Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

NILAI-NILAI DAN PRINSIP ANTI KORUPSI

DISUSUN OLEH :

NAMA : RONZA SRI MURAINI

NIM : 211015201127

DOSEN PEMBIMBING:

RIFKI MONRIZAL NP, SH, M.Si

YAYASAN PENDIDIKAN SUMATRA BARAT (YPSB) PADANG

UNIVERSITAS SUMATRA BARAT (UNISBAR)

PRODI S1 KEBIDANAN

TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dankarunia-Nya, makalah saya ini
mengenai “Nilai – Nilai dan Prinsip AntiKorupsi” dapat diselesaikan untuk menjadi sumber penugasan
dan penilaian dalam mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi.

Saya menyadari materi yang saya sajikan dalam makalah ini masih jauh dari yang sempurna, karena itu
saya mengharapkan masukan untuk penyempurnaannya. Kiranya makalah “Nilai – Nilai dan Prinsip
Anti Korupsi” ini dapat bermanfaat bagi kita sekalian. Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen
pengampu mata kuliah pendidikan anti korupsi.

Atas masukan dan pengarahan dalam menyusun makalah ini. Semoga dapat memenuhi kebutuhan
unsur penugasan dan penilaian terhadap makalah saya.

Lubuk Alung,11 Juli 2022

Ronza Sri Muraini

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1

1.1Latar Belakang.........................................................................................................................1

1.2Rumusan Masalah....................................................................................................................1

1.3Tujuan......................................................................................................................................2

1.3.1 Tujuan Umum....................................................................................................................2

1.3.2 Tujuan Khusus...................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORITIS....................................................................................................3

2.1 Definisi Korupsi.....................................................................................................................3

2.2 Anti Korupsi...........................................................................................................................3

2.3 Nilai – Nilai Anti Korupsi......................................................................................................4

2.4 Prinsip – Prinsip Anti Korupsi................................................................................................6

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................9

3.1 Kesimpulan.............................................................................................................................9

3.2 Saran.......................................................................................................................................9

DAFRAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pada hakekatnya, korupsi adalah “benalu sosial” yang merusak struktur pemerintahan, dan menjadi
penghambat utama terhadap jalannya pemerintahandan pembangunan pada umumnya. Dalam prakteknya,
korupsi sangat sukar bahkan hampir tidak mungkin dapat diberantas, oleh karena sangat
sulitmemberikan pembuktian-pembuktian yang eksak. Disamping itu sangat sulitmendeteksinya dengan
dasar-dasar hukum yang pasti. Namun akses perbuatankorupsi merupakan bahaya latent yang harus
diwaspadai baik oleh pemerintahmaupun oleh masyarakat itu sendiri (Kristiono, 2018)

Korupsi adalah kejahatan luar biasa (extra ordinary crime) yang berdampak sangat luar biasa. Pada
dasarnya korupsi berdampak buruk padaseluruh sendi kehidupan manusia. Korupsi merupakan salah satu
faktor penyebabutama tidak tercapainya keadilan dan kemakmuran suatu bangsa. Korupsi juga
berdampak buruk pada sistem perekonomian, sistem demokrasi, sistem politik,sistem hukum, sistem
pemerintahan, dan tatanan sosial kemasyarakatan. Yangtidak kalah penting korupsi juga dapat
merendahkan martabat suatu bangsa dalamtata pergaulan internasional

Upaya pencegahan budaya korupsi di masyarakat terlebih dahulu dapatdilakukan dengan mencegah
berkembangnya mental korupsi pada anak bangsaIndonesia melalui pendidikan. Hal ini disadari bahwa
memberantas korupsi jugatak lepas dari gerakan preventif, yaitu mencegah timbulnya mental korupsi
padagenerasi anak bangsa. Mengingat upaya pencegahan tersebut tidak hanya dapatdilakukan pada satu
generasi saja, melainkan dua atau tiga generasi selanjutnya.

Salah satu upaya pemberantasan korupsi adalah dengan sadar melakukansuatu Gerakan Anti-korupsi
di masyarakat. Gerakan ini adalah upaya bersamayang bertujuan untuk menumbuhkan Budaya Anti
Korupsi di masyarakat. Dengantumbuhnya budaya anti- korupsi di masyarakat diharapkan dapat
mencegahmunculnya perilaku koruptif. Gerakan Anti Korupsi adalah suatu gerakan jangka panjang yang
harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang terkait, yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat.
Dalam konteks inilah peran mahasiswasebagai salah satu bagian penting dari masyarakat sangat
diharapkan.Upaya perbaikan perilaku manusia antara lain dapat dimulai denganmenanamkan nilai-nilai
yang mendukung terciptanya perilaku anti-koruptif. Nilai-nilai yang dimaksud antara lain adalah
kejujuran, kepedulian, kemandirian,kedisiplinan, tanggungjawab, kerja keras, kesederhanaan, keberanian,
dankeadilan. Penanaman nilai-nilai ini kepada masyarakat dilakukan dengan berbagaicara yang
disesuaikan dengan kebutuhan. Penanaman nilai-nilai ini juga pentingdilakukan kepada mahasiswa
(Kadir, 2018)

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan korupsi?


b. Apa yang dimaksud dengan anti korupsi?
c. Apa saja nilai-nilai anti korupsi?
d. Apa saja prinsip-prinsip anti korupsi?

1.3 Tujuan
1
1.3.1 Tujuan Umum

Agar mahasiswa/I Prodi Ners tahap akademik tingkat IV mampuuntuk menganalisis nilai-nilai dan
prinsip-prinsip perihal anti korupsi.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.2 Rumusan masalah

a. apa yang dimaksud dengan korupsi?


b. apa yang dimaksud dengan anti korupsi?
c. apa saja nilai-nilai anti korupsi?
d. apa saja prinsip-prinsip anti korupsi?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum

agar mahasiswa prodi S1 KEBIDANAN mampu untuk menganalisis nilai-nilai dan prinsip-prinsip
perihal anti korupsi.

1.3.2 tujuan khusus

a. Mahasiswa mampu menjelaskan nilai-nilai anti korupsi untuk mengatasi faktor internal penyebab
terjadinya korupsi;
b. Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip-prinsip anti korupsiyang berpedoman pada nilai-nilai
anti korupsi untuk mengatasifaktor eksternal penyebab terjadinya korupsi agar korupsi tidak
terjadi;
c. Mahasiswa mampu memberikan contoh penerapan prinsip- prinsip dan nilai-nilai anti korupsi
dalam suatuorganisasi/institusi/ masyarakat untuk mencegah terjadinyakorupsi dalam setiap
kegiatannya.

BAB II
2
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Definisi Korupsi

Kata “korupsi” berasal dari bahasa Latin“corruptio”(Fockema Andrea :1951) atau“corruptus”(Webster


Student Dictionary: 1960). Selanjutnyadikatakan bahwa“corruptio” berasal dari kata“corrumpere”,suatu
bahasa Latinyang lebih tua. Dari bahasa Latin tersebut kemudian dikenal
istilah“corruption,corrupt”(Inggris),“corruption”(Perancis) dan“corruptie/korruptie”(Belanda).

Arti kata korupsi secara harfiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan,ketidakjujuran, dapat disuap,
tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian. Istilahkorupsi yang telah diterima dalam perbendaharaan
kata bahasa Indonesia, adalah“kejahatan, kebusukan, dapat disuap, tidak bermoral, kebejatan
danketidakjujuran”(S. Wojowasito-WJS Poerwadarminta: 1978). Pengertian lainnya,“perbuatan yang
buruk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok, dansebagainya” (WJS Poerwadarminta: 1976).

Dengan demikian arti kata korupsi adalah sesuatu yang busuk, jahat danmerusak, berdasarkan
kenyataan tersebut perbuatan korupsi menyangkut: sesuatuyang bersifat amoral, sifat dan keadaan yang
busuk, menyangkut jabatan instansiatau aparatur pemerintah, penyelewengan kekuasaan dalam jabatan
karena pemberian, menyangkut faktor ekonomi dan politik dan penempatan keluarga ataugolongan ke
dalam kedinasan di bawah kekuasaan jabatan (Kurniadi et al., 2017)

2.2 Anti Korupsi

Tujuan anti korupsi lebih menekankan pada pembangunan karakter antikorupsi (anti-corruption
character building ) pada diri individu mahasiswa sertamembangun semangat dan kompetensinya
sebagaiagent of change bagikehidupan bermasyarakat dan bernegara yang bersih dan bebas dari
ancamankorupsi.

Salah satu upaya pemberantasan korupsi adalah dengan sadar melakukansuatu Gerakan Anti-korupsi
di masyarakat. Gerakan ini adalah upaya bersamayang bertujuan untuk menumbuhkan Budaya Anti
Korupsi di masyarakat. Dengantumbuhnya budaya anti- korupsi di masyarakat diharapkan dapat
mencegahmunculnya perilaku koruptif. Gerakan Anti Korupsi adalah suatu gerakan jangka panjang yang
harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang terkait, yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat.
Dalam konteks inilah peran mahasiswasebagai salah satu bagian penting dari masyarakat sangat
diharapkan.

Upaya perbaikan perilaku manusia antara lain dapat dimulai denganmenanamkan nilai-nilai yang
mendukung terciptanya perilaku anti-koruptif. Nilai-nilai yang dimaksud antara lain adalah kejujuran,
kepedulian, kemandirian,kedisiplinan, tanggungjawab, kerja keras, kesederhanaan, keberanian,
dankeadilan. Penanaman nilai-nilai ini kepada masyarakat dilakukan dengan berbagaicara yang
disesuaikan dengan kebutuhan. Penanaman nilai-nilai ini juga pentingdilakukan kepada mahasiswa.
Pendidikan anti- korupsi bagi mahasiswa dapatdiberikan dalam berbagai bentuk, antara lain kegiatan
sosialisasi, seminar,kampanye atau bentuk-bentuk kegiatan ekstra kurikuler lainnya. Pendidikan
antikorupsi juga dapat diberikan dalam bentuk perkuliahan, baik dalam bentuk matakuliah wajib maupun
pilihan (Suryani, 2016)

2.3 Nilai – Nilai Anti Korupsi

3
Mengacu pada berbagai aspek yang dapat menjadi penyebab terjadinyakorupsi sebagaimana telah
dipaparkan sebelumnya, dapat dikatakan bahwa penyebab korupsi terdiri atas faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internalmerupakan penyebab korupsi yang datangnya dari diri pribadi atau
individu,sedangkan faktor eksternal berasal dari lingkungan atau sistem. Upaya pencegahan korupsi pada
dasarnya dapat dilakukan dengan menghilangkan, atausetidaknya mengurangi, kedua faktor penyebab
korupsi tersebut.

Faktor internal sangat ditentukan oleh kuat tidaknya nilai-nilai anti korupsitertanam dalam diri setiap
individu. Nilai-nilai anti korupsi tersebut antara lainmeliputi kejujuran, kemandirian, kedisiplinan,
tanggung jawab, kerja keras,sederhana, keberanian, dan keadilan. Nilai-nilai anti korupsi itu perlu
diterapkanoleh setiap individu untuk dapat mengatasi faktor eksternal agar korupsi tidak terjadi. Nilai-
nilai inilah yang akan mendukung prinsip-prinsip anti korupsi untuk dapat dijalankan dengan baik.

1. Kejujuran
Menurut Sugono kata jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong, dan tidak
curang. Jujur adalah salah satu sifat yang sangat penting bagi kehidupan mahasiswa, tanpa sifat
jujur mahasiswa tidak akan dipercayadalam kehidupan sosialnya (Sugono: 2008). Nilai kejujuran
dalam kehidupan kampus yang diwarnai dengan budayaakademik sangatlah diperlukan.
Nilai kejujuran ibaratnya seperti mata uangyang berlaku dimana-mana termasuk dalam
kehidupan di kampus. Jikamahasiswa terbukti melakukan tindakan yang tidak jujur, baik pada
lingkupakademik maupun sosial, maka selamanya orang lain akan selalu merasa raguuntuk
mempercayai mahasiswa tersebut. Sebagai akibatnya mahasiswa akanselalu mengalami kesulitan
dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Halini juga akan menyebabkan ketidaknyamanan
bagi orang lain karena selalumerasa curiga terhadap mahasiswa tersebut yang terlihat selalu
berbuatcurang atau tidak jujur. Selain itu jika seorang mahasiswa pernah melakukankecurangan
ataupun kebohongan, akan sulit untuk dapat memperoleh kembalikepercayaan dari mahasiswa
lainnya. Sebaliknya jika terbukti bahwamahasiswa tersebut tidak pernah melakukan tindakan
kecurangan maupunkebohongan maka mahasiswa tersebut tidak akan mengalami kesulitan
yangdisebabkan tindakan tercela tersebut. Prinsip kejujuran harus dapat dipegangteguh oleh
setiap mahasiswa sejak masa-masa ini untuk memupuk danmembentuk karakter mulia di dalam
setiap pribadi mahasiswa.
2. Kepedulian
Menurut Sugono definisi kata peduli adalah mengindahkan,memperhatikan dan menghiraukan
(Sugono : 2008). Nilai kepedulian sangat penting bagi seorang mahasiswa dalam kehidupan di
kampus dan dimasyarakat. Sebagai calon pemimpin masa depan, seorang mahasiswa
perlumemiliki rasa kepedulian terhadap lingkungannya, baik lingkungan di dalamkampus
maupun lingkungan di luar kampus.Beberapa upaya yang bisa dilakukan sebagai wujud
kepedulian diantaranya adalah dengan menciptakan suasana kampus sebagai rumah kedua.Hal ini
dimaksudkan agar kampus menjadi tempat untuk mahasiswa berkarya, baik kurikuler maupun
ekstra-kurikuler, tanpa adanya batasan ruang gerak.Selain itu dengan memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya sebagai manusia yang utuh
dengan berbagai kegiatan di kampus, Kegiatan-kegiatan tersebut dapat meningkatkaninteraksi
antara mahasiswa satu dengan mahasiswa yang lainnya sehinggahubungan saling mengenal dan
saling belajar dapat dicapai lebih dalam.
Upaya lain yang dapat dilakukan adalah memberikan kesempatan bagimahasiswa untuk
menggalang dana guna memberikan bantuan biaya pendidikan bagi mahasiswa yang
membutuhkan. Dengan adanya aksitersebut, maka interaksi mahasiswa satu dengan lainnya akan

4
semakin erat.Tindakan lainnya adalah dengan memperluas akses mahasiswa kepada dosendi luar
jam kuliah melalui pemanfaatan internet dan juga meningkatkan perandosen sebagai fasilitator,
dinamisator dan motivator. Ini penting dilakukankarena hubungan baik mahasiswa dengan dosen
akan memberikan dampak positif bagi tertanamnya nilai kepedulian.
3. Kemandirian
Kondisi mandiri bagi mahasiswa dapat diartikan sebagai prosesmendewasakan diri yaitu
dengan tidak bergantung pada orang lain untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya. Hal
ini penting untuk masadepannya dimana mahasiswa tersebut harus mengatur kehidupannya
danorang-orang yang berada di bawah tanggung jawabnya sebab tidak mungkinorang yang tidak
dapat mandiri (mengatur dirinya sendiri) akan mampumengatur hidup orang lain. Dengan
karakter kemandirian tersebut mahasiswadituntut untuk mengerjakan semua tanggung jawab
dengan usahanya sendiridan bukan orang lain (Supardi : 2004).
4. Kedisiplinan
Menurut Sugono definisi kata disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (Sugono:
2008). Dalam mengatur kehidupan kampus baik akademik maupun sosial mahasiswa perlu hidup
disiplin. Hidup disiplin tidak berarti harus hidup seperti pola militer di barak militier namun
hidup disiplin bagi mahasiswa adalah dapat mengatur dan mengelola waktu yang ada untuk
dipergunakan dengan sebaik-baiknya untuk menyelesaikan tugas baik dalamlingkup akademik
maupun sosial kampus.
5. Tanggung jawab
Menurut Sugono definisi kata tanggung jawab adalah keadaan wajibmenanggung segala
sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut,dipersalahkan dan diperkarakan) (Sugono :
2008).Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu dari sebuah perbuatanyang salah, baik itu
disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawabtersebut berupa perwujudan kesadaran akan
kewajiban menerina danmenyelesaikan semua masalah yang telah di lakukan. Tanggung jawab
jugamerupakan suatu pengabdian dan pengorbanan. Mak sudnya pengabdianadalah perbuatan
baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta kasih
sayang, norma, atau satu ikatan dari semuaitu dilakukan dengan ikhlas.
6. Kerja keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan. Kata ”kemauan”menimbulkan asosiasi
dengan ketekadan, ketekunan, daya tahan, tujuan jelas,daya kerja, pendirian, pengendalian diri,
keberanian, ketabahan, keteguhan,tenaga, kekuatan, kelaki-lakian dan pantang mundur. Adalah
penting sekali bahwa kemauan mahasiswa harus berkembang ke taraf yang lebih tinggikarena
harus menguasai diri sepenuhnya lebih dulu untuk bisa menguasaiorang lain. Setiap kali
seseorang penuh dengan harapan dan percaya, makaakan menjadi lebih kuat dalam melaksanakan
pekerjaannya. Jika interaksiantara individu mahasiswa dapat dicapai bersama dengan usaha kerja
kerasmaka hasil yang akan dicapai akan semakin optimum
7. Kesederhanaan
Gaya hidup mahasiswa merupakan hal yang penting dalam interaksidengan masyarakat di
sekitarnya. Gaya hidup sederhana sebaiknya perludikembangkan sejak mahasiswa me-ngenyam
masa pendidikannya. Dengangaya hidup sederhana, setiap mahasiswa dibiasakan untuk tidak
hidup boros,hidup sesuai dengan kemampuannya dan dapat memenuhi semua kebutu-hannya.
Kerap kali kebutuhan diidentikkan dengan keinginan semata, padahaltidak selalu kebutuhan
sesuai dengan keinginan dan sebaliknya.
Dengan menerapkan prinsip hidup sederhana, mahasiswa dibina untuk memprioritaskan
kebutuhan di atas keinginannya. Prinsip hidup sederhana inimerupakan parameter penting dalam
menjalin hubungan antara sesamamahasiswa karena prinsip ini akan mengatasi permasalahan
5
kesenjangansosial, iri, dengki, tamak, egois, dan yang sikap-sikap negatif lainnya lainnya.Prinsip
hidup sederhana juga menghindari seseorang dari keinginan yang ber-lebihan

8. Keberanian
Untuk mengembangkan sikap keberanian demi mempertahankan pendiriandan keyakinan
mahasiswa, terutama sekali mahasiswa harusmempertimbangkan berbagai masalah dengan
sebaik-baiknya. Pengetahuanyang mendalam menimbulkan perasaan percaya kepada diri sendiri.
Jikamahasiswa menguasai masalah yang dia hadapi, dia pun akan menguasai dirisendiri. Di mana
pun dan dalam kondisi apa pun sering kali harus diambilkeputusan yang cepat dan harus
dilaksanakan dengan cepat pula. Salah satukesempatan terbaik untuk membentuk suatu pendapat
atau penilaian yangsebaik-baiknya adalah dalam kesunyian di mana dia bisa berpikir
tanpadiganggu.
9. Keadilan
Berdasarkan arti katanya, adil adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak. Bagi
mahasiswa karakter adil ini perlu sekali dibina sejak masa perkuliahannya agar mahasiswa dapat
belajar mempertimbangkan danmengambil keputusan secara adil dan benar.Di dalam kehidupan
sehari-hari, pemikiran-pemikiran sebagai dasar pertimbangan untuk menghasilkan keputusan
akan terus berkembang seiringdengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki seseorang.
Dalam masa perkuliahan setiap mahasiswa perlu didorong untuk mencari pengalaman dan
pengetahuan melalui interaksinya dengan sesama mahasiswa lainnya. Dengandemikian
mahasiswa diharapkan dapat semakin bijaksana dalam mengambilkeputusan dimana
permasalahannya semakin lama semakin kompleks ataurumit untuk diselesaikan (Kurniadi et al.,
2017).

2.4 Prinsip – Prinsip Anti Korupsi

Untuk mencegah terjadinya faktor eksternal, selain memiliki nilai-nilai anti korupsi, setiap individu
perlu memahami dengan mendalam prinsip-prinsip anti korupsi yaitu akuntabilitas, transparansi,
kewajaran,kebijakan, dan kontrol kebijakan dalam suatuorganisasi/institusi/masyarakat. Oleh karena itu
hubungan antara prinsip- prinsip dan nilai-nilai anti korupsi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan.

1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja.Semua lembaga
mempertanggung jawabkan kinerjanya sesuai aturan main baik dalam bentuk konvensi(de
facto)maupun konstitusi(de jure), baik padalevel budaya (individu dengan individu) maupun pada
level lembaga(Bappenas : 2002). Lembaga-lembaga tersebut berperan dalam sektor
bisnis,masyarakat, publik, maupun interaksi antara ketiga sektor.
Akuntabilitas publik memiliki pola-pola tertentu dalam mekanismenya,antara lain adalah
akuntabilitas program, akuntabilitas proses, akuntabilitaskeuangan, akuntabilitas
outcome,akuntabilitas hukum, dan akuntabilitas politik (Puslitbang, 2001).

Dalam pelaksanaannya, akuntabilitas harus dapatdiukur dan dipertanggungjawabkan melalui


mekanisme pelaporan dan pertanggungjawaban atas semua kegiatan yang dilakukan. Evaluasi
ataskinerja administrasi, proses pelaksanaan, dampak dan manfaat yang diperolehmasyarakat
baik secara langsung maupun manfaat jangka panjang dari sebuah kegiatan.
Terkait dengan penjelasan tersebut maka mata kuliah ini memiliki peran penting dalam
penegakan akuntabilitas, terutama dalam rangka pengembangan sumber daya manusia. Oleh
6
karena itu mahasiswa sebagai bagian dari civitas akademika pemilik masa depan merupakan
target pelaku penegakan akuntabilitas masa kini dan masa depan. De-ngan harapan bahwa
integritas atau kesesuaian antara aturan dengan pelaksanaan kerja pada dirimahasiswa dapat
semakin ditingkatkan
2. Transparansi
Salah satu prinsip penting anti korupsi lainnya adalah transparansi. Prinsiptransparansi ini
penting karena pemberantasan korupsi dimulai daritransparansi dan mengharuskan semua proses
kebijakan dilakukan secaraterbuka, sehingga segala bentuk penyimpangan dapat diketahui oleh
publik (Prasojo : 2007).
Dalam prosesnya, transparansi dibagi menjadi lima yaitu proses penganggaran, proses
penyusunan kegiatan, proses pembahasan, proses pengawasan, dan proses evaluasi. Proses
penganggaran bersifat bottom up,mulai dari perencanaan, implementasi, laporan
pertanggungjawaban dan penilaian (evaluasi) terhadap kinerja anggaran. Di dalam proses
penyusunankegiatan atau proyek pembangunan terkait dengan proses pembahasantentang
sumber-sumber pendanaan (anggaran pendapatan) dan alokasianggaran (anggaran belanja).
Proses pembahasan membahas tentang pembuatan rancangan peraturan yang berkaitan
dengan strategi penggalangan(pemungutan) dana, mekanisme pengelolaan proyek mulai dari
pelaksanaantender, pengerjaan teknis, pelaporan finansial dan pertanggungjawaban secarateknis.
Proses pengawasan dalam pelaksanaan program dan proyek pembangunan berkaitan dengan
kepentingan publik dan yang lebih khususlagi adalah proyek-proyek yang diusulkan oleh
masyarakat sendiri.
Proseslainnya yang penting adalah proses evaluasi. Proses evaluasi ini berlakuterhadap
penyelenggaraan proyek dijalankan secara terbuka dan bukan hanya pertanggungjawaban secara
administratif, tapi juga secara teknis dan fisik dari setiap out put kerja-kerja pembangunan.
3. Kewajaran
Prinsip anti korupsi lainnya adalah prinsip kewajaran. Prinsip fairness atau kewajaran ini
ditujukan untuk mencegah terjadinya manipulasi(ketidak wajaran) dalam penganggaran, baik
dalam bentukmark up maupun ketidak wajaran lainnya. Sifat-sifat prinsip kewajaran ini terdiri
dari lima hal penting yaitu komprehensif dan disiplin, fleksibilitas, terprediksi,kejujuran, dan
informatif.
Komprehensif dan disiplin berarti mempertimbangkan keseluruhan aspek, berkesinam-
bungan, taat asas, prinsip pembebanan, pengeluaran dan tidak melampaui batas (off budget),
sedangkan fleksibilitas artinya adalah adanyakebijakan tertentu untuk mencapai efisiensi dan
efektifitas. Terprediksi berartiadanya ketetapan dalam perencanaan atas dasar asas value for
money untuk menghindari defisit dalam tahun anggaran berjalan. Anggaran yangterprediksi
merupakan cerminan dari adanya prinsip fairness di dalam proses perencanaan pembangunan.
Selain itu, sifat penting lainnya adalah kejujuran.Kejujuran tersebut mengandung arti tidak
adanya bias perkiraan penerimaanmaupun pengeluaran yang disengaja, yang berasal dari
pertimbangan teknismaupun politis. Kejujuran merupakan bagian pokok dari prinsip
fairness.Sifat yang terakhir dalam prinsip kewajaran adalah informatif. Tujuan darisifat ini adalah
dapat tercapainya sistem informasi pelaporan yang teratur daninformatif. Sifat informatif ini
dijadikan sebagai dasar penilaian kinerja,kejujuran dan proses pengambilan keputusan selain itu
sifat ini merupakanciri khas dari kejujuran.
4. Kebijakan
Prinsip anti korupsi yang keempat adalah prinsip kebijakan. Pembahasanmengenai prinsip ini
ditujukan agar mahasiswa dapat mengetahui danmemahami kebijakan anti korupsi. Kebijakan ini

7
berperan untuk mengatur tata interaksi agar tidak terjadi penyimpangan yang dapat merugikan
negaradan masyarakat.
Aspek-aspek kebijakan terdiri dari isi kebijakan, pembuat kebijakan, pelaksana kebijakan,
kultur kebijakan. Kebijakan anti-korupsi akan efektif apabila di dalamnya terkandung unsur-
unsur yang terkait dengan persoalankorupsi dan kualitas dari isi kebijakan tergantung pada
kualitas dan integritas pembuatnya. Kebijakan yang telah dibuat dapat berfungsi apabila
didukungoleh aktor-aktor penegak kebijakan yaitu kepolisian, kejaksaan, pengadilan, pengacara,
dan lembaga pemasyarakatan.
Eksistensi sebuah kebijakantersebut terkait dengan nilai-nilai, pemahaman, sikap, persepsi,
dan kesadaranmasyarakat terhadap hukum atau undang-undang anti korupsi. Lebih jauhlagi,
kultur kebijakan ini akan menentukan tingkat partisipasi masyarakatdalam pemberantasan
korupsi.
5. Kontrol kebijakan
Prinsip terakhir anti korupsi adalah kontrol kebijakan. Kontrol kebijakan merupakan upaya
agar kebijakan yang dibuat betul-betul efektif danmengeliminasi semua bentuk korupsi. Pada
prinsip ini, akan dibahasmengenai lembaga-lembaga pengawasan di Indonesia, self-evaluating
organization,reformasi sistem pengawasan di Indonesia, problematika pengawasan di Indonesia.
Bentuk kontrol kebijakan berupa partisipasi,evolusi dan reformasi.
Kontrol kebijakan berupa partisipasi yaitu melakukan kontrol terhadapkebijakan dengan ikut
serta dalam penyusunan dan pelaksanaannya dankontrol kebijakan berupa oposisi yaitu
mengontrol dengan menawarkanalternatif kebijakan baru yang dianggap lebih layak. Sedangkan
kontrolkebijakan berupa revolusi yaitu mengontrol dengan mengganti kebijakanyang dianggap
tidak sesuai. Setelah memahami prinsip yang terakhir ini,mahasiswa kemudian diarahkan agar
dapat berperan aktif dalam melakukantindakan kontrol kebijakan baik berupa partisipasi, evolusi
maupun reformasi pada kebijakan-kebijakan kehidupan mahasiswa dimana peran mahasiswa
adalah sebagai individu dan juga sebagai bagian dari masyarakat, organisasi,maupun institusi
(Kurniadi et al., 2017)

BAB III

8
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pendidikan antikorupsi bagi mahasiswa/siswa mengarah pada pendidikan nilai, yaitu nilai-nilai
kebaikan. Suseno (dalam Djabbar, 2009) berpendapat bahwa pendidikan yang mendukung orientasi nilai
adalah pendidikan yang membuat orang merasa malu apabila tergoda untuk melakukan korupsi, dan
marah bila ia menyaksikannya. Menurut Suseno,ada tiga sikap moral fundamental yang akan membuat
orang menjadi kebalterhadap godaan korupsi. Ketiga sikap moral fundamental tersebut adalahkejujuran,
rasa keadilan, dan rasa tanggung jawab.

Untuk mendukung Pendidikan Anti Korupsi masuk kurikulumadalah melaui Pendidikan Anti Korupsi
para mahasiswa/siswa sejak usiadini sudah mengetahui tentang seluk-beluk praktek korupsi
sekaliguskonsekuensi yang akan diterima oleh para pelaku. Ketiga, memberikan proses pembelajaran
tentang kepakaan terhadap praktekpraktek korupsiyang ada disekitar kita. Keempat , mendidik para
mahasiswa/siswa dariusia dini tentang akhlak atau moral yang sesuai dengan ajaran-ajaran
sosialkeagamaan. Kelima, menciptakan generasi penerus yang bersih dari perilaku penyimpangan,
dankeenam, membantu seluruh cita-cita warga bangsa dalam menciptakanclean and good-goverment
demi masa depanyang lebih baik dan beradab

3.2 Saran

Kajian pendidikan anti korupsi dapat dilakukan dengan pendekatan positifistik untuk mengevaluasi
capaian persepsi tentang gerakan antikorupsi. Pendidikan anti korupsi sebagai kelanjutan dari masa
pendidikandasar, menengah sampai perguruan tinggi untuk membangun kesadaran etik dan moral.
Kesadaran ini yang membimbing tindakan dan perilakuanti korupsi, dan tentunya anti suap.Upaya
persuasif dan tindakan nyata dapat dibangun secara tidak eksplisit dalam proses belajar dikampus dengan
pemberian ganjaran bagiyang jujur dan pemberian sangsi yang tegas bagi yang tidak jujur. Pandangan
initidak saja langkah utopia, tetapi memang secara sadar dibangun.

DAFTAR PUSTAKA

9
Kadir, Y. (2018). Kebijakan Pendidikan Anti Korupsi di Perguruan Tinggi.

Gorontalo Law Review,1(1), 25. https://doi.org/10.32662/golrev.v1i1.95

Kristiono, N. (2018). Penanaman Nilai Antikoroupsi Bagi Mahasiswa Fis UnnesMelalui Mata Kuliah
Pendidikan Anti Korupsi. Refleksi Edukatika : Jurnal Ilmiah Kependidikan,9(1).
https://doi.org/10.24176/re.v9i1.2807

Kurniadi, N. T. P. M. E. S. I. S. U. Y., Karsona, A. I. S. A. M., Bura, G. L. B. R.O., & Wibowo, A. P.


(2017). Anti-Korupsi Anti-Korupsi Pendidikan

.Suryani, I. (2016). PENANAMAN NILAI-NILAI ANTI KORUPSI DILEMBAGA PENDIDIKAN


PERGURUAN TINGGI SEBAGAI UPAYAPREVENTIF PENCEGAHAN KORUPSI Ita. Jurnal Visi
Komunikasi,14(02),285–301.

http://publikasi.mercubuana.ac.id/files/journals/16/articles/425/submission/copyedit/425-1086-1-CE.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai