Anda di halaman 1dari 16

UPAYA PENCEGAHAN RISIKO HAZARD

PADA TAHAP INTRA OPERASI


LAPARATOMY

Dosen Pengampu : Wilis Sukmaningtyas,SST.,S.Kep,Ns.,M.Kes


Kelas : D

Disusun oleh:

Erlena winda (200106048)


Fahmi zidan (200106052)
Fauriza hayatul anas (200106056)

PROGRAM STUDI D4 ANESTESIOLI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA

TP 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkatnnya
makalah tentang“Upaya pencegahan risiko hazard pada tahap intra operasi Pada Proses
Pengkajian Asuhan Keperawatan Anestesiologi”ini dapat terselesaikan dengan baik.
Meskipun masih banyak kekurangan baik dari isi, sistematika, maupun cara penyajiannya.
Makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas mata kuliah“Kesehatan Pasien& Keselamatan
Kerja Dalam Keperawatan” Semester 3 Program Studi D4 Anestesiologi.
Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada Wilis Sukmaningtyas,SST.,S.Kep,Ns.,M.Kes
selaku dosen pengampu Mata Kuliah“Kesehatan Pasien& Keselamatan Kerja Dalam
Keperawatan ini. Serta bagi semua pihak yang turut mendukung dalam pembuatan makalah
ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat membantu mahasiswa dalam mempelajari materi
tentang“Upaya pencegahan risiko hazard pada tahap intra operasi Pada Proses Pengkajian
Asuhan Keperawatan”Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnyabagi kami sendiri
sebagai penyusun

Porwokerto, 27 November 2021

Penulis : Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.2 Latar Belakang..........................................................................................................................4
1.2 Tujuan Pembahasan..................................................................................................................5
1.3 Rumus Masalah.........................................................................................................................5
BAB I1 PEMBAHASAN..........................................................................................................6
2.1 Pengertian Laparotomi.............................................................................................................6
2.2 Penatalaksanaan/Tindakan tahap intra operasi Laparotomy..............................................10
2.3 Risiko dan hazard dari tahap intra Operasi Laparatomy....................................................12
BAB III....................................................................................................................................15
PENUTUP...............................................................................................................................15
3.2 KESIMPULAN........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang
Kata risiko (Risk) berasal dari bahasa Arab yaitu Rizk yang berarti pemberian. Menurut
kamus Webster, risiko adalah kemungkinan timbulnya kerugian cedera, keadaan yang
merugikan atau perusakan (Risk is Possibility of loss, injury,disadventage or destruction).
MenurutInternational Labour Organization (ILO), risiko adalah kemungkinan adanya
peristiwa atau kecelakaan yang tidak diharapkan dan dapat terjadi dalam waktu dan keadaan
tertentu. Sumber lain menyatakan bahwa risiko adalah adalah ukuran kemungkinan kerugian
yang timbul dari sumber bahaya (hazard) tertentu yang terjadi, dengan kata lain risiko adalah
probabilitas kerusakan atau kerugian dari hazard yang melekat pada spesifik individu atau
kelompok yang terpapar oleh hazard tersebut. Risiko merupakan akumulasi dari potensi
hazard, konsekuensi yang diakibatkannya, durasi pemaparan dan probabilitas yang
ditimbulkannya. Risiko merupakan gambaran kuantitatif dari kemungkinan kerugian yang
mempertimbangkan kemungkinan suatu hazard yang akan mengakibatkan suatu peristiwa
tersebut.

Hazard adalah sesuatu yang menimbulkan kerugian, kerugian ini meliputi pada
gangguan kesehatan dan cidera, hilangnya waktu kerja, kerusakan pada property, area atau
tempat kerja, produk atau lingkungan, kerugian pada proses produksi ataupun kerusakan –
kerusakan lainnya. Firence (1978) mendefinisikan hazard sebagai suatu material atau kondisi
yang berpotensi ditempat kerja dimana dengan atau tanpa interaksi dengan variabel lain dapat
menyebabkan kematian, cedera, atau kerugian lain

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah suatu kondisi kerja yang terbebas dari
risiko kecelakaan yang dapat mengakibatkan cidera, penyakit, kerusakan serta gangguan
lingkungan. Pelayanan rumah sakit menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan,
penelitian dan juga mencakup berbagai tindakan maupun displin medis. Rumah sakit adalah
tempat kerja yang memiliki potensi terhadap terjadinya kecelakaan kerja. Bahan mudah
terbakar, gas medic, radiasi pengion, dan bahan kimia merupakan potensi bahaya yang
memiliki risiko kecelakaan kerja. Oleh karena itu, Rumah Sakit membutuhkan perhatian
khusus terhadap keselamatan dan kesehatan pasien, staf dan umum (Sadaghiani,2001 dalam
Omrani dkk., 2015). Keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan melindungi pekerja atas
keselamatannya agar dapat meningkatkan produktifitas nasional. Menjamin semua pekerja
yang berada di tempat kerja menjaga dan merawat sumber produksi secara aman dan efisien
(MENKES,2009). Risk Management Standart AS/NZS 4360:2004 menyatakan bahwa
analisis resiko bersifat pencegahan terhadap terjadinya kerugian maupun accident.
Pengelolaan resiko harus dilakukan secara berurutan langkah-langkahnya yang akan
bertujuan untuk membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik dengan melihat
risiko dan dampak yang mungkin ditimbulkan.

Bedah laparatomi merupakan tindakan operasi pada daerah abdomen.Ramali (2000)


mengatakan bahwa laparatomi yaitu pembedahan perut,membuka selaput perut dengan
operasi. Sedangkan menurut Sjamsuhidajat(2010), Laparotomi adalah salah satu prosedur
pembedahan mayor dengancara melakukan penyayatan pada lapisan dinding abdomen untuk
mendapatkan organ dalam abdomen yang mengalami masalah, misalnya kanker, pendarahan,
obstruksi, dan perforasi. Tindakan bedah laparotomy diperkirakan mencapai 32% dari seluruh
tindakan bedah yang ada diIndonesia berdasarkan data tabulasi nasional Depkes RI tahun
2009 (Fahmi,2012).

1.2 Tujuan Pembahasan


Bertujuan agar mahasiswa memahami tentang upaya pencegahan risiko hazard pada tahap
intra Operasi Laparotomy

1.3 Rumus Masalah


1. Apa pengertian dari Laparotomy?
2. Bagaimana pencegahan dan penatalaksanaan tahap intra Operasi Laparotomy?
3. Apa saja risiko dan hazard dari tahap Intra Operasi Laparotomy?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Laparotomi


Laparatomy atau laparotomi merupakan prosedur bedah dengan membuat sayatan di
dinding perut. Laparatomi dilakukan untuk mendiagnosis serta mengobati masalah pada
organ di dalam perut, seperti masalah pencernaan dan gangguan di organ hati, pankreas,
limpa, dan empedu.Tak hanya organ dalam, laparatomi atau coeliotomy juga bisa dilakukan
untuk memeriksa pembuluh darah dan jaringan di dalam perut. Ukuran dan lokasi sayatan
yang dibuat tergantung pada penyakit yang diderita oleh pasien. Prosedur ini umumnya
membutuhkan bius umum (bius total).

Tujuan Laparotomi

Laparotomi umumnya disarankan dokter jika pemeriksaan fisik dan tes pencitraan
(seperti CT scan dan foto Rontgen) pada perut belum memberikan diagnosis atau hasil yang
akurat.Dengan prosedur laparotomi, dokter akan melihat kondisi bagian dalam perut guna
mencari tahu apa yang menjadi masalah atau penyebab keluhan pasien. Penanganan langsung
pun akan dilakukan jika diperlukan.

Operasi ini dapat digunakan untuk mendiagnosis dan mengobati berbagai penyakit, seperti:

 Kanker hati, kanker pankreas, kanker usus, atau kanker ovarium.


 Batu empedu.
 Radang usus buntu akut.
 Lubang pada usus (perforasi usus).
 Radang pada selaput dinding perut (peritonitis).
 Divertikulitis.
 Cedera perut (trauma abdomen).
 Infeksi, cedera, atau pembesaran limpa dan hati.
 TB saluran cerna.
 Endometriosis.
 Jaringan parut di dalam perut atau perlekatan organ dalam perut.
 Kehamilan di luar rahim (kehamilan ektopik).
 Radang pankreas (pankreatitis) akut atau kronis.
 Abses hati.

Prosedur Laparotomi

Seperti disebutkan di atas, laparatomi merupakan jenis operasi yang dilakukan dengan
pembiusan total (anestesi umum). Dalam pengaruh anestesi umum, pasien akan tertidur dan
tidak merasakan sakit selama operasi. Berikut tahapan prosedur laparotomi:

1. Prosedur persiapan sebelum operasi


Beberapa persiapan yang perlu dilakukan sebelum menjalani operasi laparotomi adalah
 Pasien akan menjalani serangkaian pemeriksaan, termasuk pemeriksaan fisik dan
penunjang, seperti foto Rontgen dan pemeriksaan darah lengkap.
 Dokter akan menanyakan apabila pasien sedang mengonsumsi obat, suplemen, atau
obat herbal, dan memiliki riwayat alergi obat tertentu.
 Menjalani rawat inap di rumah sakit jika diperlukan.
 Berpuasa beberapa jam sebelum operasi dilakukan. Dokter anestesi atau dokter bedah
akan menentukan kapan pasien mulai berpuasa.
2. Risiko yang Bisa Muncul
Sama seperti tindakan operasi dan pengobatan lain, bedah laparatomi juga memiliki risiko
komplikasi, antara lain:
 Pendarahan
 Infeksi
 Kerusakan organ dalam
 Pembentukan jaringan parut di organ dalam
 Reaksi terhadap obat bius

Masa pemulihan dari bedah laparatomi tergantung pada keparahan penyakit, usia, komplikasi
setelah operasi, dan kondisi kesehatan pasien. Jika terdapat penyulit atau perburukan kondisi
setelah operasi, maka pemulihan cenderung akan lebih lama.Selain dengan prosedur
lapatoromi biasa, saat ini tersedia alternatif bedah laparatomi yang disebut laparoskopi.
Prosedur ini memiliki keunggulan, yaitu minim sayatan sehingga proses penyembuhan
menjadi lebih cepat.Dengan menjalani laparotomi, diharapkan gangguan organ di dalam perut
dapat ditemukan dan ditangani secepatnya. Jika Anda merasakan nyeri di bagian perut yang
sangat berat, jangan ragu untuk pergi ke dokter bedah. Dokter akan menentukan langkah
pengobatan, termasuk apakah perlu menjalani laparotomi.
Etiologi

Etiologi sehingga di lakukan laparatomy adalah karena di sebabkan oleh beberapa


hal(Smeltzer, 2001) yaitu;

 Trauma abdomen (tumpul atau tajam)


 Peritonitis
 Perdarahan saluran pencernaan.
 Sumbatan pada usus halus dan usus besar.
 Masa pada abdomen

Patofisiologi laparatomi

Trauma adalah cedera/rudapaksa atau kerugian psikologis atau emosional (Dorland,


2002). Trauma adalah luka atau cedera fisik lainnya atau cedera fisiologis akibat gangguan
emosional yang hebat (Brooker, 2010)

Trauma adalah penyebab kematian utama pada anak dan orang dewasa kurang dari 44
tahun. Penyalahgunaan alkohol dan obat telah menjadi faktor implikasi pada trauma tumpul
dan tembus serta trauma yang disengaja atau tidak disengaja (Smeltzer, 2011). Trauma
abdomen adalah cedera pada abdomen, dapat berupa trauma tumpul dan tembus serta trauma
yang disengaja atau tidak disengaja (Smeltzer, 2011).

Trauma abdomen merupakan luka pada isi rongga perut dapat terjadi dengan atau tanpa
tembusnya dinding perut dimana pada penanganan/penatalaksanaan lebih bersifat kedaruratan
dapat pula dilakukan tindakan laparatomi. Tusukan/tembakan, pukulan, benturan, ledakan,
deselerasi, kompresi atau sabuk pengaman (set-belt) dapat mengakibatkan terjadinya trauma
abdomen sehingga harus di lakukan laparatomi (Muttaqin2014).

Prosedur pembedahan laparatomi yang melibatkan suatu insisi pada dinding abdomen
hingga ke cavitas abdomen dapat mengakibatkan hilangnya seluruh atau sebagian fungsi
organ, respon stres simpatis, perdarahan dan pembekuan darah, kontaminasi bakteri,
kematian sel. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ dan respon stress dari saraf
simpatis akan menyebabkan terjadinya kerusakan integritas kulit, syok dan perdarahan,
kerusakan pertukaran gas, risiko tinggi terhadap infeksi, nyeri akut (Muttaqin,2014).

Manifestasi klnis
Manifestasi yang biasa timbul pada pasien intra laparatomy diantaranya :

 Nyeri tekan pada area sekitar insisi pembedahan


 Dapat terjadi peningkatan respirasi, tekanan darah, dan nadi.
 Kelemahan
 Mual, muntah, anoreksia
 Konstipasi

Pemeriksaan Penunjang

 Pemeriksaan rektum : adanya darah menunjukkan kelainan pada usus besar


;kuldosentesi, kemungkinan adanya darah dalam lambung ; dan kateterisasi, adanya
 darahmenunjukkan adanya lesi pada saluran kencing.
 Laboratorium : hemoglobin, hematokrit, leukosit dan analisis urine.
 Radiologik : bila diindikasikan untuk melakukan laparatomi.
 IVP/sistogram : hanya dilakukan bila ada kecurigaan terhadap trauma saluran
kencing.
 Parasentesis perut : tindakan ini dilakukan pada trauma tumpul perut yang
diragukanadanya kelainan dalam rongga perut atau trauma tumpul perut yang disertai
dengantrauma kepala yang berat, dilakukan dengan menggunakan jarum pungsi no 18
atau 20yang ditusukkan melalui dinding perut didaerah kuadran bawah atau digaris
tengahdibawah pusat dengan menggosokkan buli-buli terlebih dahulu.
 Lavase peritoneal : pungsi dan aspirasi/bilasan rongga perut dengan memasukkan
cairangaram fisiologis melalui kanula yang dimasukkan kedalam rongga peritonium.

Penatalaksanaan medis

 Tirah Baring total 24 jam, kemudian mobilisasi secara bertahap


 Kontrol tensi, nadi tiap 15 menit, suhu tiap 30 menit bila stabil tiap 4 jam.
 Selama 13-24 jam pertama, pemasukan makanan per os distop. Kemudian secara
bertahap diberikan makanan cair hingga padat sesuai keadaan penderita.
 Bila kesakitan, berikan analgetik narkotik, betadine 50mg maksimal 4 kali dalam
24 jam.(Bharata : 1998;267)

Hazard
Bahaya adalah sumber, situasi atau tindakan yang berpotensi menciderai manusia atau sakit
penyakit atau kombinasi dari semuanya (PERMENAKER N0.05 1996). Bahaya adalah
aktifitas, kondisi, kejadian, gejala, proses, material, dan segala sesuatu yang ada di tempat
kerja atau berhubungan dengan pekerjaan yang berpotensi menjadi sumber
kecelakaan,cidera,penyakit dan kematian. Bahaya pekerjaan adalah faktor- faktor dalam
hubungan pekerjaan yang dapat mendatangkan kecelakaan (Suma’mur 2014).

Risiko

Risiko didefinisikan sebagai kombinasi dari kemungkinan terjadinya peristiwa yang


berhubungan dengan cidera parah; atau sakit akibat kerja atau terpaparnya seseorang atau alat
pada suatu bahaya. Jadi, bahaya adalah sifat dari proses yang dapat merugikan individu, dan
risiko adalah kemungkinan itu akan terjadi bersama dengan seberapa parah akibat yang akan
diterima.

2.2 Penatalaksanaan/Tindakan tahap intra operasi Laparotomy


1. Ruang sementara (Holding area)
Perawat dapat menjelaskan tahap-tahap yang akan dilaksanakan untuk menyiapkan
klien menjalani pembedahan. Perawat diruang tahanan sementara biasanya adalah
bagian dari petugas ruang operasi dan menggunakan pakaian, topi, dan alas kaki
khusus ruang operasi sesuai dengan kebijakan pengontrolan infeksi rumah sakit.
Beberapa tempat bedah sehari, perawat primer perioperatif menerima kedatangan
klien, menjadi perawat sirkulator selama prosedur berlangsung, dan mengelola
pemulihan serta kepulangan klien.
Di dalam ruangan tahanan sementara, perawat, anestesi, atau ahli anestesi
memasang kateter infus ke tangan klien untuk memberikan prosedur rutin
penggantian cairan dan obat-obatan melalui intravena. Biasanya menggunakan
kateter IV yang berukuran besar agar pemasukan cairan menjadi lebih mudah.
Perawat juga memasang manset tekanan darah. Manset juga terpasang pada lengan
klien selama pembedahan berlangsung sehingga ahli anestesi dapat mengkaji
tekanan darah klien.
2. Kedatangan ke ruang operasi
Perawat ruang operasimengidentifikasi dan keadaan klien, melihat kembali lembar
persetujuan tindakan, riwayat kesehatan, hasil pemeriksaan fisik, dan berbagai
hasil pemeriksaan. Pastikan bahwa alat prostese dan barang berharga telah dilepas
dan memeriksa kembali rencana perawatan preoperatif yang berkaitan dengan
intraoperative
3. Pemberian anestesi
Anestesi umum klien yang mendapat anestesi umum akan kehilangan seluluh
sensasi dan kesadarannya. Relaksasi mempermudah manipulasi anggota tubuh.
Klien juga mengalami amnesia tentang seluruh proses yang terjadi selama
pembedahan yang menggunakan anestesi umum melibatkan prosedur mayor, yang
membutuhkan manipulasi jaringan yang luas.

Ahli anestesi memberi anestesi umum melalui jalur Intra vena dan inhalasi melalui
empat tahap anestesi. Tahap 1 dimulai saat klien masih sadar, klien menjadi pusing
dan kehilangan kesadaran secara bertahap, dan status analgesic dimulai. Tahap 2
adalah eksitasi, otot kilen kadang-kadang menegang dan hampir kejang, reflek
menelan dan muntah tetap ada, dan pola nafas klien mungkin menjadi tidak teratur.
Tahap 3 dimulai pada saat irama pernafasan mulai teratur, fungsi vital terdepresi.
Tahap 4 adalah tahap depresi pernafasan lengkap.

4. Pengaturan posisi klien selama pembedahan


Prinsip tindakan keperawatan selama pelaksanaan operasi yaitu pengaturan posisi
karena posisi yang diberikan perawat akan mempengaruhi rasa nyaman pasien dan
keadaan psikologis pasien. Pasien posisi supine (dorsal recumbent):laparotomi
eksplorasi. Faktor yang penting untuk diperhatikan dalam pengaturan posisi pasien
adalah letak bagian tubuh yang akan dioperasi, umur dan ukuran tubuh pasient ipe
anatesi yang digunakan, nyeri/Sakit yang mungkin dirasakan oleh pasien bila ada
pergerakan (arthritis).
5. Pemajanan area pembedahan
Pemajanan daerah bedah maksudnya adalah daerah mana yang akan dilakukan
tindakan pembedahan. Pengetahuan tentang hal ini perawat dapat mempersiapkan
daerah operasi dengan teknik drapping
6. Mempertahankan posisi sepanjang prosedur operasi
Posisi pasien di meja operasi selama prosedur pembedahan harus dipertahankan
sedemikian rupa. Hal ini selain untuk mempermudah proses pembedahan juga
sebagai bentuk jaminan keselamatan pasien dengan memberikan posisi fisiologis
dan mencegah terjadinya injury
7. Peran perawat selama pembedahan
a. Perawat instrumentator (scrub nurse)
Perawat instrumentator (scrub nurse) atau perawat sirkulator
memberikan instrumen dan bahan-bahan yang di butuhkan oleh dokter
bedah selama pembedahan berlangsung dengan menggunakan tehnik
aspek pembedahan yang ketat dan terbiasa dengan instrumen
pembedahan
b. Perawat sirkulator Perawat sirkulator adalah asisten perawat
intrumentator dan dokter bedah. Perawat sirkulator membantu
mengatur posisi klien dan menyediakan alat dan duk bedah yang
dibutuhkan dalam pembedahan. Perawat sirkulator menyediakan
bahanbahan yang dibutuhkan perawat instrumentator, membuang alat
dan spon kasa yang telah kotor, serta tetap hitung instrument jarum
dan spon kasa yang telah digunakan. Perawat sirkulator juga dapat
membantu mengubah posisi klien atau memindahkan posisi lampu
opersi, perawat sirkulator juga menggunakan teknik aseptik bedah.
Apabila teknik aseptik telah hilang, Perawat sirkulator membantu
anggota tim bedah dengan mengganti dan memakai gaun dan sarung
tangan steril. Prosedur ini mencegah tertinggalnya bahan-bahan
tersebut di dalam luka bedah klien

2.3 Risiko dan hazard dari tahap intra Operasi Laparatomy


Risiko menurut KBBI adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan dan
membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan. Risiko (risk) yaitu menyatakan
kemungkinan terjadinya kecelakaan atau kerugian pada periode waktu tertentu
(Tarwaka,2008). Risiko adalah probabilitas timbulnya konsekuensi yang merusak
atau kerugian yang sudah diperkirakan seperti hilangnya nyawa, cederanya orang-
orang, terganggunya harta benda, penghidupan, dan aktivitas ekonomi, atau rusaknya
lingkungan, yang diakibatkan oleh adanya interaksi antara bahaya yang ditimbulkan
alam atau diakibatkan manusia serta kondisi yang rentan (ISDR, 2004). Hazard atau
bahaya adalah semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang berpotensi menimbulkan
cedera (kecelakaan kerja) atau penyakit akibat kerja. Hazard adalah suatu kondisi
secara alamiah, maupun karena ulah manusia, yang berpotensi menimbulkan
kerusakan atau kerugian dan kehilangan jiwa manusia (BNPB, 2008).
Sebelum Laparatomy
Sebelum menjalani laparotomi, Anda mungkin akan diberi tahu kapan harus
sampai di rumah sakit. Kebanyakan orang pergi ke rumah sakit pada hari yang telah
ditentukan, tetapi ada juga yang datang satu hari sebelumnya.
Setelah sampai, dokter akan memeriksa kondisi Anda kembali untuk melihat apakah
Anda benar-benar dalam keadaan sehat untuk menjalani operasi. Dokter juga akan
mencatat informasi bila Anda memiliki alergi obat bius.
Persiapan lainnya sebelum operasi dapat meliputi pencukuran rambut di sekitar
perut, pemberian losion scrub untuk bedah, serta menggunakan stoking untuk
membantu meningkatkan sirkulasi darah dan mencegah penggumpalan darah pada
kaki pasca operasi.
Biasanya Anda tidak boleh makan enam jam sebelum operasi, tapi Anda masih
bisa minum air putih, teh hitam, atau kopi. Anda harus benar-benar mengosongkan
perut dan tidak makan atau minum sama sekali dua jam sebelum operasi.
Bila diperlukan, Anda akan diberi enema yang berfungsi untuk membersihkan usus
sepenuhnya.
Prosedur Laparatomy
Sebelumnya, pasien diberikan obat anestesi umum atau bius total melalui infus.
Setelah efeknya bekerja, dokter akan mulai mengoperasi dengan membuat sayatan
vertikal di sekitar perut, bisa di bagian tengah, atas, atau bawah.Ukuran sayatan dapat
berbeda-beda pada setiap pasien, tergantung dengan kondisi dan tujuannya.Sayatan
ini akan dibuat sampai dalam otot perut, sehingga organ di bawahnya dapat dilihat
dengan jelas. Setelah terbuka, dokter akan memeriksa organ dengan cermat untuk
melihat letak permasalahannya.
Begitu penyakitnya teridentifikasi, dokter bisa saja akan langsung
memperbaikinya, misalnya bila masalahnya adalah usus yang berlubang. Pada kasus
lain, beberapa pasien memerlukan operasi kedua.Ketika sudah selesai, otot dinding
perut dan kulit di atasnya dijahit menggunakan sutura, klip bedah, atau staples lalu
ditutup. Luka harus tetap dalam keadaan tertutup sampai beberapa hari. Klip
biasanya akan dilepaskan oleh perawat setelah 5 – 10 hari.

Setelah Laparatomy
Setelah operasi dipindahkan ke ruang transisi untuk dipantau suhu, denyut nadi,
pernapasan, tekanan darah, serta luka. Bila efek bius sudah habis, rasa nyeri biasanya
muncul. Untuk mengatasinya, dokter akan memberikan obat pereda nyeri.Begitu
telah sadar dan tidak mengalami komplikasi,sudah bisa berpindah ke kamar
perawatan. mungkin tidak diperbolehkan makan selama beberapa hari, oleh karena
itu akan diberikan cairan infus untuk memenuhi cairan.juga tidak disarankan untuk
terlalu banyak bergerak, nantinya akan memerlukan bantuan dari perawat atau orang
terdekat saat bangun dari tempat tidur.Pada saat perawatan, dokter akan menyarankan
untuk mulai berjalan perlahan-lahan. Hal ini penting dilakukan agar terhindar dari
risiko penggumpalan darah dan infeksi di dada.
Risiko komlikasi Laparatomy
Risiko komplikasi yang dapat muncul setelah prosedur laparotomi meliputi:
 Pendarahan
 Infeksi
 Kerusakan organ dalam
 Terbentuknya adhesi (perlengketan) dalam perut
 Sumbatan usus atau nyeri perut, yang dapat disebabkan oleh adhesi
 Adanya nanah
 Jahitan dinding perut terbuka kembali
 Adanya lubang di saluran cerna (fistula)
 Hernia
Meski begitu, dokter akan mempertimbangkan manfaat dan risiko laparotomi
sebelum menjalani operasi ini. Apabila dokter menilai kegunaan laparotomi
melebihi risiko komplikasinya, dokter akan menganjurkannya.
BAB III

PENUTUP

3.2 KESIMPULAN
Kata risiko (Risk) berasal dari bahasa Arab yaitu Rizk yang berarti pemberian.
Dengan prosedur laparotomi, dokter akan melihat kondisi bagian dalam perut guna
mencari tahu apa yang menjadi masalah atau penyebab keluhan pasien.
• Dokter akan menanyakan apabila pasien sedang mengonsumsi obat, suplemen, atau
obat herbal, dan memiliki riwayat alergi obat tertentu.
• IVP/sistogram : hanya dilakukan bila ada kecurigaan terhadap trauma saluran
kencing.
Prosedur ini mencegah tertinggalnya bahan-bahan tersebut di dalam luka bedah klien
Risiko dan hazard dari tahap intra Operasi Laparatomy Risiko menurut KBBI adalah
akibat yang kurang menyenangkan (merugikan dan membahayakan) dari suatu
perbuatan atau tindakan.
Setelah efeknya bekerja, dokter akan mulai mengoperasi dengan membuat sayatan
vertikal di sekitar perut, bisa di bagian tengah, atas, atau bawah.
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/FAURIZA/Downloads/Dewi%20Meylinta%20Sembiring_K3%20(1).pdf

file:///C:/Users/FAURIZA/Downloads/Risiko%20dan%20Hazard%20dalam%20Tahap
%20Asuhan%20Keperawatan-converted.pdf

https://www.alodokter.com/laparotomi-ini-yang-harus-anda-ketahui

http://repository.unimus.ac.id/2595/5/BAB%20II.pdf

http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/1597/6/6.%20BAB%20II.pdf

http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/1625/6/BAB%20II.pdf

https://hellosehat.com/pencernaan/laparotomi/

https://www.sehatq.com/tindakan-medis/laparotomi

Anda mungkin juga menyukai