Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA

OLEH :

GANDI DAYO

2214202013

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA

2023
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................

A. Latar Belakang...........................................................................................................
B. Tujuan Khusus...........................................................................................................
C. Tujuan Umum............................................................................................................
....................................................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................

A. Definisi Keluarga dan Keperawatan Keluarga..........................................................


B. Fungsi Keluarga.........................................................................................................
C. Struktur Keluarga.......................................................................................................
D. Tipe atau Bentuk Keluarga........................................................................................
E. Peran Keluarga...........................................................................................................
F. Tahap dan Perkembangan Keluarga..........................................................................
G. Tujuan Keperawatan Keluarga..................................................................................
H. Sasaran Keperawatan Keluarga.................................................................................

BAB III PENUTUP..............................................................................................................

A. Kesimpulan................................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan.
Bentuk keluarga merupakan pola manusia yang disadari oleh anggota keluarga untuk
dimasukkan kedalam anggota keluarga. Sekilas keluarga memiliki hal – hal yang umum,
tetapi setiap bentuk keluarga memiliki kekuatan dan permasalahan yang unik. Keluarga
banyak menghadapi tantangan seperti pengaruh kesehatan dan penyakit, perubahan struktur
keluarga dan lain – lain.
Dalam teori sistem keluarga dipandang sebagai suatu sistem terbuka dengan batas –
batasnya. Sebuah sistem didefinisikan sebagai suatu unit kesehatan yang diarahkan pada
tujuan, dibentuk dari bagian – bagian yang berinteraksi dan bergantungan satu dengan yang
lainnya dan yang dapat bertahan dalam jangka waktu tertentu. Teori sistem merupakan suatu
cara untuk menjelaskan sebuah unit keluarga sebagai sebuah unit yang berkaitan dan
berinteraksi dengan sistem yang lain.

B. Tujuan Khusus
a. Untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan keluarga
b. Untuk mengetahui tentang konsep keperawatan keluarga

C. Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa di jurusan keperawatan mendapat informasi tentang landasan
teori keperawatan pada keluarga.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Keluarga Dan Keperawatan Keluarga


Menurut Whall dalam buku Friedman (2018) dalam analisis konsepnya mengenai
keluarga sebagai unit asuhan dalam keperawatan, mendefinisikan keluarga sebagai “sebuah
kelompok yang mengidentifikasi diri dan terdiri atas dua individu atau lebih yang memiliki
hubungan khusus, yang dapat terkait dengan hubungan darah atau hukum atau dapat juga
tidak, namun berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka menganggap dirinya sebagai
keluarga”.
Menurut pendapat U.S Bureau Of the Census dalam buku Friedman (2018) menggunakan
definisi keluarga yang berorientasi tradisional, yaitu sebagai berikut : keluarga terdiri atas
individu yang bergabung bersama oleh ikatan pernikahan, darah, atau adopsi dan tinggal
didalam suatu rumah tangga yang sama.
Menurut Depkes RI, 2014 keluarga merupakan unti terkecil dan masyarakat yang terdiri
dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah
satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut Depkes, 2010 keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistik yang
menempatkan keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan melibatkan anggota
keluarga dalam tahap pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi.

B. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman (2010) fungsi keluarga dibagi menjadi lima yaitu :
1. Fungsi afektif (the affective function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk
mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan
orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikologi anggota
keluarga.
2. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi (socialization and social placement function)
adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial
sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah.
3. Fungsi reproduksi (the reproductive function) adalah fungsi untuk mempertahankan
generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
4. Fungsi ekonomi (the economic function) adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan
individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan (the health care function) adalah fungsi untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas
tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga dibidang kesehatan.
Namun, dengan berubahnya pola hidup agraris menjadi industrialisasi, fungsi keluarga
dikembangkan menjadi :

1. Fungsi ekonomi, yaitu keluarga diharapkan menjadi keluarga yang produktif yang
mampu menghasilkan nilai tambah ekonomi dengan memanfaatkan sumber daya
keluarga.
2. Fungsi mendapatkan status sosial, yaitu keluarga yang dapat dilihat dan dikategorikan
stara sosialnya oleh keluarga lain yang berada disekitarnya.
3. Fungsi pendidikan, yaitu keluarga yang mempunyai peran tanggung jawab yang besar
terhadap pendidikan anak – anaknya untuk menghadapi kehidupan dewasanya.
4. Fungsi sosialisasi bagi anaknya, yaitu orang tuan atau keluarga diharapkan mampu
menciptakan kehidupan sosialnya yang mirip dengan luar rumah.
5. Fungsi pemenuhan kesehatan, yaitu keluarga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
kesehatan yang primer dalam rangka melindungi dan pencegahan terhadap penyakit yang
mungkin dialami keluarga.
6. Fungsi religious, yaitu keluarga merupakan tempat belajar tentang agama dan
mengamalkan ajaran keagamaan.
7. Fungsi rekreasi, yaitu keluarga merupakan tempat untuk melakukan kegiatan yang dapat
mengurangi kegangan akibat berada diluar rumah.
8. Fungsi reproduksi, bukan hanya mengembangkan keturunan, tetapi juga merupakan
tempat mengembangkan fungsi reproduksi secara universal (menyeluruh), diantaranya :
seks yang sehat dan berkualitas, pendidikan seks bagi anak, dan yang lain.
9. Fungsi afeksi, yaitu keluarga merupakan tempat yang utama untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial sebelum anggota keluarga berada diluar rumah.

C. Struktur Keluarga
Struktur keluarga oleh Friedman digambarkan sebagai berikut :
a. Struktur komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan secara jujur,
terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai dan hierarki kekuatan. Komunikasi keluarga
bagi pengirim yaitu mengemukakan peran secara jelas dan berkualitas, serta meminta dan
menerima umpan balik. Penerima pesan mendengarkan pesan, memberikan umpan balik
dan valid
Komunikasi dalam keluarga dikatakan tidak berfungsi apabila tertutup, adanya isu
dan berita negatif, tidak berfokus pada satu hal, dan selalu mengulang isu dan pendapat
sendiri. Komunikasi keluarga bagi pengirim bersifat asumsi, ekspresi perasaan tidak
jelas, judgemental ekspresi, dan komunikasi tidak sesuai. Penerima pesan gagal
mendengar, diskualifikasi, otensif (bersifat negatif), terjadi miskomunikasi, dan kurang
atau tidak valid.
1) Karakteristik pemberian pesan :
a) Yakin dalam mengemukakan suatu pendapat
b) Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas
c) Selalu menerima dan meminta timbal balik
2) Karakteristik peran
a) Siap mendengarkan
b) Memberikan umpan balik
c) Melakukan validasi
b. Struktur Peran
Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi sosial
yang diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa bersifat formal atau informal. Posisi/status
adalah posisi individu dalam masyarakat misal status sebagai suami/istri.
c. Struktur Kekuatan
Struktur kekuatan adalah kemampuan dari individu untuk mengontrol,
memengaruhi, atau mengubah perilaku orang lain. Hak (leginate power), ditiru (referent
power), keahlian (exper power), hadiah (reward power), paksa (coercive power), dan
efektif power.
d. Struktur Nilai dan Norma
Nilai adalah sistem ide – ide, sikap keyakinan yang mengikat anggota keluarga
dalam budaya tertentu. Sedangkan norma adalah pola perilaku yang diterima pada
lingkungan sosial tertentu, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat sekitar
keluarga.
a) Nilai, suatu sistem, sikap, kepercayaan yang secata sadar atau tidak dapat
mempersatukan anggota keluarga.
b) Norma, pola perilaku yang baik menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam
keluarga.
c) Budaya, kumpulan daripada perilaku yang dapat dipelajari, dibagi, dan ditularkan
dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.

D. Tipe atau Bentuk Keluarga


a. Bentuk Keluarga
Bentuk keluarga menggambarkan perbedaan sosial, tingkah laku dan kultur, serta
gaya hidup. Dalam asuhan keperawatan bentuk keluarga ini perlu diperhatikan, terutama
dalam hal pelaksanaan asuhan keperawatan.
 Pengelompokkan secara tradisional
1. Keluarga Inti (terkait dengan pernikahan)
Keluarga yang terbentuk karena pernikahan, peran sebagai orang tua atau
kelahiran terdiri atas suami, istri, dan anak – anak mereka (biologis, adopsi, atau
keduanya). Akhir – akhir ini ada kecenderungan keluarga inti tradisional bergeser
menjadi bentuk keluarga inti nontradisional. Kecenderungan ini disebabkan oleh
beberapa hal antara lain suami – istri keduanya pekerja/berkarir dan keluarga
tanpa anak.
2. Keluarga Besar Tradisional
Keluarga besar tradisional adalah bentuk keluarga yang pasangan suami –
istri sama – sama melakukan pengaturan dan belanja rumah tangga dengan orang
tua, sanak saudara, dan kerabat lain dalam keluarga tersebut. Tipe ini banyak
terdapat pada kelas pekerja atau kaum migran. Karena terdapat banyak anggota
keluarga dengan banyak peraturan, anak menjadi bingung akan mencontoh model
yang mana (kakek/ayah/paman). Akibatnya bila kondisi itu berlangsung lama,
terjadi angka perceraian tinggi, kehamilan dikalangan remaja, kelahiran diluar
pernikahan dan lain – lain.
3. Keluarga dengan Orang Tua Tunggal
Keluarga ini hanya memiliki satu kepala rumah tangga, ayah atau ibu
(duda/janda/belum menikh). Jumlah ibu remaja tidak menikah akhir – akhir ini
cemderung meningkat karena berbagai alasan antara lain kemiskinan dan
pergaulan bebas (melahirkan diluar pernikahan).
4. Individu Dewasa yang Hidup Sendiri
Bentuk ini banyak terdapat dimasyarakat. Mereka hidup berkelompok
seperti panti werda, tetapi ada juga yang menyendiri. Mereka ini membutuhkan
pelayanan kesehatan dan psikososial karena tidak mempunyai sistem pendukung.
5. Keluarga dengan Orang Tuan Tiri
Orang tua menghadapi tiga masalah yang paling menonjol, yaitu
pendisplinan anak, penyesuaian diri dengan kepribadian anak, dan kebiasaan serta
penerimaan terhadap pemikat hati. Selain itu, Macklin (1998) mengidentifikasi
masalah lain seperti peran orang tua tiri kurang jelas, harapan keluarga yang tidak
realistis, kurangnya waktu orang tua tiri dan anak tiri untuk mempelajari peran
satu sama lain, konflik tentang masalah finansial dan pengasuhan anak.
6. Keluarga Binuclear
Keluarga binuclear merujuk pada bentuk keluarga setelah cerai sehingga
anak menjadi anggota dari suatu sistem keluarga yang terdiri dari dua rumah
tangga inti. Ibu dan ayah dengan berbagai macam perbedaan diantara keduanya,
serta keterbatasan waktu yang digunakan dalam setiap rumah tangga.
Bentuk keluarga ini menimbulkan masalah bagi orang tua dan anak karena
peran orang tua akan terganggu, baik peran pencari nafkah, peran pengasuh, peran
pendidik, maupun peran seksual, peran anak pun akan terganggu karena akan
menghadapi dua keluarga inti yang terpisah dalah hal kasih sayang, perlindungan,
kerja sama kedua orang tua akan menjadi lebih berat karena tidak ada kecocokan
diantara mereka dalam membina rumah tangga dan memberi pelayanan pada anak
– anaknya.

7. Bentuk Variasi Keluarga Nontradisional


Bentuk variasi keluarga nontradisional meliputi bentuk keluarga yang
sangat berbeda satu sama lain, baik dalam struktur maupun dinamikanya.
Meskipun demikian, memiliki persamaan dalam hal tujuan dan nilai dengan
keluarga inti tradisional. Bentuk keluarga yang spesifik ini menurut Makelin
(1998) adalah perkawinan terbuka, keluarga komunal, pasangan kumpul kebo,
perkawinan kelompok, keluarga lesbian dan gay.
 Pengelompokkan secara modern\
1. Reconstitud nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali
suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak –
anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari
perkawianan baru. Satu atau keduanya dapat bekerja diluar rumah.
2. Middle age/aging couple
Suami sebagai pencari uang, istri dirumah/kedua – duanya bekerja
dirumah, anak – anak sudah meninggalkan rumah karena
sekolah/perkawinan/meniti karir.
3. Dyadic nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak,
keduanya/salah satu bekerja dirumah.
4. Single parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian/kematian pasangannya
dan anak – anaknya dapat tinggal dirumah/diluar rumah.
5. Dual carier, suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak.
6. Commuter married yaitu suami istri/keduanya orang karier dan tinggal
terpisah pada jarak tertentu, keduanya saling mencari waktu – waktu
tertentu.
7. Single adult yaitu wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan
tidak adanya keinginan untuk menikah.
8. Three generation yaitu tiga generasi atau lebih yang tinggal dalam satu
rumah.
9. Communal satu rumah terdiri atas dua/lebih pasangan yang monogamy
dengan anak – anaknya dan bersama – sama dalam penyediaan fasilitas.
10. Unmarried parent and child yaitu ibu dan anak dimana perkawinan tidak
dikehendaki, anaknya diadopsi.
11. Cohibing couple yaitu dua orang/satu pasang yang tinggal bersama tanpa
pernikahan.

E. Peran Keluarga
Peran adalah seperangkat perilaku interpersonal, sifat, dan kegiatan yang berhubungan
dengan individu dalam posisi dan satuan tertentu. Setiap anggota keluarga mempunyai peran
masing – masing. Ayah sebagai pemimpin keluarga, pencari nafkah, pendidik,
pelindung/pengayom, dan pemberi rasa aman kepada anggota keluarga. Selain itu, sebagai
anggota masyarakat/kelompok sosial tertentu. Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh,
pendidik anak – anak, pelindung keluarga dan juga pencari nafkah tambahan keluarga. Selain
itu, sebagai anggota masyarakat. Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan
perkembangan fisik, mental, sosial, dan spiritual.

Peran keluarga dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu :

a) Peran formal keluarga


Peran formal adalah peran eksplisit yang terkandung dalam struktur peran
keluarga (ayah – suami dll). Yang terkait dengan masing – masing posisi keluarga formal
adalah peran terkait atau sekelompok perilaku kurang lebih homogen. Keluarga membagi
peran kepada anggota keluarganya dengan cara masyarakat membagi perannya
berdasarkan pada seberapa pentingnya performa peran terhadap berfungsinya sistem
tersebut. Beberapa peran membutuhkan keterampilan atau kemampuan khusus peran
yang lain kurang kompleks dan dapat diberikan kepada mereka yang kurang terampil atau
jumlah kekuasaannya paling sedikit.
b) Peran informal keluarga
Peran informal bersifat implisit, sering kali tidak tampak pada permukaannya, dan
diharapkan memenuhi kebutuhan emosional anggota keluarga dan/atau memelihara
keseimbangan keluarga. Keberadaan peran informal diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan integrasi dan adaptasi dari kelompok keluarga.

F. Tahap Dan Perkembangan Keluarga


a. Tahap pertama pasangan baru atau keluarga baru (Beginning Family)
Keluarga baru dimulai pada saat masing – masing individu, pada saat suami dan
istri membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan menggalkan keluarga masing
– masing, secara psikologi keluarga tersebut membentuk keluarga baru.
Tugas keluarga pada tahap ini adalah :
a) Membina hubungan intim dan kepuasan bersama
b) Menetapkan tujuan bersama
c) Membina hubungan dengan keluarga lain teman, dan kelompok sosial.
d) Merencanakan anak (KB)
e) Menyesuaikan diri dengan kehamilan dan mempersiapkan menjadi orang tua.

b. Keluarga dengan kelahiran anak pertama (Child Bearing Family)


Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan sampai kelahiran
anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berumur 30 bulan (2,5 tahun).

Tugas perkembangan pada masa ini antara lain :


a) Persiapan menjadi orang tua
b) Membagi peran dan tanggung jawab
c) Menata ruang untuk anak – anak atau mengembangkan suasana rumah yang
menyenangkan
d) Mempersiapkan biaya atau dana child bearing
e) Memfasilitasi role learning anggota keluarga
f) Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita
g) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
c. Keluarga dengan anak pra sekolah (Families With Preschool)
Tahap ini dimulai dari kelahiran anak usia 2,5 tahun dan berakhir pada anak telah
berusia 5 tahun. Pada tahap ini orang tua beradaptasi terhadap kebutuhan – kebutuhan
dan minat anak dari anak prasekolah dalam meningkatkan kemampuan dan
perkembangannya.
a) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti : kebutuhan tempat tinggal. Privasi
dan rasa aman
b) Membantu anak untuk bersosialisasi
c) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan yang lain juga harus
dipenuhi
d) Mempertahankan hubungan keluarga yang sehat, baik didalam maupun diluar
keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)
e) Pembagian waktu untuk individu pasangan dan anak
f) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
g) Kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang anak
d. Keluarga dengan anak usia sekolah (Families With Children)
Tahap ini dimulai pada saat anak yang tertua memasuki sekolah pada usia 6 tahun
dan berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini keluarga mencapai jumlah anggota
keluarga maksimal.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah sebagai berikut :
a) Memberikan perhatian tentang kegiatan sosial anak, pendidikan dan semangat belajar
b) Tetap mempertahankan hubungan yang harmonis dalam perkawinan
c) Mendorong anak untuk mencapai perkembangan daya intelektual
d) Menyediakan aktivitas untuk anak
e) Menyesuaikan pada aktivitas komunitas dengan mengikutsertakan anak

e. Keluarga dengan anak remaja (Families With Teenagers)


Tahap ini dimulai dari anak pertama dalam keluarga berusia 13 tahun dan
biasanya berakhir sampai usia 19-20 tahun, pada saat anak meninggalkan rumah orang
tuanya.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain sebagai berikut :
a) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab mengingat remaja
yang sudah bertambah dan meningkat otonominya.
b) Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga
c) Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua, hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
d) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga
f. Keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan ( Launching Center Families)
Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap
ini bergantung pada banyaknya anak dalam keluarga atau jika anak yang belum
berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah sebagai berikut :
a) Memperluas keluarga inti mejadi keluarga besar
b) Mempertahankan keintiman pasangan
c) Membantu orang tua suami atau istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
d) Mempersiapkan untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anak
e) Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga
f) Berpesan sebagai suami istri, kakek dan nenek
g) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak – anaknya
g. Keluarga usia pertengahan (Middle Age Families)
Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat
pension atau salah satu pasangan meninggal.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah sebagai berikut :
a) Mempertahankan kesehatan
b) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam arti mengolah minat sosial dan
waktu santai
c) Memulihkan hubungan antara generasi muda dengan generasi tua
d) Keakraban dengan pasangan
e) Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga
f) Persiapan masa tua atau pensiun dengan meningkatkan keakraban pasangan
h. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga dimulai saat salah satu pasangan pensiun,
berlanjut salah satu pasangan meninggal. Proses usia lanjut dan pensiun merupakan
realitas yang tidak dihindari karena berbagai proses stressor dan kehilangan yang harus
dialami keluarga.

Tugas perkembangan pada tahap ini adalah sebagai berikut :


a) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan
pendapatan
c) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
d) Mempertahankan hubungan anak dan sosial masyarakat
e) Melakukan life review
f) Menerima kematian pasangan, kawab dan mempersiapkan kematian

G. Tujuan Keperawatan Keluarga


Tujuan umum keperawatan adalah meningkatkan kesadaran, keinginan, dan kemampuan
keluarga dalam meningkatkan, mencegah, memelihara kesehatan mereka sampai pada tahap
yang optimal dan mampu melaksanakan tugas – tugas mereka secara produktif.
Tujuan khususnya adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan kemampuan keluarga
dalam hal :
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang mereka hadapi
b. Mengambil keputusan tentang siapa/kemana dan bagaimana pemecahan masalah tersebut
c. Meningkatkan mutu kesehatan keluarga (promosi kesehatan)
d. Mencegah terjadinya penyakit/timbulnya masalah kesehatan pada keluarga
e. Melaksanakan usaha pemecahan masalah kesehatan keluarga melalui asuhan
keperawatan dirumah
f. Melaksanakan usaha rehabilitasi penderita melalui asuhan keperawatan dirumah
g. Membantu tenaga professional kesehatan/keperawatan dalam penanggulangan
penyakit/masalah kesehatan mereka dirumah, rujukan kesehatan dan rujukan medik.

H. Sasaran Keperawatan Keluarga


Menurut Depkes RI 2010 sasaran keperawatan keluarga meliputi :
a) Keluarga sehat, seluruh anggota keluarga dalam kondisi tidak mempunyai masalah
kesehatan, tetapi masih memerlukan antisipasi terkait dengan siklus perkembangan
manusia dan tahapan tumbuh kembang keluarga. Fokus intervensi keperawatan terutama
pada promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.
b) Keluarga resiko tinggi dan rawan kesehatan, jika satu lebih anggota keluarga
memerlukan perhatian khusus dan memiliki kebutuhan untuk menyesuaikan diri, terkait
siklus perkembangan anggota keluarga dan keluarga dengan faktor resiko penurunan
status kesehatan.
c) Keluarga yang memerlukan tindak lanjut, merupakan keluarga yang mempunyai
masalah kesehatan dan memerlukan tindak lanjut pelayanan keperawatan atau kesehatan,
misal klien pasca hospitalisasi penyakit kronis, penyakit degenerative, tindakan
pembedahan, penyakit terminal.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keluarga terdiri atas dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan, atau adopsi. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka
tetap memperhatikan satu sama lain. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan
masing – masing mempunyai peran sosial sebagai suami, istri, anak, kakak, dan adik.
Mempunyai tujuan untuk menciptakan mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.

DAFTAR PUSTAKA
Ali.H.Zidin,2010 pengantar Keperawatan Keluarga Jakarta: EGC

Friedman,Marilyn M. dkk 2018 Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, dan Praktek
Edisi 5 Jakarta: EGC

Harmoko, 2012 Asuhan Keperawatan Keluarga Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Suprajitmo. 2014. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC

Widagdo,wahyu. 2016 Keperawatan keluarga dan komunitas. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan

Dion.Y. 2015 Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep dan Praktik. Yogyakarta: Nuha Media

Anda mungkin juga menyukai