Anda di halaman 1dari 14

PERILAKU DAN CIRI KORUPSI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Anti Korupsi


Dosen Pembingbing : Dr. Maryati Sutarno, S.Pd, SST, Bd, MARS, MH

Disusun oleh Kelompok 3 :


• Fitria ( 220607316 )
• Kartika Riyadi Sofici ( 220607328 )
• Lina Rohtiana ( 220607331)
• Rani Rachmawati ( 220607342 )
• Siti Mugiya Widiarti ( 220607350 )

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ABDI NUSANTARA
BEKASI
2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena dengan
anugerah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah “Perilaku dan Ciri
Korupsi” sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Anti Korupsi
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih banyak kepada dosen
pengampu mata kuliah Anti Korupsi yang telah memberikna tugas dan
membimbing kami serta kepada seluruh anggota kelompok yang telah
berusaha dan bekerja keras dalam penyusuan makal ah ini sehingga bisa
terselesaikan tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang harus di lengkapi
pada makalah ini. Kami sangat menerima kritik dan saran yang
membangun untuk kesempurnaan pembuatan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini bermanfaat oleh para pembaca, sekian dan
terimakasih.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................... 1


DAFTAR ISI ................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH ................................... 3
B. RUMUSAN MASALAH ............................................... 4
C. TUJUAN MASALAH.................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN..
A. PENGERTIAN KORUPSI ........................................... 5
B. PERILAKU DAN CIRI KORUPSI ................................. 6

BAB III PENUTUP


KESIMPULAN ................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................ 14


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Korupsi kini telah menjadi suatu penyakit sosial yang terjadi di


Indonesia. Korupsi berkembang dengan sangat pesat dan meluas dalam
a sp e k ke h id u pa n m a sya ra ka t . Te n tu d ip e rlu ka n u p a ya ya n g e f e kt if d a lam
menyelesaikan korupsi di Indonesia. Upaya pengenalan tentang bahaya
ko ru p si h a ru sla h d ila ku ka n se ja k d in i. S a la h sa tu n ya m e la lu i d u n ia
pendidikan, baik sekolah das ar maupun sekolah menengah atas. Upaya
pendidikan anti korupsi tentu akan menjadi solusi yang efektif dalam
meminimalkan tindak pidana korupsi. Oleh karena itu, pemerintah sangat
serius menangani masalah korupsi sehingga kem entrian Pendidikan
nasional mengupayakan adanya bahan ajar berupa modul pendidikan anti
korupsi pada tingkat sekolah dasar sampai sekolah menengah atas.
Dalam Undang -Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Nomor 31
Tahun 1999 pasal 2 ayat (1), korupsi diartikan dengan Tindakan
memperkaya diri sendiri, memperkaya orang lain, dan memperkaya
korporasi dengan cara melawan hukum dan merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara. Sementara itu, pada ayat 3 Undang -Undang
tersebut dijelaskan lebih lanjut bahwa setiap perbuatan yang terdir i dari
penyalahgunaan sarana yang ada karena jabatan dan kedudukan yang
dapat merugikan keuangan negara dan perekonomian negara, juga
termasuk korupsi.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai lembaga anti korupsi
yang m em iliki tugas untuk m elakukan upaya pem berantasan korupsi
m elalui penindakan dan juga pencegahan korupsi. Upaya pencegahan
korupsi dilakukan melalui pendidikan, kampanye dan sosialisasi anti
korupsi. Hal ini sesuai dengan amanat Undang -Undang Nomor 30 Tahun
2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang
tercantum pada pasal 13 huruf c yaitu menyelenggarakan program
pendidikan anti korupsi pada setiap jenjang pendidikan.
Pendidikan anti korupsi harus diberikan sejak dini dan dimasukkan
dalam proses pembelajaran mu lia dari t ingkat pendidikan dasar, dan
menengah. Hal ini upaya membentuk peilaku peserta didik yang anti
korupsi. Pendidikan anti korupsi ini tidak diberikan melalui suatu mata
pelajaran tersendiri, melainkan dengan cara mengintegrasikan melalui
beberapa mata pelajaran. Inti dari materi pendidikan anti korupsi ini
adalah penanaman nilai-nilai luhur yang terdiri dari delapan nilai anti
korupsi, yaitu :

1. Tanggung jawab
2. Jujur
3. Sederhana
4. Mandiri
5. Kerja keras
6. Adil
7. Berani
8. Peduli

Sikap anti korupsi merupakan sikap tidak setuju, tidak suka, dan
tidak senang terhadap tindakan korupsi, anti korupsi merupakan sikap
yang dapat mencegah dan menghilangkan bagi berkembangnya korupsi.
Mencegah yang dim aksud adalah upaya m eningkatkan kesadaran individu
untuk tidak melakukan tindak korupsi dan menyelamatkan uang dan aset
negara.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari korupsi ?
2. Apa Perilaku dan Ciri Korupsi?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari korupsi
2. Untuk mengetahui perilaku dan ciri korups
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Korupsi

K o ru p si b e ra sa l d a ri b a ha sa la t in , Co rru p t io -Co r ru m p e re ya n g a rt in ya
busuk, rusak, menggoyahkan, memutar balik atau menyogok. Maka dapat
disimpulkan korupsi merupakan perbuatan curang yang merugikan Negara
dan masyarakat luas dengan berbagai macam modus.
Sedangkan menurut Wikipedia Korupsi adalah semua yang memiliki
keterkaitan terhadap tindakan yang diancam dengan sanksi sebagaimana
diatur didalam Undang -undang No.31 Tahun 1999 Tentang
Pe m be ra n ta sa n Tin d a k Pida n a Ko ru p si d a n Un d an g -u n d an g No . 2 0 Ta h u n
2001 tentang pengubahan Atas UU No. 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi[1][2]. Dan Peraturan Mahkamah
Agung Nomor 1 tahun 2020 [3].

Rasuah atau mencuri (bahasa Latin: corruptio dari kata kerja


co rru mp e re ya n g b e rm a kn a b u su k, h a ra m , m en g g o ya h ka n , me m u ta rb a lik,
menyogok, mencuri, maling) ialah tindakan pejabat publik, baik politisi
maupun pegawai negeri sipil, serta pihak lain yang terlibat dalam
tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan
kepercayaan publik dan masyarakat yang dikuasakan kepada mereka
untuk mendapatkan keuntungan sepihak. [4]

Pengertian Korupsi Menurut Para Ahli


Berikut ini terdapat beberapa pengertian korupsi menurut para ahli, terdiri
atas:
1. Menurut Huntington (1968)
K o ru p si a d a la h p e rila ku p e ja b a t p u b lik ya n g me n yim p an g da ri n o rm a -
norm a yang diterim a oleh m asyarakat, dan perilaku m enyim pang ini
ditujukan dalam rangka memenuhi kepentingan pribadi.

2. Menurut Dr. Kartini Kartono


Korupsi adalah tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan
jabatan guna mengeduk keuntungan pribadi, merugikan kepentingan
umum.
3. Menurut Heddy Shri Ahimsha -Putra (2002)
Menyatakan bahwa persoalan ko ru p si adalah persoalan politik
pemaknaan.

4. Menurut Prof. Subekti


Korupsi adalah suatu tindak perdana yang memperkaya diri yang secara
langsung m erugikan negara atau perekonom ian negara. Jadi, unsur dalam
perbuatan korupsi me liputi dua aspek. Aspek yang memperkaya diri
dengan m enggunakan kedudukannya dan aspek penggunaan uang negara
untuk kepentingannya.

5. Menurut Syed Hussen Alatas


Korupsi merupakan suatu transaksi yang tidak jujur yang dapat
menimbulkan kerugian uang, waktu, dan tenaga dari pihak lain.

B. Perilaku dan Ciri Korupsi

Dalam konteks hukum pidana, tidak sem ua tipe korupsi yang kita kenal
t e rse b u t d iku a lif ika sika n se b a g a i p e rb u a t a n p id a n a . O le h K a re na it u ,
perbuatan apa saja yang dinyatakan sebagai korupsi, kita harus m erujuk
pada Undang -Undang pem berantasan korupsi.

Menurut Shed Husein Alatas, ciri -ciri korupsi antara lain sebagai berikut:

1. Korupsi senantiasa melibatkan lebih dari satu orang.


2. Korupsi pada umumnya dilakukan secara rahasia, kecuali korupsi
it u t e la h m e ra ja le la d a n b e g it u d a la m se h in g ga in d ivid u ya n g
berkuasa dan mereka yang berada dalam lingkungannya tidak
tergoda untuk menyembunyikan perbuatannya.
3. Korupsi melibatkan elemen kewajiban dan keuntungan timbal balik.
4. Kewajiban dan keuntungan yang dim aksud tidak selalu berupa uang.
5. Mereka yang mempraktikan cara -cara korupsi biasanya berusaha
untuk menyelubungi perbuatannya dengan berlindung di balik
pembenaran hukum.
6. Mereka yang terlibat korupsi m enginginkan keputusan yang tegas
dan mampu untuk mempengaruhi keputusan -keputusan itu.
7. Setiap perbuatan korupsi mengandung penipuan, biasanya
dilakukan oleh badan publik atau umum (masyarakat).
8. Setiap tindakan korupsi adalah suatu pengkhianatan kepercayaan.
9. Unsur-unsur Tindak Pidana Korupsi

Sedangkan menurut S.H.Alatas korupsi terjadi disebabkan oleh faktor


faktor berikut:

1. Ketiadaan atau kelemahan kepemimpinan dalam posisi -posis i kunc i


yang mampu memberikan ilham dan mempengaruhi tingkah laku
yang menjinakkan korupsi,
2. Kelemahan pengajaran-pengajaran agama dan etika,
3. Kolonialisme,
4. Kurangnya pendidikan,
5. Kemiskinan,
6. Tiadanya hukuman yang keras,
7. Kelangkaan lingkungan yang subur untuk perilaku anti korupsi
8. Struktur pemerintahan,
9. Perubahan radikal, da n
10. Keadaan masyarakat.

Pendidikan antikorupsi sejak dini adalah salah satu cara untuk


memberantas korupsi. Dengan pendidikan antikorupsi sejak din i, dapat
meningkatkan pengetahuan m a sya ra ka t tentang tindakan -tindakan
ko ru p si se h in g g a m a sya ra ka t da p a t iku t a n d il d a lam me mb e ra n t a sn ya .
Dengan pendidikan antikorupsi pula dapat meningkatkan pengetahuan
m engenai dam pak/akibat korupsi sehingga dapat m enghindarinya bahkan
ikut serta dalam melawannya.

Kondisi yang mendukung munculnya korupsi

Persepsi masyarakat internasional maupun nasional ( mayoritas


pengusaha dan pemerintahan) terhadap tingkat korupsi di suatu negara,
t in g ka t ko ru p si t e rse b u t t e ru t am a d ika it ka n d e ng a n u ru sa n ijin -ij in u sa h a ,
pajak, pemenang pengadaan barang dan jasa pemerintah melalui proses
tender Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa , beacukai,pungutan liar, dan
proses pembayaran termin -termin proyek, Keuangan dan Perbankan
Min ya k d a n G a s B u m i, B UMN d a n B UMD, P e n g e lo la a n A P B N d an A P B D,
Lembaga Manajemen Aset Negara dan Aset Daerah, Pertambangan,
Badan Layanan Umum , Badan Layanan Umum Daerah .Pendukung
munculnya korupsi adalah sebagai berikut:

1. Konsentrasi kekuasaan di pengambil keputusan yang tidak


bertanggung jawab langsung kepada masyarakat.
2. Kurangnya transparansi di pengambilan keputusan pemerintah
3. Kampanye-kampanye politik yang mahal, dengan pengeluaran
lebih besar dari pendanaan politik yang normal.
4. Proyek yang melibatkan uang rakyat (masyarakat) dalam jumlah
besar.
5. Lingkungan tertutup yang m em entingkan diri sendiri dan jaringan
"teman lama".
6. Lemahnya ketertiban hukum.
7. Lemahnya profesi hakim.
8. Kurangnya kebebasan berpendapat atau kebebasan Media massa .
9. Gaji pegawai pemerintah yang sangat kecil.
10. Ketidakadaannya kontrol yang cukup untuk m encegah penyuapan
atau sumbangan/kampanye
11. Unsur DPRD meminta jatah Proyek dan atau menerima dan
memberi uang Suap
12. Politik biaya tinggi,
13. Sistem pemilu dan Pilkada bermasalah,
14. Proses kandidasi yang transaksional,
15. Partai Politik rakmatis, tidak idiologis dan Korupsi,
16. Sikap permisif masyarakat terhadap korupsi,
17. Politisi Tidak Bermoral
18. Para politisi tidak Ber-Akhlak.
Jenis- jenis dari Korupsi antara lain :
a. Korupsi yang terkait dengan merugikan keuangan negara.
b. Korupsi yang terkait dengan suap menyuap.
c. Korupsi yang terkait dengan penggelapan dalam jabatan.
d. Korupsi yang terkait dengan pemerasan.
e. Korupsi yang terkait dengan perbuatan curang.
f. Korupsi yang terkait dengan benturan kepentingan dalam pengadaan.
g. Korupsi yang terkait dengan gratifikasi.
a) Penyuapan
Penyuapan merupakan sebuah perbuatan kriminal yang melibatkan
sejumlah pemberian kepada seorang dengan sedemikian rupa
sehingga bertentangan Dengan tugas dan tanggung jawabnya.
Sesuatu yang diberikan sebagai suap tidak harus berupa uang,
tapi bisa berupa barang berharga, rujukan hak-hak istimewa,
keuntungan ataupun janji tindakan, suara atau pengaruh seseorang
dalam sebuah jabatan public.

b) Penggelapan (embezzlement) dan pemalsuan atau Penggelembungan


(froud).
Penggelapan merupakan suatu bentuk korupsi yang melibatkan
pencurian uang, properti,atau barang berharga oleh seseorang yang
diberi amanat untuk menjaga dan mengurusuang property atau
barang berharga tersebut. Penggelembungan menyatu kepada praktik
penggunaan informasi agar mau mengalihkan harta atau barang
secara suka rela.

c) Pemerasan (extortion)
Pemerasan berarti penggunaan ancaman kekerasan atau
penam pilan inform asi yang m enghancurkan guna m em bujuk seseorang
agar mau bekerjasama. Dalam hal ini pemangku jabatan dapat menjadi
pemeras atau korban pemerasan.

d) Nepotisme (nepotism)
Nepotisme berarti memilih keluarga atau teman dekat berdasarkan
pertim bagan hubungan kekeluargaan , bukan karena kem am puannya.
Katanepotisme ini berasal dari kata2atin nepos, berarti “keponakan”
atau “cucu”.
Dalam UU RI No 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara
Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme,
menyebutkan bahwa, nepotisme adalah setiap perbuatan
Penyelenggara Ne g a ra se ca ra m e la wa n h u kum ya n g m en g u n tu n g kan
kepentingan keluarganya dan atau kroninya di atas kepentingan
masyarakat, bangsa, dan negara,(Pasal 1 angka 5). Contoh nepotisme
misalnya :
• seorang pejabat negara m engangkat anggota keluarganya
menduduki jabatan tertentu, tanpa memperhatikan aturan hukum
yang berlaku.

e) Gratifikasi
Gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas yang meliputi
pemberian uang, barang, rabat ( discount), komisi, pinjaman tanpa
bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata,
pengobatan cum a -cum a, dan fasilitas l ainnya.

Gratifikasi termasuk tindak pidana. Landasan hukumnya adalah UU


31/1999 dan UU 20/2001 Pasal 12. Penerima gratifikasi diancaman
pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4
tahun dan paling lama 20 tahun dan denda paling sedikit 200 juta rupiah
dan paling banyak 1 miliar rupiah. Gratifikasi dilarang karena dapat
mendorong pegawai negeri bersikap tidak obyektif, tidak adil dan tidak
professional. Dengan demikian pegawai negeri tidak dapat
m elaksanakan tugasnya dengan baik.

Ketentuan UU No 20/2001 menyebutkan bahwa setiap gratifikasi


yang diperoleh pegawai negeri atau penyelenggara negara adalah
suap, tetapi ketentuan ini tidak berlaku apabila penerima gratifikasi
m elaporkan gratifikasi yang diterim anya kepada Kom isi Pem berantasan
Tindak Pidana Korupsi (KPK) selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga
puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal gratifikasi te rseb ut diterima.

Contoh kasus yang dapat digolongkan sebagai gratifikasi :

• Pembiayaan kunjungan kerja lembaga legislatif, karena hal ini


dapat mempengaruhi legislasi dan implementasinya oleh
eksekutif.
• Pungutan liar di jalan raya dan tidak disertai tanda bukti dengan
tujuan sum bangan tidak jelas, oknum yang terlibat bisa jadi dari
petugas kepolisian (polisi lalu lintas), retribusi (d inas
pendapatan daerah), LLAJR dan m asyarakat (prem an). Apabila
kasus ini terjadi KPK menyarankan agar laporan dipublikasikan
oleh media massa dan dilakukan penindakan tegas terhadap
pelaku.
• Penyediaan biaya tambahan ( fee) 10-20 persen dari nilai proyek.
• Uang retribusi untuk masuk pelabuhan tanpa tiket yang dilakukan
oleh Instansi Pelabuhan, Dinas Perhubungan, Dinas Pendapatan
Daerah.
• Parsel ponsel canggih keluaran terbaru dari pengusaha ke
pejabat.
• Perjalanan wisata bagi bupati menjelang akhir jabatan.
• Pembangunan tempat ibadah di kantor pemerintah (karena
biasanya sudah tersedia anggaran untuk pembangunan tempat
ibadah dimana anggaran tersebut haru s dipergunakan sesuai
dengan pos anggaran dan keperluan tambahan dana dapat
m enggunakan kotak
• P e n g u ru sa n K TP / S I M/ P a spo r ya n g "d ip e rce p a t " d e n ga n u a n g
tambahan.
• Mensponsori konferensi internasional tanpa menyebutkan biaya
perjalanan yang transparan dan kegu naannya, adanya
penerimaan ganda, dengan jumlah tidak masuk akal.
• Pengurusan izin yang "dipercepat" dengan uang tambahan.
• Pemberian tiket perja lanan kepada pejabat atau keluarganya
untuk keperluan pribadi secara cuma -cuma.
• Pemberian hadiah atau parsel kepa da pejabat pada saat hari
raya keagamaan, oleh rekanan atau bawahannya.Hadiah atau
sumbangan pada saat perkawinan anak dari pejabat
• Pem berian potongan harga khusus bagi pejabat untuk pem belian
barang dari rekanan.
• Pemberian biaya atau ongkos naik haji dari rekanan kepada
pejabat.
• Pemberian hadiah ulang tahun atau pada acara -acara pribadi
lainnya dari rekanan.
• Pemberian hadiah atau souvenir kepada pejabat pada saat
kunjungan kerja
• Pemberian hadiah atau uang sebagai ucapan terima kasih karena
telah dibantu.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari berbagai penjelasan diatas kami menarik kesimpulan bahwa


korupsi adalah kejahatan yang sangat merugikan publik. Korupsi adalah
penghianatan, dalam hal ini adalah penghiantan terhadap rakyat yang
telah memberikan amanah dalam mengemban tugas tertentu. Ada
berbagai m acam dari jenis ko rupsi i tu sendiri. Maka dari itu bidang
Pendidikan dan agama sangat dibutuhkan untuk menekan kasus korupsi
yang sedang terjadi saat ini.
Korupsi di Indonesia telah dianggap sebagai kejahatan luar biasa.
Me lih a t re a l it a t e rse b u t t im b u l p e m ikira n m a sya ra ka t b a h wa ko ru p si
a d a la h m an isfe sta si b u d a ya b an g sa . Te la h b a n ya k u sa h a yan g d ila ku ka n
untuk memberantas korupsi. namun walaupun begitu dengan upaya
apapun memang harus terus dilakukan untuk memberantas korupsi.
seperti yang sekarang ini kita lakukan di lingkungan mahasiswa ,
m e ma su ka n p e nd id ika n a n t i ko ru p si g u n a m en g o p t im a lka n in t e le kt u a l,
sifat kritis dan etika integritas mahasiswa agar kedepannya bisa
menghasilkan sosok -sosok pembangun bangsa yang berji wa anti korupsi
tentunya
DAFTAR PUSAKA

h t t p s: / / www. d o se n p e n d id ika n . co . id / ko ru p si -a d a la h /

https://www.academia.edu/28659374/KORUPSI_pengertian_ciri_ciri_dan
_jenis_jenis_korupsi_serta_korupsi_dalam_be rbagai_perspektif_KORUP
SI

https://id.wikipedia.org/wiki/Korupsi

https://id.wikipedia.org/wiki/Gratifikasi

https://djpb.kemenkeu.go.id/kppn/manok wari/id/data -publikasi/berita -


terbaru/3026-tindak-pidana-korupsi-pengertian-dan-unsur-unsurnya.html

Anda mungkin juga menyukai