Disusun oleh:
FITHRI NUR RAHMA P3.73.24.1.18.020
Menurut John Cox (1987) dan Newman (1995) skor minimal kemungkinan depresi
ialah 12. Namun beberapa referensi menunjukkan cut-off lebih rendah yaitu 10.1,2 Untuk
saat ini Ibu memiliki skor skrinning EPDS sebesar 9 yang berarti belum termasuk
kemungkinan depresi. Apabila Bidan memakai referensi skor 10 sebagai kemungkinan
depresi, skor 9 merupakan skor yang terbilang cukup tinggi. Karena itu perlunya
pengulangan skrinning untuk hasil yang lebih akurat.2
Dengan skor 9 Ibu telah memiliki beberapa gejala Postnatal Depression. Asuhan yang
diberikan dapat berupa asuhan-asuhan yang dapat mengurangi gejala Postnatal
Depression. Terapi musik bermanfaat untuk menurunkan gejala depresi postpartum.
Oleh karena itu, diperlukan adanya deteksi kejadian depresi postpartum di pelayanan
kesehatan, yang mana terapi musik dapat menjadi salah satu pilihan terapi komplementer
dalam asuhan keperawatan maternitas yang diberikan kepada ibu pasca melahirkan. 3
Dalam hal ini kita juga perlu memahami gejala-gejala dari Postnatal Depression. Adapun
gejala-gejala dari Postnatal Depression ini dapat dilihat dari perilaku ibu sebagai berikut:
merasa sedih hampir setiap hari, minat dan rasa senang menurun, tidak pernah tertawa,
berat badan makin berkurang , tidak bisa berfikir dan konsentrasi, hampir setiap hari tidak
bisa tidur, resah, gelisah, menyalahkan diri sendiri, merasa berdosa, rasa tidak berguna,
buah pikiran tentang kematian, punya gagasan ingin bunuh diri.4
Dukungan sosial memiliki peranan yang penting bagi individu untuk mengatasi stress dan
tekanan dalam kehidupannya. Kejadian Postnatal Depression dapat disebabkan oleh
meningkatnya jumlah keluarga inti.5
Berdasarkan sebuah hasil studi literatur, aktivitas fisik berupa olahraga dengan
intensitas sedang atau olahraga aerobik seperti joging, berenang, yoga yang dilakukan
secara teratur sejak kehamilan dapat menjadi terapi potensial dalam memperbaiki
gejala Postnatal Depression dengan menekan kadar kortisol dan meningkatkan
serotonin. In aktivitas atau rendahnya aktivitas fisik berkaitan dengan kejadian Postnatal
Depression. Oleh karena itu, olahraga intensitas sedang sangat dianjurkan bagi ibu
hamil. Penelitian mengenai perbandingan intensitas olahraga terhadap gejala depresi
serta kadar serotonin dan kortisol masih perlu dilakukan untuk mendapatkan dosis
olahraga yang tepat untuk mengurangi gejala depresi yang lebih baik.6
1. Cox, J.L., Holden, J.M., and Sagovsky R. Perinatal Mental Health: A Guide to the
EPDS. The Jerusalem Talmud,First order: Zeraim, Tractate Berakhot. 2013. 39–
155 p.
2. Newman L. Perinatal Mental Health Summit. Vol. 26, British Journal of Midwifery.
2018. 703 p.
3. Yahayu Y. STUDI TERAPI MUSIK DALAM MENURUNKAN GEJALA DEPRESI
POSTPARTUM LITERATURE REVIEW. Univ Sari Mulia Banjarmasin. 2021;
4. Suryati S. the Baby Blues and Postnatal Depression. J Kesehat Masy Andalas.
2008;2(2):191.
5. Desiana W, Tarsikah T. Screening of Post Partum Depression on the Seventh Day
Puerperium. Indones Midwifery Heal Sci J. 2021;5(2):198.
6. Sofiyanti S. Aktivitas Fisik Menurunkan Gejala Depresi Postpartum : Literatur
Review. 2021;13(1):254–61. Available from:
https://juriskes.com/index.php/jrk/article/view/1917
7. Sari RA. Literature Review: Depresi Postpartum. J Kesehat. 2020;11(1):167.
8. Esha Pradnyana, Wayan Westa NR. DIAGNOSIS DAN TATA LAKSANA DEPRESI
POSTPARTUM PADA PRIMIPARA. :1–16.
LAMPIRAN