Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH PENDIDIKAN KARAKTER DAN ANTI KORUPSI

“KONSEP DASAR ANTI KORUPSI”

KELOMPOK 1 :

Sriwangi A12120014

Faturrahman A12121214

Eviyanti A12121220

Safrillah A12121221

Fanda A12121223

Siti Aisyah A12121235

Nur Fatria A12121243

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Palu, 05 April 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................i

DAFTAR ISI ...........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................1

A. Latar Belakang ..............................................................................................................1


B. Rumusan Masalah .........................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan ...........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................................3

A. Pengertian Korupsi ........................................................................................................3


B. Nilai – Nilai Anti Korupsi .............................................................................................3
C. Prinsip – Prinsip Anti Korupsi ......................................................................................7

BAB III PENUTUP .................................................................................................................9

A. Kesimpulan ..............................................................................................................9
B. Saran ........................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................10


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Korupsi sendiri merupakan sebuah tindakan yang banyak merugikan


orang banyak. Korupsi di Indonesia sudah menjadi sebuah kasus yang sering
terjadi, dan korupsi juga dikatan sebagai sebuah penyakit. Korupsi tidak hanya
soal uang, tetapi korupsi sendiri bisa dikatan dalam bentuk berbagai hal, seperti
korupsi waktu, penyogokan barang-barang dll. Istilah korupsi berasal dari bahasa
latin “corrumpere” “corruption” atau “corruptus”. Korup artinya busuk, palsu.
Korupsi dapat juga diartikan sebagai suka menerima uang sogok, menyelewengkan
uang atau barang milik perusahaan atau Negara, menerima uang dengan
menggunakan jabatan untuk kepentingan pribadi. Korupsi sering terjadi di kalangan
pejabat pemerintahan, dan juga bisa terjadi pada oknum lainya, termasuk orang
yang tidak menjadi pejabat pemerintahan sekalipun. Tetapi di Indonesia seorang
pejabat atau aparat pemerintah yang melakukan korupsi sudah menjadi rahasia
yang umum.

Korupsi disebabkan oleh adanya dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal merupakan penyebab korupsi dari faktor individu,
sedangkan faktor eksternal berasal dari lingkungan atau sistem. Upaya pencegahan
korupsi pada dasarnya dapat dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan faktor
penyebab korupsi. Nilai-nilai anti korupsi yang meliputi kejujuran, kemandirian,
kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, keberanian, dan keadilan, harus
dimiliki oleh tiap-tiap individu untuk menghindari munculnya faktor internal sehingga
korupsi tidak terjadi. Sementara itu, untuk mencegah faktor eksternal penyebab
korupsi, selain harus memiliki nilai-nilai anti korupsi, setiap individu juga harus
memahami dengan mendalam prinsip-prinsip anti korupsi yang meliputi akuntabilitas,
transparansi, kewajaran, kebijakan, dan kontrol kebijakan dalam
organisasi/individu/masyarakat. Dengan demikian, nilai-nilai dan prinsip-prinsip anti
korupsi harus tertanam dalam diri setiap individu, agar terhindar dari perbuatan
korupsi.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, berikut ditulis rumusan masalah


makalah :
1. Apa yang dimaksud dengan korupsi?
2. Bagaimana bentuk nilai-nilai anti korupsi?
3. Bagaimana bentuk prinsip-prinsip anti korupsi?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan, berikut ditulis tujuan penulisan
makalah :
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan korupsi.
2.Menguraikan berbagai nilai-nilai anti korupsi.
3.Menjelaskan berbagai prinsip-prinsip anti korupsi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Korupsi

Korupsi merupakan gejala masyarakat yang dapat Anda temui di hampir


segala tempat. Kata korupsi sendiri berasal dari kata latin yaitu corruptio atau
corruptus yang artinya kerusakan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, bisa
disuap, dan tidak bermoral kesucian. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), pengertian korupsi merupakan penyelewengan maupun penyalahgunaan
uang negara (perusahaan, yayasan, organisasi, dan sebagainya) guna keuntungan
pribadi maupun orang lain. Sementara itu, dalam arti yang luas pengertian korupsi
merupakan penyalahgunaan jabatan resmi untuk kepentingan pribadi. Arti kata
korupsi secara harfiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidak
jujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian. Menurut
Perspektif Hukum, definisi korupsi secara gamblang telah dijelaskan dalam
13 buah Pasal dalam UU No. 31 tahun 1999 jo. UU No. 20 tahun 2001.
Berdasarkan Pasal-pasal tersebut. Korupsi dirumuskan ke dalam tiga puluh
bentuk atau jenis tindak PidanaKorupsi. Pasal-pasal tersebut menerangkan secara
terperinci mengenai perbuatan yang bisa dikenakan Pidana Penjara karena
korupsi.

B. Nilai – Nilai Anti Korupsi

Nilai berasal dari bahasa latin vale’re yang artinya berguna, mampu
akan, berdaya, berlaku, sehingga nilai diartikan sebagai sesuatu yang dipandang
baik, bermanfaat dan paling benar menurut keyakinan seseorang atau
sekelompok orang. Nilai adalah kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu
disukai, diinginkan, dikejar, dihargai, berguna, dan dapat membuat orang yang
menghayatinya menjadi bermartabat. Nilai-nilai anti korupsi akan mendukung
prinsip-prinsip anti korupsi dapat berjalan dengan baik. Nilai-nilai anti
korupsi itu perlu diterapkan oleh setiap individu untuk dapat mengatasi
faktor eksternal agar korupsi tidak terjadi. Untuk mencegah terjadinya faktor
eksternal, Selain memiliki nilai-nilai anti korupsi, setiap individu perlu
memahami dengan mendalam prinsip-prinsip anti korupsi yaitu akuntabilitas,
transparansi, kewajaran, kebijakan, dan kontrol kebijakan dalam suatu organisasi
atau institusi atau masyarakat. Nilai-nilai dan prinsip-prinsip anti korupsi
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Nilai Anti Korupsi terdiri dari :

1. Kejujuran
Jujur adalah salah satu sifat yang sangat penting bagi kehidupan
mahasiswa, tanpa sifat jujur mahasiswa tidak akan dipercaya dalam kehidupan
sosialnya (Sugono: 2008). Jujur sebagai sebuah nilai merupakan
keputusan seseorang untuk mengungkapkan (dalam bentuk perasaan,
katakata dan/atau perbuatan) bahwa realitas yang ada tidak dimanipulasi
dengan cara berbohong atau menipu orang lain untuk keuntungan dirinya.
Kata jujur identic dengan “benar” yang lawan katanya adalah “bohong
Kejujuran juga berarti kekuatan dan keteguhan. Kejujuran adalah
barang yang amat berharga. Kebersamaan dalam kehidupan keluarga,
masyarakat, komunitas belajar, sekolah atau kehidupan berbangsa dan
bernegara sangat memerlukan saling kepercayaan (trust) di antara
anggotanya.

2. Kepedulian
Menurut Sugono definisi kata peduli adalah mengindahkan,
memperhatikan dan menghiraukan (Sugono : 2008). Nilai kepedulian sangat
penting bagi seorang mahasiswa dalam kehidupan di kampus dan di
masyarakat. Sebagai calon pemimpin masa depan, seorang mahasiswa
perlu memiliki rasa kepedulian terhadap lingkungannya, baik lingkungan
di dalam kampus maupun lingkungan di luar kampus. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan bahwa Kepedulian merupakan
partisipasi yaitu keikutsertaan. Dimana kata kepedulian berasal dari kata
peduli, yang artinya memperhatikan, menghiraukan, mengindahkan.

3. Kemandirian

Kemandirian merupakan kemampuan individu untuk bertingkah laku sesuai


keinginannya. Perkembangan kemandirian merupakan bagian penting untuk
dapat menjadi otonom dalam masa remaja. Steinberg (dalam Patriana,
2007:20) menjelaskan kemandirian merupakan kemampuan individu untuk
bertingkah laku secara seorang diri dan kemandirian remaja dapat dilihat
dengan sikap remaja yang tepat berdasarkan pada prinsip diri sendiri sehingga
bertingkah laku sesuai keinginannya, mengambil keputusan sendiri, dan
mampu mempertanggung jawabkan tingkah lakunya.

4. Kedisiplinan

Menurut Sugono definisi kata disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada


peraturan (Sugono: 2008). Dalam mengatur kehidupan kampus baik akademik
maupun sosial mahasiswa perlu hidup disiplin. Hidup disiplin tidak berarti
harus hidup seperti pola militer di barak militier namun hidup disiplin bagi
mahasiswa adalah dapat mengatur dan mengelola waktu yang ada untuk
dipergunakan dengan sebaik-baiknya untuk menyelesaikan tugas baik dalam
lingkup akademik maupun sosial kampus. Manfaat dari hidup yang disiplin
adalah mahasiswa dapat mencapai tujuan hidupnya dengan waktu yang lebih
efisien. Disiplin juga membuat orang lain percaya dalam mengelola suatu
kepercayaan.

5. Tanggung Jawab

Menurut Sugono definisi kata tanggung jawab adalah keadaan wajib


menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut,
dipersalahkan dan diperkarakan) (Sugono: 2008). Mahasiswa adalah sebuah
status yang ada pada diri seseorang yang telah lulus dari pendidikan
terakhirnya yang berkelanjutan melanjutkan pendidikan dalam sebuah
lembaga yang bernama universitas (Harmin: 2011). Mahasiswa yang memiliki
rasa tanggung jawab akan memiliki kecenderungan menyelesaikan tugas lebih
baik dibanding mahasiswa yang tidak memiliki rasa tanggung jawab.
Mahasiswa yang memiliki rasa tanggung jawab akan mengerjakan tugas
dengan sepenuh hati karena berpikir bahwa jika suatu tugas tidak dapat
diselesaikan dengan baik dapat merusak citra namanya di depan orang lain.

Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu dari sebuah perbuatan yang
salah. baik itu disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab tersebut
berupa perwuju dan kesadaran akan kewajiban menerina dan menyelesaikan
semua masalah yang telah di lakukan. Tanggung jawab juga merupakan suatu
pengabdian dan pengorbanan.

6. Kerja Keras

Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan. Kata "kemauan"


menimbulkan asosiasi dengan ketekadan, ketekunan, daya tahan. tujuan jelas,
daya kerja, pendirian. pengendalian diri, keberanian, ketabahan, keteguhan,
tenaga, kekuatan, kelaki-lakian dan pantang mundur. Adalah penting sekali
bahwa kemauan mahasiswa harus berkembang ke taraf yang lebih tinggi
karena harus menguasai diri sepenuhnya lebih dulu untuk bisa menguasai
orang lain.

Kerja keras adalah kegiatan kerja yang dilakukan seseorang secara sungguh-
sungguh tanpa mengenal kata lelah dan menyerah hingga mencapai target
yang sudah ditentukan. Seseorang yang bekerja keras seringkali disebut
sebagai workaholic. Mereka akan terus berusaha dan bekerja keras dengan
baik dan maksimal.
7. Sederhana

Gaya hidup sederhana sebaiknya perlu dikembangkan sejak mahasiswa me-


ngenyam masa pen didikannya. Dengan gaya hidup sederhana, setiap
mahasiswa dibiasakan. untuk tidak hi dup boros, hidup sesuai dengan
kemampuannya dan dapat memenuhi semua kebutuhannya. Kerap kali
kebutuhan diidentikkan dengan keinginan semata. padahal tidak selalu
kebutuhan sesuai dengan keinginan dan sebaliknya.

Sederhana adalah kebiasaan atau perilaku sehari-hari yang dilakukan sesuai


kebutuhan dan kemampuan serta tidak mencerminkan sikap yang berlebihan
atau mengandung unsur kemewahan. Sederhana ditekankan pada unsur dan
kemampuan materi atau keuangan, misalnya: makan, minum, jajan, membeli
buku, rumah, dan kendaraan.

8. Keberanian

Keberanian diartikan sebagai sifat yang berani menanggung resiko dalam


pembuatan keputusan dengan cepat dan tepat waktu (frinaldi dan embi, 2011).
Sifat keberanian. seseorang tidak dimiliki sejak lahir tetapi sifat ini dapat
dibentuk dengan membuat suasana yang kondusif sehingga dia merasa
nyaman dan lebih percaya diri.

9. Keadilan

Adil adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak. Bagi mahasiswa
karakter adil ini perlu sekali dibina sejak masa perkuliahannya agar mahasiswa
dapat belajar mempertimbangkan dan mengambil keputusan secara adil dan
benar. Keadilan berasal dari kata adil, menurut Kamus Bahasa Indonesia adil
adalah tidak

sewenang-wenang, tidak memihak, tidak berat sebelah. Adil terutama


mengandung arti bahwa suatu keputusan dan tindakan didasarkan atas norma-
norma objektif.

Keadilan pada dasarnya adalah suatu konsep yang relatif, setiap orang tidak
sama.
adil menurut yang satu belum tentu adil bagi yang lainnya, ketika seseorang
menegaskan bahwa ia melakukan suatu keadilan, hal itu tentunya harus
relevan dengan ketertiban umum dimana suatu skala keadilan diakui. Skala
keadilan sangat bervariasi dari satu tempat ke tempat lain, setiap skala
didefinisikan dan sepenuhnya ditentukan oleh masyarakat sesuai dengan
ketertiban umum dari masyarakat tersebut.
Di Indonesia keadilan digambarkan dalam Pancasila sebagai dasar negara,
yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam sila lima tersebut
terkandung nilai- nilai yang merupakan tujuan dalam hidup bersama. Adapun
keadilan tersebut didasari dan dijiwai oleh hakikat keadilan kemanusiaan yaitu
keadilan dalam hubungannya manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan
manusia lainnya.

C. Prinsip Anti Korupsi

1. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja. Semua


lembaga mempertanggung jawabkan kinerjanya sesuai aturan main baik dalam
bentuk konvensi (de facto) maupun konstitusi (de jure), baik pada level
budaya (individu dengan individu) maupun pada level lembaga (Bappenas
2002). Lembaga-lembaga tersebut

berperan dalam sektor bisnis, masyarakat, publik, maupun interaksi antara


ketiga sektor.

Akuntabilitas publik memiliki pola-pola tertentu dalam mekanismenya, antara


lain adalah akuntabilitas program, akuntabilitas proses. akuntabilitas
keuangan. akuntabilitas outcome, akuntabilitas hukum, dan akuntabilitas
politik (Puslitbang, 2001). Dalam pelaksanaann ya, akuntabilitas harus dapat
diukur dan dipertanggungjawabkan melalui mekanisme pela poran dan
pertanggungjawaban atas semua kegiatan yang dilakukan. Evaluasi atas
kinerja administrasi, proses pelaksanaan, dampak dan manfaat yang diperoleh
masyarakat baik secara langsung maupun manfaat jangka panjang dari sebuah
kegiatan.

2. Transparansi

Prinsip transparansi ini penting karena pemberantasan korupsi dimulai dari


transparansi dan mengharuskan semua proses kebijakan dilakukan secara
terbuka. schingga segala bentuk penyimpangan dapat diketahui oleh publik
(Prasojo: 2007). Selain itu transparansi menjadi pintu masuk sekaligus kontrol
bagi seluruh proses dinamika struktural kelembagaan. Dalam bentuk yang
paling sederhana, transparansi mengacu pada keterbukaan dan kejujuran untuk
saling menjunjung tinggi kepercayaan (trust) karena kepercayaan,
keterbukaan, dan kejujuran ini merupakan modal awal yang sangat berharga
bagi para mahasiswa untuk dapat melanjutkan tugas dan tanggungjawabnya
pada masa kini dan masa mendatang (Kurniawan: 2010).

3. Kewajaran
Prinsip anti korupsi lainnya adalah prinsip kewajaran. Prinsip fairness atau
kewajaran ini ditujukan untuk mencegah terjadinya manipulasi
(ketidakwajaran) dalam penganggaran, baik dalam bentuk mark up maupun
ketidakwajaran lainnya. Sifat-sifat prinsip kewajaran ini terdiri dari lima hal
penting yaitu komprehensif dan disiplin. fleksibilitas, terprediksi, kejujuran,
dan informatif. Komprehensif dan disiplin berarti mempertimbangkan
keseluruhan aspek. berkesinam-bungan, taat asas, prinsip pembebanan,
pengeluaran dan tidak melampaui batas (off budget), sedangkan fleksibilitas
artinya adalah adanya kebijakan tertentu untuk mencapai efisiensi dan
efektifitas. Terprediksi berarti adanya ketetapan dalam perencanaan atas dasar
asas value for money untuk menghindari defisit dalam tahun. anggaran
berjalan.

4. Kebijakan

Prinsip anti korupsi yang keempat adalah prinsip kebijakan. Pembahasan


mengenai prinsip ini ditujukan agar mahasiswa dapat mengetahui dan
memahami kebijakan anti korupsi. Kebijakan ini berperan untuk mengatur tata
interaksi agar tidak terjadi penyimpangan yang dapat merugikan negara dan
masyarakat. Kebijakan anti korupsi ini tidak selalu identik dengan undang-
undang anti-korupsi, namun bisa berupa undang-undang kebebasan mengakses
informasi, undang-undang desentralisasi, undang- undang anti-monopoli,
maupun lainnya yang dapat memudahkan masyarakat mengetahui sekaligus
mengontrol terhadap kinerja dan penggunaan anggaran negara oleh para
pejabat negara. Aspek-aspek kebijakan terdiri dari isi kebijakan, pembuat
kebijakan, pelaksana kebijakan, kultur kebijakan. Kebijakan anti-korupsi akan
efektif apabila di dalamnya terkandung unsur-unsur yang terkait dengan
persoalan korupsi dan kualitas dari isi kebijakan tergantung pada kualitas dan
integritas pembuatnya. Kebijakan yang telah dibuat dapat berfungsi apabila
didukung oleh aktor-aktor penegak kebijakan yaitu kepolisian, kejaksaan,
pengadilan.pengacara, dan lembaga pemasyarakatan. Eksistensi sebuah
kebijakan tersebut terkait dengan nilai-nilai, pemahaman, sikap, persepsi, dan
kesadaran masyarakat terhadap hukum atau undang-undang anti korupsi.
Lebih jauh lagi, kultur kebijakan ini akan menentukan tingkat partisipasi
masyarakat dalam pemberantasan korupsi.

5. Kontrol Kebijakan

Prinsip terakhir anti korupsi adalah kontrol kebijakan. Kontrol kebijakan


merupakan upaya agar kebijakan yang dibuat betul-betul efektif dan
mengeliminasi semua bentuk korupsi. Pada prinsip ini, akan dibahas mengenai
lembaga-lembaga pengawasan di Indonesia, self-evaluating organization,
reformasi sistem pengawasan di Indonesia, problematika pengawasan di
Indonesia. Bentuk kontrol kebijakan berupa partisipasi, evolusi dan reformasi.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Korupsi merupakan perilaku menyimpang yang banyak membuat orang rugi.


Korupsi sering terjadi di berbagai Negara dan termasuk Indonesia. Banyak
para pejabat pemerintahan yang melakukan tindakan korupsi ini, seperti suap,
mengambil uang hak rakyat, dll. Dijelaskan bahwa terdapat nilai-nilai dan juga
prinsip-prinsip dari anti korupsi ini. Nilai tersebut merupakan bentuk hal yang
positif. Dimana mengajarkan berbagai bentuk tindakan supaya tidak
melakukan korupsi.

Berbagai prinsip dari anti korupsi yaitu adanya akuntabilitas, transparansi,


kewajaran, kebijakan, dan kontrol kebijakan. Prinsip tersebut dapat diterapkan
dan di implementasikan sesuai dengan prinsip yang ada, supaya anti korupsi
ini benar-benar terjadi.

Perlunya kita menerapkan nilai-nilai serta prinsip-prinsi pada anti korupsi,


supaya kita sebagai generasi yang memimpin di masa yang akan dating tidak
malakukan hal yang fatal tersebut. Korupsi harus di berantas agar tidak
merugikan orang lain atau rakyat. Generasi muda harus mengayomi dan
mengimplementasikan nilai-nilai anti korupsi yang ada.

B. Saran

Setelah menulis makalah ini, kami kelompok 1 sebagai penyusun makalah


dengan judul "Nilai dan Prinsip Anti Korupsi" ingin memberikan saran dan
ajakan kepada pembaca makalah ini untuk mencari tahu lebih lanjut mengenai
nilai anti korupsi, sehingga memiliki minat yang lebih tinggi dalam
mengetahui nilai dan prinsip dari korupsi. Selain itu, kami juga mengajak
kepada pembaca untuk memahami kedudukan prinsip anti korupsi. Akhir kata,
kami kelompok 1 sadar bahwa makalah yang kami tulis masih memiliki
banyak kesalahan dan kekurangan, serta jauh dari kata sempurna. Untuk itu,
kami mengharapkan kritikan, masukan, dan saran dari pembaca sehingga kami
bisa menulis makalah lain yang lebih baik kedepannya dengan mengacu
kepada sumber- sumber yang lebih valid dan dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2011. Pendidikan Anti Korupsi


untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kemendikbud.

Redaksi. 2021. Pengertian kepedulian sosial, menurut tokoh, para ahli, kbbi,
dalam islam. https://www.sosiologi.info/2021/11/pengertian-kepedulian-
sosial-menurut-tokoh-para-ahli-kbbi-dalam-islam.html.

Diakses : 30 Sepetmber 2022. Patriana, P. 2007. Hubungan antara


kemandirian dengan motivasi bekerja sebagai pengajar Les

Privat pada mahasiswa di Semarang. Skripsi. Semarang: Universitas


Diponegoro.

Wibowo. 2013. Perilaku dalam organisasi. Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada.

Aldri, Embi, Ali. 2011. Pengaruh budaya kerja Emik terhadap budaya kerja
keberanian dan kearifan PNS dalam pelayanan public yang prima, Lab-Ane
FISIP UNTIRTA.

Rusdiana, Enmilia. 2020. Lau Development dan Justice Review. No 1 (vol 3,


33-34). Diakses: 30 September 2022.

Anda mungkin juga menyukai