Anda di halaman 1dari 14

PENTIGNYA MENGENAL 8 (DELAPAN) FUNGSI KELUARGA

DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Oleh:
SAIFULLAH, S.Sos
NIP. 19650817 200701 1 016
KECAMATAN CERMEE
KABUPATEN BONDOWOSO

PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA


BERENCANA NASIONAL
TAHUN 2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................... I

BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 2
C. Tujuan..................................................................................................... 2

BAB II LINGKUNGAN KELUARGA............................................................. 3

A. Pengertian Keluarga............................................................................... 3
B. Proses Terbentuknya Keluarga.............................................................. 4
C. Karakterisitik Keluarga.......................................................................... 5
D. Fungsi-fungsi Keluarga......................................................................... 6

BAB III KESIMPULAN................................................................................... 9

A. Kesimpulan........................................................................................... 9
B. Saran..................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat terbentuk berdasarkan

sukarela dan cinta yang asasi antara dua subyek manusia (suami-istri).

Berdasarkan asas cinta kasih yang asasi ini lahirlah anak sebagai generasi

penerus. Keluarga dengan cinta kasih dan pengabdian yang luhur membina

kehidupan kepribadian sang anak. Oleh Ki Hajar Dewantara dikatakan

supaya orang tua (sebagai pendidik) mengabdi kepada anak.

Sebagai lembaga terkecil dalam masyarkat, keluarga memegang peranan

yang sangat luas dalam membina kehidupan dan kepribadian sosial anak.

Sesungguhnya dapat dikatakan bahwa keluarga adalah tahap pertama

lembaga-lembaga penting sosial dan dalam tingkat yang sangat tinggi; ia

berkaitan erat dengan peradaban, transformasi warisan, dan pertumbuhan

serta perkembangan umat manusia. Secara keseluruhan, semua tradisi,

keyakinan sopan santun, sifat-sifat individu dan sosial, ditransfer lewat

keluarga kepada generasi-generasi berikutnya.

Para pakar meyakini bahwa keluarga adalah lingkungan pertama dimana jiwa

dan raga anak akan mengalami pertumbuhan dan kesempurnaan. Untuk

itulah ia memainkan peran yang amat mendasar dalam menciptakan

kesehatan kepribadian anak dan remaja. Tentu saja pada status sosial dan

ekonomi keluarga di tengah masyarakat, berpengaruh pula pada berpikir dan

kebiasaan-kebiasaan anak. Dengan demikian, berdasarkan bentuk dan cara-

cara interaksi keluarga dan masyarakat, anak akan memperoleh suasana yang

lebih baik, atau sebaliknya akan memperoleh efek yang buruk darinya. Pada

1
tanggal 15 Mei sebagai Hari Keluarga Sedunia, menekankan pentingnya

keluarga sebagai lembaga masyarkat yang paling mulia dan paling penting

dalam membentuk generasi-generasi beragama, berakhlak mulia, cerdas dan

berkepribadian yang kuat. Keluarga sekaligus merupakan landasan yang kuat

dan kokoh untuk mendidik dan menciptakan anak-anak yang sehat dan kuat.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah tersebut dapat kita pahami bahwa, lingkungan

keluarga mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam pembentukan

kepribadian anak. Oleh karena itu, penulis memilih judul, “PENGARUH

LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPRIBADIAN ANAK”.

Penulis berharap mudah-mudahan Karya Tulis Ilmiah ini dapat membantu

para orang tua di dalam tugasnya sebagai pendidik dalam keluarga.

C. Tujuan

Dengan dilaksanakannya 8 fungsi keluarga, diharapkan keluarga Indonesia

dapat menjadi keluarga sejahtera secara ekonomi yang berkualitas.

Implementasi 8 fungsi keluarga tersebut juga bertujuan untuk menghindari

pernikahan usia dini, pencegahan HIV/AIDS, menghindari kenakalan remaja,

penyalahgunaan narkoba dan lainnya.


BAB II

LINGKUNGAN KELUARGA

A. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah lembaga sosial satu-satunya yang terdiri dari beberapa

orang (dua atau lebih) yang terlibat dalam emosi (memandang satu sama lain

sebagai kewajiban, perasaan biasa, berbagai kewajiban tertentu berjodoh

dengan kasih sayang) satu sama lain dan hidup dekat dalam poksimitas

geografis unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan anak

yang mempunyai ikatan perkawinan dan hubungan darah yang tinggal dalam

satu rumah. Menurut Horton (1999), suatu keluarga mungkin merupakan

suatu kelompok yang mempunyai nenek moyang yang sama, suatu kelompok

kekerabatan yang disatukan oleh darah atau perkawinan dan sebagainya.

Sedangkan Friedman (1998), menjelaskan bahwa keluarga adalah dua atau

lebih individu yang tergabung karena ikatan tertentu untuk saling membagi

pengalaman dan melakukan pendekatan emosional, serta mengidentifikasi diri

mereka sebagai bagian dari keluarga. Untuk memahami lebih lanjut tentang

keluarga maka kita harus memahami terlebih dahulu tentang pengertian

keluarga. Menurut pandangan sosiologis, keluarga dapat diartikan dua macam

yaitu:

1. Dalam Arti Sempit

Keluarga dalam arti ini hanya terdiri atas ayah, ibu, dan anak. Keluarga

semacam ini disebut keluarga inti atau keluarga batin (nuclear family).
2. Dalam Arti Luas

Keluarga dalam arti ini meliput semua pihak yang ada hubungan darah

atau keturunan. Jadi, bukan hanya terdiri atas ayah, ibu dan anaktetapi

juga meliputi kakek, nenek, paman, bibi, keponakan, dan sebagainya.

Di dalam keluarga orientasi ini terjadi interaksi antara anggota-anggota

keluarga tersebut. Berbeda dengan keluarga biologis, maka dalam keluarga

orientasi hubungan yang terjadi dapat terputus atau berubah dari waktu ke

waktu, keluarga merupakan satuan sosial yang paling dasar dan terkecil di

dalam masyarakat. Keluarga dapat hanya terdiri atas dua orang, yaitu suami

dan istri, atau ditambah dengan adanya anak-anak, baik yang dilahirkan

ataupun yang diadopsi.

B. Proses Terbentuknya Keluarga

Pada umumnya terbentuknya sebuah keluarga dimulai dari saling kenal

antara seorang pria dengan seorang wanita. Dari perkenalan kemudian

meningkat menjadi pertemuan-pertemuan yang rutin. Dalam masa-masa

pertemuan itu ada janji-janji yang diucapkan, perjanjian tersebut kemudian

diresmikan dalam sebuah pertunangan dan akhirnya janji-janji itu

dilaksanakan dalam sebuah perkawinan. Apabila diurutkan tahapan-

tahapannya, maka terbentuknya sebuah keluarga akan melalui beberapa tahap

sebagai berikut :

1. Tahap formatif atau pre-nuptual; yaitu suatu masa persiapan sebelum

dilangsungkannya perkawinan yang ditandai dengan meningkatnya

keintiman antara pria dan wanita, dan disertai dengan pertimbangan-

pertimbangan ekonomi dan sosial. Tahap ini antara lain meliputi

peminangan (pelamaran) dan pertunangan. Dalam tahap ini pihak

laki-laki memberikan bingkisan kepada pihak wanita berupa pengikat.


2. Tahap perkawinan atau nuptial-stage; yaitu tahap ketika

dilangsungkannya pernikahan dan sesudah tetapi sebelum

dilahirkannya anak – anak. Tahap ini merupakan awal dari sebuah

keluarga yang sesungguhnya, yaitu kehidupan bersama laki-laki dan

wanita dalam suatu ikatan perkawinan, penciptaan suasana rumah,

pembangkitan pengalaman baru, penciptaan sikap baru, pendirian

tempat tingggal baru dan seterusnya.

3. Tahap pemeliharaan anak-anak atau child rearing stage; tingkatan ini

sesungguhnya merupakan sebuah bangunan keluarga. Ikatan yang

utama pada taham ini adalah anak-anak yang merupakan buah ikatan

perkawinan.

4. Tahap keluarga dewasa atau maturity stage; tahap ini tercapai ketika

dalam suatu keluarga anak-anak yang dilahirkan dan dipelihara telah

mampu berdiri sendiri dan membentuk keluarga baru.

C. Karektiristik Keluarga

Menurut Burgess dan Locke ada empat karakteristik keluarga sebagai

berikut :

1. Keluarga adalah susunan orang yang disatukan oleh ikatan

perkawinan darah, anak atau adopsi. Hasil dari ikatan perkawinan

adalah lahirnya anak-anak, mereka juga merupakan anggota yang

mendapatkan perlindungan, pengakuan serta prestise keluarga.

2. Anggota keluarga ditandai dengan hidup bersama di bawah satu

atap yang merupakan satu susunan rumah tangga atau

“household”.

3. Keluarga merupakan satuan terkecil yang terdiri atas orang-orang

yang berinteraksi dan berkomunikasi sehingga menciptakan


peranan sosial bagi suami, istri, ayah, ibu, putra (anak laki-laki),

putri (anak perempuan), kakak laki-laki, kakak perempuan, adik

laki- laki dan adik perempuan.

4. Keluarga adalah memelihara suatu kebudayaan bersama, yang

pada dasarnya diperoleh dari masyarakat. Suatu kebudayaan akan

mempunyai kebudayaan sendiri dan dapat membedakannya dari

keluarga yang lain.

D. Fungsi-fungsi Keluarga

Keluarga merupakan fokus umum dari pola lembaga social, lindungi

keluarga dari Covid19. Hampir dalam setiap masyarakat keluarga

merupakan pusat kehidupan secara individual, dimana di dalamnya

terdapat hubungan yang intim dalam derajat yang tinggi. Terlepas dari

persoalan hubungan yang inti ini, keluarga mempunyai sejumlah fungsi

yang sesuai dengan harapan-harapan masyarakat. Fungsi-fungsi dari

keluarga itu adalah meliputi :

1. Fungsi Agama

Keluarga menjadi tempat dimana nilai agama diberikan, diajarkan,

dan dipraktikkan. Disini, orangtua berperan menanamkan nilai agama

sekaligus memberi identitas agama kepada anak dan. Keluarga yang

berhasil menerapkan nilai-nilai agama melalui contoh dalam

kehidupan sehari-hari di era Pandemi Covid19 mampu memberikan

fondasi yang kuat tentang iman dan memberikan suatu arahan untuk

mencegah Covid19 bagi setiap anggota keluarganya.

2. Fungsi Kasih Sayang

Sejak bayi dilahirkan, sejak itu pula ia mengenal kasih saying,

sayangi keluarga hindari keluarga dari Covid19. Perasaan disayangi


sangat penting bagi seorang anak, karena kelak ia akan tumbuh

menjadi seseorang yang mampu menyayangi pula. Hal ini akan

menjadi modal bagi semua anggota keluarga untuk menumbuhkan

rasa kasih sayang dalam konteks yang lebih luas dengan catatan tetap

selalu menjaga kesehatan di era Pandemi Covid19 dan mampu

mengurangi munculnya bibit permusuhan dan anarkisme dalam

masyarakat.

3. Fungsi Perlindungan

Idealnya, keluarga mampu menjadi tempat yang membuat anggotanya

merasa aman dari Covid19 dan tentram. Karena itu, Lindugi keluarga

dari Covid19 dan seburuk apapun konflik yang terjadi di dalam

keluarga, hindari terjadinya tindak kekerasan verbal maupun fisik,

diskriminasi, dan pemaksaan kehendak.

4. Fungsi Sosial Budaya

Keluarga juga punya peran penting dalam memperkenalkan anak

kepada nilai-nilai sosial budaya yang ada di masyarakat namun di era

Pandemi Covid19 Kita tetap harus waspada dengan adanya virus ini.

Terlebih lagi di Indonesia, sopan santun sangat dijunjung tinggi,

dengan berbagai macam norma, adat istiadat, dan budi pekerti yang

berlaku di masyarakat. Dari anggota keluarga yang lebih tua lah anak

bisa belajar bagaimana harus bersikap terhadap orang yang lebih tua

dan mempelajari hal-hal yang pantas dan tidak pantas dalam

budayanya.

5. Fungsi Reproduksi

Salah satu tujuan sebagian besar umat manusia untuk berkeluarga

adalah untuk mendapatkan keturunan, tapi di era Pandemi COVID19

ini maka perlu juga tentang bagaimana cara mencegah kehamilan dari
COVID19 ini. Melalui pernikahan yang sah, keluarga menjadi entitas

yang mampu menghasilkan generasi penerus bangsa. Pendidikan seks

sejak dini dan sikap menghargai lawan jenis perlu ditanamkan dalam

keluarga.

6. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan

Keluarga menjadi tempat pertama seorang anak belajar bersosialisasi

dengan orang lain, yaitu orangtua dan saudara-saudaranya, dengan

adanya Covid19 kita juga harus memberikan arahan kepada anak agar

dapat menjaga dirinya terhadap Covid19 ini. Di dalam keluarga pula

proses pendidikan untuk pertama kalinya diterima oleh anak.

Semua ini disebabkan oleh interaksi intensif yang terjadi sehingga

proses pendidikan terjadi secara natural dan efektif.

7. Fungis Ekonomi

Kondisi ekonomi sebuah keluarga biasanya mempengaruhi

keharmonisan keluarga. Karena itu, di era Pandemi Covid19 ini kita

mengajarkan anak untuk berhemat dan menumbuhkan jiwa wirausaha

akan membuat mereka kelak dapat cerdas secara finansial.

8. Fungsi Rekreasi

Gaya hidup ramah lingkungan dapat terwujud jika ditanamkan sejak

dini dalam keluarga. Dengan adanya Covid19 ini kita terapkan

kebiasaan peduli dengan lingkungan sekitar seperti tetangga dan

masyarakat secara umum dan menjaga lingkungan tetap selalu bersih.

Tanamkan sifat cinta lingkungan, tidak memboroskan listrik, air

bersih, makanan, juga membiasakan untuk membuang sampah pada

tempatnya agar tehindar dari Wabah Covid19 ini, karena hanya dari

alam lah kita dapat hidup.


BAB III
KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa keluarga merupakan satuan

sosial yang paling dasar dan terkecil di dalam masyarakat. Keluarga

dapat hanya terdiri atas dua orang, yaitu suami dan istri, atau ditambah

dengan adanya anak-anak, baik yang dilahirkan ataupun diadopsi.

Lingungan keluarga mempunyai peranan yang sangat penting dan

mendasar dalam rangka membentuk kepribadian anak yang tangguh

aplagi di era pandemi COVID19 ini membawa pengaruh kepada

lingkungan.

Orang tua dalam mendidik putra-putrinya dalam lingkungan keluarga

dapat memberi contoh, seperti apa yang telah dilakukan oleh kepala

keluarga dan ibu rumah tangga dalam mendidik anak-anaknya, karena di

dalamnya telah mencakup pendidikan agama, akhlak, jasmani, dan

pendidikan sosial. kepala keluarga dan ibu rumah tangga mendidik

anaknya diantaranya dengan mulai bersyukur kepada Allah dan

bijaksana dalam segala hal, kemudian yang dididik dan dinasehatkan

kepada anaknya adalah kebulatan iman kepada Allah semata, akhlak dan

sopan santun terhadap orang tua dan kepada semua manusia serta taat

beribadah.

Pendidikan sosial berdasarkan tuntunan Islam juga harus diajarkan

kepada anak sejak dini, diantaranya rasa persaudaraan, saling mencintai,

saling mengasihi, hormat menghormati, bekerja sama, tolong menolong

dan sebagainya. Bila anak mendapat pendidikan sosial yang baik,

mereka dari pengaruh-pengaruh yang negatif.


Pembentukan kepribadian terjadi dalam masa yang panjang, mulai sejak

dalam kandungan sampai anak berumur lebih kurang 21 tahun.

Kepribadian merupakan suatu mekanisme yang mengendalikan dan

mengarahkan sikap dan perilaku seseorang. Apabila kepribadian seorang

anak kuat, maka sikapnya tegas, tidak mudah terpengaruh oleh bujukan

dan faktor-faktor yang datang dari luar serta ia bertanggung jawab atas

ucapan dan perbuatannya.

B. SARAN

Pendidikan di lingkungan keluarga mempunyai peranan yang sangat

penting dan fundamental dalam rangka pembentukan kepribadian anak.

Dengan pendidikan yang baik, terarah dan berkesinambungan akan

menghasilkan pribadi-pribadi yang kuat, tegas dan bertanggung jawab. Hal-

hal yang perlu diperhatikan diantaranya :

1. Orang tua harus membimbing anak dalam belajar, kalau berhasil

berilah hadiah atau pujian dan bila lengah berilah teguran sehingga

anak merasa diperhatikan.

2. Arahkan anak dalam memilih pergaulan jangan sampai salah memilih

pergaulan.

3. Didiklah anak seperti apa yang telah dilakukan oleh Luqman, meliputi

pendidikan agama, akhlak, jasmani, dan pendidikan sosial.

4. Orang tua hendaknya membantu anak dalam perkembangan

kepribadiannya, arahkanlah pada hal-hal yang positif sehingga anak

mempunyai kepribadian yang cakap, kuat, tegas, dan bertanggung

jawab.

Oleh karena itu, orang tua harus memperhatikan setiap perkembangan atau

perubahan yang ada pada diri anak. Sebab bila anak mempunyai
kepribadian lemah, maka ia akan mudah terombang-ambing oleh berbagai

faktor dan pengaruh dari luar.


DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, Elisabeth.1993. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang


Rentang Kehidupan, Edisi kelim. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Jurnal PsikoIslamika VII. Fakultas Psikologi: UIN Malang.

Landis, Judson dkk. 1963. Building a Succsessfull Marriage. Fourth Edition :


Barkeley: Prentice Hall, Inc.

Maholtra Anju. 1997. Gender and The Timing of Marriage: Rural- Urban
Differences
in Java. Journal Marriage and Family.

Papalia, Diane E. and Olds, Sally Wendkos. 1986. Human Development:


NewYork

Anda mungkin juga menyukai