukan/ promosi
3) Diterima di suatu lembaga pendidikan
Praktik grafitasi dan suap ini mewabah pada diri mereka yang memiliki kedudukan di
lembaga pemerintah, non- pemerintah, sipil, militer, penegakan hukum, partai politik serta
sebagainya.

4
2.4 Dampak Korupsi
Menurut para ahli, terdapat 4 dampak utama yang ditimbulkan oleh korupsi (Sumber
KPK):
1. Worsen Income Inequality and Poverty (Gupta, Davoodi, and Alonso-Terne,1998).
Kehidupan masyarakat menjadi semakin buruk karena terjadi ketidakmerataan
penghasilan dan jumlah kemiskinan semakin besar, perbedaan penghasilan antara satu
kelompok orang (yang korupsi) dengan mereka yang tidak korupsi semakin besar.
2. Reduce Investment Rates (Mauro, 1997)
Korupsi mengurangi dana yang tersedia untuk investasi. Berkurangnya uang
investasi tersebut memperkecil kesempatan kerja yang dapat disediakan. Berkurangnya
kesempatan kerja menimbulkan pengangguran yang tinggi, pengangguran yang akan
menyebabkan kemiskinan. kemiskinan menimbulkan gejolak sosial ( sosial unrest )
yang akan berdampak pada keamanan dan kejahatan di masyarakat, ketidakamanan dan
menurunkan kualitas hidup masyarakat.
3. Lower Economic Growth (Tanzi and davoodi, 1998).
Tindakan korupsi berpengaruh pada kehidupan pribadi, masyarakat serta bangsa
dalam setiap aspek kehidupan. Korupsi menyebabkan ketidakpastian pelaksanaan
program bidang ekonomi karena sewaktu – waktu dana yang terkorupsi akan membuat
ketidak tersedia untuk kegiatan pembangunan ekonomi yang berakibat fatal bagi
pertumbuhan ekonomi.
4. Diminishes Democratization and Weakness Representation (Ocampo, 2001).
Kehidupan demokrasi yang paling mendasar didasarkan oleh persamaan hak dan
kewajiban yang dimiliki setiap warganegara yaitu ketika setiap warganegara memiliki
posisi yang sama dalam politik, pemerintahan, ekonomi, pendidikan, sosial, dan
sebagainya. Kebiasaan korupsi menimbulkan pemerintahan yang tidak transparan
karena orang membeli, membagi jabatan, dan promosi seseorang dalam jabatan melalui
tindakan korupsi (suap dan gratifikasi).
Menurut Talcott Parsons, gerakan sosial dapat terjadi apabila terpenuhinya 4
syarat:
1. Adanya tujuan tertentu yang hendak dicapai
2. Ada situasi tertentu yang membangkitkan.
3. Diatur oleh kaidah-kaidah tertentu
4. Adanya motivasi tertentu.

5
2.5 Hukuman Bagi Pelaku Korupsi
Hukuman dalam UU No 31 Tahun 1999 Pasal 2. Apabila terbukti, mereka
diberikan hukuman dipidana seumur hidup, penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan
paling lama 20 (dua puluh) tahun, serta denda paling rendah Rp 200.000.000,00 (dua
ratus juta rupiah) dan paling tinggi Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).

2.6 Antikorupsi
Sangat penting bagi masyarakat untuk memiliki pengetahuan mengenani tindakan
antikorupsi, seperti apa yang dimaksud dengan tindakan antikorupsi, siapa yang mendapat
tindakan antikorupsi, dan siapa yang memiliki kecenderungan dalam melakukan korupsi.
A. Pelaku Korupsi
Korupsi dibatasi pada tindakan korupsi para pejabat publik, politikus, atau
pegawai negeri. Tindakan korupsi selalu terkait dengan orang dan lembaga lain di luar
lembaga pemerintah walaupun pelaku utamanya adalah kelompok dari lembaga
pemerintah. Pelaku korupsi termasuk juga kelompok lain selain pejabat public dan
politisi jika tindakan kelompok tersebut merugikan negara.
Berdasarkan berbagai kasus korupsi yang dikumpulkan, pelaku korupsi antara
lain:
1. Pejabat negara di bidang eksekutif, seperti Menteri, walikota/bupat, gubernur,
pimpinan kementrian/pejabat enselon I, II, III
2. Pejabat negara di bidang legislative, seperti anggota DPR dan DPRD
3. Duta besar
4. Pejabat Lembaga negara
5. Apatar penegak hukum, seperti hakim dan jaksa
6. Pimpinan perusahaan swasta
Perilaku korupsi tidak terbatas tempat dan waktu. Pelaku korupsi miliki
kedudukan dan kesempatan untuk melakukan korupsi. Mereka tidak memiliki
kejujuran, tidak amanah, dan tidak bertanggungjawab atas jabatan yang diberikan
rakyat. Selain itu, kelompok yang melakukan pungutan di luar ketentuan dan uang
tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi dapat pula menjadi pelaku korupsi. Dapat
disimpulkan bahwa perilaku korupsi dapat dilakukan oleh siapa saja yang memiliki
potensi dan tidak memiliki kejujuran.

6
B. Pihak yang Dapat Melakukan Tindakan Antikorupsi
Lembaga resmi yang melakukan tindakan antikorupsi antara lain KPK,
kepolisian, dan kejaksaan. KPK memiliki kemampuan dan status hukum yang kuat
dalam memberantas korupsi. Akan tetapi KPK memiliki keterbatasan yang membuat
upaya KPK tidak optimal, antara lain:
1. KPK tidak cukup mampu untuk mencegah tindakan korupsi yang dapat dilakukan
semua orang dan semua kedudukan yang berada di Indonesia.
2. KPK hanya dapat melakukan tindakan pada orang yang sudah melakukan korupsi.
3. Kerugian dan dampak korupsi yang dirasakan masyarakat sudah terjadi saat KPK
bertindak.
Melihat keterbatasan tersebut, dibutuhkan peran serta masyarakat dalam
melakukan tindakan antikorupsi seperti adanya tanggung jawab, kejujuran, dan upaya
bersama dengan lembaga penegak hukum. Pemerintah mengeluarkan PP No, 71 Tahun
2000 untuk memberikan kepastian hukum yang di dalamnya mengatur peran
masyarakat, apapun kedudukannya, jenis kelamin, dan agama untuk mencegah
terjadinya korupsi.

C. Bagaimana Melakukan Tindakan Antikorupsi


Tindakan anti korupsi dapat dilakukan dalam empat kategori, antara lain:
1. Jalur hukum oleh lembaga yang berhak
KPK, Kejaksanaan, dan Kepolisian merupakan lembaga pelaksana hukum
yang berhak melakukan penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di
sidang pengadilan pada pelaku korupsi.
2. Perbaikan sistem
Perbaikan sistem pemerintahan, organisasi politik, lembaga pendidikan, dan
lembaga sosial adalah suatu hal yang perlu dilakukan untuk mencegah tindakan
korupsi karena dengan sistem yang kuat atau ketat dan terdapat sanksi dapat
membuat orang takut untuk melakukan korupsi.
Keterbukaan dalam promosi untuk jabatan yang lebih tinggi juga dapat
memperkecil tindakan korupsi. Dengan sistem yang terbuka atau transparan dapat
mendidik seseorang untuk tidak melakukan suap atau gratifikasi. Serta
memperbaiki sistem agar memperkecil seseorang memiliki niat atau peluang untuk
melakukan tindakan korupsi.

7
3. Laporan masyarakat mengenai sesuatu yang patut dicurigai sebagai suatu tindakan
atau hasil tindakan korupsi
Kecurigaan dapat berdasarkan ketidakwajaran dalam kekayaan yang dimiliki
seseorang dan pengetahuan tingkah laku aneh seseorang. Masyarakat yang
mengamati dan curiga adanya kemungkinan tindakan korupsi harus melaporkan ke
pihak yang berwajib (KPK) disertai dengan bukti-bukti awal hasil pengamatan.
Dalam melakukan laporan, masyarakat harus memenuhi persyaratan dan prosedur
yang perlu dipenuhi untuk menghindari kecurigaan yang berlebihan, ketidaksukaan
seseorang terhadap orang lain, serta memudahkan KPK dalam memeriksa dan
menelusuri laporan.
4. Pencegahan diri dan lingkungan
Pencegahan diri merupakan cara yang paling efektif untuk tindakan
antikorupsi dan merupakan point paling penting. Jika semua warga negara
memiliki integritas dan kejujuran yang tinggi serta memiliki kesadaran akan dosa
maka korupsi tidak akan terjadi. Pendidikan dirumah merupakan pondasi untuk
mengembangkan pribadi yang jujur dan dikembangkan serta diperkuat lebih lanjut
di lembaga pendidikan serta media massa.

2.7 Berpikir Kritis Terhadap Korupsi dan Semangat Melawan Korupsi


A. Berpikir Kritis Terhadap Korupsi
Berpikir kritis terhadap korupsi merupakan berpikir tentang penyelamatan
kehidupan berbangsa di masa depan dari tindakan korupsi. Artinya, dalam berpikir
kritis tentang korupsi adalah kajian terhadap kehidupan bangsa di masa depan.
Informasi ini adalah mengenai ekonomi Indonesia dan dunia kerja Indonesia pada masa
yang akan datang yaitu ketika Indonesia berusia 80-85 tahun, suatu masa yang sudah
dekat dengan masa kini yaitu 14 tahun dari sekarang. Pada waktu itu, siswa yang duduk
di SMP tlah menyelesaikan studinya di perguruan tinggi jika korupsi dapat dicegah.
Demikian pula dengan mereka yang sekarang di SMA sudah menduduki jabatan-
jabatan menengah dan mungkin sekali pemimpin bangsa di bidang eksekutif,
legislative, pejabat negara, dan bisnismen Indonesia yang menonjol. Mereka yang
mahasiswa pada saat ini mungkin sudah menduduki jabatan-jabatan penting di
peemrintahan, legislative, dunia usaha, bahkan pimpinan pendidikan baik di tingkat
pusat, daerah dan sekolah. Mereka ini akan menjadi kelompok penting di masa 14 tahun
mendatang.
8
Indonesia akan menjadi negara makmur karena 71% usia produktif akan memikul
beban 29% usia belum produktif (usia 0-14 tahun), atau sudah tidak produktif (di atas
64 tahun). Artinya, jumlah orang yang menghasilkan kebutuhan hidup manusia
Indonesia jauh lebih besar dibandingkan mereka yang belum atau sudah tidak lagi
menghasilkan kebutuhan kehidupan.
Kemakmuran dan kekuatan Indonesia sebagai ekonomi dunia yang digambarkan
di atas akan terjadi jika korupsi tidak ada atau dapat ditekan sampai menjadi tidak
merusak kehidupan ekonomi bangsa Indonesia.
Jika itu yang memang kita inginkan kita harus memberantas korupsi sejak
sekarang. Kita harus menjadi agent yang aktif membantu pihak yang memiliki
kewenangan di bidang represif (KPK, Kejaksaan, Polisi, Kehakiman) sesuai dengan
kedudukan kita saat sekarang dengan prinsip transparan/ bersih korupsi, kehidupan
berpolitik yang bersih dan penuh wibawa, atau aktif dalam memberikan laporan yang
diperlukan untuk memulai suatu langkah pencegahan korupsi.

B. Membangun Semangat Melawan Korupsi


Membangun kehidupan masa depan dimulai dari membangun kehidupan masa
kini. Kehidupan kita masa kini terbentuk karena tindakan-tindakan yang telah
dilakukan para pemimpin di berbagai jenjang yang lalu. Adanya korupsi di dalam
pemerintahan kita adalah kelanjutan dari dari praktik di pemerintahan masa lalu.
Praktik korupsi tersebut menjadi semakin besar atau semakin kecil dalam kehidupan
masa kini, kita lah yang akan menjadi penentu. Oleh karena itu, kehidupan masa depan
(kita dan keturunan kita) sngat ditentukan oleh upaya kita dalam memberantas korupsi.
Jika kita bersemangat maka anak cucu akan tersenyum senang dan berterima kasih,
sebaliknya jika kita tidak bersemangat memberantasnya maka korupsi semakin meraja
lela dan anak cucu kita akan cemberut, menangis dan marah kepada kita.

2.8 Upaya Pencegahan Tindakan Korupsi


Dalam upaya pencegahan korupsi maka jalur pencegahan diri dan lingkungan
merupakan jalur yang ampuh. Ada tiga upaya yang dapat dilakukan untuk jalur pencegahan
diri dan lingkungan (KPK: Semua Bisa BerAksi).

9
A. Pantang Terlibat dalam Tindakan Korupsi
Diri sendiri adalah pusat dari segala tindakan korupsi tetapi sebaliknya adalah
pusat dari upaya mencegah tindakan korupsi. Korupsi pada dasarnya dilakukan oleh
individu yang tidak dapat melawan keempat faktor penyebab korupsi yaitu
keserakahan, upaya untuk selalu mencari pembenaran, menggunakan kesempatan, dan
menghadapi tekanan keluarga/ teman/ masyarakat.
Langkah untuk menjadi individu yang Antikorupsi, yang bersangkutan harus
1. Selalu ingat dampak dari korupsi
Dampak yang menakutkan bukan tidak mungkin terjadi pada orang terdekat
dan yang disayangi. Kembangkan rasa tidak suka atau bahkan jijik melihat
kesengsaraan rakyat yang disebabkan korupsi untuk dapat membangun kejujuran
dan integritas dalam diri
2. Selalu jujur mengenai apa yang dilakukan
Kejujuran selalu dapat mencegah perbuatan korupsi dimana pun seseorang
berada. Dia akan jujur pada dirinya dan nuraninya akan tersiksa ketika akan
melakukan, waktu melakukan, dan sesudah melakukan sebuah perbuatan korupsi.
3. Ingat dosa melakukan korupsi berdasarkan ajaran agama yang dianutnya
4. Bergaul dengan teman-teman yang membenci tindakan korupsi
Teman-teman yang Antikorupsi membangun lingkungan Antikorupsi dan
akan menjadi pengawas yang penuh persahabatan dalam mencegah seorang
anggotanya (Anda) melakukan korupsi.
5. Mampu mengembangkan pola hidup yang wajar dan bersih.
Membangun kehidupan yang sehat dan wajar adalah bentuk yang diperlukan
untuk mencegah diri sendiri dan keluarga dari perbuatan korupsi. Pola hidup yang
sehat dan wajar adalah pola hidup yang sesuai dengan pendapatan/penghasilan halal
yang diperoleh.

B. Mengajak Oranglain utuk Melakukan Tindakan Korupsi


Pencegahan korupsi dapat dengan cara membentuk kelompok Antikorupsi
dengan tujuan agar masyarakat mempunyai sikap anti terhadap korupsi. Contoh
kegiatan kelompok Antikorupsi yaitu:
1. Kelompok upacara sosial, budaya dan keagamaan
Pada saat kegiatan upacara budaya atau keagamaan dipasangkan spanduk
pengingat kepada masyarakat untuk Antikorupsi.
10
2. Kegiatan olahraga
Pada saat kegiatan perlombaan olahraga baju seragam peserta
memperlihatkan tindakan Antikorupsi, misalnya pada topi, baju atau spanduk.
3. Kelompok gerakan sosial/masa
Pada kelompok ini misalnya mengadakan gerakan upaya mengajak orang
lain untuk bersikap Antikorupsi.

C. Melaporkan Tindakan Antikorupsi


Berikut adalah prosedur dalam melaporkan tindakan korupsi :
1. Melaporkan langsung ke KPK dapat melalui e-mail atau surat
2. Laporan bersifat rahasia
3. Memerlukan bukti permulaan, yaitu berupa uraian kejadian, pasal yang sesuai,
memenuhi unsur-unsur TPK, bukti dan identitas diri (jika berkenan)

11
BAB III
PETA KONSEP
1. Sadar Anti Korupsi 2. Siap Anti Korupsi

Pengertian Korupsi Siapa Mereka?

Mengapa Orang Melakukan Siapa yang dapat melakukan


Korupsi tindakan antikorupsi?

Bentuk- Bentuk Tindakan


Bagaimana?
Korupsi

Pengetahuan tentang Dampak


Korupsi
Siap Berantas Korupsi

Melaporkan tindakan korupsi


Membangun semangat melawan
korupsi
Mengajak orang lain dalam
pencegahan korupsi
Berfikir Kritis Terhadap Korupsi

Diri sendiri yaitu berpantang


terlibat dalam tindakan korupsi
3. Berpikir Kritis terhadap
Korupsi dan Semangat
4. Upaya Pencegahan Melawan Korupsi 12
Tindakan Korupsi
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. 2016. Pengetahuan Budaya Anti Korupsi.


Komisi Pemberantasan Korupsi. 2016. Modul Materi Siap Berantas Korupsi.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan. 2014. Buku Ajar Pendidikan dan Budaya
Anti Korupsi.

13

Anda mungkin juga menyukai