Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

Disusun Oleh :

Larassati (1721006)

Dosen Pengampu Ns. Anita Syarifah, S.Kep, M.Kep


Program Studi Ilmu Keperawatan
STIKes Tengku Maharatu
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat, dan

anugerah-Nya kami dapat menyusun Makalah ini dengan judul “Konsep Keperawatan

Keluarga” yang diberikan oleh dosen pengampu yaitu Ns. Anita Syarifah S.Kep, M.Kep.

Tidak sedikit kesulitan yang kami alami dalam proses penyusunan makalah ini. Namun

berkat dorongan dan bantuan dari semua pihak yang terkait akhirnya makalah ini dapat

diselesaikan. Tidak lupa pada kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih kepada

Dosen yang telah membimbing saya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.

Kami membutuhkan kritik dan saran dari para pembaca untuk memperbaiki makalah di

waktu yang akan datang. Harapan kami agar makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Pekanbaru, 20 Maret 2020

Larassati

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................i

Daftar Isi............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................1

C. Tujuan Penulisan...........................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Keluarga......................................................................................3

B. Karakteristik Keluarga..................................................................................3

C. Struktur Keluarga..........................................................................................3

D. Fungsi Keluarga............................................................................................4

E. Ciri-ciri Keluarga..........................................................................................5

F. Tugas dalam Keluarga...................................................................................5

G. Pemegang Kekuasaan dalam Keluarga.........................................................6

H. Dimensi dalam Keluarga...............................................................................6

I. Konsep Proses Keperawatan Keluarga ........................................................8

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pengkajian.....................................................................................................9

B. Diagnosa........................................................................................................12

C. Intervensi.......................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Friedman (1998:54), Proses keperawatan merupakan pusat bagi semua
tindakan keperawatan, yang dapat diaplikasikan dalam situasi apa saja, dalam kerangka
referensi tertentu, konsep tertentu, teori atau falsafah.
Friedman dalam Proses keperawatan keluarga juga membagi dalam lima tahap
proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian terhadap keluarga, identifikasi masalah
keluarga dan individu atau diagnosa keperawatan, rencana perawatan, implemntasi
rencana pengerahan sumber-sumber dan evaluasi perawatan.
Dalam melakukan asuhan keperawatan kesehatan keluarga menurut Effendi
(2004) dengan melalui membina hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga yaitu
dengan mengadakan kontrak dengan keluarga, menyampaikan maksud dan tujuan, serta
minat untuk membantu keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga,
menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan – kebutuhan kesehatan
yang dirasakan keluarga dan membina komunikasi dua arah dengan keluarga.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengetian keluarga ?
2. Bagaimana Karakteristik keluarga ?
3. Bagaimana Struktur keluarga ?
4. Bagaimana Fungsi keluarga ?
5. Apa saja Ciri-ciri keluarga ?
6. Apa saja Tugas dalam keluarga ?
7. Bagaimana Pemegang kekuasaan dalam keluarga ?
8. Bagaimana Dimensi dalam keluarga ?
9. Bagaimana Proses Konsep Keperawatan keluarga ?

C. Tujuan Penulisan
1. Dapat memahami Pengertian keluarga.

1
2. Dapat memahami Karakteristik keluarga.
3. Dapat memahami Struktur keluarga.
4. Dapat memahami Fungsi keluarga.
5. Dapat memahami Ciri-ciri keluarga.
6. Dapat memahami Tugas dalam keluarga.
7. Dapat memahami Pemegang kekuasaan dalam keluarga.
8. Dapat memahami Dimensi dalam keluarga.
9. Dapat memahami Proses Konsep Keperawatan keluarga.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional, serta individu mempunyai peran masing-masing yang
merupakan bagian dari keluarga (Friedman dalam Achjar, 2010).
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau
suami istri dan anaknya, ayah dan anaknya, ibu dan anaknya (UU No. 10 dalam APD
Salvari, 2013).

B. Karakteristik keluarga
Menurut APD Salvari (2013), karakteristik keluarga sebagai berikut :
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang di ikat oleh hubungan darah, perkawinan
atau adopsi.
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain.
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran
sosial: suami, istri, anak, kakak, dan adek.
4. Mempunyai tujuan yaitu: menciptakan dan mempertahankan budaya dan
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial.

C. Struktur keluarga 
Menurut APD Salvari (2013), struktur keluarga sebagai berikut :
1. Patrilineal Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2. Matrilineal Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga saudarah istri.
4. Patrilokal Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga saudarah
suami.

3
5. Keluarga kawinan Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga dan beberapa anak saudara yang menjadi bagaian keluarga karna adanya
hubungan dengan suami istri.

D. Fungsi Keluarga
Menurut Achjar (2010), fungsi keluarga adalah sebagai berikut :
1. Fungsi Afektif
Keluarga yang saling menyayangi dan peduli terhadap anggota keluarga yang sakit
akan mempercepat proses penyembuhan. Karena adanya partisipasi dari anggota
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
2. Fungsi Sosialisasi dan Tempat Bersosialisasi
Fungsi keluarga mengembangkan dan melatih untuk berkehidupan sosial sebelum
meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain. Tidak ada batasan dalam
bersosialisasi bagi penderita dengan lingkungan akan mempengaruhi kesembuhan
penderita asalkan penderita tetap memperhatikan kondisinya. Sosialisasi sangat
diperlukan karena dapat mengurangi stress bagi penderita.
3. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan
keluarga dan juga tempat mengembangkan fungsi reproduksi secara universal,
diantaranya : seks yang sehat dan berkualitas, pendidikan seks pada anak sangat
penting.
4. Fungsi Ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti kebutuhan makan,
pakaian dan tempat untuk berlindung ( rumah) dan tempat untuk mengembangkan
kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
5. Fungsi Perawatan / Pemeliharaan Kesehatan
Berfungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di
bidang kesehatan.

4
E. Ciri-ciri keluarga
1. Terorganisir adalah : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota
keluarga.
2. Ada keterbatasan adalah : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
3. Ada perbedaan dan kekhususan adalah : setiap anggota keluarga mempunyai peranan
dan fungsi-masing-masing (APD Salvari, 2013).

F. Tugas keluarga di bidang Kesehatan


Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas di dalam
bidang kesehatan yang perlu di pahami dan dilakukan. Ada 5 tugas keluarga  dalam
bidang kesehatan yang harus di lakukan( Fridman dalam Achjar, 2010).
1. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya perubahan sekecil apapun yang di
alami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab
keluarga, maka apabila menyadari adanya perubahan perlu segera di catat kapan
terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan seberapa perubahannya.
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini
merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai
dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siap diantara keluarga yang
mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka
segeralah melakukan tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi
atau bahkan bisa teratasi. Jika keluarga mempuyai keterbatasan agar meminta bantuan
orang lain dilingkungan sekitar keluarga.
3. Memberikan keperawatan anggota keluarga yang sakit  atau yang tidak dapat
membatu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu mudah. Perawat ini dapat di
lakukan di rumah apabila keluarga mempunyai kemampuan melakukan tindakan
untuk pertolongan pertama atau ke pelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan
lanjutan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi (Suparyanto , 2012).
4. Memodifikasi lingkungan keluarga seperti pentingnya hygiene sanitasi bagi keluarga,
upaya pencegahan penyakit yang dilakukan keluarga, upaya pemeliharaan lingkungan

5
yang dilakukan keluarga, kekompakan anggota keluarga dalam menata lingkungan
dalam dan luar rumah yang berdampak pada kesehatan keluarga.
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan, seperti kepercayaan keluarga terhadap
petugas kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan, keberadaan fasilitas kesehatan
yang ada, keuntungan keluarga terhadap pengunaan fasilitas kesehatan, apakah
pelayanan kesehatan terjangkau oleh keluarga, adakah pengalaman yang kurang baik
dipersepsikan keluarga (Achjar, 2010)

G. Pemegang kekuasaan dalam keluarga


1. Patrikal, yaitu yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak
ayah.
2. Matrikal, yaitu yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak
ibu.
3. Equaltarial, yaitu yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan ibu
(APD Salvari, 2013).

H. Dimensi dasar struktur keluarga


Menurut APD Salvari  (2013), dimensi dasar struktur keluarga sebagi berikut :
1. Pola dan proses komunikasi :
a. Bersifat terbuka dan jujur.
b. Selalu menyelesaikan konflik keluarga.
c. Berpikiran positif.
d. Tidak mengulang-ulang issu dan pendapat sendiri.
2. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang
diberikan dapat bersifat format dan informat. Peranan dalam keluarga terdiri dari
ayah, ibu, dan anak.
3. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan dari individu untuk mengendalikan atau
mempengaruhi untuk mengubah perilaku orang lain kearah positif.
Tipe struktur kekuatan :

6
a. Legitimate power (hak)
b. Referent power (ditiru)
c. Expert power (keahlian)
d. Reward power (hadiah)
e. Coercive power (paksa)
f. Affective power.
4. Nila-nilai keluarga
a. Nilai, merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau
tidak mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga jaga
merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan
peraturan.
b. Norma, adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem
nilai dalam keluarga.
c. Budaya, adalah kumpulan dari perilaku yang dapat dipelajari, di bagi dan
ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.

7
BAB III

KONSEP PROSES ASUHAN KEPERAWATAN KELUARAGA.

A. Pengertian
Perawat keluarga adalah perawat yang berperan membantu individu dan keluarga
untuk menghadapi penyakit dan disabilitas kronik dengan meluangkan sebgaian waktu
bekerja di rumah pasien dan bersama keluarganya. Keperawatan keluarga dititikberatkan
pada kinerja perawat bersama dengan keluarga karena keluarga merupakan subyek.

B. Tujuan
a. Tujuan keperawatan keluarga menurut WHO di europe yang merupakan praktek
keperawatan yang paling rmodern saat ini adalah :
1. Promoting and protecting people health.Merupakan perubahan pradigma dari cure
menjadi care melalui tindakan preventif.
2. Mengurangi kejadian dan penderitaan akibat penyakit .
b. Peran perawat keluarga menurut WHO Europe tahun 2000 adalah :
1. Health educator (pemberi pendidikan kesehatan)
2. Coordinator (Conector) mengatur perencanaan program-program atau merancang
intervensi yang akan dilaksanakan. Contoh merencanakan klien untuk dirujuk ke
tim medis lain.
3. Provider / caregiver, memberikan pelayanan kesehatan secara langsung.
4. Health Promotion (home care & home visit)
5. Consultant, penasehat dan memberi saran jika diminta oleh klien
6. Collaborator, berkolaborasi dengan tim medis lain untuk tujuan kesembuhan
klien.
7. Fasilitator, contohnya memfasilitasi keluarga yang kurang mampu untuk
memperoleh jamkesmas.
8. Case founder, penemu kasus
9. Enviromental modifier, memodifikasi lingkungan baik berupa fisik, psikis,
maupun perilaku dan gaya hidup.

8
C. Proses Asuhan Keperawatan Keluarga
Friedman (1998: 55) menjelakan proses asuhan keperawatan keluarga terdiri dari lima
langkah dasar meliputi :
1. Pengkajian
Menurut Suprajitno (2004:29) pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang
perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang
dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan
keluarga. Agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan
keluarga, perawat diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan
sehari-hari), lugas dan sederhana (Suprajitno: 2004).
Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan informasi
dengan cara sistematis dengan menggunakan suatu alat pengkajian keluarga,
diklasifikasikan dan dianalisa (Friendman, 1998: 56)
a. Pengumpulan data
1) Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal, dan 
tipe keluarga.
2) Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga
o Kebiasaan makan, kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang
dikosumsi oleh Keluarga. Untuk penderita stroke biasanya mengkonsumsi
makanan yang bayak menandung garam, zat pengawet, serta emosi yang
tinggi
o Pemanfaatan fasilitas kesehatan
o Pengobatan tradisional, karena penderita stroke memiliki kecenderungan
tensi tinggi, keluarga bisa memanfaatkan pengobatan tradisional dengan
minum air ketimun yang dijus sehari dua kali pagi dan sore.
3) Status Sosial Ekonomi
o Pendidikan, tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi keluarga dalam
mengenal hipertensi beserta pengelolaannya. berpengaruh pula terhadap
pola pikir  dan kemampuan untuk mengambil keputusan dalam mengatasi
masalah dangan tepat dan benar.

9
o Pekerjaan dan Penghasilan, penghasilan yang tidak seimbang juga
berpengaruh terhadap keluarga dalam melakukan pengobatan dan
perawatan pada angota keluarga yang sakit salah satunya disebabkan
karena hipertensi. Menurut (Effendy,1998) mengemukakan bahwa
ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit
salah satunya disebabkan karena tidak seimbangnya sumber-sumber yang
ada pada keluarga.
4) Tingkat perkembangandan riwayat keluarga
Menurut Friedmen (1998:125), riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini.
termasuk riwayat perkembangan dan kejadian serta pengalaman kesehatan
yang unik atau berkaitan dengan kesehatan yang terjadi dalam kehidupan
keluarga yang belum terpenuhi berpengaruh terhadap psikologis seseorang
yang dapat mengakibatkan kecemasan.
5) Aktiftas, aktifitas fisik yang keras dapat menambah terjadinya peningkatan
tekanan darah. Serangan hipertensi dapat timbul sesudah atau waktu
melakukan kegiatan fisik, seperti olah raga (Friedman, 1998:9).
6) Data Lingkungan
o Karakteristik rumah, cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik
seperti lantai rumah, penerangan dan fentilasi yang baik dapat
mengurangai faktor penyebab terjadinya cedera pada penderita stroke fase
rehabilitasi.
o Karakteristik Lingkungan, menurut (friedman,1998 :22) derajad kesehatan
dipengaruhi oleh lingkungan. Ketenangan lingkungan sangat
mempengaruhi derajat kesehatan tidak terkecuali pada hipertensi
7) Struktur Keluarga
o Pola komunikasi, menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat
dengan pasien adalah berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi
teurapetik merupakan suatu tekhnik diman usaha mengajak pasien dan
keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan. Tekhnik tersebut mencakup
ketrampilan secara verbal maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian
yang tinggi.

10
o Struktur Kekuasaan, kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam
kondisi kesehatan, kekuasaan yang otoriter dapat menyebabkan stress
psikologik yang mempengaruhi dalam tekanan darah pasien stroke.
o Struktur peran, menurut Friedman(1998), anggota keluarga menerima dan
konsisten terhadap peran yang dilakukan, maka ini akan membuat anggota
keluarga puas atau tidak ada konflik dalam peran, dan sebaliknya bila
peran tidak dapat diterima dan tidak sesuai dengan harapan maka akan
mengakibatkan ketegangan dalam keluarga.
8) Fungsi Keluarga
o Fungsi afektif, keluarga yang tidak menghargai anggota keluarganya yang
menderita hipertensi, maka akan menimbulkan stressor tersendiri bagi
penderita. Hal ini akan menimbulkan suatu keadaan yang dapat menambah
seringnya terjadi serangan hipertensi karena kurangnya partisipasi
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit (Friedman, 1998).
o Fungsi sosialisasi, keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarga
yang menderita stroke dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
Bila keluarga tidak memberikan kebebasan pada anggotanya, maka akan
mengakibatkan anggota keluarga menjadi sepi. Keadaan ini mengancam
status emosi menjadi labil dan mudah stress.
o Fungsi kesehatan, menurut suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan
melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah
untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah.
o Pola istirahat tidur, istirahat tidur seseorang akan terganggu manakala
sedang mengalami masalah yang belum terselesaikan.
9) Pemeriksaan fisik anggota keluarga, Sebagaimana prosedur pengkajian yang
komprehensif, pemeriksaan fisik juga dilakukan menyeluruh dari ujung
rambut sampai kuku untuk semua anggota keluarga. Setelah ditemukan
masalah kesehatan, pemeriksaan fisik lebih terfokuskan.
10) Koping keluarga, bila ada stressor yang muncul dalam keluarga, sedangkan
koping keluarga tidak efektif, maka ini akan menjadi stress anggota keluarga
yang berkepanjangan.

11
2. Diagnosa keperawatan
Menurut APD Salvari, (20013) Diagnosa  keperawatan adalah pernyataan
yang menggambarkan respon manusia atas perubahan pola interaksi potensial atau
aktual individu. Perawat secara legal dapat mengidentifikasi dan menyusun intervensi
masalah keperawatan. Kolaburasi dan koordinasi dengan anggota tim lain merupakan
keharusan untuk menghindari kebingungan anggota akan kurangnya pelayanan
kesehatan. Dalam diagnosa  keperawatan meliputi sebagai berikut :
a. Problem atau masalah
Suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh
keluarga aatau anggota keluarga.
b. Etiologi
Suatu pernyataan yang dapat menyebabkan masalah dengan mengacu kepada lima
tugas keluarga yaitu :
1) Mengenal masalah kesehatan keluarga
2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
4) Mempertahankan suasana rumah yang sehat.
5) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.

Secara umum faktor-faktor  yang berhubungan atau etiologi dari diagnosis


keperawatan keluarga adalah :

o Ketidaktahuan (kurangnya pengetahuan, pemahaman, kesalahan persepsi).


o Ketidakmauan (sikap dan motivasi).
o Dan ketidak mampuan (kurangnya keterampilan terhadap suatu prosedur atau
tindakan, kurangnya sumber daya keluarga baik finansial, fasilitas, system
pendukung, lingkungan fisik dan psikologis).
c. Symtom
Sekumpulan data subyektif dan objektif yang diperoleh perawatan dari keluarga
secara langsung atau tidak langsung. Tipologi diagnosis keperawatan keluarga
dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu:

12
1) Diagnosis actual adalah masalah keperwatan yang sedang dialami oleh
keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat.
2) Diagnosis resiko / resiko tinggi adalah masalah keperawatan yang belum
terjadi, tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan actual dapat terjadi
dengan cepat apabila tidak segera mendapat bantuan perawat.
3) Diagnosis potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga ketika
keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai
sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat ditingkatkan.

Prioritas Diagnosa Keperawatan :

Proses scoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh Bailon dan
Maglaya, 1978.

No Kriteria Skor Bobot

1 Sifat masalah : 1

·         Tidak/kurang sehat. 3

·         Ancaman kesehatan. 2

·         Krisis atau keadaan sejahtera. 1

2 Kemungkinan masalah dapat diubah : 2

·         Dengan mudah. 2

·         Hanya sebagian. 1

·         Tidak dapat. 0

3 Potensial masalah untuk dicegah : 1

·         Tinggi. 3

·         Cukup. 2

·         Rendah. 1

4 Menonjolnya masalah : 1

13
·         Masalah  berat harus segera 2
ditangani
1
·         Ada masalah, tetapi tidak perlu
harus segera ditangani

·         Masalah tidak dirasakan 0

Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnose keperawatan:

1) Tentukan skor untuk setiap criteria yang dibuat.


2) Selanjutnya dibagi dengan angka yang tertinggi dan dikalikan dengan bobot
3) Jumlah skor untuk semua kriteria (skor tertinngi sama dengan jumlah bobot,
yaitu 5).

3. Perencanaan Keperawatan  keluarga


Menurut APD Salvari (2013), Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan
tindakan yang ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam memecahkan
masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi dari masalah
keperawatan yang sering muncul. Langkah-langkah dalam rencana keperawatan
keluarga adalah :
a. Menentukan sasaran atau goal
Sasaran adalah tujuan umum yang merupakan tujuan akhir yang akan dicapai
melalui segala upaya, dimana masalah (Problem) digunakan untuk merumuskan
tujuan akhir (TUM)
b. Menentukan tujuan atau objektif
Objektif merupakan pernyataan yang lebih spesifik atau lebih terperinci tentang
hasil yang diharapkan dari tindakan perawatan yang akan dilakukan, dimana
penyebab (Etiologi) digunakan untuk merumuskan tujuan (TUK).
c. Menentukan pendekatan dan tindakan keperawatan yang akan dilakukan.
Dalam memilih tindakan keperawatan sangat tergantung kepada sifat masalah dan
sumber-sumber yang tersedia untuk memecahkan masalah.
d. Menentukan kriteria dan standart criteria

14
Kriteria merupakan tanda atau indicator yang digunakan untuk mengukur
pencapaian tujuan, sedanhgkan standart menunjukkan tingkat performance yang
diinginkan untuk membandingkan bahwa perilaku yang menjadi tujuan tindakan
keperawatan telah tercapai.
Standart mengacu kepada lima tugas keluarga sedangkan kriteria mengacu kepada
3 hal, yaitu :
1) Pengetahuan (Kognitif)Intervensi, ini ditujukan untuk memberikan informasi,
gagasan, motivasi, dan saran kepada keluarga sebagai target asuhan
keperawatan keluarga.
2) Sikap (Afektif), intervensi ini ditujukan untuk membantu keluarga dalam
berespon emosional, sehingga dalam keluarga terdapat sikap terhadap masalah
yang dihadapi
3) Tindakan (Psikomotor), intervensi ini ditujukan untuk membantu anggota
keluarga dalam perubahan perilaku yang merugikan keperilaku yang
menguntungkan.

Hal penting dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan adalah :

1. Tujuann hendaknya logis, sesuai masalah dan mempunyai jangka waktu


yang sesuai dengan kondisi klien.
2. Kriteria hasil hendaknya dapat diukur.
3. Rencana tindakan disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang dimiliki
oleh keluarga dan mengarah kepada kemandirian klien sehingga tingkat
ketergantungan dapat diminimalisasi
4. Pelaksanaan, pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses
keperawatan keluarga dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk
membangkitkan minat keluarga untuk mendapatkan perbaikan ke arah
perilaku hidup sehat. Pelaksanaan tindakan keperawatn keluarga
didasarkan kepada asuhan keperawatan yang telah disusun.
5. Tahap Evaluasi, evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan
antara hasil, implementasi dengan kriteria dan standar yang telah

15
ditetapkan untuk melihat keberhasilan bila hasil dan evaluasi tidak
berhasil sebagian perlu disusun rencana keperawatan yang baru.
Metode evaluasi keperawatan, yaitu :
a. Evaluasi formatif (proses), adalah evaluasi yang dilakukan selama
proses asuhan keperawatan dan bertujuan untuk menilai hasil
implementasi secara bertahap sesuai dengan kegiatan yang dilakukan,
system penulisan evaluasi formatif ini biasanya ditulis dalam catatan
kemajuan atau menggunakan system SOAP.
b. Evaluasi sumatif (hasil), adalah evaluasi akhir yang bertujuan untuk
menilai secara keseluruhan, sistem penulisan evaluasi sumatif ini
dalam bentuk catatan naratif atau laporan ringkasan.

DAFTAR PUSTAKA

16
Achjar, K. (2010). Aplikasi Praktek Perkesmas Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta. CV.
Sagung Seto.

APD Salvari, G , (2013). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta. TIM.

Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi 3. Jakarta: EGC

Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakata: EGC.

17

Anda mungkin juga menyukai