Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MATA KULIAH PBAK

MAKALAH
“PERAN MAHASISWA SEBAGAI AGEN PERUBAHAN DALAM
PEMBERANTASAN KORUPSI DI MASYARAKAT SEKITAR”

Dosen Pengajar:
Nasri, S.Si. T, M. Pd
NIP. 197012041991031001

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3:


RITA SAFITRI(P07125219066)
NURUL AFRAH(P07125219062)
RYDHA PUTRA JAYUSWA(P07125219067)
PUTRI ANANDA(P07125219063)
SAFIRA ULFI(P07125219068)
RAYHAN NOVILIA(P07125219064)
SALMIATI(P07125219069)
RISKA NAZIRA( P07125219065)
SARAH WULANDARI(P07125219070

DIV TERAPI GIGI


POLTEKKES KEMENKES ACEH
2020

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmad-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PERAN MAHASISWA
SEBAGAI AGEN PERUBAHAN DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI DI
MASYARAKAT SEKITAR”.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalag ini.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan
kesempurnaan makalaj ini. Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing
mata kuliah PBAK yang telah membantu proses penyelesaian makalah ini, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Aceh Besar, 20 September 2021


Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................
1.1 Latar belakang Masalah .......................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................... 1
1.3 Tujuan Masalah........................................................................ 1

BAB II HASIL PEMBAHASAN..........................................................


2.1 Pengertian Korupsi ................................................................ 2
2.2 Mahasiswa dan Potensi yang Dimiliki..................................... 3
2.3 Peran Mahasiswa Dalam Gerakan Anti Korupsi..................... 4
2.3 Keterlibatan Mahasiswa Dalam Pemberantasan Korupsi
di Masyarakat........................................................................... 6

BAB III PENUTUP...............................................................................


3.1 Kesimpulan.............................................................................. 9
3.2 Saran........................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Masalah


Tindakan perilaku korupsi akhir-akhir ini ramai diperbincangkan, baik di media massa
maupun media cetak. Tindakan korupsi ini mayoritas dilakukan oleh para pejabat tinggi
negara yang sesungguhnya dipercaya oleh masyarakat luas untuk memajukan kesejahteraan
rakyat sekarang malah merugikan negara. Hal ini tentu saja sangat memprihatinkan bagi
kelangsungan hidup rakyat yang dipimpin oleh para pejabat yang terbukti malakukan
tindakan korupsi.
Dalam sejarah perjalanan Indonesia tercatat bahwa mahasiswa mempunyai peranan yang
sangan penting.mahasiswa didukung oleh kompetensi dasar yang mereka miliki, yaitu:
intelegensia, kemampuan berpikir kritis, dan keberanian untuk menyatakan kebenaran.
Dengan kompetensi yang dimiliki tersebut sangat diharapkan mahasiswa mampu menjadi
agen perubahan, mampu menyuarakan kepentingan rakyat, mampu mengkritisi kebijakan-
kebijakan yang koruptif, dan ikut berperan sebagai agen perubahan pemberantasan korupsi
dalam masyarakat.
Oleh karena itu kami membuat makalah ini agar bisa membantu kawan-kawan dalam
memahami lebih dalam mengenai peran mahasiswa sebagai agen perubahan pemberantas
korupsi di masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan korupsi?
2. Apa itu mahasiswa dan potensi apa yang dimilikinya?
3. Bagaimana peran mahasiswa dalam gerakan anti korupsi ?
4. Bagaimana keterlibatan mahasiswa dalam upaya pemberantasan korupsi di masyarakat ?

1.3 Tujuan
Agar mahasiswa dapat memahami dengan jelas peranannya sebagai agen perubahan
dalam pemberantasan korupsi di masyarakat .

1
BAB II
HASIL PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Korupsi
Istilah korupsi berasala dari satu kata dalam bahasa latin yakni corruptio atau corrptus
yang disalin ke berbagai bahasa. Misalnya disalin dalam bahasa inggris menjadi corruption
atau corrupt dalam bahasa prancis menjadi corruption dan dalam bahasa belanda disalin
menjadi istilah corruptie (korruptie). Agaknya dari bahsa Belanda itulah lahir kata korupsi
dalam bahasa Indonesia. Secara harfiah istilah tersebut berarti segala macam perbuatan
yang tidak baik, seperti yang dikatakan andi hamzah sebagaimana di nukil Adami Chazawi
korupsi berarti sebagai kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidak jujuran, dapat disuap,
tidak bermoral, penyempangan dari kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina atau
memfitnah.
Menurut Klitgraard korupsi adalah suatu tingkah laku yang menyimpang dari
tugas-tugas resmi jabatanya dalam negara, Dimana untuk memperoleh keuntungan status
atau uang yang menyangkut diri pribadi (perorangan, keluarga dekat, atau kelompok),
atau melanggar aturan pelaksanaan yang menyangkut tingkah laku pribadi. Pengertian ini
dilihat dari perspektif administrasi negara. Menurut Subekti dan Tjitrosoedibio dalam
kamus hukum, yang dimaksud corruptie adalah korupsi, perbuatan curang, perbuatan
curang, tindak pidana yang merugikan keuangan negara.
Sementara itu menurut undang-Undang nomor 20 tahun 2001 tentang
pemberantasan tindak pidana korupsi, yang termasuk dalam tindak pidana korupsi adalah
setiap orang yang dikatergorikan melawan hukum, melakukan perbuatan memperkaya
diri sendiri, menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,
menyalahgunakan kewenangan maupun kesempatan atau sarana yang ada padanya
karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara

Fuady mengategorikan korupsi sebagai salah satu jenis kejahatan kerah putih (white
Collar Crime) atau kejahatan berdasi. Kejahatan ini berbeda dengan kejahatan yang
melibatkan orang-orang atau pelaku kejahatan jalanan. Pihak yang terlibat merupakan
orang-orang terpandang dan biasanya berpendidikan Korupsi pun dilakukan dengan cara-
cara yang canggih dengan berbagai modus operandi, yang seolah-olah membuat
perbuatan korupsi menjadi perbuatan biasa dan legal. Jika diukur dengan modus
operandi, korupsi merupakan salah satu bentuk kejahatan kelas tinggi yang sebenarnya
2
dilatar belakangi oleh prinsip yang keliru.
Dari beberpa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian korupsi adalah
perbuatan yang buruk, seperti penggelapan uang, penerimaan suap, dan sebagainya untuk
memperkaya diri sendiri, atau korporasi yang mengakibatkan kerugian keuangan negara,
yang dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kepentingan dan kekuasaan. Dalam hal
ini korupsi merupakan suatu tindakan yang sangat tidak terpuji yang dapat merugikan
suatu bangsa dan negara.
Ada beberapa istilah terkait dengan jenis-jenis korupsi, yaitu pengertian korupsi,
kolusi dan nepotisme yang populer dengan sebutan KKN. Kolusi merupakan sikap dan
perbuatan tidak jujur dengan membuat kesepakatan secara tersembunyi dalam
melakukan pemberian uang atau fasilitas tertentu sebagai pelicin agar segala urusan
menjadi lancar. Sementara nepotisme adalah seriap perbuatan melanggar hukum dengan
menguntungkan kepentingan keluarga, sanak saudara atau teman-teman yang dikenal.
Dalam Undang-undang nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan negara
yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme Pasal 1 ayat 3, 4,
5menyebutkan hal-hal berikut:
a. Korupsi adalah tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan yang mengatur tindak pidana korupsi.
b. Kolusi adalah pemufakatan atau kerja sama secara melawan hukum antara
penyelenggara negara dan pihak lain yang merugikan orang lain, masyarakat, dan/atau
negara.
c. Nepotisme adalah setiap perbuatan penyelenggaraan negara secara melawan hukum
yang menguntungkan kepentingan keluarganya dan/atau kroninya diatas kepentingan
masyarakat, bangsa dan negara.

2.2 Mahasiswa dan Potensi Yang Dimiliki


Selain mengenal karakteristik korupsi, pengenalan diri diperlukan untuk menentukan
strategi yang efektif yang akan digunakan. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, mahasiswa
harus menyadari siapa dirinya, kekuatan dan kemampuan apa yang dimilikinya yang dapat
digunakan untuk menghadapi peperangan melawan korupsi.
Apabila kita menilik ke dalam untuk mengetahui apa hakekat dari mahasiswa, maka kita
akan mengetahui bahwa mahasiswa mempunyai banyak sekali sisi. Disatu sisi mahasiswa
merupakan peserta didik, dimana mahasiswa diproyeksikan menjadi birokrat, teknokrat,

3
pengusaha, dan berbagai profesi lainnya. Dalam hal ini mahasiswa dituntut untuk memiliki
kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual. Hal tersebut
disebabkan kecerdasan intelektual tidak dapat mencegah orang untuk menjadi serakah, egois,
dan bersikap negatif lainnya. Dengan berbekal hal-hal tersebut, mahasiswa akan dapat
menjadi agen pembaharu yang handal, yang menggantikan peran-peran pendahulunya di
masa yang akan datang akan dapat melakukan perbaikan terhadap kondisi yang ada kearah
yang lebih baik.
Di sisi lain, mahasiswa juga dituntut berperan untuk melakukan kontrol sosial terhadap
penyimpangan yang terjadi terhadap sistem, norma, dan nilai-nilai yang ada dalam
masyarakat. Selain itu, Mahasiswa juga dapat berperan dalam mempengaruhi kebijakan
publik dari pemerintah.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh mahasiswa untuk mempengaruhi keputusan
politik adalah dengan melakukan penyebaran informasi/tanggapan atas kebijakan pemerintah
dengan melakukan membangun opini public, jumpa pers, diskusi terbuka dengan pihak-
pihak yang berkompeten. Selain itu, mahasiswa juga menyampaikan tuntutan dengan
melakukan demonstrasi dan pengerahan massa dalam jumlah besar. Di samping itu,
mahasiswa mempunyai jaringan yang luas, baik antar mahasiswa maupun dengan lembaga-
lembaga swadaya masyarakat sehingga apabila dikoordinasikan dengan baik akan menjadi
kekuatan yang sangat besar untuk menekan pemerintah.

2.3 . Peran Mahasiswa Dalam Gerakan Anti Korupsi

Penegakan hukum merupakan syarat mutlak bagi upaya-upaya penciptaan Indonesia


yang damai dan sejahtera. Apabila hukum ditegakkan, maka kepastian, rasa aman, tenteram
ataupun kehidupan yang rukun akan dapat terwujud. Ketiadaan penegakan hukum akan
menghambat pencapaian masyarakat memenuhi kebutuhan hidupnya (Chaerudin, dkk, 2008)
Hal tersebut menunjukkan adanya keterkaitan antara damai, adil dan sejahtera. Penegakan
hukum yang mengabaikan keadilan dan nilai yang hendak ditegakkan oleh hukum akan
menjauhkan rasa keadilan masyarakat yang pada gilirannya akan mempengaruhi citra hukum
dan penegakan hukum di masyarakat. Jika kondisi diatas dibiarkan maka masyarakat akan
menempuh cara sendiri untuk menemukan rasa keadilan meskipun bertentangan dengan
norma dan hukum yang ada.

Menurut Soerjono Soekanto, secara konsepsional inti dari arti penegakan hukum terletak
pada kegiatan menyerasikan hubungan nilai-nilai yang terjabarkan di dalam kaidah- kaidah

4
yang mantap dan mengejawantah, sikap tindak sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap
akhir, untuk menciptakan, memelihara dan mempertahankan kedamaian pergaulan hidup
(Rahardjo, 2009)

Korupsi adalah kejahatan luar biasa (extra ordinary crime) yang berdampak sangat luar
biasa. Pada dasarnya korupsi berdampak buruk pada seluruh sendi kehidupan manusia.
Korupsi merupakan salah satu faktor penyebab utama tidak tercapainya keadilan dan
kemakmuran suatu bangsa. Korupsi juga berdampak buruk pada sistem perekonomian,
sistem demokrasi, sistem politik, sistem hukum, sistem pemerintahan dan tatanan sosial
masyarakat. Yang tidak kalah penting korupsi juga dapat merendahkan martabat suatu
bangsa dalam tata pergaulan Internasional.

Korupsi yang terjadi di Indonesia sudah bersifat kolosal dan ibarat penyakit sulit untuk
disembuhkan. Korupsi dalam berbagai tingkatan sudah terjadi pada hampir seluruh sendi
kehidupan dan dilakukan oleh hampir semua golongan masyarakat. Dengan kata lain korupsi
sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari yang sudah dianggap biasa. Oleh
karena itu sebagian masyarakat menganggap korupsi bukan lagi merupakan kejahatan besar.
Jika kondisi ini tetap dibiarkan seperti itu, maka hampir dapat dipastikan cepat atau lambat
korupsi akan menghancurkan negeri ini. Oleh karena itu sudah semestinya kita
menempatkan korupsi sebagai musuh bersama, yang harus kita perangi bersama-sama dan
sungguh- sungguh.

Karena sifatnya yang sangat luar biasa, maka untuk memerangi atau memberantas
korupsi diperlukan upaya yang luar biasa pula . Upaya pemberantasan korupsi sama sekali
bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Upaya memberantas korupsi tentu saja tidak bisa
hanya menjadi tanggung jawab institusi penegak hukum atau pemerintah saja. Tetapi juga
merupakan tanggung jawab bersama seluruh konponen bangsa. Oleh karena itu upaya
memberantas korupsi harus melibatkan semua pemangku kepentingan yang terkait yaitu
pemerintah, swasta dan masyarakat, Dalam konteks inilah mahasiswa sebagai salah satu
bagian penting dari masyarakat, sangat diharapkan dapat berperan aktif.

Dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia tercatat bahwa mahasiswa mempunyai


peranan yang sangat penting. Peranan tersebut tercatat dalam peristiwa-peristiwa besar yang
dimulai dari Kebangkitan Nasional tahun 1908, Sumpah Pemuda tahun 1928, Proklamasi
Kemerdekaan NKRI tahun 1945, lahirnya Orde Baru tahun 1966, dan Reformasi tahun 1998.
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam peristiwa-peristiwa besar tersebut mahasiswa tampil di
5
depan sebagai motor penggerak dengan berbagai gagasan, semangat dan idealisme yang
mereka miliki.

Peran penting mahasiswa tersebut tidak dapat dilepaskan dari karakteristik yang mereka
miliki, yaitu : intelektualitas, jiwa muda dan idealisme. Dengan kemampuan intelektual yang
tinggi, jiwa muda yang penuh semangat, dan idealisme yang murni telah terbukti bahwa
mahasiswa selalu mengambil peran penting dalam sejarah perjalanan bangsa ini. Dalam
beberapa peristiwa besar perjalanan bangsa ini telah terbukti bahwa mahasiswa berperan
sangat penting sebagai agen perubahan (agent of change).

Dalam konteks gerakan anti-korupsi mahasiswa juga diharapkan dapat tampil di depan
menjadi motor penggerak. Mahasiswa didukung oleh kompetensi dasar yag mereka miliki,
yaitu: intelegensia, kemampuan berpikir kritis, dan keberanian untuk menyatakan kebenaran.
Dengan kompetensi yang mereka miliki tersebut mahasiswa diharapkan:
 Mampu menjadi agen perubahan

 Mampu menyuarakan kepentingan rakyat

 Mampu mengkritisi kebijakan-kebijakan yang koruptif

 Mampu menjadi watch dog (anjing penjaga), lembaga - lembaga negara dan
penegak hukum.

2.4. Keterlibatan Mahasiswa Dalam Pemberantasan Korupsi Di Masyarakat

Dalam rangka pemberantasan korupsi sangat diharapkan keterlibatan mahasiswa yang


sifatnya tidak pada upaya penindakan (imperatif) yang merupakan kewenangan institusi
penegak hokum, tetapi mahasiswa berperan aktif dalam upaya pencegahan (preventif).
Mahasiswa lebih difokuskan dalam hal ikut membangun budaya antikorupsi di masyarakat
(dikti 2011). Gerakan antikorupsi adalah suatu gerakan memperbaiki perilaku individu
(manusia) dan sebuah sistem demi mencegah terjadinya perilaku koruptif.
Mahasiswa dalam rangka pemberantasan korupsi sadar memberikan edukasi dan
pemahaman pada masyarakat dalam bentuk gerakan anti-korupsi di
masyarakat( berpedoman uu.31/2009 jo uu.20/2001. Gerakan ini adalah upaya bersama yang
bertujuan untuk menumbuhkan budaya anti korupsi di masyarakat (termasuk mahasiswa).
Dengan tumbuhnya budaya antikorupsi di masyarakat diharapkan dapat mencegah
munculnya perilaku koruptif.

6
Mahasiswa juga dapat memberi pemahaman dan penjelasan bahwa para dasarnya
korupsi itu terjadi jika ada pertemuan antara tiga faktor utama, yaitu: niat, kesempatan dan
kewenangan.
 Niat adalah unsur setiap tindak pidana yang lebih terkait dengan individu manusia,
misalnya perilaku dan nilai-nilai yang dianut oleh seseorang.
 Kesempatan lebih terkait dengan sistem yang ada.
 Kewenangan, yang dimiliki seseorang akan secara langsung memperkuat kesempatan
yang tersedia.

Meskipun mucul niat, dan terbuka kesempatan, jika tidak diikuti dengan kewenangan,
maka korupsi tidak akan terjadi. dengan demikian, korupsi tidak akan terjadi jika ketiga
faktor tersebut, yaitu niat, kesempatan, kesempatan tidak ada dan tidak bertemu,
sehingga upaya memerangi korupsi pada dasarnya adalah upaya untuk menghilangkan
atau setidaknya meminimalkan ketiga factor tersebut.
Sebagai mahasiswa kita harus aktif mengedukasi masyarakat dengan
menanamkan nilai-nilai dasar anti korupsi, sebagai berikut.
 kejujuran,
 kemandirian,
 kedisiplinan,
 tanggung jawab,
 kerja keras,
 kesederhanaan,
 keberanian,
 keadilan
 dan seluruh wni hrs taat total ..pada kitab suci masing2...

Mahasiswa juga bisa memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai


bahaya melakukan tindakan korupsi karena pada nantinya akan mengancam dan
merugikan kehidupan masyarakat sendiri serta menghimbau agar masyarakat ikut serta
dalam menindak lanjuti (berperan aktif) dalam memberantas tindakan korupsi yang
terjadi di sekitar lingkungan mereka. Tidak hanya itu sebagai mahsiswa yang berperan
penting sebagai agen perubahan pemberantasan korupsi mahasiswa juga dapat
mengamati lingkungan di lingkungan masyarakat sekitar, misalnya:
 Apakah kantor-kantor pemerintah menjalankan fungsi pelayanan kepada masyarakatnya
dengan sewajarnya: pembuatan KTP, SIM, KK, laporan kehilangan. Adakah biaya yang

7
diperlukan untuk pembuatan surat menyurat, pembuatan surat- surat atau dokumen
tersebut? wajarkah jumlah biaya tersebut?
 Apakah akses publik kepada berbagai informasi sudah didapatkan?
 Apakah pelayanan publik untuk masyarakat miskin sudah memadai? misalnya:
pembagian kompor gas, Bantuan Langsung Tunai, dan sebagainya

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
korupsi adalah perbuatan yang buruk, seperti penggelapan uang, penerimaan
suap, dan sebagainya untuk memperkaya diri sendiri, atau korporasi yang
mengakibatkan kerugian keuangan negara, yang dilakukan oleh orang-orang yang
memiliki kepentingan dan kekuasaan. Dalam hal ini korupsi merupakan suatu
tindakan yang sangat tidak terpuji yang dapat merugikan suatu bangsa dan negara.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh mahasiswa untuk mempengaruhi
keputusan politik adalah dengan melakukan penyebaran informasi/tanggapan atas
kebijakan pemerintah dengan melakukan membangun opini public, jumpa pers,
diskusi terbuka dengan pihak-pihak yang berkompeten.
Dalam konteks gerakan anti-korupsi mahasiswa juga diharapkan dapat tampil
di depan menjadi motor penggerak. Mahasiswa didukung oleh kompetensi dasar yag
mereka miliki, yaitu: intelegensia, kemampuan berpikir kritis, dan keberanian untuk
menyatakan kebenaran. Dengan kompetensi yang mereka miliki tersebut mahasiswa
diharapkan:
 Mampu menjadi agen perubahan
 Mampu menyuarakan kepentingan rakyat
 Mampu mengkritisi kebijakan-kebijakan yang koruptif
 Mampu menjadi watch dog (anjing penjaga), lembaga - lembaga negara dan
penegak hukum.
Mahasiswa juga bisa memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai
bahaya melakukan tindakan korupsi karena pada nantinya akan mengancam dan
merugikan kehidupan masyarakat sendiri serta menghimbau agar masyarakat ikut
serta dalam menindak lanjuti (berperan aktif) dalam memberantas tindakan korupsi
yang terjadi di sekitar lingkungan mereka.
3.2.    Saran
Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
beserta penulis.

9
DAFTAR PUSTAKA

Andi Hamzah, Korupsi di Indonesia , ( Jakarta:Sinar Grafika, 1991 ), 7.,

Robert Klitgaard, Membasmi Korupsi, (jakarta:Yayasan Obor Indonesia, 2001), 31.,

Chaerudin, Syaiful Ahmad Dinar, Syarif Fadillah, 2008, Tindak Pidana Korupsi,
Reflika Aditama, Bandung.

http://mynewblogintroducemyselfeva.blogspot.com/2019/09/v-
behaviorurldefaultvmlo.html?m=1 , di akses 19 September 2021

https://www.coursehero.com/file/40737163/MAKALAH-PERANAN-
MAHASISWA-DALAM-TINDAK-PEMBERANTASAN-KORUPSIdocx/ , di akses
19 september 2021

10

Anda mungkin juga menyukai