Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI


“NILAI DAN PRINSIP ANTI KORUPSI”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
1. Barnes Sumendap
2. I Dewa Kamendra
3. Aldi Tambanua
4. Iriando Pelealu
5. Veren Mewo

Dosen Mata Kuliah :


Ns. Estefina Maukasi, S.Kep. M.MKes

UNIVERSITAS SARIPUTRA INDONESIA TOMOHON


2023
KATA PENGATAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa karna atas berkat dan rahmat-
Nya kami kelompok boleh menyelesaikan tugas Pendidikan Anti Korupsi. Makalah yang
berjdudl “Nilai dan Prinsip Anti Korupsi” .
Kami kelompok berterima kasih kepada pihak-pihak terkait yang sudah membantu kami
kelompok dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari, bahwa Tugas Pendidikan Anti Korupsi yang kami susun ini masih jauh
dari kata sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca agar
menjadi acuan kami sebagai penulis untuk menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Semoga
Makalah “Nilai dan Prinsip Anti Korupsi” ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan
para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Manado, 20 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................
A. LATAR BELAKANG..................................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................
C. TUJUAN PENULISAN...............................................................................................
D. MANFAAT PENULISAN...........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................
A. PENGERTIAN KORUPSI...........................................................................................
B. NILAI-NILAI ANTI KORUPSI..................................................................................
C. PRINSIP ANTI KORUPSI..........................................................................................
BAB III PENUTUP................................................................................................................
A. KESIMPULAN............................................................................................................
B. SARAN........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah Korupsi sendiri merupakan sebuah tindakan yang banyak merugikan
orang banyak. Korupsi di Indonesia sudah menjadi sebuah kasus yang sering
terjadi, dan korupsi juga dikatan sebagai sebuah penyakit. Korupsi tidak hanya soal
uang, tetapi korupsi sendiri bisa dikatan dalam bentuk berbagai hal, seperti korupsi
waktu, penyogokan barang-barang dll. Istilah korupsi berasal dari bahasa latin
“corrumpere” “corruption” atau “corruptus”. Korup artinya busuk, palsu. Korupsi dapat
juga diartikan sebagai suka menerima uang sogok, menyelewengkan uang atau barang
milik perusahaan atau Negara, menerima uang dengan menggunakan jabatan untuk
kepentingan pribadi.
Korupsi sering terjadi di kalangan pejabat pemerintahan, dan juga bisa
terjadi pada oknum lainya, termasuk orang yang tidak menjadi pejabat pemerintahan
sekalipun. Tetapi di Indonesia seorang pejabat atau aparat pemerintah yang
melakukan korupsi sudah menjadi rahasia yang umum. Pada makalah ini dipaparkan
berbagai materi yang lebih spesifik ke pembahasan mengenai nilai dan prinsip
anti korupsi. Nilai-nilai yang dibahas meliputi nilai kejujuran, nilai kemandirian,
nilai kedisiplinan, nilai pertanggung jawaban, nilai kerja keras, nilai kesederhanaan,
nilai keberanian, dan terakhir nilai keadilan. Sedangkan prinsi-prinsip anti korupsi sendiri
meliputi adanya akuntabilitas, transparansi, kewajaran, kebijakan, dan kontrol
kebijakan, untuk mencegah terjadinya factor eksternal penyebab korupsi.
B. Rumusan Masalah
1) Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, berikut ditulis rumusan masalah makalah
: Apa yang dimaksud dengan korupsi?
2) Bagaimana bentuk nilai-nilai anti korupsi?
3) Bagaimana bentuk prinsip-prinsip anti korupsi?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan, berikut ditulis tujuan penulisan
makalah :
1) Menjelaskan apa yang dimaksud dengan korupsi.
2) Menguraikan berbagai nilai-nilai anti korupsi.
3) Menjelaskan berbagai prinsip-prinsip anti korupsi.

D. Manfaat Penulisan
1) Dapat meningkatkan pengetahuan pembaca untuk memahami apa itu korupsi.
2) Dapat melatih kemampuan para pembaca untuk lebih berpikir mengenai apa
saja nilai-nilai yang ada dalan anti korupsi.
3) Dapat mendorong para pembaca mengenai korupsi terutama mengenai berbagai
prinsip-prinsip anti korupsi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Korupsi
Korupsi merupakan gejala masyarakat yang dapat Anda temui di hampir
segala tempat. Kata korupsi sendiri berasal dari kata latin yaitu corruptio atau corruptus
yang artinya kerusakan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, bisa disuap, dan tidak
bermoral kesucian. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian
korupsi merupakan penyelewengan maupun penyalahgunaan uang negara (perusahaan,
yayasan, organisasi, dan sebagainya) guna keuntungan pribadi maupun orang lain.
Sementara itu, dalam arti yang luas pengertian korupsi merupakan penyalahgunaan
jabatan resmi untuk kepentingan pribadi.
Arti kata korupsi secara harfiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidak jujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian. Menurut
Perspektif Hukum, definisi korupsi secara gamblang telah dijelaskan dalam 13 buah
Pasal dalam UU No. 31 tahun 1999 jo. UU No. 20 tahun 2001. Berdasarkan
Pasal-pasal tersebut. Korupsi dirumuskan ke dalam tiga puluh bentuk atau jenis tindak
PidanaKorupsi. Pasal-pasal tersebut menerangkan secara terperinci mengenai
perbuatan yang bisa dikenakan Pidana Penjara karena korupsi.

B. Nilai-nilai Anti Korupsi


Nilai berasal dari bahasa latin vale’re yang artinya berguna, mampu akan,
berdaya, berlaku, sehingga nilai diartikan sebagai sesuatu yang dipandang baik,
bermanfaat dan paling benar menurut keyakinan seseorang atau sekelompok orang.
Nilai adalah kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu disukai, diinginkan, dikejar,
dihargai, berguna, dan dapat membuat orang yang menghayatinya menjadi bermartabat.
Nilai-nilai anti korupsi akan mendukung prinsip-prinsip anti korupsi dapat berjalan
dengan baik. Nilai-nilai anti korupsi itu perlu diterapkan oleh setiap individu untuk
dapat mengatasi faktor eksternal agar korupsi tidak terjadi. Untuk mencegah
terjadinya faktor eksternal, Selain memiliki nilai-nilai anti korupsi, setiap individu
perlu memahami dengan mendalam prinsip-prinsip anti korupsi yaitu akuntabilitas,
transparansi, kewajaran, kebijakan,dan kontrol kebijakan dalam suatu organisasi atau
institusi atau masyarakat. Nilai-nilai dan prinsil-prinsip anti korupsi merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Nilai Anti Korupsi terdiri dari :
a) Kejujuran
Menurut Sugono kata jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak
berbohong, dan tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat yang sangat penting
bagi kehidupan mahasiswa, tanpa sifat jujur mahasiswa tidak akan dipercaya dalam
kehidupan sosialnya (Sugono: 2008). Jujur sebagai sebuah nilai merupakan
keputusan seseorang untuk mengungkapkan (dalam bentuk perasaan, katakata
dan/atau perbuatan) bahwa realitas yang ada tidak dimanipulasi dengan cara
berbohong atau menipu orang lain untuk keuntungan dirinya. Kata jujur identic
dengan “benar” yang lawan katanya adalah “bohong”. Makna jujur lebih jauh
dikorelasikan dengan kebaikan (kemaslahatan). Kemaslahatan memiliki makna
kepentingan orang banyak, bukan kepentingan diri sendiri atau kelompoknya, tetapi
semua orang terlibat.
Kejujuran juga berarti kekuatan dan keteguhan. Kejujuran adalah barang yang
amat berharga. Kebersamaan dalam kehidupan keluarga, masyarakat, komunitas
belajar, sekolah atau kehidupan berbangsa dan bernegara sangat memerlukan saling
kepercayaan (trust) di antara anggotanya. Menurut Perspektif Agama Istilah
benar dan jujur merupakan terjemahan dari kata shidq. Lawannya adalah kidzd,
dusta atau bohong. Sifat benar dan jujur seharusnya menjadi sifat orang beriman dan
bertakwa. Sifat ini membawa pemiliknya kepada kebaikan.
b) Kepedulian
Menurut Sugono definisi kata peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan (Sugono : 2008). Nilai kepedulian sangat penting bagi seorang
mahasiswa dalam kehidupan di kampus dan di masyarakat. Sebagai calon
pemimpin masa depan, seorang mahasiswa perlu memiliki rasa kepedulian
terhadap lingkungannya, baik lingkungan di dalam kampus maupun lingkungan di
luar kampus.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan bahwa Kepedulian
merupakan partisipasi yaitu keikutsertaan. Dimana kata kepedulian berasal dari
kata peduli, yang artinya memperhatikan, menghiraukan, mengindahkan.
Rasa kepedulian seorang mahasiswa harus mulai ditumbuhkan sejak berada di
kampus. Oleh karena itu upaya untuk mengembangkan sikap peduli di
kalangan mahasiswa sebagai subjek didik sangat penting. Seorang mahasiswa
dituntut untuk peduli terhadap proses belajar mengajar di kampus, terhadap
pengelolalaan sumber daya di kampus secara efektif dan efisien, serta terhadap
berbagai hal yang berkembang di dalam kampus. Mahasiswa juga dituntut untuk
peduli terhadap lingkungan di luar kampus, terhadap kiprah alumni dan kualitas
produk ilmiah yang dihasilkan oleh perguruan tingginya.
c) Kemandirian
Kemandirian merupakan kemampuan individu untuk bertingkah laku sesuai
keinginannya. Perkembangan kemandirian merupakan bagian penting untuk
dapat menjadi otonom dalam masa remaja. Steinberg (dalam Patriana, 2007:20)
menjelaskan kemandirian merupakan kemampuan individu untuk bertingkah laku
secara seorang diri dan kemandirian remaja dapat dilihat dengan sikap remaja yang
tepat berdasarkan pada prinsip diri sendiri sehingga bertingkah laku sesuai
keinginannya, mengambil keputusan sendiri, dan mampu mempertanggung
jawabkan tingkah lakunya.
d) Kedisiplinan
Menurut Sugono definisi kata disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada
peraturan (Sugono: 2008). Dalam mengatur kehidupan kampus baik akademik
maupun sosial mahasiswa perlu hidup disiplin. Hidup disiplin tidak berarti
harus hidup seperti pola militer di barak militier namun hidup disiplin bagi
mahasiswa adalah dapat mengatur dan mengelola waktu yang ada untuk
dipergunakan dengan sebaik-baiknya untuk menyelesaikan tugas baik dalam
lingkup akademik maupun sosial kampus. Manfaat dari hidup yang disiplin adalah
mahasiswa dapat mencapai tujuan hidupnya dengan waktu yang lebih efisien.
Disiplin juga membuat orang lain percaya dalam mengelola suatu kepercayaan.
e) Tanggung jawab
Menurut Sugono definisi kata tanggung jawab adalah keadaan wajib
menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan
dan diperkarakan) (Sugono : 2008). Mahasiswa adalah sebuah status yang ada
pada diri seseorang yang telah lulus dari pendidikan terakhirnya yang berkelanjutan
melanjutkan pendidikan dalam sebuah lembaga yang bernama universitas
(Harmin: 2011). Mahasiswa yang memiliki rasa tanggung jawab akan memiliki
kecenderungan menyelesaikan tugas lebih baik dibanding mahasiswa yang tidak
memiliki rasa tanggung jawab. Mahasiswa yang memiliki rasa tanggung jawab
akan mengerjakan tugas dengan sepenuh hati karena berpikir bahwa jika suatu
tugas tidak dapat diselesaikan dengan baik dapat merusak citra namanya di depan
orang lain. Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu dari sebuah perbuatan
yang salah, baik itu disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab tersebut
berupa perwuju dan kesadaran akan kewajiban menerina dan menyelesaikan
semua masalah yang telah di lakukan. Tanggung jawab juga merupakan suatu
pengabdian dan pengorbanan.
f) Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan. Kata ”kemauan” menimbulkan
asosiasi dengan ketekadan, ketekunan, daya tahan, tujuan jelas, daya kerja,
pendirian, pengendalian diri, keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga, kekuatan,
kelaki-lakian dan pantang mundur. Adalah penting sekali bahwa kemauan mahasiswa
harus berkembang ke taraf yang lebih tinggi karena harus menguasai diri
sepenuhnya lebih dulu untuk bisa menguasai orang lain. Kerja keras adalah
kegiatan kerja yang dilakukan seseorang secara sungguh-sungguh tanpa mengenal
kata lelah dan menyerah hingga mencapai target yang sudah ditentukan. Seseorang
yang bekerja keras seringkali disebut sebagai workaholic. Mereka akan terus
berusaha dan bekerja keras dengan baik dan maksimal.
g) Sederhana
Gaya hidup sederhana sebaiknya perlu dikembangkan sejak mahasiswa me-ngenyam
masa pen didikannya. Dengan gaya hidup sederhana, setiap mahasiswa
dibiasakan untuk tidak hi dup boros, hidup sesuai dengan kemampuannya dan
dapat memenuhi semua kebutu hannya. Kerap kali kebutuhan diidentikkan
dengan keinginan semata, padahal tidak selalu kebutuhan sesuai dengan keinginan
dan sebaliknya. Sederhana adalah kebiasaan atau perilaku sehari-hari yang
dilakukan sesuai kebutuhan dan kemampuan serta tidak mencerminkan sikap
yang berlebihan atau mengandung unsur kemewahan. Sederhana ditekankan
pada unsur dan kemampuan materi atau keuangan, misalnya: makan, minum,
jajan, membeli buku, rumah, dan kendaraan.
h) Keberanian
Keberanian diartikan sebagai sifat yang berani menanggung resiko dalam pembuatan
keputusan dengan cepat dan tepat waktu (frinaldi dan embi, 2011). Sifat
keberanian seseorang tidak dimiliki sejak lahir tetapi sifat ini dapat dibentuk
dengan membuat suasana yang kondusif sehingga dia merasa nyaman dan lebih
percaya diri.
i) Keadilan
Adil adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak. Bagi mahasiswa karakter
adil ini perlu sekali dibina sejak masa perkuliahannya agar mahasiswa dapat
belajar mempertimbangkan dan mengambil keputusan secara adil dan benar.
Keadilan berasal dari kata adil, menurut Kamus Bahasa Indonesia adil adalah
tidak sewenang-wenang, tidak memihak, tidak berat sebelah. Adil terutama
mengandung arti bahwa suatu keputusan dan tindakan didasarkan atas norma-norma
objektif. Keadilan pada dasarnya adalah suatu konsep yang relatif, setiap orang
tidak sama, adil menurut yang satu belum tentu adil bagi yang lainnya, ketika
seseorang menegaskan bahwa ia melakukan suatu keadilan, hal itu tentunya
harus relevan dengan ketertiban umum dimana suatu skala keadilan diakui.
Skala keadilan sangat bervariasi dari satu tempat ke tempat lain, setiap skala
didefinisikan dan sepenuhnya ditentukan oleh masyarakat sesuai dengan ketertiban
umum dari masyarakat tersebut.
Di Indonesia keadilan digambarkan dalam Pancasila sebagai dasar negara, yaitu
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam sila lima tersebut terkandung
nilai-nilai yang merupakan tujuan dalam hidup bersama.Adapun keadilan tersebut
didasari dan dijiwai oleh hakikat keadilan kemanusiaan yaitu keadilan dalam
hubungannya manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia lainnya.

C. PRINSIP ANTI KORUPSI


a) Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja. Semua
lembaga mempertanggung jawabkan kinerjanya sesuai aturan main baik dalam
bentuk konvensi (de facto) maupun konstitusi (de jure), baik pada level budaya
(individu dengan individu) maupun pada level lembaga (Bappenas : 2002).
Lembaga-lembaga tersebut berperan dalam sektor bisnis, masyarakat, publik,
maupun interaksi antara ketiga sektor. Akuntabilitas publik memiliki pola-pola
tertentu dalam mekanismenya, antara lain adalah akuntabilitas program,
akuntabilitas proses, akuntabilitas keuangan, akuntabilitas outcome, akuntabilitas
hukum, dan akuntabilitas politik (Puslitbang, 2001). Dalam pelaksanaann ya,
akuntabilitas harus dapat diukur dan dipertanggungjawabkan melalui mekanisme
pela poran dan pertanggungjawaban atas semua kegiatan yang dilakukan.
Evaluasi atas kinerja administrasi, proses pelaksanaan, dampak dan manfaat
yang diperoleh masyarakat baik secara langsung maupun manfaat jangka
panjang dari sebuah kegiatan.
b) Transparansi
Prinsip transparansi ini penting karena pemberantasan korupsi dimulai dari
transparansi dan mengharuskan semua proses kebijakan dilakukan secara
terbuka, sehingga segala bentuk penyimpangan dapat diketahui oleh publik
(Prasojo : 2007). Selain itu transparansi menjadi pintu masuk sekaligus kontrol
bagi seluruh proses dinamika struktural kelembagaan. Dalam bentuk yang
paling sederhana, transparansi mengacu pada keterbukaan dan kejujuran untuk
saling menjunjung tinggi kepercayaan (trust) karena kepercayaan, keterbukaan, dan
kejujuran ini merupakan modal awal yang sangat berharga bagi para mahasiswa
untuk dapat melanjutkan tugas dan tanggungjawabnya pada masa kini dan masa
mendatang (Kurniawan : 2010).
c) Kewajaran
Prinsip anti korupsi lainnya adalah prinsip kewajaran. Prinsip fairness atau
kewajaran ini ditujukan untuk mencegah terjadinya manipulasi (ketidakwajaran)
dalam penganggaran, baik dalam bentuk mark up maupun ketidakwajaran
lainnya. Sifat-sifat prinsip kewajaran ini terdiri dari lima hal penting yaitu
komprehensif dan disiplin, fleksibilitas, terprediksi, kejujuran, dan informatif.
Komprehensif dan disiplin berarti mempertimbangkan keseluruhan aspek,
berkesinam-bungan, taat asas, prinsip pembebanan, pengeluaran dan tidak
melampaui batas (off budget), sedangkan fleksibilitas artinya adalah adanya
kebijakan tertentu untuk mencapai efisiensi dan efektifitas. Terprediksi berarti
adanya ketetapan dalam perencanaan atas dasar asas value for money untuk
menghindari defisit dalam tahun anggaran berjalan.
d) Kebijakan
Prinsip anti korupsi yang keempat adalah prinsip kebijakan. Pembahasan
mengenai prinsip ini ditujukan agar mahasiswa dapat mengetahui dan
memahami kebijakan anti korupsi. Kebijakan ini berperan untuk mengatur tata
interaksi agar tidak terjadi penyimpangan yang dapat merugikan negara dan
masyarakat. Kebijakan anti korupsi ini tidak selalu identik dengan undang-undang
anti-korupsi, namun bisa berupa undang-undang kebebasan mengakses informasi,
undang-undang desentralisasi, undang-undang anti-monopoli, maupun lainnya yang
dapat memudahkan masyarakat mengetahui sekaligus mengontrol terhadap kinerja
dan penggunaan anggaran negara oleh para pejabat negara.
Aspek-aspek kebijakan terdiri dari isi kebijakan, pembuat kebijakan, pelaksana
kebijakan, kultur kebijakan. Kebijakan anti-korupsi akan efektif apabila di dalamnya
terkandung unsur-unsur yang terkait dengan persoalan korupsi dan kualitas dari
isi kebijakan tergantung pada kualitas dan integritas pembuatnya. Kebijakan yang
telah dibuat dapat berfungsi apabila didukung oleh aktor-aktor penegak kebijakan
yaitu kepolisian, kejaksaan, pengadilan, pengacara, dan lembaga pemasyarakatan.
Eksistensi sebuah kebijakan tersebut terkait dengan nilai-nilai, pemahaman,
sikap, persepsi, dan kesadaran masyarakat terhadap hukum atau undang-undang
anti korupsi. Lebih jauh lagi, kultur kebijakan ini akan menentukan tingkat
partisipasi masyarakat dalam pemberantasan korupsi.
e) Kontrol Kebijakan
Prinsip terakhir anti korupsi adalah kontrol kebijakan. Kontrol kebijakan
merupakan upaya agar kebijakan yang dibuat betul-betul efektif dan
mengeliminasi semua bentuk korupsi. Pada prinsip ini, akan dibahas mengenai
lembaga-lembaga pengawasan di Indonesia, self-evaluating organization,
reformasi sistem pengawasan di Indonesia, problematika pengawasan di
Indonesia. Bentuk kontrol kebijakan berupa partisipasi, evolusi dan reformasi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Korupsi merupakan perilaku menyimpang yang banyak membuat orang rugi.
Korupsi sering terjadi di berbagai Negara dan termasuk Indonesia. Banyak para
pejabat pemerintahan yang melakukan tindakan korupsi ini, seperti suap, mengambil
uang hak rakyat, dll. Dijelaskan bahwa terdapat nilai-nilai dan juga prinsip-prinsip dari
anti korupsi ini. Nilai tersebut merupakan bentuk hal yang positif. Dimana
mengajarkan berbagai bentuk tindakan supaya tidak melakukan korupsi.
Berbagai prinsip dari anti korupsi yaitu adanya akuntabilitas, transparansi,
kewajaran, kebijakan, dan kontrol kebijakan. Prinsip tersebut dapat diterapkan dan
di implementasikan sesuai dengan prinsip yang ada, supaya anti korupsi ini benar-
benar terjadi. Perlunya kita menerapkan nilai-nilai serta prinsip-prinsi pada anti korupsi,
supaya kita sebagai generasi yang memimpin di masa yang akan dating tidak
malakukan hal yang fatal tersebut. Korupsi harus di berantas agar tidak merugikan
orang lain atau rakyat. Generasi muda harus mengayomi dan mengimplementasikan
nilai-nilai anti korupsi yang ada.

B. SARAN
Setelah menulis makalah ini, kami kelompok sebagai penyusun makalah dengan
judul “Nilai dan Prinsip Anti Korupsi” ingin memberikan saran dan ajakan kepada
pembaca makalah ini untuk mencari tahu lebih lanjut mengenai nilai anti korupsi,
sehingga memiliki minat yang lebih tinggi dalam mengetahui nilai dan prinsip dari
korupsi. Selain itu, kami juga mengajak kepada pembaca untuk memahami
kedudukan prinsip anti korupsi. Akhir kata, kami kelompok sadar bahwa makalah yang
kami tulis masih memiliki banyak kesalahan dan kekurangan, serta jauh dari kata
sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan kritikan, masukan, dan saran dari pembaca
sehingga kami bisa menulis makalah lain yang lebih baik kedepannya dengan
mengacu kepada sumber-sumber yang lebih valid dan dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2011. Pendidikan Anti Korupsi untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta: Kemendikbud.

Redaksi. 2021. Pengertian kepedulian sosial, menurut tokoh, para ahli, kbbi, dalam
islam. https://www.sosiologi.info/2021/11/pengertian-kepedulian-sosial-menurut-tokoh-para-
ahli-kbbi-dalam-islam.html. Diakses : 30 Sepetmber 2022.

Patriana, P. 2007. Hubungan antara kemandirian dengan motivasi bekerja sebagai pengajar Les
Privat pada mahasiswa di Semarang. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.

Wibowo. 2013. Perilaku dalam organisasi. Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada.

Aldri, Embi, Ali. 2011. Pengaruh budaya kerja Etnik terhadap budaya kerja keberanian
dan kearifan PNS dalam pelayanan public yang prima. Lab – Ane FISIP UNTIRTA.

Rusdiana, Enmilia. 2020. Lau Development dan Justice Review. No 1 (vol 3. 33-34). Diakses: 30
September 2022.

Anda mungkin juga menyukai