Disusun oleh:
TP 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkatnnya
makalah tentang“Upaya pencegahan risiko hazard pada tahap intra operasi Pada Proses
Pengkajian Asuhan Keperawatan Anestesiologi”ini dapat terselesaikan dengan baik.
Meskipun masih banyak kekurangan baik dari isi, sistematika, maupun cara penyajiannya.
Makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas mata kuliah“Kesehatan Pasien& Keselamatan
Kerja Dalam Keperawatan” Semester 3 Program Studi D4 Anestesiologi.
Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada Wilis Sukmaningtyas,SST.,S.Kep,Ns.,M.Kes
selaku dosen pengampu Mata Kuliah“Kesehatan Pasien& Keselamatan Kerja Dalam
Keperawatan ini. Serta bagi semua pihak yang turut mendukung dalam pembuatan makalah
ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat membantu mahasiswa dalam mempelajari materi
tentang“Upaya pencegahan risiko hazard pada tahap intra operasi Pada Proses Pengkajian
Asuhan Keperawatan”Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnyabagi kami sendiri
sebagai penyusun
Penulis : Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.2 Latar Belakang..........................................................................................................................4
1.2 Tujuan Pembahasan..................................................................................................................5
1.3 Rumus Masalah.........................................................................................................................5
BAB I1 PEMBAHASAN..........................................................................................................6
2.1 Pengertian Laparotomi.............................................................................................................6
2.2 Penatalaksanaan/Tindakan tahap intra operasi Laparotomy..............................................10
2.3 Risiko dan hazard dari tahap intra Operasi Laparatomy....................................................12
BAB III....................................................................................................................................15
PENUTUP...............................................................................................................................15
3.2 KESIMPULAN........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang
Kata risiko (Risk) berasal dari bahasa Arab yaitu Rizk yang berarti pemberian. Menurut
kamus Webster, risiko adalah kemungkinan timbulnya kerugian cedera, keadaan yang
merugikan atau perusakan (Risk is Possibility of loss, injury,disadventage or destruction).
MenurutInternational Labour Organization (ILO), risiko adalah kemungkinan adanya
peristiwa atau kecelakaan yang tidak diharapkan dan dapat terjadi dalam waktu dan keadaan
tertentu. Sumber lain menyatakan bahwa risiko adalah adalah ukuran kemungkinan kerugian
yang timbul dari sumber bahaya (hazard) tertentu yang terjadi, dengan kata lain risiko adalah
probabilitas kerusakan atau kerugian dari hazard yang melekat pada spesifik individu atau
kelompok yang terpapar oleh hazard tersebut. Risiko merupakan akumulasi dari potensi
hazard, konsekuensi yang diakibatkannya, durasi pemaparan dan probabilitas yang
ditimbulkannya. Risiko merupakan gambaran kuantitatif dari kemungkinan kerugian yang
mempertimbangkan kemungkinan suatu hazard yang akan mengakibatkan suatu peristiwa
tersebut.
Hazard adalah sesuatu yang menimbulkan kerugian, kerugian ini meliputi pada
gangguan kesehatan dan cidera, hilangnya waktu kerja, kerusakan pada property, area atau
tempat kerja, produk atau lingkungan, kerugian pada proses produksi ataupun kerusakan –
kerusakan lainnya. Firence (1978) mendefinisikan hazard sebagai suatu material atau kondisi
yang berpotensi ditempat kerja dimana dengan atau tanpa interaksi dengan variabel lain dapat
menyebabkan kematian, cedera, atau kerugian lain
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah suatu kondisi kerja yang terbebas dari
risiko kecelakaan yang dapat mengakibatkan cidera, penyakit, kerusakan serta gangguan
lingkungan. Pelayanan rumah sakit menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan,
penelitian dan juga mencakup berbagai tindakan maupun displin medis. Rumah sakit adalah
tempat kerja yang memiliki potensi terhadap terjadinya kecelakaan kerja. Bahan mudah
terbakar, gas medic, radiasi pengion, dan bahan kimia merupakan potensi bahaya yang
memiliki risiko kecelakaan kerja. Oleh karena itu, Rumah Sakit membutuhkan perhatian
khusus terhadap keselamatan dan kesehatan pasien, staf dan umum (Sadaghiani,2001 dalam
Omrani dkk., 2015). Keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan melindungi pekerja atas
keselamatannya agar dapat meningkatkan produktifitas nasional. Menjamin semua pekerja
yang berada di tempat kerja menjaga dan merawat sumber produksi secara aman dan efisien
(MENKES,2009). Risk Management Standart AS/NZS 4360:2004 menyatakan bahwa
analisis resiko bersifat pencegahan terhadap terjadinya kerugian maupun accident.
Pengelolaan resiko harus dilakukan secara berurutan langkah-langkahnya yang akan
bertujuan untuk membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik dengan melihat
risiko dan dampak yang mungkin ditimbulkan.
PEMBAHASAN
Tujuan Laparotomi
Laparotomi umumnya disarankan dokter jika pemeriksaan fisik dan tes pencitraan
(seperti CT scan dan foto Rontgen) pada perut belum memberikan diagnosis atau hasil yang
akurat.Dengan prosedur laparotomi, dokter akan melihat kondisi bagian dalam perut guna
mencari tahu apa yang menjadi masalah atau penyebab keluhan pasien. Penanganan langsung
pun akan dilakukan jika diperlukan.
Operasi ini dapat digunakan untuk mendiagnosis dan mengobati berbagai penyakit, seperti:
Prosedur Laparotomi
Seperti disebutkan di atas, laparatomi merupakan jenis operasi yang dilakukan dengan
pembiusan total (anestesi umum). Dalam pengaruh anestesi umum, pasien akan tertidur dan
tidak merasakan sakit selama operasi. Berikut tahapan prosedur laparotomi:
Masa pemulihan dari bedah laparatomi tergantung pada keparahan penyakit, usia, komplikasi
setelah operasi, dan kondisi kesehatan pasien. Jika terdapat penyulit atau perburukan kondisi
setelah operasi, maka pemulihan cenderung akan lebih lama.Selain dengan prosedur
lapatoromi biasa, saat ini tersedia alternatif bedah laparatomi yang disebut laparoskopi.
Prosedur ini memiliki keunggulan, yaitu minim sayatan sehingga proses penyembuhan
menjadi lebih cepat.Dengan menjalani laparotomi, diharapkan gangguan organ di dalam perut
dapat ditemukan dan ditangani secepatnya. Jika Anda merasakan nyeri di bagian perut yang
sangat berat, jangan ragu untuk pergi ke dokter bedah. Dokter akan menentukan langkah
pengobatan, termasuk apakah perlu menjalani laparotomi.
Etiologi
Patofisiologi laparatomi
Trauma adalah penyebab kematian utama pada anak dan orang dewasa kurang dari 44
tahun. Penyalahgunaan alkohol dan obat telah menjadi faktor implikasi pada trauma tumpul
dan tembus serta trauma yang disengaja atau tidak disengaja (Smeltzer, 2011). Trauma
abdomen adalah cedera pada abdomen, dapat berupa trauma tumpul dan tembus serta trauma
yang disengaja atau tidak disengaja (Smeltzer, 2011).
Trauma abdomen merupakan luka pada isi rongga perut dapat terjadi dengan atau tanpa
tembusnya dinding perut dimana pada penanganan/penatalaksanaan lebih bersifat kedaruratan
dapat pula dilakukan tindakan laparatomi. Tusukan/tembakan, pukulan, benturan, ledakan,
deselerasi, kompresi atau sabuk pengaman (set-belt) dapat mengakibatkan terjadinya trauma
abdomen sehingga harus di lakukan laparatomi (Muttaqin2014).
Prosedur pembedahan laparatomi yang melibatkan suatu insisi pada dinding abdomen
hingga ke cavitas abdomen dapat mengakibatkan hilangnya seluruh atau sebagian fungsi
organ, respon stres simpatis, perdarahan dan pembekuan darah, kontaminasi bakteri,
kematian sel. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ dan respon stress dari saraf
simpatis akan menyebabkan terjadinya kerusakan integritas kulit, syok dan perdarahan,
kerusakan pertukaran gas, risiko tinggi terhadap infeksi, nyeri akut (Muttaqin,2014).
Manifestasi klnis
Manifestasi yang biasa timbul pada pasien intra laparatomy diantaranya :
Pemeriksaan Penunjang
Penatalaksanaan medis
Hazard
Bahaya adalah sumber, situasi atau tindakan yang berpotensi menciderai manusia atau sakit
penyakit atau kombinasi dari semuanya (PERMENAKER N0.05 1996). Bahaya adalah
aktifitas, kondisi, kejadian, gejala, proses, material, dan segala sesuatu yang ada di tempat
kerja atau berhubungan dengan pekerjaan yang berpotensi menjadi sumber
kecelakaan,cidera,penyakit dan kematian. Bahaya pekerjaan adalah faktor- faktor dalam
hubungan pekerjaan yang dapat mendatangkan kecelakaan (Suma’mur 2014).
Risiko
Ahli anestesi memberi anestesi umum melalui jalur Intra vena dan inhalasi melalui
empat tahap anestesi. Tahap 1 dimulai saat klien masih sadar, klien menjadi pusing
dan kehilangan kesadaran secara bertahap, dan status analgesic dimulai. Tahap 2
adalah eksitasi, otot kilen kadang-kadang menegang dan hampir kejang, reflek
menelan dan muntah tetap ada, dan pola nafas klien mungkin menjadi tidak teratur.
Tahap 3 dimulai pada saat irama pernafasan mulai teratur, fungsi vital terdepresi.
Tahap 4 adalah tahap depresi pernafasan lengkap.
Setelah Laparatomy
Setelah operasi dipindahkan ke ruang transisi untuk dipantau suhu, denyut nadi,
pernapasan, tekanan darah, serta luka. Bila efek bius sudah habis, rasa nyeri biasanya
muncul. Untuk mengatasinya, dokter akan memberikan obat pereda nyeri.Begitu
telah sadar dan tidak mengalami komplikasi,sudah bisa berpindah ke kamar
perawatan. mungkin tidak diperbolehkan makan selama beberapa hari, oleh karena
itu akan diberikan cairan infus untuk memenuhi cairan.juga tidak disarankan untuk
terlalu banyak bergerak, nantinya akan memerlukan bantuan dari perawat atau orang
terdekat saat bangun dari tempat tidur.Pada saat perawatan, dokter akan menyarankan
untuk mulai berjalan perlahan-lahan. Hal ini penting dilakukan agar terhindar dari
risiko penggumpalan darah dan infeksi di dada.
Risiko komlikasi Laparatomy
Risiko komplikasi yang dapat muncul setelah prosedur laparotomi meliputi:
Pendarahan
Infeksi
Kerusakan organ dalam
Terbentuknya adhesi (perlengketan) dalam perut
Sumbatan usus atau nyeri perut, yang dapat disebabkan oleh adhesi
Adanya nanah
Jahitan dinding perut terbuka kembali
Adanya lubang di saluran cerna (fistula)
Hernia
Meski begitu, dokter akan mempertimbangkan manfaat dan risiko laparotomi
sebelum menjalani operasi ini. Apabila dokter menilai kegunaan laparotomi
melebihi risiko komplikasinya, dokter akan menganjurkannya.
BAB III
PENUTUP
3.2 KESIMPULAN
Kata risiko (Risk) berasal dari bahasa Arab yaitu Rizk yang berarti pemberian.
Dengan prosedur laparotomi, dokter akan melihat kondisi bagian dalam perut guna
mencari tahu apa yang menjadi masalah atau penyebab keluhan pasien.
• Dokter akan menanyakan apabila pasien sedang mengonsumsi obat, suplemen, atau
obat herbal, dan memiliki riwayat alergi obat tertentu.
• IVP/sistogram : hanya dilakukan bila ada kecurigaan terhadap trauma saluran
kencing.
Prosedur ini mencegah tertinggalnya bahan-bahan tersebut di dalam luka bedah klien
Risiko dan hazard dari tahap intra Operasi Laparatomy Risiko menurut KBBI adalah
akibat yang kurang menyenangkan (merugikan dan membahayakan) dari suatu
perbuatan atau tindakan.
Setelah efeknya bekerja, dokter akan mulai mengoperasi dengan membuat sayatan
vertikal di sekitar perut, bisa di bagian tengah, atas, atau bawah.
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/FAURIZA/Downloads/Dewi%20Meylinta%20Sembiring_K3%20(1).pdf
file:///C:/Users/FAURIZA/Downloads/Risiko%20dan%20Hazard%20dalam%20Tahap
%20Asuhan%20Keperawatan-converted.pdf
https://www.alodokter.com/laparotomi-ini-yang-harus-anda-ketahui
http://repository.unimus.ac.id/2595/5/BAB%20II.pdf
http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/1597/6/6.%20BAB%20II.pdf
http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/1625/6/BAB%20II.pdf
https://hellosehat.com/pencernaan/laparotomi/
https://www.sehatq.com/tindakan-medis/laparotomi