MAKALAH
Tugas Mata Kuliah “Pendidikan Anti Korupsi”
Dosen : Inayah Bulqis Rasyid, SH.
OLEH KELOMPOK 2:
Muhammad Syarif
NIM: 19.26.0101.12
Muhammad Rasyid
NIM: 19.26.0101.12
Mustami’in
NIM:19.26.0101.12
Ishak
NIM:19.26.0101.1235
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
limpahan rahmat dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
untuk penyelesain tugas dari mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi.
Makalah ini dapat terselesaikan tidak lepas karena bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak yang dengan tulus dan sabar memberikan sumbangan baik
berupa ide, materi pembahasan dan juga bantuan lainnya yang tidak dapat
dijelaskan satu persatu.
Makalah ini disusun untuk membantu proses pembelajaran mahasiswa
khususnya dalam memahami mata kuliah pendidikan Anti Korupsi. Makalah ini
khusus membahas tentang Dampak Masif Korupsi.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu
kami berharap kepada Dosen untuk memberikan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Dan kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan korupsi?
2. Apa saja dampak dampak dari korupsi di Indonesia?
3. Upaya apa saja dari pemerintah untuk memutuskan rantai korupsi?
C. Tujuan Masalah
Agar para pembaca dapat memahami apa saja dampak dan upaya terhadap
korupsi.
BAB II
PEMBAHASAN
1
La Sina, Dampak Dan Upaya Pemberantasan Serta Pengawasan Korupsi
Diindonesia,(Jurnal Hukum Pro Justitia, Januari 2008, Volume 26 No. 1
2 Junaidi, Korupsi, Pertumbuhan Ekonomi Dan Kemiskinan Diindonesia,
Riset Akuntansi Dan Keuangan Indonesia, 3(1), 2018 Vol. 07 No. 5
B. Dampak Dampak Korupsi di Indonesia
Adapun dampak dampak yang ditimbulkan akibat korupsi diantaranya sebagai
berikut:
1. Dampak Korupsi Terhadap Masyarakat dan Individu
Jika korupsi dalam suatu masyarakat telah merajalela dan menjadi
makanan masyarakat setiap hari, maka akibatnya akan menjadikan masyarakat
tersebut sebagai masyarakat yang kacau, tidak ada sistem sosial yang dapat
berlaku dengan baik. Setiap individu dalam masyarakat hanya akan
mementingkan diri sendiri (self interest), bahkan selfishness Tidak akan ada
kerja sama dan persaudaraan yang tulus.3
Fakta empirik dari hasil penelitian di banyak negara dan dukungan
teoritik oleh para saintis sosial menunjukkan bahwa korupsi berpengaruh negatif
terhadap rasa keadilan sosial dan kesetaraan sosial. Korupsi menyebabkan
perbedaan yang tajam di antara kelompok sosial dan individu baik dalam hal
pendapatan, prestis, kekuasaan dan lain-lain.4
3
Rimawan Pradiptyo, Komisi Pemberantasan Korupsi Dalam Buku Berjudul Dampak
Sosial Korupsi, (Jakarta: Gedung Dwiwarna KPK, 2017), Hlm. 27
4
Wicipto Setiadi Dalam Jurnal Korupsi Diindonesia (Penyebab, Bahaya, Hambatan Dan
Upaya Pemberantasan, Serta Regulasi, (Jakarta, 2018).
5
Eko Handoyono,Martien Herna Susanti Dalam Jurnal Dampak Korupdi Melalui
Pendidikan Anti Korupsi Dalam Membentuk Generasi Muda Yang Jujur Dan Berintegrasi Di Sma
Kota Semarang, Abdimas, Vol. 18. No. 1, Juni 2014.
3. Dampak Korupsi terhadap Politik
Kekuasaan politik yang dicapai dengan korupsi akan menghasilkan
pemerintahan dan pemimpin masyarakat yang tidak legitimate di mata publik.
Jika demikian keadaannya, maka masyarakat tidak akan percaya terhadap
pemerintah dan pemimpin tersebut, akibatnya mereka tidak akan patuh dan
tunduk pada otoritas mereka.12 Praktik korupsi yang meluas dalam politik
seperti pemilu yang curang, kekerasan dalam pemilu, money politics dan lain-
lain juga dapat menyebabkan rusaknya demokrasi, karena untuk
mempertahankan kekuasaan, penguasa korup itu akan menggunakan kekerasan
(otoriter)13 atau menyebarkan korupsi lebih luas lagi di masyarakat.
Di samping itu, keadaan yang demikian itu akan memicu terjadinya instabilitas
sosial politik dan integrasi sosial, karena terjadi pertentangan antara penguasa
dan rakyat. Bahkan dalam banyak kasus, hal ini menyebabkan jatuhnya
kekuasaan pemerintahan secara tidak terhormat, seperti yang terjadi di
Indonesia.6
6
Ibid.
7
Rimawan Pradiptyo, Komisi Pemberantasan Korupsi Dalam Buku Berjudul Dampak
Sosial Korupsi, (Jakarta: Gedung Dwiwarna Kpk, 2017), Hlm. 23
tahun 1997, investor dari negara-negera maju (Amerika, Inggris dan lain-lain)
cenderung lebih suka menginvestasikan dananya dalam bentuk Foreign Direct
Investment (FDI) kepada negara yang tingkat korupsinya kecil8. Mengapa hal
ini terjadi dikarenakan berbagai faktor atau yang lainnya, seperti didaerah daerah
di indonesia diantaranya:
a. Kemiskinan penduduk yang statis
b. Keuangan daerah yang tidak mencukupi (Financial
Insufficiency)
c. Kurangnya kepatuhan pada peraturan dan lemahnya penegakan
Hukum
d. Kurangnya transparansi dan akuntabilitas dalam penyusunan apbd
e. Kurangnya manajeman aset
f. Kebijakan investasi didaerah
g. Pemisahan keuangan eksekutif dan legislatif.9
8
Bandaharo Saifuddin, Dampak Dan Upaya Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Diindonesia, (Jurnal Warta:Edisi:52, April. 2017)
9
Nur Rohim, Dampak Ekonomi Akibat Kejahatan Korupsi Pasca Regulasi Otonomi
Daerah, Jurnal Filsafat Dan Hukum Hlm. 137
10
Wicipto Setiadi Dalam Jurnal Korupsi Diindonesia (Penyebab, Bahaya, Hambatan Dan
Upaya Pemberantasan, Serta Regulasi, (Jakarta, 2018).
C. Upaya Yang Perlu Dilakukan Pemerintah Dalam Pemberantasan Korupsi Di
Indonesia
Upaya pemberantasan korupsi di Indonesia sudah dilakukan melalui
berbagai cara, namun hingga saat ini masih saja terjadi korupsi dengan berbagai
cara yang dilakukan oleh berbagai lembaga. Terdapat beberapa bahaya sebagai
akibat korupsi, yaitu bahaya terhadap: masyarakat dan individu, generasi muda,
politik, ekonomi bangsa dan birokrasi. Terdapat hambatan dalam melakukan
pemberantasan korupsi, antara lain berupa hambatan: struktural, kultural,
instrumental, dan manajemen. Oleh karena itu, perlu dilakukan langkah-langkah
untuk mengatasinya, antara lain:
1. mendesain dan menata ulang pelayanan publik,
2. memperkuat transparansi, pengawasan dan sanksi,
3. meningkatkan pemberdayaan perangkat pendukung dalam pencegahan korupsi.
Dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 korupsi diklasifikasikan ke
dalam: merugikan keuangan negara, suap-menyuap, penggelapan dalam
jabatan, pemerasan, perbuatan curang, benturan dalam pengadaan, gratifikasi.
Dalam rangka pemberantasan korupsi perlu dilakukan penegakan secara
terintegrasi, adanya kerja sama internasional dan regulasi yang harmonis.11
11
Ibid
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Korupsi berasal dari bahasa latin ”Corruptio” atau ”Corruptus”, yang kemudian
muncul dalam banyak bahasa Eropah, Inggris, Prancis ”Corruption", bahasa
Belanda ”Corruptie” yang kemu dian muncul pula dalam bahasa Indonesia
”Korupsi”, jika kita merujuk pada kamus-kamus Indonesia-lnggris maupun yang
Inggris-lndonesia, akan didapati bahwa arti kata korupsi itu ialah busuk, buruk,
bejat, dapat di sogok, suka disuap.
2. Dampak korupsi berdampak kepada diantaranya:
a. Masyarakat dan individu
b. Generasi muda bangsa
c. Politik
d. Ekonomi bangsa
e. Birokrasi dan lain-lain masih banyak yang lainnya yang tidak dapat ditulis
secara keseluruhan.
3. Upaya yang perlu dilakukan pemerintah
a. Mendesain dan menata ulang pelayanan publik
b. Memperkuat transparansi, pengawasan dan sanksi
c. meningkatkan pemberdayaan perangkat pendukung dalam pencegahan
korupsi.
B. Komentar
Dengan mempelajari teori teori diatas, penulis berpesan kepada pembaca
untuk bersikap aktif dalam melihat dan menilai para pejabat negara baik melaui
pemberintaan TV, atau media sosial anda, mengkritisi kebijakan pemerintah
merupakan suatu langkah yang tidak salah, dan sah dimata hukum, dengan
memperhatikan batasan batasan yang ada. Semoga negara indonesia ini dibebaskan
dari para koruptor, penghianat bangsa dan akhir kata mohon maaf apabila terdapat
kekurangan dalam penulisan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Nur Rohim, Dampak Ekonomi Akibat Kejahatan Korupsi Pasca Regulasi Otonomi
Daerah, Jurnal Filsafat Dan Hukum Hlm. 137