Anda di halaman 1dari 39

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telahmemberikan kekuatan dan
kemampuan sehingga makalah ini bisa selesai tepat padawaktunya. Adapun tujuan dari penyusunan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugasMata Kuliah Pendidikan Anti Korupsi.Penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantudan mendukung dalam penyusunan makalah
ini/ Penulis sadar makalah ini belumsempurna dan memerlukan berbagai perbaikan, oleh karena itu
kritik dan saran yangmembangun sangat dibutuhkan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak.Sukabumi, 15 November 2019

Penyusun

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR

................................................................................................................

DAFTAR ISI

..............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

...........................................................................................................1.1Latar
Belakang.......................................................................................................................1.2Rumusan
Masalah..................................................................................................................1.3Tujuan...................
..................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

............................................................................................................2.1 Pengertian Korupsi Secara


Teoritis........................................................................................2.2 Gambaran Umum Korupsi di
Indonesia dan Jenis-Jenis Korupsi..........................................2.3 Tujuan
Korupsi.......................................................................................................................2.4 Tantangan
Demokrasi di Indonesia........................................................................................2.5 Tantangan Menuju
Proses Demokratisasi Indonesia..............................................................

BAB III PENUTUP

....................................................................................................................3.1
Kesimpulan.............................................................................................................................3.2
Saran...................................................................................................................................
PENDAHULUAN1.
1 Latar Belakang
Sangat
ditentukan oleh
kemampuan dan
keberhasilannya
dalam
melaksanakan pe
mbangunan. Pem
bangunan sebaga
isuatu proses per
ubahan yang dire
ncanakanmencak
up semua aspek
kehidupan masy
arakat. Efektifit
as dan keberhas
ilan pembanguna
n terutama
ditentukan oleh
dua faktor, yaitu
sumber
daya manusia,
yakni(orang-
orang
yang terlibatseja
k
dari perencanaa
n samapai pada
pelaksanaan) da
n pembiayaan. Di
antaradua faktor
tersebut yang pal
ing dominan adal
ah faktor manusi
anya.Indonesia
merupakan sala
h satu negara te
rkaya di Asia dili
hat darikeanekar
agaman kekayaan
sumber daya
alamnya. Tetapi
ironisnya,
negaratercinta
inidibandingkan
dengan negara
lain di kawasan
Asia bukanlah
merupakan
sebuah
negarayang kaya
malahan
termasuk negara
yang
miskin.Mengapa
demikian? Salah
satu penyebabny
a adalah rendahn
ya kualitas sumbe
r daya manusiany
a. Kualitas terseb
ut bukan hanya d
ari segi pengetah
uan atau intelekt
ualnya tetapi juga
menyangkutkuali
tas moral dan
kepribadiannya.
Rapuhnya moral
dan rendahnya
tingkat
kejujurandari
aparat
penyelenggara
negara
menyebabkan
terjadinya
korupsi. Demokr
asi telah membe
rikan ruang bagi
kita untuk meng
ekspresikandiri
dalam menjaga
kesatuan bangs
a. Dari perspekt
if Islam, Azyuma
rdi Azramengata
kan
bahwa tidaklah
mudah untuk
mengembangkan
demokrasi di wil
ayahMuslim,
meskipun sekitar
88,7 persen
penduduk
Indonesia adalah
Muslim,akanteta
piIndonesia
bukanlah negara
Islam. Pancasila
sebagai landasan
demokrasi
Indonesia,telah
memperkuat kar
akter bangsa da
n memberikan k
ontribusi yang b
esar dalam pelak
sanaan demokras
i. Aleksius menye
butkan, bahwa In
donesia memiliki
banyak tantangan
dalam
demokrasi. Para
pemimpin
mengelola
negara dengan
selera
pribadi, bukan de
ngan konstitusi. S
elain itu, ia juga
menyebutkan ba
hwa negara gagal
mengembangkan
budaya taat
hukum. Di tingkat
masyarakat,
orang Indonesia
mudahterprovok
asi dengan isu S
ARA. Hal ini men
unjukkan rendah
nya kepercayaan
masyarakat,
sementara
elemen ini
adalah salah
satu elemen
paling penting
dalamdemokrasi.
Pada tingkat
kelembagaan,
partai politik dan
parlemen tidak
lagi
menjadi pembela
hukum,
melainkan
menjadi
pelanggar aturan
hukum
1.Apa pengertian dari Korupsi ?2.Bagaimana Gambaran Korupsi di Indonesia dan Apa saja Jenis-Jenis
Korupsi ?3.Apa Tujuan Korupsi ?4.Bagaimana Tantangan Demokrasi di Indonesia ?5.Bagaimana
Tantangan Proses Demokratisasi di Indonesia ?

1.3Tujuan

1.Untuk Mengetahui Pengertian Korupsi secara Teoritis.2.Untuk Mengetahui Gambaran Korupsi dan
Jenis-Jenis Korupsi.3.Untuk Mengetahui Tujuan dari Korupsi.4.Untuk Mengetahui Bagaimana
Tantangan Demokrasi di Indonesia.5.Untuk Mengetahui Bagaimana Tantangan Proses Demokratisasi
di Indonesia.

BAB II

PEMBAHASAN2.1. Pengertian Korupsi secara Teoritis

Kata Korupsi berasal dari bahasa latin,

Corruptio-Corrumpere

Yang artinya busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik atau menyogok. Menurut Dr.
KartiniKartono, korupsi adalah tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan jabatan guna
mengeduk keuntungan, dan merugikan kepentingan umum. KorupsimenurutHuntington (1968)
adalah perilaku pejabat publik yang menyimpang darinorma-norma yang diterima oleh masyarakat,
dan perilaku menyimpang ini ditujukandalam rangka memenuhi kepentingan pribadi. Maka dapat
disimpulkan korupsimerupakan perbuatan curang yang merugikan Negara dan masyarakat luas
dengan berbagai macam modus.Banyak para ahli yang mencoba merumuskan korupsi, yang jika
dilihat daristruktrur bahasa dan cara penyampaiannya yang berbeda, tetapi pada
hakekatnyamempunyai makna yang sama. Kartono (1983) memberi batasan korupsi sebagitingkah
laku individu yang menggunakan wewenang dan jabatan guna mengeduk keuntungan pribadi,
merugikan kepentingan umum dan negara. Jadi korupsimerupakan gejala salah pakai dan salah urus
dari kekuasaan, demi keuntungan pribadi, salah urus terhadap sumber-sumber kekayaan negara
dengan menggunakanwewenang dan kekuatankekuatan formal (misalnya denagan alasan hukum
dankekuatan senjata) untuk memperkaya diri sendiri.Korupsi terjadi disebabkan adanya
penyalahgunaan wewenang dan jabatanyang dimiliki oleh pejabat atau pegawai demi kepentingan
pribadi denganmengatasnamakan pribadi atau keluarga, sanak saudara dan teman. Wertheim
(dalamLubis, 1970) menyatakan bahwa seorang pejabat dikatakan melakukan tindakankorupsi bila ia
menerima hadiah dari seseorang yang bertujuan mempengaruhinyaagar ia mengambil keputusan
yang menguntungkan kepentingan si pemberi hadiah.Kadang-kadang orang yang menawarkan
hadiahdalam bentuk balas jasa jugatermasuk dalam korupsi. Selanjutnya, Wertheim menambahkan
bahwa balas jasa dari pihak ketiga yang diterima atau diminta oleh seorang pejabat untuk diteruskan
kepadakeluarganya atau partainya kelompoknya atau orang-orang yang mempunyaihubungan pribadi
dengannya, juga dapat dianggap sebagai korupsi. Dalam keadaanyang demikian, jelas bahwa ciri yang
paling menonjol di dalam korupsi adalah

tingkah laku pej


abat yang melan
ggar azas pemisa
han antara kepe
ntingan pribadid
engan
kepentingan
masyarakat,
pemisaham
keuangan pribadi
dengan
masyarakat.
2.2
Gambaran umum
Korupsi di
Indonesia dan
Jenis - jenis
Korupsi
Korupsi di Indon
sia dimulai sejak
era Orde Lama s
ekitar tahun 196
0-an bahkan sang
at mungkin pada
tahun-tahun sebe
lumnya. Pemerint
ah melalui Undan
g-Undang Nomor
24 Prp 1960 yang
diikuti dengan
dilaksanakannya
“Operasi
Budhi”dan Pemb
entukan Tim Pe
mberantasan Ko
rupsi berdasarka
n Keputusan Pre
siden Nomor 228
Tahun 1967 yang
dipimpin langsun
g oleh Jaksa Agun
g, belummembu
ahkan hasil nyat
a. Pada era Orde
Baru, muncul Un
dang-Undang
Nomor3Tahun
1971 dengan
“Operasi
Tertib”yang
dilakukan
Komando
Operasi
PemulihanKeam
anan dan Keterti
ban (Kopkamtib)
, namun dengan
kemajuan iptek,
modusoperandi
korupsi semakin
canggih dan
rumit sehingga
Undang-Undang
tersebut
gagaldilaksanaka
n. Selanjutnya di
keluarkan kemba
li Undang-
Undang Nomor 3
1 Tahun1999.Up
aya-upaya
hukum yang tela
h dilakukan pem
erintah sebenar
nya sudahcukup
banyak dan
sistematis.
Namun korupsi
di Indonesia
semakin banyak
sejak akhir 1997
saat negara men
galami krisis pol
itik, sosial, kepe
mimpinan, dank
epercayaan yang
pada akhirnya m
enjadi krisis mult
idimensi. Geraka
n reformasiyang
menumbangkan
rezim Orde Baru
menuntut antara
lain
ditegakkannya
supremasihukum
dan pemberanta
san Korupsi,
Kolusi & Nepotis
me (KKN). Tuntut
an tersebutakhir
nya dituangkan
di dalam
Ketetapan MPR
Nomor
IV/MPR/1999 &
Undang-Undang
Nomor 28 Tahun
1999 tentang Pe
nyelenggaraan N
egara yang Bersi
h &Bebas dari
KKN.

Jenis-Jenis
KorupsiMenurut
UU. No. 20 Tahun
2001 tentang
Pemberantasan
Tindak Pidana
Korupsi,ada tiga
puluh jenis
tindakan yang
bisa
dikategorikan
sebagai tindak
korupsi.
Namunsecara
ringkas tindakan-
tindakan itu bisa
dikelompokkan
menjadi:1.Kerugi
an keuntungan
Negara2.Suap-
menyuap

Anda mungkin juga menyukai