Anda di halaman 1dari 19

NILAI-NILAI DAN PRINSIP-PRINSIP ANTI KORUPSI

(PBAK)

Nama Dosen :
Dr. Martha D Korompis S.SiT, S.Pd, M.Kes
Disusun Oleh :

Kelompok 8
1. Mardhatillah Antone
2. Arika Inggriany Makaliwuhe
3. Nur’in
4. Indriani Gama

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO


D-IV KEBIDANAN
T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesehatan dan kemudahan kepada kami untuk dapat mengerjakan tugas mata kuliah PBAK.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah PBAK. Melalui tugas ini
diharapkan pembaca dapat memahami berbagai materi tentang prinsip-prinsip dan nilai-nilai
anti korupsi serta contoh penerapan anti korupsi dalam kehidupan sehari-hari . Makalah
yang kami buat ini tentunya masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun kepada
pembaca umumnya.

Manado, 1 November 2023

Kelompok 8
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................5
I. Nilai- nilai anti korupsi .......................................................................................................5
II. Mengidentifikasi contoh penerapan nilai-nilai anti korupsi................................................7
III. Prinsip-prinsip anti korupsi..................................................................................................7
IV. Mengidentifikasi contoh penerapan prinsip-prinsip anti korupsi........................................8
V. Aktifitas yang menunjukan nilai-nilai dan Prinsip-prinsip anti korupsi..............................9
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................13
A. Kesimpulan..........................................................................................................................13
B. Saran.....................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................14

BABA I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Korupsi sendiri merupakan sebuah tindakan yang banyak merugikan orang banyak.
Korupsi di Indonesia sudah menjadi sebuah kasus yang sering terjadi, dan korupsi juga
dikatan sebagai sebuah penyakit. Korupsi tidak hanya soal uang, tetapi korupsi sendiri bisa
dikatan dalam bentuk berbagai hal, seperti korupsi waktu, penyogokan barang-barang dll.
Istilah korupsi berasal dari bahasa latin “corrumpere” “corruption” atau “corruptus”.
Korup artinya busuk, palsu. Korupsi dapat juga diartikan sebagai suka menerima uang
sogok, menyelewengkan uang atau barang milik perusahaan atau Negara, menerima uang
dengan menggunakan jabatan untuk kepentingan pribadi.
Korupsi sering terjadi di kalangan pejabat pemerintahan, dan juga bisa terjadi pada
oknum lainya, termasuk orang yang tidak menjadi pejabat pemerintahan sekalipun. Tetapi
di Indonesia seorang pejabat atau aparat pemerintah yang melakukan korupsi sudah
menjadi rahasia yang umum.
Pada makalah ini dipaparkan berbagai materi yang lebih spesifik ke pembahasan
mengenai nilai dan prinsip anti korupsi

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana menjelaskan Nilai-nilai anti Korupsi dengan Tepat ?
2. Bagaimna mengidentifikasi contoh penerapan Nilai-nilai anti korupsi dengan tepat ?
3. Bagaimana Menjelaskanpenerapan Prinsip-prinsip anti korupsi dengan tepat?
4. Bagaimana mengidentifikasi contoh penerapan Prinsip-prinsip anti korupsi dengan
tepat ?
5. Begaimana aktivitas yang menunjukan Nilai-nilai dan Prinsip-prinsip anti korupsi :
Kantin kejujuran, Daily activity. ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui Nilai-nilai anti kurupsi dengan tepat
2. Untuk mengetahui contoh penerapan nilai-nilai anti korupsi dengan tepat
3. Untuk mengetahui penerapan Prinsip-prinsip anti korupsi dengan tepat
4. Untuk mengetahui contoh penerapan prinsip-prinsip anti korupsi dengan tepat
5. Untuk mengetahui aktifitas yang menunjukan nilai-nilai dan prinsip-prinsip anti korupsi:
kantin kejujuran, Daily activity

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Korupsi
Korupsi merupakan gejala masyarakat yang dapat Anda temui di hampir segala tempat.
Kata korupsi sendiri berasal dari kata latin yaitu corruptio atau corruptus yang artinya
kerusakan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, bisa disuap, dan tidak bermoral kesucian.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian korupsi merupakan
penyelewengan maupun penyalahgunaan uang negara (perusahaan, yayasan, organisasi, dan
sebagainya) guna keuntungan pribadi maupun orang lain. Sementara itu, dalam arti yang luas
pengertian korupsi merupakan penyalahgunaan jabatan resmi untuk kepentingan pribadi.
Arti kata korupsi secara harfiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidak jujuran,
dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian. Menurut Perspektif Hukum,
definisi korupsi secara gamblang telah dijelaskan dalam 13 buah Pasal dalam UU No. 31
tahun 1999 jo. UU No. 20 tahun 2001. Berdasarkan Pasal-pasal tersebut. Korupsi
dirumuskan ke dalam tiga puluh bentuk atau jenis tindak PidanaKorupsi. Pasal-pasal tersebut
menerangkan secara terperinci mengenai perbuatan yang bisa dikenakan Pidana Penjara
karena korupsi.
B. Nilai- Nilai Anti Korupsi
Nilai berasal dari bahasa latin vale’re yang artinya berguna, mampu akan, berdaya,
berlaku, sehingga nilai diartikan sebagai sesuatu yang dipandang baik, bermanfaat dan
paling benar menurut keyakinan seseorang atau sekelompok orang. Nilai adalah kualitas
suatu hal yang menjadikan hal itu disukai, diinginkan, dikejar, dihargai, berguna, dan dapat
membuat orang yang menghayatinya menjadi bermartabat.
Nilai-nilai anti korupsi akan mendukung prinsip-prinsip anti korupsi dapat berjalan
dengan baik. Nilai-nilai anti korupsi itu perlu diterapkan oleh setiap individu untuk dapat
mengatasi faktor eksternal agar korupsi tidak terjadi. Untuk mencegah terjadinya faktor
eksternal, Selain memiliki nilai-nilai anti korupsi, setiap individu perlu memahami dengan
mendalam prinsip-prinsip anti korupsi yaitu akuntabilitas, transparansi, kewajaran,
kebijakan, dan kontrol kebijakan dalam suatu organisasi atau institusi atau masyarakat.
Nilai-nilai dan prinsil-prinsip anti korupsi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan
Nilai Anti Korupsi terdiri dari :
1. Kejujuran

Menurut Sugono kata jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak
berbohong, dan tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat yang sangat penting bagi
kehidupan mahasiswa, tanpa sifat jujur mahasiwa tidak akan dipercaya dalam
kehidupan sosialnya (Sugono: 2008).
Kejujuran juga berarti kekuatan dan keteguhan. Kejujuran adalah barang yang amat
berharga. Kebersamaan dalam kehidupan keluarga, masyarakat, komunitas belajar,
sekolah atau kehidupan berbangsa dan bernegara sangat memerlukan saling
kepercayaan (trust) di antara anggotanya. Menurut Perspektif Agama Istilah benar
dan jujur merupakan terjemahan dari kata shidq. Lawannya adalah kidzd, dusta atau
bohong. Sifat benar dan jujur seharusnya menjadi sifat orang beriman dan bertakwa.
Sifat ini membawa pemiliknya kepada kebaikan.
2. Kepedulian

Menurut Sugono definisi kata peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan


menghiraukan (Sugono : 2008). Nilai kepedulian sangat penting bagi seorang mahasiswa
dalam kehidupan di kampus dan di masyarakat. Sebagai calon pemimpin masa depan,
seorang mahasiswa perlu memiliki rasa kepedulian terhadap lingkungannya, baik
lingkungan di dalam kampus maupun lingkungan di luar kampus.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan bahwa Kepedulian
merupakan partisipasi yaitu keikutsertaan. Dimana kata kepedulian berasal dari kata
peduli, yang artinya memperhatikan, menghiraukan, mengindahkan.
Rasa kepedulian seorang mahasiswa harus mulai ditumbuhkan sejak berada di kampus.
3. Kemandirian

Kemandirian merupakan kemampuan individu untuk bertingkah laku sesuai


keinginannya. Perkembangan kemandirian merupakan bagian penting untuk dapat
menjadi otonom dalam masa remaja. Steinberg (dalam Patriana, 2007:20) menjelaskan
kemandirian merupakan kemampuan individu untuk bertingkah laku secara seorang
diri dan kemandirian dapat dilihat dengan sikap yang tepat berdasarkan pada prinsip
diri sendiri sehingga bertingkah laku sesuai keinginannya, mengambil keputusan
sendiri, dan mampu mempertanggung jawabkan tingkah lakunya.
4. Kedisiplinan

Menurut Sugono definisi kata disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada


peraturan (Sugono: 2008). Dalam mengatur kehidupan kampus baik akademik maupun
sosial mahasiswa perlu hidup disiplin. Hidup disiplin tidak berarti harus hidup
seperti pola militer di barak militier namun hidup disiplin bagi mahasiswa adalah dapat
mengatur dan mengelola waktu yang ada untuk dipergunakan dengan sebaik-baiknya
untuk menyelesaikan tugas baik dalam lingkup akademik maupun sosial kampus.
Manfaat dari hidup yang disiplin adalah mahasiswa dapat mencapai tujuan hidupnya
dengan waktu yang lebih efisien. Disiplin juga membuat orang lain percaya dalam
mengelola suatu kepercayaan.
5. Tanggung Jawab

Menurut Sugono definisi kata tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung
segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan dan
diperkarakan) (Sugono : 2008). Mahasiswa adalah sebuah status yang ada pada diri
seseorang yang telah lulus dari pendidikan terakhirnya yang berkelanjutan
melanjutkan pendidikan dalam sebuah lembaga yang bernama universitas (Harmin:
2011). Mahasiswa yang memiliki rasa tanggung jawab akan memiliki kecenderungan
menyelesaikan tugas lebih baik dibanding mahasiswa yang tidak memiliki rasa
tanggung jawab. Mahasiswa yang memiliki rasa tanggung jawab akan mengerjakan
tugas dengan sepenuh hati karena berpikir bahwa jika suatu tugas tidak dapat
diselesaikan dengan baik dapat merusak citra namanya di depan orang lain.
Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu dari sebuah perbuatan yang salah,
baik itu disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab tersebut berupa
perwuju dan kesadaran akan kewajiban menerina dan menyelesaikan semua masalah
yang telah di lakukan. Tanggung jawab juga merupakan suatu pengabdian dan
pengorbanan.
6. Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan. Kata ”kemauan” menimbulkan
asosiasi dengan ketekadan, ketekunan, daya tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian,
pengendalian diri, keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga, kekuatan, kelaki-lakian
dan pantang mundur. Adalah penting sekali bahwa kemauan mahasiswa harus
berkembang ke taraf yang lebih tinggi karena harus menguasai diri sepenuhnya lebih
dulu untuk bisa menguasai orang lain.
Kerja keras adalah kegiatan kerja yang dilakukan seseorang secara sungguh-
sungguh tanpa mengenal kata lelah dan menyerah hingga mencapai target yang sudah
ditentukan. Seseorang yang bekerja keras seringkali disebut sebagai workaholic.
Mereka akan terus berusaha dan bekerja keras dengan baik dan maksimal.
7. Sederhana

Gaya hidup sederhana sebaiknya perlu dikembangkan sejak mahasiswa me-


ngenyam masa pen didikannya. Dengan gaya hidup sederhana, setiap mahasiswa
dibiasakan untuk tidak hi dup boros, hidup sesuai dengan kemampuannya dan dapat
memenuhi semua kebutu hannya. Kerap kali kebutuhan diidentikkan dengan keinginan
semata, padahal tidak selalu kebutuhan sesuai dengan keinginan dan sebaliknya.
Sederhana adalah kebiasaan atau perilaku sehari-hari yang dilakukan
sesuai
kebutuhan dan kemampuan serta tidak mencerminkan sikap yang berlebihan atau
mengandung unsur kemewahan. Sederhana ditekankan pada unsur dan kemampuan
materi atau keuangan, misalnya: makan, minum, jajan, membeli buku, rumah, dan
kendaraan.
8. Keberanian

Keberanian diartikan sebagai sifat yang berani menanggung resiko dalam


pembuatan keputusan dengan cepat dan tepat waktu (frinaldi dan embi, 2011). Sifat
keberanian seseorang tidak dimiliki sejak lahir tetapi sifat ini dapat dibentuk dengan
membuat suasana yang kondusif sehingga dia merasa nyaman dan lebih percaya diri.
9. Keadilan

Adil adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak. Bagi mahasiswa
karakter adil ini perlu sekali dibina sejak masa perkuliahannya agar mahasiswa dapat
belajar mempertimbangkan dan mengambil keputusan secara adil dan benar.
Keadilan berasal dari kata adil, menurut Kamus Bahasa Indonesia adil adalah tidak
sewenang-wenang, tidak memihak, tidak berat sebelah. Adil terutama mengandung arti
bahwa suatu keputusan dan tindakan didasarkan atas norma-norma objektif.
Keadilan pada dasarnya adalah suatu konsep yang relatif, setiap orang tidak sama,
adil menurut yang satu belum tentu adil bagi yang lainnya, ketika seseorang
menegaskan bahwa ia melakukan suatu keadilan, hal itu tentunya harus relevan
dengan ketertiban umum dimana suatu skala keadilan diakui. Skala keadilan sangat
bervariasi dari satu tempat ke tempat lain, setiap skala didefinisikan dan sepenuhnya
ditentukan oleh masyarakat sesuai dengan ketertiban umum dari masyarakat tersebut.
Di Indonesia keadilan digambarkan dalam Pancasila sebagai dasar negara, yaitu
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam sila lima tersebut terkandung
nilai- nilai yang merupakan tujuan dalam hidup bersama.Adapun keadilan tersebut
didasari dan dijiwai oleh hakikat keadilan kemanusiaan yaitu keadilan dalam
hubungannya manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia lainnya
C. Contoh Penerapan Nilai-nilai anti Korupsi
1. Kejujuran
Jujur sebagai sebuah nilai merupakan keputusan seseorang untuk mengungkapkan
(dalam bentuk perasaan, kata-kata dan/atau perbuatan) bahwa realitas yang ada tidak
dimanipulasi dengan cara berbohong atau menipu orang lain untuk keuntungan dirinya.
Kata jujur identic dengan “benar” yang lawan katanya adalah “bohong”. Makna jujur
lebih jauh dikorelasikan dengan kebaikan (kemaslahatan). Kemaslahatan memiliki
makna kepentingan orang banyak, bukan kepentingan diri sendiri atau kelompoknya,
tetapi semua orang terlibat.
Kejujuran juga harus di terapkan bukan hanya di pendidikan formal saja melainkan
harus di terapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti mencontohkan seorang anak
untuk berkata jujur apabila telah melakukan sesuatu yang salah, sebagai orang dewasa
seharusnya mampu memberikan contoh nilai-nilai kejujuran. Ada factor-faktor yang
menyebabkan seseorang tidak mau jujur antara lain yaitu, takut disalahkan, takut tidak
di maafkan, takut tidak di terima dalam kelompok atau masyarakat.
Beberapa perbuatan antikorupsi yang mencerminkan nilai kejujuran antara lain:
1) Melakukan pekerjaaan yang seharusnya diselesaikan
2) Tidak menyontek atau menyalin pekerjaan orang lain
3) Tidak memanipulasi data dan fakta pada suatu pekerjaan
4) Bersikap arif dan bijaksana dalam mengambil keputusan
2. Kepedulian
Upaya untuk mengembangkan sikap peduli di kalangan mahasiswa sebagai subjek
didik sangat penting. Seorang mahasiswa dituntut untuk peduli terhadap proses belajar
mengajar di kampus, terhadap pengelolalaan sumber daya di kampus secara efektif dan
efisien, serta terhadap berbagai hal yang berkembang di dalam kampus. Mahasiswa
juga dituntut untuk peduli terhadap lingkungan di luar kampus, terhadap kiprah alumni
dan kualitas produk ilmiah yang dihasilkan oleh perguruan tingginya.
Sebagai contoh kepedulian sebagai alumni dimana para senior dapat membantu,
mendidik, membimbing dan mengarahkan juniornya untuk dapat bekerja secara
professional. Penanaman antikorupsi yang mencerminkan nilai kepedulian dapat
diterapkan melalui sikap peduli terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan bangsa.
1) Peduli terhadap diri sendiri
Sikap peduli ini sangat diperlukan untuk memotivasi diri menjadi lebih baik dan
mawas diri, dengan menanamkan sikap peduli pada diri sendiri diharapkan dapat
menularkan energi positif kepada masyarakat sekitar. Beberapa perilaku yang
mencerminkan nilai peduli terhadap diri sendiri yaitu melakukan pola hidup
sederhana agar tidak terpengaruh oleh perilaku konsumtif, semakin mendekatkan diri
kepada Tuhan, mengontrol emosi agar tidak mudah terjerumus dalam pergaulan yang
salah, menyibukkan diri dengan melakukan kegiatan yang positif.
2) Peduli terhadap keluarga
Setiap amggota keluarga harus peduli dengan anggota keluarga lainya. Kepedulian
dalam keluarga juga merupakan bentuk kontrol yang dilakukan agar anggota keluarga
tidak melakukan korupsi. Sikap peduli keluarga ini dapat dilakukan dengan hal hal
berikut: memberikan pendidikan moral dan agama terhadap anak, sebagai seorang
istri tidak memaksa suaminya untuk membelikan barang mewah, tidak mengeluh,
menghindari hal-hal yang menyebabkan anggota keluarga melakukan korupsi, saling
menguatkan dan mengingatkan kepada anggota keluarga bahwa korupsi adalah
perbuatan yang keji dan harus dihindari.
3) Peduli terhadap lingkungan dan masyarakat
Perilaku antikorupsi yang mencerminkan nilai kepedulian terhadap lingkungan dan
masyarakat diantaranya: saling bertegur sapa dengan orang-orang di lingkungan agar
saling mengenal, memberikan pengarahan kepada warga untuk bekerja secara jujur,
memedulikan lingkungan sekitar serta menjalin komunikasi dengan baik, melakukan
musyawarah dalam mengambil keputusan bersama.
4) Peduli terhadap bangsa
Sikap peduli terhadap bangsa inilah yang kelak dapat mewujudkan cita-cita bangsa.
Hal ini dapat diwujudkan dengan menyejahterakan bangsa yaitu dengan tidak
melakukan perbuatan korupsi.

3. Kemandirian
Kondisi mandiri bagi mahasiswa dapat diartikan sebagai proses mendewasakan diri
yaitu dengan tidak bergantung pada orang lain untuk mengerjakan tugas dan tanggung
jawabnya. Hal ini penting untuk masa depannya dimana mahasiswa tersebut harus
mengatur kehidupannya dan orang-orang yang berada di bawah tanggung jawabnya
sebab tidak mungkin orang yang tidak dapat mandiri (mengatur dirinya sendiri) akan
mampu mengatur hidup orang lain. Dengan karakter kemandirian tersebut mahasiswa
dituntut untuk mengerjakan semua tanggung jawab dengan usahanya sendiri dan bukan
orang lain. Beberapa perilaku antikorupsi yang mencerminkan nilai kemandirian antara
lain, menyelesaikan tanggung jawab tanpa bantuan dari orang lain, mengontrol diri agar
dapat menyelesaikan tugas tepat waktu, dapat mengatur diri sendiri sebelum mengatur
orang lain, tidak putus asa dalam menghadapi kendala dan hambatan yang dihadapi.
4. Disiplin
Disiplin adalah kebiasaan dan tindakan yang konsisten terhadap segala bentuk
peraturan atau tata tertib yang berlaku. Disiplin berarti patuh pada aturan. Dalam
mengatur kehidupan kampus baik akademik maupun sosial mahasiswa perlu hidup
disiplin. Hidup disiplin tidak berarti harus hidup seperti pola militer di barak militier
namun hidup disiplin bagi mahasiswa adalah dapat mengatur dan mengelola waktu
yang ada untuk dipergunakan dengan sebaik-baiknya untuk menyelesaikan tugas baik
dalam lingkup akademik maupun sosial kampus. Manfaat dari hidup yang disiplin
adalah mahasiswa dapat mencapai tujuan hidupnya dengan waktu yang lebih efisien.
Disiplin juga membuat orang lain percaya dalam mengelola suatu kepercayaan.
Misalnya orang tua akan lebih percaya pada anaknya yang hidup disiplin untuk belajar
di kota lain dibanding dengan ketentuan yang berlaku di kampus, mengerjakan segala
sesuatunya tepat waktu, dan fokus pada pekerjaan. Selain itu disiplin dalam belajar
perlu dimiliki oleh mahasiswa agar diperoleh hasil pembelajaran yang maksimal.
Mendisiplinkan mahasiswa harus dilakukan dengan cara-cara yang dapat diterima oleh
jiwa dan perasaan mahasiswa, yaitu dengan bentuk penerapan kasih sayang.
Peranan dosen dalam menanamkan nilai disiplin, yaitu mengarahkan dan berbuat
baik, menjadi teladan/contoh, sabar dan penuh pengertian. Dosen diharuskan mampu
mendisiplinkan mahasiswa dengan kasih sayang, khususnya disiplin diri (self
discipline). Dalam usaha tersebut, dosen perlu memperhatikan dan melakukan:
a) Membantu mahasiswa mengembangkan pola perilaku untuk dirinya, misalnya
waktu belajar di rumah, lama mahasiswa harus membaca atau mengerjakan tugas.
b) Menggunakan pelaksanaan aturan akademik sebagai alat dan cara untuk menegakan
disiplin, misalnya menerapkan reward and punishment secara adil, sesegera
mungkin dan transparan
5. Tanggung jawab
Mahasiswa mempunyai banyak kewajiban yang harus dipertanggungjawabkan. Misalnya
tugas-tugas yang diberikan oleh dosen, tanggung jawab untuk belajar, tanggung jawab
untuk menyelesaikan perkuliahan sampai lulus, tanggung jawab menjaga diri sendiri.
Sebagai seorang mahasiswa kita sudah dilatih oleh orang tua untuk lebih mandiri dalam
menjaga diri kita sendiri, karena dalam perkulihan kita diajarkan untuk melakukan apa
apa sendiri. Oleh sebab itu orang tua sudah tidak bisa mengontrol aktifitas keseharian
anak-anaknya. Jadi sebagai mahasiswa harus bisa bertanggung jawab dalam menjaga
dirinya sendiri. Bila ditinjau dari keadaan individu terhadap hubungan yang dibuatnya,
tanngung jawab dibedakan menjadi:
1) Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Contoh perilaku antikorupsi yang mencerminkan nilai tanggung jawab terhadap diri
sendiri antara lain: menjalankan amanah kerja dengan baik, mengerjakan tugas dan
kewajiban dengan sungguh-sungguh, menjaga diri sendiri agar tidak terpengaruh
untuk melakukan tindakan korupsi, membuat manajemen waktu agar pekerjaan tidak
terbengkalai.
2) Tanggung jawab terhadap keluarga
Sebagai organisasi terkecil dalam masyarakat, keluarga seharusnya menanamkan
sikap tanggung jawab. Beberapa perilaku antikorupsi yang mencerminkan nilai
tanggung jawab terhadap keluarga antara lain: berperilaku baik agar dapat ditiru oleh
anak, menerapkan pendidikan moral agar anak dapat bersosialisasi dengan
masyarakat, anak harus menunjukkan sikap patuh dan mengerjakan tugasnya dibawah
pengawasan orang tua, mengembangkan potensi diri agar dapat menbanggakan
keluarga.
3) Tanggung jawab terhadap masyarakat
Pertanggung jawaban terhadap masyarakat merupakan wujud berbakti dan cinta
terhadap lingkungan. Beberapa perilaku anti korupsi yang mencerminkan nilai
tanggung jawab terhadap masyarakat adalah sebagai berikut: tidak menghina
tetangga, menunjukkan prestasi dengan tujuan membangun masyarakat, tidak
melakukan pelanggaran terhadap nilai dan norma yang berlaku di masyarakat,
menunjukkan rasa solidaritas dan empati yang tinggi terhadap peristiwa yang terjadi
dalam masyarakat.
4) Tanggung jawab terhadap Bangsa dan Negara
Bentuk dan sikap warga nehara yang dapat dilakukan sebagai perwujudan tanggung
jawab terhadap bangsa dan negara antara lain: memahami dan mengamalkan
pancasila dalam kehidupan sehari-hari, menjaga,memelihara dan mengharumkan
nama baik bangsa, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, memelihara rasa
solidaritas antar warga, mematuhi aturan perundang-undangan serta tidak melakukan
tindakan korupsi.
5) Tanggung jawab terhadap Tuhan
Bentuk bertanggung jawab seseorang terhadap Tuhannya diwujudkan dengan
beribadah sesuai dengan keyakinan masing-masing. Beberapa perilaku tanggung
jawab kepada Tuhan antara lain: mensyukuri segala nikmat yang telah dikaruniakan-
Nya, melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya, menuntut ilmu dan
mengamalkanya, menjalin silaturahim dengan sesama manusia dan antar pemeluk
agama agar tercipta masyarakat yang damai.
6. Kerja Keras
Kerja keras merupakan hal yang penting guna tercapainya hasil yang sesuai dengan
target. Akan tetapi bekerja keras akan menjadi tidak berguna jika tanpa adanya
pengetahuan. Di dalam kampus, para mahasiswa diperlengkapi dengan berbagai ilmu
pengetahuan. Di situlah para pengajar memiliki peran yang penting agar setiap usaha
kerja keras mahasiswa dan juga arahan-arahan kepada mahasiswa tidak menjadi sia-sia.
Beberapa perilaku kerja keras yang dapat dilakukan dalam mewujudkan nilai
antikorupsi; mengenali potensi diri dan mengembangkanya dan meraih apa yang
diinginkan tanpa melakukan suap, bekerja dengan sunggguh-sungguh tanpa mengenal
putus asa, berkeyakinan teguh bahwa tugas yang diembanya dapat terselesaikan dengan
baik, berusaha sebaik mungkin tanpa mengorbankan orang lain.
7. Sederhana
Gaya hidup mahasiswa merupakan hal yang penting dalam interaksi dengan masyarakat
di sekitarnya. Gaya hidup sederhana sebaiknya perlu dikembangkan sejak mahasiswa
me-ngenyam masa pen- didikannya. Dengan gaya hidup sederhana, setiap mahasiswa
dibiasakan untuk tidak hi- dup boros, hidup sesuai dengan kemampuannya dan dapat
memenuhi semua kebutuhannya. Kerap kali kebutuhan diidentikkan dengan keinginan
semata, padahal tidak selalu kebutuhan sesuai dengan keinginan dan sebaliknya.
Dengan menerapkan prinsip hidup sederhana, mahasiswa dibina untuk memprioritaskan
kebutuhan di atas keinginannya. Prinsip hidup sederhana ini merupakan parameter
penting dalam menjalin hubungan antara sesama mahasiswa karena prinsip ini akan
mengatasi permasalahan kesenjangan sosial, iri, dengki, tamak, egois, dan yang sikap-
sikap negatif lainnya. Prinsip hidup sederhana juga menghindari seseorang dari
keinginan yang berlebihan.
8. Keberanian
Untuk mengembangkan sikap keberanian demi mempertahankan pendirian dan
keyakinan mahasiswa, terutama sekali mahasiswa harus mempertimbangkan berbagai
masalah dengan sebaik-baiknya. Pengetahuan yang mendalam menimbulkan perasaan
percaya kepada diri sendiri. Jika mahasiswa menguasai masalah yang dia hadapi, dia pun
akan menguasai diri sendiri. Di mana pun dan dalam kondisi apa pun sering kali harus
diambil keputusan yang cepat dan harus dilaksanakan dengan cepat pula. Salah satu
kesempatan terbaik untuk membentuk suatu pendapat atau penilaian yang sebaik-baiknya
adalah dalam kesunyian di mana dia bisa berpikir tanpa diganggu.
Rasa percaya kepada diri sendiri adalah mutlak perlu, karena mahasiswa harus
memelihara rasa percaya kepada diri sendiri secara terus menerus, supaya bisa
memperkuat sifat-sifat lainnya. Jika mahasiswa percaya kepada diri sendiri, maka hal
ini akan terwujud dalam segala tingkah laku mahasiswa. Seorang mahasiswa perlu
mengenali perilakunya, sikap, dan sistem nilai yang membentuk kepribadiannya.
Pengetahuan mengenai kepribadian dan kemampuan sendiri perlu dikaitkan dengan
pengetahuan mengenai lingkungan karena mahasiswa senantiasa berada dalam
lingkungan kampus yang merupakan tempat berinteraksi dengan mahasiswa lainnya. Di
lingkungan tersebut mahasiswa akan mendapat sentuhan kreativitas dan inovasi yang
akan menghasilkan nilai tambah dalam masa perkuliahannya.20 Beberapa perilaku
antikorupsi yang mencerminkan nilai keberanian: menuruti hati nurani diri sendiri,
mengatakan apa yang dirasakan dan diketahui, membenarkan apa yang telah diketahui
tentang orang lain, menolak suap dari atasan untuk melakukan hal-hal yang
menyimpang.
9. Keadilan
Berdasarkan arti katanya, adil adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak.
Bagi mahasiswa karakter adil ini perlu sekali dibina sejak masa perkuliahannya agar
mahasiswa dapat belajar mempertimbangkan dan mengambil keputusan secara adil dan
benar. Di dalam kehidupan sehari-hari, pemikiran- pemikiran sebagai dasar
pertimbangan untuk menghasilkan keputusan akan terus berkembang seiring dengan
pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki seseorang. Dalam masa perkuliahan setiap
mahasiswa perlu didorong untuk mencari pengalaman dan pengetahuan melalui
interaksinya dengan sesama mahasiswa lainnya. Dengan demikian mahasiswa
diharapkan dapat semakin bijaksana dalam mengambil keputusan dimana
permasalahannya semakin lama semakin kompleks atau rumit untuk diselesaikan.
Contoh perilaku antikorupsi yang mencerminkan nilai keadailan: memberikan orang
lain sesuai dengan hak yang seharusnya diterimanya, tidak melakukan tindakan curang
dengan mengambil jatah orang lain, melakukan pekerjaan yang telah menjadi tanggung
jawab sebelum mendapatkan hak, membuat keputusan tanpa memihak ataupun hal-hal
yang mengandung unsur nepotisme.
D. Prinsip Prinsip Anti Korupsi
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja. Semua lembaga
mempertanggung jawabkan kinerjanya sesuai aturan main baik dalam bentuk konvensi
(de facto) maupun konstitusi (de jure), baik pada level budaya (individu dengan individu)
maupun pada level lembaga (Bappenas : 2002). Lembaga-lembaga tersebut berperan
dalam sektor bisnis, masyarakat, publik, maupun interaksi antara ketiga sektor.
Akuntabilitas publik memiliki pola-pola tertentu dalam mekanismenya, antara
lain adalah akuntabilitas program, akuntabilitas proses, akuntabilitas keuangan,
akuntabilitas outcome, akuntabilitas hukum, dan akuntabilitas politik (Puslitbang,
2001). Dalam pelaksanaannya, akuntabilitas harus dapat diukur dan dipertanggung
jawabkan melalui mekanisme pela poran dan pertanggungjawaban atas semua kegiatan
yang dilakukan. Evaluasi atas kinerja administrasi, proses pelaksanaan, dampak dan
manfaat yang diperoleh masyarakat baik secara langsung maupun manfaat jangka
panjang dari sebuah kegiatan.
2. Transparansi
Prinsip transparansi ini penting karena pemberantasan korupsi dimulai dari
transparansi dan mengharuskan semua proses kebijakan dilakukan secara terbuka,
sehingga segala bentuk penyimpangan dapat diketahui oleh publik (Prasojo : 2007).
Selain itu transparansi menjadi pintu masuk sekaligus kontrol bagi seluruh proses
dinamika struktural kelembagaan. Dalam bentuk yang paling sederhana, transparansi
mengacu pada keterbukaan dan kejujuran untuk saling menjunjung tinggi kepercayaan
(trust) karena kepercayaan, keterbukaan, dan kejujuran ini merupakan modal awal
yang sangat berharga bagi para mahasiswa untuk dapat melanjutkan tugas dan
tanggungjawabnya pada masa kini dan masa mendatang (Kurniawan : 2010).
3. Kewajaran
Prinsip anti korupsi lainnya adalah prinsip kewajaran. Prinsip fairness atau kewajaran
ini ditujukan untuk mencegah terjadinya manipulasi (ketidakwajaran) dalam
penganggaran, baik dalam bentuk mark up maupun ketidakwajaran lainnya. Sifat-sifat
prinsip kewajaran ini terdiri dari lima hal penting yaitu komprehensif dan disiplin,
fleksibilitas, terprediksi, kejujuran, dan informatif.
Komprehensif dan disiplin berarti mempertimbangkan keseluruhan aspek,
berkesinam-bungan, taat asas, prinsip pembebanan, pengeluaran dan tidak melampaui
batas (off budget), sedangkan fleksibilitas artinya adalah adanya kebijakan tertentu
untuk mencapai efisiensi dan efektifitas. Terprediksi berarti adanya ketetapan dalam
perencanaan atas dasar asas value for money untuk menghindari defisit dalam tahun
anggaran berjalan.
4. Kebijakan
Prinsip anti korupsi yang keempat adalah prinsip kebijakan. Pembahasan mengenai
prinsip ini ditujukan agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami kebijakan anti
korupsi. Kebijakan ini berperan untuk mengatur tata interaksi agar tidak terjadi
penyimpangan yang dapat merugikan negara dan masyarakat. Kebijakan anti korupsi ini
tidak selalu identik dengan undang-undang anti-korupsi, namun bisa berupa undang-
undang kebebasan mengakses informasi, undang-undang desentralisasi, undang- undang
anti-monopoli, maupun lainnya yang dapat memudahkan masyarakat mengetahui
sekaligus mengontrol terhadap kinerja dan penggunaan anggaran negara oleh para pejabat
negara. Aspek-aspek kebijakan terdiri dari isi kebijakan, pembuat kebijakan, pelaksana
kebijakan, kultur kebijakan.
Kebijakan anti-korupsi akan efektif apabila di dalamnya terkandung unsur-unsur
yang terkait dengan persoalan korupsi dan kualitas dari isi kebijakan tergantung pada
kualitas dan integritas pembuatnya. Kebijakan yang telah dibuat dapat berfungsi apabila
didukung oleh aktor-aktor penegak kebijakan yaitu kepolisian, kejaksaan, pengadilan
pengacara, dan lembaga pemasyarakatan. Eksistensi sebuah kebijakan tersebut terkait
dengan nilai-nilai, pemahaman, sikap, persepsi, dan kesadaran masyarakat terhadap
hukum atau undang-undang anti korupsi. Lebih jauh lagi, kultur kebijakan ini akan
menentukan tingkat partisipasi masyarakat dalam pemberantasan korupsi.
5. Kontrol Kebijakan
Prinsip terakhir anti korupsi adalah kontrol kebijakan. Kontrol kebijakan merupakan
upaya agar kebijakan yang dibuat betul-betul efektif dan mengeliminasi semua bentuk
korupsi. Pada prinsip ini, akan dibahas mengenai lembaga-lembaga pengawasan di
Indonesia, self-evaluating organization, reformasi sistem pengawasan di Indonesia,
problematika pengawasan di Indonesia. Bentuk kontrol kebijakan berupa partisipasi,
evolusi dan reformasi.
E. Contoh Penerapan Prinsip-Prinsip Anti Korupsi
1. Akuntabilitas
Prinsip akuntabilitas di sisi lain juga mengharuskan setiap penganggaran biaya disusun
sesuai target atau sasaran.
a. Mekanisme Pelaporan dan Pertanggungjawaban atas Semua Kegiatan yang
dilakukan.
b. Evaluasi
Evaluasi terhadap kinerja administrasi, proses pelaksanaan, dampak dan manfaat yang
diberikan oleh setiap kegiatan kepada masyarakat, baik manfaat langsung maupun
manfaat jangka panjang setelah beberapa tahun kegiatan dilaksanakan. Sektor evaluasi
merupakan sektor yang wajib diakuntabilisasi demi menjaga kredibilitas keuangan yang
telah dianggarkan.
Sebagai contoh kegiatan SIPENMARU di Poltekkes, penerapan prinsip akuntabilitas
diwujudkan dengan membuat pelaporan dan pertanggungjawaban atas penyelenggaraan
kegiatan penerimaan Mahasiswa baru yang tidak hanya diserahkan kepada Direktur
Poltekkes dan Badan PPSDM Kesehatan, melainkan juga kepada semua pihak,
khususnya lembaga kontrol seperti Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan
2. Transparan
Transparansi menjadi pintu masuk sekaligus control bagi seluruh proses dinamika
struktural kelembagaan. Dalam bentuk yang paling sederhana keterikatan interaksi antara
dua individu atau lebih mengharuskan adanya transparansi mengacu pada keterbukaan
dan kejujuran untuk saling menjunjung tinggi kepercayaan, karena kepercayaan,
keterbukaan, dan kejujuran merupakan modal awal yang sangat berharga bagi Mahasiswa
untuk dapat melanjutkan tanggungjawabnya pada masa kini dan masa mendatang.
3. Kewajar
Prinsip fairness atau kewajaran ini ditunjukkan untuk men egah terjadinya
manipulasi (ketidakwajaran Sifat-sifat prinsip ketidakwajaran ini terdiri dari lima hal
penting
 komperehensif dan disiplin, mempertimbangkan keseluruhan aspek,
berkesinambungan, taat asas, prinsip pembebanan, pengeluaran dan tidak melampaui
batas
 eksibilitas, artinya adalah adanya kebijakan tertentu untuk mengapai esiensi dan
efektitas
 terprediksi, berarti adanya ketetapan dalam perencanaan atas dasar asas value for
money untuk menghindari devisit dalam tahun anggaran berjalan. Anggaran yang
terprediksi merupakan perminan dari adanya prinsip fairness di dalam proses
perencanaan pembangunan.
 Kejujuran merupakan bagian pokok dari prinsip fairness
 informatif.
4. Kebijakan
Kebijakan yang telah dibuat dapat berfungsi apabila didukung oleh aktor-aktor penegak
kebijakan yaitu kepolisian, kejaksaan, pengadilan, pengacara, dan lembaga
pemasyarakatan. Eksistensi sebuah kebijakan tersebut terkait dengan nilai-nilai,
pemahaman, sikap. Terdapat beberapa aspek kebijakan yang perlu mendapat perhatian
bersama antara lain:
a. Isi kebijakan: Kebijakan anti korupsi akan efektif apabila di dalamnya terkandung
unsur-unsur yang terkait dengan persoalan korupsi.
b. Pembuat kebijakan Kualitas isi kebijakan tergantung pada kualitas dan integritas
pembuatnya.
c. Pelaksana kebijakan: Kebijakan yang telah dibuat dapat berfungsi apabila didukung
oleh aktor-aktor penegak kebijakan: yaitu kepolisian, kejaksaan, pengadilan,
pengacara, dan lembaga pemasyarakatan.
d. Kultur kebijakan. Eksistensi sebuah kebijakan terkait dengan nilai-nilai, pemahaman,
sikap, persepsi, dan kesadaran masyarakat terhadap hukum atau undang-undang anti
korupsi. Lebih jauh kultur kebijakan ini akan menentukan tingkat partisipasi
masyarakat dalam pemberantasan korupsi.
5. Kontrol Kebijakan
Kontrol kebijakan adalah upaya agar kebijakan yang dibuat benar-benar efektif dan
menghapus semua bentuk korupsi. Sedikitnya terdapat tiga model atau bentuk kontrol
terhadap kebijakan pemerintah yaitu berupa :

a. Partisipasi
b. Evolusi
c. Reformasi
Kontrol kebijakan merupakan upaya agar kebijakan yang dibuat betul-betul efektif dan
mengeliminasi semua bentuk korupsi. Partisipasi melakukan kontrol terhadap kebijakan
dengan ikut serta dalam penyusunan dan pelaksanaannya. Oposisi Mengontrol dengan
menawarkan alternative kebijakan baru yang dianggap lebih layak. Revolusi: Mengontrol
dengan mengganti kebijakan yang dianggap tidak sesuai. Perbedaan kontrol terhadap
kebijakan tergantung pada sistem yang terbangun. Dalam sistem demokrasi yang sudah
mapan (established), kontrol kebijakan tersebut dapat dilakukan melalui partisipasi dan
oposisi.
F. Aktivitas yang Menunjukan Nilai-Nilai dan Prinsip-Prinsip AntiKorupsi: Kantin Kejujuran,
Daily Activity
1. Nilai dan Prinsip antikorupsi Kantin Kejujuran
Pelaksanaan kantin kejujuran sangat sederhana dan simpel. Kantin kejujuran
menyediakan barang dagangan yang isinya ada makanan dan minuman berbagai macam
bentuk, yang di supply di sekitar kantin kejujuran, lengkap dengan label harga dan
disediakan kotak uang yang berguna untuk menampung pembayaran dari pembeli. Bila
ada kembalian, pembeli mengambil dan menghitung sendiri uang kembalian dari kotak.
Yang membedakan kantin kujujuran dengan kantin biasa adalah kalau kanti biasa dijaga
dan diarahkan oleh penjuan dan dalam transaksinya dibantu oleh penjual sedangkan
kantin kejujuran tidak dijaga dan dalam transaksinya diberikan kesempatan kepada
pembeli yang ada di kantin kejujuran.
Kantin kejujuran terlihat sangat sederhana dan mudah untuk dilaksanakan di setiap
tempat, namun dalam pelaksanaannya di lapangan banyak pihak yang mengalami
hambatan dan kesulitan karena beberapa alasan, antara lain pengelola mengalami
kerugian karena banyak warga negara muda yang tidak jujur, mengambil makanan tanpa
bayar dalam membeli atau mengambil makanan yang ada dalam kantin tersebut. Dengan
adanya masalah seperti ini bukan dijadikan alasan untuk menyerah dan putus asa dalam
mengajarkan kebaikan kepada warga negara muda dan masyarakat. Tapi dengan adanya
masalah seperti ini kita yang berintelektual lebih ikut bertanggung jawab untuk
memberikan kepahaman, mengingatkan dan kesadaran kepada masyarakat yang belum
paham dan kita menaru harapan dan motivasi untuk bekerja lebih keras dan bersama-
sama untuk membangun generasi emas yang baik dan membanggakan semua orang.
Kantin kejujuran mempunyai efek yang bagus dalam melatih kejujuran, mental, tanggung
jawab, percaya diri dan kepercayaan warga negara muda. Sehingga tujuan kita
mewujudkan hidup damai, tentram, aman, sejahtera dan maju akan segara terwujud.
2. Daily Activity
a. Tidak memberikan uang damai data di tilang
b. Tidak menggunakan calo saat membuat berkas-berkas penting di kantor capil atau
saat membayar pajak.
c. Tidak ngaret saat melakukan pertemuan
d. Tidak memakai fasilitas kantor untuk kepentingan pribadi

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Korupsi merupakan perilaku menyimpang yang banyak membuat orang rugi. Korupsi
sering terjadi di berbagai Negara dan termasuk Indonesia. Banyak para pejabat
pemerintahan yang melakukan tindakan korupsi ini, seperti suap, mengambil uang hak
rakyat, dll. Dijelaskan bahwa terdapat nilai-nilai dan juga prinsip-prinsip dari anti
korupsi ini. Nilai tersebut merupakan bentuk hal yang positif. Dimana mengajarkan
berbagai bentuk tindakan supaya tidak melakukan korupsi.
B. Saran
Setelah menulis makalah ini, kami kelompok 8 sebagai penyusun makalah dengan judul
ingin memberikan saran dan ajakan kepada pembaca makalah ini untuk mencari tahu lebih
lanjut mengenai nilai anti korupsi, sehingga memiliki minat yang lebih tinggi dalam
mengetahui nilai dan prinsip dari korupsi. Selain itu, kami juga mengajak kepada pembaca
untuk memahami kedudukan prinsip anti korupsi. Akhir kata, kami sadar bahwa makalah
yang kami tulis masih memiliki banyak kesalahan dan kekurangan, serta jauh dari kata
sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan kritikan, masukan, dan saran dari pembaca
sehingga kami bisa menulis makalah lain yang lebih baik kedepannya dengan mengacu
kepada sumber- sumber yang lebih valid dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/USER/Downloads/pdf-nilai-nilai-anti-korupsi_compress.pdf
https://aclc.kpk.go.id/aksi-informasi/Eksplorasi/20220517-memahami-9-nilai-prinsip-antikorupsi

https://www.studocu.com/id/document/universitas-andalas/pendidikan-anti-korupsi/nilai-dan-prinsip-
anti-korupsi/44073868

https://www.scribd.com/doc/298375701/Prinsip-prinsip-Anti-korupsi

https://www.academia.edu/44954382/PRINSIP_ANTI_KORUPSI

https://eprints.uad.ac.id/9768/1/103-108%20Alfurkan.pdf

Anda mungkin juga menyukai