Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

NILAI NILAI DAN PRINSIP ANTI KORUPSI

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1


1. AHMAD LUTHFI V.W
2. ALFAQIH NDRA RIANSYAH
3. AMELYA PRABAWATI HAPSARI
4. ANGGI GUSTI DEWI
5. ANGGRAENY RARA SASMITHA
6. ARIANI PUTRI HIDAYAT

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
TAHUN AKADEMIK 2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dari Kelompok 1 dapat menyelesaikan Tugas Pendidikan
Budaya Anti Korupsi. Makalah yang berjudul “Nilai dan Prinsip Anti Korupsi”.

Terima kasih kami ucapkan kepada bapak Drs. Yoserizal. M.Si sebagai Dosen Pengampu
Mata Kuliah Pendidikan Anti Korupsi, yang telah memberikan kami kesempatan dalam
mempresentasikan hasil kerja dan diskusi kami. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-
teman seperjuangan yang telah memberikan dukungan dalam bentuk bertukar pikiran atau materi
dalam kegiatan presentasi ini, sehingga kami termotivasi dalam menyelesaikan tugas ini dengan
tepat waktu.

Kami menyadari, bahwa Tugas Pendidikan Anti Korupsi yang kami susun ini masih jauh
dari kata sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca agar
menjadi acuan kami sebagai penulis untuk menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Semoga
Makalah “Nilai dan Prinsip Anti Korupsi” ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan
para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Purwokerto, 20 maret 2023

Penulis

Kelompok 1
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan.............................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
2.1 Pengertian Korupsi............................................................................................................................5
2.2 Nilai-Nilai Anti Korupsi.......................................................................................................................6
2.3 Prinsip Anti Korupsi...........................................................................................................................9
BAB III PENUTUP........................................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................11
3.2 Saran................................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................12

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Korupsi merupakan perilaku menyimpang yang banyak membuat orang rugi.
Korupsi sering terjadi di berbagai Negara dan termasuk Indonesia. Banyak para pejabat
pemerintahan yang melakukan tindakan korupsi ini, seperti suap, mengambil uang hak
rakyat, dll. Dijelaskan bahwa terdapat nilai-nilai dan juga prinsip-prinsip dari anti korupsi
ini. Nilai tersebut merupakan bentuk hal yang positif. Dimana mengajarkan berbagai
bentuk tindakan supaya tidak melakukan korupsi.
Berbagai prinsip dari anti korupsi yaitu adanya akuntabilitas, transparansi,
kewajaran, kebijakan, dan kontrol kebijakan. Prinsip tersebut dapat diterapkan dan di
implementasikan sesuai dengan prinsip yang ada, supaya anti korupsi ini benar-benar
terjadi.
Perlunya kita menerapkan nilai-nilai serta prinsip-prinsi pada anti korupsi, supaya
kita sebagai generasi yang memimpin di masa yang akan dating tidak malakukan hal
yang fatal tersebut. Korupsi harus di berantas agar tidak merugikan orang lain atau
rakyat. Generasi muda harus mengayomi dan mengimplementasikan nilai-nilai anti
korupsi yang ada.

3.2 Saran
Setelah menulis makalah ini, kami kelompok 4 sebagai penyusun makalah dengan
judul “Nilai dan Prinsip Anti Korupsi” ingin memberikan saran dan ajakan kepada
pembaca makalah ini untuk mencari tahu lebih lanjut mengenai nilai anti korupsi,
sehingga memiliki minat yang lebih tinggi dalam mengetahui nilai dan prinsip dari
korupsi. Selain itu, kami juga mengajak kepada pembaca untuk memahami kedudukan
prinsip anti korupsi. Akhir kata, kami kelompok 4 sadar bahwa makalah yang kami tulis
masih memiliki banyak kesalahan dan kekurangan, serta jauh dari kata sempurna. Untuk
itu, kami mengharapkan kritikan, masukan, dan saran dari pembaca sehingga kami bisa
menulis makalah lain yang lebih baik kedepannya dengan mengacu kepada sumber-
sumber yang lebih valid dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
BAB II
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Korupsi sendiri merupakan sebuah tindakan yang banyak merugikan orang banyak.
Korupsi di Indonesia sudah menjadi sebuah kasus yang sering terjadi, dan korupsi juga
dikatan sebagai sebuah penyakit. Korupsi tidak hanya soal uang, tetapi korupsi sendiri bisa
dikatan dalam bentuk berbagai hal, seperti korupsi waktu, penyogokan barang-barang dll.
Istilah korupsi berasal dari bahasa latin “corrumpere” “corruption” atau “corruptus”.
Korup artinya busuk, palsu. Korupsi dapat juga diartikan sebagai suka menerima uang sogok,
menyelewengkan uang atau barang milik perusahaan atau Negara, menerima uang dengan
menggunakan jabatan untuk kepentingan pribadi.
Korupsi sering terjadi di kalangan pejabat pemerintahan, dan juga bisa terjadi pada
oknum lainya, termasuk orang yang tidak menjadi pejabat pemerintahan sekalipun. Tetapi di
Indonesia seorang pejabat atau aparat pemerintah yang melakukan korupsi sudah menjadi
rahasia yang umum.
Pada makalah ini dipaparkan berbagai materi yang lebih spesifik ke pembahasan
mengenai nilai dan prinsip anti korupsi. Nilai-nilai yang dibahas meliputi nilai kejujuran,
nilai kemandirian, nilai kedisiplinan, nilai pertanggung jawaban, nilai kerja keras, nilai
kesederhanaan, nilai keberanian, dan terakhir nilai keadilan.
Sedangkan prinsi-prinsip anti korupsi sendiri meliputi adanya akuntabilitas, transparansi,
kewajaran, kebijakan, dan kontrol kebijakan, untuk mencegah terjadinya factor eksternal
penyebab korupsi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, berikut ditulis rumusan masalah makalah :
1. Apa yang dimaksud dengan korupsi?
2. Bagaimana bentuk nilai-nilai anti korupsi?
3. Bagaimana bentuk prinsip-prinsip anti korupsi?

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Korupsi sendiri merupakan sebuah tindakan yang banyak merugikan orang
banyak. Korupsi di Indonesia sudah menjadi sebuah kasus yang sering terjadi, dan korupsi
juga dikatan sebagai sebuah penyakit. Korupsi tidak hanya soal uang, tetapi korupsi sendiri
bisa dikatan dalam bentuk berbagai hal, seperti korupsi waktu, penyogokan barang-barang dll.
Istilah korupsi berasal dari bahasa latin “corrumpere” “corruption” atau “corruptus”.
Korup artinya busuk, palsu.Korupsi dapat juga diartikan sebagai suka menerima uang sogok,
menyelewengkan uang atau barang milik perusahaan atau Negara, menerima uang dengan
menggunakan jabatan untuk kepentingan pribadi.

Korupsi sering terjadi di kalangan pejabat pemerintahan, dan juga bisa terjadi pada
oknum lainya, termasuk orang yang tidak menjadi pejabat pemerintahan sekalipun. Tetapi di
Indonesia seorang pejabat atau aparat pemerintah yang melakukan korupsi sudah menjadi
rahasia yang umum.

Pada makalah ini dipaparkan berbagai materi yang lebih spesifik ke pembahasan
mengenai nilai dan prinsip anti korupsi. Nilai-nilai yang dibahas meliputi nilai kejujuran,
nilai kemandirian, nilai kedisiplinan, nilai pertanggung jawaban, nilai kerja keras, nilai
kesederhanaan, nilai keberanian, dan terakhir nilai keadilan.

Sedangkan prinsi-prinsip anti korupsi sendiri meliputi adanya akuntabilitas, transparansi,


kewajaran, kebijakan, dan kontrol kebijakan, untuk mencegah terjadinya factor eksternal
penyebab korupsi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, berikut ditulis rumusan masalah makalah :

1. Apa yang dimaksud dengan korupsi?

2. Bagaimana bentuk nilai-nilai anti korupsi?

3. Bagaimana bentuk prinsip-prinsip anti korupsi?

Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan, berikut ditulis tujuan penulisan makalah :
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan korupsi.
2. Menguraikan berbagai nilai-nilai anti korupsi.
3. Menjelaskan berbagai prinsip-prinsip anti korupsi.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Dapat meningkatkan pengetahuan pembaca untuk memahami apa itu korupsi.
2. Dapat melatih kemampuan para pembaca untuk lebih berpikir mengenai apa saja
nilai-
nilai yang ada dalan anti korupsi.
3. Dapat mendorong para pembaca mengenai korupsi terutama mengenai berbagai
prinsip-
prinsip anti korupsi.
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan, berikut ditulis tujuan penulisan makalah :
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan korupsi.
2. Menguraikan berbagai nilai-nilai anti korupsi.
3. Menjelaskan berbagai prinsip-prinsip anti korupsi.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Dapat meningkatkan pengetahuan pembaca untuk memahami apa itu korupsi.
2. Dapat melatih kemampuan para pembaca untuk lebih berpikir mengenai apa saja
nilai-
nilai yang ada dalan anti korupsi.
3. Dapat mendorong para pembaca mengenai korupsi terutama mengenai berbagai
prinsip-
prinsip anti korupsi.
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan, berikut ditulis tujuan penulisan makalah :
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan korupsi.
2. Menguraikan berbagai nilai-nilai anti korupsi.
3. Menjelaskan berbagai prinsip-prinsip anti korupsi.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Dapat meningkatkan pengetahuan pembaca untuk memahami apa itu korupsi.
2. Dapat melatih kemampuan para pembaca untuk lebih berpikir mengenai apa saja
nilai-
nilai yang ada dalan anti korupsi.
3. Dapat mendorong para pembaca mengenai korupsi terutama mengenai berbagai
prinsip-
prinsip anti korupsi.
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan, berikut ditulis tujuan penulisan makalah :

1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan korupsi.

2. Menguraikan berbagai nilai-nilai anti korupsi.

3. Menjelaskan berbagai prinsip-prinsip anti korupsi.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Dapat meningkatkan pengetahuan pembaca untuk memahami apa itu korupsi.

2. Dapat melatih kemampuan para pembaca untuk lebih berpikir mengenai apa saja nilai-
nilai yang ada dalan anti korupsi.
3. Dapat mendorong para pembaca mengenai korupsi terutama mengenai berbagai prinsip-
prinsip anti korupsi.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Korupsi


Korupsi merupakan gejala masyarakat yang dapat Anda temui di hampir segala
tempat. Kata korupsi sendiri berasal dari kata latin yaitu corruptio atau corruptus yang artinya
kerusakan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, bisa disuap, dan tidak bermoral kesucian.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian korupsi merupakan
penyelewengan maupun penyalahgunaan uang negara (perusahaan, yayasan, organisasi, dan
sebagainya) guna keuntungan pribadi maupun orang lain. Sementara itu, dalam arti yang luas
pengertian korupsi merupakan penyalahgunaan jabatan resmi untuk kepentingan pribadi.
Arti kata korupsi secara harfiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidak
jujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian. Menurut Perspektif
Hukum, definisi korupsi secara gamblang telah dijelaskan dalam 13 buah Pasal dalam UU
No. 31 tahun 1999 jo. UU No. 20 tahun 2001. Berdasarkan Pasal-pasal tersebut. Korupsi
dirumuskan ke dalam tiga puluh bentuk atau jenis tindak PidanaKorupsi. Pasal-pasal tersebut
menerangkan secara terperinci mengenai perbuatan yang bisa dikenakan Pidana Penjara
karena korupsi.

2.2 Nilai-Nilai Anti Korupsi


Nilai berasal dari bahasa latin vale’re yang artinya berguna, mampu akan, berdaya,
berlaku, sehingga nilai diartikan sebagai sesuatu yang dipandang baik, bermanfaat dan paling
benar menurut keyakinan seseorang atau sekelompok orang. Nilai adalah kualitas suatu hal
yang menjadikan hal itu disukai, diinginkan, dikejar, dihargai, berguna, dan dapat membuat
orang yang menghayatinya menjadi bermartabat.
Nilai-nilai anti korupsi akan mendukung prinsip-prinsip anti korupsi dapat berjalan
dengan baik. Nilai-nilai anti korupsi itu perlu diterapkan oleh setiap individu untuk dapat
mengatasi faktor eksternal agar korupsi tidak terjadi. Untuk mencegah terjadinya faktor
eksternal, Selain memiliki nilai-nilai anti korupsi, setiap individu perlu memahami dengan
mendalam prinsip-prinsip anti korupsi yaitu akuntabilitas, transparansi, kewajaran, kebijakan

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Korupsi
Korupsi merupakan gejala masyarakat yang dapat Anda temui di hampir segala
tempat. Kata korupsi sendiri berasal dari kata latin yaitu corruptio atau corruptus yang artinya
kerusakan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, bisa disuap, dan tidak bermoral kesucian.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian korupsi merupakan
penyelewengan maupun penyalahgunaan uang negara (perusahaan, yayasan, organisasi, dan
sebagainya) guna keuntungan pribadi maupun orang lain.

Sementara itu, dalam arti yang luas pengertian korupsi merupakan penyalahgunaan
jabatan resmi untuk kepentingan pribadi. Arti kata korupsi secara harfiah adalah kebusukan,
keburukan, kebejatan, ketidak jujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari
kesucian. Menurut Perspektif Hukum, definisi korupsi secara gamblang telah dijelaskan
dalam 13 buah Pasal dalam UU No. 31 tahun 1999 jo. UU No. 20 tahun 2001.
Berdasarkan Pasal-pasal tersebut.

Korupsi dirumuskan ke dalam tiga puluh bentuk atau jenis tindak PidanaKorupsi. Pasal-
pasal tersebut menerangkan secara terperinci mengenai perbuatan yang bisa dikenakan
Pidana Penjara karena korupsi.

2.2 Nilai-Nilai Anti Korupsi


Nilai berasal dari bahasa latin vale’re yang artinya berguna, mampu akan, berdaya,
berlaku, sehingga nilai diartikan sebagai sesuatu yang dipandang baik, bermanfaat dan paling
benar menurut keyakinan seseorang atau sekelompok orang. Nilai adalah kualitas suatu hal
yang menjadikan hal itu disukai, diinginkan, dikejar, dihargai, berguna, dan dapat membuat
orang yang menghayatinya menjadi bermartabat. Nilai-nilai anti korupsi akan mendukung
prinsip-prinsip anti korupsi dapat berjalan dengan baik. Nilai-nilai anti korupsi itu perlu
diterapkan oleh setiap individu untuk dapat mengatasi faktor eksternal agar korupsi tidak
terjadi. Untuk mencegah terjadinya faktor eksternal, Selain memiliki nilai-nilai anti
korupsi, setiap individu perlu memahami dengan mendalam prinsip-prinsip anti korupsi yaitu
akuntabilitas, transparansi, kewajaran, kebijakan

dan kontrol kebijakan dalam suatu organisasi atau institusi atau masyarakat. Nilai-nilai dan
prinsil-prinsip anti korupsi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Nilai Anti Korupsi terdiri dari :
1. Kejujuran
Menurut Sugono kata jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong,
dan tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat yang sangat penting bagi kehidupan
mahasiswa, tanpa sifat jujur mahasiswa tidak akan dipercaya dalam kehidupan sosialnya
(Sugono: 2008). Jujur sebagai sebuah nilai merupakan keputusan seseorang untuk
mengungkapkan (dalam bentuk perasaan, katakata dan/atau perbuatan) bahwa realitas
yang ada tidak dimanipulasi dengan cara berbohong atau menipu orang lain untuk
keuntungan dirinya. Kata jujur identic dengan “benar” yang lawan katanya adalah
“bohong”. Makna jujur lebih jauh dikorelasikan dengan kebaikan (kemaslahatan).
Kemaslahatan memiliki makna kepentingan orang banyak, bukan kepentingan diri sendiri
atau kelompoknya, tetapi semua orang terlibat.
Kejujuran juga berarti kekuatan dan keteguhan. Kejujuran adalah barang yang amat
berharga. Kebersamaan dalam kehidupan keluarga, masyarakat, komunitas belajar,
sekolah atau kehidupan berbangsa dan bernegara sangat memerlukan saling kepercayaan
(trust) di antara anggotanya. Menurut Perspektif Agama Istilah benar dan jujur
merupakan terjemahan dari kata shidq. Lawannya adalah kidzd, dusta atau bohong. Sifat
benar dan jujur seharusnya menjadi sifat orang beriman dan bertakwa. Sifat ini membawa
pemiliknya kepada kebaikan.

2. Kepedulian
Menurut Sugono definisi kata peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan (Sugono : 2008). Nilai kepedulian sangat penting bagi seorang mahasiswa
dalam kehidupan di kampus dan di masyarakat. Sebagai calon pemimpin masa depan,
seorang mahasiswa perlu memiliki rasa kepedulian terhadap lingkungannya, baik
lingkungan di dalam kampus maupun lingkungan di luar kampus.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan bahwa Kepedulian
merupakan partisipasi yaitu keikutsertaan. Dimana kata kepedulian berasal dari kata
peduli, yang artinya memperhatikan, menghiraukan, mengindahkan.
dan kontrol kebijakan dalam suatu organisasi atau institusi atau masyarakat. Nilai-nilai dan
prinsil-prinsip anti korupsi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Nilai Anti
Korupsi terdiri dari :

1. Kejujuran Menurut Sugono kata jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak
berbohong, dan tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat yang sangat penting bagi
kehidupan mahasiswa, tanpa sifat jujur mahasiswa tidak akan dipercaya dalam kehidupan
sosialnya (Sugono: 2008). Jujur sebagai sebuah nilai merupakan keputusan seseorang untuk
mengungkapkan (dalam bentuk perasaan, katakata dan/atau perbuatan) bahwa realitas yang
ada tidak dimanipulasi dengan cara berbohong atau menipu orang lain untuk keuntungan
dirinya. Kata jujur identic dengan “benar” yang lawan katanya adalah “bohong”. Makna
jujur lebih jauh dikorelasikan dengan kebaikan (kemaslahatan). Kemaslahatan memiliki
makna kepentingan orang banyak, bukan kepentingan diri sendiri atau kelompoknya, tetapi
semua orang terlibat. Kejujuran juga berarti kekuatan dan keteguhan. Kejujuran adalah barang
yang amat berharga. Kebersamaan dalam kehidupan keluarga, masyarakat, komunitas
belajar, sekolah atau kehidupan berbangsa dan bernegara sangat memerlukan saling kepercayaan
(trust) di antara anggotanya. Menurut Perspektif Agama Istilah benar dan jujur merupakan
terjemahan dari kata shidq. Lawannya adalah kidzd, dusta atau bohong. Sifat benar dan jujur
seharusnya menjadi sifat orang beriman dan bertakwa. Sifat ini membawa pemiliknya kepada
kebaikan.

2. Kepedulian Menurut Sugono definisi kata peduli adalah mengindahkan, memperhatikan


dan menghiraukan (Sugono : 2008). Nilai kepedulian sangat penting bagi seorang mahasiswa
dalam kehidupan di kampus dan di masyarakat. Sebagai calon pemimpin masa depan,
seorang mahasiswa perlu memiliki rasa kepedulian terhadap lingkungannya, baik
lingkungan di dalam kampus maupun lingkungan di luar kampus. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) menjelaskan bahwa Kepedulian merupakan partisipasi yaitu
keikutsertaan. Dimana kata kepedulian berasal dari kata peduli, yang artinya memperhatikan,
menghiraukan, mengindahkan. Rasa kepedulian seorang mahasiswa harus mulai
ditumbuhkan sejak berada di
kampus. Oleh karena itu upaya untuk mengembangkan sikap peduli di kalangan
mahasiswa sebagai subjek didik sangat penting. Seorang mahasiswa dituntut untuk peduli
terhadap proses belajar mengajar di kampus, terhadap pengelolalaan sumber daya di
kampus secara efektif dan efisien, serta terhadap berbagai hal yang berkembang di dalam
kampus. Mahasiswa juga dituntut untuk peduli terhadap lingkungan di luar kampus,
terhadap kiprah alumni dan kualitas produk ilmiah yang dihasilkan oleh perguruan
tingginya.

3. Kemandirian
Kemandirian merupakan kemampuan individu untuk bertingkah laku sesuai
keinginannya. Perkembangan kemandirian merupakan bagian penting untuk dapat
menjadi otonom dalam masa remaja. Steinberg (dalam Patriana, 2007:20) menjelaskan
kemandirian merupakan kemampuan individu untuk bertingkah laku secara seorang diri
dan kemandirian remaja dapat dilihat dengan sikap remaja yang tepat berdasarkan pada
prinsip diri sendiri sehingga bertingkah laku sesuai keinginannya, mengambil keputusan
sendiri, dan mampu mempertanggung jawabkan tingkah lakunya.

4. Kedisiplinan
Menurut Sugono definisi kata disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada
peraturan (Sugono: 2008). Dalam mengatur kehidupan kampus baik akademik maupun
sosial mahasiswa perlu hidup disiplin. Hidup disiplin tidak berarti harus hidup seperti
pola militer di barak militier namun hidup disiplin bagi mahasiswa adalah dapat mengatur
dan mengelola waktu yang ada untuk dipergunakan dengan sebaik-baiknya untuk
menyelesaikan tugas baik dalam lingkup akademik maupun sosial kampus. Manfaat dari
hidup yang disiplin adalah mahasiswa dapat mencapai tujuan hidupnya dengan waktu
yang lebih efisien. Disiplin juga membuat orang lain percaya dalam mengelola suatu
kepercayaan.
2.Kepedulian Menurut Sugono definisi kata peduli adalah mengindahkan, memperhatikan
dan menghiraukan (Sugono : 2008). Nilai kepedulian sangat penting bagi seorang mahasiswa
dalam kehidupan di kampus dan di masyarakat. Sebagai calon pemimpin masa depan,
seorang mahasiswa perlu memiliki Rasa kepedulian seorang mahasiswa harus mulai
ditumbuhkan sejak berada di kampus. Oleh karena itu upaya untuk mengembangkan sikap
peduli di kalangan mahasiswa sebagai subjek didik sangat penting. Seorang mahasiswa dituntut
untuk peduli terhadap proses belajar mengajar di kampus, terhadap pengelolalaan sumber
daya di kampus secara efektif dan efisien, serta terhadap berbagai hal yang berkembang di
dalam kampus. Mahasiswa juga dituntut untuk peduli terhadap lingkungan di luar kampus,
terhadap kiprah alumni dan kualitas produk ilmiah yang dihasilkan oleh perguruan
tingginya.

3. Kemandirian Kemandirian merupakan kemampuan individu untuk bertingkah laku sesuai


keinginannya. Perkembangan kemandirian merupakan bagian penting untuk dapat menjadi
otonom dalam masa remaja. Steinberg (dalam Patriana, 2007:20) menjelaskan kemandirian
merupakan kemampuan individu untuk bertingkah laku secara seorang diri dan kemandirian
remaja dapat dilihat dengan sikap remaja yang tepat berdasarkan pada prinsip diri sendiri
sehingga bertingkah laku sesuai keinginannya, mengambil keputusan sendiri, dan mampu
mempertanggung jawabkan tingkah lakunya.

4. Kedisiplinan Menurut Sugono definisi kata disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada
peraturan (Sugono: 2008). Dalam mengatur kehidupan kampus baik akademik maupun
sosial mahasiswa perlu hidup disiplin. Hidup disiplin tidak berarti harus hidup seperti pola
militer di barak militier namun hidup disiplin bagi mahasiswa adalah dapat mengatur dan
mengelola waktu yang ada untuk dipergunakan dengan sebaik-baiknya untuk
menyelesaikan tugas baik dalam lingkup akademik maupun sosial kampus. Manfaat dari hidup
yang disiplin adalah mahasiswa dapat mencapai tujuan hidupnya dengan waktu yang lebih
efisien. Disiplin juga membuat orang lain percaya dalam mengelola suatu kepercayaan.

5. Tanggung Jawab
Menurut Sugono definisi kata tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung
segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan dan diperkarakan)
(Sugono : 2008). Mahasiswa adalah sebuah status yang ada pada diri seseorang yang
telah lulus dari pendidikan terakhirnya yang berkelanjutan melanjutkan pendidikan dalam
sebuah lembaga yang bernama universitas (Harmin: 2011). Mahasiswa yang memiliki
rasa tanggung jawab akan memiliki kecenderungan menyelesaikan tugas lebih baik
dibanding mahasiswa yang tidak memiliki rasa tanggung jawab. Mahasiswa yang
memiliki rasa tanggung jawab akan mengerjakan tugas dengan sepenuh hati karena
berpikir bahwa jika suatu tugas tidak dapat diselesaikan dengan baik dapat merusak citra
namanya di depan orang lain.
Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu dari sebuah perbuatan yang salah,
baik itu disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab tersebut berupa
perwuju dan kesadaran akan kewajiban menerina dan menyelesaikan semua masalah
yang telah di lakukan. Tanggung jawab juga merupakan suatu pengabdian dan
pengorbanan.

6. Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan. Kata ”kemauan” menimbulkan
asosiasi dengan ketekadan, ketekunan, daya tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian,
pengendalian diri, keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga, kekuatan, kelaki-lakian dan
pantang mundur. Adalah penting sekali bahwa kemauan mahasiswa harus berkembang ke
taraf yang lebih tinggi karena harus menguasai diri sepenuhnya lebih dulu untuk bisa
menguasai orang lain.
Kerja keras adalah kegiatan kerja yang dilakukan seseorang secara sungguh-sungguh
tanpa mengenal kata lelah dan menyerah hingga mencapai target yang sudah ditentukan.
Seseorang yang bekerja keras seringkali disebut sebagai workaholic. Mereka akan terus
berusaha dan bekerja keras dengan baik dan maksimal.
5. Tanggung Jawab Menurut Sugono definisi kata tanggung jawab adalah keadaan wajib
menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan dan
diperkarakan) (Sugono : 2008). Mahasiswa adalah sebuah status yang ada pada diri
seseorang yang telah lulus dari pendidikan terakhirnya yang berkelanjutan melanjutkan
pendidikan dalam sebuah lembaga yang bernama universitas (Harmin: 2011). Mahasiswa
yang memiliki rasa tanggung jawab akan memiliki kecenderungan menyelesaikan tugas
lebih baik dibanding mahasiswa yang tidak memiliki rasa tanggung jawab. Mahasiswa
yang memiliki rasa tanggung jawab akan mengerjakan tugas dengan sepenuh hati karena
berpikir bahwa jika suatu tugas tidak dapat diselesaikan dengan baik dapat merusak citra
namanya di depan orang lain. Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu dari sebuah
perbuatan yang salah, baik itu disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab tersebut
berupa perwuju dan kesadaran akan kewajiban menerina dan menyelesaikan semua masalah
yang telah di lakukan. Tanggung jawab juga merupakan suatu pengabdian dan
pengorbanan.

6. Kerja Keras Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan. Kata ”kemauan”
menimbulkan asosiasi dengan ketekadan, ketekunan, daya tahan, tujuan jelas, daya kerja,
pendirian, pengendalian diri, keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga, kekuatan, kelaki-lakian
dan pantang mundur. Adalah penting sekali bahwa kemauan mahasiswa harus berkembang ke
taraf yang lebih tinggi karena harus menguasai diri sepenuhnya lebih dulu untuk bisa
menguasai orang lain. Kerja keras adalah kegiatan kerja yang dilakukan seseorang secara
sungguh-sungguh tanpa mengenal kata lelah dan menyerah hingga mencapai target yang sudah
ditentukan. Seseorang yang bekerja keras seringkali disebut sebagai workaholic. Mereka
akan terus berusaha dan bekerja keras dengan baik dan maksimal.

7. Sederhana
Gaya hidup sederhana sebaiknya perlu dikembangkan sejak mahasiswa me-ngenyam
masa pen didikannya. Dengan gaya hidup sederhana, setiap mahasiswa dibiasakan
untuk tidak hi dup boros, hidup sesuai dengan kemampuannya dan dapat memenuhi
semua kebutu hannya. Kerap kali kebutuhan diidentikkan dengan keinginan semata,
padahal tidak selalu kebutuhan sesuai dengan keinginan dan sebaliknya.
Sederhana adalah kebiasaan atau perilaku sehari-hari yang dilakukan sesuai
kebutuhan dan kemampuan serta tidak mencerminkan sikap yang berlebihan atau
mengandung unsur kemewahan. Sederhana ditekankan pada unsur dan kemampuan
materi atau keuangan, misalnya: makan, minum, jajan, membeli buku, rumah, dan
kendaraan.

8. Keberanian
Keberanian diartikan sebagai sifat yang berani menanggung resiko dalam pembuatan
keputusan dengan cepat dan tepat waktu (frinaldi dan embi, 2011). Sifat keberanian
seseorang tidak dimiliki sejak lahir tetapi sifat ini dapat dibentuk dengan membuat
suasana yang kondusif sehingga dia merasa nyaman dan lebih percaya diri.

9. Keadilan
Adil adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak. Bagi mahasiswa karakter
adil ini perlu sekali dibina sejak masa perkuliahannya agar mahasiswa dapat belajar
mempertimbangkan dan mengambil keputusan secara adil dan benar.
Keadilan berasal dari kata adil, menurut Kamus Bahasa Indonesia adil adalah tidak
sewenang-wenang, tidak memihak, tidak berat sebelah. Adil terutama mengandung arti
bahwa suatu keputusan dan tindakan didasarkan atas norma-norma objektif.
Keadilan pada dasarnya adalah suatu konsep yang relatif, setiap orang tidak sama,
adil menurut yang satu belum tentu adil bagi yang lainnya, ketika seseorang menegaskan
bahwa ia melakukan suatu keadilan, hal itu tentunya harus relevan dengan ketertiban
umum dimana suatu skala keadilan diakui. Skala keadilan sangat bervariasi dari satu
tempat ke tempat lain, setiap skala didefinisikan dan sepenuhnya ditentukan oleh
masyarakat sesuai dengan ketertiban umum dari masyarakat tersebut
7. Sederhana Gaya hidup sederhana sebaiknya perlu dikembangkan sejak mahasiswa me-
ngenyam masa pendidikannya. Dengan gaya hidup sederhana, setiap mahasiswa dibiasakan
untuk tidak hidup boros, hidup sesuai dengan kemampuannya dan dapat memenuhi semua
kebutuhannya. Kerap kali kebutuhan diidentikkan dengan keinginan semata, padahal tidak
selalu kebutuhan sesuai dengan keinginan dan sebaliknya. Sederhana adalah kebiasaan atau
perilaku sehari-hari yang dilakukan sesuai kebutuhan dan kemampuan serta tidak
mencerminkan sikap yang berlebihan atau mengandung unsur kemewahan. Sederhana
ditekankan pada unsur dan kemampuan materi atau keuangan, misalnya: makan, minum,
jajan, membeli buku, rumah, dan kendaraan.

8. Keberanian Keberanian diartikan sebagai sifat yang berani menanggung resiko dalam
pembuatan keputusan dengan cepat dan tepat waktu (frinaldi dan embi, 2011). Sifat
keberanian seseorang tidak dimiliki sejak lahir tetapi sifat ini dapat dibentuk dengan
membuat suasana yang kondusif sehingga dia merasa nyaman dan lebih percaya diri.

9. Keadilan Adil adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak. Bagi mahasiswa
karakter adil ini perlu sekali dibina sejak masa perkuliahannya agar mahasiswa dapat
belajar mempertimbangkan dan mengambil keputusan secara adil dan benar. Keadilan berasal
dari kata adil, menurut Kamus Bahasa Indonesia adil adalah tidak sewenang-wenang, tidak
memihak, tidak berat sebelah. Adil terutama mengandung arti bahwa suatu keputusan dan
tindakan didasarkan atas norma-norma objektif. Keadilan pada dasarnya adalah suatu konsep
yang relatif, setiap orang tidak sama, adil menurut yang satu belum tentu adil bagi yang
lainnya, ketika seseorang menegaskan bahwa ia melakukan suatu keadilan, hal itu tentunya
harus relevan dengan ketertiban umum dimana suatu skala keadilan diakui. Skala keadilan
sangat bervariasi dari satu tempat ke tempat lain, setiap skala didefinisikan dan
sepenuhnya ditentukan oleh masyarakat sesuai dengan ketertiban umum dari masyarakat
tersebutDi Indonesia keadilan digambarkan dalam Pancasila sebaitu
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam sila lima tersebut terkandung nilai-
nilai yang merupakan tujuan dalam hidup bersama.Adapun keadilan tersebut didasari dan
dijiwai oleh hakikat keadilan kemanusiaan yaitu keadilan dalam hubungannya manusia
dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia lainnya.

2.3 Prinsip Anti Korupsi


1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja. Semua
lembaga mempertanggung jawabkan kinerjanya sesuai aturan main baik dalam bentuk
konvensi (de facto) maupun konstitusi (de jure), baik pada level budaya (individu dengan
individu) maupun pada level lembaga (Bappenas : 2002). Lembaga-lembaga tersebut
berperan dalam sektor bisnis, masyarakat, publik, maupun interaksi antara ketiga sektor.
Akuntabilitas publik memiliki pola-pola tertentu dalam mekanismenya, antara
lain adalah akuntabilitas program, akuntabilitas proses, akuntabilitas keuangan,
akuntabilitas outcome, akuntabilitas hukum, dan akuntabilitas politik (Puslitbang, 2001).
Dalam pelaksanaann ya, akuntabilitas harus dapat diukur dan dipertanggungjawabkan
melalui mekanisme pela poran dan pertanggungjawaban atas semua kegiatan yang
dilakukan. Evaluasi atas kinerja administrasi, proses pelaksanaan, dampak dan manfaat
yang diperoleh masyarakat baik secara langsung maupun manfaat jangka panjang dari
sebuah kegiatan.

2. Transparansi
Prinsip transparansi ini penting karena pemberantasan korupsi dimulai dari
transparansi dan mengharuskan semua proses kebijakan dilakukan secara terbuka,
sehingga segala bentuk penyimpangan dapat diketahui oleh publik (Prasojo : 2007).
Selain itu transparansi menjadi pintu masuk sekaligus kontrol bagi seluruh proses
dinamika struktural kelembagaan. Dalam bentuk yang paling sederhana, transparansi
mengacu pada keterbukaan dan kejujuran untuk saling menjunjung tinggi kepercayaan
(trust) karena kepercayaan, keterbukaan, dan kejujuran ini merupakan modal awal yang
Di Indonesia keadilan digambarkan dalam Pancasila sebagai dasar negara, yaitu keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam sila lima tersebut terkandung nilai-nilai yang
merupakan tujuan dalam hidup bersama.Adapun keadilan tersebut didasari dan dijiwai oleh
hakikat keadilan kemanusiaan yaitu keadilan dalam hubungannya manusia dengan dirinya
sendiri, manusia dengan manusia lainnya.

2.3 Prinsip Anti Korupsi


1. Akuntabilitas Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja.
Semua lembaga mempertanggung jawabkan kinerjanya sesuai aturan main baik dalam
bentuk konvensi (de facto) maupun konstitusi (de jure), baik pada level budaya (individu dengan
individu) maupun pada level lembaga (Bappenas : 2002). Lembaga-lembaga tersebut
berperan dalam sektor bisnis, masyarakat, publik, maupun interaksi antara ketiga sektor.
Akuntabilitas publik memiliki pola-pola tertentu dalam mekanismenya, antara lain adalah
akuntabilitas program, akuntabilitas proses, akuntabilitas keuangan, akuntabilitas outcome,
akuntabilitas hukum, dan akuntabilitas politik (Puslitbang, 2001). Dalam pelaksanaan ya,
akuntabilitas harus dapat diukur dan dipertanggungjawabkan melalui mekanisme pelaporan
dan pertanggungjawaban atas semua kegiatan yang dilakukan. Evaluasi atas kinerja
administrasi, proses pelaksanaan, dampak dan manfaat yang diperoleh masyarakat baik
secara langsung maupun manfaat jangka panjang dari sebuah kegiatan.

2. Transparansi Prinsip transparansi ini penting karena pemberantasan korupsi dimulai dari
transparansi dan mengharuskan semua proses kebijakan dilakukan secara terbuka, sehingga
segala bentuk penyimpangan dapat diketahui oleh publik (Prasojo : 2007). Selain itu
transparansi menjadi pintu masuk sekaligus kontrol bagi seluruh proses dinamika struktural
kelembagaan. Dalam bentuk yang paling sederhana, transparansi mengacu pada
keterbukaan dan kejujuran untuk saling menjunjung tinggi kepercayaan (trust) karena
kepercayaan, keterbukaan, dan kejujuran ini merupakan modal awal yang sangat berharga
bagi para mahasiswa untuk dapat melanjutkan tugas dan tanggungjawabnya pada masa kini
dan masa mendatang (Kurniawan : 2010).
3. Kewajaran Prinsip anti korupsi lainnya adalah prinsip kewajaran. Prinsip fairness atau
kewajaran ini ditujukan untuk mencegah terjadinya manipulasi (ketidakwajaran) dalam
penganggaran, baik dalam bentuk mark up maupun ketidakwajaran lainnya. Sifat-sifat
prinsip kewajaran ini terdiri dari lima hal penting yaitu komprehensif dan disiplin,
fleksibilitas, terprediksi, kejujuran, dan informatif. Komprehensif dan disiplin berarti
mempertimbangkan keseluruhan aspek, berkesinam-bungan, taat asas, prinsip pembebanan,
pengeluaran dan tidak melampaui batas (off budget), sedangkan fleksibilitas artinya adalah
adanya kebijakan tertentu untuk mencapai efisiensi dan efektifitas. Terprediksi berarti adanya
ketetapan dalam perencanaan atas dasar asas value for money untuk menghindari defisit
dalam tahun anggaran berjalan.

4. Kebijakan Prinsip anti korupsi yang keempat adalah prinsip kebijakan. Pembahasan
mengenai prinsip ini ditujukan agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami kebijakan
anti korupsi. Kebijakan ini berperan untuk mengatur tata interaksi agar tidak terjadi
penyimpangan yang dapat merugikan negara dan masyarakat. Kebijakan anti korupsi ini
tidak selalu identik dengan undang-undang anti-korupsi, namun bisa berupa undang-undang
kebebasan mengakses informasi, undang-undang desentralisasi, undang-undang anti-monopoli,
maupun lainnya yang dapat memudahkan masyarakat mengetahui sekaligus mengontrol terhadap
kinerja dan penggunaan anggaran negara oleh para pejabat negara. Aspek-aspek kebijakan
terdiri dari isi kebijakan, pembuat kebijakan, pelaksana kebijakan, kultur kebijakan.
Kebijakan anti-korupsi akan efektif apabila di dalamnya terkandung unsur-unsur yang terkait
dengan persoalan korupsi dan kualitas dari isi kebijakan tergantung pada kualitas dan
integritas pembuatnya. Kebijakan yang telah dibuat dapat berfungsi apabila didukung oleh
aktor-aktor penegak kebijakan yaitu kepolisian, kejaksaan, pengadilan, pengacara, dan
lembaga pemasyarakatan. Eksistensi sebuah kebijakan tersebut terkait dengan nilai-nilai,
pemahaman, sikap, persepsi, dan kesadaran masyarakat terhadap hukum atau undang-
undang anti korupsi. Lebih jauh lagi, kultur kebijakan ini akan menentukan tingkat
partisipasi masyarakat dalam pemberantasan korupsi.

5. Kontrol Kebijakan Prinsip terakhir anti korupsi adalah kontrol kebijakan. Kontrol
kebijakan merupakan upaya agar kebijakan yang dibuat betul-betul efektif dan
mengeliminasi semua bentuk korupsi. Pada prinsip ini, akan dibahas mengenai lembaga-
lembaga pengawasan di Indonesia, self-evaluating organization, reformasi sistem
pengawasan di Indonesia, problematika pengawasan di Indonesia. Bentuk kontrol kebijakan
berupa partisipasi, evolusi dan reformasi.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Korupsi merupakan perilaku menyimpang yang banyak membuat orang rugi.
Korupsi sering terjadi di berbagai Negara dan termasuk Indonesia. Banyak para pejabat
pemerintahan yang melakukan tindakan korupsi ini, seperti suap, mengambil uang hak
rakyat, dll. Dijelaskan bahwa terdapat nilai-nilai dan juga prinsip-prinsip dari anti korupsi
ini. Nilai tersebut merupakan bentuk hal yang positif. Dimana mengajarkan berbagai
bentuk tindakan supaya tidak melakukan korupsi.
Berbagai prinsip dari anti korupsi yaitu adanya akuntabilitas, transparansi,
kewajaran, kebijakan, dan kontrol kebijakan. Prinsip tersebut dapat diterapkan dan di
implementasikan sesuai dengan prinsip yang ada, supaya anti korupsi ini benar-benar
terjadi.
Perlunya kita menerapkan nilai-nilai serta prinsip-prinsi pada anti korupsi, supaya
kita sebagai generasi yang memimpin di masa yang akan dating tidak malakukan hal
yang fatal tersebut. Korupsi harus di berantas agar tidak merugikan orang lain atau
rakyat. Generasi muda harus mengayomi dan mengimplementasikan nilai-nilai anti
korupsi yang ada.

3.2 Saran
Setelah menulis makalah ini, kami kelompok 4 sebagai penyusun makalah dengan
judul “Nilai dan Prinsip Anti Korupsi” ingin memberikan saran dan ajakan kepada
pembaca makalah ini untuk mencari tahu lebih lanjut mengenai nilai anti korupsi,
sehingga memiliki minat yang lebih tinggi dalam mengetahui nilai dan prinsip dari
korupsi. Selain itu, kami juga mengajak kepada pembaca untuk memahami kedudukan
prinsip anti korupsi. Akhir kata, kami kelompok 4 sadar bahwa makalah yang kami tulis
masih memiliki banyak kesalahan dan kekurangan, serta jauh dari kata sempurna. Untuk
itu, kami mengharapkan kritikan, masukan, dan saran dari pembaca sehingga kami bisa
menulis makalah lain yang lebih baik kedepannya dengan mengacu kepada sumber-
sumber yang lebih valid dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Korupsi merupakan perilaku menyimpang yang banyak membuat orang rugi.
Korupsi sering terjadi di berbagai Negara dan termasuk Indonesia. Banyak para pejabat
pemerintahan yang melakukan tindakan korupsi ini, seperti suap, mengambil uang hak
rakyat, dll. Dijelaskan bahwa terdapat nilai-nilai dan juga prinsip-prinsip dari anti korupsi ini.
Nilai tersebut merupakan bentuk hal yang positif. Dimana mengajarkan berbagai bentuk
tindakan supaya tidak melakukan korupsi.

Berbagai prinsip dari anti korupsi yaitu adanya akuntabilitas, transparansi,


kewajaran, kebijakan, dan kontrol kebijakan. Prinsip tersebut dapat diterapkan dan di
implementasikan sesuai dengan prinsip yang ada, supaya anti korupsi ini benar-benar
terjadi. Perlunya kita menerapkan nilai-nilai serta prinsip-prinsi pada anti korupsi, supaya kita
sebagai generasi yang memimpin di masa yang akan dating tidak malakukan hal yang
fatal tersebut. Korupsi harus di berantas agar tidak merugikan orang lain atau rakyat.
Generasi muda harus mengayomi dan mengimplementasikan nilai-nilai anti korupsi yang
ada.

3.2 Saran
Setelah menulis makalah ini, kami kelompok 4 sebagai penyusun makalah dengan judul
“Nilai dan Prinsip Anti Korupsi” ingin memberikan saran dan ajakan kepada pembaca
makalah ini untuk mencari tahu lebih lanjut mengenai nilai anti korupsi, sehingga
memiliki minat yang lebih tinggi dalam mengetahui nilai dan prinsip dari korupsi. Selain
itu, kami juga mengajak kepada pembaca untuk memahami kedudukan prinsip anti korupsi.
Akhir kata, kami kelompok 1 sadar bahwa makalah yang kami tulis masih memiliki banyak
kesalahan dan kekurangan, serta jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan
kritikan, masukan, dan saran dari pembaca sehingga kami bisa menulis makalah lain yang
lebih baik kedepannya dengan mengacu kepada sumber-sumber yang lebih valid dan dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.

DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2011. Pendidikan Anti Korupsi untuk
Perguruan
Tinggi. Jakarta: Kemendikbud.

Redaksi. 2021. Pengertian kepedulian sosial, menurut tokoh, para ahli, kbbi, dalam islam.
https://www.sosiologi.info/2021/11/pengertian-kepedulian-sosial-menurut-
tokoh-para-
ahli-kbbi-dalam-islam.html. Diakses : 30 Sepetmber 2022.

Patriana, P. 2007. Hubungan antara kemandirian dengan motivasi bekerja sebagai pengajar Les
Privat pada mahasiswa di Semarang. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.

Wibowo. 2013. Perilaku dalam organisasi. Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada.

Aldri, Embi, Ali. 2011. Pengaruh budaya kerja Etnik terhadap budaya kerja keberanian
dan
kearifan PNS dalam pelayanan public yang prima. Lab – Ane FISIP UNTIRTA.

Rusdiana, Enmilia. 2020. Lau Development dan Justice Review. No 1 (vol 3. 33-34). Diakses: 30
September 2022.

DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2011. Pendidikan Anti Korupsi untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta: Kemendikbud. Redaksi. 2021. Pengertian kepedulian sosial,
menurut tokoh, para ahli, kbbi, dalam islam. https://www.sosiologi.info/2021/11/pengertian-
kepedulian-sosial-menurut-tokoh-para- ahli-kbbi-dalam-islam.html. Diakses : 30 Sepetmber
2022. Patriana, P. 2007. Hubungan antara kemandirian dengan motivasi bekerja sebagai
pengajar Les Privat pada mahasiswa di Semarang. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.
Wibowo. 2013. Perilaku dalam organisasi. Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada. Aldri, Embi,
Ali. 2011. Pengaruh budaya kerja Etnik terhadap budaya kerja keberanian dan kearifan
PNS dalam pelayanan public yang prima. Lab – Ane FISIP UNTIRTA. Rusdiana, Enmilia.
2020. Lau Development dan Justice Review. No 1 (vol 3. 33-34). Diakses: 30 September 2022.

Anda mungkin juga menyukai